Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat karunia-Nya
saya bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah yang saya buat ini selain bertujuan untuk
memenuhi tugas sejarah peminatan, juga untuk dapat menambah wawasan bagi pembaca dan
kita semua mengenai sejarah perang dingin pertama dan kedua di Indonesia. Untuk itu saya
membutuhkan saran dan kritik pembaca agar saya dapat lebih baik lagi dalam pembuatan
makalah untuk kedepannya. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………………

BAB 1
PENDAHULUAN…………………………………………………………………….
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………..
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………….
C. TUJUAN…………………………………………………………………………
BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………………………………
A. Pengertian perang dingin…………………………………………………………..
B. .Negara yang terlibat dalam perang dingin 1 & 2………………………………….
C. Penyebab perang dingin 1 & 2.................................................................................
BAB III
1. Kesimpulan…………………………………………………………………………
2. Saran-Saran…………………………………………………………………………
3.Daftar Pustaka……………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perang dingin adalah sebuah era dimana terjadi konflik, ketegangan dan kompetisi antara
dunia negara adidaya, yakni Amerika Serikat dan Uni Soviet. Perang tersebut terjadi antara tahun
1947 – 1991. Awalnya Amerika Serikat dan Uni Soviet dulunya bersekutu melawan Jerman saat
Perang Dunia II. Namun setelah perang berakhir, Amerika Serikat dan Uni Soviet mengalami
perbedaan yang justru menjadi pertentangan antar kedua negara tersebut.
Pertentangan demi pertentangan yang terjadi antar dua negara tersebut menimbulkan
persaingan. Persaingan antar keduanya menyangkut berbagai bidang seperti bidang ekonomi,
politik, koalisi militer, industri, pengembangan teknologi, pertahanan, persenjataan, dan lain-lain.
Dikabarkan bahwa perang dingin ini akan berakhir dengan nuklir namun nyatanya tidak terjadi.
Istilah ‘perang dingin’ itu sendiri diperkenalkan oleh Bernard Baruch dan Walter Lippman asal
Amerika Serikat pada tahun 1947 untuk menggambarkan ketegangan yang terjadi antara dua
negara adidaya tersebut. Walau disebut perang, belum pernah terjadi konflik terbuka antara
kedua negara yang bertikai.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa penyebab terjadinya Perang Dingin pertama dan kedua?
2. Negara mana sajakah yang terlibat dalam Perang Dingin pertama dan kedua?
3. Apa bentuk persaingan antar negara saat Perang Dingin pertama dan kedua?
C. Tujuan
1) Menjelaskan penyebab terjadinya Perang Dingin pertama dan kedua.
2) Menyebutkan negara-negara yang terlibat dalam Perang Dingin pertama dan kedua.
3) Menjelaskan bentuk persaingan antar negara sekaligus dampaknya bagi dunia.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perang Dingin (1947-1991)

