Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP MANAJEMEN TERPADU

BALITA SAKIT (MTBS)

A. Definisi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)


Manajemen terpadu balita sakit (MTBS) merupakan sebuah
program yang bersifat menyeluruh dalam menangani balita sakit yang
datang ke pelayanan kesehatan dasar. MTBS merupakan suatu strategi
untuk mengurangi mortalitas dan mordibitas dikaitkan dengan penyebab
utama penyakit pada balita. Strategi ini memadukan pelayanan terhadap
balita sakit dengan cara memadukan intervensi yang terpisah menjadi satu
paket tunggal (integrted Manajement of childhoad Illness). Pada dasarnya
metode ini merupakan sebuah strategi menurunkan kematian melalui tiga
komponen utama yaitu, dengan meningkatkan keterampilan petugas
kesehatan, meningkatkan dukungan sistem kesehatan, dan meningkatkan
kemampuan keluarga dan masyarakat.
MTBS merupakan suatu pendekatan keterampilan dalam
tatalaksana balita sakit yang datang berobat kefasilitas rawat jalan
pelayanan kesehatan dasar meliputi upaya kuratif terhadap penyakit
pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi, dan upaya
promotif dan preventif yang meliputi imunisasi, pemberian vitamain A dan
konseling pemberian makan. Dalam menangani balita sakit, tenaga
kesehatan terutama perawat yang berada dipelayanan dasar dilatih untuk
menerapkan pendekatan MBTS secara aktif dan terstruktur yakni:
1. Melakukan penilaian adanya tanda-tanda gejala penyakit
dengan cara tanya, lihat, dengar, raba.
2. Membuat klasifikasi dengan menentukan tindakan serta
mengobati anak.
3. Memberikan konseling dan pelayanan tindak lanjut pada saat
kunjungan ulang (Yulia,2015).

B. Sejarah Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

1|Azmil Ihsan
7 0 9 0 0 11 9 0 1 4
Strategi MTBS mulai diperkenalkan di Indonesia oleh WHO pada
tahun 1996. Pada tahun 1997 Depkes RI bekerjasama dengan WHO dan
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melakukan adaptasi modul MTBS
WHO. Modul tersebut digunakan dalam pelatihan pada bulan November
1997 dengan pelatih dari SEARO. Sejak itu penerapan MTBS di Indonesia
berkembang secara bertahap dan up-date modul MTBS dilakukan secara
berkala sesuai perkembangan program kesehatan di Depkes dan ilmu
kesehatan anak melalui IDAI.
Hingga akhir tahun 2009, penerapan MTBS telah mencakup 33
provinsi, namun belum seluruh Puskesmas mampu menerapkan karena
berbagai sebab: belum adanya tenaga kesehatan di Puskesmasnya yang
sudah terlatih MTBS, sudah ada tenaga kesehatan terlatih tetapi sarana dan
prasarana belum siap, belum adanya komitmen dari Pimpinan Puskesmas,
dll. Menurut data laporan rutin yang dihimpun dari Dinas Kesehatan
provinsi seluruh Indonesia melalui Pertemuan Nasional Program
Kesehatan Anak tahun 2010, jumlah Puskesmas yang melaksanakan
MTBS hingga akhir tahun 2009 sebesar 51,55%. Puskesmas dikatakan
sudah menerapkan MTBS bila memenuhi kriteria sudah melaksanakan
(melakukan pendekatan memakai MTBS) pada minimal 60% dari jumlah
kunjungan balita sakit di Puskesmas tersebut.
MTBS bukan merupakan program kesehatan, tetapi suatu standar
pelayanan dan tatalaksana balita sakit secara terpadu di fasilitas kesehatan
tingkat dasar. WHO memperkenalkan konsep pendekatan MTBS dimana
merupakan strategi upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
menurunkan angka kematian dan kesakitan bayi dan anak balita di negara-
negara berkembang.
Komponen dalam penerapan strategi MTBS yaitu:
1. Komponen I: Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam
tatalaksana kasus balita sakit (selain dokter, petugas kesehatan non-
dokter dapat pula memeriksa dan menangani pasien asalkan sudah
dilatih).

