Anda di halaman 1dari 6

IBU BUDIYATI.

Selasa, 08 Oktober 2019

STANDARISASI DAN SERTIFIKASI

Tujuan: menjamin mutu induk dan benih, meningkatkan daya saing, melancarkan perdagangan.

Standar adalah spesifikasi teknis/sesuatu yang dilakukan, disusun berdasarkan konsensasi semua
pihak yang terkait dengan memperlihatkan syarat” kesehatan, keamanan, keselamatan dan
teknologi serta berdasarkan pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang
untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya.

Prinsip pengembangan SNI

Openes:

Manfaat penerapaan standar

 Kepastian, kelancaran dan efesiansi transaksi perdagangan produk perikanan budidaya


sehingga transaksi bisnis semakin lancar
 Meningkatkan daya saing dan mendorong persaingan yg sehat
 Mewujudkan jaminan mutu produk di psara global, sehingga penolakan ekspor hasil
perikanan budidaya dapat dikurangi.

SERTIFIKASI PERBENIHAN

Tujuan: implementasi CPIB bukan bertujuan untuk MEMPEROLEH SERTIFIKAT. Oleh karena itu
sangat keliru apabila unit pembenihan menerapkan sertifikasi CPIB untuk mendapatkan sertifikat

Hal yang lebih penting yang harus dipertahankan bahkan ditingkatkan oleh unti pembenihan yang
mengimplementasikan sertifikat CPIB oleh “KOMITMEN”...

SERTIFIKASI adalah rangkaian kegiatan dimana lembaga sertifikasi pemerintah/ lembaga sertifikasi
yang telah diakreditasi oleh komite akreditasi nasional meberikan jaminan tertulis bahwa produk,
jasa, proses atau individu telah ...

IBU BUDIYATI

Selasa, 22 Oktober 2019

Cara pembenihan ikan yang baik (CPIB)

Latar belakang

= kemajuan dalam perdagangan bebas di seluruh dunia

= penetrasi teknologi antar sektor

= sistim komunikasi seluruh dunia sehingga standar global berkembang

= tuntutan konsumen terhadap mutu, penganekaragaman jenis dan bentuk serta penyajian produk
= tuntutan melaksanakan tatacara budidaya yang bertanggung jawab dan berkelanjutan (responsibel
and sustanable aquaculture)

CPIB merupakan standar sistem mutu pembenihan pakan sederhana/ dasar yg harus ditetapkan oleh
pembenihan ikan dalam memproduksi benih ikan yg bermutu dengan cara melakukan manajemen
induk,pemijahan,penetasan telur,pemeliharaan larva, . . .

Manfaat

- Meningkatkan efensi kerja, efektivitas kerja dan produktivitas


- Meningkatkan daya saing
- Adanya jaminan konsistensi terhadap kualitas benih yang dihasilkan
- Meningkatkan kepercayaan konsumen
- Struktur kerja lebih jelas dan transparan
- Meningkatkan keterampilan karyawan karna pembinaam SDM terprogram
- Lingkungan hatchery lebih rapi dan bersih
- Mampu telusur karena dokumen lebih teliti

Pedoman cpib

a. Persyaratan teknis
1.1. Kelayakan lokasi
- bebas banjir dan bahan cemaran
Mudah dalam memperoleh tenaga kerja yg kompeten, berdedikasi tinggi
1.2. Kelayakan sarana dan prasarana
- lab
- R. Mesin
- bangsal panen
- t. Penyimpanan pakan
1.3. Kelayakan fasilitas
1.4. Proses produksi
b. Persyaratan manajemen
2.1. organissasi unit pembeniihan
Struktur organisasi diperlukan sebagai pedoman untuk melakukan pembagian tugas,
kewajiban dan wewenang dalam menjalankan kegiatan, untuk itu unit pembenihan harus
menetapkan personil dengan kompetensi dan/ kualifikasi atas dasar pendidikan, [elatihan,
keterampilan/pengaturan teknik dan pengalaman yg diperluakan dalam melaksanakan
fungsi pada unit pembenihan tersebut.

2.2. dokumentasi dan rekaman

Dokumentasi CPIB: proses pengumpulan, pemilihan,pengolahan, dan penyimpanan


infromasi yg berhubungan dngan CPIB
Manfaat dokumentasi:
- Mudah mengakses informasi proses produksi
- Dapat diperoleh bukti obyektif tentang kesesuaian proses produksi dengan CPIB
- Mampu telusur
Jenis dokumentasi CCPIB yg dipersyaratkan:
- Permohonan sertifikat
- Standar operasional prosedur (SOP)
c. Persyaratan keamanan pangan
Unti pembenihan tidak diperbolehkan menggunaka:

Penerapan Biosecurity

d. Persyaratan lingkungan

ARDANA KURNIAJI, S.Pi., M. Si


14 Januari 2020

PENJAMINAN MUTU BDP

Capaian pembelajaran mata kuliah

Taruna mampu mengimplementasikan cara pembenihan ikan yang baik (CPIB), cara
budidaya ikan yang baik(CBIB), serta sistem jaminan mutu keamanan hasil perikanan pada
kegiatan budidaya perikanan.