Perang dingin merupakan perang yang terjadi tanpa adanya bentrokan fisik, maksudnya
pihak yang berperang saling menggertak satu sama lain dengan memperlihatkan kebolehannya dan
kelebihannya tanpa menyerang satu sama lain.
Menurut Wikipedia Ensiklopedia Bebas, Perang Dingin (bahasa Inggris: Cold War,
bahasa Rusia: холо́дная война́, kholodnaya voyna, 1947–1991) adalah sebutan bagi sebuah
periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta
sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet(beserta sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi
antara tahun 1947—1991.
Istilah “Perang Dingin” ini sendiri diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Bernard Baruch
dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan yang terjadi di antara
Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Setelah perang dunia ke-2 berakhir, Amerika Serikat dan Unisoviet muncul sebagai negara
adikuasa. Amerika serikat muncul dengan ideologi demokratis kapitalis, dan Unisoviet muncul
dengan ideologi komunis. Kedua negara tersebut berusaha mencari pengaruh dan dukungan dari
negara-negara yang baru memerdekakan diri. Mereka bersaing dalam melakukan ekspansi
ideologi. Hal ini memicu terjadinya perang dingin dan berpengaruh kepada negara-negara di luar
Eropa.
Sebelum lebih jauh membahas tentang perang dingin sebelumnya perlu diketahui bahwa
Amerika dan Unisoviet juga terlibat di dalam Perang Dunia I dan II. Pada perang Dunia pertama
Jerman, Austria, dan Turki membuat negara aliansi dan bekerja sama. Awalnya Amerika sekrikat
merupakan negara netral dan tidak memihak siapapun akan tetapi ketika perang kapal selam tak
terbatas, secara tidak sengaja Jerman mengenai kapal Amerika sehingga Amerika yang awalnya
netral akhirnya memihak Inggris, Unisoviet dan Pranciss yang merupakan lawan dari aliansi
Jerman. Dengan turun tangannya Amerika maka akan mempermudah kekalahan Jerman.
Setelah Jerman kalah pihaknya dipaksa menandatangani perjanjian Fersailes yang isinya
membuat pihak Jerman harus membayar kerugian yang dikeluarkan pihak musuh selama perang.
Jerman telah kalah, ditambah lagi harus membayar kerugian musuh. Hal ini menyebabkan Jerman
harus pontang-panting memperbaiki kondisi ekonominya tetapi ketika Adolf Hilter meminpin
Jerman, ia melancarkan politik balas dendam. Inilah cikal bakal penyebab Perang Dunia ke-2. Pada
tanggal 1 September 1939 Jerman menyerang negara Polandia yang merupakan negara yang
dilindungi oleh pihak sekutu yang terdiri dari Inggris, Pranciss dan Unisoviet. Pada perang dunia
ke Dunia yang bertindak sebagai negara sentral adalah Jerman, Itali, dan Jepang. Jepang memiliki
pemikiran tersendiri, Jepang ingin menguasai dunia. Sebelum menguasai dunia hal yang pertama
harus dilakukan adalah menguasai Cina, lalu Asia dan Seluruh dunia. Sehingga Jepang pada waktu
itu sangat gencar memperluas wilayahnya dan menyerang wilayah lain. Jepang juga ingin
menundukkan Amerika dan berpikiran bahwa jika mereka berhasil menyerang pelabuhan Pearl
maka mereka akan dengan mudah mengalahkan Amerika. Akan tetapi, rencananya tidak berhasil,
Jepang hanya membangunkan macan yang lagi tidur. Amerika yang semula netral di Perang Dunia
ke-2 akhirnya turun tangan dan mempercepat kekalahan Jepang dengan mengebom atom Nagasaki
dan Hirosima.
Selama berlangsungnya perang dunia ke -2, Amerika Serikat merupakan salah satu negara
Sekutu yang memiliki kekuatan militer cukup besar. Dalam pertempuran melawan Jerman dan
Italia, Amrika serikat berhasil memukul mundur dan bahkan memaksa kedua negara tersebut untuk
menyerah kepada sekutu. Selain itu, Jepang juga menyerah dan tunduk di bawah kekuatan sekutu
setelah kota Hirosima dan Nagasaki dijatuhi bom atom pada 9 Agustus 1945. Sementara itu,
Unisoviet juga memiliki peran yang sangat besar dalam kemenangan Sekutu dalam Perang Dunia
II. Berkat Unisoviet, negara-negara Eropa Timur berhasil direbut oleh pihak sekutu dari tangan
Jerman.
Penguasaan kawasan yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Unisoviet memunculkan
perimbangan kekuatan dalam hal ekonomi, politik dan ideologi. Kedua negara adikuasa itupun
melakukan ekspansi ideologi ke negara-negara lain. Berbagai metode pun digunakan, baik dalam
bentuk pemberian bantuan ekonomi, maupun kerja sama militer dan persenjataan. Hal itulah yang
dimaksud perang dingin.
Dalam usaha untuk melancarkan ekspansi politis dan ideologis, pada tahun 1947, Amerika
serikat mengeluarkan Marshall Plan yaitu sebuah traktat tentang bantuan ekonomi dalam rangka
pemulihan perekonomian Eropa yang hancur akibat perang Dunia II. Selain Marshall Plan posisi
luar negeri Amerika tercermin dalam Truman Doctrine yang merupakan sebuah pernyataan yang
dikeluarkan oleh Presiden Hary Truman pada tahun 1947 yang menyatakan kesediaan Amerika
Serikat untuk memberikan bantuan bagi kekuatan anti komunis di Turki dan Yunani dalam
menghadapi kekuatan komunisme Unisoviet.
Pada 4 April 1949 North Atlantic Treaty Organization dibentuk dengan tujuan mendukung
stabilitas politik dan keamanan di daerah Atlantik Utara. Pembentukan NATO memancing blok
Timur untuk mendirikan Warsawaw Pact atau Pakta Warsawa. Pakta tersebut dibentuk tanggal 14
Mei 1955 di kota Warsawa, Polandia. Di bawah kepemimpinan Unisoviet.

