Anda di halaman 1dari 22

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH HIDRODINAMIKA

RESUME MATERI

Oleh

SITI MAISYARAH

26020214120005

Dosen Pengampu:

Ir. Sidhi Saputro, M. Phil

NIP. 19531104 198803 1 001

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI


JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
DEFINISI DAN KONSEP ELEMEN FLUIDA

Fluida merupakan zat yang tidak mempunyai bentuk dan volume yang permanen. Fluida
memiliki sifat tidak menolak terhadap perubahan bentuk dan kemampuan untuk mengalir (atau
umumnya kemampuannya untuk mengambil bentuk dari wadah mereka). Sifat ini biasanya
dikarenakan sebuah fungsi dari ketidakmampuan mereka mengadakan tegangan geser (shear
stress) dalam ekuilibrium statik. Untuk memodelkan fluida, secara garis besar dapat dimulai dari
observasi, pengambilan data dari observasi yang dapat berupa tabel atau diagram. Setelah dua
hal tersebut, selanjutnya adalah hipotesis terhadap perilaku fluida maupun teori yang mendasari
suatu observasi. Setelah mengumpulkan data, akan didapat persamaan-persamaan yang dapat
dijadikan acuan untuk pembuatan simulasi, analogi, konsep matematis, maupun konsep logika.
Dua zat yang umumnya disebut fluida adalah zat cair dan gas. Dinamika fluida adalah
subdisiplin dari mekanika fluida yang mempelajari fluida bergerak. Fluida terutama cairan dan
gas. Penyelsaian dari masalah dinamika fluida biasanya melibatkan perhitungan banyak properti
dari fluida, seperti kecepatan, tekanan, kepadatan, dan suhu, sebagai fungsi ruang dan waktu.
Disiplini ini memiliki beberapa subdisiplin termasuk aerodinamika (penelitian gas) dan
hidrodinamika (penelitian cairan). Materi di bab ini pembahasan difokuskan pada fluida zat cair.
Ilmu tentang adanya teori fluida mekanis didasari oleh sebuah konsep dari sebuah masa
dasar atau partikel dari fluida. Partikel ini tidak berbentuk atau sulit untuk di gambarkan
bentuknya. Partikel ini juga mungkin sebagai sebuah corpus alienum, sebuah badan asing di
dalam mekanik dari sebuah rangkaian. Ini juga sebagai sebuah pengantar untuk lebih
memahami istilah dalam arti fisika dari persamaan – persamaan defferensial yang mengatur
gerakan arus.

Seperti halnya dengan konsep dasar teori mekanik dari unsur padat yang di dasari oleh
yang disebut sebuah “material point”, basis dari teori fluida mekanik disandarkan pada fungsi
mekanik dari masa dasar dari fluida. Seperti sebuah masa dasar dari fluida yang biasanya
bersama – sama dengan material poin di dalam kinematiks dari sebuah tubuh padat, apakah di
asumsikan sangat kecil atau cukup kecil yang semua bagian – bagian dari elemen dapat di
artikan memiliki velositas ynag sama translasi V dan mempunyai densitas yang sama p. partikel
fluida dasar ini di asumsikan menjadi homogen atau homogeneous, isotropic dan
berkesinambungan atau continous dalam pengertian maeroscopic. Pola molekular dan sebuah
molekuler dan pergerakan – pergerakan Brownian yang disertai partikel, adalah sebuah subjek
yang dihadapkan dengan teori kinetik fluida, tidak akan dapat diambil sebagai hitungan.

HIDRODINAMIKA

Hidrodinamika merupakan sains yang berhubungan dengan gerak liquid dalam skala
makroskopis. Hidrodinamika merupakan bidang yang penting dalam penerapan matematika
untuk pergerakan liquid. Mempelajari hidrodinamika bertujuan agar bisa menganalisa dan
menjelaskan mengapa suatu fenomena bisa terbentuk. Untuk bisa mencapai tahap ini dibutuhkan
dasar-dasar yang sangat kuat. Hidrodinamika memberikan kemampuan atau pemahaman lebih
untuk menganalisa fenomena yang kompleks dari fluida.

Hidrolika dan oseanografi memerlukan ilmu hidrodinamika sebagai dasarnya. Ada


perbedaan antara hidrodinamika dan hidrolika. Pada hidrodinamika, yang diutamakan adalah
penerapan matematis, sedangkan pada hidrolika yang diutamakan adalah pengamatan empiris.
Setiap fenomena fisis, atau disebut juga konsep fisis dari hidrodinamika disampaikan dalam
penerapan matematika. Materi teoritikal hidrodinamika berdasar pada massa dasar fluida yang
berukuran makroskopis, yaitu partikel fluida. Partikel fluida terdiri dari corpus atau badan, dan
alineum yang merupakan badan asing di mekanika kontinum.

Pada konsep dasar hidrodinamika, partikel fluida disebut materi titik. Partikel fluida
diasumsikan homogen dan kontinu dalam ruang yang lebih besar, sehingga hukum-hukum
mekanika fluida dan hidrodinamika dibentuk dari menjumlahkan gerak dari partikel-partikel
pembentuknya dalam suatu area atau volume.

