BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbuatan tercela adalah perbuatan yang tidak diridhoi oleh Allah. Siapa yang melakukan
perbuatan tercela berarti mereka telah menganiaya diri mereka sendiri. Manusia perlu
memperhatikan perangainya dari waktu ke waktu yang dalam perjalanan itu kehidupan manusia
Iman Ibnul Qayyim berkata, "Akhlak yang tercela adalah bermula dari kesombongan dan
rendah diri. Dari kesombongan muncul sikap bangga, sok tinggi, hebat, ujub, hasad, keras
kepala, zhalim, gila pangkat, kedudukan dan jabatan, senang dipuji padahal tidak berbuat sesuatu
dan sebagainya.
Maka dari itu makalah ini kami susun dengan harapan setiap pembaca menyadari sikap
mereka masing-masing, mengetahui dampak dari setiap perilakunya sehingga dapat merubah diri
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud perilaku tercela?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan perilaku tercela
1. Israf
a) Pengertian Israf
Israf berasal dari bahasa arab yang artinya melampaui batas. Orang yang berbuat isrof
disebut musrif. Bentuk jamaknya adalah musrifin atau musrifun. Yang dimaksud dengan israf di
sini ialah mempergunakan sesuatu yang melewati batas-batas yang patut menurut ajaran Allah
SWT Israf termasuk perbuatan tercela, yang mendatangkan kerugian dan tidak disenangi oleh
Allah.
Artinya : Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima
yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang
bermacam-macam itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di had memetik hasilnya
2) AL-A’RAF ayat 31
Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki)
Makan dan minnum adalah kebutuhan dan naluri manusia sebagai makhluk biologis,
dengan makan dan minum yang seimbang (halalah toyiban) kita mendapat asupan energi baru
untuk meningkatkan kualitas hidup dan beraktifitas serta menjalankan rutinitas kodratnya
sebagai makhluk Allah. Allah swt menciptakan alam semesta ini dengan desain yang sangat
sempurna semuanya diperuntukkan bagi kebutuhan hidup manusia dalam menjalankan tugasnya
sebagai hamba Allah. Alam akan selalu menyediakan kebutuhan makan dan minum manusia asal
Islam mensyaratkan 2 hal kepada manusia dalam memenuhi kebutuhan makan dan
minumnya, yaitu :
2) Toyiban, maksudnya makanan tersebut memenuhi standar kebutuhan gizi yang seimbang bagi
kehidupan biologis manusia, bukan sekedar memenuhi nafsu dan tidak mengeksploitasi alam
secara membabi buta Seseorang dianggap berlebihan dalam makan dan minum apabila
melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan melampaui batas makanan dan minuman yang
dihalalkan serta didapat dengan cara yang tidak diridloi oleh Allah. Berlebihan dalam makan dan
minum termasuk perilaku tercela dan dapat mendatangkan kerugian pada pelakunya dan orang
lain. Kerugian itu misalnya, malas bekerja, malas belajar, terjangkit suatu penyakit dan mudah
membuang-buang waktu serta dapat merusak sumber-sumber bahan makanan dan alam yang
Apabila melampaui batas-batas yang dihalalkan syara'. Misalnya berpakaian serba mewah
tatkala berkumpul dengan orang-orang miskin sehingga menimbulkan rasa sombong bagi
pemakainya dan menimbulkan rasa iri bagi yang memandangnya, berpakaian melampaui batas
kewajaran dan kesopanan dengan membuka aurat atau mempertontonkan keindahan tubuh bagi
wanita, pergi ke masjid dengan pakaian warna-warni dan bergambar yang indah sehingga orang
tidak khusyu beribadah ketika memandangnya. Namun ketika memakai pakaian yang bagus ke
masjid bahkan dianjurkan namun tetap tidak berlebihan seperti pada ayat Al-A'raf 31. 2.
