Anda di halaman 1dari 34

TUGAS FORMULASI KOSMETIK

FORMULASI BEDAK PADAT ( COMPACT


POWDER)

Disusun Oleh :

Mufidah Rahmawati 16330017

Mayang Wilis Kinanti 16330018

Destiana 16330029

Yohana 16330051

Laely Lavina 16330141

Yosilina Yatipai 17330051

FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas Kosmetologi.

Tugas kosmetologi ini kami buat mengacu dengan referensi yang ada untuk
membuat sediaan bedak padat yang semoga dapat dilaksanakan secara terarah, teratur,
tertib, efektif dan efisien.

Kami menyadari bahwa tugas Kosmetologi ini masih perlu disempurnakan,


maka diharapkan pada berbagai pihak untuk memberikan koreksi, baik segi bahasa, isi,
maupun tata urutan atau sistematikanya.

Akhirnya, kami harap semoga tugas Kosmetologi ini berguna dan bermanfaat
dalam hasil Pelaksanaan Belajar Mengajar.

Jakarta, Desember 2019

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................1
1.2. Tujuan.................................................................................................................2
1.3. Manfaat...............................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
TINJAUAN PUSAKA......................................................................................................3
2.1. Definisi Bedak....................................................................................................3
2.2. Tujuan Bedak......................................................................................................4
2.3. Klasifikasi Bedak...............................................................................................4
2.3.1. Bedak Dewasa.............................................................................................4
2.3.2. Bedak Bayi..................................................................................................6
2.4. Komposisi Bedak...............................................................................................7
2.4.1. Bedak tabur.................................................................................................7
2.4.2. Bedak padat...............................................................................................13
2.5. Cara Pembuatan Bedak....................................................................................15
2.5.1. Proses pembuatan pada umumnya (General manufacturing process)......15
2.6. Karakteristik Bedak..........................................................................................18
2.7. Klasifikasi Bedak (Face powder).....................................................................18
2.8. Evaluasi............................................................................................................19
2.8.1. Pengawasan Mutu dan Praktik Laboratory...............................................19
2.8.2. Shade control dan Lighting.......................................................................19
2.8.3. Dispersi Warna..........................................................................................20
2.8.4. Pay Off......................................................................................................20
2.8.5. Uji Tekanan...............................................................................................20
2.8.6. Tes Keretakan............................................................................................21
BAB III...........................................................................................................................22
PRAFORMULASI..........................................................................................................22

ii
3.1. Praformulasi Bedak Padat................................................................................22
3.2. Fungsi Penggunaan Tiap Bahan.......................................................................22
3.3. Alat dan Bahan.................................................................................................23
3.4. Perhitungan dan penimbangan Bahan..............................................................24
BAB IV...........................................................................................................................26
FORMULA.....................................................................................................................26
4.1. Metode Pembuatan...........................................................................................26
4.2. Spesifikasi Sediaan...........................................................................................26
4.3. Pengujian Sediaan............................................................................................27
BAB V.............................................................................................................................29
PEMBAHASAN.............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................31

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. Bahan yang
dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri, dahulu diramu dari bahan-bahan alami
yang terdapat di sekitar tempat tinggal (Wasitaat madja, 1997). Kosmetik dikenal
manusia sejak berabad - abad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai
mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Bahkan
sekarang teknologi kosmetik begitu maju dan merupakan paduan antara kosmetik dan
obat (pharmaceutical) atau yang disebut kosmetik medik (cosmeceuticals) (Tranggono
dan Latifah, 2007).

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta
merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit sehat berarti kulit yang tidak
menderita penyakit, baik penyakit yang mengenai kulit secara langsung ataupun
penyakit dalam tubuh secara tidak langsung mempengaruhi kesehatan kulit. Penampilan
kulit sehat dapat dilihat dari struktur fisik kulit berupa warna, konsistensi kelembaban,
kelenturan, tebal dan tekstur kulit (Wasitaatmadja, 1997).

Bedak adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk memoles kulit wajah dengan
sentuhan artistik untuk menutupi kekurangan kecil pada kulit dan meningkatkan
penampilan wajah, dengan menutupi kulit yang mengkilap sekresi kelenjar sebaseus
dan kelenjar keringat. Hal yang diinginkan dari bedak adalah tidak membuat kulit
wajah tampak berminyak,kulit tampak lembut untuk waktu yang lama. Sehingga bahan-
bahannya harus dapat menempel dengan waktu yang lama. Oleh karena itu tidak
dibutuhkan pembedakan berulang kali (Ditjen POM, 1985).

Bedak padat adalah bedak bubuk yang dipres menjadi bentuk cake. Komposisinya
mirip bedak bubuk, tetapi efeknya pada kulit agak berbeda. Komposisi bahan-bahan
pengikatnya (binders) memperbesar adhesinya pada kulit. Bedak padat harus melekat
dengan mudah ke powder puff, dan cake itu harus cukup padat sehingga tidak pecah

1
dalam kondisi pemakaian biasa. Tidak semua bahan bedak bubuk cocok untuk bedak
padat. Bahan baku dasar harus memiliki efek pengikat tertentu. Tepung beras (rice
starch), aluminium oxide, kaolin, zinc stearat, barium sulfate dan strontium sulfate
cukup memuaskan untuk tujuan tersebut. Syarat sediaan bedak padat adalah mudah
disapukan dengan spon, bebas partikulat keras dan tajam, tidak mudah remuk / pecah
tidak mengiritas kulit. Pada penyimpanan harus tetap memiliki sifat : Bebas partikulat
keras dan tajam, tidak cenderung remuk/pecah, pada suhu kamar kualitasnya tetap baik.
(Trenggono R. I)

1.2. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana memformulasikan bedak padat


yang baik.

1.3. Manfaat

Diharapkan formulasi yang terbentuk dapat bermanfaat dan memberikan informasi


mengenai bagaimana memformulasikan sediaan bedak padat yang baik.

2
BAB II

TINJAUAN PUSAKA

2.1. Definisi Bedak

Bedak wajah pada dasarnya adalah suatu produk kosmetik yang memiliki fungsi
utama kemampuan untuk melengkapi warna kulit dengan memberi hasil akhir seperti
beludru. Ini harus memberikan tampilan pada kulit dengan menutupi kulit yang
mengkilap akibat sekresi kelenjar sebaseus dan kelenjar keringat. Suatu bedak harus
mencapai efek ini dengan menjadi buram. Untuk mampu memberikan efek cukup
buram untuk menutupi cacat, tapi ini harus tidak memberikan efek seperti topeng.
Selain itu, bedak harus bersifat cukup tahan lama sehingga tidak dibutuhkan
pembedakan berulang kali.

