NIM : 1730602217
2. Langkah-langkah uji asumsi klasik normalitas dan linierlitas dengan aplikasi spss
a. Normalitas
Kasus:
Seorang peneliti ingin menguji asumsiheteroskedastisitas dari variabel Kinerja
Karyawan (Y), Struktur Organisasi (X1), Budaya Organisasi (X2) dan Kepemimpinan
(X3).
Langkah-Langkah:
1) Masukkan data X1, X2, X3 dan Y yang terdapat pada lampiran.
2) Pilih menu Analyze kemudian submenu Regression, lalu pilih Linear.
3) Tampak di layar menu Linear Regression
5) Hasil output
Dengan melihat tampilan grafik Histogram maupun grafik Normal P-Plot of
Regression Standardized Residual dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan
pola distribusi yang normal. Sedangkan pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar
disekitar garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi
asumsi normalitas. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini memenuhi
syarat untuk menjadi model regresi yang baik karena merupakan model regresi yang memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal.
b. Linierlitas
cara melakukan uji linearitas dapat dilakukan dengan 2 cara dengan menggunakan
aplikasi SPSS, yaitu dengan fungsi “Scatter Plot Graph” dan fungsi “Compare Means”.
Buka aplikasi SPSS anda dan isikan data dengan skala data interval atau numerik sebanyak
20 sample pada 2 variabel yaitu X dan Y. Data tersebut seperti contoh di bawah ini:
Pada menu, klik Analyze, Compare Means, Means. Isikan Y ke kotak Dependent
List dan Isikan X ke kotak Independen List.
Lihat Output.
Output
Cara pengujian dengan metode grafik seperti ini memberikan interprestasi dan tentunya
kesimpulan yang sangat bervariatif antar orang yang melakukan interprestasi, sehingga sangat
subjektif. Oleh karenanya pengujian ini tidak dianjurkan.
3. Hitungan menggunakan aplikasi spss
HASIL PENGUJIAN:
Uji T
1. Jika nilai sig<0,05 atau t terhitung> t tabel maka terdapat pengaruh variable X terhadap
variable Y
2. Jika nilai sig>0,05 atau t hitung < t tabel maka tidak terhadap pengaruh variable X
terhadap Y
t tabel = t(α/2 : n-k-1)= t(0,025 : 9)=2,262
UJI F
Diketahui Nilai Sig. Uji F 0,144>0,05 Maka Hipotesis Ho Di Diterima, Artinya Menolak
Hipotesis Ha, Yaitu Secara simultan ( bersama-sama) variable independen tidak berpengaruh
terhadap variable dependen
UJI T
Pengujian secara parsial:
1. Pengujian terhadap pengaruh makan ikan terhadap berat ikan
Diketahui nilai sig. 0,402>0,05 maka hipotesis Ho diterima, artinya secara parsial
variable makan ikan(x1) tidak berpengaruh terhadap variable berat ikan (Y)
2. Pengujian terhadap pengaruh panjang ikan terhadap berat ukan
Diketahui nilai sig. 0,439>0,05 maka hipotesis Ho diterima artinya menerima hipotesis
Ha, yaitu secara parsial variable panjang ikan (x2) berpengaruh signifikasi terhadap variabel
berat ikan (Y).
4) Contoh:
Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem
Simultan
Persamaan Simultan Model Pendapatan Nasional
Pada penelitian ini mnggunakan empat persamaan struktural dan dua persamaan identitas.
Tabel 2.
Identifikasi Order dan Rank Condition
Persamaan m k K Ra Identifik
nk asi
Konsumsi over
Rumah 2 3 13 5 identif
Tangga ied
over
Investasi 2 4 13 5
identifie
d
over
Ekspor 2 3 13 5
identifie
d
Impor 2 4 13 5 over
identif
ied
Tabel 3.
Hasil Estimasi Parameter Persamaan Konsumsi Rumah Tangga
ParameterElastisitasElastisit
Varia D Estimate jangka as P-
ble F pendek jangka value
panjang
Interc 1 - 0,008
ept 265,29 9
5
YD 1 0,3119 0,367 5,920 0,006
69 4*
CRTt- 1 0,9380 <0,00
1 20 01*
*nyata di taraf 0,5%
Hasil dari estimasi untuk persamaan diketahui bahwa konsumsi rumah tangga dipengaruhi
oleh pendapatan disposabel dan konsumsi rumah tangga sebelumnya. Variabel pendapatan
disposibel dan konsumsi rumah tangga sebelumnya signifikan pada taraf 5%. Persamaan model
estimasi antara konsumsi rumah tangga dengan variabel eksogennya adalah.
