Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
gejala ringan sampai berat. Pankreatitis merupakan penyakit yang serius pada
pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif
ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal
Secara klinis pankreatitis akut ditandai oleh nyeri perut yang akut disertai dengan
kenaikan enzim dalam darah dan urin. Berdasarkan definisi, pada pankreatitis akut
ireversibel.
Epidemiologi
per 100.000 penduduk, dengan insiden tertinggi tercatat di Amerika Serikat dan
Finlandia. Di Eropa dan negara-negara maju lainnya, seperti Hong Kong, lebih
paling umum.
Usia rata-rata saat onset tergantung pada etiologi. Berikut ini adalah usia
Etiologi
bervariasi mulai dari peradangan ringan dengan edema hingga nekrosis. Pada
yang mula-mula terjadi di sekitar duktus asinus namun kemudian di dalam sel-sel
asinar.
Klasifikasi
Secara makroskopik, pankreas membengkak secara difus dan tampak pucat. Tidak
didapatkan nekrosis atau perdarahan, atau bila ada, minimal sekali. Secara
perdarahan dan inflamasi. Tanda utama adalah adanya nekrosis lemak pada jaringan-jaringan di tepi
pankreas, nekrosis parenkim dan pembuluh-pembuluh
nekrosis yang berdinding, yang subur untuk timbulnya bakteri sehingga dapat
kelenjar akibat aktivasi prematur zimogen (prekursor dari enzim digestif) dalam
terjebak dalam duktus. Sebab lain adalah karena plug protein (stone protein) dan
pankreas. Hormon CCK terstimulasi akibat diet tinggi protein dan lemak
dapat terjadi pada prosedur operatif atau karena aterosklerosis pada arteri di
pankreas.
platelet activating factor (PAF) dan sitokin proinflamasi (TNF- , IL-1 beta, IL-6,
mikrosirkulasi, iskemia dan nekrosis sel-sel pankreas. Kejadian di atas tidak saja
terjadi lokal di pankreas tetapi dapat pula terjadi di jaringan/organ vital lainnya
sehingga dapat menyebabkan komplikasi lokal maupun sistemik.
antiinflamasi, dan ada tidaknya infeksi baik lokal maupun sistemik. Pada keadaan
IL-1 receptor antagonist (IL- 1ra)) dan soluble TNF receptor (sTNFR) keadaan
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
tingkat amilase oleh karena amilase juga diproduksi oleh kelenjar saliva dan
kadarnya dapat normal pada kondisi pankreatitis alkoholik recurrent. Pada hari
amilase dengan sensistivitas 95%. Pada hari 2-3 sensitivitasnya mencapai 85%
dan spesifitas lipase 82% dibandingkan serum amilase yang hanya 68%.
Kadar amilase dan lipase lebih tinggi tiga kali lipat dari kadar normal
4,7 Serum amilase akan kembali normal dalam 3-5 hari. Rasio lipase dan amilase lebih besar dari 4
menunjukkan
Kadar serum CRP lebih dari 150 mg/dL atau 14.286 nmol/L dalam 48 jam
puncaknya pada 36-72 jam setelah gejala muncul sehingga tidak membantu
b. Pemeriksaan Radiologi
ultrasonografi (USG)
yang disebabkan oleh batu kelenjar empedu. Pada kondisi gas saluran
pencernaan saling tumpang tindih atau batu empedu pada bagian distal saluran
standar diagnosis yang dapat digunakan. Merupakan pilihan utama yang dapat
digunakan pada pasien dengan nyeri perut yang berat dan ketika diduga adanya
. CT scan tidak
perlu dilakukan pada kondisi pasien stabil dengan pankreatitis akut ringan.
peningkatan enzim hati dan Common Bile Duct (CBD) bila tidak dapat di
Penatalaksanaan
operasi. Pada tiga hari pertama penting untuk menentukan tingkat keparahan
pankreatitis, memberikan terapi suportif dan evaluasi respons terapi. Pasien
dengan skor APACHE > 8, komorbid berat dan gagal organ perlu dirawat di ruang
perawatan intensif.1,7 Hidrasi intravena agresif sedini mungkin, kontrol nyeri, dan
sakit. Nutrisi dan hidrasi dapat diberikan melalui cairan yang jernih dan kontrol
nyerinya dengan narkotik oral.10 Hal ini perlu dilakukan karena kehilangan cairan
sering akibat muntah, penurunan intake oral, cairan pada ruang ketiga,
hematokrit, BUN, dan kreatinin. Pemberian cairan dengan cairan Ringer Laktat
lebih baik dibandingkan dengan Normal salin 0,9% oleh karena dapat lebih
merusak sel asinar pankreas dan menimbulkan gap non-anion, serta hiperkloremia
menit. Lalu diikuti 250-500 ml per jam untuk 48 jam selanjutnya untuk
mempertahankan urine output 0,5 ml per kg/jam dan menurunkan kadar BUN.