Warna dari kulit juga menggambarkan aktivitas biologis dari jaringan epidermis
dan dapat merupakan indikasi bagi seorang wanita yang normal pada umumnya.
Hidung yang merah, mungkin merupakan gambaran dari pembuluh darah. Titik merah
pada pipi yang sangat merah, pancaran wajah yang pucat kekuningan, bintik-bintik
hitam di bawah mata menunjukkan tanda-tanda tak bercahaya – menunjukkan jalan
hidup atau pola hidup dari orang tersebut.

Selain itu hampir semua orang memiliki kerutan dan garis-garis yang menunjukkan
perubahan pada usia. Dan hal tersebut, menggambarkan temperamen ; kadang-kadang
bintik-bintik, tanda lahir yang kecil, pembesaran pori-pori, bekas jerawat, luka akibat
lesi kulit dan sebagainya. Ini merupakan gejala-gejala dari prilaku seorang wanita yang
berharap untuk menjadi lebih menarik. Yang mana gejala-gejala yang tidak
menyenangkan di atas dapat tertutupi.

Efek penutupan ini dapat dicapai dengan penggunaan bedak wajah, cream
foundation dan make-up cair, dan tambahan lainnya.

3
2.2. Tujuan Bedak

Bedak wajah digunakan untuk menutupi kekurangan kecil pada kulit(minor


imperfections) dan mengurangi kilauan yang muncul akibat produksi minyak pada kulit
atau keringat. Hal yang diinginkan dari bedak adalah tidak membuat wajah tampak
berminyak, lembut pada kulit untuk waktu yang lama. Sehingga bahan-bahannya harus
dapat menempel dengan baik pada kulit. Pada zaman sekarang, tren fashion telah
berubah dari “painted clown” atau putih seperti badut menjadi terlihat alami seperti
warna kulit, namun dapat menutupi noda.

2.3. Klasifikasi Bedak

2.3.1. Bedak Dewasa

1. Bedak tabur/bubuk (Loose Powder)

Pertimbangan utama dalam pembuatan bedak adalah pemilihan bahan dasarnya.


Spektrum dari bahan dasar yang digunakan cukup sempit, sebab kualitas dari masing-
masing komponen lebih penting, karena hal ini akan memberikan keterlibatan yang
sangat penting dalam penentuan formulasi bedak.

Bedak wajah harus merupakan campuran dari bahan dasar yang spesifik jika ini
akan menjadi suatu produk yang dapat memberikan sifat yang diinginkan.

Dikenal sebagai bedak tabur, dalam bentuk bubuk yang halus. Biasanya dipakai
setelah memoleskan alas bedak (foundation). Bahannya mudah menyerap minyak
diwajah dan menutupi pori-pori wajah lebih sempurna. Tapi untuk penggunaannya agak
kurang praktis karena serbuknya seringkali berjatuhan dan mengotori baju. Maksimal
penggunaan dua tahun.

2. Bedak padat (Compact Powder)


4
Bedak padat yang perkenalkan di Amerika pada tahun 1930 telah mencapai
popularitasnya dikarenakan penggunaannya yang sangat mudah dan penyimpanan yang
nyaman. Bedak padat adalah bedak kering yang telah dikompres menjadi padatan dan
biasanya digunakan dengan spons bedak. Komposisinya mirip dengan bedak tabur, tapi
efeknya pada kulit berbeda pada beberapa tingkat. Pengikat yang terkandung dalam
bedak padat memberikan adhesi yang besar. Sebagai hasil dari proses pengepresan,
ukuran partikel rata-rata umumnya lebih besar pada bedak padat daripada bedak tabur,
efek kasar dari butiran-butiran tersebut tentu sangat tidak diinginkan. Bedak padat harus
dapat menempel dengan mudah pada spons bedak, dan padatan bedaknya harus cukup
kompak, tidak pecah atau patah dengan penggunaan normal.

Bentuknya sangat padat, digunakan setelah pemakaian alas bedak. Bahan-bahan


yang terkandung di dalamnya membuat bedak jenis padat ini cepat menyerap sekaligus
mengurangi minyak. Bentuknya beragam, tidak mudah tumpah hingga praktis dibawa
kemanapun. Sebaiknya pulaskan tipis-tipis saja.Bisa dipakai hingga 15 bulan.

3. Shimmering Powder

Bentuknya bubuk, berwarna, dan berglitter. Digunakan sebagai sentuhan akhir


setelah merias wajah. Bedak jenis ini bisa pulaskan di punggung, leher dan lengan jika
memakai gaun dengan sedikit terbuka. Tersedia dalam aneka warna, dapat disesuaikan
dengan tema tata rias. Penggunaan maksimal 15 bulan.

4. Meteorite Powder

Bentuknya bulat kecil berwarna-warni. Digunakan setelah bermake-up, sebagai


sentuhan akhir. Sebaiknya digunakan dengan kuas besar. Sapukan keseluruh wajah.
Harganya cenderung mahal dan hanya tersedia di tempat-tempat tertentu.

5. Two Way Cake Powder

Bentuknya mirip compact powder, namun memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai
bedak sekaligus foundation. Digunakan setelah memakai pelembab dengan spons
kering bila ingin dipakai sebagai bedak biasa, dan gunakan spons basah jika ingin
dipakai sebagai foundation. Sangat praktis karena sekaligus berfungsi sebagai alas
bedak dan menyerap minyak. Masa pemakaian 1 tahun.
5
2.3.2. Bedak Bayi

Bedak bayi biasanya digunakan pada permukaan kulit dan lipatan-lipatan kulit
bedak biasanya digunakan pada kulit seluruh permukaan tubuh (kecuali wajah) untuk
mempercepat penguapan pada proses berkeringat, dan sebagai water repellent, dan
sebagai lubrikan untuk mencegah luka akibat penggunaan popok.

Asam borat digunakan sebagai antiseptik dan sebagai buffer pada bedak bayi
baik digunakan di linkungan rumah maupun rumah sakit sejak tahun 1880. Kegunaan
zat ini sebagai buffer sangat diperlukan karena suspense campuran talk 10% memiliki
pH sekitar 8,4 hingga 9,4. Johnstone dan timnya mkenyatakan bahwa serbuk talk tanpa
buffer dengan pH 9,3 lebih bersifat alkalis pada kulit lembut bayi. Sekitar 3%-5% asam
borat ditambahkan untuk menetralkan alkalinitas dari talk yang biasanya berpusat pada
lipatan-lipatan kulit bayi dan menyebabkan iritasi jika tidak ditambahkan buffer. Namun
beberapa tahun terakhir diperoleh laporan sehingga paeditrician tidak menyarankan
penggunaan asam borat dalam produk bayi, lotion, dan ointment. Zat ini tidak lagi
digunakan untuk alasan komersial dan medis.Kaessler (172) menjelaskan penggunaan
bedak bayi yang mengandung silicon, allantoin, dan hexachlorophene dalam basis talk.
Produk dengan bahan ini dilaporkan memiliki sifat lembut, sejuk, dan bakteriostatik.
Bahan dasar yang umum digunakan pada bedak bayi adalah pati jagung untuk
mengganti talk. Bahan ini memiliki sifat tidak berdebu seperti talk, absorben sehingga
dapat bersifat sebagai moisturizer, dan baik untuk kulit bayi. Namun, bahan ini dapat
menggumpal pada lipatan kulit bayi dan mengakibatkan dekomposisi bakteri.