2|Azmil Ihsan
7 0 9 0 0 11 9 0 1 4
2. Komponen II: Memperbaiki sistem kesehatan agar penanganan
penyakit pada balita lebih efektif (utamanya di tingkat
kabupaten/kota).
3. Komponen III: Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam
perawatan di rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit
(meningkatkan pemberdayaan keluarga dan masyarakat).
C. Tujuan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

Tujuan MTBS yaitu menurunkan secara bermakna angka kematian


dan kesakitan yang terkait penyakit tersering pada balita. Selain itu
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan
kesehatan anak. Menurut data Riskesdas tahun 2007, penyebab kematian
perinatal 0 – 7 hari terbanyak adalah gangguan/kelainan pernapasan (35,9
%), prematuritas (32,4 %), sepsis (12,0 %).Kematian neonatal 7 – 29 hari
disebabkan oleh sepsis (20,5 %), malformasi kongenital (18,1 %) dan
pneumonia (15,4 %). Kematian bayi terbanyak karena diare (42 %) dan
pneumonia (24 %), penyebab kematian balita disebabkan diare (25,2 %),
pneumonia (15,5 %) dan DBD (6,8 %).

Penyakit-penyakit terbanyak pada balita yang dapat di tata laksana


dengan MTBS adalah penyakit yang menjadi penyebab utama kematian,
antara lain pneumonia, diare, malaria, campak dan kondisi yang diperberat
oleh masalah gizi (malnutrisi dan anemia). Langkah pendekatan pada
MTBS adalah dengan menggunakan algoritma sederhana yang digunakan
oleh perawat dan bidan untuk mengatasi masalah kesakitan pada Balita.
Bank Dunia, 1993 melaporkan bahwa MTBS merupakan intervensi yang
cost effective untuk mengatasi masalah kematian balita yang disebabkan
oleh Infeksi Pernapasan Akut (ISPA), diare, campak malaria, kurang gizi,
yang sering merupakan kombinasi dari keadaan tersebut.

D. Ruang Lingkup MTBS


1. Penilaian,klasifikasi dan pengobatan bayi muda umur 1 hari- 2 bulan
2. Penilaian dan klasifikasi anak sakit umur 2 bulan- 5 tahun

3|Azmil Ihsan
7 0 9 0 0 11 9 0 1 4
3. Pengobatan yang telah ditetapkan dalam bagan penilaian dan
klasifikasi
4. Konseling bagi ibu
5. Tindakan dan pengobatan
6. Masalah dan pemecahan dan pelayanan tindak lanjut
E. Protap Pelayanan MTBS

1. Anamnesa : wawancara terhadap orang tua bayi dan balita mengenai


keluhan utama,lamanya sakit,pengobatan yang telah diberikan dan
riwayat penyakit lainnya.
2. Pemeriksaan :
a. Untuk bayi umur 1hari-2 bulan
Periksa kemungkinan kejang,gangguan nafas,suhu tubuh,adanya
infeksi,ikterus,gangguan pencernaan,BB,status imun.
b. Untuk bayi 2bulan-5 tahun
Keadaan umum,respirasi,derajat dehidrasi,suhu,periksa telinga,status
gizi,imun,penialaian pemberian makanan.
c. Menentukan klasifikasi,tindakan,penyuluhan dan konsultasi dokter.
F. Penerapan MTBS
Program MTBS perlu persiapan untuk menerapkannya meliputi :
1. Informasi mengenai MTBS kepada seluruh petugas
2. Persiapan penilaian,obat-oabatan dan alat yang digunakan untuk
pelayanan
3. Persiapan pengadaan formulir
4. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan
5. Penerapan MTBS dilaksanakan secara bertahap

G. Langkah-Langkah Kegiatan
1. Pendaftaran bayi/balita menuju ruang KIA dan lanjut pelayanan MTBS
2. Petugas menulis identitas pasien pada kartu rawat jalan
3. Petugas melaksanakan anamnesa
4. Petugas melakukan pemeriksaan
5. Petugas menulis hasil anamnesa dan pemeriksaan serta mengklasifikan
dan memberikan penyuluhan
6. Ke ruang pengobatan untuk konsultasi ke dokter.
H. Pelaksana Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

