Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Mengembangkan Desain Pembelajaran IPS


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu :
Dr. Ratu Vina Rohmatika, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 8


Familla Astried : 1701080034
Lutfi Apriansyah : 1701080015
Lu`luatul Amar Safira : 1701080014

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS TARBIAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
TAHUN 2019

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas berkat rahmat-Nya dapat
menyusun makalah pada mata kuliah Pengembangan Kurikulum. Khususnya tentang
pembahasan “Mengembangkan Desain Pembelajaran IPS”
Makalah ini dibuat dalam rangka meningkatkan pembelajaran mata kuliah
Pengembangan Kurikulum. Pemahaman tentang Pengembangan Kurikulum, sekaligus
memperdalam wawasan bagi kita semua.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Ratu Vina Rohmatika, M. Pd.
selaku Dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Kurikulum, Institut Agama Islam
Negeri Metro. Serta teman-teman dan tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada
sumber-sumber inspirasi makalah ini.
Makalah ini, tentunya masih jauh dari kesempurnaan, karena saya juga masih
dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu kritik, koreksi dan
saran, sangat saya harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
para pembaca. Terima kasih atas perhatiannya dan jikalau ada kesalahan kata maupun
tulisan saya mohon maaf.

Metro, 08 November 2019

Penulis
Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

SAMPUL………………………………………………………………………. i
KAKAT PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................................1


B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan penulisan.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran.............................................................................3
B. Pembelajaran IPS.........................................................................................4
C. Model-Model Pembelajaran IPS.................................................................7
D. Model Disain Pembelajaran IPS................................................................11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................14
B. Saran ...................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Proses belajar mengajar tidak hanya penyampaian ilmu dari guru kepada
peserta didik saja, namun juga harus disertai inovasi agar siswa dapat memperoleh
ilmu pengetahuan dengan baik. Berdasarkan hasil survei para peneliti, didapatkan
beberapa masalah yaitu rendahnya hasil belajar siswa dan buku cetak IPS yang
terlalu tebal hingga membuat siswa malas untuk membacanya. Kehadiran media
pembelajaran dalam kegiatan mengajar mempunyai arti penting. Penggunaan
media pembelajaran dapat membuat siswa lebih mudah memahami materi
pelajaran yang dijelaskan oleh guru. Materi yang luas akan lebih mudah diterima
oleh siswa melalui media pembelajaran yang digunakan.
Media pembelajaran adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat
digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber atau pengajar ke siswa
yang bertujuan merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
secara utuh, dapat juga dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dalam
kegiatan pembelajaran (Kustandi dan Sutjipto, 2011:5).
Seorang pasti akan selalu membutuhkan buku untuk proses belajar sebagai
salah satu sumber ilmunya. Ketersediaan referensi buku yang menarik dan praktis
akan memudahkan siswa dalam belajar. Salah satu media pembelajaran yang
praktis dan menarik adalah buku saku. Buku saku adalah buku berukuran kecil
yang mudah dibawa dan dapat dimasukkan ke dalam saku.1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah yaitu:
1. Apa yang di maksud dengan disain pembelajaran?
2. Bagaimana pembelajaran IPS?
3. Model-Model Pembelajaran IPS?
4. Model disain Pembelajaran IPS?

C. Tujuan Penulisan
penulisan makalah ini mempunyai tujuan yaitu :

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: hal 173

1
a. Mengetahui desain pembelajaran
b. Mengetahui pembelajaran IPS
c. Mengetahui desain pembelajaran IPS
d. Mengetahui cara mendesain pembelajaran IPS

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran
Menurut undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
menyatakan pembelajaran adalah “proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Pembelajaran sebagai proses
belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir yang
dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan
kemampuan mengkontruksikan pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan
penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.

2
Secara umum pengertian pembelajaran adalah proses interaksi antara
peserta didik/siswa dengan pendidik/guru dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Dengan kata lain, definisi pembelajaran adalah proses untuk membantu
peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Atau mudahnya usaha sadar dari
guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada
diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan
baru yang berlaku dalam waktu tertentu dan karena adanya usaha.
Proses pembelajaran pada awalnya mengharuskan guru untuk mengetahui
kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya,
motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain
sebagainya. kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam
pembelajaran merupakan modal utama yang sangat penting dalam penyampaian
bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.