Pada kondisi usus harus diistirahatkan dalam waktu yang lama dapat
atrofi jaringan limfoid usus (GALT), terganggunya fungsi limfosit sel T dan sel B,
rumah sakit dibandingkan melalui nasogastric tube (NGT).7 Hal ini karena
keamanan dan efektivitas yang mirip.10 Pemberian cairan oral dapat dilakukan
bila nyeri sudah terkontrol atau tidak memerlukan obat-obatan narkotik. Diet yang
dianjurkan yaitu bentuk cair atau padat lunak kemudian bertahap dengan rendah
lemak diet regular. Pada pankreatitis akut berat diberikan nutrisi enteral. Nutrisi
parenteral dapat diberikan apabila nutrisi enteral tidak bisa diberikan. Nutrisi
Pseudomonas (7%), dan Candida sp. (11%). Lebih banyak infeksi monomikrobial
bakteremia, infeksi saluran kencing, dan pneumonia). Nekrosis infeksi 27% terjadi
dalam 14 hari, studi lain menunjukkan bahwa setengah dari infeksi dapat terjadi
dalam 7 hari setelah masuk rumah sakit. Berdasarakan review Cochrane, tidak
infeksi pankreas. Imipenen dengan dosis 0,5 gram/8 jam intravena. Sedangkan
pankreas yang tidak membaik setelah perawatan selama 7–10 hari. Pada pasien ini
Pemeriksaan kultur dan sensitivitas sebagai pedoman pemberian antibiotik yang tepat.
Tekanan darah, denyut nadi, saturasi oksigen, jumlah urin diperiksa setiap satu
Pemeriksaan fisik dilakukan setiap 4-8 jam, perhatikan adanya gangguan status
awal dilakukan setelah 72-96 jam dari onset sakit. CT dapat diulang apabila
respon terhadap standar terapi tidak bagus untuk mengevaluasi komplikasi atau
komplikasi sekunder dari operasi. Operasi tidak dilakukan pada pankreatitis akut
rutin dilakukan. Pada kolangitis akut atau serum bilirubin >5 mg/dl ERCP masih
pada pankreatitis akut berat dan intervensi pada sindrom dislokasi ductus.
yang ditimbulkan dalam 24 jam setelah dirawat di rumah sakit dengan ERCP
lebih rendah dibandingkan dengan tidak dilakukan prosedur ini yaitu 15%:54%.
Selain itu, ERCP juga dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas pada
komplikasi pankreatitis akut hingga 96,97%. Tetapi sebaiknya prosedur ini tidak
dilakukan pada pankreatitis akut berat. ERCP dengan sphincterotomy dapat menurunkan mortalitas
hingga 4%. Pada pankreatitis akut berat atau nekrosis
infeksi atau koleksi cairan persisten diperlukan aspirasi perkutan dengan bantuan
Pada saat ini terapi pankreatitis akut berat telah bergeser dari tindakan
Intervensi untuk mengatasi komplikasi lokal pankreatitis akut berat adalah: (1)
batu empedu, (3) drainase cairan menggunakan kateter perkutan baik dengan
mengevakuasi timbunan cairan yang sudah dibungkus dengan kapsul yang tebal
(walled–off).
Tindakan bedah terbuka menjadi pilihan utama apabila rumah sakit tidak
adalah (1) pankreatitis nekrosis terinfeksi, (2) pankreatitis nekrosis steril dengan
(3) gagal organ multipel yang tidak membaik dengan terapi yang diberikan selama
di ICCU, (4) pseudokista pankreas simptomatik, (5) pankreatitis biliar akut
Komplikasi
menjadi komplikasi gagal organ dan sistemik serta komplikasi lokal. Sistem organ
yang dinilai sehubungan dengan gagal organ adalah respirasi, jantung dan ginjal.
Frekuensi terjadinya gagal organ pada pasien dengan pankreatitis akut berat yaitu
gagal organ multipel (27%), gagal respirasi (46%), gagal ginjal (16,2%), gagal
jantung (17,6%), gagal hati (18,9%), dan perdarahan saluran cerna (10,8%).
Angka mortalitas akibat gagal organ multipel sebesar 45%. Gagal organ diartikan
sebagai nilai skor ≥ 2 untuk satu dari tiga sistem organ menggunakan sistem skor
eksaserbasi dari penyakit penyerta yang sudah ada, seperti: penyakit jantung
koroner atau penyakit paru obstruktif kronis, yang dipicu oleh pankreatitis akut.
organ pankreas mengalami pembesaran difus oleh karena proses edema inflamasi.
terkadang ditemukan cairan di bagian tepi atau yang dikenal sebagai acute
apabila akumulasi cairan tersebut tidak diserap, cairan akan dilapisi oleh dinding
sekitar 80% lesi kistik pankreas. Jumlah pseudokista bisa tunggal atau multipel,
dan berada di dalam atau di luar pankreas dengan ukuran bervariasi. Pankreatitis
nekrosis merupakan komplikasi lokal yang terjadi pada sekitar 10%–20% pasien
dengan pankreatitis akut. Pankreatitis nekrosis ditandai dengan adanya jaringan
ditegakkan melalui pencitraan dan didefinisikan sebagai adanya > 30% kurang
menggunakan CECT.
atau jaringan peripankreas dan secara morfologis berupa debris atau cairan yang
nekrosis steril terbentuk sekitar 10-14 hari dari onset sakit. Setelah kurang lebih 4
minggu acute necrotic collection mengecil (namun jarang sekali menghilang) dan
dilapisi oleh dinding inflamasi yang tebal dan kokoh yang berisi debris dan cairan,
melalui aspirasi jarum halus dipandu dengan CT scan. Selain itu, adanya infeksi