Anda di halaman 1dari 9

Indha Nurul Fauziah G., Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol.

3 (2017) : 49-57 49

PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR


SISWA DALAM MATA PELAJARAN MEMBIAKAN TANAMAN DENGAN BIJI
JURUSAN AGRIBISNIS PEMBIBITAN DAN KULTUR JARINGAN KELAS X DI SMK
NEGERI 4 JENEPONTO

The Use Of Audiovisual Media To Improve The Learning Outcome Of University


Students Studying The Subject Plant Breeding With Seeds In The Agribusiness And
Tissue Culture Department Clas X SMK Negeri 4 In Jeneponto

Indha Nurul Fauziah Gani1), Muh. Rais2), dan Jamaluddin. P3)


Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Makassar
Fauziahgani10@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan aktifitas pembelajaran membiakan
tanaman menggunakan media audiovisual dan meningkatkan hasil pembelajar siswa
dalam mata pembelajaran membiakan tanaman dengan biji menggunakan media
audiovisual. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, data penelitian
diperolah dari hasil observasi, wawancara dan angket penelitian, teknik analisa data
dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif dengan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan
penggunaan media audiovisual peserta didik lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran
karena media audiovisual memiliki daya tarik seperti objek atau gambar nyata yang bias
dilihat serta dapat didengar. Selanjutnya model pembelajaran audiovisual memberikan
kontribusi yang sangat siknifikan dengan demikian dalam peningkatan keaktifan, hasil
pembelajaran dan hasil belajar peserta didik, hal ini menunjukkan media pembelajaran
audiovisual dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran peserta didik dalam
pencapaiyan target kriteria ketuntasan minimal.
Kata Kunci : media audiovisual, hasil belajar, pembelajaran.

ABSTRACT
The goal of this research is to improve plant breeding learning activities using
audiovisual media to improve the learning outcomes of students studying plant breeding
with seeds using audiovisual media. The method used for this research is classroom action
research. Data are acquired through observations, interviews and research questionnaire.
Technique of data analysis used is descriptive quantitative and qualitative. The use of
audiovisual media spurs students to be more enthusiastic during lessons because
audiovisual media has an appealing factor in that it uses real pictures that can be seen and
heard. The results of this research shows that using the audiovisual leeson model has a
significant contribution in increasing activeness in learning and learning achievement. This
shows that audiovisual media learning can be used while learning because the learners’
target has been reached according to the criterion.
Keywords: audiovisual media, the results of the study, Learning.
Indha Nurul Fauziah G., Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : 49-57 50