Dalam studi hidrodinamika, ada dua bagian terpenting. Menentukan persamaan umum
yang mengatur gerak fluida dan mempelajari berbagai metode matematika untuk digunakan pada
persamaan dasar serta pengaturnya. Partikel-partikel fluida memiliki hubungan antara satu
dengan lainnya. Kumpulan dari partikel-partikel atau elemen fluida tersebut memungkinkan
untuk berubah bentuk, tetapi setiap partikel mungkin mempunyai geraknya sendiri-sendiri. Gaya-
gaya yang bekerja pada partikel-partikel fluida tersebu adalah gaya pembangkit, semisal gaya
gradien tekanan, dan gaya pengganggu seperti gaya-gaya gesekan.
Konsep utama yang berlaku di hidrodinamika adalah konsep kontinum.yaitu konsep yang
menyatakan bahwa seluruh partikel fluida berubah secara kontinu terhadap ruang. Artinya,
densitas fluida yang merupakan bagian dari partikel fluida adalah fungsi dari dimensi ke segala
arah dan fungsi terhadap waktu. Pada ulasan di atas, telah disebutkan bahwa kajian
hidrodinamika adalah fluida Newtonian, alasannya adalah, fluida Newtonian merupakan fluida
yang dapat berubah atau berdeformasi jika terkena gaya geser sekecil apapun, sehingga
digunakan sebagai acuan konsep-konsep hidrodinamika.
Hidrodinamika memiliki dua persamaan dasar, yaitu persamaan kontinuitas dan
persamaan momentum. Prinsip kontinuitas menyatakan kekekalan massa, yang menyatakan
bahwa massa benda akan selalu tetap. Namun, prinsip kontinuitas tidak berlaku apabila benda
tersebut bergerak dengan kecepatan cahaya, karena pada kecepatan cahaya massa dapat berubah
menjadi energi. Fluida tidak dapat dihilangkan atau dihancurkan kecuali pada kecepatan cahaya,
pada kecepatan cahaya materi akan berubah atau hilang menjadi energi sesuai ekuasi Einstein
yang menyatakan bahwa energi sama dengan massa dikalikan dengan kuadrat kecepatan cahaya,
sedangkan pada permasalahan-permasalahan pada hidrodinamika angka kecepatan satu
milimeter persekon sudah cukup besar dan tidak akan berubah menjadi energi. Pada fluida
inkompresibel, prinsip kontinuitas dapat diterjemahkan sebagai prinsip kekekalan volume,
karena fluida ini tidak bisa dimampatkan. Prinsip kontinuitas untuk fluida inkompresibel
menyatakan bahwa perubahan kecepatan pada setiap titik terhadap ruang fluida bernilai nol,
yang artinya tidak ada perbedaan volume karena adanya perbedaan kecepatan di setiap titik.
Demikian pula berlaku untuk perubahan densitas terhadap waktu yang bernilai nol dikarenakan
sifat fluida yang inkompresibel.konsep terpenting berikutnya adalah prinsip momentum.

Pada hidrodinamika, tidak terlalu penting memperhatikan kekekalan energi total karena
aliran diasumsikan sebagai aliran adiabatik. Aliran adiabatik adalah aliran yang tidak memiliki
perubahan suhu, sehingga hukum-hukum termodinamika tidak dipergunakan. Aliran adiabatik
dapat dicontohkan seperti halnya laut. Namun apabila fluida yang dibahas kompresibel, maka
hukum-hukum termodinamika berlaku. Persamaan keadaan yang umum digunakan bidang untuk
oseanografi adalah densitas sebagai fungsi dari salinitas, temperatur dan tekanan. Persamaan
keadaan menyatakan hubungan yang selalu terjadi antara tekanan, densitas dan temperatur
absolut. Misalnya pada gas mulia berlaku tekanan adalah sama dengan densitas dikalikan dengan
gravitasi, temperatur dan suatu konstanta universal gas.
Fluida dapat didefenisikan sebagai suatu zat yang terus menerus berubah bentuk apabila
mengalami tegangan geser, fluida tidak mampu menahan gaya geser tanpa berubah bentuk.
Umumnya makin besar laju deformasi fluida, makin besar pula tegangan geser untuk fluida
tersebut. Viskositas atau kekentalan adalah ukuran untuk menyatakan hambatan atau ketahanan
fluida terhadap deformasi. Fluida ideal dapat didefinisikan sebagai fluida yang tidak viskous, jadi
tegangan geser dalam fluida ideal tidak ada, meskipun fluida itu mengalami deformasi. Semua
fluida sejati mempunyai atau menunjukkan sifat-sifat yang penting dalam dunia rekayasa.
Kerapatan , kompresibilitas, kapilaritas dan tekanan uap adalah sifat yang diminati untuk fluida
dalam keadaan diam. Namun untuk fluida sejati yang bergerak memiliki sifat yang penting yaitu
viskositas.