2.4. Komposisi Bedak

2.4.1. Bedak tabur

Komposisinya :

6
a. Talk

Secara kimiawi, talk adalah magnesium silikat (3MgO. 4SiO2.H2O). ini


merupakan bahan dasar dari segala macam formulasi bedak modern sifat yang
sangat luar biasa adalah mudah menyebar dan kekuatan menutupi yang rendah.
Untuk bedak wajah talk harus putih dan tidak berbau dengan rasa halus. Tentu
saja sifat mudah menyebar yang sangat baik ini adalah yang paling dibutuhkan.

Ukuran partikel dari talk adalah salah satu kriteria untuk standar
kualitasnya. Paling tidak 98% harus dapat melewati ayakan 200 mesh ( tidak
lebih besar dari 74 mikro ) talk termikronisasi sekarang sudah tersedia di mana
ukuran partikel dapat dikurangi menjadi beberapa mikron. Penggunaan dari talk
termikronisasi dalam ukuran partikel dan nilai massa besar yang diinginkan.
Padatan dari massa besar adalah sangat penting dalam talk, karena variasi sangat
mempengaruhi kualitas sekaligus pengepakan dari produk akhir.

b. Kaolin

Warna dari kaolin yang digunakan harus secerah mungkin. Bahan dasar
harus dimurnikan secara baik untuk memindahkan keseluruhan bahan tidak
murni dan partikel kasar.

Tidak semua aluminium silikat dapat diklasifikasikan sebagai kaolin,


namun 3 kelompok di bawah ini secara khusus memiliki formula yang sama
( Al2O3. 2SiO2.2H2O) dan dapat disebut kaolin : nacrite, dickite, dan kaolinite.

Karena kaolin higroskopis penggunaannya pada bedak wajah umumnya


tidak melebihi 25%.

c. Kapur (Kalsium Karbonat)

Kalsium karbonat digunakan untuk mengurangi cahaya dari talk dan


memiliki kekuatan melapisi yang baik. Ini membantu untuk absorpsi parfum dan
juga tahan lemak. Dan menyerap keringat. Kapur juga sangat baik untuk
memberikan efek berseri-seri ketika bedak wajah digunakan.

7
Kapur adalah basa lemah, putih, serbuk mikrokristal tak berbau ; tidak
mengkilap, dan memiliki rasa kapur. Ketika bahan dasar ini digunakan secara
berlebihan, bedak dapat memberikan rasa kering, tapi penggunaan yang layak
adalah sangat membantu dalam formula bedak wajah.

d. Magnesium karbonat

Sifat yang baik dari magnesium karbonat membuatnya umum digunakan


dalam bahan penyusun bedak. Magnesium karbonat memiliki sifat absorben
yang baik dan terbukti memiliki sifat mendistribusi parfum yang baik.
Kerapatannya adalah bagian dari lapisan magnesium karbonat, kualitas yang
mana memberikan perkembangan pada tipe kehalusan dari bedak.

e. Logam stearat

Zink dan magnesium stearat sejauh ini merupakan bahan yang paling
sering digunakan dari logam stearat. Untuk bedak wajah, stearat harus memiliki
kualitas yang tinggi untuk mencegah timbulnya keasaman, bau yang tidak
diinginkan.

Sifat yang paling penting dari zink dan magnesium stearat adalah sifat
adhesif dan anti air. Zink stearat, yang paling sering digunakan juga memiliki
efek menenangkan.

Penggunaan yang berlebihan, stearat dapat menyebabkan noda dan efek


jerawat pada kulit. Dalam jumlah yang cukup (4-15%) zink stearat memberikan
sifat adheren pada bedak wajah.

f. Zink Oksida, Titanium oksida

Terdapat 2 bahan pengopak yang biasa digunakan dalam formulasi bedak


wajah : zink oksida dan titanium dioksida. Terlalu banyak digunakan bahan ini
dapat menghasilkan efek seperti topeng yang mana tidak diinginkan ; terlalu
sedikit membuat bedak tidak dapat menempel pada tubuh.

8
Diketahui bahwa zink oksida memiliki beberapa sifat terapeutik dan
membantu menghilangkan kecacatan pada kulit. Namun, penggunaan yang
berlebihan dapat menyebabkan kulit kering.

g. Pati beras

Bahan ini sering digunakan dalam face powders. Bahan yang paling sering
digunakan adalah pati beras. Bahan ini dianggap dapat memberikan sifat “peach
like”pada wajah. Karena partikel sperisnya memberikan rasa lembut pada kulit.
Bahan ini memiliki sifat absorpsi dan memiliki sifat menutupi yang baik.
Dengan penambhan air dapat menjadi cake, dan menempel pada wajah,
memberikan tampilan yang kurang menyenangkan. Bahan ini juga dapat
menjadi lengket. Pati jagung juga sering digunakan dan memiliki sifat yang
sama pada pati beras. Pati singkong dapat memberikan kelembutan pada produk.

Penggunaan dari amilum telah memberikan masalah mudahnya


terdekomposisi oleh bakteri, karena mengandung nutrisi yang cocok untuk
bakteri. Sifat mencerahkan dan menjerap adalah yang diberikan dari amilum
yang mana sekarang juga dapat diberikan oleh kalsium karbonat dan senyawa
lain dalam formula bedak wajah.

h. Silika dan Silikat

Silika dan Silikat dapat berguna dalam bedak wajah untuk menjaga sifat
mengalir bebas, walaupun dengan kelembaban yang tinggi. Silikat dapat juga
berfungsi sebagai pembawa parfum.

Penggunaan dari silikat halus seperti magnesium trisilikat membantu


dalam bedak karena mereka memiliki sifat menyerap yang sangat baik terhadap
air dan minyak.

i. Bahan pemberi efek pencerahan.

