Anda di halaman 1dari 13

REVISI MAKALAH

EVOLUSI BINTANG

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Astrofisika

Dosen Pengampu : Muhammad Nurkhanif, S.H.I., M.S.I.

Disusun oleh:

Sani Muhammad Asnawi 1702046103

Novi Arisafitri 1702046106

PROGRAM STUDI ILMU FALAK


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti manusia, bintang juga mengalami perubahan tahap kehidupan.


Sebutannya adalah evolusi. Mempelajari evolusi bintang sangat penting bagi
manusia, terutama karena kehidupan kita bergantung pada matahari. Matahari
sebagai bintang terdekat harus kita kenali sifat-sifatnya lebih jauh.

Dalam mempelajari evolusi bintang, kita tidak bisa mengikutinya sejak


kelahiran sampai akhir evolusinya. Usia manusia tidak akan cukup untuk
mengamati bintang yang memiliki usia hingga milyaran tahun. Jika demikian
tentunya timbul pertanyaan, bagaimana kita bisa menyimpulkan tahap-tahap
evolusi sebuah bintang?

Pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan kembali menganalogikan


bintang dengan manusia. Jumlah manusia di bumi dan bintang di angkasa sangat
banyak dengan usia yang berbeda-beda. Kita bisa mengamati kondisi manusia dan
bintang yang berada pada usia/tahapan evolusi yang berbeda-beda. Ditambah
dengan pemodelan, akhirnya kita bisa menyusun teori evolusi bintang tanpa harus
mengamati sebuah bintang sejak kelahiran hingga akhir evolusinya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Evolusi Bintang?.


2. Bagaimana tahapan- tahapan dari Evolusi Bintang?.

1 | Evolusi Bintang
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evolusi Bintang


Bintang merupakan benda langit yang dapat memancarkan cahaya sendiri.
Bintang dilahirkan, berkembang, dan pada akhirnya padam, tak bersinar lagi
titik pada proses ini disebut evolusi bintang dibandingkan dengan umur
manusia, bahkan umur seluruh peradaban manusia, evolusi bintang umumnya
merupakan proses yang sangat lama.1 Proses ini berlangsung dalam waktu
jutaan hingga milyaran tahun titik alam semesta ini banyak dihuni oleh
bintang dengan berbagai umur dan tahapan evolusi. Lalu yang dimaksud
evolusi bintang adalah perubahan perlahan-lahan sejak suatu bintang terjadi
sampai menjadi bintang yang stabil, kemudian memasuki deret utama dalam
waktu yang lama, kemudian menjadi bintang raksasa merah, lalu mengalami
keadaan degenerasi, seterusnya melontarkan sebagaian masanya bagian luar
dan membentuk masa kecil dengan kerapatan yang besar. Sampai menjadi
bintang neutron dan black hole melalui beberapa tahapan.2 Tahap-tahapnya
sebagai berikut :

B. Tahapan - tahapan Evolusi Bintang


1. Kelahiran Bintang
a. Tahap Awal

Tahap awal ini sering disebut dengan Kondensasi yaitu saat kabut debu
dan gas mulai dipengaruhi gravitasi, maka mereka akan berpusar membentuk
beberapa pusat gravitasi. Kabut gas dan debu bagian luar di sekeliling pusat
gravitasi pun mulai tersedot dalam pusaran, dan secara perlahan mulai
memampat. Awan debu dan gas selanjutnya akan mengerut dan semakin rapat.
3
Ketika gumpalan gas itu mengerut, temperaturnya semakin tinggi hingga pada

1
Winardi Sutantyo, Bintang-Bintang di Langit,(Bandung: ITB, 2010), hlm. 92.
2
https://www.scribd.com/doc/213877924/Makalah-Evolusi-Bintang diakses pada 13
November 2019 pukul 20.54 WIB
3
Rohmat Haryadi, Ensiklopedia Astronomi : Matahari dan Bintang, (Erlangga, 2008),
hlm.60.

2 | Evolusi Bintang
akhirnya temperatur di pusatnya cukup tinggi untuk berlangsungnya reaksi
nuklir koma terbentuklah bintang-bintang. Gaya gravitasi memegang peranan
sangat penting dalam proses pembentukan bintang. Akibat satu peristiwa hebat,
misalkan ledakan bintang atau Pelontaran masa oleh bintang, di suatu tempat
sekelompok materi antar bintang menjadi lebih mampat daripada di sekitarnya.
Bagian luar awan ini akan tertarik oleh gaya gravitasi matahari di bagian
dalam4.