4|Azmil Ihsan
7 0 9 0 0 11 9 0 1 4
1. Tenaga kesehatan di unit rawat jalan tingkat dasar yaitu paramedis
(perawat, bidan) dan dokter.
2. Bukan untuk rawat inap
3. Bukan untuk kader
I. Prinsip Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
1. Menanyakan masalah yang dihadapi anak
2. Memeriksa bahaya umum
3. Menanyakan 4 keluhan utama, dilanjutkan dengan penilaian
4. Menanyakan dan memeriksa status gizi
5. Memeriksa status imunisasi dan pemberian vitamin A
6. Menilai masalah/ keluhan lain.
J. Langkah Dalam Melaksanakan MTBS
1. Lihat tanda dan bahaya umum
2. Menanyakan masalah utama
3. Menentukan penilian
4. Menentukan tindakan
5. Memilih pengobatan
6. Nasehat
K. Penilaian MTBS
Bagian penilaian dan klasifikasi terdiri atas:
1. Menanyakan kepada ibu tentang masalah anak
2. Memeriksa tanda bahaya umum
3. Menilai 4 gejala utama:
a. Batuk dan sukar bernapas
b. Diare
c. Demam
d. Masalah telinga
4. Pemeriksaan status gizi dan anemia
5. Memeriksa status imunisasi
6. Menilai masalah lain
Tanda bahaya umum meliputi:
a. Anak tidak mau minum atau menyusui
b. Anak memuntahkan semuanya
c. Anak kejang selama sakit ini atau sedang kejang saat ini
d. Anak latergis atau tidak sadar
L. Identifikasi Tindakan MTBS
Yaitu pengambilan keputusan oleh petugas dalam menangani
diare.tindakan MTBS mencangkup 3 rencana terapi :
1. Terapi A
Terapi dirumah untuk mencegah dehidrasi,cairan yang biasa diberikan
berupa oralgula-garam,sayuran dan sup yang mengandung garam.
2. Terapi B
Dehidrasi sedang dengan pemberian CRO.
3. Terapi C
Dehidrasi berat dengan pemberian cairan RL

5|Azmil Ihsan
7 0 9 0 0 11 9 0 1 4
M. Konseling Bagi Ibu
Bertujuan agar ibu mengetahui dan dapat menilai keadaan anak secara
dini. penilaian berupa :
1. Menilai cara pemberian makan anak:
Langkah yang dilakukan tenaga kesehatan,tanyakan kepada ibu
cara pemberian makanan anak sehari-hari dan selama
sakit.bandingkan jawaban ibu dengan anjuran pemberian makan yang
sesuai umur anak. Hal yang ditanyakan:
a. Apakah ibu menyusui anak?
1) Berapa kali?
2) Apa ibu juga menyusui pada malam hari?
b. Apakah anak mendapat makanan/minuman lain?
1) makanan/minuman apa?
2) berapa kali sehari?
3) alat apa yang digunakan untuk memberi makanan?
4) jika BB menurut umur sangat rendah,maka ditanya barapa
banyak makan/minum yang diberikan?
5) Apakah anak dapat porsi tersendiri?
6) Siapa yang memberi makan anak dan bagaimana caranya?
c. Selama anak sakit,apakah pemberian makan anak di ubah?bila
ya,bagaimana caranya?
Anjuran makanan selama anak sakit maupun anak sehat
1) 0-6 bulan : beri ASI sesuai keinginan anak,min 8x sehari.
2) 6-8 bulan : teruskan pemberian ASI dan makanan
pendamping ASI ex:pisang,pepaya,air jeruk dan air
tomat,makan pendamping diberikan 2x/hari,ssi
pertambahan umur diberikan bubur tim ditambah kuning
telur,tempe,tahu,ayam,ikan,daging,wortel,bayam,kacang
hijau,santan/minyak.frek 7-8 sendok/hari.
3) 9-12 bulan : ASI dilanjutkan dan kenalkan makanan
keluarga secara bertahap dimulai dari bubur nasi-nasi tim
dan makanan keluarga.berikan 3x/hari frek 9-11
sendok,dan beri makanan selingan 2x/hari ex: bubur kacang
hijau,pisang,biskuit dll diantara waktu makan.
4) 12-24 bulan :beri ASI sesuai keinginan anak,beri nasi lunak
yangditambah telur,ayam,ikan,tempe,tahu,daging,wortel,ba