STREAMLINE, PATHLINE, STREAKLINE, DAN STREAM TUBE


Streamlines adalah suatu garis yang digambarkan dalam suatu fluida dimana selalu
membuat sudut tangensial setiap titiknya pada arah dengan kecepatan tertentu. Apabila
kecepatan partikel pada suatu titik tertentu tidak tergantung dari pada posisinya dan juga waktu,
maka streamlines tersebut akan berubah dari keadaan sesaatnya. Apabila kecepatan pada setiap
titik tidak tergantung waktu maka bentuk aliran akan sama setiap waktu dan pergerakannya
disebut steady. Setiap pergerakan fluida dikatakan steady apabila superposisi dari sistem
mempunyai kecepatan konstan. Kurva yang menggambarkan pergerakan suatu partikel fluida
disebut path line. Untuk aliran steady path line sejajar dengan streamlines.

Displacement elemen ds dari partikel fluida dapat didefinisikan dengan persamaan vector
ds = v dt, dimana valid baik untuk besaran maupun arahnya, dan ditulis:

dx  u dt
dy  v dt
dz  w dt

Pada waktu to , persamaan dx = u dt, dy = v dt dan dz = w dt menjadi

dx dy dz
  , ini adalah definisi matematis dari streamline.
u ( x, y, z, t o ) v( x, y, z, t o ) w( x, y, z , t o )

dx dy
Untuk 2-D ditulis  atau v dx – u dy = 0.
u v
y

V
V
Vector
kecepatan

Streamlines dy ds

dx
O x

Gambar 1. Streamlines

dx dy dz
   dt adalah bentuk matematis dari pathline.
u ( x, y, z , t o ) v( x, y, z , t o ) w( x, y, z, t o )

Sebuah garis lapis (sreaklines) di buat secara tidak sengaja saat pengambilan gambar
jumlah dari partikel cahaya kecil dalam suspensi yang masuk kedalam fluida pada titik yang
sama sama dengan garis interval pada saat yang bersamaan.

Gambar 2. Streaklines

Sebuah alur dasar mengalir kedalam tepian saluran dengan jumlah garis alur yang tak
terbatas menyebrangi sebuah kurva tertutup yang di ketahui sebagi tabung arus.
Gambar 3. Streamline

Untuk aliran steady di tentukan oleh kwantitas waktu, garis arus, streaklines dan partkel
alur yang serupa. Walaupun untuk yang unsteady atau waktu aliran, garis sangat berbeda dan
dengan jelas di mengerti dari generasi mereka sendiri perlu untuk di terjemahkan hasilnya telah
diberikan dalam penelitian. Sebagai contoh jika sebuah benda di celupkan kedalam aliran fluida,
pola dari kayu celupan akan kelihatn seperti di bengkokan, jka lokasi pada posisi netral saat
terapung sudah di ketahui, sebuah alur partikel dapat diselidiki ; akhirnya jka sebuah sebuah
benang dlam jumlah yang bayak yang dikatkan pada sebuah tubuh ecara tidak sengaja arah dari
benang ini di hasilkan sebuah pola sebuah garis alur. Semua metode ini biasanya di gunakan saat
mempelajari gerak fluida.

Garis arus, alur, garis bengkok dan tabung arus adalaha jenis aliran unsteady, yang
aliranya berubah menurut waktu. Aliran turbulen selalu menjadi aliran unsteady; walaupun
ininakan kelihatan didalamnya bahwa arti gerak yangberhubungan dengan waktu dari aliran
turbulen mungkin termasuk sebagai unseady. Kemudian garis arus, alur dan garis bengkok dari
dari arti gerak adalah sama (lihat bab 7 ).
Gambar 4. periode gravitasi di dalam air

Gambar 5. asap mengambang di udara

Dalam bebrapa kasus dari gerak unsteady (sebuah badan bergerak dengan kecepatan
konstan dalam sebuah fluida tetap, sebuah gelombang steady menggeambarkan seperti sebuah
gelombang pereodik atau gelombang solitry) ini mungkin untuk di pindahkan sebuah gerak
unsteady menjadi sebuah gerak yang steady ke sebuah sistemkoordinat yang digerakan dengan
sebuah tubuh atau gelombang kecepatan. Susunan dari pola steady yang diperoleh dengan
mengurangi kecepatan badan pada kecepatan dari fluida. Susunan ini di sebut sebagai
transformasi Galilean (Galilean transformation). Garis arus steady dapat dapat di tentukan
dengan pengamatan pergerakan yang berjalan dengan badan atau gelombang.
METODE PENGUKURAN FLUIDA

Pergerakan dari sebuah fluida dapat di pelajari dengan menggunakan metode lagrange
ataupun dengan metode Euler.