PENDAHULUAN konvensional sehingga Peserta didik


merasa jenuh dan kurang paham tentang
Media pembelajaran memiliki proses pengembangbiakan pada biji. Hal
peranan penting dalam menunjang ini didapatkan pada saat peneliti
kualitas proses belajar mengajar. Media melakukan observasi di SMKN 4
juga dapat membuat pembelajaran lebih Jeneponto pada tanggal 21 September
menarik dan menyenangkan.Media 2015, sehingga peneliti tertarik melakukan
adalah suatu sarana yang digunakan penelitian di sekolah tersebut, sebagai
untuk menyampaikan pesan. Suranto, bahan perbandingan dalam peningkatan
(2005). Namun dalam media hasil belajar dengan menggunakan media
pembelajaran sangat tergantung dari pembelajaran audiovisual.
kemampuan guru dalam penyajian media Media pembelajaran audiovisual
pada proses pembelajaran. diharapkan menjadi solusi dalam
Media pembelajaran yang dikemas mengembangkan hasil belajar Peserta
dengan baik akan memberikan kontribusi didik karena dalam informasi yang
dalam peningkatan hasil belajar Peserta didapatkan peneliti bahwa ada
didik. Begitupun sebaliknya jika disajikan permasalahan yang terjadi pada proses
dengan cara yang tidak tepat pembelajaran membiakan tanaman
menyebabkan kemampuan Peserta didik dengan biji (seeding). Dimana sekitar 35
sulit dikembangkan. orang Peserta didik yang kurang aktif
Kunci keberhasilan dalam dalam mengikuti pembelajaran yang
penyampaian audiovisual yaitu terjadi pada proses pembelajaran
diperolehnya hasil belajar yang meningkat membiakan tanaman dengan biji
dari hasil sebelumnya, cara untuk (seeding). Dan 50% Peserta didik hanya
mendapatkan hasil belajar yang menghafal pembelajaran yang diberikan
meningkatkan, maka seorang guru dan tanpa memahami sehingga pada saat
dituntut untuk membuat media evaluasi Peserta didik tidak mampu untuk
pembelajaran dalam menyampaikan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
materinya, yang sesuai dengan kondisi guru dengan baik hingga nilai rata-rata
Peserta didik sehingga Peserta didik hasil belajar Peserta didik di bawah nilai
merasakan suasana yang menarik dalam standar atau nilai Kriteria Ketuntasan
proses belajarnya. Namun kenyataanya Minimal (KKM). Adapun nilai KKM dari
hampir di setiap sekolah menengah belum mata pembelajaran mebiakan tanaman
diterapkan media pembelajaran, sehingga dengan biji (seeding) yaitu 70.
materi yang harus disampaikan dengan Pembelajaran membiakan
contoh yang ril belum tersampaikan tanaman dengan biji merupakan
dengan baik hanya sekedar penjelasan pembelajaran yang mempelajari tentang
berbasis ceramah, begitu pula halnya proses pertumbuhan dan perkembangan.
yang terjadi pada SMKN 4 Jeneponto. Pembelajaran membiakan tanaman
SMKN 4 Jeneponto merupakan dengan biji di SMKN 4 Jeneponto dalam
sekolah menengah kejuruan yang menyampaikan materi guru masi
memiliki permasalahan dalam penyediaan menggunakan media konfensional yang
sarana pembelajaran dan proses dimana pembelajaran berbasis cerama
pembelajarannya sehingga berdampak tanpa menggunakan media sehingga
pada hasil belajar Peserta didik terkhusus Peserta didik mudah merasakan jenuh
di jurusan agribisnis pembibitan dan kultur dan bosan pada saat mengikuti
jaringan dimana salah satu mata pelajaran pembelajaran sehingga nilai pada hasil
membiakan tanaman pada biji, proses
belajarnya masih menggunakan media
Indha Nurul Fauziah G., Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : 49-57 51

