EVOLUSI BINTANG
Disusun oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1 | Evolusi Bintang
BAB II
PEMBAHASAN
Tahap awal ini sering disebut dengan Kondensasi yaitu saat kabut debu
dan gas mulai dipengaruhi gravitasi, maka mereka akan berpusar membentuk
beberapa pusat gravitasi. Kabut gas dan debu bagian luar di sekeliling pusat
gravitasi pun mulai tersedot dalam pusaran, dan secara perlahan mulai
memampat. Awan debu dan gas selanjutnya akan mengerut dan semakin rapat.
3
Ketika gumpalan gas itu mengerut, temperaturnya semakin tinggi hingga pada
1
Winardi Sutantyo, Bintang-Bintang di Langit,(Bandung: ITB, 2010), hlm. 92.
2
https://www.scribd.com/doc/213877924/Makalah-Evolusi-Bintang diakses pada 13
November 2019 pukul 20.54 WIB
3
Rohmat Haryadi, Ensiklopedia Astronomi : Matahari dan Bintang, (Erlangga, 2008),
hlm.60.
2 | Evolusi Bintang
akhirnya temperatur di pusatnya cukup tinggi untuk berlangsungnya reaksi
nuklir koma terbentuklah bintang-bintang. Gaya gravitasi memegang peranan
sangat penting dalam proses pembentukan bintang. Akibat satu peristiwa hebat,
misalkan ledakan bintang atau Pelontaran masa oleh bintang, di suatu tempat
sekelompok materi antar bintang menjadi lebih mampat daripada di sekitarnya.
Bagian luar awan ini akan tertarik oleh gaya gravitasi matahari di bagian
dalam4.
4
Winardi Sutantyo, Bintang-Bintang… hlm. 96 - 97.
5
https://www.scribd.com/doc/213877924/Makalah-Evolusi-Bintang diakses pada 13
November 2019 pukul 20.54 WIB
6
Winardi Sutantyo, Bintang-Bintang… hlm.98.
3 | Evolusi Bintang
Begitu seterusnya, pembentukan bintang berlangsung secara berantai.
Pembentukan bintang di suatu tempat akan memacu pembentukan bintang di
tempat lain. Jadi, proses pembentukan bintang ini merupakan reaksi berantai.7
Tahap evolusi sebelum mencapai deret utama itu kita sebut tahap praderet
(premain Sequence). Bila massa bintang terlalu kecil, suhu dipusat bintang
tidak pernah cukup tinggi untuk berlangsungnya reaksi pembakaran hydrogen.
Batas massa untuk ini bergantung pada komposisi kimia, umumnya sekitar 0,1
𝑀⊙ . Bintang dengan massa lebih kecil dari batas massa ini akan mengerut dan
luminositasnya menurun. Bintang akhirnya mendingin menjadi katai coklat
tanpa mengalami reaksi inti yang berarti.9
Pada tahapan di deret utama ini, reaksi fusi inti hidogren di pusat bintang
menghasilkan initi atom yang lebih berat (helium), yanhg mengakibatkan
komposisi kimia bintang berubah, hidrogen berkurang dan helium meningkat.
7
Winardi Sutantyo, Bintang-Bintang… hlm. 100-101.
8
Winardi Sutantyo, Bintang-Bintang… hlm. 101-106.
9
Winardi Sutantyo, Bintang-Bintang…, hlm. 105.
4 | Evolusi Bintang
Akibatnya, secara perlahan bintang pada deret utama bergeser kedudukanny.
Tahap evolusi di deret utama disebut tahap deret utama. Bintang-bintang
menetap di deret utama hamper 2/3 masa hidupnya. Jadi, kebanyakan bintang
dijumpai pada tahap deret utama.10
Bintang deret utama merupakan bintang yang stabil dalam waktu yang
lama. Masaa bintang menentukan berapa lama bintang berada di deret utama.
Bintang bermassa besar lebih boros menguras hidrogennya, karena itu umurnya
pun lebih singkat. Bintang deret utama yang terang mempunyai massa yang
lebih besar daripada yang lemah. Jadi bagian atas deret utama adalah tempat
bintang-bintang bermassa besar sedangkan bagian bawah tempat bintang-
bintang bermassa rendah.11
2. Kematian Bintang
a. Bintang Raksasa Merah
10
Rohmat Haryadi, Ensiklopedia…, hlm.65.