B. Negara yang Terlibat


Perlu diketahui bahwa perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet menimbulkan
persaingan untuk saling merangkul sekutu sebanyak-banyaknya. Alhasil kedua negara tersebut
membuat blok yang terdiri atas negara-negara yang mendukungnya. Terbentuklah Blok Barat
dengan Amerika Serikat dan Blok Timur dengan Uni Soviet.
NATO atau North Atlantic Treaty Organization (Pakta Atlantik Utara) adalah organisasi
pertahanan militer yang anggotanya terdiri atas negara-negara Blok Barat. NATO dibentuk pada
4 April 1949 oleh dua belas negara yang menandatangi berdirinya organisasi tersebut. Dua belas
negara pendiri tersebut terdiri dari Amerika, Belanda, Belgia, Britania Raya, Denmark, Islandia,
Italia, Kanada, Luksemburg, Norwegia, Prancis, dan Portugal. Bagi Blok Barat, NATO adalah
bentuk pertahanan bersama. Jadi, bila terjadi penyerangan terhadap negara anggota NATO, maka
itu dianggap sebagai serangan terhadap Blok Barat. Beberapa dekade kemudian, empat negara
tergabung dalam organisasi NATO. Negara tersebut antara lain Yunani, Turki, Jerman (sebagai
Jerman Barat) dan Spanyol
Uni Soviet sebagai komandan Blok Timur tidak ketinggalan untuk membentuk organisasi
baru. Pada tahun 1955, negara-negara Blok Timur mendirikan Pakta Warsawa untuk menyaingi
NATO. Pada kenyataannya konflik militer tidak pernah terjadi antara Blok Barat melalui NATO
dan Blok Timur melalui Pakta Wasarwa. Adapun negara-negara anggota Blok Timur antara lain
Bulgaria, Cekoslovakia, Jerman Timur, Hungaria, Polandia, Romania, Albania, Mongolia, Kuba,
Vietnam dan Korea Utara.
.
C. Penyebab Utama Terjadinya Perang Dingin

1. Perbedaan Paham
Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai pemenang Perang Dunia II memiliki paham/
ideologi yang berbeda Amerika Serikat memiliki ideologi liberal-kapitalis sedangkan Uni Soviet
berideologi komunis. Paham Liberal-Kapitalis (AS) yang mengagungkan kebebasan individu yang
memungkinkan kapitalisme berkembang dengan subur bertentangan dengan paham Sosialis-
Komunis (US) yang berkeyakinan bahwa paham itu dapat lebih mempercepat kesejahteraan buruh
maupun rakyatnya karena negara-negara yang mengendalikan perusahaan akan memanfaatkan
keuntungannya untuk rakyat.

2. Keinginan untuk Berkuasa.


AS dan US mempunyai keinginan untuk menjadi penguasa di dunia dengan cara-cara yang
baru. AS sebagai negara kreditor besar membantu negara-negara yang sedang berkembang berupa
pinjaman modal untuk pembangunan dengan harapan bahwa rakyat yang makmur hidupnya dapat
menjadi tempat pemasaran hasil industrinya dan dapat menjauhkan pengaruh sosialis komunis.
Masyarakat miskin merupakan lahan subur bagi paham sosialis komunis. Uni Soviet yang
mulai kuat ekonominya juga tidak mau kalah membantu perjuangan nasional berupa bantuan
senjata atau tenaga ahli. Hal ini dilakukan untuk mempengaruhi negara-negara tersebut.