Akibat kondensasi tekanan di dalam awan akan meningkat dan akan


melawan pengerutan. Bila tekanan pada akhirnya melebihi gravitasi, awan
akan tercerai berai kembali dan pengerutan tak akan berlangsung. Agar
pengerutan gravitasi berlangsung massa awan itu harus cukup besar dan
melebihi suatu harga kritis yang disebut massa Jeans atau Mj.5 Agar terjadi
kondensasi, masa yang diperlukan tidak usah terlalu besar, beberapa ratus
massa matahari sudah cukup. Jadi di dalam awan yang bermassa 1000 m akan
terjadi kondensasi yang lebih kecil. Pada setiap kondensasi kerapatan gas
dalam awan akan bertambah besar. Selanjutnya awan yang tadinya satu
terpecah menjadi ratusan bahkan ribuan awan dan setiap awan akan mengalami
pengerutan gravitasi. Pada akhirnya suhu menjadi cukup tinggi sehingga awan-
awan itu akan memijar dan menjadi embrio atau janin suatu bintang. Calon
bintang yang disebut protobintang. Jadi bintang tidak terbentuk sendiri-sendiri
tetapi berasal dari suatu kondensasi besar disuatu awan antar bintang yang
kemudian terpecah dalam kondensasi yang lebih kecil, peristiwa ini disebut
fragmentasi.6

Bintang muda yang panas memancarkan energi dan mengionisasi gas


sekitar di bintang. Akibatnya bintang dilingkungi oleh daerah yang
mengandung ion hidrogen yang mengembang dengan cepat menyebabkan
kondensasi dan terbentuklah bintang baru, dimana bintang baru ini akhirnya
juga akan mengalami hal seperti itu lagi dan terbentuk lagi bintang lebih baru.

4
Winardi Sutantyo, Bintang-Bintang… hlm. 96 - 97.
5
https://www.scribd.com/doc/213877924/Makalah-Evolusi-Bintang diakses pada 13
November 2019 pukul 20.54 WIB
6
Winardi Sutantyo, Bintang-Bintang… hlm.98.

3 | Evolusi Bintang
Begitu seterusnya, pembentukan bintang berlangsung secara berantai.
Pembentukan bintang di suatu tempat akan memacu pembentukan bintang di
tempat lain. Jadi, proses pembentukan bintang ini merupakan reaksi berantai.7

b. Evolusi Pra Deret Utama

Evolusi protobintang ditandai dengan keruntuhan cepat (hampir seperti


jatuh bebas). Kita sebut protobintang itu dengan bintang pra deret utama.
Luminositas bintang sangat tinggi karena materi masih renggang sehingga
energy masih bebas terpancar keluar. Karena bintang tetap mengerut selama
luminositasnya meningkat, permukaannya menjadi lebih panas. Laju evolusi
pada tahap ini jauh lebih lambat daripada sebelumnya. Pada akhirnya
temperatur di pusat bintang cukup tinggi untuk berlangsungnya pembakaran
Hidrogen. Pada saat itu tekanan di dalam bintang menjadi besar dan pengerutan
pun berhenti. Bintang menjadi bintang deret utama berumur nol (zero age main
sequence disingkat ZAMS). Komposisi kimia bintang pada saat itu masih
homogen (sama dari pusat hingga kepermukaan) dan masih mencerminkan
komposisi awan antar bintang yang membentuknya. 8

Tahap evolusi sebelum mencapai deret utama itu kita sebut tahap praderet
(premain Sequence). Bila massa bintang terlalu kecil, suhu dipusat bintang
tidak pernah cukup tinggi untuk berlangsungnya reaksi pembakaran hydrogen.
Batas massa untuk ini bergantung pada komposisi kimia, umumnya sekitar 0,1
𝑀⊙ . Bintang dengan massa lebih kecil dari batas massa ini akan mengerut dan
luminositasnya menurun. Bintang akhirnya mendingin menjadi katai coklat
tanpa mengalami reaksi inti yang berarti.9

c. Evolusi Deret Utama

Pada tahapan di deret utama ini, reaksi fusi inti hidogren di pusat bintang
menghasilkan initi atom yang lebih berat (helium), yanhg mengakibatkan
komposisi kimia bintang berubah, hidrogen berkurang dan helium meningkat.

