Anda di halaman 1dari 14

Tenaga kerja terdiri dari penduduk yang berada dalam usia kerja, rentang usia kerja adalah 18 sampai 64

tahun. Tenaga kerja dapat dibedakan menjadi beberapa jenis nih. Kita dapat melihatnya melalui 2 aspek
utama, yaitu aspek kemampuan dan kualitasnya, atau berdasarkan status pekerjanya.

Jika dilihat dari kemampuan dan kualitas pekerja, maka tenaga kerja dapat dikelompokkan menjadi:

1. Tenaga Kerja Terdidik.

dokterSelain dokter masih banyak pekerjaan yang juga memerlukan pendidikan formal (sumber:
huffingtonpost.com)

Tenaga kerja ini memperoleh kemampuannya dalam suatu bidang dengan cara menempuh pendidikan
formal. Contoh: Dokter, Arsitek.

2. Tenaga Kerja Terampil.

liputan 6.com supir busSupir truk dan bus adalah 2 pekerjaan yang membutuhkan keterampilan
(sumber: liputan6.com)

Tenaga keja ini adalah tenaga kerja yang membutuhkan keahlian di bidang tertentu dengan melalui
pelatihan atau pengalaman kerja. Contoh: Sopir Bus, Musisi

3. Tenaga Kerja Tidak Terdidik & Tidak Terampil ( Pekerja Kasar).

kuliGini-gini mereka sangat berjasa lho

untuk pembangunan (sumber: ahlulbaitindonesia.or.id)


Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terampil, bekerja hanya mengandalkan tenaga saja tanpa ada
keunggulan lain. Contoh: Kuli.

Nah sekarang jika tenaga kerja digolongkan berdasarkan status pekerjaanya, maka tenaga kerja dapat
digolongkan menjadi 3 kelompok juga, yaitu:

Pekerja Lepas, atau biasa disebut dengan freelance adalah orang yang bekerja sendiri dan tidak
berkomitmen pada suatu perusahaan.

Pekerja Kontrak, seorang yang dipekerjakan oleh satu perusahaan dengan jangka waktu tertentu yang
telah disepakati dalam perjanjian tertulis.

Pekerja Tetap, seorang yang dipekerjakan oleh satu perusahaan untuk jangka waktu tidak tertentu.

Dari sekian banyak jenis dan tipe-tipe pekerjaan, tidak serta merta ketenagakerjaan Indonesia terlepas
dari suatu masalah. Nah berikut ini adalah masalah yang jamak terjadi di Indonesia terkait
ketenagakerjaan:

1. Rendahnya Kualitas Tenaga Kerja

sekolah rusakInfrastruktur dan pengajar yang baik adalah kunci memajukan pendidikan, bukan seperti
foto di atas(sumber: jabar.tribunnews.com)

Pendidikan/pelatihan yang baik akan menghasilkan tenaga kerja yang baik, Indonesia belum memiliki itu
semua, karena itu masih banyak tenaga kerja di Indonesia yang belum mampu menciptakan hasil
produksi yang baik;

2. Jumlah Angkatan kerja yang Tidak Sebanding dengan Kesempatan Kerja

mencari lowongan pekerjaanJob fair kerap diadakan untuk menarik para pencari lapangan pekerjaan
(sumber: koran-jakarta.com)
Meningkatnya angkatan kerja tidak diimbangi oleh banyaknya lapangan kerja yang tersedia,
menyebabkan beban tersendiri bagi sistem perekonomian. Angkatan kerja yang tidak tertampung
akhirnya berakhir menjadi pengangguran;

3. Persebaran Kerja yang Tidak Merata

jakartaJakarta dan pulau jawa masih menjadi fokus pembangunan (sumber: wikipedia.org)

Karena kebanyakan warga Indonesia masih berpikiran “Jawa Sentris” maka pembangunan dan pekerjaan
terfokus di Jawa. Hal ini menyebabkan tidak meratanya pembangunan dan belum maksimalnya
pengembangan sumberdaya di daerah lain.

