Oleh :
SITI ZULAIKHAH
NIM : 201704056
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd. Kep) Pada
Program Study DIII Keperawatan STIKes Bina Sehat PPNI
Kabupaten Mojokerto
Oleh :
SITI ZULAIKHAH
NIM : 201704056
ii
SURAT PERNYATAAN
Saya memyatakan bahwa laporan kasus ini adalah hasil karya sendiri dan
belum pernah dikumpulkan orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai
jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi manapun, dan apabila terbukti ada unsur
Yang menyatakan
SITI ZULAIKHAH
NIM 201704056
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan kasus ini telah disetujui untuk diajukan dalam ujian akhir
program
Judul :
Nama :
NIM :
Pada Tanggal :
Oleh :
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Telah dipertahankan di
Judul :
Nama :
NIM :
Pada Tanggal :
Oleh :
v
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillahirobbil’alamin penulis ucapkan kehadirat Allah SWT
atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan
Judul “Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Gangguan Mobilitas Fisik Pada
Pasien CVA Infark di Wilayah Kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto”.
Tersusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan Gelar Ahli Madya
Keperawatan dalam program DIII Keperawatan di STIKES Bina Sehat PPNI.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak sekali mendapatkan
bimbingan, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Windu Santoso, M.Kep selaku Ketua STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto
yang telah memberikan kesempatan penulis unuk menempuh pendidikan di
STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto.
2. Ana Zakiyah, M.Kep selaku Kepala Program Studi DIII Keperawatan STIKES
Bina Sehat PPNI Mojokerto.
3. Xxxxxxxxx selaku pembimbing I yang telah sabar membimbing, memberikan
koreksi dan saran demi sempurnanya Tugas Akhir ini.
4. Xxxxxxxxxx selaku pembimbing 2 yang telah sabar membimbing,
memberikan koreksi dan saran demi sempurnanya Tugas Akhir ini.
5. Bapak dan Ibu dosen STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto yang telah
memberikan ilmu dan bimbingan sebagai bekal saya kedepannya.
Penulis berusaha untuk dapat menyelesaikan laporan kasus ini dengan
sebaik-baiknya. Namun demikian penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan, oleh karena itu demi kesempurnaan maka penulis mengharap
adanya kritik dan saran dari pihak untuk menyempurnakannya.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
DaftarGambar ........................................................................................ ix
DaftarTabel ............................................................................................ x
vii
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang ............................................................. 15
2.2.4 Penatalakasanaan........................................................................ 23
viii
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 43
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
terjadi dengan cepat dan berlangsung lebih dari 24 jam karena gangguan suplai
serangkaian reaksi bio-kimia yang dapat merusak atau mematikan sel-sel otak.
pasien tidak dapat melakukan pergerakan secara mandiri untuk bergerak secara
bebas, mudah dan teratur sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Pasien yang
kekuatan otot dan rentang gerak serta nyeri saat menggerakkan tubuh (Auryn,
2018).
merupakan penyebab kedua kematian dan penyebab keenam yang paling umum
dari cacat. Sekitar 15 juta orang menderita CVA yang pertama kali setiap tahun,
dengan sepertiga dari kasus ini atau sekitar 6,6 juta mengakibatkan kematian (3,5
juta perempuan dan 3,1 juta laki-laki). CVA merupakan masalah besar di negara-
1
2
Presentase kematian dini karena stroke naik menjadi 94% pada orang dibawah
sebesar 12,1per mil. Prevalensi Stroke berdasarkan terdiagnosis nakes dan gejala
tinggi dapat memicu penumpukan endapan lemak pada pembuluh darah yang
gangguan pada proses berpikir dan hilangnya kontrol terhadap gerakan motorik
hemiplegia (paralis pada salah satu sisi tubuh) atau hemiparesis (kelemahan yang
terjadi pada salah satu sisi tubuh) dan yang paling parah terjadi kelumpuhan
menjadi ROM aktif dan ROM pasif. ROM aktif dilakukan dengan
Pada Pasien CVA Infark di Wilayah Kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto”.
1.3 Tujuan
Mobilitas Fisik Pada Kasus CVA (Cerebro Vascular Accident) di Puskesmas Puri
Kabupaten Mojokerto”.