7
Winardi Sutantyo, Bintang-Bintang… hlm. 100-101.
8
Winardi Sutantyo, Bintang-Bintang… hlm. 101-106.
9
Winardi Sutantyo, Bintang-Bintang…, hlm. 105.

4 | Evolusi Bintang
Akibatnya, secara perlahan bintang pada deret utama bergeser kedudukanny.
Tahap evolusi di deret utama disebut tahap deret utama. Bintang-bintang
menetap di deret utama hamper 2/3 masa hidupnya. Jadi, kebanyakan bintang
dijumpai pada tahap deret utama.10

Bintang deret utama merupakan bintang yang stabil dalam waktu yang
lama. Masaa bintang menentukan berapa lama bintang berada di deret utama.
Bintang bermassa besar lebih boros menguras hidrogennya, karena itu umurnya
pun lebih singkat. Bintang deret utama yang terang mempunyai massa yang
lebih besar daripada yang lemah. Jadi bagian atas deret utama adalah tempat
bintang-bintang bermassa besar sedangkan bagian bawah tempat bintang-
bintang bermassa rendah.11

2. Kematian Bintang
a. Bintang Raksasa Merah

Bila suatu bintang telah mulai menghabiskan bahan bakar hidrogennya


sehingga bintang itu sendiri kebanyakan helium, maka fusi hidrogen tidak bisa
terjadi lagi. Akibatnya tekanan radiasi tidak lagi mampu menahan keruntuhan
gravitasi. Oleh karena itu pusat helium mulai runtuh sehingga terjadi lagi
perubahan energi potensial gravitasi menjadi energi kinetik termal sehingga
pusat bintang bertambah panas. Kerapatan pusat bintang meningkat dari 100
gr/cm3 menjadi sekitar 105 gr/cm3 dan suhu naik menjadi 108K. Pada tingkat
suhu ini mulai terjadi fusi helium menjadi unsur-unsur ruang lebih berat seperti
karbon, oksigen, dan neon. Proses ini dinamakan pula dengan proses
pembakaran helium. Menurut hukum Stfaan-Boltzmann Karena energi per
satuan luas W berkurang maka suhunya T juga berkurang.12 Berdasarkan
hitungan Subrahmanyan Chandrasekhar (1910-1995) fisikawan AS dan E.
Sconberg, jika massa helium itu mencapai sepersepuluh hingga seperlima (10 –
20%) bagian massa bintang, tekanan panas yang ditimbulkan pengerutan
gravitasi tak mampu lagi menyangga berat bagian luar bintang. Maka, pusat

10
Rohmat Haryadi, Ensiklopedia…, hlm.65.
11
Winardi Sutantyo, Bintang-Bintang…, hlm. 105-107.
12
https://www.scribd.com/doc/213877924/Makalah-Evolusi-Bintang diakses pada 13
November 20.54 WIB

5 | Evolusi Bintang
helium tak lagi beringsut mengerut, tetapi runtuh dengan cepat, saat itu timbul
energi yang tinggi mendorong teras bintang untuk mengembang sehingga
bintang pum berubah menjadi raksasa merah .13

Dengan demikian kini permukaan bintang suhunya menjadi semakin


rendah sehingga cahayanya menjadi semakin merah. Jadi pada saat bintang
berwarna merah, dan memiliki ukuran bintang membesar, tetapi suhunya
menjadi lebih rendah. Warna merah menunjukkan penurunan suhu. Seperti
pada api di bumi, api biru lebih panas daripada api merah. Ketika sebuah
bintang berwarna merah, suhu bintang pada bagian selubung turun. Bintang
pada kondisi ini disebut sebagai Bintang Rasaksa Merah atau Red Giant.14

b. Bintang Katai Putih (white dwarf)

Selanjutnya ketika bintang kehabisan unsur helium di inti, maka bintang


akan menjadi semakin mengkerut. pengerutan bintang akan terus terjadi sampai
pada suatu titik bintang tidak bisa mengkerut lagi karena sudah sangat mampat.
Ketika bintang dalam kondisi ini, bintang dalam kondisi stabil mampat.
Bintang ini akan memancarkan cahaya lemah sampai benar-benar mati. Fase
inilah yang disebut bintang katai putih atau White Dwarf. Bintang katai putih
merupakan fase akhir bintang yang berukuran kecil seperti matahari.