4. Pengangguran

Terjadinya krisis ekonomi dan kurangnya lapangan pekerjaan terkadang membuat perusahaan tidak
memiliki pilihan selain memutuskan tenaga kerjanya. Ditambah dengan sempitnya lapangan pekerjaan
membuat tenaga kerja menganggur dan mengurangi potensi ekonomi.

Pada era globalisasi dan perdagangan bebas, tenaga kerja dari luar saingan dan ancaman yang di anggap
cukup penting oleh tenaga-tenaga kerja lokal. Namun di samping itu, sebenarnya ada lho hal positifnya.
Tenaga-tenaga kerja lokal kita bisa mencuri sebagian keterampilan dan keahlian dari para pekerja luar,
yang penting harus mempunyai daya saing tinggi agar tidak terjadi yang sebaliknya.

Akan tetapi, di sisi lain, tenaga kerja Indonesia saat ini masih bisa dibilang kalah saing dengan tenaga
kerja dari luar negeri. Sebabnya banyak, mulai dari pendidikan dan pelatihan yang kurang baik, tidak
tersedianya lapangan kerja yang cukup, dan belum meratanya pembangunan. Semua itulah yang menjadi
faktor hambatan kualitas tenaga kerja Indonesia.
Fenomena tersebut sebenarnya bisa ditanggulangi secara bersama oleh pihak-pihak yang terlibat dan
bertanggungjawab. Beberapa pihak yang terlibat dan bertanggung jawab adalah:

PEMERINTAH

Banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu tenaga kerja di Indonesia,
antara lain dengan mendirikan pusat latihan kerja. Hal ini dilakukan untuk menciptakan tenaga kerja
uang terampil inisiatif dan kreatif.

Selain itu dalam peningkatan kualitas pendidikan untuk menghasilkan tenaga kerja berkualitas,
pemerintah dapat melakukan hal-hal berikut:

Peningkatan kualitas guru/pengajar dengan sertifikasi, pelatihan, dan alokasi tunjangan;

Peningkatan materi pembelajaran untuk menghasilkan lulusan yang lebih baik;

Pemanfaatan media belajar yang lebih inovatif agar penyampaian materi lebih mudah dimengerti dan di
pahami.

kualitas pendidikan tenaga kerja

Guru yang baik akan menghasilkan murid yang sukses (sumber: infokemendikbud.com)

PIHAK SWASTA (PERUSAHAAN)

Ada beberapa hal yang bisa pihak swasta lakukan untuk menyejahterakan dan meningkatkan mutu
tenaga kerjanya, hal ini perlu dilakukan untuk menciptakan perusahaan yang produktif dan
menghasilkan. Beberapa contoh yang dapat dilakukan dapat dilihat di bawah ini.

Membuka Kesempatan Magang

tenaga kerja magangIlustrasi magang (sumber: liputan6.com)


Hal ini diperlukan untuk memberikan pengenalan kepada orang dan khalayak luas, selain itu dengan
bekerja sama dengan lembaga pendidikan dan menjadikan perusahaan sebuah tempat latihan dapat
menciptakan tenaga kerja yang siap pada waktunya.

Meningkatkan pemberian gizi dan kualitas kesehatan

kesehatan tenaga kerjaKantin di sebuah pabrik tahun 1975an (sumber: teara.govt.nz )

Mudah saja, jika tenaga kerjanya terpenuhi gizi dan kesehatannya terjaga, maka mereka bisa bekerja
dengan lebih produktif. Jika perusahaan dapat menyediakan makanan, berikanlah karyawan makanan
yang menunjang pekerjaan dan kesehatan mereka, selain itu kebersihan tempat kerja juga dapat
memengaruhi mood bekerja setiap orang.

Memperbanyak seminar dan workshop yang berkaitan dengan pekerjaan

workshop tenaga kerjaMelatih pekerja agar selalu menguasai teknik terbaik (sumber:
suarapemredkalbar.com)

Dengan adanya pelatihan yang berkaitan dengan pekerjaannya, maka tenaga kerja akan semakin mahir
dalam mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan dapat meningkatkan produksi.