1.4 Manfaat
berikut :
1. Manfaat Teoritis
manfaat yaitu :
mobilitas fisik
2. Manfaat Praktis
2) Bagi Pasien
gizi.
mobilitas fisik
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
CVA infark adalah suatu keadaan terhentinya aliran darah ke otak akibat
gangguan fungsi otak secara lokal atau global dengan gejala yang berlangsung 24
CVA infark merupakan CVA yang terjadi akibat obstruksi atau bekuan di
satu atau lebih arteri besar pada sirkulasi sereberum. Obstruksi dapat disebabkan
oleh bekuan (trombus) yang terbentuk didalam pembuluh darah otak atau
pembuluh darah organ distal. Terdapat beragam penyebab CVA infark termasuk
Penyebab lain dari CVA infark adalah vasospasme yang sering merupakan
respons vaskular reaktif terhadap perdarahan ke dalam ruang antara araknoid dan
serebral,biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di
7
8
disekitarnya.Trombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau
bangun tidur.Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan
2012).
fungsi otak yang terjadi secara tiba-tiba yang disebabkan oleh tersumbatnya aliran
pembuluh darah ke otak baik sebagian atau keseluruhan terhenti yang dapat
atau global.
2.1.2Etiologi
1. Stroke Trombotik
2. Stroke Embolik
3. Hipoperfusion Sistemik
dua, yaitu :
1. Trombosis serebi
karena adanya :
2. Emboli
10
cerebral oleh bekuan darah, lemak dan udara. Biasanya emboli berasal dari
serebri.
2.1.3Manifestasi Klinis
tiba-tiba hilang rasa peka, bicara cadel atau pelo, gangguan biacara dan bahasa,
gangguan daya ingat, nyeri kepala berat, vertigo, kesadaran menurun, proses
menerima 15% dari curah jantung memerlukan sekitar 20% pemakaian oksigen
tubuh, dan sekitar 400 kilokalori energi setiap harinya. Otak bertanggung jawab
yaitu otak besar (serebrum), otak kecil (serebelum), otak tengah (mesensefalon),
otak depan (diensefalon), dan jembatan varol (pons varoli) (Russell J. Greene and
dan pertimbangan. Otak besar terdiri atas Lobus Oksipitalis sebagai pusat
12
otot, keseimbangan dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan
berfungsi penting pada refleks mata, tonus otot serta fungsi posisi atau
kedudukan tubuh.
semua rangsang dari reseptor kecuali bau, dan hipotalamus yang berfungsi
kiri dankanan. Selain itu, menghubungkan otak besar dan sumsum tulang
belakang.
13
2.1.5 Patofisiologi
Proses terjadinya CVA infark disebabkan oleh tiga macam proses yaitu
disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya
gangguan daya ingat, nyeri kepala berat, vertigo, kesadaran menurun, proses
Hipoperfusion
Ateroskleorostis Hiperkoagulasi Aretresit
Sistemik
CVA Infark
Gangguan
Mobilitas
Gambar 2.2 Pathway CVA Infark
Fisik
15
2.1.6Pemeriksaan Penunjang
(2014)adalah :
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Diagnostik
1) Angiografi serebral
obstruksi arteri.
Untuk mendeteksi luas dan daerah abnormal dari otak, yang juga
pemindaian CT).
16
3. CT scan
hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan posisinya
secara pasti.
5. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak
jaringan otak.
2.1.7Diagnosa Banding
Tanda kernig - +
Edema pupil - +
17
Perdarahan retina +
Bradikardi Hari ke 4 Sejak awal
Lumbal punsi
1. Tekna Normal Meningkat
2. Warna Jermih Merah
3. Eritrosit 2 >100/mm
<250/mm
Arteriografi Oklusi Ada pergeseran
2.1.8Penatalaksanaan
berikut :
1. Pengobatan Konservatif
dibuktikan
arterial
18
ulserasi alteroma.
kardiovaskular.
2. Pengobatan Pembedahan
2.1.9Komplikasi
akhirnya menimbulkankematian.
awal.
19
2) Infark miokard
3) Emboli paru: cenderung terjadi 7-14 hari pasca-stroke, sering kali pada
1) Stroke rekuren
2) Infark miokad
3) Gangguan vaskular
2.1.10Pencegahan
darah.