Pigmen sintetik bismut oksiklorida telah dikembangkan untuk


menggantikan guanin. Walaupun sensitif terhadap cahaya, bismut oksiklorida

9
cukup dapat beradaptasi untuk digunakan dalam bedak wajah cerah untuk
memberikan efek metalik, kilauan seperti mutiara.

j. Pewarna

Bahan pewarna adalah dasar dari seni menciptakan bedak wajah yang
mana menampilkan nuansa bayangan yang diinginkan. Pewarna digunakan
dalam variasi yang berbeda baik pigmen inorganik ataupun anorganik.

Jumlah dari pewarna yang dibutuhkan tergantung besarnya derajat tipe


yang digunakan dalam formula. Bahan pengopak dari oksida dan transparansi
dari talk sangat mempengaruhi jumlah pewarna yang diinginkan.

k. Pengharum

Pemilihan parfum yang cocok dan sifat efisiennya yang digunakan dalam
bedak wajah adalah sangat penting, karena bau dari bedak memiliki peranan
yang penting dalam kemampuan penjualan dari produk. Penggunaan parfum
yang cocok bukan merupakan prosedur yang mudah, karena permukaan yang
sangat luas dari padatan bedak dan kemungkinan reaksi dari parfum dengan
bahan-bahan dasar lainnya. Jika bahan dasar merupakan bahan-bahan yang
halus, wangi yang dipilih akan lebih sedikit daripada masalah dalam
penyelesaian formulasi bedak wajah.

Ini sangat penting bahwa parfum yang digunakan harus tidak mengiritasi,
stabil pada kondisi basa lemah dan tidak mengalami oksidasi atau menguap
dengan cepat. Pengharum harus tercampurkan dengan semua bahan penyusun
bedak karena masalah dengan keasaman, heterogen dari bau dan diskolorasi
dapat terjadi dari pemilihan bau yang tidak cocok.

l. Metallic soap

Metallic soap seperti zinc dan magnesium stearat merupakan bahan yang
sangat penting untuk semua produk bedak. Bahan ini membantu dalam hal
pelekatan dalam kulit dan pada bedak padat dapat berperan agar cake tetap
melekat pada “godet”. Selain meningkatkan daya lekat (daya adesif), metal soap

10
juga meningkatkan derajat water repellency dan menghasilkan produk yang
lembut. Jumlah yang biasa digunakan adalah 3% dan 10%; jumlah yang besar
dari ini menghasilkan efek bercak pada kulit, sehingga akan mengurangi sifat
“slip” dari bahan yang lain. Pada produk bedak padat jumlah penggunaan yang
tinggi dapat menghasilkan masalah pada daya alirnya yang berpengaruh pada
proses pengempaan dan mengakibatkan rasa berminyak pada penggunaan,
karena minyak akan berpindah karena terabsorbsi pada puff atau kuas. Sehingga
tingkat kemurnian merupakan hal yang sangat penting; adanya residu asam
lemak yang tidak tersaturasi perlu dihindari karena dapat menyebabkan
ketengikan pada hasil produk. Dari kedua bahan ini, zinc stearat lebih disukai
karena memiliki sifat menyejukkan.

m. Bahan-bahan lain

Bahan tambahan lain dapat digunakan untuk meningkatkan kelekatan


bedak pada kulit; e.g. emollient seperti cetyl atau stearil alkohol, gliseril
monostearat, dan bahan lain seperti magnesium myristate, petroleum jelly atau
mineral oil pada umumnyaditambahkan dalam jumlah kecil antara 0,5% dan 2%.
Jika diinginkan serbuk yang ringan dan memiliki daya adesif yang baik, bahan-
bahan seperti minyak mineral yang dienkapsulasi dapat digunakan.

n. Modified starch (pati yang dimodifikasi)

Kini terdapat modified starch yang sangat berguna dalam produk bedak.
Pati ini tidak berbau dan tidak menggumpal jika dalam keadaan lembap namun
memilliki sifat absorptive untuk air dan minyak. Bahan ini dapat dijadikan
sebagai pengganti talc pada produk yang sama., juga bahan ini meningkatkan
estetis pada formula dan berepran dalam absorbs minyak pada kulit, karena
bahan ini merupakan serbuk yang free-flowing dan mencegah caking. Bahan ini
bersifat transparan pada kulit dan mengurangi opasitas formulasi. Dan
keuntungan lainnya, adalah, tentunya karena bahan ini merupakan turunan
alami.

Namun, kedua pati baik ini maupun yang dimodifikasi merupakan media
yang baik untuk pertumbuhan mikrobiologi; sehingga tahap sterilisasi

11
merupakan hal yang penting; dan diperlukan kondisi pembuatan yang sebersih
mungkin untulk mencegah kontaminasi bakteri dan jumlah zat pengawet yang
sesuai dalam formulasi.

o. Mica

Mica bersifat translusen dan memberikan kilau yang baik. Beberapa mica
dengan tambahan tertentu sering digunakan. Misalnya dilapisi dengan barium
sulfat speris yang akan berdifusi dan memberikan efek focus yang lembut
sehingga dapat menyamarkan garis dan kerut.

p. Pengawet

Tujuannya adalah untuk menjaga kontaminsi prouk selama pembuatan dan


juga selama digunakan oleh konsumen, dimana mikroorganisme dapat
mengkontaminasi prouk setiap kali penggunaanya, baik dari tangannya atau dari
alat yang digunakan. Bahan- bahan yang digunakan harus menunjukkan terbebas
dari mikroorganisme. Tipe produk bedak biasanya berarti sangat susah
terkontaminasi mikroba tapi penggunaan air sebagai bahan tambahan, seperti
ekstrak, dapat mengubahnya, dan bahan ini harus sedapat mungkin dihindari
(ekstrak berbasis minyak harus digunakan sebelumnya). Juga harus dikontrol
penggunaan bahan tambahan dalam bedak yang digunakan di sekitar daerah
mata, pada umumnya, batasan mikroba lebih diperhatikan untuk bahan yang
digunakan dalam produk ini.

q. Antioksidan

Penggunaan antioksidan dibutuhkan untuk menjaga beberapa bahan


tambahan dari degradasi dan ketengikan. Sejumlah kecil butylatedhydroxy
anisole (BHA), butylated hydroxy toluene (BHT) atau vitamin E harus
digunakan ketika diperlukan.

r. Fumed Silika

12
Fumed silika dapat digunakan untuk menurunkan kerapatan bulk pada
sistem. Ini sangat kering dan tidak nyaman pada kulit, dan kadar penggunaanya
harus sangat rendah, kurang dari 1%.

s. Micronized Plastics

Micronized plastics sepeerti polietilen, polystyrene dan nylon dapat


memberikan efek kelembutan pada formula. Partikel ini biasanya berbentuk
bulat dan efek dari bentuk bulatnya yang berperan. Jenis ini dapat digunakan
antara 5% dan 10% tapi karena harganya yang sangat mahal maka
penggunaannya terbatas.

t. Walnut Flour

Bahan alami lainnya, walnut flur, kombinasi dengan nonpearly titanium


dioxide/ barium sulfat – coated mica, direkomendasikan sebagai karakteristik
absorpsi minyak yang bagus. Silikat seperti magnesium trisilikat mngandung air
yang tinggi dan bahan yang mengabsorpsi minyak dan juga digunakan sebagai
pembawa parfum.