3. Berdirinya Pakta Pertahanan.


Guna mengatasi berbagai perbedaan yang ada dan kepentingan untuk dapat berkuasa maka
negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat mendirikan pakta pertahanan yang dikenal dengan
nama NATO (North Atlantic Treaty Organization) atau Organisasi Pertahanan Atlantik Utara.
Sementara untuk mengimbangi kekuatan NATO pada tahun 1955 Uni Soviet mendirikan pakta
pertahanan yaitu PAKTA WARSAWA. Anggota Pakta Warsawa yaitu Uni Soviet, Albania,
Bulgaria, Cekoslowakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia, dan Rumania.
Berdirinya kedua pakta tersebut menyebabkan muncul rasa saling curiga, ketidakpercayaan,
dan kesalahpahaman antara kedua blok baik blok barat maupun blok timur. Amerika dituduh
menjalankan politik imperialis untuk mempengaruhi dunia sementara Uni Soviet dianggap
melakukan perluasan hegemoni atas negara-negara demokrasi melalui ideologi komunisme.
Keadaan tersebut memicu ketegangan kian memuncak sehingga muncullah persaingan
senjata di antara kedua belah pihak. Masing-masing pihak saling diliputi oleh suasana Perang
Dingin yang bahkan mengarah pada terjadinya Perang Dunia III.

D. Proses Berlangsungnya Perang Dingin


Kemunculan perang dua blok ini ditandai dengan persaingan-persaingan kepentingan yang
tajam. Ketegangan yang paling awal pada persaingan ini yang kemudian dikenal dengan sebutan
perang dingin (cold war ), yang dimulai sejak pembagian Jerman menjadi dua wilayah yaitu
Jerman Barat dan Jerman Timur.
Persaingan dua blok yang saling bertentangan ini mengakibatkan ramainya kegiatan
spionasi dan sistem aliansi di dunia
a. Sistem aliansi
Bentuk aliansi itu adalah sebagai berikut:
· Pembentukan caminform pada tahun 1947. Caminform adalah wadah kerja sama partai-partai
komunis Eropa yang berpusat di Beograd, Yugoslavia.
· Pembentukan NATO tahun 1949
· Perjanjian antara Uni Soviet dan RRC tahun 1950 mengenai kerja sama diantara kedua negara
guna menghadapi agresi Jepang
· Pembentukan pakta ANZUS yaitu pakta pertahanan negara-negara AS, Australia, Selandia Baru
pada tahun 1951
· Pembentukan pakta warsawa pada tahun 1955. Pakta ini merujpakan kerja sama pertahanan dan
keamanan negara –negara komunis.
· Pembentukan SEATO pada tahun 1954
· SEATO adalah kerja sama pertahan antara negara Asia Tenggara dengan pihak barat.
Anggotanya : AS, Inggris, Prancis, Flilipina, Singapura, dan Selandia Baru

b. Kegiatan spionase
Kegiatan spionase ( mata-mata) juaga tujrut mewarnai percaturan politik selama perang
dingin. Kegiatan ini tercermin dari tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh agen-agen spionase
oleh kedua piihak yaitu antara Uni Soviet dengan Amerika Serikat. KGB adalah dinas inteligen
sipil atau dinas rahasia Uni Soviet sedangakan CIA adalah dinas rahasia Amerika Serikat yang
bertugas untuk mencari keterangan tentang negara-negara asing tertentu.

Adapun Periode – periode berlangsungnya perang dingin yaitu :

1. Periode 1945-1969
Berakhirnya Perang Dunia II telah mengubah perkembangan politik dunia. Amerika Serikat
dan Uni Soviet sebagai negara pemenang perang muncul menjadi kekuatan raksasa. Dua negara
tersebut memiliki perbedaan ideologi, Amerika Serikat memiliki ideologi liberal-kapitalis,
sedangkan Uni Soviet berideologi sosialis-komunis. Dalam waktu singkat memang pernah terjadi
persahabatan diantara keduanya, namun kemudian muncul antagonisme diantara mereka. Ada dua
karakter pada periode ini, Pertama, adanya keprihatinan akan ambisi rivalnya yang menimbulkan
pesimisme. Kedua, Amerika Serikat dan Uni Soviet merupakan kekuatan militer yang sangat kuat
dan memiliki kemampuan untuk menghancurkan musuhnya dengan senjata atom. Sehingga dalam
periode ini muncul hal-hal sebagai berikut:
a. Doktrin Pembendungan Bulan Februari 1946, Stalin memberikan pidato yang berbicara tentang
“tak terhindarnya konflik dengan kekuatan kapitalis. Ia mendesak rakyat Soviet untuk tidak
terperdaya dengan berakhirnya perang yang berarti negara bisa santai. Sebaliknya perlu
mengintensifkan usaha memperkuat dan mempertahankan tanah air. Tidak lama setelah
munculnya tulisan George F Kennan, diplomat di Kedubes AS di Uni Soviet, yang memaparkan
tentang kefanatikan Uni Soviet, Presiden Harry S Truman mendeklarasikan apa yang kemudian
disebut Doktrin Truman. Doktrin ini menggarisbawahi strategi pembendungan politik luar negeri
AS sebagai cara untuk menghambat ambisi ekspansionis Uni Soviet. AS juga merekrut sekutu-
sekutunya untuk mewujudkan tujuan itu. Karena menurut teori domino, jika satu negara jatuh
maka akan berjatuhanlah negara-negara tetangga lainnya.
b. Lingkungan Pengaruh dan Pembentukan Blok Ketidakmampuan sebuah negara adidaya
memelihara ”lingkungan pengaruh” diinterpretasikan sebagai akibat dari program global negara
adidaya yang lain. Misalnya ketika Uni Soviet memasuki Eropa Timur, para pemimpin AS
menilainya sebagai bagian dari usaha Uni Soviet menaklukan dunia. Begitu pula ketika AS
membentuk Pakta ANZUS pada tahun 1951, para pemimpin Uni Soviet menilainya sebagai bagian
dari usaha AS untuk mendominasi dunia.