2.2.1 Definisi
satu atau lebih ekstremitas secara mandiri (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
(aktivitas), misalnya trauma tulang belakang, cedera otak berat disertai fraktur
Gangguan mobilitas fisik adalah keterbatasan fisik tubuh atau satu atau
lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah (Nurarif .A.H. dan Kusuma. H,
2015).
bebas, mudah, dan teratur hingga mengganggu aktivitas sehari-hari secara mandiri
yang disebabkan oleh trauma tulang belakang, cedera otak berat disertai fraktur
2.2.2Etiologi
sebagai contoh :
atau berbaring.
2013)
spinalis).
terhadap mobilitas.
22
individu bervariasi.
Tanda dan gejala gangguan mobilitas fisik menurut Tim Pokja SDKI DPP
1. Mayor
2. Minor
(Range of Motion)
aktif ataupun pasif. Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan
23
Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien dengan
bantuan perawat pada setiap-setiap gerakan. Indikasi latihan pasif adalah pasien
semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu
melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien
tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total. Latihan ROM
melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi
normal. Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan
cara menggunakan otot-ototnya secara aktif. Sendi yang digerakkan pada ROM
aktif adalah sendi di seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien
Leher
Gerakan Penjelasan Rentang
Fleksi Menggerakkan dagu menempel ke dada. Rentang 45o
Ekstensi Mengembalikan kepala keposisi tegak. Rentang 45o
Hyperekstensi Menekuk kepala kebelakang sejauh mungkin. Rentang 40-45o
Fleksi Lateral Memiringkan kepala sejauh mungkin kearah Rentang 40-45o
setiap bahu.
Rotasi Memutar kepala sejauh mungkin dalam Rentang 45o
gerakan sirkuler.
Bahu
Gerakan Penjelasan Rentang
Ekstensi Mengembalikan lengan keposisi di samping Rentang 180o
tubuh.
Hyperekstensi Menggerakkan lengan kebelakang tubuh, siku Rentang 45-60o
tetap lurus.
Abduksi Menaikkan lengan posisi samping di atas Rentang 180o
24
Cukup Cukup
Kriteria Hasil Menurun Sedang Meningkat
Menurun Meningkat
Pergerakan
1 2 3 4 5
Ekstremitas
Kekuatan Otot 1 2 3 4 5
Rentang Gerak
1 2 3 4 5
(ROM)
Cukup Cukup
Kriteria Hasil Meningkat Sedang Menurun
Meningkat Menurun
Nyeri 1 2 3 4 5
Kecemasan 1 2 3 4 5
Kaku Sendi 1 2 3 4 5
Gerakan Tidak
1 2 3 4 5
Terkoordinasi
Gerakan Terbatas 1 2 3 4 5
Kelemahan Fisik 1 2 3 4 5
26
1) Dukungan mobilitas
a) Observasi
b) Terapeutik
tempat tidur)
meningkatkan pergerakan
c) edukasi.
a) Observasi
b) Terapeutik.
sendi
c) Edukasi.
sistematis
sensori preseptual, Gaya hidup kurang gerak, Indeks masa tubuh di atas presentil
2.2.6Komplikasi
Pada CVA infark dengan gangguan mobilitas fisik jika tidak ditangani
1. Pembekuan Darah
paru yaitu sebuah bekuan yang terbentuk dalam satu arteri yang mengalir
ke paru.
2. Dekubitus
kaki dan tumit bila memar ini tidak dirawat akan menjadi infeksi.
3. Pneumonia
Pasien stroke non hemoragik tidak bisa batuk dan menelan dengan
1) Disritmia
3) Kontraktur
29
4) Gagal napas
2.3.1Pengkajian
berikut(Hidayat, 2016):
1. Identitas
pasien), umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), suku atau bangsa,
2. Keluhan Utama
mandiri.
2.3.2Pemeriksaan Fisik
klien, pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung data dari pengkajian.
Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan secara per system (B1-B6) dengan fokus
1. Keadaan Umum
bergerak. Tanda tanda vital: tekanan darah meningkat dan denyut nadi
bervariaasi
2. B1 (Breathing)
31
tambahan.
3. B2 (Blood)
<60x/menit.