INDIVIDU

Nah yang terakhir adalah individu itu sendiri, bagaimana dia melihat dirinya sebagai tenaga kerja dan
dapat menghargai dirinya untuk sebuah perusahaan, berikut adalah langkah yang dapat dilakukan
seorang individu.

Membekali diri dengan hal yang dikehendaki oleh perusahaan, walaupun sudah berpengalaman dan
mempunyai prestasi, jika tidak memiliki hal yang diharapkan oleh perusahaan maka sama saja percuma.

tenaga kerja mempersiapkan diriMempersiapkan diri untuk mengejar sukses adalah kunci paling utama
(sumber: binakarir.com)
Menanamkan jiwa wirausaha, jika tidak atau belum bekerja kepada suatu perusahaan, tanamkanlah jiwa
gigih, ulet, dan kreatif, karena jika kamu bisa menguasainya maka kamu bisa menciptakan peluang kamu
sendiri.

Bab 2 KETENAGAKERJAAN Kelas XI Semester ganjil

KETENAGAKERJAAN

Ketenagakerjaan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 adalah segala hal yang berhubungan
dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.

1. Tenaga Kerja

Tenaga kerja menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan : Tenaga kerja adalah setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja
disebut sebagai tenaga kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia dari para tenaga kerja ini, ada yang
menyebutkan diatas 17 tahun ada pula yang menyebutkan di atas 20 tahun, bahkan ada yang
menyebutkan diatas 7 tahun karena anak-anak jalanan sudah termasuk tenaga kerja. Namun
bagaimanapun itu kita fokuskan saja pada kemampuan orangnya yang mampu menghasilkan barang
atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhannya atau kebutuhan masyarakat.

2. Angkatan Kerja

lain dengan tenaga kerja angkatan kerja adalah jumlah penduduk yang terdapat dalam suatu
perekonomian pada suatu waktu tertentu yaitu semua orang yang mampu dan bersedia bekerja. Untuk
lebih jelasnya beda antara tenaga kerja dan angkatan kerja, digambarkan dalam diagram berikut :
3. Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja adalah jumlah lapangan kerja yang tersedia bagi masyarakat baik yang telah ditempati
maupun jumlah lapangan kerja yang masih kosong (permintaan tenaga kerja). Inilah yang selalu menjadi
permasalahan bagi pemerintah di berbagai negara, yaitu meningkatkan kesempatan kerja.

4. Pengangguran

Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang
mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya
seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya
yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan. Dengan kata lain pengangguran adalah
orang yang tidak bekerja sama sekali atau sedang mencari kerja.

Upaya Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja

Terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997 mengakibatkan terpuruknya kondisi ekonomi nasional.
Keterpurukan ini merupakan tanda lemahnya fundamental ekonomi Indonesia. Penyebab lemahnya
fundamental perekonomian Indonesia tersebut adalah sebagai berikut.

1. Kualitas sumber daya manusia yang masih relatif rendah

2. Masih banyaknya produk-produk yang dihasilkan dengan daya saing rendah dan tidak efisien

3. Masih rendahnya tingkat penguasaan teknologi

4. Terbatasnya fasilitas infrastruktur dan masalah birokrasi

Dengan kata lain masalah sumber daya manusia dan teknologi menjadi dua dimensi yang sangat penting
dalam upaya memperkokoh fundamental perekonomian. Untuk itu, perlu dilakukan peningkatan kualitas
tenaga kerja di perusahaan dengan memahami strategi sumber daya manusia meliputi hal berikut:

1. Pengembangan Kemampuan

Dimensi ini menelaah pengembangan kemampuan karyawan dan kemampuan manajer.

2. Pengelolaan Prestasi

Dimensi ini merujuk pada upaya pengelolaan prestasi kerja karyawan. Hal ini sangat penting karena
implementasi strategi bisnis memerlukan karyawan yang senantiasa diberi bimbingan, dukungan,
otoritas, dan sumber-sumber yang dibutuhkan guna memenuhi rencana tindakan dantujuan
perusahaan.

3. Pengelolaan Fungsi SDM

Dimensi ini meninjau bagaimana pengelolaan fungsi sumber daya manusia yang meliputi peranaan
layanan (service role), organisasi, dan penetapan staf dan pengembangannya.

