Reproduktif 1
Reproduktif 1
Oleh:
Kelompok 1
Aurora Alifa 1711212002
Maisarah Agita Seprianto 1711212036
Ulfa Fadhila Farhan 1711212028
Puji syukur kami ucapkan terimakasih atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan di dalamnya. Kami berterima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Kesehatan Reproduksi Usia Reproduktif.
Dalam penyelesaian makalah ini kami telah berusaha semaksimal mungkin
mengumpulkan berbagai informasi yang menyangkut materi. Namun, kami menyadari
makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, untuk itu kami meminta maaf
dan mengharapkan saran dan kritikannya. Semoga makalah ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan bagi kita semua. Demikianlah makalah ini dibuat semoga
berguna bagi pembaca.
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kesehatan reproduksi
2. Untuk mengetahui tujuan adanya kesehatan reproduksi
3. Untuk mengetahui ruang lingkup kesehatan reproduksi usia reproduktif
BAB II
PEMBAHASAN
- Serviks uteri
Serviks uteri merupakan bagian terbawah uterus, yang terdiri dari pars
vaginalis dan pars supravaginalis. Komponen utama
dalam serviks uteri adalah otot polos, jalianan jaringan ikat kolagen dan
glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio
cervicis uteridengan lubang ostium uteri externum, yang dilapisi epitel
skuamokolumnar mukosa serviks, danostium uteri internum.
- Korpus uteri
Korpus uteri terdiri dari: paling luar lapisan serosa/peritoneum yang
melekat pada ligamentum latum uteri di intra abdomen, tengah lapisan
muskular / miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah
serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam
lapisanendometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh
sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus
intra abdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di
atas vesica urinaria. Hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis ke
dalam vagina disebut ostium uteri eksternum. Isthmus adalah
bagian uterus antar korpus dan serviks uteri, yang diliputi
olehperitoneum viserale. Isthmus, akan melebar selama kehamilan dan disebut
segmen bawah rahim.
- Sikap dan letak uterus dalam rongga panggul terfiksasi dengan baik karena
disokong dan dipertahankan oleh:
Tonus rahim sendiri
Tekanan intra abdominal
Otot-otot dasar panggul
Ligamentum-ligamentum
Ligamentum-ligamentum uterus adalah sebagai berikut:
1. Ligamentum latum: Ligamentum latum terletak di sebelah kanan dan
kiri uterus, meluas sampai ke dinding panggul dan dasar panggul,
sehingga uterus seolah-olah menggantung padatuba.
2. Ligamentum rotundum: Ligamentum rotundum terletak di bagian atas lateral
dari uterus, kaudal dari insersi tuba. Ligamen ini menahan uterus antefleksi.
3. Ligamentum infundibulo pelvikum: Indifundibulo pelvikum ada dua yaitu di
bagian kiri kanan dari infundibulum dan ovarium. Ligamentum ini
menggantungkan uterus pada dinding panggul.
4. Ligamentum kardinale: Ligamentum kardinale terdapat di kiri kanan
dari serviks setinggi ostium internum ke dinding panggul.
5. Ligamentum sakro uterinum: Ligamentum sakro uterinum terdapat di kiri
dan kanan dariserviks sebelah belakang ke sakrum mengelilingi rektum.
6. Ligamentum vesiko uterinum: Ligamentum vesiko uterinum terletak pada
daerah uterus ke kandung kencing.
3. Tuba falloppi
Tuba falopi terdapat pada tepi atas ligamentum latum, berjalan ke arah
lateral, kornu uteri kanan dan kiri. Panjang tuba falopi adalah 12 cm, dengan
diameter 3-8 mm.
- Fungsi dari tuba falopi adalah:
Menangkap dan membawa ovum dari ovarium ke uterus
Tempat terjadinya konsepsi
Tuba falopi terdiri atas 4 bagian yaitu:
Pars interstisialis: Pars interstisialis merupakan bagian tuba yang berjalan
dari dinding uterusmulai dari ostium tuba.