2.4.2. Bedak padat

Pada dasarnya bahan dasar yang terkandung dalam bedak padat adalah identik
dengan yang digunakan dalam bedak tabur. Namun, terdapat 2 karakteristik untuk
bedak padat yang mana tidak terdapat dalam bedak tabur, kemampuan mengikat dan
mudah lepas.

Dasar dari padatan bedak harus dapat dikempa dengan mudah, kemudian bersatu
bersama dan tidak bergelombang atau retak di bawah kondisi penggunaan yang normal.
Untuk mencapai kondisi ini bahan pengikat dibutuhkan.

Bedak padat juga harus memiliki sifat mudah lepas ketika digosokkan dengan
spons bedak; ini harus mudah terlepas kepada pengguna bedak. Tekanan yang terlalu

13
rendah akan menghasilkan padatan yang sangat mudah hancur; tekanan yang terlalu
besar akan menghasilkan padatan yang keras yang mana tidak mudah terlepas.

a. Bahan pengikat

Beberapa jenis bahan pengikat yang digunakan dalam bedak wajah adalah
bervariasi dan banyak. Oleh karena itu, terdapat 5 tipe dasar pengikat yang digunakan :

1. Pengikat kering

Pengikat kering seperti logam stearat (Zink atau Magnesium) stearat telah
didiskusikan dalam bagian bedak tabur. Penggunaan dari pengikat kering
dibutuhkan untuk meningkatkan tekanan bagi kompaknya bedak padat.

2. Pengikat minyak

Minyak tunggal, seperti minyak mineral isopropil miristat dan turunan


lanolin, dapat sangat berguna untuk dicampurkan dalam formula sebagai pengikat.
Mereka ditemukan digunakan secara luas dalam banyak formula bedak padat.

3. Pengikat larut air

Pengikat larut air yang biasa digunakan di masa lalu umumnya adalah larutan
gum seperti tragakan, karaya, dan arab. Dalam kategori ini, sintetik seperti PVP
(Polyvinylpyrolidone) metil selulosa, karboksil metil selulosa juga telah digunakan
dalam larutan air. Suatu pengawet penting dalam medium gum dan berguna dalam
semua larutan pengikat dari tipe ini untuk mengatasi pertumbuhan bakteri.

4. Pengikat tidak larut air

Pengikat tidak larut air digunakan secara luas dalam bedak padat. Minyak
mineral, lemak ester dari segala tipe, dan turunan lanolin, dapat digunakan dan
dicampur dengan jumlah yang baik dari air untuk membantu pembentukan bedak
padat yang halus dan kompak. Penambahan bahan pembasah akan membantu untuk
menyeragamkan distribusi kelembaban bedak.

5. Pengikat emulsi
14
Karena kesulitan tercapainya keseragaman penggunaan pengikat tidak larut
air dalam bedak padat, peneliti telah mengembangkan bahan pengikat emulsi yang
sekarang digunakan dengan luas. Seperti emulsi yang mengizinkan distribusi yang
seragam baik pada fase minyak maupun fase air, yang mana penting dalam
kepuasan pengempaan serbuk. Karena pengikat emulsi tidak akan kehilangan
kelembaban secepat pengikat tidak larut air, penggunaannya mengizinkan prosedur
pembuatan yang lebih halus. Penggunaan dari minyak dalam bentuk emulsi
bermaksud untuk mencegah penggumpalan yang dapat muncul ketika minyak
tunggal digunakan sebagai pengikat dalam bedak wajah.

2.5. Cara Pembuatan Bedak

2.5.1. Proses pembuatan pada umumnya (General manufacturing process)

Tahap awal pada proses pembuatan untuk bedak tabur maupun bedak tekan adalah
sama, namun pada jenis kedua diperlukan penambahan zat pengikat pada tahap awal
maupun akhir, ataupun dengan parfum.

(a) penambahan warna

Tahap penting dalam proses pembuatan produk bedak berwarna adalah dispersi
pewarna yang homogen dalam basis putih. Dispersi tergantung pada efisiensi alat
pencampur dan karakter fisik bahan dalam campuran bedak. Homogenitas dispersi
pigmen diperoleh dengan melewatkan pigmen dan talk melalui hammer mill. Alat ini
akan memecah gumpalan pigmen, yang kemudian distabilkan dengan pelapisan oleh
partikel talk. Sekarang terdapat beberapa jenis peralatan yang mengganti keberadaan
hammer mill. Yang pertama, vertical vortex mixer, yang mengurangi ukuran partikel
dengan tumbukan antar partikel. Selain itu, high spee mixer, yang dikenal dengan
plough-shear device.

(b) pembuatan dasar bedak

Bahan dasar putih pertama dicampur dalam blender stainless-steel ribbon-type.


Waktu pencampuran awal dapat selama 20 menit hingga 3 jam, tergantung jenis mixer,

15
kapasitas, dan ukuran batch. Selanjutnya, penambahan warna dan pencampuran dengan
dasar putih. Campuran ini kemudan diaduk hingga homogen. Pada bedak tabor,
penambahan parfum ditambahkan pada saat terakhir. Penambahan parfum dilakukan
dengan penyemprotan pada pencampuran. Untuk bedak yang dikompres, zat pengikat
juga ditambahkan pada tahap ini. Akhirnya, warna diji kembali sesuai standard an
dilakukan perbaikan, jika perlu. Jika digunakan bahan dasar mica dalam formulasi
maka maka diperlukan kehati-hatian agar platelet yang mudah pecah tidak rusak saat
proses pembuatan. Pemeriksaan warna dilakukan dengan memindahkan sejumlah kecil
dari massa tersebut dan mencampur kembali dengan warna yang sesuai. Kemudian
ditambahkan kembali dan dicampr kembali dan dilakukan uji warna kembali.

Campuran yang telah selesai diperiksa kemudian dimasukkan pada kantung


polyethylene untuk penyimpanan, untuk memperoleh serbuk bedak yang halus,
diserbukkan. Serbuk telah siap dan memasuki tahap selanjutnya, untuk bedak tabur
dimasukkan pada kemasan dan dikempa untuk compect powder.