3) Membelanjakan harta
maksudnya sikap menghambur-hamburkan harta benda (boros) untuk hal-hal yang tidak
diridhai Allah dan tidak bermanfaat serta membelanjakan melebihi kebutuhan dan
penghasilannya atau berfoya-foya dalam hidup. Israf dalam membelanjakan harta seperti itu
2. Tabzir
a) Pengertian Tabzir
Yang dimaksud dengan tabzir ialah menggunakan/ membelanjakan harta kepada hal yang
tidak perlu, atau disebut juga boros. Allah SWT. menganggap orang tersebut sebagai temannya
syetan.
b) Dalil
1) QS Al Isra’ : 26-27
Artinya:” Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang
miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS Al Isra’ : 26-27)
2) QS Al Furqan :67
artinya : dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan,
dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. (QS
Al Furqan :67)
4) Memberikan bantuan kepada musafir (orang yang dalam perjalanan) untuk tujuan yang diridai
5) Mempererat tali persaudaraan dan hubungan kasih sayang, bersikap sopan, dan membantu
6) Mengadakan kegiatan amal saleh seperti membiayai anak asuh, lanjut usia, dan prasejahtera.
1) Terhindar dari sifat-sifat buruk,seperti rakus, iri hati, kikir, dan sombong.
2) Bersikap konomis dan membiasakan diri menabung demi kepentingan yang lebih besar dan
3) Terhindar dari kemiskinan karena pola hidup sederhana dapat menghindari kekurangan dan
terbiasa merasa cukup sehingga bisa berbagi dengan orang lain atau kaum duafa.
4) Disukai banyak orang karena ia tidak akan menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain
3. Gibah
a) Pengertian gibah
Pengertian ghibah adalah mengumpat atau menggunjing. Yakni, suatu perbuatan atau
b) Dalil
1) QS. Al Hujurat : 12
karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. ”
2) QS Al-Qalam: 10 – 11
Artinya : Dan janganlah kamu ikuti Setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina,
Yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, (QS Al-Qalam ; 10 – 11)
2) Memupuk kerjasama atas dasar kebajikan dan taqwa sehingga dapat tercipta ketahanan sosial.
3) Memelihara hubungan persaudaraan, persatuan, dan kesatuan sesame umat dan bangsa.
4. Fitnah
a) Pengertian Fitnah
Fitnah Dalam bahasa sehari-hari kata ‘fitnah’ diartikan sebagai penisbatan atau tuduhan
suatu perbuatan kepada orang lain, dimana sebenarnya orang yang dituduh tersebut tidak
b) Dalil
1) QS Al Baqarah : 190-193
Artinya : Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka
dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari
pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil haram, kecuali jika mereka
memerangi kamu di tempat itu. jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), Maka bunuhlah
mereka. Demikianlah Balasan bagi orang-orang kafir.Kemudian jika mereka berhenti (dari
memusuhi kamu), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan
perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-
mata untuk Allah. jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), Maka tidak ada permusuhan
2) Jangan kikir (pelit), artinya harus memiliki hati pemurah (dermawan) dengan merealisasikannya
dengan memberi sedekah kepada fakir miskin, yatim piatu, dan lain-lain.
3) Memupuk silaturahmi atau membina persaudaraan. Ikut aktif melaksanakan amar makruf nahi
4) Amanah (terpercaya), artinya segala perkataan dan prbuatannya sangat dipercaya mengandung
kebenran, tidak berbohong dan memegang teguh amanah yang dipercayakan kepadanya.
