Anda di halaman 1dari 2

Nama : Kuncoro Wahyudjati

Dalam perspektif sistem, sistem politik adalah subsistem dari sistem sosial. Perspektif ini
atau pendekatan sistem melihat keseluruhan interaksi yang ada dalam suatu sistem yakni suatu unit
yang relatif terpisah dari lingkungannya dan memiliki hubungan yang relatif tetap di antara elemen-
elemen pembentuknya. Kehidupn politik dari perspektif sistem bisa dilihat dari berbagai sudut,
misalnya dengan menekankan pada kelembagaan yang ada kita bisa meliht pada struktur hubungan
antara berbagai lembaga atau institusi pembentuk sistem politik.

Sistem politik tidak hanaya sekedar menyangkut lembaga-lembaga politik dan institusi-
institusi poliik semata, tetapi juga tingkah laku politik, budaya politik, partai politik dan LSM adalah
merupakan sistem politik.

Maka yang paling penting dalam sistem politik ini, kalau kita merujuk pada Robert Dahl
adalah persoalan kekuasaan, aturan dan kewenangan. Kekuasaan adalah merupakan entitas
pengatur, maka sebagai instrumen bagi penguasa untuk mengatur sehingga ada legitimasi adalah
aturan.

Proses-proses politik dalam sistem politik itu semestinya berjalan secara teratur dan bersifat
tetap selama aturan yang mengaturnya tidak dirubah, serta fungsi-fungsi lembaga-lembaga politik
tidak mengalami pergeseran.

Oleh karena itu dibutuhkan sistem komunikasi sebagai jalan untuk mempersatukan ide
politik yang lama dengan yang baru sehingga ada kelanjutan dan tidak langsung menggunting politik
lama dengan yang baru. Yang terpenting dalam sistem politik itu itu kalau kita melihat kata merdeka.
Masyarakat yang bebas atau merdeka ini menjalankan fungsi mereka untuk melakukan integrasi dan
adaptasi.

Model=model sistem poliik dalam masyarakat itu bisa saja lahir karena kehendak
masyarakat yang sadar atau kultur masyarakat yang hidup dalam arus politik tersebut. Misalkan ada
sistem politik yang otokratis-totaliter, di mana di dalamnya berlaku gagasan-gagasan politik tiranik
dan bahkan komunikasi masyarakat yang bernuansa politik kenegaraan dan kebijakan pemerintah
tidak diberikan peluang. Dalam sistem politik seperti ini kebebasan tidak akan pernah diperoleh,
karena kebebasan akan lahir manakala sistem politik memberikan peluang untuk itu.

Asumsi-asumsi politik yang lahir dalam masyarakat meniscayakan adanya keterkaitan antara
harapan masyarakat dengan sistem politik yang ada. Sistem politik harus mengakomodasi
kepentingan masyarakat sehingga tidak ada tumpang tindih anatara kepentingan masyarakat,
kepentingan individu dan sistem politik yang mengatur pola hubungan tersebut.

Model sistem politik yang paling sederhana akan menguraikan masukan (input) ke dalam
sistem politik, yang mengubah melalui proses politik menjadi keluaran (output). Dalam model ini
masukan biasanya dikaitkan dengan dukungan maupun tuntutan yang harus diolah oleh sistem
politik lewat berbagai keputusan dan pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah untuk bisa
menghasilkan kesejahteraan bagi rakyat.

Komunikasi politik mempersembahkan semua kegiatan dari sistem politik sehingga aspirasi
dan kepentingan dikonversikan menjadi berbagai kebijaksanaan.
Pertama, komunikasi ditinjau dari perspektif politik merupakan suatu proses yang menyatu
dengan fenomena politik. Walaupun secara teoritis komunikasi bukan semata-mata hanya sebagai
akibat dari fenomena politik.

Kedua, secara horizontal komunikasi politik berperan penting dalam merangsang suasana
emosional-konfrontatif antara partai dan golongan yang bersaing, sebagaimana yang tercermin
dalam pertentangan ideologi dan politik yang tajam.

Ketiga, sebagai sarana rekruitmen politik, di mana partai-partai politik berkewajiban untuk
melakukan seleksi dan rekruitmen dalam rangka menjamin terlaksananya proses rotasi posisi dan
jabatan tersebut. Dengan adanya rekruitmen politik dimungkinkan terjadinya rotasi dan mobilitas
politik yang bisa diterima oleh banyak pihak.

Keempat, adalah agregasi kepentingan. Agregasi kepentingan oleh Almond diartikan sebagai
fungsi mengubah atau mengkonversikan tuntunan-tuntunan sampai menjadi alternatif-alternatif
kebijaksanaan umum. Jdi melalui tahapan tertentu di dalam sistem politik, kepentingan dan
tuntunan masyarakat yang telah diartikulasi ditampung untuk dijadikan alternatif-alternatif
kebijaksanaan.

Dalam ilmu politik, legitimasi diartikan sberapa jauh masyarakat mau menerima dan
mengaku kewenangan, keputusan atau kebijakan yang diambil oleh seorang pemimpin.

Legitimasi dapat diperoleh dengan berbagai cara yan dapat dikelompokkan dalam tiga
kategori yakni secara simbolis, prosedural atau material (Ramlan Surbakti, 1992).

Anda mungkin juga menyukai