Dalam rangka mengantisipasi upaya daya saing, masalah alih teknologi menjadi wancana penting,
Kebijakan alih teknologi harus sejalan dengan strategi bisnis yang telah di tetapkan yang ditujukan untuk
mendapat keunggulan bersaing yang dapat dipertahankan dan dapat memperkuat posisi terhadap
konsumen atau mengalokasikan sumber daya.

Ketiga hal tersebut di atas dinilai sangat dibutuhkan dalam rangka merumuskan dan menerapkan alih
teknologi yang akan efektif jika SDM yang tersedia memenuhi kualitas yang layak dan berada dalam
situasi kondusif untuk mengmbangkan dirinya.

Kualitas sumber daya manusia sangat menentukan dinamika dan kelangsungan perusahaan dan upaya
pencapaian tujuan termasuk keunggulan kinerja. Oleh karena itu, kesiapan sumber daya manusia
penting untuk mencapai efisiensi. Hal tersebut sejalan dengan sasaran yang paling utama dari program
pengembangan manajemen. yaitu untuk menaikkan kinerja masa depan dari perusahaan itu sendiri.

Usaha meningkatkan produktivitas dan kualitas tenaga kerja (SDM) perusahaan dapat disatukan dengan
berbagai program pemerintah sebagai berikut.

1. Menyiapkan tenaga ahli dan terampil dengan menyiapkan pendidikan formal bagi penduduk.
Contoh melalui investasi-investasi:

a. Wajib belajar Sembilan tahun,

b. Mendirikan sekolah Menengah dan Kejuruan

c. Merintis pendidikan kewirausahaan diperguruan tinggi dengan menyelenggarakan program studi


kewirausahaan sebagai mata kuliah sebab kemajuan suatu Negara lebih banyak ditentukan oleh
kwantitas dan kwalitas pengusahanya dari pada oleh faktor-faktor lain seperti kekayaan alam

2. Menyiapkan tenaga kerja yang mampu bekerja keras dan produktif dengan meningkatkan kesehatan
melalui perbaikan gizi penduduk, memberikan jaminan social yang memadai dan menjamin kesehatan
yang baik
3. Mengadakan latihan-latihan atau job training bagi tenaga-tenaga kerja agar memiliki kemampuan
kerja yang baik, melalui diklat-diklat, penataran, kursus-kursus atau loka karya.

4. Mengadakan penelitian-penelitian untuk memberikan keteranpilan kepada tenaga kerja yang


sedang mencari pekerjaan agar dapat mengisi lowongan pekerjaan sesuai dengan permintaan pasar
tenaga kerja. Melalui kursus-kursus keterampilan, baik yang dilakukan oleh pemerintah seperti Balai
Latihan Kerja (BLK) maupun kursus-kursus keterampilan yang dilakukan oleh masyarakat seperti, kursus
computer, mengetik, kursus akuntansi, dll. Melalui pelatihan di BLK calon-calon tenaga kerja maupun
memenuhi syarat-syarat yang diminta oleh dunia usaha atau dapat menciptakan kesempatan kerja baik
bagi dirinya maupun bagi orang lain.

5. Pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negri untuk memperluas ilmu pengetahuan dan
keterampilan serta menimba pengalaman kerja.

SISTEM UPAH YANG BERLAKU DI INDONESIA

Di Indonesia dikenal beberapa sistem pemberian upah, yaitu :

1. Upah menurut waktu

Sistem upah dimana besarnya upah didasarkan pada lama bekerja seseorang. Satuan waktu dihitung per
jam, per hari, per minggu atau per bulan. Misalnya pekerja bangunan dibayar per hari / minggu.

2. Upah menurut satuan hasil

Menurut sistem ini, besarnya upah didasarkan pada jumlah barang yang dihasilkan oleh seseorang.
Satuan hasil dihitung per potong barang, per satuan panjang, atau per satuan berat. Misal upah pemetik
daun teh dihitung per kilo.