pembelajaran Peserta didik berpengaruh dengan biji (seeding) cocok digunakan


pada proses pembelajaraanya. karena saat proes belajar mengajar
Sebaiknya guru menggunakan berlangsung akan diperlihatkan proses
media pembelajaran pada aat pertumbuhan dan perkembanhan biji
membawakan materi ajar agar Peserta dalam bentuk gambar animasi atau video
didik lebih antusias dalam mengikuti yang dimana Peserta didik akan
pembelajaran dan hasil belajar Peserta memusatkan perhatiannya dan disitu
didik diharapkan akan meningkat. Peserta didik juga langsung melihat
Ketuntasan belajar Peserta didik bagaimana proses perkembangan biji itu
di kelas X APKJ 2 secara klasikal masih tumbuh tanpa harus membayangkan lagi
belum tuntas hanya 60% yang tuntas jika guru hanya menjelaskan saja dan
sedangkan ketuntasan klasikal tercapai tanpa diberikan contoh pada Peserta
apabila 80% Peserta didik di kelas ini didik.
telah mencapai skor ketuntasan minimal. Berdasarkan uraian yang telah
Disini menujukan bahwa terdapat masalah dikemukakan, maka peneliti akan
yang tidak sesuai untuk metode melakukan penelitian tindakan kelas di
pembelajaran membiakan tanaman SMKN 4 Jeneponto pada kelas X APKJ
dengan biji (seeding). (Agribisnis Pembibitan dan Kultur
Salah satu strategi yang dapat Jaringan) pada mata pelajaran
meningkatkan keaktifan belajar dan hasil membiakan tanaman pada biji (seeding).
belajar Peserta didik dengan mata Dengan judul penelitian “Penggunaan
pelajaran membiakan tanaman dengan biji Media Audiovisual Untuk Meningkatkan
(Seeding) pada kelas X APKJ 2 SMKN Hasil Belajar Peserta didikDalam Mata
Negeri 4 Jeneponto yaitu menggunakan Pelajaran Membiakan Tanaman Dengan
media, yang tepatnya peneliti akan BijiJurusan Agribisnis Pembibitan Dan
menggunakan media audiovisual untuk Kultur Jaringan Kelas X Di Smk Negeri 4
menarik perhatian Peserta didik agar lebih Jeneponto.
aktif dan bergairah pada saat mengikuti
pembelajaran. Peneliti memilih Tujuan Penelitian
audiovisual untuk menyampaikan mata
pembelajaran membiakan tanaman Tujuan yang ingin dicapai dalam
dengan biji. penelitian ini adalah : Meningkatkan
Media audiovisual ini mempunyai aktifitas pembelajaran membiakan
keunggulan tersendiri dibandingkan tanaman menggunakan media
dengan menggunakan metode audiovisual, Meningkatkan hasil belajar
pembelajaran yang lain, media Peserta didik dalam pembelajaran
audiovisual ini sanggat baik digunakan membiakan tanaman dengan biji
pada pelajaran membiakan tanaman (seeding) menggunakan media
dengan biji karena media audiovisual ini audiovisual.
mempunyai unsur suara dan unsur
gambar yang mampu menggugah METODE PENELITIAN
perasaan dan pemikiran bagi Peserta
didik sesuai yang telah dilakukan oleh Jenis Penelitian ini adalah
penelitian Witomo Budi Utomo penelitian tindakan kelas. Penelitian (PTK)
penggunaan media audiovisual untuk yang sering disebut dengan Classroom
meningkatkan prestasi belajar Peserta Action Research
didik. Penggunaan media audiovisual ini Dalam penelitian ini, penelitian
pada pelajaran membiakan tanaman berkolaborasi dengan guru bidang
Indha Nurul Fauziah G., Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : 49-57 52

