Anda di halaman 1dari 3

Apakah ciri-ciri andragogy?

 Kegiatan belajar mengajar bersifat sukarela


 Pembelajaran ber-orientasi pada mahasiswa (student oriented)
 Pendidikan bersifat demokratis dan merdeka
 Asimilasi dari pembelajaran berdasarkan pengalaman hidup
 Pola berfikir divergen (menyebar luas)
 Pelajar didik lebih aktif dan inovatif
http://pustaka1987.wordpress.com/konsep-pembelajaran-mobile-learning-aplikasi-model-
pendidikan-andragogy-di-perpustakaan/

Prinsip-prinsip Belajar untuk Orang Dewasa

1. Orang dewasa belajar dengan baik apabila dia secara penuh ambil bagian dalam
kegiatan-kegiatan
2. Orang dewasa belajar dengan baik apabila menyangkut mana yang menarik bagi dia
dan ada kaitan dengan kehidupannya sehari-hari.
3. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila apa yang ia pelajari bermanfaat dan
praktis
4. Dorongan semangat dan pengulangan yang terus menerus akan membantu seseorang
belajar lebih baik
5. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila ia mempunyai kesempatan untuk
memanfaatkan secara penuh pengetahuannya, kemampuannya dan keterampilannya
dalam waktu yang cukup
6. Proses belajar dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman lalu dan daya pikir dari
warga belajar
7. Saling pengertian yang baik dan sesuai dengan ciri-ciri utama dari orang dewasa
membantu pencapaian tujuan dalam belaja
http://www.andragogi.com/document/andragogi.htm

Aplikasi Andragogi Dalam Pembelajaran Pendidikan Non FormalKategori: Umum


(7564 kali dibaca)
Permasalahan yang paling sering muncul dalam pelaksanaan pendidikan luar sekolah adalah
hasilbelajar, output dan outcomenya. Ketidakmampuan peserta memahami dengan baik
materi dalambentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan merupakan indikasi
kurang berhasilnya kegiatanp e n d i d i k a n l u a r s e k o l a h . R e n d a h n ya h a s i l
b e l a j a r s e b a g a i i n d i k a t o r d a r i k e t i d a k b e r h a s i l a n pembelajaran, dimana peserta
maupun tidak mampu menerima dengan baik bahan belajar yangdiajarkan oleh tutor. Salah
satu penyebab ketidakberhasilan pembelajaran pendidikan luar sekolahadalah metode
pembelajaran yang tidak sesuai dengan prosedur pelaksanaannya dan andragogi belumditerapkan secara
maksimal dalam pelaksanaan pembelajaran.Secara jelas Knowles (1979) menyatakan apabila peserta didik
(baca: warga belajar) telah berumur 17tahun, penerapan prinsip andragogi dalam kegiatan pembelajarannya
telah menjadi suatu kelayakan.Usia warga belajar pada kelompok belajar program PLS rata-rata di atas 17
tahun, sehingga dengansendirinya penerapan prinsip andragogi pada kegiatan pembelajarannya semestinya
diterapkan.Perlunya penerapan prinsip andragogi dalam pendekatan pembelajaran orang dewasa
dikarenakanupaya membelajarkan orang dewasa berbeda dengan upaya membelajarkan anak.
Membelajarkan a n a k ( pedagogi ) l e b i h b a n ya k m e r u p a k a n u p a ya mentransmisikan
sejumlah pengalaman danketerampilan dalam rangka mempersiapkan anak untuk menghadapi
kehidupan di masa datang. Apayang di transmisikan didasarkan pada pertimbangan warga belajar sendiri,
apakah hal tersebut akanbermanfaat bagi warga belajar di masa datang. Sebaliknya, pembelajar-an orang
dewasa (andragogi)lebih menekankan pada membimbing dan membantu orang dewasa untuk menemukan
pengetahuan,keterampilan, dan sikap dalam rangka memecahkan, masalah-masalah kehidupan yang
dihadapinya.Ketepatan pendekatan yang digunakan dalam penyelenggaraan suatu kegiatan pembelajaran
tentuakan mempengaruhi hasil belajar warga belajar.Perbedaan antara membelajarkan anak-anak dengan
membelajarkan orang dewasa terlihat dari upayapembelajaran orang dewasa. membelajarkan orang dewasa
berpusat pada warga belajar itu sendiri(learned centered ). Tutor harus memperhatikan prinsip-prinsip
belajar orang dewasa. Prinsip tersebutdijadikan pegangan atau panduan dalam praktek
membimbing kegiatan belajar orang dewasa. Pendekatan-pendekatan pembelajaran orang
dewasa dengan memperhatikan prinsip-prinsip belajarnyadapat dipandang sebagai ilmu dan seni (art
and science) membantu atau menolong orang dewasabelajar.
Orang Dewasa Sebagai Warga Belajar
Cara belajar orang dewasa jauh berbeda dengan cara belajar anak -anak. Olehnya
itu, prosespenyelenggaraan belajar bagi orang dewasa harus didekati dengan cara
yang berbeda pula.Menyamakan pendekatan pendidikan anak dengan pendekatan
pendidikan orang dewasa dapatmengakibatkan kegiatan pendidikan tersebut menjadi suatu hal yang
menyakitkan bagi orang dewasa.Kondisi yang menyakitkan tersebut tentu akan sulit untuk mengharapkan
hasil belajar yang maksimal.Menurut Knowles (1979), perbedaan antara anak-anak dan orang dewasa dalam
belajar didasarkanpada empat asumsi tentang orang dewasai. Asumsi-asumsi tersebut
ialah: (1) orang dewasamempunyai pengalaman yang berbeda dengan anak-anak, (2) orang dewasa
mempunyai konsep diri,(3) orang dewasa mempunyai orientasi belajar yang berbeda dengan anak-anak, dan
(4) orang dewasamempunyai kesiapan untuk belajar.Orang dewasa dalam belajar jauh berbeda dengan anak-
anak, Seharusnya menggunakan pendekatanyang berbeda pula dalam membelajarkan anak. Pendekatan yang
layak adalah pendekatan andragogi.Bila dihubungkan dengan penyelenggaraan pendidikan yang terorganisir
di kelompok belajar, makapendekatan andragogi akan semakin terasa pentingnya. Sebab setiap kegiatan yang
terorganisir sudah