Pars ismika: Pars ismika merupakan bagian tuba setelah ke luar
dinding uterus. Pars ismika merupakan bagian yang lurus dan sempit.
Pars ampularis: Pars ampularis merupakan bagian tuba antara pars ismika
dengan infundibulum. Pars ampularis merupakan bagian tuba yang paling
lebar dan berbentuk S. Pars ampularis merupakan tempat
terjadinya konsepsi.
Infundibulum: Infundibulum merupakan bagian ujung dari tuba dengan
umbai-umbai yang disebut fimbrae. Fungsi dari fimbrae untuk
menangkap ovum yang matang. Lubang pada fimbrae disebut ostium
abdominale tuba.
C. Filosofi Kehamilan
Untuk terjadi kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum
(konsepsi), dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi. Setiap spermatozoa terdiri atas tiga
bagian yaitu kaput atau kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung
bahan nucleus, ekor, dan bagian yang silindrik (leher) menghubungkan kepala dengan
ekor. Dengan getaran ekornya spermatozoa dapat bergerak cepat.
Dalam pertumbuhan embrional spermatogonium berasal dari sel-sel primitive
tubulus-tubulus testis. Setelah janin dilahirkan, jumlah spermatogonium yang ada
tidak mengalami perubahan sampai masa pubertas tiba. Pada masa pubertas sel-sel
spermatogonium tersebut dalam pengaruh sel-sel interstisial leydig mulai aktif
mengadakan mitosis, dan terjadilah proses spermatogenesis yang sangat kompleks.
Setiap spermatogonium membelah dua dan menghasilkan spermatosit primer.
Spermatosit primer ini membelah dua dan menjadi dua spermatosit sekunder;
kemudian spermatosit sekunder membelah dua lagi dengan hasil dua spermatid yang
masing-masing memiliki jumlah kromososm setengah dari jumlah yang khas untuk
jenis itu. Dari spermatid ini kemudian tumbuh spermatozoa.
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genital
ridge janin, dan di dalam janin jumlah oogonium bertambah terus sampai pada usia
kehamilan enam bulan. Pada waktu dilahirkan, bayi mempunyai sekurang-kurangnya
750.000 oogonium. Jumlah ini berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel-
folikel . pada anak berumur 6-15 tahun ditemukan 439.000 oogonium dan pada umur
16-25tahun hanya 34.000 oogonium. Pada masa menopause semua oogonium
menghilang.
Sebelum janin dilahirkan, sebagian besar oogonium mengalami perubahan-
perubahan pada nukleusnya. Terjadi pula migrasi dari oogonium kearah korteks
ovarium sehingga pada waktu dilahirkan korteks korteks ovarium terisi dengan folikel
ovarium primordial. Padanya dapat dilihat bahwa kromosomnya telah berpasangan,
DNA-nya berduplikasi, yang berarti bahwa sel menjadi tetraploid. Pertumbuhan
selanjutnya terhenti – oleh sebab yang belum diketahui – sampai folikel itu terangsang
dan berkembang lagi ke arah kematangan. Sel yang terhenti dalam profase meiosis
dinamakan oosit primer. Oleh rangsangan FSH meiosis berlangsung terus. Benda
kutub (polar body) pertama di sisihkan dengan hanya sedikit sitoplasma, sedangkan
oosit sekunder ini berada di dalam sitoplasma yang cukup banyak. Proses pembelahan
ini terjadi sebelum ovulasi. Proses ini disebut pematangan pertama ovum; pematangan
kedua ovum terjadi pada waktu spermatozoa membuahi ovum.
Spermatogenesis
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan dan pematangan
spermatozoa (sel benih pria). Spermatogenesis dimulai dengan pertumbuhan
spermatogonium menjadi sel yang lebih besar disebut spermatosit primer. Sel-sel
ini membelah secara mitosis menjadi dua spermatosit sekunder yang sama besar,
kemudian mengalami pembelahan meiosis menjadi empat spermatid yang sama
besar. Spermatid adalah sel bundar dengan sejumlah besar protoplasma dan
merupakan gamet dewasa dengan sejumlah kromosom haploid. Proses ini
berlangsung dalam testis (buah zakar) dan lamanya sekitar 72 hari. Proses
spermatogenesis sangat bergantung pada mekanisme hormonal tubuh.