studi.Tindakan yang diberikan adalah mengingat bahwa kedudukan media


penggunaan media audiovisual yang bukan hanya sekedar alat bantu
dilakukan dikelas X SMK Negeri 4 mengajar, tetapi lebih merupakan bagian
Jeneponto. yang tak terpisahkan dalam proses
Desain dalam penelitian tindakan pembelajaran. Media pembelajaran selain
kelas ini menggunakan model Kemmis dapat menggantikan sebagian tugas guru
dan Mc. Taggart. Pelaksanaan penelitian sebagai penyaji materi, media juga
tindakan meliputi empat langkah yaitu memiliki potensi – potensi yang unik yang
perencanaan (planning), pelaksanaan dapat membantu Peserta didik dalam
tindakan (action), pengamatan belajar (Indah Ayu Ainina, 2014).
(observation), dan refleksi Menurut Oemar Hamalik (2005)
(reflection).Setiap langkah pelaksanaan media pengajaran meliputi media yang
termuat dalam suatu siklus.Siklus dapat digunakan secara efektif dalam
dihentikan jika penelitian yang dilakukan proses pengajaran yang terencana.
sesuai dengan rencana dan mengalami Sedangkan dalam arti luas, media tidak
peningkatan. hanya meliputi media komunikasi
Lokasi penelitian dilakukan di elektronik yang kompleks, tetapi juga
SMK Negeri 4 Jeneponto, Desa mencakup alat-alat sederhana, seperti
kalimporo, Kecamatan Bangkala, slide, fotografi, diagram, dan bagan
Kabupaten Jeneponto. Waktu penelitian buatan guru, objek-objek nyata serta
akan dilaksanakan pada semester genap kunjungan keluar sekolah.
tanggal 5 Mei 5 Juni tahun ajaran Penggunaan dan pemilihan salah
2015/2016. satu metode mengajar tertentu
Penelitian tindakan kelas ini mempunyai konsekuensi pada
dilaksanakan dalam dua siklus kegiatan penggunaan jenis media pembelajaran
yaitu siklus I (pertama) dilaksanakan yang sesuai. Fungsi media dalam proses
selama 4 kali pertemuan, dan siklus II belajar mengajar yaitu untuk
hanya dilaksanakan 3 kali pertemuan. meningkatkan rangsangan pada peserta
Pengolahan data penelitian didik dalam kegiatan belajar, (Ali M 2005).
dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
Untuk analisis secara kuantitatif 2. Manfaat Media Pembelajaran
digunakan analisis deskriptif, yaitu nilai
rata-rata dan persentase. Selain itu, tabel Manfaat media audiovisual dalam
frekuensi nilai minimum dan maksimum pengajaran, antara lain membantu
yang siswa peroleh pada pokok bahasan memberikan konsep pertama atau kesan
yang diajarkan. Dalam hal analisis yang benar mendorong minat
kualitatif dilakukan dengan melihat hasil meningkatkan pengertian yang lebih baik
observasi selama proses belajar mengajar melengkapi sumber belajar yang lain,
dari tiap siklus. menambah variasi metode mengajar,
menghemat waktu, meningkatkan
KAJIAN TEORI keingintahuan intelektual, cenderung
mengurangi ucapan dan pengulangan
1. Media Pembelajaran kata yang tidak perlu,membuat ingatan
terhadap pelajaran lebih lamadan dapat
Hadirnya media pembelajaran memberikan konsep baru dari sesuatu di
merupakan salah satu komponenHadirnya luar pengalaman biasa, Suprijanto (2009).
media pembelajaran merupakan salah
satu komponen dalam proses
pembelajaran sangat diperlukan,
Indha Nurul Fauziah G., Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : 49-57 53

3. Media Audiovisual Adapun cara penggunaan


Videopad ini antara lain :
Media audiovisual adalah media
kombinasi antara audio dan visual yang 1) Download software video pad di
diciptakan sendiri seperti slide yang website ini : Download Here
dikombinasikan dengan kaset audio 2) Install sortware ini dengan cara klik
(Winkel, 2009). dua kali pada file vppsetup.exe
Audiovisual memperkaya 3) Kalau sudah diinstal, jalankan
lingkungan belajar, memelihara program videopad. (cari menu star>
eksplorasi, eksperimen dan penemuan, NCH software suite > Videopad video
dan mendorong Peserta didik untuk editor. )
mengembangkan pembicaraan dan 4) Buka aplikasi Video Pad, kemudian
mengungkapkan pikirannya). Pendapat di pilih Add media, kemudian drag file
atas dapat disimpulkan bahwa media media list ke bawah (Clips).
audiovisual adalah media kombinasi 5) Mulai mengedit, klik Effect, di
antara audio dan visual yang sebelah kanan media.
dikombinasikan dengan kaset audio yang 6) Setelah gambar selesai save movei
mempunyai unsur suara dan gambar yang 7) Export video (file => export video)
biasa dilihat, misalnya rekaman video, 8) Pilih lokasi penyimpanan dan format
slide suara dan sebagainya. file