11
Winardi Sutantyo, Bintang-Bintang…, hlm. 105-107.
12
https://www.scribd.com/doc/213877924/Makalah-Evolusi-Bintang diakses pada 13
November 20.54 WIB
5 | Evolusi Bintang
helium tak lagi beringsut mengerut, tetapi runtuh dengan cepat, saat itu timbul
energi yang tinggi mendorong teras bintang untuk mengembang sehingga
bintang pum berubah menjadi raksasa merah .13
13
Rohmat Haryadi, Ensiklopedia…, hlm.65.
14
Lihat Science Education: https://e-scienceeducation.blogspot.com/p/kelahiran-dan-
kematian-bintang.html diakses pada 11 November 2019 pukul 09.22 WIB
6 | Evolusi Bintang
bahan bakar bintang semakin sedikit, maka bintang perlahan-lahan tidak
memancarkan cahaya lagi atau disebut dengan bintang Katai Hitam.
d. Bintang Neutron
15
https://www.scribd.com/doc/213877924/Makalah-Evolusi-Bintang diakses pada 13
November 20.54 WIB
16
Lihat Science Education: https://e-scienceeducation.blogspot.com/p/kelahiran-dan-
kematian-bintang.html diakses pada 11 November 2019 pukul 09.22 WIB
7 | Evolusi Bintang
disebut supernova). Sisa ledakan supernova akan menyisakan inti bintang hasil
peluruhan tadi sehingga disebut bintang neutron.
Pada proses ini, bintang telah kehabisan bahan bakar nuklirnya dan tidak
lagi memancarkan radiasi, dan tekanan materinya tidak mampu lagi menahan
gaya tarikan gravitasinya. Gravitasinya menjadi begitu kuat sehingga
kecepatan lepas dari bintang itu lebih besar dari pada laju cahaya. Bintang akan
berevolusi menjadi objek lain yang memiliki gravitasi yang sangat besar.
Gravitasi tersebut bahkan dapat membelokkan atau membuat cahaya
terperangkap. objek tersebut dinamakan lubang hitam atau black
hole. Gravitasi inti akan meruntuhkan bintang menjadi sesuatu yang sangat
mampat. Bintang yang bermassa besar akan mengalami pengerutan sehingga
menjadi sangat mampat. Ketika gelombang kejut inti neutrino tidak mampu
menahan keruntuhan bintang, maka bintang akan menjadi semakin mampat
sehingga massa jenisnya juga akan semakin besar. Besarnya massa akan
membuat gravitasi juga besar hingga terbentuk sebuah inti yang bahkan bisa
membelokkan cahaya dengan gravitasinya. Jadi tidak ada radiasi yang dapat
lepas dari bintang tersebut, sehingga kita bisa mengamatinya. Oleh karena itu
objek atau bintang semacam ini dinamakan “black hole” atau “lubang hitam”
dan sering diberi sebutan dengan “bintang hantu”.17
8 | Evolusi Bintang
bergabung dengan gas yang runtuh dan membentuk bintang lain di suatu
tempat. Miliaran tahun kemudian, generasi bintang-bintang berikutnya pun
terlahir.18
18
Lihat Science Education: https://e-scienceeducation.blogspot.com/p/kelahiran-dan-
kematian-bintang.html diakses pada 11 November 2019 pukul 09.22 WIB
9 | Evolusi Bintang
10 | Evolusi Bintang
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Bintang tidak berbeda jauh dengan manusia atau makhluk hidup yang ada di
Bumi. Bintang dilahirkan, berkembang, dan pada akhirnya padam, tidak bersinar lagi.
Bedanya, tentu saja bintang tidak berkembang biak. Proses evolusi bintang ini, bila
dibandingkan dengan usia manusia atau bahkan usia seluruh peradaban manusia,
tentunya memakan waktu yang sangat lama hingga milyaran tahun.
Dalam proses evolusi tersebut terdapat beberapa tahapan sehingga bintang
tersebut dapat terlahir menjadi bintang yang baru lagi, tahapan – tahapan tersebut
dapat diringkas menjadi 3 tahapan yaitu sebagai berikut :
1. Kelahiran Bintang, pada kelahiran bintang ini mencakup beberapa tahapan
yaitu: tahap awal, evolusi pra deret utama dan evolusi deret utama.
11 | Evolusi Bintang
DAFTAR PUSTAKA
12 | Evolusi Bintang