Struktur Sperma
Sel-sel sperma memiliki struktur yang khusus. Struktur spermatozoa
tersebut terlihat mempunyai bentuk mirip seperti kecebong (anak katak yang baru
menetas), terdapat bagian kepala dan ekor, dapat terlihat bahwa sel-sel sperma
memiliki struktur sebagai berikut.
Nidasi
Nidasi/implantasi merupakan peristiwa masuknya atau tertanamnya
hasil konsepsi ke dalam endometrium. Selanjutnya hari ke empat hasil konsepsi
mencapai stadium blastula disebut blastokista, suatu bentuk yang di bagian luarnya
adalah tropoblas dan di bagian dalamnya masa inter sel. Massa inersel berkembang
menjadi janin dan tropoblas akan berkembang menjadi plasenta. Dengan demikian
blaskokista diselubungi oleh suatu simpai yang disebut tropoblas. Tropoblas ini
sangat kritis untuk keberhasilan kehamilan terkait dengan keberhasilan implantasi,
produksi hormone kehamilan, proteksi imunitas bagi janin, peningkatan aliran
maternal ke dalam plasenta dan kelahiran bayi. Sejak tropoblas terbentuk produksi
human chorionic gonadotropin (Hcg) dimulai, suatu hormone yang memastikan
bahwa endometrium akan menerima (reseptif) itu dalam implantasi embrio.
Pada umumnya blastokista masuk di endometrium dengan bagian dimana
massa iner sel berlokasi. Dikemukakan bahwa hal ini yang menyebabkan tali pusat
berpangkal sentral atau para sentral. Bila sebaliknya dengan bagian lain blastokista
memasuki endometrium maka terdapatlah tali pusat dengan insesio velamentosa.
Umumnya nidasi terjadi di dinding depan atau belakang uterus dekat dengan
fundus uterus. Jika nidasi ini terjadi barulah dapat disebut adanya kehamilan.
Setelah nidasi berhasil selanjutnya hasil konsepsi akan bertumbuh dan
berkembang di dalam endometrium. Embrio ini selalu terpisahkan dari darah dan
jaringan ibu oleh suatu lapisan sitotrofoblas (mononuclear trophoblas) di sisi
bagian dalam dan sinsiotrophoblas (multinuclear trophoblas) di sisi bagian luar.
Kondisi ini kritis tidak hanya untuk pertukaran nutrisi tetapi juga untuk melindungi
janin yang bertumbuh dan berkembang dari serangan imunologik maternal. Bila
nidasi telah terjadi mulailah diferensiasi sel-sel blastokista. Sel-sel yang lebih kecil
yang dekat dengan ruang eksoselong membentuk entoderm dan yolk sac,
sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi ectoderm dan membentuk ruang
amnion. Dengan ini di dalam blastokista terdapat suatu embrional plate yang
membentuk antara dua ruangan yakni ruang amnion dan yolk sac. Pertumbuhan
embrio terjadi dari embrional plate yang selanjutnya terdiri dari tiga lapisan yakni
ectoderm, mesoderm, dan entoderm.
Plasentasi
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah
nidasi embrio ke dalam endometrium plasentasi dimulai. Pada umumnya plasentasi
berlangsung 12 sampai 18 minggu setelah fertilisasi.
Dalam dua minggu pertama perkembangan hasil konsepsi tropoblas infasiv telah
melakukan penetrasi ke pembuluh darah endometrium. Tiga minggu pasca fertilisasi
sirkulasi darah janin dapat di identifikasikan dan dimulai pembentukan vili koliaris.
Vili koliaris ini akan bertumbuh menjadi masa jaringan yaitu plasenta.