4. Hasil Belajar KERANGKA BERFIKIR

Hasil belajar adalah kemampuan- Pembelajaran adalah suatu upaya


kemampuan yang demikian Peserta didik untuk menyampaikan suatu
setelah menerima pengalaman penngetahuan kepada Peserta didik.
belajar.Suprijanto, (2009) menyatakan Proses pembelajaran dimana guru
bahwa perubahan prilaku secara memegang peran penting, guru dituntut
keseluruhan bukan hanya seluruh aspek untuk mampu mendidik dan
potensi kemanusiaan saja.Menurut menyampaikan pembelajaran dengan baik
pendapat dari Sudjana, (2010). Hasil agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
belajar adalah kemampuan-kemampuan Salah satu yang mempengaruhi
yang dimiliki Peserta didik setelah ia keberhasilan pembelajaran yakni dengan
menerima pengalaman belajarnya. terbuktinya perolehan nilai akhir Peserta
didik yang baik, untuk memperoleh nilai
5. Video Pad yang baik pada Peserta didik tentunya
guru perlu memerlukan media untuk
Video pad adalah editing software
menyampaikan pembelajaran agar
yang dikembanhkan oleh NCH software
Peserta didik dapat menerima pelajaran
untuk pasar rumah dan professional,
dengan baik dan mudah dipahami
perangkat lunak ini di lengkapi dengan
perangkat maya plug-in yang bekerja
dengan perangkat lunak perangkat lunak
ini tersedia untuk membeli atau uji coba.
Videopad adalah sebagian dari suite
software NCH perangkat lunak lainnya
termasuk wavepad, sebuah perangkat
lunak pengeditan suara, (Riski 2014)
Indha Nurul Fauziah G., Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : 49-57 54

tingkat penguasaan sangat tinggi, tes


Prestasi belajar awal persentase ketuntasan belajar pesrta
membiakan tanaman didik sebesar 47,83% yaitu 22 dari 46
dengan biji rendah pesrta didik termasuk dalam kategori
tuntas, sedangkan 52,17% atau 24 dari 46
pesrta didik termasuk dalam kategori tidak
tuntas.
Pembelajaran dengan
Tabel. 1
menggunakan media
Hasil Tes Kemampuan Siswa
audiovisual
Pada Tes Awal
No Interval Kategori Frekuensi Presentasi

Prestasi Pembelajaran membiakan Nilai


tanaman dengan biji (seeding)
1. 0 -34 Sangat 3 6,82%
meningkat menggunakan media
rendah
audiovisual
2. 35 – 64 Rendah 19 43,18%

3. 65 -74 Sedang 0 0%
Gambar 1. Skema gambar
4. 75 – 94 Tinggi 17 38,64%
kerangka berfikir Penelitian
5. 95 – Sangat 5 11,36%
100 tinggi
HIPOTESIS TINDAKAN
Jumlah 44 100
Berdasarkan latar belakang dari
kajian teori yang mendukung maka Pada tabel diatas menunjukkan
hipotesis yang diajukan dalam penelitian bahwa pada tes awal persentase
ini adalah diduga penggunaan media ketuntasan belajar pesrta didik sebesar
audiovisual dapat meningkatkan prestasi 47,83% yaitu 22 dari 46 pesrta didik
belajar Peserta didik pada mata pelajaran termasuk dalam kategori tuntas,
membiakan tanaman dengan biji Peserta sedangkan 52,17% atau 24 dari 46 pesrta
didik kelas X APKJ SMK Negeri 4 didik termasuk dalam kategori tidak
Jeneponto. tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa dari 46
jumlah pesrta didik masih ada 24 pesrta
HASIL DAN PEMBAHASAN didik yang belum tuntas hasil belajarnya
1. Tes Awal dan memerlukan pertinggian pada
Pada Tabel 1. Terlihat bahwa dari pembelajaran siklus I.
44 orang peserta didik sebagai sampel
dalam penelitian, ternyata 3 orang dengan
persentase 6,82% dikategorikan dalam 2. Siklus Pertama
tingkat penguasaan sangat rendah,
19orang dengan persentase 43,18% Setelah dilakukan pembelajaran
dikategorikan dalam tingkat penguasaan menggunakan media audiovisual
rendah, 0 orang dengan presentasi 0% diperoleh hasil belajar siswa yang
dikategorikan dalam tingkat penguasaan disajikan pada gambar dibawah ini:
sedang, 17 orang dengan persentase
38,64% dikategorikan dalam tingkat
penguasaan tinggi, dan 5 orang dengan
persentase 11,36% dikategorikan dalam
Indha Nurul Fauziah G., Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : 49-57 55