3. Upah borongan

Menurut sistem ini pembayaran upah berdasarkan atas kesepakatan bersama antara pemberi dan
penerima pekerjaan. Misalnya upah untuk memperbaiki mobil yang rusak, membangun rumah dll.

4. Sistem bonus

Sistem bonus adalah pembayaran tambahan diluar upah atau gaji yang ditujukan untuk merangsang
(memberi insentif) agar pekerja dapat menjalankan tugasnya lebih baik dan penuh tanggungjawab,
dengan harapan keuntungan lebih tinggi. Makin tinggi keuntungan yang diperoleh makin besar bonus
yang diberikan pada pekerja.

5. Sistem mitra usaha

Dalam sistem ini pembayaran upah sebagian diberikan dalam bentuk saham perusahaan, tetapi saham
tersebut tidak diberikan kepada perorangan melainkan pada organisasi pekerja di perusahaan tersebut.
Dengan demikian hubungan kerja antara perusahaan dengan pekerja dapat ditingkatkan menjadi
hubungan antara perusahaan dan mitra kerja.

6. Sistem upah menurut prestasi

Sistem ini menentukan upah berdasarkan prestasi kerja yang diperoleh oleh para pekerja. Dengan
demikian besarnya upah yang diperoleh seorang pekerja tergantung kepada banyak sedikitnya hasil yang
dicapai dalam waktu tertentu oleh pekerja tersebut.

7. Sistem upah skala

Sistem ini menentukan besaran upah berdasarkan tingkat kemajuan dan kemunduran hasil penjualan.
Jika hasil penjualan meningkat, maka upah bertambah, dan sebaliknya.

8. Sistem upah premi

Sistem ini merupakan kombinasi sistem upah prestasi yang ditambah dengan sejumlah premi tertentu.

9. Sistem upah indeks biaya hidup

Sistem ini mengaitkan pemberian upah dengan turun naiknya biaya hidup. Jika biaya hidup meningkat ,
maka upah pekerja dinaikkan, dan sebaliknya. Dalam sistem ini, upah dapat dibayarkan bentuk barang,
seperti sembako.

JENIS JENIS PENGANGGURAN

Pengangguran yang terjadi pada suatu negara berkaitan dengan kegiatan ekonomi masyarakat, pada
dasarnya dapat digolongkan dalam beberapa jenis, di antaranya:

a. Setengah menganggur setengah menganggur adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal
karena ketiadaan lapangan kerja atau pekerjaannya. Pengganguran ini jam kerjanya kurang dari tiga
puluh lima jam selama seminggu.

b. Pengangguran tak kentara atau pengangguran terselubung (disguised unemployment/invisible


unemployment) adalah pengangguran yang terjadi apabila para pekerja telah menggunakan waktu
kerjanya secara penuh dalam suatu pekerjaan, tetapi dapat ditarik ke sektor lain tanpa mengurangi
outputnya.

c. Pengangguran kentara atau pengangguran terbuka (visible unemployment) adalah pengangguran yang
timbul karena kurangnya kesempatan kerja atau tidak adanya lapangan pekerjaan.

Adapun jenis pengangguran menurut sebab-sebabnya dapat dibedakan sebagai berikut.

a. Pengangguran Musiman

Pengangguran musiman adalah pengangguran yang biasa terjadi pada sektor pertanian, misalnya di
musim paceklik. Di mana banyak petani yang menganggur, karena telah usai masa panen dan menunggu
musim tanam selanjutnya.

b. Pengangguran Friksional (Peralihan)

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi karena penawaran tenaga kerja lebih banyak
daripada permintaan tenaga kerja atau tenaga kerja yang sudah bekerja tetapi menginginkan pindah
pekerjaan lain, sehingga belum mendapatkan tempat pekerjaan yang baru. Kelebihan tersebut
menimbulkan adanya pengangguran.