4. B3 (Brain)
lokasi lesi (pembulu darah mana yang tersumbat), ukuran area yang
bicara, ekspresi wajah dan aktivtas motorik. Pada klien CVA tahap
a. Status Mental
ekspresi wajah, dan aktivitas motorik klien. Pada klien CVA tahap
b. Fungsi Intelektual
c. Kemampuan Bahasa
33
bahasa lisan atau tertulis. Sedangkan lesi pada bagian posterior dari
menghasilkan bicara.
d. Lobus Frontal
e. Hemisfer
(Muttaqin,2013).
a. Saraf I : biasanya pada klien stroke tidak ada kelainan pada fungsi
penciuman.
bagian tubuh.
f. Saraf VIII : tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli perspsi.
membuka mulut.
trapezius.
i. Saraf XII : lidah simetris, terdapat deviasi pada salah satu sisi dan
a. Refleks Fisiologis
b. Refleks Patologis
5. B4 (Bladder)
6. B5 (Bowel)
Nafsu makan menurun, mual muntah pada fase akut , mual sampai
membuka mulut.
7. B6 (Bone)
umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi
padasisi otak yang berlawanan. Hemiparesis atau kelemahan salah satu sisi
2.3.3Analisa Data
Gangguan perfusi
DO : jaringan selebral
1. Kekuatan otot
menurun. Disfungsi N. XI
2. Rentang gerak Assesoris
menurun
3. Sendi kaku. Gangguan Mobilitas
4. Gerakan tidak Fisik
terkoordinasi.
5. Gerakan terbatas dan
fisik lemah.
2.3.4 Diagnosa
2.3.6 Implementasi
tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi. Berikut ini adalah contoh tindakan
interdependen) :
2. Melakuan latihan ROM pasif pada kaki kiri pasien empat kali sehari
(tindakan mandiri)
2.3.7 Evaluasi
S
O
A
P
1) Mengompensasi keterbatasan.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
mempengaruhi validity suatu hasil, selain itu desain riset juga berguna sebagai
penelitian yang mencakup satu unit, satu unit disini dapat berarti satu klien,
tersebut secara mendalam dianalisis baik dari segi yang berhubungan dengan
kejadian khusus yang muncul sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan
reaksi kasus terhadap suatu perlakuan atau pemaparan tertentu. Meskipun yang
di teliti hanya berbentuk unit tunggal, namun dianalisis secara mendalam meliputi
40
berbagai aspek (Nursalam, 2017)
Dengan Masalah Gangguan Mobilitas Fisik Pada Kasus CVA (Cerebro Vascular
sebagai berikut:
CVA infark merupakan CVA yang terjadi akibat obstruksi atau bekuan di
satu atau lebih arteri besar pada sirkulasi sereberum. Obstruksi dapat disebabkan
oleh bekuan (trombus) yang terbentuk didalam pembuluh darah otak atau
pembuluh darah organ distal. Terdapat beragam penyebab CVA infark termasuk
Penyebab lain dari CVA infark adalah vasospasme yang sering merupakan
respons vaskular reaktif terhadap perdarahan ke dalam ruang antara araknoid dan
3.3 Partisipan
1. Lokasi Penelitian
Mojokerto.
2. Waktu Penelitian
keluarga
kasus berakhir dan memperoleh validitas tinggi. Dalam studi kasus ini
44
waktu yang tentukan adalah 7 hari akan tetapi apabila belum mencapai
data utama yaitu klien, keluarga dan perawat untuk memperjelas data
data sampai dengan semua data terkumpul. Analisa data dilakukan dengan cara
1. Mereduksi data
yang lebih rinci dan sistematis dan dijadikan satu dalam bentuk transkip
normal.
2. Penyajian data
45
3. Kesimpulan
Consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan studi kasus.
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil studi kasus
3. Confidentiality (kerahasiaan)
46
DAFTAR PUSTAKA
Anurogo, Ditto & Fritz Sumantri Usman. 2014.” 45 Penyakit dan Gangguan
Saraf”. Yogyakarta. Raphe publishing.
Lewis. 2017. Medical Surgical Nursing. 7th edition. St. Louis: Missouri. Mosby-
YearBook, Inc.
Mawarti, H., & Farid. (2012). Pengaruh latihan ROM (Range Of Motion) pasif
terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke dengan
hemiparase. UNIPDU: Jombang
Mawarti, H., & Farid. (2012). Pengaruh latihan ROM (Range Of Motion) pasif
terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke dengan
hemiparase.
Mubarak, W.I. (2018). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi
DalamPraktik. Jakarta : EGC.
Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung. 2018
Saferi dan Maria (2014). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
World Health Organization. 2016 . Tobacco & Stroke. Geneva: World Health
Organization