1. Metode Lagrange

Metode Lagrange mungkin digunakan untuk menjawab pertanyaan: apa yang terjadi
diberikan efek sebuah partikel fluida yang bergerak sepanjang alur? Metode ini terdiri dari
partikel fluida sepanjang yang menjalar dan memberikan garis dari alur, kecepatan, dan tekanan
dalam terminology dari posisi aslinya dari sebuah partikel dan waktu berlalu sehingga
kedudukan partikel pada posisi aslinya. dalam kasus ini fluida di mampatkan, densitas dan
terperatur yang juga di berikan dalam terminology dari posisi aslinya dan berlalunya waktu.
Jika posisi inisial dari dari sebuah partikel dengan satuan waktu t 0 . adalah x 0 , y 0 , z 0 ,
sebuah system persamaan lagrange memberikan posisi x, y, z saat t sebagai :

X - = F1 (x 0 , y 0 , z 0 , t - t 0 )

Y =F2 (x 0 , y 0 , z 0 , t 0 – t 0 )

Z = F3 (x 0 , y 0 , x 0 , t 0 – t 0 )

Di dalam latihan netode ini kadang di gunakan dalam hidrodinamik. Koordinat Lagrange
walaupun kadang sering digunakan dalam teori relativitas pada gelombang gravitasi pereodik.
Komponen Kecepatan dan akselerasi kecepatan pada titik (x 0 , y 0 , z 0 ) kemudian di hasilkan oleh
sebuah deferensasi parsial sederhana yang berhubungan dengan waktu, seperti bahwa,

x
u
t
x0 , y 0 , z 0

y
v
t
x0 , y 0 , z 0
z
w
t
x0 , y 0 , z 0

sama dengan komponen akselerasi dimana  2x/  t2,  2y/  t2,  2z/  t2.

Gambar 6. Metode lagrange

2. Methode Euler

Metode Euler mungkin juga di gunakan untuk menjawab pertanyaan: apa yang yang
terjadi pada saat sebuah titik dalam sebuah jarak diduduki oleh fluida yang sedang bergerak
?dalam hal ini paling banyak menggunakan bentuk frekuensi dari permasalah pertemuan dalam
hidrodinamik. Metode ini memberikan, sebuah titik A (x,y, z), kecepatan V(u, v, w) dan tekanan
p (dan dalam kasus kemampatan fluida, densitas dan temperatur) sebagai fungsi dari waktu t.
Sehingga

V = F(x, y, z, t)

Kemudian

u = f1 (x, y, z, t)

v = f2 (x, y, z, t)

w = f3 (x, y, z, t)

dan

p = F1 (x, y, z, t)

Sistem persamaan Euler di ketahui dengan deferensasi total dari u, v, dan w tertuju
pada t dan secara berurutan dari komponen tekanan. Dalam contoh – contoh berikut dari system
koordinat Euler di gunakan.

PRINSIP KONTINUITAS

Prinsip kontinuitas menggambarkan drai konsevasi zat, fluida dalam memberikan ruang
tidak dapat di ciptakan dan tidak dapat dihancurkan. Dalam kasusu dalam fluida sejemis yang
tidak dapat di tempa, prinsip kkontinuitas di gambarkan dengan konservasi dari volume.
Kecualidalam kasus yang spesial dimana parsial nampak kosong. Prinsip kontinuitas
memberikan sebuah hubungan antara V, densitas p dan koordinat ruang dan waktu. Jika p
adalah konstan (dalam kasus ini adalah sebuah fluida imkopreible atau tidak dapat di tempa) ,
Penggabungan persamaan kontinuitas persamaan V=0 dengan kedalaman dari rumus
z=d(x,y) ke dalam permukaan  ( x, y, t )
Menghasilkan,
Us dan vs adalah komponen kecepatan di permukaan horizontal, ub dan vb adalah
persamaan di dasar; dan adalah slope dasar pada arah X dan Y yang
memungkinkan kita untuk menghubungkan komponen vertikal wb ke komponen horizontal.
Diasumsikan bahwa kecepatan horisontal itu seragam dan
dan penambahan hubungan diatas menghasilkan :

Ini akan kelihatan bahwa V mungkin ditemukan dalam beberapa kasus dari aliran di
bawah tekanan, bebas dari nilai absolut dari p, dari prinsip kontinuitas sendiri, tetapi p akan
selalu menjadi fungsi dari V kecuali saat pada permukaan.

HUKUM MOMENTUM DAN KEKEKALAN MOMENTUM

Prinsip momentum menyatakan hubungan antara gaya yang bekerja dalam suatu volume
dan gaya inersia. Definisi gaya inersia itu sendiri adalah perubahan gaya per-satuan waktu per-
satuan volume, atau bisa disebut gaya yang menolak perubahan geraknya. Dalam dinamika
fluida, gaya hambat (yang terkadang disebut hambatan fluida atau seretan) adalah gaya yang
menghambat pergerakan sebuah benda padat melalui sebuah fluida ( cairan atau gas). Bentuk
gaya hambat yang paling umum tersusun dari sejumlah gaya gesek, yang bertindak sejajar
dengan permukaan benda, plus gaya tekanan, yang bertindak dalam arah tegak lurus dengan
permukaan benda.
Prinsip kekekalan momentum sejalan dengan hukum Newton II, karena pada hukum
Newton II juga berlaku hukum kekekalan massa atau hukum kekekalan volume pada
hidrodinamika. Pada hukum kedua newton, laju perubahan momentum adalah sebanding dengan
gaya yang dikerjakan dan arah geraknya sesuai dengan arah gaya yang berlaku. Jika massa kekal,
maka gaya inersia dapat dinyatakan dengan perkalian antara massa dan percepatan. Gaya inersia
adalah inersia lokal dan inersia konvektif, sedangkan gaya yang bekerja adalah tekanan, gravitasi
dan gaya gesek. Jika V di ungkapakan dengan mneggunakan u, v, w kemudian gaya Newton
yang kedua di ungkapakan sepanjang tiga koordianat sumbu. Maka ini akan mengahsilkan tiga
persamaan:

du du dw
Fx = p Fy= p Fz = p
dt dt dt

Di mana p di asumsikan konstan dan Fx Fy Fz yang komponen – komponenya terletak


sepanjang tiga koordinat sumbu, Gampangnya, satu mempertimbangkan gerakannya menjadi
beberapa dimensi (Pada teori gelombang panjang, komponen vertikal tidak dianggap sebagai
satu dimensi)