tentu mempunyai atau didasarkan pada pedoman-pedoman tertentu. Pedoman inilah yang
menjadiprinsip-prinsip kerja agar kegiatan berjalan pada prosedur yang benar dan sesuai dengan tujuan.
Penerapan Andragogi dalam performansi Tutor
Tutor sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran orang dewasa. Tutor memasuki kelas denganbekal
sejumlah pengetahuan dan pengalaman. Pengetahuan dan pengalaman ini seharusnya melebihidari yang
dimiliki oleh peserta. Seorang tutor dengan pengetahuan dan pengalamannya itu
tidaklahcukup untuk membuat peserta untuk berperilaku belajar dalam kelas melainkan sikap tutor
sangatlahpenting. Seorang tutor bukan merupakan "pemaksa" untuk terjadinya pengaruh
terhadap peserta,namun pengaruh itu timbul karena adanya keterlibatan mereka
dalam kegiatan belajar. Untukmengusahakan adanya perubahan, tutor hendaknya bersikap positif
terhadap warga belajar.Sikap seorang tutor mempunyai arti dan pengaruh yang sangat besar terhadap perilaku
warga belajar dalam kegiatan pembelajaran. Umumnya tutor yang memiliki daya tarik akan lebih efektif dari
pada tutor yang tidak menarik. Sikap menyenangkan yang ditampilkan oleh tutor akan
ditanggapi positif olehpeserta, pada gilirannya berpengaruh terhadap intensitas perilaku
belajarnya. Sebaliknya, fasilitator ya n g m e n a m p i l k a n s i k a p t i d a k m e n ye n a n g k a n
a k a n d i n i l a i n e g a t i f o l e h p e s e r t a , s e h i n g g a mengakibatkan kegiatan belajar menjadi
tidak menyenangkan. Ada beberapa hal yang dianggap penting dimiliki oleh para tutor dalam proses interaksi
belajar yangmemungkinkan tumbuh dan berkembangnya warga belajar, yaitu (1) bersikap
manusiawi dan tidakbereaksi secara mekanis atau memahami masalah peserta didik
hanya secara intelektual; ikutmerasakan apa arti manusia dan benda bagi mereka; berada
dan bersatu dengan peserta didik;membiarkan diri sendiri mengalami atau menyatu dalam pengalaman
para peserta didik; merenungkanmakna pengalaman itu sambil menekan penilaian diri sendiri, (2)
Bersikap kewajaran: jujur, apaadanya, konsisten, terbuka; membuka diri; merespon
secara tulus ikhlas, (3) Bersikap respek:mempunyai pandangan positif terhadap
peserta; mengkomunikasikan kehangatan, perhatian, pengertian, menerima orang lain
dengan penghargaan penuh; menghargai perasaan dan pengalamanmereka, dan (4) Membuka diri: menerima
keterbukaan orang lain tanpa menilai dengan ukuran, konsepdan pengalaman diri sendiri; secara aktif
mengungkapkan diri kepada orang lain dan mau mengambilresiko jika melakukan kekeliruan.
Penerapan Andragodi dalam Pengorganisasian Bahan Belajar
Pengorganisasian bahan belajar sedemikian rupa, memudahkan warga belajar dalam
