Seperti yang digambarkan dalam buku “Agar Bidadari Cemburu Padamu” karya Salim
Afillah kedudukan kita sebagai wanita sholehah dapat lebih tinggi dari sosok bidadari. Hal ini
diperjelas dalam perkataan Rasulullah SAW saw bahwa wanita bani Adam lebih utama
dibanding bidadari. Ada sebuah hadits yang cukup panjang dari Ummu Salamah mengenai
semua ini.
Saya berkata, ”Ya Rasulullah SAW, beritahu saya mana yang lebih utama, wanita dunia
ataukah bidadari?”
Beliau bersabda, ”Wanita dunia lebih utama daripada bidadari, seperti utamanya zhahir
atas batin.”
Beliau menjawab, ”Karena shalat, puasa, dan ibadah mereka kepada Allah. Allah
memberi cahaya pada wajah mereka, dan mengenakan sutera pada tubuh mereka. Warna kulit
mereka putih, pakaian mereka hijau, perhiasan mereka kuning, pedupaan mereka mutiara, dan
sisir mereka emas. Mereka berkata, ”Kami adalah wanita-wanita abadi, tidak akan mati. Kami
adalah wanita-wanita bahagia, tidak akan miskin selama-lamanya. Kami adalah wanita-wanita
penduduk tetap, tidak akan pindah selama-lamanya. Dan ketahuilah, kami adalah wanita-
wanita yang telah ridha, tidak akan marah selama-lamanya. Berbahagialah orang yang
menjadi milik kami, dan kami menjadi miliknya.” (Ath-Thabrani meriwayatkan dari Ummu
Salamah ra.)
Sebagai seorang anak/ istri atau pun ibu, ada begitu banyak kesempatan bagi kita untuk
bersaing bahkan mengalahkan sosok bidadari yang luar biasa itu. Bagaimana bisa?
Optimalkanlah peranmu saat ini sebagai ladang amal.
Khususnya dalam hal ini, tulisan ini mengetuk hati para istri. Seperti yang diketahui,
ridho suami dapat menjadi jalan istri untuk dapat menapaki surga. Dalam memperoleh ridho itu
ada begitu banyak cara yang bisa ditempuh. Salah satunya dengan berbakti kepada orang tua
suami, yang lebih keren disebut mertua.
Dari Ali bin Abi Thalib bahwasannya Rasulullah SAW saw bersabda, ”Dalam Surga ada
tempat pertemuan para bidadari. (Di sana) mereka bernyanyi dengan suara-suara yang tidak
pernah didengar semisalnya oleh makhluk apapun. Mereka melantunkan (lirik-lirik lagu): ’Kami
wanita alam baka, takkan binasa selamanya. Kami wanita ceria, tak kenal susah selamanya,
Kami wanita yang rela, tak kenal murka selamanya. Bahagialah laki-laki yang menjadi milik
kami. (Bahagialah manusia), yang kami milik dia.’” (Hadits Shahih Riwayat at-Tirmidzi)
Cobalah sejak detik ini rubahlah diri kita menjadi sumber kebahagiaan bagi keluarga
dan mertua. Buatlah mereka sadar akan keberadaan kita. Senyum kita adalah kunci
penghargaan diri dan aset masa depan bahkan sampai akhirat. Untuk itu kita harus selalu
berupaya untuk membekali diri dengan ilmu.