c. Pengangguran karena Upah Terlalu Tinggi

Pengangguran karena upah terlalu tinggi artinya pengangguran yang terjadi karena para pekerja atau
pencari kerja menginginkan adanya upah atau gaji terlalu tinggi, sehingga para pengusaha tidak mampu
untuk memenuhi keinginan tersebut. Akan tetapi di Indonesia saat ini sudah terdapat ketentuan Upah
Minimum Regional (UMR) yang disesuaikan biaya hidup daerah masing-masing, sehingga antara pekerja
dengan pengusaha sudah terdapat consensus dalam penentuan upahnya.

d. Pengangguran Struktural
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang terjadi karena terdapat perubahan struktur
kehidupan masyarakat, misalnya dari agraris menjadi industri. Oleh sebab itu, banyak tenaga kerja yang
tidak memenuhi kriteria yang disyaratkan perusahaan.

e. Pengangguran Voluntary

Pengangguran voluntary adalah pengangguran yang terjadi karena seseorang yang sebenarnya masih
mampu bekerja tetapi secara sukarela tidak mau bekerja dengan alas an merasa sudah mempunyai
kekayaan yang cukup.

f. Pengangguran Teknologi

Pengangguran teknologi adalah pengangguran karena adanya pergantian tenaga manusia dengan tenaga
mesin.

g. Pengangguran Potensial

Pengangguran potensial (potential underemployment) adalah pengangguran yang terjadi apabila para
pekerja dalam suatu sektor dapat ditarik ke sektor lain tanpa mengurangi output, hanya harus diikuti
perubahan-perubahan fundamental dalam metode produksi, misalnya perubahan dari tenaga manusia
menjadi tenaga mesin (mekanisasi).

Dampak Pengangguran dan Cara Mengatasinya

1. Dampak Pengangguran

a Dampak Pengangguran dari Segi Ekonomi

Dampak pengangguran dari segi ekonomi antara lain sebagai berikut..

Jumlah pengangguran yang tinggi akan berakibat buruk bagi PDB

Kurangnya sumbangan produktifterhadap PDB karna tidak menghasilkan barang dan jasa

Pengangguran menurunkan jumlah tabungan negara

Pengangguran memengaruhi kemampuan berinvestasi


Pengangguran dapat menurunkan daya beli masyarakat

Mengakibatkan kelesuan dalam bidang usaha karna barang jasa kurang terserap oleh pasar

Meningkatkan biaya sosial meningkat

Mengurangi pendapatan nasional dan pendapatan perkapita

Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional dari sector pajak berkurang

b. Dampak Pengangguran dari Segi Lingkungan Sosial

Dampak pengangguran dari segi lingkungan sosial antaralain sebagai berikut..

Menimbulkan gangguan Keamanan dalam masyarakat karena tingkat kriminalitas meningkat

Meningkatnya kemiskinan

Kondisi keamanan tidak terjamin dari meningkatnya kriminalitas

Merebaknya kawasan kumuh

Meningkatnya kegiatan ekonomi ilegal

Tingginya anak-anak putus sekolah

Munculnya pengamen, anak jalan, dan pengamen

Menimbulkan ketidakstabilan sosial

Menimbulkan kesenjangan sosial

Lingkungan hidup yang kurang sehat

2. Upaya Mengatasi Pengangguran

a. Cara mengatasi pengangguran struktural

1) Meningkatkan mobilitas modal dan tenaga kerja

2) Memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat sektor yang kelebihan tenaga kerja ke tempat dan
sektor ekonomi yang kekurangan tenaga kerja.
3) Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan(lowongan) kerja yang
kosong.

4) Mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.

b. Cara mengatasi pengangguran friksional

1) Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri – industri baru, terutama padat karya.

2) Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang investasi.

3) Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industri.

4) Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor-
sektor lainnya.

5) Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jalan raya.

c. Cara mengatasi pengangguran musiman

1) Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja disektor lain.

2) Melakukan pelatihan di bidang lain untuk memanfaatkan waktu pada musim-musim tertentu.

d. Cara mengatasi pengangguran siklis

1) Mengarahkan permintaan masyarakat ke barang dan jasa

2) Meningkatkan daya beli masyarakat

e. Cara mengatasi pengangguran teknologi

Untuk mencegah dan mengatasi jenis pengangguran ini, seseorang harus selektif memilih teknologi

Anda mungkin juga menyukai