Tujuan pembelajaran:

1. Prinsip dasar Hazzard Analitical Critical Control Poitn (HACCP)


2. Penerapan HACCP pada kegiatan budidaya perikanan
3. Food safety management
4. Biosekuritas pada budidaya perikanan

Sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan adalah upaya yang harus
diperhatikan dan dilakukan sejak pra produksi sampai dengan perindustrian untuk
memperoleh hasil perikanana yang bermutu dan aman bagi kesehatan manusia.

Program jaminan mutu.


 HACCP: kensepsi manajemen mutu yang diterapkan untuk memberikan jaminan
keamanan dan mutu produk
 Prosedur pengawas sanitasi (SSOP): Standar Sanitation Operating Procedur adalah
pedoman persyaratan sanitasi unit pengolahan ikan
 Cara produksi yang baik (GMP): adalah pedoman persyaratan & tata cara
berproduksi yg baik bagi suatu unit pengolahan ikan

HACCP adalah sistem manajemen keamanan pangan yang berdasarkan kesadaran


bahwa bahaya dapat timbul pada tahap” proses, namun dapat dikendalikan melalui
tindakan pencegahan & pengendalian titik kritis.

Sejarah HACCP di Indonesia


Konsepsi HACCP mulai dikembangkan pada dekade 1960 pada produksi makanan untuk
program ruang angkasa di Amerika. Sedangkan di Indonesia penerapannya dpt diurutkan
sebagai berikut:

- Sebelum thun 1975, belum ada pembinaan dan pengawasan produksi. Sampel yg
ada diuji dan dikirim oleh perusahaan (blm mewakili), sehingga banyak timbul reject
- Thun 1975, deptan dan depkes melakukan kerjasama

Bukan “ ZERO RISK MANAGEMENT” tapi sebagai manajemen untuk preventif.

HACCP pada budidaya ikan.

Suatu sistem kontrol dan pencegahan masalah yang didasarkan atas identifikasi titik”
kritis didalam tahapan budidaya dimna kegagalan dapat menyebabkan
kerugian/bahaya/hazzard.

Didalam HACcP ditemu 3 kata kunci yaitu:

1. Analisa Hazzard
2. Critical control point
3. Proses budidaya

Prinsip Haccp:

1. Listing, hazzard analitical control poitn


2. CCP identifying
3. Establishment of critical limits
4. Development of monitoring procedur
5. Corrective actions
6. Verification
7. Documentation

1. Identifikasi bahaya dan upaya pencegahan


Bahaya adalah suatu kondisi atau faktor baik biologis, kimia maupun fisik yang dapat
menyebabkan suatu produk/makanan tidak aman dikomsumsi atau merugikan
konsumen.
a. Food safety adalah keamanan makanana yg empengaruhi dari faktor biologis,
kimia atau fisika sehingga makanan tersebut apakah layak untuk dikomsumsi
atau tidak.
FAKTOR BIOLOGI:
o BAKTERI, dapat menyebabkan sakit perut, diare, infeksi, keracunan dan
kematian.
o VIRUS, dapat menyebahban infeksi hati
o PROTOZOA atau parasit,, dapat menyebabkan disentri,diare,kram
perut,kehilangan berat badan,infeksi usus dan paru”

FAKTOR KIMIA

o Scrombrotoxin(histamin) menyebabkan keracunan dan alergi


o Shelfish toxin, menyebabkan diare dan gangguan syafaf
o Residu obat”an menyebabkan keracunan
o Bahan” kimia yg sengaja ditambahkan (pengawet,nitrit, pewarna , penambah
nutrisi akan menyebabkan gangguan metabolisme dan fungsi organ” tubuh
o Bahan kimia yg tak disengaja ditambahkan misalnya: pestisida,fungisida,
herbisida, pupuk, antibiotika,pekumas, cat, bhan pembersih,air raka, dapat
menyebabkan keracunan, kematian dan gangguan fungsi organ tbuh.

FAKTOR FISIK

o Adanya pecahan kaca, logam plastik, rambut,tanah,pasir, kayu dll


b. Wholespmeness yaitu kualitas dari suatu produk
c. Economic fraud adalah tindakan” tidak legal atau kecurangan (yg disengaja) yg
dpt menimbulkan kerugian ekonomis terhadap konsumen, misalnya:
 Salah label
 Kurang berat
 Jenis tidak sesuai label
 Ukuran tdak sesuai
 Bahan tambahan salah

Upaya pencegahan biologi

1. Pengendalian suhu/waktu
2. Pemanasan dan pemasakan
3. Pendinginan dan pembekuan
4. Pengendalia pH
5. Penambahan garam dan pengawet
6. Pengeringan
7. Pengemasan
8. Pengen dalian sumber
9. Pembersihan dan sanitasi

Secara kimia

 Penegndalian sekunder
 Pencegahan sekunder
 Pengendalian pelabelan

Secara fisika dft


 Pengendalian sumber
 Pengendalian produksi

Anda mungkin juga menyukai