𝐶𝐶𝐶 = −265,295 + 0,312𝐶𝐶 + 0,938𝐶𝐶𝐶𝐶−1 (17)
Elastisitas jangka pendek pendapatan disposibel terhadap konsumsi rumah tangga sebesar
0,3 atau inelastis. Elastisitas jangka panjang pendapatan disposibel sbesar 5,92 atau cukup
elastis.
Tabel 4.
H il ameter Persam
as Estimasi
Pa
Paramet Elastisit Elastisit
Variab DF er as as P-
le jangka jangka value
Estimat pendek panjan
e g
Interce 1 65,99 0,291
pt
426 4
Y 1 0,059 0,230 1,00 0,420
620 3 2
SB 1 - -0,137 - 0,0361
4,096 0,59 *
09 8
It-1 1 0,770 0,0025
655 *
Hasil dari estimasi untuk persamaan investasi diketahui bahwa investasi dipengaruhi oleh
pendapatan nasional, suku bunga, dan investasi sebelumnya. Variabel suku bunga dan investasi
sebelumnya signifikan pada taraf 5%, sedangkan variabel pendapatan nasional tidak signifikan.
Persamaan model estimasi antara investasi dengan variabel eksogennya adalah.
𝐶 = 65,994 + 0,060𝐶 − 4,096𝐶𝐶 + 0,771𝐶𝐶−1 (18)
Pendapatan nasional berpengaruh positif terhadap investasi, jika pendapatan nasional naik
sebesar Rp 1 triliun maka investasi akan naik sebesar Rp 0,06 triliun. Suku bunga berpengaruh
negatif terhadap investasi, jika suku bunga naik 1% maka investasi akan turun sebesar Rp
4.1 triliun. Elastisitas jangka pendek dan jangka panjang untuk variabel suku bunga terhadap
investasi yaitu sebesar
-0,137 dan -0,598.
Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa ekspor dipengaruhi oleh kurs dan investasi. Semua
variabel prediktor signifikan pada taraf 5% dengan ekspor.
Tabel 5.
Hasil Penaksiran Parameter Persamaan Ekspor
Paramet ElastisitasElastisit
Varia DF er jangka as P-
ble Estima pendek jangka value
te panjang
Interc 1 - 0,000
ept 237,1 3*
75
I 1 1,812 0,9 - <0,00
152 82 01*
e 1 0,031 0,3 - <0,00
809 54 01*
*nyata di taraf 0,5%
Ekspor dipengaruhi oleh investasi dan nilai tukar rupiah terhadap dollar. Variabel investasi
dan nilai tukar rupiah terhadap dollar signifikan pada taraf 5%, Persamaan ekspor terhadap
variabel eksogennya adalah.
𝐶= −237,175 + 1,812𝐶 + 0,032𝐶 (19)
Investasi mempunyai pengaruh yang besar terhadap ekspor, semakin tinggi nilai investasi
maka semakin tinggi juga nilai ekspor. Setiap nilai investasi naik Rp 1 triliun maka nilai ekspor
naik sebesar Rp 1,812 triliun. Nilai tukar rupiah berpengaruh positif terhadap ekspor Indonesia.
Setiap nilai tukar rupiah naik Rp 1 maka ekspor naik sebesar Rp 0,032 triliun. Nilai ekspor
sebelumnya tidak dimasukkan karena tidak signifikan terhadap ekspor atau dengan kata lain
tidak ada pengaruh nilai ekspor sebelumnya terhadap nilai ekspor sekarang.
Tabel 6.
Hasil Penaksiran Parameter Persamaan Impor
pende panjan
k g
Interce 1 - 0,1692
pt 95,331
4
Y 1 0,33099 0,853 1,314 0,0004
8 *
e 1 - -0,010 -0,016 0,9046
0,00073
Mt-1 1 0,35137 0,0294
6 *
*nyata di taraf 0,5%
Berdasarkan Tabel 6 impor dipengaruhi oleh pendapatan nasional, nilai tukar, dan impor
sebelumnya. Variabel pendapatan nasional dan impor sebelumnya
signifikan pada taraf 5%, sedangkan variabel nilai tukar tidak signifikan. Persamaan model
impor sebagai berikut.
𝑀 = −95,331 + 0,331𝑀 − 0,001𝑀 + 0,351𝑀𝑀−1 (20)
Pada persamaan impor menunjukkan bahwa pendapatan nasional mempunyai pengaruh
positif terhadap nilai impor. Setiap kenaikan pendapatan nasional sebesar Rp 1 triliun maka
impor akan naik sebesar Rp 0,331 triliun. Elastisitas jangka pendek pendapatan nasional
terhadap impor sebesar 0,853 artinya setiap kenaikan pendapatan nasional sebesar 10 persen
maka impor akan naik 8,53 persen. Dalam jangka panjang apabila kenaikan pendapatan nasional
sebesar 10 persen maka impor akan naik sebesar 13,14 persen.