Penambahan kuantitas nol , menggantikan p* oleh persamaan hidrostatistik


ini seperti terlihat pada bagian sebelumnya dan penggabungan menghasilkan

Jika ini diasumsikan bahwa u adalah seragam sepanjang bagian vertikal, maka

Jika w dieliminasi dan persamaan kontinuitas digunakan, kemudian pembagia oleh dan
menggunakan elgbra akan menjadi
Persamaan Momentum Navier-Stokes untuk fluida viskus yang inkompresibel adalah
gaya inersia sama dengan jumlah gaya yang bekerja. Gaya viskus terjadi pada fluida yang
memiliki viskositas dan distribusi kecepatannya tidak seragam. Pada komponen gaya viskus
persatuan volume terdapat perkalian antara viskositas dengan divergensi kuadrat dari kecepatan,
sehingga dapat disimpulkan bahwa divergensi kecepatan akan memengaruhi viskositas fluida.
Divergensi kecepatan pada fluida inkompresibel nilainya adalah nol.

GERAK ELEMEN FLUIDA

Fluida dapat bergerak. Gerak elemen fluida ditentukan oleh gerak partikel-partikelnya.
Ada tiga macam gerak utama elemen fluida, translasi, deformasi, dan rotasi. Deformasi terdiri
dari dua perubahan, yaitu deformasi linier atau biasa disebut dilatasi, dan deformasi sudut. Gerak
translasi terjadi pada gerak partikel fluida yang homogen atau pergerakan yang tidak disertai
perubahan kecepatan. Sehingga partikel fluida hanya berpindah tempat dan tidak berubah
bentuk. Umumnya penentuan jarak perpindahan suatu titik pada translasi adalah dengan
mengalikan kecepatannya dengan waktu tempuh lalu ditambah dengan posisi awal titik. Jika
magnitudo kecepatan tidak seragam di semua titik, maka secara sederhana jika diketahui bahwa
kecepatan di titik satu adalah u, maka kecepatan di titik dua sejauh dx dari titik satu adalah u
ditambah dengan turunan u terhadap sumbu x (perubahan komponen kecepatan u terhadap
sumbu x). Untuk menghitung jarak perpindahan titik dua menggunakan konsep yang sama, yaitu
kecepatannya, u ditambah perubahan u terhadap waktu dikalikan dengan waktu tempuh lalu
ditambah dengan posisi awal titik dua tersebut.

Gambar 7. Analisa dasar gerakan partikel fluida


Ketika sebuah partikel berpindah-pindah kemudian sisi dari elemen segi empat berjejer
paralel pada sebuah sumbu, dan membentuk sebuah bentangan konstan, ini hanya gerak
perpindahan. Hal ini berarti tidak ada jarak yang bergantung dari komponen kecepatan.
Perpindahan dapat terjadi sepanjang garis lurus atau garis bengkok ( kurva ).

Gambar 8. Gerak perpindahan (translatori)

Aliran dari partikel memanjang secara paralel dan lurus sepanjang garis arus dengan
kecepatan konstan ( jadi disebut arus seragam/uniform ) adalah hanya masalah perpindahan
gerak.

Gambar 9. Contoh gerak perpindahan : aliran uniform

Dua jenis dari deformasi di bedakan dalam :


1. Dilatasional atau Linear deformation
Dalam aliran yang memusat, kecepatan mempunyai sebuah kecenderungan untuk
menambah alur sepanjang partikel. Oleh karena itu, kecepatan dari tepi garis tegak lurus
terhadap vektor V (atau terhadap garis arus) yang tidak sama (gambar 2-4). Partikel menjadi
lebih panjang dan lebih kecil. Dalam hal ini dilatasional atau deformasi linear telah terlapisi pada
sebuah perpindahan yang telah disediakan oleh sudut di antara sisinya dan tidak boleh di ubah.
Gambar 10. Deformasi dilatasional partikel fluida dalam aliran konvergen

Gambar 11. Komponen dari deformasi dilatasional

2. Deformasi Anguler atau Tegangan Geser


Deformasi bersudut ( anguler ) mungkin digambarkan oleh sifat dari sebuah partikel
fluida berikut tanpa fungsi friksi sekitar sebuah tekukan. Dalam masalah yang sama arus fluida
di sekitar tekukan, melalaikan efek dari friksi, velotisitas punya sebuah kesempatan untuk
menjadi besar di dalam dari pada dari luar dari tekukan. Hukum V x R = konstan kira-kira
mungkin akan bekerja ketika V adalah velositas dan R adalah radius dari kurva dari alur.
Karenanya jika partikel A adalah sudut dari segitiga ABCD, pada sisi AB dari segitiga berpindah
lebih besar velositasnya dari pada sisi CD dan inilah deformasi sudut. Deformasi angular ini
cukup untuk bisa perbedaan dari velositas antara AB dan CD.