2. Periode 1969-1979
Hubungan Amerika Serikat-Uni Soviet mengalami perubahan drastis dengan terpilihnya
Richard Nixon sebagai Presiden AS. Didampingi penasehat keamanannya, Henry A. Kissinger,
Richard Nixon menempuh pendekatan baru terhadap Uni Soviet pada tahun 1969. Tidak disangka,
ternyata Uni Soviet juga sedang mengambil pendekatan yang sama terhadap AS. Pendekatan ini
lazim disebut détente (peredaan ketegangan). Sebagai sebuah strategi politik luar negeri, détente
merupakan upaya menciptakan ”kepentingan tertentu dalam kerjasama dan perbatasan, sebuah
lingkungan dimana kompetitor dapat menghambat perbedaan diantara mereka dan akhirnya
melangkah dari kompetisi menuju kerjasama”.
Sebagai langkah lebih lanjut, pada 26 Mei 1972 Presiden Richard Nixon dan Leonid Brezhnev
menandatangani Strategic Arms Limitation Treaty I (SALT I) di Moskow. SALT I berisi
kesepakatan untuk membatasi persediaan senjata-senjata nuklir strategis/Defensive Antiballistic
Missile System. SALT I juga berisi kesepakatan untuk membatasi jumlah misil nuklir yang
dimiliki oleh kedua belah pihak, sehingga Uni Soviet hanya diijinkan untuk memiliki misil
maksimal 1600 misil, dan AS hanya diijinkan memiliki 1054 misil.

3. Periode 1979-1985
Setelah 10 tahun dijalankan, tampaknya Uni Soviet tidak kuat lagi untuk menjalani détente.
Akhirnya pada tahun 1979 Uni Soviet pun menduduki Afghanistan yang sebenarnya mengundang
pasukan Uni Soviet masuk kesana untuk membantu mereka. Aksi semena-mena ini mengundang
reaksi keras dari pihak AS, Presiden AS Jimmy Carter menyatakan, agresi Uni Soviet di
Afghanistan mengkonfrontasi dunia dengan tantangan strategis paling serius sejak Perang Dingin
dimulai. Lalu akhirnya muncullah Doktrin Carter yang menyatakan bahwa AS berkeinginan untuk
menggunakan kekuatan militernya di Teluk Persia. Setelah Reagan mengambil alih jabatan
presiden, ia juga melancarkan Doktrin Reagan yang mendukung pemberontakan anti-komunis di
Afghanistan, Angola, dan Nikaragua. Para pemberontak ini bahkan diberi istilah halus ”pejuang
kemerdekaan” (freedom fighters).
Bahkan AS juga berbicara tentang kemampuan nuklirnya, termasuk ancaman serangan
pertama. Tapi walaupun di periode ini terjadi ketegangan yang memuncak antara AS dan Uni
Soviet, ternyata masih bisa terjadi perjanjian SALT II (Strategic Arms Limitation Treaty II) pada
pertengahan 1979 di Vienna. Pada saat itu Carter dan Brezhnev setuju untuk membatasi
kepemilikan peluncur senjata nuklir maksimal 2400 unit, dan maksimal 1320 unit Multiple
Independently Targeted Reentry Vehicle (MIRV) . Dan juga Perjanjian Pengurangan Senjata-
senjata Strategis pada tahun 1982 yang berisi kesepakatan untuk memusnahkan senjata nuklir yang
berdaya jarak menengah. Walaupun sudah banyak dilakukan perjanjian-perjanjian pembatasan
dan/atau pengurangan senjata nuklir, namun berdasarkan data pada tahun 1983 ternyata Uni Soviet
memiliki keunggulan yang cukup besar dibandingkan dengan Amerika Serikat.