Darah ibu dan darah janin dipisahkan oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan
korian. Plasenta yang demikian dinamakan plasenta jenis hemokorial. Disini jelas
tidak ada pencampuran darah anatara darah janin dan darah ibu. Ada juga sel-sel
desidua yang tidak dapat dihancurkan oleh trofoblas dan sel-sel ini akhirnya
membentuk lapisan fibrinoid yang disebut lapisan Nitabuch. Ketika proses melahirkan
plasenta terlepas dari endometrium pada lapisan Nitabuch ini.
TANDA-TANDA KEHAMILAN
A. Tanda Pasti Kehamilan
1. Teraba bagian-bagian bayi
2. Tampak dalam USG
3. Bunyi jantung foetus positif
4. Tampak rangka dalam roentgen
D. Pemeriksaan kehamilan
1. Setiap satu bulan sekali sampai memasuki trimester ketiga
2. Setiap dua minggu sekali sampai memasuki bulan ke-9
3. Setiap seminggu sekali selama bulan terakhir
Penjelasan tambahan
1) Hipertensi ialah tekanan darah sistolik dan diastolic ≥ 140/90 mmHg. Pengukuran
tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam. Kenaikan
tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolic ≥ 15
mmHg sebagai parameter hipertensi sudah tidak dipakai lagi.
2) Proteinuria ialah adanya 300 mg protein dalam urin selama 24 jam atau sama
dengan ≥ 1+ dipstick.
3) Edema, dahulu edema tungkai, dipakai sebagai tanda-tanda preeclampsia, tetapi
sekarang edema tungkai tidak dipakai lagi, kecuali edema generalisata (anasarka).
Perlu dipertimbangkan factor risiko timbulnya hipertensi dalam kehamilan, bila
didapatkan edema generalisata atau kenaikan berat badan > 0,57 kg/minggu.
Primigravida yang mempunyai kenaikan berat badan rendah, yaitu < 0,34
kg/minggu, menurunkan risiko hipertensi, tetapi menaikkan risiko berat badan bayi
rendah.
3.2 Saran
Masyarakat perlu diberi penyuluhan pengetahuan tentang Pemahaman dan
ilmu mengenai Kesehatan Reproduksi Usia Reproduktif terutama untuk perempuan
pada masa sebelum hamil, maternal, melahirkan, nifas dan masa antara.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sackey JA, Haug WL, Barss VA. The preconception office visit, UpToDate, Mar
19, 2015.
2. Moos MK, Dunlop AL, Jack BW, et al. Healthier women, healthier reproductive
outcomes: recommendations for the routine care of all women of reproductive age.
Am J Obstet Gynecol 2008; 199:S280.
3. Mazza D, Chapman A, Michie S. Barriers to the implementation of preconception
care guidelines as perceived by general practitioners: a qualitative study. BMC
Health Serv Res 2013; 13:36.
4. Bernstein PS, Sanghvi T, Merkatz IR. Improving preconception care. J Reprod Med
2000; 45:546.
5. Leuzzi RA, Scoles KS. Preconception counseling for the primary care physician.
Med Clin North Am 1996; 80:337.
6. Korenbrot CC, Steinberg A, Bender C, Newberry S. Preconception care: a
systematic review. Matern Child Health J 2002; 6:75.
7. Chandranipapongse W, Koren G. Preconception counseling for preventable risks.
Can Fam Physician 2013; 59:737.
8. Abdul Bari Saifuddin, ed. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Materna Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo
9. Abdul Bari Saifuddin, ed. 2009. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
10. Proses Terjadinya Kehamilan http://bidanku.com/index.php?/proses-terjadinya
kehamilan#ixzz2LdscyXfp
11. Buku Pedoman Lapangan Antar-lembaga Kesehatan Reproduksi dalam Situasi
Darurat Bencana. 2010 revisi untuk peninjauan lapangan.
12. Pedoman Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu di Tingkat Pelayanan
Kesehatan Dasar.2015. Jakarta : Kementerian Kesehatan
13. Winarti, Eko. 2017. BUKU AJAR KESEHATAN REPRODUKSI untuk
Mahasiswa Kebidanan. Siduarjo : Indomedia Pustaka.
14. Infodatin Kemenkes RI