Tabel. 2 Tabel 3
Hasil Tes Kemampuan Siswa Hasil Tes Kemampuan siswa
Pada Siklus I Pada siklus II
No Interval Kategori Frekuensi Persentasi
No Interval Kategori Frekuensi Presentasi
nilai
nilai 1. 0 – 34 Sangat rendah 0 0

1. 0 -34 Sangat 0 0% 2. 35 – 64 Rendah 6 10,9%


rendah
3. 65 – 74 Sedang 14 30,4%
2. 35 - 64 Rendah 7 15,22%
4. 75 – 94 Tinggi 23 50%
3. 65 -74 Sedang 8 17,39%
5. 9 – 100 Sangat tinggi 4 8,7%
4. 75 - 94 Tinggi 31 67,93%
Jumlah 46 100
5. 95 - 100 Sangat 0 0%
tinggi Pada tabel diatas menunjukkan
bahwa dari 46 peserta didik kelas X APKJ
Jumlah 46 100
SMK Negeri 4 Jeneponto yang mengikuti
proses pembelajaran dengan
Pada tabel diatas menunjukkan menggunakan media audiovisual, pada
bahwa dari 46 peserta didik kelas X APKJ mata pelajaran membiakan tanaman
2 SMK Negeri 4 Jeneponto yang dengan biji secara umum penguasaan
mengikuti proses pembelajaran dengan peserta didik terhadap materi yang
menggunakan media audiovisual pada disajikan pada siklus II telah mengalami
mata pelajaran membiakan tanaman peningkatan. Hal ini terlihat bahwa
secara umum penguasaan peserta didik peserta didik yang memperoleh nilai
terhadap materi yang disajikan pada kategori sangat tinggi 4 orang dengan
siklus I sudah dianggap maksimal. Hal ini persentase 8,7%, kategori tinggi 23 orang
terlihat bahwa peserta didik yang dengan persentase 50%, kategori sedang
memperoleh nilai kategori sangattinggi 14 orang dengan persentase 30,4%,
belum ada namun, kategori tinggi 31 sedangkan peserta didik yang berada
orang dengan persentase 67,39%, pada kategori rendah 5 orang dengan
sedangkan yang berada pada kategori persentase
sedang 8 orang dengan persentase 10,9%, dan tidak ada peserta didik yang
17,39%, peserta didik yang berada pada memperoleh skor pada kategori gagal
kategori rendah 7 orang dengan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
persentase 15,22% dan tidak ada peserta (KKM) yaitu 70.
didik yang memperoleh nilai pada kategori Hasil tersebut menunjukkan
gagal dengan Kriteria Ketuntasan Minimal bahwa pada tes akhir siklus II (post-test)
(KKM) yaitu 70. secara klasikan sudah dinyatakan tuntas
belajar, karena klasikal ketuntasan yang
3. Hasil tes siklus kedua dikehendaki 80% dari 46 jumlah siswa
Setelah dilakukan perbaikan sesuai
hasil refleksi pada siklus I, diperoleh hasil PEMBAHASAN
belajar siswa pada mata pelajaran Media pembelajaran audiovisual
membiakan tanaman dengan biji dengan pada mata pelajaran membiakan tanaman
menggunakan media audiovisual seperti dengan biji peserta didik kelas X SMK
yang tertera pada gambar di bawah ini: Negeri 4 Jeneponto secara umum dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik
Indha Nurul Fauziah G., Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : 49-57 56