B. Pembelajaran IPS
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang
saling bertukar informasi. Pembelajaran IPS yang dilaksanakan baik pada
pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi tidak menekankan pada aspek
teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji
gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang bobot dan keluasannya disesuaikan
dengan jenjang pendidikan masing-masing. Kajian tentang masyarakat dalam IPS
dapat dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah
atau siswa dan siswi atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara
lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian

3
siswa dan siswi yang mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang dengan
dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat manusia. Dalam kegiatan belajar
mengajar IPS membahas manusia dengan lingkungannya dari berbagai sudut ilmu
sosial pada masa lampau, sekarang, dan masa mendatang, baik pada lingkungan
yang dekat maupun lingkungan yang jauh dari siswa dan siswi. Oleh karena itu,
guru IPS harus sungguh-sungguh memahami apa dan bagaimana bidang studi IPS
itu.
Secara mendasar, pembelajaran IPS berkaitan dengan kehidupan manusia
yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkaitan dengan
cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi,
budaya, dan kejiwaannya, memamfaatkan sumberdaya yang ada dipermukaan
bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya
dalam rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Singkatnya, IPS
mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan
bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.
IPS yang juga dikenal dengan nama social studies adalah kajian mengenai
manusia dengan segala aspeknya dalam sistem kehidupan bermasyarakat. IPS
mengkaji bagaimana hubungan manusia dengan sesamanya di lingkungan sendiri,
dengan tetangga yang dekat sampai jauh. IPS juga mengkaji bagaimana manusia
bergerak dan memenuhi kebutuhanhidupnya. Dengan demikian, IPS mengkaji
tentang keseluruhan kegiatan manusia. Kompleksitas kehidupan yang akan
dihadapi siswa nantinya bukan hanya akibat tuntutan perkembangan ilmu dan
teknologi saja, melainkan juga kompleksitas kemajemukan masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, IPS mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang
berhubungan dengan manusia dan juga tindakan-tindakan empatik yang
melahirkan pengetahuan tersebut.
Sebutan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai mata pelajaran dalam dunia
pendidikan dasar dan menengah di negara kita IPS memiliki kekhasan
dibandingkan dengan mata pelajaran lain sebagai pendidikan disiplin ilmu, yakni
kajian yang bersifat terpadu (integrated), interdisipliner, multidimensional.
Karakteristik ini terlihat dari perkembangan IPS sebagai mata pelajaran di sekolah

4
yang cakupan materinya semakin meluas. Dinamika cakupan semacam itu dapat
dipahami mengingat semakin kompleks dan rumitnya permasalahan sosial yang
memerlukan kajian secara terintegrasi dari berbagai disiplin ilmu sosial, ilmu
pengetahuan alam, teknologi, humaniora, lingkungan, bahkan sistem kepercayaan.
Dengan cara demikian pula diharapkan pendidikan IPS terhindar dari sifat
ketinggalan zaman, di samping keberadaannya yang diharapkan tetap koheren
dengan perkembangan sosial yang terjadi.
Tujuan pembelajaran IPS (instructional objective social) adalah perilaku
hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh peserta didik
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran IPS. Penyelenggaraan pendidikan
merupakan suatu keseluruhan yang terangkum dalam sebuah sistem pendidikan
nasional. Begitu juga dengan pendidikan IPS pada pendidikan dasar dan
mengenah merupakan suatu yang integral dari suatu sistem pendidikan nasional
pada umumnya, yang telah diatur berdasarkan undang-undang sestem pendidikan
nasional.
Dari penyelenggaraan pendidikan IPS tersebut tujuan mata pembelajaran
IPS pada umumnya adalah mencerdaskan kehidupan masyarakat dengan dasar
nilai-nilai moral etik yang tinggi dan menjunjung tinggi nilai budaya bangsa serta
membentuk peserta didik yang memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan, wawasan
kebangsaan, dan etika sosial, berakhlak sosial yang tinggi.
Setiap guru IPS mestinya paham hakikat keterpaduan dalam mata
pelajaran IPS. Namun ternyata masih banyak guru yang memahami IPS sebagai
mata pelajaran yang terpisah sebagai ilmu sosial seperti Ekonomi, Geografi,
sosiologi dan Sejarah. Bahkan sangat mungkin di antara guru IPS yang ada, juga
kurang memahami tujuan pembelajaran IPS. Menurut Permendiknas No 22 tahun
2006 tentang Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa
mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk:
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya.
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial .

5
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Keempat tujuan mata pelajaran IPS di atas menunjukkan bahwa IPS
merupakan mata pelajaran yang memiliki tujuan membentuk siswa menjadi warga
negara yang baik. Dengan demikian IPS sebenarnya merupakan pelajaran yang
sangat penting. Terkait dengan itu maka pada bab ini akan dibahas beberapa
uraian yang terkait dengan karakteristik IPS; konsep dasar atau konsep-konsep
esensial dalam IPS; standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS; serta strategi
perumusan tema dalam IPS.
Tujuan pengajaran pendidikan IPS mencakup tiga aspek yaitu aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Guru tidak hanya menekankan pada aspek
kognitif saja tetapi aspek-aspek yang lain seperti aspek afektif dan psikomotorik.

