NIM : 2041810007
KELOMPOK : IV
GRESIK, 2019
BAB 1
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Lemak dan minyak terdapat pada hamper semua bahan pangan dengan
kandungan yang berbeda-beda, tetapi lemak dan minyak seringkali
ditambahkan dengan sengaja ke bahan makanan dengan berbaga itujuan.
Dalam pengolahan bahan pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media
penghantar panas,seperti minyak goreng, shortening (mentegaputih), lemak
(gajih), mentega, dan margarine .Disamping itu, penambaha n lemak juga
dimaksudkan untuk menambah kalori sertamem perbaiki tekstur dan cita
rasa bahan pangan, seperti pada kembang gula, penambahan shortening pada
pembuatan kue-kue, dan lain-lain. Lemak yang ditambahkan kedalam bahan
pangan, atau dijadikan bahan pangan membutuhkan persyaratan dan sifat-sifat
tertentu. Berbagai bahan pangan seperti daging,ikan, telur, susu, alpokat,
kacang tanah, dan beberapa jenis sayuran mengandung lemak atauminyak yang
biasanya termakan bersama bahan tersebut. Lemak dan minyak tersebut dikenal
sebagai lemak tersembunyi (invisible fat). Sedangkan lemak dan minyak
yang telah diekstraksi dari ternak atau bahan nabati dan dimurnikan dikenal
sebagai minyak biasa ataulemak kasat mata (visible fat) (Ketaren, 1986).
Kelapa sawit menghasilkan dua jenis minyak yang berbeda, yaitu CPO
(Crude Palm Oil) dan PKO (Palm Kernel Oil). CPO diperoleh dari mesocarp buah
kelapa sawit, sedangkan PKO diperoleh dari inti (Kernel) buah kelapa sawit.
Industri makanan menggunakan hingga 90 % dari total produksi minyak sawit,
sementara 10 % lagi digunakan untuk aplikasi pembuatan sabun dan pabrik
Oleochemichal (Adam dan Moss, 2008).
Minyak kelapa merupakan salah satu produk utama yang dapat diolah dari
daging buah kelapa. Minyak kelapa dihasilkan melalui ekstraksi daging buah kelapa
dengan cara kering dan basah. Ekstraksi cara kering menggunakan bahan baku
kopra untuk menghasilkan minyak kelapa kasar yang tidak dapat langsung
dikonsumsi, tetapi harus melalui tahapan pemurnian. Ekstraksi cara kering
menggunakan bahan baku kelapa parut kering menghasilkan minyak berkualitas
tinggi atau Virgin Coconut Oil (VCO). Ekstraksi cara kering hanya dapat dilakukan
pada skala industri karena memerlukan bahan baku yang banyak dan modal besar,
sedangkan ekstraksi cara basah dapat dilakukan pada skala rumah tangga.
Tahapan ekstraksi minyak cara basah diawali dengan preparasi santan, kemudian
ektraksi minyak dari santan dengan cara pemanasan, fermentasi, dan sentrifugasi.
Minyak kelapa hasil ekstraksi cara kering dan atau basah memiliki karakteristik
tersendiri dibandingkan dengan minyak nabati lain. Perbedaan utama antara
minyak kelapa dan minyak nabati lain adalah kandungan asam lemak rantai
medium yang terdapat pada minyak kelapa. Minyak kelapa mengandung asam
lemak rantai medium yang dapat mencapai 61,93% (Karouw et al., 2013).
Minyak jagung mengandung 12-18% asam lemak jenuh dan 82- 88% asam
lemak tidak jenuh. Minyak jagung merupakan trigliserida yang disusun oleh gliserol
dan asam-asam lemak. Persentase trigliserida kurang lebih 98,6%,sedangkan
sisanya merupakan bahan non minyak seperti abu, zat warna atau lilin. Minyak
jagung termasuk golongan minyak asam oleat- linoleate (Ketaren,1986).