(c) proses pengempaan

Terdapat tiga prosedur berbeda yang digunakan untuk memperoleh compct


powder: wet moulding (pelelehan basah), damp compressing (pengempaan lembap),
dan pengempaan kering. Metode yang paling sering digunakan adalah pengempaan
kering.

Untuk proses pengempaan kering terdapat mesin yang sering digunakan yaitu
pneumatics digunakan pada Air-Mite press;hydraulics oleh Alite, tipe ram yang ditekan
pada serbuk seperti pada Kemwall press; dan Ve-Tra-Co press dimana penekan dapat
mencampur.

Terdapat 3 prosedur umum yang digunakan dalam industri pembuatan bedak


padat :

1. Kempa Basah

Proses kempa basah metode kempa lembab dan metode kempa kering. Proses
kempa basah sekarang tidak dipakai lagi di USA, dan kebanyakan perusahaan

16
kosmetik menggunakan proses kempa lembab atau proses kering dalam pembuatan
bedak padat.

Dalam proses pengempaan, jumlah yang kecil dari lapisan Paris digunakan
dalam kombinasi dalam bedak. Campuran dibuat dalam bentuk seperti pasta dengan
air dan dicetak dalam cetakan. Permukaan bagian atas dari pasta dilapisi dengan
suatu pengadhesif, kemudian dikempa ke bawah dengan logam yang berukuran
cocok atau plat gelas di mana tablet melekat. Tablet tersebut kemudian dikeringkan
dan dilepaskan dari cetakan.

2. Kempa Lembab

Metode kempa lembab, basis bedak, pewarna, dan parfum dicampur sampai
seragam. Campuran kemudian dibasahkan dengan cairan pengikat, kemudian
dicampur sampai mencapai massa plastis yang sesuai. Serbuk kemudian disaring dan
dilewatkan ke dalam mesin pengempa. Tablet jadi dikeringkan pada temperatur yang
sesuai.

3. Kempa Kering

Metode kempa kering, basis bedak, pewarna, dan parfum dicampur dan
campuran serbuk dapat dilembabkan dengan pengikat ; campuran kemudian
dicampur secara keseluruhan dan serbuk dikempa.

2.6. Karakteristik Bedak

Adapun demikian bedak (Face powder) harus memiliki ciri – ciri sebagai berikut:

1. Covering powder; kemampuan menutupi cacat pada kulit seperti kulit berkilau, pori-
pori yang membesar, dan cacat kulit yang kecil yang dapat membuat kulit tidak
sempurnah.

2. Slip; kemampuan dari penyebarannya diatas kulit tanpa memaksa dan memberikan
sensasi halus yang dapat menggunakan tiupan atau sikat.

17
3. Adhesiveness; kemampuan untuk dapat melekat pada kulit dan tidak menghilang
dalam waktu yang singkat untuk menghindari pemakaian kembali.

4. Absorbansi; kemampuan mengabsorbsi hasil sekresi kulit (keringat dan minyak)


tanpa menunjukan tanda tanda adanya penyerapan.

5. Bloom; kemampuan memberikan hasil akhir berupa sensasi beludru dan menyerupai
buah persik.

6. Konsistensi dari bedak yang memberikan efek seperti badut haruslah tidak terjadi.
Penampilannya harus transparan.

2.7. Klasifikasi Bedak (Face powder)

Ada dua bentuk utama dari bedak. Loose Face Powder digunakan secara langsung
dengan menggunakan suatu tiupan atau sikat yang besar atau ditransfer kesuatu wadah
khusus dimana dapat dibawa disuatu tas tangan dan digunakan suatu spons atau
gembungan kecil yang juga sesuai dengan wadahnya. Untuk mencegah kebocoran maka
permukaannya ditutupi dengan penutup mesh nylon. Dalam bentuk yang kedua, adalah
suatu bedak yang dipadatkan atau dimampatkan dengan suatu agen pengikat yang
digunakan dalam pembuatannya.

2.8. Evaluasi

2.8.1. Pengawasan Mutu dan Praktik Laboratory

Suatu formula dimulai dari riset dan pengembangan laboratorium, dan


setelahnya di evaluasi di alam laboratorium pengawasan mutu. Tiap rumusan yang akan
dikembangkan harus dilakukan uji intensive laboratorium untuk mengatasi masalah
yang mungkin terjadi ketika akan diperkenalkan pada konsumen. Yang paling sering di
lakukan pada uji pengawasan mutu ini yaitu pengujian panel. Selain itu, dilakukan uji
pengujian stabilitas untuk produk yang disimpan dalam waktu yang lama.

18
Waktu penyimpanan merupakan salah satu factor yang menentukan dalam
laboratorium modern. Namun, mutu produk adalah factor yang utama, dan terlalu cepat
(buru-buru) akan menimbulkan masalah. Terkadang diperlukan juga kecepatan dengan
ketelitian untuk detil menyeluruh.

2.8.2. Shade control dan Lighting

Shade control adalah salah satu dari aspek yang mengancam dalam
pengendalian mutu bedak. Variasi antar batch yang sama terjadi, dan titik yang tepat
dimana untuk mempertimbangkan suatu batch baru dapat menjadi pilihan komersil
walau kadang-kadang sukar untuk ditentukan. Pengendalian produksi harus sedemikan
rupa sehingga shade-nya tidak berbeda dari yang baku.

Ada beberapa cara shade control suatu bedak, tetapipada dasarnya melibatkan
dua prosedur. Pertama adalah perbandingan penampilan bedak suatu baku ketika
diratakan pada suatu latar belakang (warna kulit wajah); Cara kedua yaitu mengevaluasi
warna adalah dengan membandingkan pada warna standard warna kulit wajah. Harus
ditekankan bahwa warna kulit merupakan pertimbangan shade control, dan juga cara
pemakaian dan evaluasi konsumen.

Sebagai contoh harus disimpan di tempat gelap untuk menghindari warna bedak
memudar.

2.8.3. Dispersi Warna

Pewarna pada bedak wajah haruslah terdispersi secara homogen dalam dasar
bedak. Tidak boleh ditemukan adanya lapisan warna atau ketidakbercampuran pada
dispersi bedak yang menyebabkan pulverisasi yang jelek atau pengeluaran warna
keseragaman pada bedak dapat dengan mudah diperiksa dengan menyebarkannya pada
kertas putih dan diuji dengan kaca pembesar. Jika terdapat ketidakseragaman yang
terdeteksi, proses selanjutnya untuk memperoleh pengembangan warna maksimal harus
diperoleh dalam homogenitas.

19
2.8.4. Pay Off

Hasil dari bedak harus selalu diperiksa pada kulit. Jika tekanan pada cake terlalu
besar, bedak yang dihasilkan tidak akan tersapu bersih dengan mudah, dan akan ada
gaya adhesi yang tidak cukup dari bahan terhadap puff. Jika tekanannya terlalu rendah,
cake akan menjadi lembek dan mempunyai kecenderungan menjadi remuk dan pecah.