dari siklus I ke siklus II.Berdasarkan data pembelajaran karena telah mencapai 80%
hasil tes belajar peserta didik yang target peserta didik dalam kriteria
mengalami peningkatan dari pertemuan ketuntasan.
pertama dan ke pertemuan
selanjutnya.Pada wal pertemuan. 2. Saran
Observasi yang dilakukan selama Sekolah SMK Negeri 4 Jeneponto
dua siklus dengan menerapkan media mempertimbangkan metode konvensional
pembelajaran audiovisual memberikan menjadi metode pembelajaran dengan
banyak perubahan kepada peserta didik, menggunakan audiovisual. Sehingga
diantaranya: semua pihak terutama kepala sekolah
1. Peserta didik lebih terbuka untuk mempertimbangkan kepada guru produktif
berpendapat, menyapa, dan terutama pada mata pelajaran praktek dan
berkomunikasi dengan peserta didik terkhusus mata pelajaran membiakan
yang lainnya. tanaman dengan biji agar menggunakan
2. Peserta didik tidak tertekan pada saat pembelajaran audiovisual terutama
proses pembelajaran dengan media kepada guru produktif dapat menjadikan
pembelajaran audiovisual metode audiovisual sebagai alternative
3. Peserta didik lebih akrab dengan dalam pengembangan teori dan praktek
peserta didik yang lain. dalam kelas.
4. Peserta didik merasa senang dengan
media yang diterapkan DAFTAR PUSTAKA
Penelitian ini membandingan nilai
KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah Ali, M. 2005 Pengembangan Bahan
dengan nilai yang telah dicapai peserta Pembelajaran Berbantuan
didik pada siklus I dan siklus II yaitu nilai Komputer Untuk Memfasilitasi
hasil belajar pada mata pelajaran Belajar Mandiri dalam Mata Diklat
membiakan tanaman dengan biji kelas X Penerapan Konsep Dasar Listrik
APKJ SMK Negeri 4 Jeneponto pada Dan Elektronika di SMK. Laporan
siklus I dan siklus II melalui penerapan penelitian Research Grant PHK A2
media pembelajaran audiovisual.Selelah Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
dilakukan pertinggian pada siklus II maka FT UNY.
terlihat adanya peningkatan hasil belajar.
Indah Ayu Aninia, 2014. Media
KESIMPULAN DAN SARAN Pendidikan. Bandung: Alumni.
Jurnal Pemanfaatan media audio
1. Kesimpulan visual sebagai sumber
model pembelajaran audiovisual pembelajaran sejarah, (on line)
memberikan kontribusi yang sangat (http://www Bandung. ac.
siknifikan dalam peningkatan keaktifan, id,diakses.
hasil pembelajaran dan hasil belajar
Peserta didik. Seperti dalam pembahasan Oemar Hamalik. (2005). Perencanaan
didapatkan dari nilai post-test, siklus I dan Pengajaran Berdasarkan
siklus II mengalami peningkatan secara Pendekatan Sistem.Bandung Bumi
klasikal dari post-test mendapatkan Aksara.
persentase ketuntasan 47,83%, pada
siklus I naik menjadi 73,91% dan pada Riski (2014) http :/ / rizkireforman
siklus II menjadi 82,61% hal ini .blogspot.co.id/ 201 4/11/cara -
menunjukkan media pembelajaran menggunakan-videopad.html
audiovisual dapat digunakan di kegiatan (diakses pada tanggal 18 juli 2016)
Indha Nurul Fauziah G., Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) : 49-57 57

Sudjana. 2010. Penilaian Hasil Proses


Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja.

Suprijanto. 2009. Pendidikan Orang


Dewasa: Dari Teori Hingga
Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Suranto AW, 2005. Komunikasi


Perkantoran. Yogyakarta:
MediaWacana.

Wingkel. 2009. Psikologi


Pengajaran.Penggunaan Media
Audio-Visual Pada Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 1
Pacitan. April 2014 Yogyakarta:
Media Abadi.

Anda mungkin juga menyukai