B. SARAN
1. Sebaiknya jangan selalu mengikuti peradaban modern sekarang yang akan membuatmu lebih
cenderung kepada trend didunia daripada mengikuti perintah-Nya
2. Tingkatkan keimanan kepada-Nya sehingga syetan sulit untuk membisikkan sesuatu yang
negative pada dirimu
3. Sering-seringlah berbuat amal kebaikan disamping menambah pahala juga untuk mendapat
RidhaNya
4. Bersosialisasilah dengan baik dengan tetangga, kerabat, keluarga, teman serta orang-orang yang
ada disekitarmu aga terhindar dari fitnah dan gibah.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbuatan tercela adalah perbuatan yang tidak diridhoi oleh Allah. Siapa yang melakukan
perbuatan tercela berarti mereka telah menganiaya diri mereka sendiri. Manusia perlu
memperhatikan perangainya dari waktu ke waktu yang dalam perjalanan itu kehidupan manusia
Iman Ibnul Qayyim berkata, "Akhlak yang tercela adalah bermula dari kesombongan dan
rendah diri. Dari kesombongan muncul sikap bangga, sok tinggi, hebat, ujub, hasad, keras
kepala, zhalim, gila pangkat, kedudukan dan jabatan, senang dipuji padahal tidak berbuat sesuatu
dan sebagainya.
Maka dari itu makalah ini kami susun dengan harapan setiap pembaca menyadari sikap
mereka masing-masing, mengetahui dampak dari setiap perilakunya sehingga dapat merubah diri
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud perilaku tercela?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan perilaku tercela
1. Israf
a) Pengertian Israf
Israf berasal dari bahasa arab yang artinya melampaui batas. Orang yang berbuat isrof
disebut musrif. Bentuk jamaknya adalah musrifin atau musrifun. Yang dimaksud dengan israf di
sini ialah mempergunakan sesuatu yang melewati batas-batas yang patut menurut ajaran Allah
SWT Israf termasuk perbuatan tercela, yang mendatangkan kerugian dan tidak disenangi oleh
Allah.
Artinya : Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak
berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima
yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang
bermacam-macam itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di had memetik hasilnya
2) AL-A’RAF ayat 31
Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki)
Makan dan minnum adalah kebutuhan dan naluri manusia sebagai makhluk biologis,
dengan makan dan minum yang seimbang (halalah toyiban) kita mendapat asupan energi baru
untuk meningkatkan kualitas hidup dan beraktifitas serta menjalankan rutinitas kodratnya
sebagai makhluk Allah. Allah swt menciptakan alam semesta ini dengan desain yang sangat
sempurna semuanya diperuntukkan bagi kebutuhan hidup manusia dalam menjalankan tugasnya
sebagai hamba Allah. Alam akan selalu menyediakan kebutuhan makan dan minum manusia asal
Islam mensyaratkan 2 hal kepada manusia dalam memenuhi kebutuhan makan dan
minumnya, yaitu :
2) Toyiban, maksudnya makanan tersebut memenuhi standar kebutuhan gizi yang seimbang bagi
kehidupan biologis manusia, bukan sekedar memenuhi nafsu dan tidak mengeksploitasi alam
secara membabi buta Seseorang dianggap berlebihan dalam makan dan minum apabila
melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan melampaui batas makanan dan minuman yang
dihalalkan serta didapat dengan cara yang tidak diridloi oleh Allah. Berlebihan dalam makan dan
minum termasuk perilaku tercela dan dapat mendatangkan kerugian pada pelakunya dan orang
lain. Kerugian itu misalnya, malas bekerja, malas belajar, terjangkit suatu penyakit dan mudah
membuang-buang waktu serta dapat merusak sumber-sumber bahan makanan dan alam yang
Apabila melampaui batas-batas yang dihalalkan syara'. Misalnya berpakaian serba mewah
tatkala berkumpul dengan orang-orang miskin sehingga menimbulkan rasa sombong bagi
pemakainya dan menimbulkan rasa iri bagi yang memandangnya, berpakaian melampaui batas
kewajaran dan kesopanan dengan membuka aurat atau mempertontonkan keindahan tubuh bagi
wanita, pergi ke masjid dengan pakaian warna-warni dan bergambar yang indah sehingga orang
tidak khusyu beribadah ketika memandangnya. Namun ketika memakai pakaian yang bagus ke
masjid bahkan dianjurkan namun tetap tidak berlebihan seperti pada ayat Al-A'raf 31. 2.