2.8.5. Uji Tekanan

Pada bedak tekanan yang diberikan secara alami haruslah rata, dengan adanya
kantung-kantung udara akan membuat cake menjadi mudah pecah. Keseragaman dan
kekerasan dari cake sebaiknya diperiksa dengan penetrometer. Pemeriksaan pada table
sebaiknya diambil dari berbagai segi untuk meyakinkan bahwa produk cukup keras dan
tekanan yang diberikan seragam.

2.8.6. Tes Keretakan

Langkah yang paling baik terhadap kecenderungan bedak menjadi pecah adalah
dengan menjatuhkan bedak pada permukaan kayu beberapa kali pada ketinggian 8-10
inci. Jika cake yang dihasilkan tidak rusak, mengindikasikan bahwa kekompakannya
lulus uji dan dapat disimpan tanpa menghasilkan hal-hal yang tidak memuaskan.

20
BAB III

PRAFORMULASI

3.1. Praformulasi Bedak Padat

- Talkum 50%
- Kaolin 26%
- Seng Oksida 10%
- Tragakan 6%
- Titan Oksida 3%
- Parafin Liquid 3%
- Parfum (Oleum Rosae) 1%
- Pigmen kuning (iron dioxide yellow) 0,75%
- Pigmen merah (iron dioxide red) 0,25%
- Asam salisilat 0,2%

3.2. Fungsi Penggunaan Tiap Bahan

a. Talkum :

Untuk membuat sediaan melekat baik dan memudahkan penyerapan serta


memberikan rasa lembut pada kulit, kemampuan menutupi yang baik, daya
adesif nya kuat, daya lenturnya juga baik.

b. Kaolin :

Untuk menyerap keringat dan minyak

c. Seng oksida (ZnO) :

Senyawa yang dapat memberikan kesejukan, kesegaran dan sebagai antiseptik

d. Tragakan :
21
Untuk melekatkan atau mengikat komponen yang larut dalam air sehingga
membantu pembentukan bedak padat yang halus dan kompak.

e. Titan oksida :

Titanium oksida memiliki kemampuan sebagai tabir surya sehingga


dimanfaatkan sebagai bahan pewarna putih dan penangkal cahaya. Cakupan dari
cahaya yang menyebar dapat diubah oleh variasi ukuran partikel dari serbuk
titanium oksida. Sebagai contoh, titanium oksida yang memiliki ukuran partikel
sekitar 230 nm menyebarkan sinar tampak, tetapi titanium oksida dengan ukuran
partikel 60 nm menyebarkan sinar UV dan memantulkan sinar tampak.

f. Parafin liquid

Sebagai pelembab dan pelicin, dan menambah daya lekat terhadap bedak.

g. Parfum (oleum rosae)

Sebagai bahan tambahan untuk memberikan bau harum pada sediaan bedak.

h. Pigmen

Menciptakan bedak wajah yang menampilkan nuansa bayangan yang diinginkan

i. Asam salisilat

Sebagai pengawet, untuk menghindari kontaminasi produk selama pembuatan


dan juga selama digunakan oleh konsumen.

3.3. Alat dan Bahan

a. Alat

- Cawan porselen
- Spatel logam
- Penjepit kayu
22
- Mortir dan stemper
- Gelas ukur
- Waterbath
- Batang pengaduk
- Alat evaluasi sediaan
- Pot plastik

b. Bahan

- Talkum
- Kaolin
- Seng oksida
- Tragakan
- Titan dioksida
- Parafin liquid
- Parfum
- Pigmen
- Asam salisilat

3.4. Perhitungan dan penimbangan Bahan

Berat 1 sediaan 12 gram

SKALA
SKALA INDUSTRI
LABORATORIUM
BAHAN
(1000 SEDIAAN)
(2 SEDIAAN + 20%)
Talkum 50% (50/100 X 24) + 20% = 32 50/100 x 24 x 1000 =
g 12000 g
Kaolin 26% (26/100 X 24) + 20% = 26/100 x 24 x 1000 = 6240
26,24 g g
Seng oksida 10% (10/100 X 24) + 20% = 10/100 x 24 x 1000 = 2400
22,4% g
Tragakan 6% (6/100 X 24) + 20% = 6/100 x 24 x 1000 = 1440 g
21,44 g
23
Titanium 3% (3/100 x 24) + 20% = 3/100 x 24 x 1000 = 720%
dioksida 20,72 %
Parafin liquid 3% (3/100 x 24) + 20% = 3/100 x 24 x 1000 = 720%
20,72 %
Parfum 1% (1/100 x 24) + 20% = 1/100 x 24 x 1000 = 240 g
20,24 g
Pigmen 1% (1/100 x 24) + 20% = 1/100 x 24 x 1000 = 240 g
20,24 g
Asam Salisilat 0,2 % (0,2/100 x 24) + 20% = 0,2/100 x 24 x 1000 = 48 g
20,05 g

BAB IV

FORMULA

24
4.1. Metode Pembuatan

Adapun metode pembuatan bedak padat sebaga iberikut :

1. Tragakan dilarutkan dalam air sebanyak 50 cc, sampai larut


2. Dituangkan dalam tepung(talcum, kaolin, zinc oksida ,titanium dioksida,
tragakan, parfum) lalu diaduk hingga merupakan adonan, ditambah pigmen
kuning dan parfum, dihomogenkan.
3. Kemudian tuang paraffin sedikit demi sedikit,diaduk – aduk terus hingga
merata.
4. Setelah itu dicetak dan dikeringkan.

4.2. Spesifikasi Sediaan

a. Organoleptis :

- Bentuk : bedak padat


- Warna : coklat muda
- Bau : Harum

b. Berat bersih : 12 gram


c. Sediaan mudah diaplikasikan pada kulit wajah
d. Warna tersebar homogen
e. Kandungan Asam salisilat 0,2 %

4.3. Pengujian Sediaan

a. Uji Organoleptis

Dilakukan pengamatan sifat fisika secara visual meliputi :bentuk, bau, dan
warna sedian.

b. Berat Bersih (Netto)

25
Ditimbang bedak dengan tempat bedak, dikeluarkan bedak dari tempatnnya. Di
timbang kembali bedak kosong. Dihitung berat netto sebagai selisih
penimbangan akhir dan awal.

c. Uji homogenitas

Bedak dioleskan pada objek glass lalu diamati, jika terdapat bentuk-bentuk pada
pewarnanya maka dapat disimpulkan bahwa bedak tidak homogenya.

d. Uji daya Oles

Bedak dioles menggunakan puff, kemudian disapukan di kulit.

e. Uji Identifikasi Asam Salisilat

- Larutan salisilat dengan keenceran sedang,ditambah besi (III) klorida LP


memberikan warna ungu.
- Penambahan asam pada larutan asam salisilat dengan kepekatan sedang
memberikan endapan hablur asam salisilat berwarna putih dengan suhu
lebur antara 158 derajat dan 161 derajat. .(kodeks kosmetika Indonesia
volume II, 1981).

f. Uji Penetapan Kadar asam salisilat.

- Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat


- Dilarutkan dalam 25 ml etanol (45%) P yang telah dinetralkan dengan
NaOH 0,1 N.
- Titrasi dengan NaOH 0,1N menggunakan indikator fenolftalein LP.
- Tiap ml larutan NaOH 0,1 N setara dengan 13,81 mg C7H6O3.(kodeks
kosmetika Indonesia volume I, 1980).

26
BAB V

PEMBAHASAN

Pada formulasi bedak padat, dibutuhkan komponen punyusun bedak padat yang
mewakili sifat covering, slip, adhesiveness, absorbansy dan bloom. Keseimbangan
komposisi dari sifat-sifat tersebut akan menghasilkan bedak yang diinginkan, seperti
warnanya yang tersebar homogen, berbau harum, warna yang sesuai, kemudahan
melekat, awet, dan tidak mudah retak.

27
Pada formulasi ini, bahan utama yang digunakan adalah talkum yang memiliki
sifat lembut dan mampu menutupi kekurangan kulit, digunakan juga titanium oksida
yang memiliki efek tabir surya, pigmen sebagai pewarna, tragakan sebagai pengikat,
kaolin sebagai absorben, dan parfum sebagai pemberi aroma.

Pada uji Organoleptik, dilakukan uji awal terhadap bentuk, yaitu berbentuk
padatan, bau yaitu berbau sangat harum, evaluasi untuk hal ini bau sangat harum
tersebut dikarenakan konsentrasi parfum yang berlebihan, yaitu 1%, konsentrasi ini
berlebih karena parfum pada bedak umumnya 0,02-0,2%. Sedang untuk uji warna,
didapat warna sediaan bedak padat yaitu coklat muda sehingga sesuai dengan warna
yang diinginkan.

Pada uji berat bersih (netto) dilakukan uji penimbangan berat bersih bedak dalam
sediaan.

Pada uji homogenitas dilakukan dengan mengoleskan bedak pada objek glass
didapatkan hasil bentuk dan warna yang seragam sehingga bedak dinilai homogen. Hal
ini sesuai dengan uji spesifikasi sediaan, yaitu sediaan bedak yang homogen.
Homogenitas warna ini penting, artinya pewarna pada bedak wajah harus terdispersi
secara homogen dalam dasar bedak, tidak boleh ditemukan adanya lapisan warna atau
ketidak bercampuran pada dispersi bedak yang menyebabkan pulverisasi yang jelek
atau pengeluaran warna yang tidak seragam. Keseragaman pada bedak dapat dengan
mudah diperiksa dengan menyebarkannya pada kertas putih dan diuji dengan kaca
pembesar dengan deg glass.

Pada uji daya oles, didapat bedak padat yang sulit dioleskan pada kulit artinya
sediaan tidak mudah menempel pada puff, hal ini berarti sedaiaan tidak sesuai dengan
spesifikasi sediaan bedak yang diharapkan yaitu warna mudah menempel pada kulit.
Evaluasi untuk hal ini dikarenakan tekanan pada cake terlalu besar, sehingga bedak
yang dihasilkan tidak akan tersapu bersih dengan mudah, dan akan ada gaya adhesi
yang tidak cukup dari bahan terhadap puff. Tetapi sebaliknya jika tekanannya terlalu
rendah, cake akan menjadi lembek dan mempunyai kecenderungan menjadi remuk dan
mudah pecah. Pada Formula, untuk menambah daya lekat bedak padat pada kulit dapat
juga ditambahkan zink stearat atau magnesium stearat yang akan membuat bedak padat
lebih melekat pada kulit dan memberi efek halus pada sediaan bedak padat. Namun
28
penggunaan zat ini tidak boleh terlalu banyak dikarenakan akan berpengaruh pada
proses pengempaan dan mengakibatkan rasa berminyak pada penggunaan, karena
minyak akan berpindah dan terabsorbsi pada puff atau kuas, selain itu pada jumlah yang
besar akan menghasilkan efek bercak pada kulit, sehingga akan mengurangi sifat “slip”
dari bahan yang lain. Jumlah yang biasa digunakan adalah 3-10%.

Pada uji identifikasi asam salisilat dilakukan dengan uji warna dengan reagen
FeCl3 dan larutan asam, pada uji FeCl3 harus mendapatkan warna coklat keunguan dan
jika ditambah larutan asam didapat endapan putih larutan jernih, hal ini menunjukkan
kesesuaian dengan teori di mana asam salisilat pada kosmetik ditandai dengan
terjadinya warna ungu bila ditambah dengan FeCl3 dan terdapatnya endapan putih
sebagai Kristal asam salisilat jika ditambah larutan asam. Dari hasil identifikasi
Didapatkan kesimpulan bahwa sampel mengandung asam salisilat.

Pada uji kuantitatif terhadap kadar asam salisilat, dilakukan secara titrasi
alkalimetri, dimana titrasi ini menggunakan basa kuat untuk menetapkan asam yaitu
asam salisilat dengan indikator asam basa yaitu fenolftalien (pp) yang akan memberikan
warna merah muda pada titik akhir titrasi. Sedangkan pada spesifikasi sediaan, kadar
asam salisilat yang harus didapat adalah 0,20%.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia . Edisi tiga. Jakarta: Departemen Kesehatan


Indonesia

Balsam, M.S. and Edward Sugarin. 1972. Cosmetics Science and Technology. Willey –
Interscience : USA.

Barel, Andre O, dkk. 2009. Handbook of Cosmetic Science and Technology. Third
edition. Iinforma Healthcare , Inc. USA

Mitsui, T. 1997. New Cosmetic Science. Elsevier Science. Netherlands.

29
Schrader, K. et al. 2005. Cosmetology Theory and Practice . Bobingen. Jerman

Tranggono, R.I. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetika. Jakarta :PT.
Gramedia.

Wade, A., et Al. 1994. Hand book of Pharmaceutical Excipients. Second edition. The
Pharmaceutical Press. London.

http:repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21475/.../Chapter%20II.pdf

Poucher, Jonh. 2000. Poucher’s Perfume’s, Cosmetics and Soap’s Kluer Academic
Publisher’s. USA.

30

Anda mungkin juga menyukai