c. Bintang Katai Hitam

Pada umumnya reaksi thermonuklir hanya sampai pada pembentukan inti


karbon. Tetapi ada jenis lain seperti oksigen atau neon. Pada kondisi katai
putih, bintang dalam kondisi stabil karena elektron mengalami degenerasi
dalam kondisi yang mampat. Materi inti mampu menahan gravitasi bintang
sehingga tidak mengalami keruntuhan lebih lanjut tanpa mengalami perubahan
volume. Hal inilah yang meyebabkan bintang dalam kondisi stabil. karena

13
Rohmat Haryadi, Ensiklopedia…, hlm.65.
14
Lihat Science Education: https://e-scienceeducation.blogspot.com/p/kelahiran-dan-
kematian-bintang.html diakses pada 11 November 2019 pukul 09.22 WIB

6 | Evolusi Bintang
bahan bakar bintang semakin sedikit, maka bintang perlahan-lahan tidak
memancarkan cahaya lagi atau disebut dengan bintang Katai Hitam.

d. Bintang Neutron

Mekanisme keruntuhan bintang menjadi bintang neutron disebabkan


karena pengerutan inti oleh gaya gravitasi yang sangat besar yang
menyebabkan bintang mengerut dengan cepat menjadi bintang neutron yang
sangat mampat.15Bintang Netron merupakan fase selanjutnya. Apabila massa
bintang cukup besar, maka pemanpatan/pengerutan bintang akan menyebabkan
reaksi berikutnya yaitu pengubahan karbon menjadi unsur yang lebih berat
yaitu oksigen. Ketika karbon habis maka pemampatan akan kembali terjadi
hingga terjadi reaksi pembentukan unsur yang lebih berat seperti silica hingga
terbentuk besi. Besi merupakan unsur terberat yang dapat dibentuk oleh sebuah
bintang. Ketika terbentuk inti besi, bintang dalam kondisi yang sangat mampat,
karena tidak ada energi yang melawan gravitasi bintang sehingga bintang
runtuh.16

Pengerutan menyebabkan suhu di inti menjadi semakin panas. membuat


bintang seperti bawang merah atau kue lapis. Di inti terjadi pembentukan besi,
di kulit terluar terjadi pembentukan helium. Pada suhu 5 miliar kelvin energi
foton sangat tinggi hingga mampu membelah inti besi menjadi helium.
peristiwa ini disebut proses inverse beta decay (peluruhan beta balikan) dimana
proton akan akan keluar meninggalkan neutron untuk bertemu elektron.
Pembentukan inti neutron ini akan menghasilkan sebuah gelombang kejut yang
melawan keruntuhan bintang (melawan gravitasi bintang) karena gelombang
yang sangat kuat, sebagian materi bintang terlempar keluar dalam sebuah
ledakan dahsyat. peristiwa itulah yang disebut dengan supernova (Nova dan
supernova adalah ledakan bintang. Yang membedakan keduanya adalah besar
ledakan. Jika ledakannya tidak sampai menghancurkan bintang, maka disebut
nova. Jika ledakannya sangat besar sampai menghancurkan bintang maka

15
https://www.scribd.com/doc/213877924/Makalah-Evolusi-Bintang diakses pada 13
November 20.54 WIB
16
Lihat Science Education: https://e-scienceeducation.blogspot.com/p/kelahiran-dan-
kematian-bintang.html diakses pada 11 November 2019 pukul 09.22 WIB

7 | Evolusi Bintang
disebut supernova). Sisa ledakan supernova akan menyisakan inti bintang hasil
peluruhan tadi sehingga disebut bintang neutron.

e. Black Hole atau Lubang Hitam

Pada proses ini, bintang telah kehabisan bahan bakar nuklirnya dan tidak
lagi memancarkan radiasi, dan tekanan materinya tidak mampu lagi menahan
gaya tarikan gravitasinya. Gravitasinya menjadi begitu kuat sehingga
kecepatan lepas dari bintang itu lebih besar dari pada laju cahaya. Bintang akan
berevolusi menjadi objek lain yang memiliki gravitasi yang sangat besar.
Gravitasi tersebut bahkan dapat membelokkan atau membuat cahaya
terperangkap. objek tersebut dinamakan lubang hitam atau black
hole. Gravitasi inti akan meruntuhkan bintang menjadi sesuatu yang sangat
mampat. Bintang yang bermassa besar akan mengalami pengerutan sehingga
menjadi sangat mampat. Ketika gelombang kejut inti neutrino tidak mampu
menahan keruntuhan bintang, maka bintang akan menjadi semakin mampat
sehingga massa jenisnya juga akan semakin besar. Besarnya massa akan
membuat gravitasi juga besar hingga terbentuk sebuah inti yang bahkan bisa
membelokkan cahaya dengan gravitasinya. Jadi tidak ada radiasi yang dapat
lepas dari bintang tersebut, sehingga kita bisa mengamatinya. Oleh karena itu
objek atau bintang semacam ini dinamakan “black hole” atau “lubang hitam”
dan sering diberi sebutan dengan “bintang hantu”.17

3. Bintang Terlahir Kembali

Sepintas supernova merupakan tahap akhir dari kehidupan sebuah bintang.