3) Membelanjakan harta
maksudnya sikap menghambur-hamburkan harta benda (boros) untuk hal-hal yang tidak
diridhai Allah dan tidak bermanfaat serta membelanjakan melebihi kebutuhan dan
penghasilannya atau berfoya-foya dalam hidup. Israf dalam membelanjakan harta seperti itu
2. Tabzir
a) Pengertian Tabzir
Yang dimaksud dengan tabzir ialah menggunakan/ membelanjakan harta kepada hal yang
tidak perlu, atau disebut juga boros. Allah SWT. menganggap orang tersebut sebagai temannya
syetan.
b) Dalil
1) QS Al Isra’ : 26-27
Artinya:” Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang
miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS Al Isra’ : 26-27)
2) QS Al Furqan :67
artinya : dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan,
dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. (QS
Al Furqan :67)
4) Memberikan bantuan kepada musafir (orang yang dalam perjalanan) untuk tujuan yang diridai
5) Mempererat tali persaudaraan dan hubungan kasih sayang, bersikap sopan, dan membantu
6) Mengadakan kegiatan amal saleh seperti membiayai anak asuh, lanjut usia, dan prasejahtera.
1) Terhindar dari sifat-sifat buruk,seperti rakus, iri hati, kikir, dan sombong.
2) Bersikap konomis dan membiasakan diri menabung demi kepentingan yang lebih besar dan
3) Terhindar dari kemiskinan karena pola hidup sederhana dapat menghindari kekurangan dan
terbiasa merasa cukup sehingga bisa berbagi dengan orang lain atau kaum duafa.
4) Disukai banyak orang karena ia tidak akan menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain
3. Gibah
a) Pengertian gibah
Pengertian ghibah adalah mengumpat atau menggunjing. Yakni, suatu perbuatan atau
b) Dalil
1) QS. Al Hujurat : 12
karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. ”
2) QS Al-Qalam: 10 – 11
Artinya : Dan janganlah kamu ikuti Setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina,
Yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, (QS Al-Qalam ; 10 – 11)
2) Memupuk kerjasama atas dasar kebajikan dan taqwa sehingga dapat tercipta ketahanan sosial.
3) Memelihara hubungan persaudaraan, persatuan, dan kesatuan sesame umat dan bangsa.
4. Fitnah
a) Pengertian Fitnah
Fitnah Dalam bahasa sehari-hari kata ‘fitnah’ diartikan sebagai penisbatan atau tuduhan
suatu perbuatan kepada orang lain, dimana sebenarnya orang yang dituduh tersebut tidak
b) Dalil
1) QS Al Baqarah : 190-193
Artinya : Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka
dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari
pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil haram, kecuali jika mereka
memerangi kamu di tempat itu. jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), Maka bunuhlah
mereka. Demikianlah Balasan bagi orang-orang kafir.Kemudian jika mereka berhenti (dari
memusuhi kamu), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan
perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-
mata untuk Allah. jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), Maka tidak ada permusuhan
2) Jangan kikir (pelit), artinya harus memiliki hati pemurah (dermawan) dengan merealisasikannya
dengan memberi sedekah kepada fakir miskin, yatim piatu, dan lain-lain.
3) Memupuk silaturahmi atau membina persaudaraan. Ikut aktif melaksanakan amar makruf nahi
4) Amanah (terpercaya), artinya segala perkataan dan prbuatannya sangat dipercaya mengandung
kebenran, tidak berbohong dan memegang teguh amanah yang dipercayakan kepadanya.
B. SARAN
1. Sebaiknya jangan selalu mengikuti peradaban modern sekarang yang akan membuatmu lebih
cenderung kepada trend didunia daripada mengikuti perintah-Nya
2. Tingkatkan keimanan kepada-Nya sehingga syetan sulit untuk membisikkan sesuatu yang
negative pada dirimu
3. Sering-seringlah berbuat amal kebaikan disamping menambah pahala juga untuk mendapat
RidhaNya
4. Bersosialisasilah dengan baik dengan tetangga, kerabat, keluarga, teman serta orang-orang yang
ada disekitarmu aga terhindar dari fitnah dan gibah.