Gambar 12. Deformasi geser dalam lengkungan


Walaupun gerak arus dapat bedakan dalam bentuk yang bermacam-macam menurut
beberapa tipe dari jenis mereka (seperti laminar atau turbulen, tak friksi atau viskositas dengan
atau tanpa friksi, steady atau tidak steady), satu yang paling penting divisi dari hidrodinamik
terdiri dari yang berhubungan dengan arus rotasional dan irotasional.

Gambar 13. rotasi dan deformasi


Gerak rotasi hanya berputar merubah koordinat saja tanpa merubah bentuk atau tanpa
distorsi. Syarat terjadinya rotasi adalah jika kecepatan suatu sumbu adalah fungsi dari sumbu-
sumbu yang lain. Sebagai contoh, kecepatan pada arah sumbu-x merupakan fungsi dari sumbu-y
dan sumbu-z. Salah satu contoh gerak rotasi adalah fluida yang menuruni jeram yang curam.
Pada bagian atas, tepat sebelum fluida meluncur turun, fluida tidak mengalami gerak rotasi
karena aliran fluida perbedaan kecepatannya tidak terlalu besar. Setelah fluida berada di posisi
yang lebih curam, gerak rotasi terjadi. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan kecepatan akibat
gesekan dengan dinding. Secara ringkas perubahan posisi elemen fluida dapat dilihat dari faktor-
faktor dilatasi, deformasi sudut dan rotasi.
Ada dua gaya yang menjadi bahasan utama pada hidrodinamika, gaya internal dan gaya
eksternal. Gaya internal merupakan hasil interaksi molekul dari bagian dalam suatu massa fluida.
Merupakan gaya yang seimbang dalam pasangan, dan nilai aksi bernilai sama dengan nilai
reaksi. Gaya luar merupakan gaya yang berasal dari luar massa fluida, gaya luar ini dibagi
menjadi dua, gaya permukaan dan gaya badan. Gaya permukaan merupakan gaya yang bekerja
di permukaan, lebih tepatnya gaya yang bekerja di lapisan batas. Hal ini disebabkan oleh adanya
gaya luar. Gaya permukaan berkurang dengan cepat jika menjauh dari permukaan. Gaya
permukaan ini terbagi lagi menjadi gaya normal dan gaya geser, gaya normal adalah gaya yang
selalu tegak lurus bidang permukaan, dan gaya geser adalah gaya pada lapisan-lapisan fluida.
Sebagai contoh, gaya tekanan adalah gaya permukaan. Gaya tekan ini terjadi akibat perbedaan
gaya tekanan per-satuan volume yang sejajar tiap-tiap sumbu.
Gerak fluida tidak absolut ditentukan oleh nilai tekanan saja, tapi juga ditentukan oleh
perbedaan antar lokasi. Contohnya gerakan aliran sungai dari tempat yang tinggi atau bertekanan
tinggi ke tempat yang rendah. Tekanan absolut adalah tekanan atmosfir dikurangi dengan
tekanan hidrostatik yang bernilai relatif. Gaya badan perdefinisi adalah gaya yang bekerja di
seluruh partikel yang ada di badan fluida. Gaya ini proporsional dengan massa fluida, dan
disebabkan oleh gravitasi. Gaya badan besarnya selalu sama dan hanya tergantung pada massa.
Sebagai contoh gaya badan adalah gaya kapiler, gaya geostropik, gaya coriolis dan gaya
gravitasi. Gaya kapiler adalah gaya yang oleh perbedaan gaya tarik molekuler antara 2 media
atau lapisan. Gaya Coriolis adalah sebagai gaya inersia tambahan akibat rotasi bumi. Setiap
bagian bumi berotasi dengan kecepatan yang berbeda, hal ini bergantung pada jaraknya dari
sumbu bumi (lintang). Gaya Coriolis menyebabkan gaya geostropik. Gaya gravitasi hampir
serupa dengan gaya inersia yang proporsional dengan massa fluida dan disebabkan oleh gaya
luar. Gaya gravitasi tidak bergantung pada gerakan massa partikel, tidak berpengaruh apakah
partikel itu diam atau bergerak. Gaya gravitasi hanya ada pada sumbu- z saja dan bernilai sebesar
perkalian densitas suatu fluida dengan nilai besaran gravitasi. Pada gaya gravitasi, diberikan
tanda minus, tanda minus menyatakan bahwa nilai z semakin dalam. Gaya tekanan juga
termasuk gaya badan. Untuk setiap partikel fluida di dalam suatu volume tertentu, gaya tekanan
yang diterimanya sama.
Fluida juga memiliki kecepatan potensial. Kecepatan potensial adalah fungsi skalar yang
menyatakan kecepatan yang didefinisikan dalam aliran irrotational (hanya berlaku pada gerakan
fluida yang tidak mengalami gerakan rotasi atau alirannya tidak berotasi). Fungsi ini digunakan
untuk menskalarkan komponen kecepatan. Kecepatan arah u dalam kecepatan potensial adalah
perubahan Ø terhadap x. Demikian juga dengan kecepatan arah v, yaitu perubahan Ø terhadap y,
dan kecepatan arah w merupakan perubahan Ø terhadap z. Dengan kata lain, kecepatan potensial
adalah nilai dari gradien .

