Anda di halaman 1dari 1

Gangguan Masa Nifas

Selama fase pemulihan pada tahapan di masa nifas sebelumnya, ada kemungkinan Anda
mengalami beberapa gangguan yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Ketahui beragam
gangguan tersebut agar bisa dicegah sejak awal, yaitu:

• Pendarahan. Setelah proses persalinan usai, risiko adanya pendarahan bisa terjadi. Hal ini
ditandai dengan tekanan darah yang menurun, serta denyut nadi yang menjadi cepat. Anda bisa
mencegahnya dengan sering buang air kecil dan melakukan inisiasi menyusui dini (IMD), agar
kontraksi berjalan baik. Selain itu, pantauan cermat dari tim medis juga diperlukan selama dua
jam atau lebih setelah persalinan.

• Pre-eklampsia atau eklampsia. Kondisi ini menjadi penyebab utama kematian ibu pasca
melahirkan di Indonesia. Gejalanya muncul sejak hari pertama hingga hari ke-28 pada masa
nifas. Gejala yang muncul di antaranya tekanan darah yang melonjak tinggi dan kaki
membengkak. Pembuluh darah di otak pun dapat pecah akibat kandungan protein yang tinggi
dalam urine. Anda bisa mencegah dengan membatasi konsumsi makanan berlemak serta
berkolesterol tinggi, khususnya selama kehamilan.

• Anemia. Karena banyaknya darah yang keluar saat masa nifas, hal tersebut bisa membuat
Anda mengalami anemia atau kekurangan darah. Hal ini dipicu infeksi, atau karena sang ibu
yang sudah menderita anemia bahkan saat masih hamil. Anda perlu mencukupi kebutuhan zat
besi dan nutrisi sebelum dan selama hamil untuk mencegah kondisi ini.

• Risiko Infeksi. Usahakan pada masa nifas, Anda dan pasangan tidak melakukan hubungan
seksual terlebih dahulu. Sebab, jika masih terdapat kotoran di dalam rahim, bisa menyebabkan
risiko infeksi dan membuat Anda demam tinggi. Cairan lokia yang keluar menjadi berbau tidak
sedap serta berubah warna yang tidak lazim. Rasa nyeri di area vagina dan perium juga akan
muncul, hingga gejala pendarahan yang berbahaya.

Anda mungkin juga menyukai