4. Periode 1985-1991
Pada Maret 1985, Gorbachev mulai memimpin Uni Soviet. Perubahan secara besar-besaran
mulai tampak pada masa ini. Sejak berkuasa, Gorbachev berupaya:
a. Memperbaiki kehidupan perekonomian negaranya yang jauh dibawah standar kehidupan negara-
negara maju.
b. Menyadari bahwa kehidupan yang buruk berpengaruh besar terhadap kehidupan militernya dan
dapat memperlemah kedudukannya dalam percaturan politik internasional.
c. Gorbachev tidak ingin menjungkirkan sosialisme, tetapi berupaya memperkuat sendi sosialisme
melalui Glasnot dan Perestroika.
d. Uni Soviet harus bertindak berdasarkan prinsip-prinsip sosialisme.
e. Setiap orang harus menyumbangkan pikirannya menurut kemampuannya dan ia akan menerima
dari negara setara dengan apa yang dibutuhkannya.
f. Hubungan dengan dunia luar sangat diperlukan untuk mencapai tingkat kemajuan dan
kesejahteraan rakyat.
g. Tahun 1987 mengumandangkan politik demokrasi, pembaruan, dan keterbukaan yang dikenal
dengan Politik Glasnot dan Perestroika.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perang dingin merupakan perang ideologi (tanpa senjata) yang terjadi antara Amerika Serikat
(blok barat) dengan Uni Soviet (blok timur) sebagai akibat dari berakhirnya perang dunia II.
Pertikaian maupun persaingan terjadi dalam berbagai bidang.
Faktor utama yang menyebabkan perang dingin antara lain; adanya perbedaan paham/ideologi
antara Amerika Serikat (Liberal-kapitalis) dan Uni Soviet (Komunis), adanya keinginan untuk
berkuasa, serta berdirinya pakta pertahanan yang mengakibatkan timbulnya rasa saling curiga,
ketidakpercayaan, dan kesalahpahaman antara kedua blok baik blok barat maupun blok timur.
Perang dingin berlangsung selama kurang lebih selama 46 tahun yaitu dari tahun 1945-1991.
Selama kurun waktu tersebut Amerika Serikat maupun Uni Soviet berlomba-lomba menyebarkan
pengaruh/ ideologi yang mereka anut ke berbagai negara baik di Eropa maupun Asia. Dalam
pelaksanaan perang Amerika Serikat maupun Uni Soviet selalu berada di belakang negara-negara
yang bertikai.
Berakhirnya perang dingin membawa dampak yang luas bagi dunia, diantaranya: muncul
perubahan politik dan ekonomi dunia yang menimbulkan terciptanya hubungan secara menyeluruh
(global) maupun kawasan (regional), dll.

B. Saran

Sebagai siswa, kita wajib mengetahui serta memahami permasalahan yang sebenarnya yang
terjadi pada perang dingin, bagaimana jalannya perang dingin serta dampak yang timbul akibat
perang dingin baik bagi dunia secara universal maupun bagi Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Http://books.google.co.id/books/about/Perang_Dingin.html?Id=Mu8PywAACAAJ&redir_esc=y.
Http://books.google.co.id/books/about/Konflik_dan_perkembangan_kawasan_pasca_P.html?Hl
=id&id=bybtaaaamaaj.
https://adebuay11.wordpress.com/2013/10/22/makalah-perang-dingin/
https://maghfiroherdan.wordpress.com/tag/negara-negara-yang-terlibat-perang-dingin/
http://www.ilmusocial.com/2015/01/dampak-perang-dingin-bagi-dunia.html
http://ben-ni.blogspot.co.id/2008/11/dampak-perang-dingin.html
http://worldisyourlivingplace.blogspot.co.id/2012/07/blok-timur-dan-blok-barat.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Blok_Timur
http://www.amazine.co/39023/bagaimana-perang-dingin-berakhir-ini-5-faktor-pendorongnya/

Anda mungkin juga menyukai