Pada pasang surut air laut, alirannya adalah aliran tak tunak, persamaan momentum dapat
diterapkan pada pasang surut air laut. Pasang surut air laut memiliki pengaruh gaya geser angin,
memiliki viskositas air laut dan mengalami gaya gesekan dasar. Morfologi dasar laut yang tidak
beraturan menyebabkan adanya percepatan lokal pada aliran pasang surut ini. Salah satu ruas
persamaan momentum untuk kasus ini adalah percepatan lokal ditambahkan percepatan
konvektif tanpa komponen z karena telah dirata-ratakan terhadap kedalaman. Pada ruas lainnya
terdapat penjumlahan perkalian gravitasi dengan gradien elevasi terhadap suatu sumbu, perkalian
viskositas dinamik dengan komponen viskus, gaya gesekan dasar dan gaya geser angin.
Komponen gaya geser angin adalah perkalian lamda dengan magnitudo gaya geser angin, gaya
geser angin terhadap suatu sumbu lalu dibagi dengan kedalaman. Komponen gaya gesekan dasar
adalah perkalian antara koefisien gesekan dasar dan magnitudo gaya gesekan dasar lalu dibagi
dengan kedalaman. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh angin terus berkurang
seiring dengan bertambahnya kedalaman.
Seperti pada pasang surut air laut, kita juga dapat menerapkan persamaan momentum
pada arus inersia setelah memahami arus inersia memiliki karakter apa saja. Apabila angin yang
berhembus di atas permukaan laut secara tiba-tiba berhenti maka tidak ada transfer energi dari
angin ke permukaan laut. Walupun tidak ada transfer energi ke permukaan laut, namun massa air
di permukaan laut masih tetap bergerak. Gerakan massa air permukaan tersebut kemudian
dipengaruhi oleh gaya coriolis sehingga terjadi pembelokan arah ke kanan di belahan bumi utara
(ke kiri di belahan bumi selatan). Pada awalnya kekuatan gerak massa air masih cukup kuat
sehingga pengaruh coriolis menyebabkan gerak melingkar yang menyerupai spiral. Namun pada
akhirnya gerakan massa air melemah. Gerakan massa air laut atau arus tersebut dikenal dengan
nama arus inersia (inertial currents). Fenomena arus inersia ini sering dijumpai pada daerah
lintang tinggi, misalnya di Laut Baltik, di Pasifik Utara dan beberapa tempat lainnya. Intinya,
arus inersia adalah arus laut yang dipengaruhi gaya coriolis, tanpa gesekan, dan kemiringan
permukaan laut kecil. Sehingga persamaan momentum dapat diterapkan. Persamaan kontinuitas
arus inersia adalah perubahan kedalaman ditambah elevasi terhadap waktu ditambah perubahan
kedalaman ditambah elevasi dikalikan kecepatan arah sumbu x terhadap pertambahan panjang
sumbu x.
Pada arus geostropik juga dapat diterapkan persamaan momentum. Arus geostropik
adalah arus laut yang diakibatkan tekanan hidrostatis dan dibelokkan oleh gaya coriolis. Aliran
dari arah selatan menuju utara pada BBS adalah aliran fluida dari daerah lambat ke daerah cepat.
Karena itu aliran fluida menyesuaikan diri, fluida akan memperlambat diri dengan cara berbelok
ke arah berlawanan rotasi bumi (melawan rotasi bumi berarti melambat). Aliran dari arah utara
menuju selatan pada BBU aliran fluida dari daerah cepat ke daerah lambat.
Karena itu aliran fluida menyesuaikan diri, fluida akan mempercepat diri dengan cara
berbelok ke arah searah rotasi bumi (searah rotasi bumi berarti bertambah cepat) Aliran dari arah
barat menuju timur pada BBS adalah aliran fluida yang berakselerasi karena arahnya sesuai
putaran bumi. Karena itu aliran fluida menyesuaikan diri, fluida akan berpindah jalur menuju
jalur yang lebih sesuai dengan kecepatannya (jalur cepat adalah equator) dengan cara berbelok
ke arah equator(kiri). Aliran dari arah timur menuju barat pada BBS adalah aliran fluida yang
melambat karena arahnya berlawanan putaran bumi. Karena itu aliran fluida menyesuaikan diri,
fluida akan berpindah jalur menuju jalur yang lebih sesuai dengan kecepatannya (jalur cepat
adalah equator) dengan cara berbelok ke arah kutub(kiri).