Namun, kita tidak boleh lupa bahwa bintang-bintang dan planet pengiringnya
juga dilahirkan dari keruntuhan gravitasional awan gas dan debu antar bintang.
Dengan demikian, supernova selain merupakan akhir dari riwayat sebuah
bintang, di sisi lain juga merupakan pemicu tahapan evolusi bintang yang
melahirkan bintang-bintang baru. Banyak dari elemen-elemen berat yang
dihasilkan selama hidup sebuah bintang atau setelah meledak menjadi sebuah
supernova tersebar di ruang antar bintang. Sebagian dari "debu bintang" ini
17
Lihat Science Education: https://e-scienceeducation.blogspot.com/p/kelahiran-dan-
kematian-bintang.html diakses pada 11 November 2019 pukul 09.22 WIB

8 | Evolusi Bintang
bergabung dengan gas yang runtuh dan membentuk bintang lain di suatu
tempat. Miliaran tahun kemudian, generasi bintang-bintang berikutnya pun
terlahir.18

DIAGRAM EVOLUSI BINTANG

18
Lihat Science Education: https://e-scienceeducation.blogspot.com/p/kelahiran-dan-
kematian-bintang.html diakses pada 11 November 2019 pukul 09.22 WIB

9 | Evolusi Bintang
10 | Evolusi Bintang
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Bintang tidak berbeda jauh dengan manusia atau makhluk hidup yang ada di
Bumi. Bintang dilahirkan, berkembang, dan pada akhirnya padam, tidak bersinar lagi.
Bedanya, tentu saja bintang tidak berkembang biak. Proses evolusi bintang ini, bila
dibandingkan dengan usia manusia atau bahkan usia seluruh peradaban manusia,
tentunya memakan waktu yang sangat lama hingga milyaran tahun.
Dalam proses evolusi tersebut terdapat beberapa tahapan sehingga bintang
tersebut dapat terlahir menjadi bintang yang baru lagi, tahapan – tahapan tersebut
dapat diringkas menjadi 3 tahapan yaitu sebagai berikut :
1. Kelahiran Bintang, pada kelahiran bintang ini mencakup beberapa tahapan
yaitu: tahap awal, evolusi pra deret utama dan evolusi deret utama.

2. Kematian Bintang, yang tahapannya berawal dari bintang raksasa merah,


kemudian menjadi bintang katai putih (white dwarf), kemudian berubah
menjadi bintang katai hitam, selanjutnya menjadi bintang neutron, dan
terakhir menjadi black hole (lubang hitam).

3. Bintang terlahir kembali

B. Kritik dan Saran

Adapun saran yang dapat diberikan adalah semoga pembaca dapat


mengambil hikmah dan mengamalkan dari isi makalah ini, dan untuk penulis
kedepannya bisa menjabarkan lebih luas mengenai materi Evolusi Bintang ini.

Akhirnya, pemakalah mengharap ridla Alloh SWT, semoga makalah ini


dapat memberikan manfaat bagi pembacanya. Meskipun makalah ini belum
berarti apa-apa bila dibandingkan dengan perubahan dunia yang begitu
cepatnya.

11 | Evolusi Bintang
DAFTAR PUSTAKA

Haryadi, Rohmat. Ensiklopedia Astronomi : Matahari dan Bintang. Jakarta:


Erlangga.
Sutantyo, Winardi. 2010. Bintang-Bintang di Langit.Bandung: ITB.
https://www.scribd.com/doc/213877924/Makalah-Evolusi-Bintang diakses pada
13 November 2019 pukul 20.54 WIB
https://e-scienceeducation.blogspot.com/p/kelahiran-dan-kematian-bintang.html
diakses pada 11 November 2019 pukul 09.22 WIB

12 | Evolusi Bintang

Anda mungkin juga menyukai