2.2.4 MARGARIN
Margarin adalah emulsi air dalam lemak. Fase lemak merupakan cairan
berupa macam campuran minyak nabati, sebagian darinya telah dipadatkan
dengan hidrogenasi agar diperoleh sifat plastis yang diinginkan pada produk
akhirnya.Minyak ikan dan lemak hewan dapat juga dicampurkan dalam campuran
itu. Proses hidrogenasi dilakukan dengan memaskan minyak tangki tertutup besar
dan bertekanan. Gas hidrogen disemburkan sebagai gelembung – gelembung
kedalam minyak, serbuk halus nikel dipergunakan sebagai kalisator yang nantinya
akan dipisahkan dengan minyak dengan penyaringan. Selanjutnya campuran
minyak dicampurkan dengan fase air, yang terdiri dari susu yang diasamkan pada
kondisi tertentu untuk memberikan flavor yang diinginkan pada produk akhirnya
(Gaman,1994).
2.2.5 MENTEGA
Mentega umumnya dibuat dari lemak hewani. Jenis bahan pangan ini
merupakan emulsi fase air yang berada dalam fase minyak (water in oil). Air dan
minyak merupakan cairan yang tidak saling berbaur karena memiliki berat jenis
yang berbeda. Untuk menjaga agar butiran minyak tetap tersuspensi di dalam air
pada mentega diperlukan suatu zat pengemulsi atau emulsifier (Anonima, 2010).
Secara umum diketahui bahwa lemak dan minyak dapat memburuk selama
penyimpanan dalam suasana oksidasi, yang dikenal sebagai oksidasi lipid. Oksidasi
lipid adalah faktor yang paling penting yang mempengaruhiumur simpan minyak
nabati. Hidroperoksida dihasilkan oleh oksidasi lipiddapat terurai menjadi berbagai
molekul yang lebih kecil seperti aldehida, keto, alcohol, dan asam karboksilat.
Beberapa dari produk - produk volatile yang dipengaruhi oleh rasa, bahkan pada
konsentrasi yang sangat rendah pada minyak dan makanan menjadi tidak enak.
Oksidasi lipid tidak hanya menghasilkan rasa tengik, tapi bisa juga menurunkan nilai
gizi makanandengan formasi produk oksidasi, yang mungkin memainkan peran
dalam perkembangan penyakit dan dapat berbahaya bagi kesehatan manusia
(Rohmat et al 2011).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang akan digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Erelenmayer 250 ml
2. Gelas ukur 250 ml
3. Gelas ukur 50 ml
4. Beaker glass 250 ml
5. buret
6. Spektrofotometer
7. Thermometer
8. Statif
3.1.2 Bahan
Bahan yang akan digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Minyak Sawit
2. Minyak Kelapa
3. Minyak Kedelai
4. Minyak Jagung
5. Mentega
6. Margarin
7. KOH 0.1 N
8. Phenol ptalein
9. Asam asetat
10. Kloroform
11. KI jenuh
12. Natrium thiosufat 0.1 N
Adam. R. M., Moss. O. M. 2008. Food Mikrodiology, Third Edition. UK. The Royal
Society of Chemistry.
Elisabeth, Jenny., 2002, 18 April. Pilih Yang Mana. Ragam Minyak Goreng. Harian
Kompas. http://www.kompas.com (20 Maret 2014).
Gifari, A. 2011. Karakteristik Asam Lemak Daging Keong Macan (Babylonia spirata),
Kerang Tahu (Meretrix meretrix), dan Kerang Salju (Pholas dactylus).
Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Karouw, S., Suparmo, Hastuti, P. dan Utami, T. 2013. Sintesis ester metil rantai
medium dari minyak kelapa dengan cara metanolisis kimiawi. Agritech
33(2): 182-188.
Ketaren S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta : UI-
Press.
Koswara, S. 2006. Konsumsi Lemak yang Ideal Bagi Kesehatan. Ebook pangan.
http://ebookpangan.com. Diakses pada tanggal 01 Desember 2011.
Tuminah, S. 2010. Efek perbedaan sumber dan struktur kimia asam lemak jenuh
terhadap kesehatan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan
Farmasi. Buletin Penelitian Kesehatan 38(1):43-45.
Winarno F.G. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2004.