6|Azmil Ihsan
7 0 9 0 0 11 9 0 1 4
yam,kacang,santan minyak.beri 3x/hari dan makanan
selingan 2x/hari.
5) > 2 tahun : makanan keluarga 3x/hari terdiri dari
nasi,lauk pauk,sayur dan buah,makanan selingan 2x/hari.
6) Jika anak diare,beri ASI lebih sering dan lebih lama.jangan
diberi susu kental.
2. Menasehati ibu untuk meningkatkan pemberian cairan selama anak
sakit
a. Untuk setiap anak sakit:
1) Beri ASI lebih sering dan lebih lama
2) Tingkatkan pemberian cairan ex:beri kuah sayur dan air
putih
b. Untuk anak diare :
Diberi cairan tambahan terapi A dan B sesuai pengobatan
c. Untuk anak mungkin DBD :
Cairan tambahan sangat penting ex: oralit
3. Menasehati ibu kapan harus kembali ke petugas kesehatan
Nasehati ibu untuk kunjungan ulang sesuai waktu paling awal
untuk permasalahan anaknya.
Tabel 1.1

Anak dengan : Kunjungan


ulang:
Pnemonemia
Disentri
Malaria
Demam 2 hari
Campak
Dbd
Diare
Infeksi telinga
Masalah pemberian makan 5 hari
Penyakit lain jika tidak ada perubahan
Anemia 4 minggu
BB menurut umur sangat rendah 4 minggu

Tabel 1.2

7|Azmil Ihsan
7 0 9 0 0 11 9 0 1 4
Setiap anak sakit Tidak mau minum/menetek,bertambah
parah dan timbul demam.
Anak batuk,bukan pnemonia Nafas cepat dan sukar bernafas
Anak diare Bab campur darah,malas minum
mungkin dbd/demam Ada tanda2 perdarahan,ujung extermitas
dgn,nyeri ulu hati/gelisah dan sering muntah.

4. Menasehati ibu tentang kesehatan dirinya


a. Nasehati ibu untuk makan dengan baik untuk menjaga kekuatan dan
kesehatan dirinya
b. Periksa status imunisasi ibu,k/p beri imunisasi TT
c. Pastikan bahwa ibu memperoleh imunisasi dan pelayanan terhadap:
program KB,konseling PMS dan pencegahan
d. Anjurka ibu untuk deteksi dini
N. Masalah Dan Pemecahan

Bayi rewel Ini terkait dgn pemberian ASI,periksa popok,gendong


bayi,mungkin perlu perhatian.
Bayi tdk tidur Tidurkan bayi disamping ibu dan sering diberi ASI,jangan
sepanjang malam beri makanan lain

Bayi menolak Mgkn bayi bingung puting,beri ASI,beri perhatian dan


menetek kasih sayang.
Bayi BBLR Beri ASI sesering mungkin
Bayi ikterik Meneteki segera setelah lahir,ASI sesering mungkin
ASI tdk cukup Semakin sering meneteki semakin banyak produksi ASI
ibu mengatakan Jelaskan cara memproduksi dan mengeluarkan ASI,teteki
ASI tdk keluar bayi sesering mungkin.
ibu mengeluh Beri paracetamol 1 tablet tiap 4-6jam,tetap beri ASI pada
puting terasa sakit bayi.perbaiki posisi dan perlekatan saat memberi ASI
Ibu mengeluh Usaha meneteki bayi sampai payudara kosong,kompres
payudara penuh payudara dgn air hangat dan teteki bayi segera mungkin
Mastitis dan abses Beri antibiotik,beri obat penghilang rasa sakit,kompres
hangat,tetap beri ASI.jika abses hentikan ASI dulu
Ibu sakit dan tdk Teteki bayi dulu baru ibu minum obat
mau meneteki
Ibu bekerja Teteki bayi pada pagi hari,pada waktu pulang kerumah dan

8|Azmil Ihsan
7 0 9 0 0 11 9 0 1 4
lebih sering pada malam hari.

9|Azmil Ihsan
7 0 9 0 0 11 9 0 1 4

Anda mungkin juga menyukai