Arus geostropik sangat lambat, percepatan lokal maupun konvektif dapat diabaikan.
Mekanisme pembentukan arus geostropik berasal dari suatu keseimbangan antara gradien
tekanan mendatar dan gaya coriolis. Aliran geostropik yang terbentuk akibat keseimbangan
tersebut bergerak sejajar dengan garis isobar (garis yang memiliki tekanan yang sama).
Kesimpulannya, aliran tanpa gesekan, tanpa percepatan, gaya yang bekerja hanya gaya gravitasi
dan coriolis. Sehingga persamaan momentum dapat diaplikasikan.

Arus ekman juga merupakan salah satu pilihan untuk menerapkan persamaan momentum
dan persamaan kontinuitas. Arus Ekman adalah arus yang dibangkitkan oleh dorongan angin,
densitas dianggap homogen, permukaan laut dianggap datar. Gaya yang bekerja adalah gaya
gesekan antar lapisan, atau bisa disebut juga gaya viskos. Tubrukan antar molekul udara dan
tubrukan antar molekul air di lapisan permukaan laut karena angin menimbulkan gesekan di
lapisan permukaan laut akhirnya menyebabkan arus permukaan. Pergerakan massa air
permukaan diikuti oleh massa air yang berada di lapisan bawah akibat adanya gaya friksi
bekerja. Bila angin mengalir secara konstan dan dalam waktu lama, maka gerakan massa air atau
arus ini terjadi sampai di kolom air laut yang lebih dalam. Oleh karena sumber kekuatan angin
semakin dalam semakin melemah, maka kekuatan arus juga melemah. Disamping kecepatan arus
yang melemah, arah arus juga mengalami perubahan dengan bertambahnya kedalaman. Deviasi
ini diakibatkan oleh adanya pengaruh Coriolis. Di belahan bumi utara gerakan air di permukaan
dibelokkan ke kanan terhadap arah aliran angin.
Spiral Ekman adalah penurunan kecepatan arus dengan bertambahnya kedalaman dan
pembelokan arah arus dari permukaan sampai ke kolom air yang lebih dalam terjadi pegeseran
dari lapisan satu ke lapisan berikutnya yang lebih dalam sehingga gerakan arus tampak seperti
spiral. Pola aliran berdasarkan kedalaman yang dibangkitkan oleh angin dan dipengaruhi oleh
coriolis.

Transpor Ekman (Ekman Transport) merupakan fenomena penting dan menentukan


berbagai tipe arus di lapisan permukaan. Sebagai contoh, bila angin berhembus ke utara sejajar
garis pantai di sisi barat samudera (sisi timur benua) di belahan bumi utara, maka transport
Ekman membawa massa air menjauhi pantai, sehingga massa air di lapisan bawah mengisi
kekosongan massa air di permukaan atau terjadi coastal upwelling sebaliknya akan terjadi
downwelling.
Pengertian turbulen dalam definisi adalah acak, tidak beraturan, atau dapat juga diartikan
sebagai perputaran. Jenis aliran turbulen dapat disebabkan perbedaan ketinggian. Turbulensi
adalah suku-suku non-linear, seperti gesekan dasar, angin, batuan, kedalaman, dan suku-suku
gaya viskus. Aliran turbulen adalah aliran fluida yang tak tunak, tak seragam, dan parameter sifat
fluida seperti kecepatan, tekanan, suhu, dan salinitas yang berubah dengan sangat tidak teratur.
Dalam aliran turbulensi, aliran berubah terhadap ruang dan waktu. Suku gaya gesek atau viskus
sangat berperan untuk hampir semua aliran fluida. Analisis aliran turbulen dilakukan dengan
memisahkan aliran rerata dan fluktuasinya. Persamaan momentum dapat diterapkan pada aliran
turbulen. Nilai rerata dari fluktuasi parameter fluida dalam rentang waktu tertentu mendekati nol,
karena penjumlahan nilai-nilainya mendekati nilai nol.

Untuk membedakan aliran laminar dan turbulen dapat digunakan bilangan reynold.
Bilangan Reynold merupakan besaran fisis yang tidak berdimensi. Bilangan ini dipergunakan
sebagai acuan dalam membedakan aliran laminier dan turbulen di satu pihak, dan di lain pihak
dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk mengetahui jenis-jenis aliran yang berlangsung dalam
air. Hal ini didasarkan pada suatu keadaan bahwa dalam satu tabung/pipa atau dalam satu tempat
mengalirnya air, sering terjadi perubahan bentuk aliran yang satu menjadi aliran yang lain.
Perubahan bentuk aliran ini pada umumnya tidaklah terjadi secara tiba-tiba tetapi memerlukan
waktu antara, yakni suatu waktu yang relatif pendek dengan diketahuinya kecepatan kristis dari
suatu aliran.
Kecepatan kritis ini pada umumnya akan dipengaruhi oleh ukuran pipa, jenis zat cair
yang lewat dalam pipa tersebut. Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan terdapat empat
besaran yang menentukan apakah aliran tersebut digolongkan aliran laminier ataukah aliran
turbulen. Keempat besaran tersebut adalah besaran massa jenis air, kecepatan aliran, kekentalan,
dan diameter pipa.

Anda mungkin juga menyukai