mempelajarinya.Pengorganisasian bahan belajar dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan pembelajaran.
Setiap bahanbelajar yang ingin disampaikan, harus dilihat dari ketertarikan warga belajar
terhadap materi yangdisampaikan, kesesuaian materi dengan kebutuhan warga belajar, dan kesamaan
tingkat dan lingkuppengalaman antara tutor dan warga belajar Bahan belajar yang berisi pengetahuan,
keterampilan dan atau nilai-nilai akan disampaikan oleh tutor kepada warga belajar. Bahan belajar itu pula
yang akan dipelajari oleh warga dalam mencapai tujuanbelajar. Materi harus dipilih atas
pertimbangan sejauh mana peranannya dalam menciptakan situasiuntuk penyesuaian perilaku
warga belajar di dalam mencapai tujuan belajar yang ditetapkan. Materi itupun akan mempengaruhi
pertimbangan tutor dalam memilih dan menetapkan teknik pembelajaran.Seorang tutor hendaknya
mengetahui faktor-faktor yang patut dipertimbangkan dalam memilih bahanbelajar untuk diajarkan.
Ketertarikan warga belajar dalam memilih dan mempelajari bahan belajar adalah
merupakan manifestasi dari perilaku belajar warga be lajar. Faktor-faktor yang
patutdipertimbangkan dalam memilih bahan belajar adalah tingkat kemampuan peserta,
keterkaitannyadengan pengalaman yang telah dimiliki oleh peserta, tingkat daya tarik bahan
belajar, dan tingkatkebaharuan dan aktualisasi bahan.
Penerapan andragogi dalam Metode Pembelajaran
Penggunaan metode pembelajaran dalam pendidikan orang dewasa berimplikasi pada penggunaanteknik
pembelajaran yang dipandang cocok digunakan di dalam menumbuhkan perilaku warga belajar.Knowles
mengklasifikasi teknik pembelajaran dalam mencapai tujuan belajar berdasarkan tipe kegiatanbelajar, yakni;
sikap, pengetahuan dan keterampilan.Kegiatan belajar pada pendidikan orang dewasa masih merupakan
kegiatan belajar yang paling efisiendan paling dapat diterima serta merupakan alat yang dinamis
dan fleksibel dalam membantu orangdewasa belajar. Oleh karena, kegiatan belajar
merupakan alat yang dinamis dan fleksibel dalammembantu orang dewasa, maka penggunaan
metode belajar diperlukan berdasarkan prinsip-prinsip

belajar orang dewasa. Metode belajar orang dewasa adalah cara mengorganisir peserta agar
merekamelakukan kegiatan belajar, baik dalam bentuk kegiatan teori maupun praktek.Metode pembelajaran
yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar, harus (1) berpusat pada masalah,(2) menuntut dan
mendorong peserta untuk aktif, (3) mendorong peserta untuk mengemukakanpengalaman sehari-
harinya, (4) menumbuhkan kerja sama, baik antara sesama peserta, dan antarapeserta dengan tutor, dan (5)
lebih bersifat pemberian pengalaman, bukan merupakan transformasiatau penyerapan materi.
http://www.scribd.com/doc/86637667/andragogi

Anda mungkin juga menyukai