Tujuan kognitif pembelajaran IPS lebih mengarah pada tujuan


memperoleh pengetahuan, pengertian, intelegensi, dan ketrampilan berfikir siswa.
Tujuan kognitif ini terbagi ke dalam enam kelompok besar yaitu : pengetahuan,
kemampuan, pemahaman, aplikasi, analisa, sintesia dan evaluasi. Tujuan afektif
pembelajaran IPS adalah menekankan pada perasaan, emosi, dan drajat
penerimaan dan penolakan siswa terhadap materi pembelajaran IPS yang
diberikan. Secara garis besar tujuan afektifdikelompokan kedalam lima kelompok
besar yaitu: penerimaan, jawaban atau sambutan, penghargaan, pengorganisasian
dan karakteristik nilai.sedangkan tujuan psikomotorik dapat dikelompokan pada
tujuh kelompok besar yaitu: pengindraan, kesiapan bertindak, respon atau
sambutan terbimbing, mekanisme atau tindakan yang otomatis, ketrampilan yang
dilakukan secara hati-hati, adaptasi dan keaslian.2
2
https://gudangartikels.blogspot.com/2013/01/hakikat-pembelajaran-ips.html

6
C. Model-model Pembelajaran IPS
Setelah kita mengetahui sedikit tentang apa itu IPS, dibawah ini akan
dibahas tentang beberapa model-model pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran IPS seperti: Inkuiri, keterampilan berfikir, dan problem solving.
Inquiri adalah salah satu cara berlajar yang bersifat sesuatu secara kritis,
analitis, argumental (ilmiah) dengan menggunakan langkah-langkah tertentu
menuju suatu kesimpulan yang menyakinkan, karena didukung oleh data.
Inkuiri diterima para ahli IPS sebagai dari bendera IPS, maka mereka
sangat menganjurkan cara kerja ini untuk banyak dipergunakan dalam pelajaran
IPS dengan berbagai jenis tingkatan (dari yang sederhana sampai tingkat yang
lebih tinggi), inkuiri yang paling sederhana menggunakan tanya jawab klasikal,
dimana peran aktif tetap ditangan siswa. Guru hanya mengarahkan, membina,
memancing jawaban dll. Inkuiri sederhana ini juga bisa dalam bentuk kegiatan
perbuatan secara sederhana.

Menurut para ahli, pendekatan inkuiri adalah salah satu cara untuk
mengatasi masalah kebosanan siswa daam belajar di kelas karena proses belajar
lebih terpusat kepada siswa (student-centred instuction) dari pada kepada guru
(Teacher-centred instuction). Salah satu komponen kurikulum yang lebih banyak
mendapat perhatian dan pengujian adalah metode pembelajaran.
Tujuan/kegunaan inquiri ialah mengembangkan sikap keterampilan siswa,
mengembangkan kemampuan berfikir para siswa, kemampuan berfikir tersebut
diproses di dalam situasi yang benar – benar dihayati dalam berbagai ragam
alternatif, membina dan mengembangkan sikap penasaran dan cara berfikir
objektif, mandiri, kritis dan analitis.
Pada uraian dibawah ini akan dibahas model desain pembelajaran
keterampilan berfikir (thinking skill) ada dua factor model desian pembelajaran
untuk keterampilan berfikir kreatif (creative). Pada hakikatnya, model desain
pembelajaran merupakan alternative model yang dapat dipilih oleh guru untuk
diterapkan dalam proses belajar mengajar IPS. Prinsip model desain pembelajaran
berfikir kritis dan kreatif memiliki beberapa kesamaan dengan inkuiri, ialah sama-
sama untuk membantu anak berlatih berfikir dan memecahkan berbagai masalah

7
kehidupan pribadi siswa maupun kemasyarakatan. Oleh karena itu, pemahaman
terhadap model desain pembelajaran inkuiri akan sangat membantu dalam
memahami desain pembelajaran berfikir.
Jhonson 1992 merumuskan istilah “berfikir kritis” (kritikal thingking)
secara etimologis. Ia menyatakan bahwa kata “critic” dan “critical” berasal dari
“krinein” , yang berarti “ menafsir nilai sesuatu”. Lebih jauh, ia menjelaskan
bahwa kritik adalah perbuatan seseorang yang mempertimbangkan, menghargai,
dan menafsir nilai sesuatu hal tugas orang yang berfikir kritis adalah menerapkan
norma dan standar yang tepat terhadap suatu hasil dan mempertimbangkan
nilainya dan mengartikulasikan pertimbangan tersebut.3

Tujuan berpikir kritis adalah untuk menilai suatu pemikiran, menaksir


nilai bahkan mengevaluasi pelaksanaan atau praktik dari suatu pemikiran dan nilai
tersebut. Selain itu, berpikir kritis meliputi aktivitas mempertimbangkan
berdasarkan pada pendapat yang diketahui. Berpikir kritis mendorong muncunya
pemikiran-pemkiran baru. Terkadang, pembelajaran berpikir kritis erat kaitannya
dengan berpikir kreatif.
Apabila keterampilan berpikir kritis dilakukan maka sebagian dari pembelajaran
berpikir kreatif telah dijalani karena tahap pertama untuk melakukan keterampilan
berpikir kritis harus melalui keterampilan berpikir kreatif.
Beyer (1985) menegaskan bahwa ada seperangkat keterampilan berpikir
kritis yang dapat digunakan dalam study social atau untuk pembelajaran untuk
disiplin ilmu-ilmu social.
Keterampilan-keterampilan tersebut adalah :
a. Membedakan antara fakta dan nilai dari suatu pendapat ;
b. Menentukan reliabilitas sumber ;
c. Menentukan akurasi fakta dari suatu pertanyaan ;
d. Membedakan informasi yang relavan dari yang tidak relavan.
e. Mendeteksi suatu penyimpangan ;
f. Mengidentifikasi asumsi yang tidak dinyatakan.
g. Mengidentifikasi tuntutan dan argumen yang tidak jelas atau samar-samar.
h. Mengakui perbuatan yang keliru dan tidak konsisten.
i. Membedakan antara pendapat yang tidak dan dapat
dipertanggungjawabkan.
3
Dr. Sapriya, M.Ed. Pendidikan IPS, 2012,hlm : 143

8
j. Menentukan kekuatan argumen.4
Menurut Beyer, sepuluh kunci keterampilan yang ditampilkan di atas merupakan
hasil consensus dari sejumlah pakar study social, hasil dari penelitian proses
belajar mengajar, dan pengalaman di ruang kelas. Telah digunakan didalam
penelitian sebagai indicator dan observasi dan penelitian kemampuan berpikir
kritis yang di terapkan oleh para guru study social, khususnya dalam prosesbelajar
mengajar dengan pendekatan inkuiri.
Selanjutnya, Beyer memperkenalkan strategi kecakapan berfikir yang
cukup efektif untuk proses belajar mengajar, ialah strategi induktif yang bersifat
direktif. Ada dua strategi yang dapat menjadi altenatif dalam menentukan apakah
strategi-strategi yang dapat menjadi altenatif dibandingkan dengan kelas studi
social lainnya.Menurut Beyer, strategi induktif merupakan cara untuk megetahui
sejauh mana kemampuan siswa dalam mengartikulasikan atribut-atribut berpikir
kritis yang telah di ajarkan.Penerapan strategi ini mencakup lima langkah yang
dapat ditempuh oleh guru:
a. Memperkenalkan keterampilan; dan kemudian siswa
b. Mencobakan keterampilan sebaik mungkin ; dan
c. Menggambarkan serta mengartikulasikan apa yang terjadi dalam pikiran
ketika menerapkan keterampilan tersebut
d. Menerapkan pengetahuan tentang keterampilan baru untuk di terapkan lagi,
dan akhirnya;
e. Meninjau lagi apa yang terpikir ketika keterampilan itu di terapkan.[5]
Sementara itu, strategi direktif memberi kesempatan kepada siswa untuk
menguasai dan memahami betul komponen keterampilan tersebut sejak
permulaan. Strategi ini dapat digunakan apabila keterampilan berpikir itu agak
kompleks sehingga para siswa memerlukan bimbingan khusus. Oleh karena itu,
Beyer mengajukan sejumlah rekomendasi bahwa untuk menggunakan strategi ini,
guru melakukan langkah-langkah berikut:
a. Memperkenalkan keterampilan berpikir kritis
b. Menjelaskan prosedur dan aturan keterampilan
c. Menunjukkan bagaimana keterampilan itu digunakan dan kemudian siswa
d. Menerapkan keterampilan tersebut mengikuti langkah dan aturan yang
jelas.

4
Dr. Sapriya, M.Ed. Pendidikan IPS, 2012, hlm : 147

9
e. Menggambarkan tentang apa yang terjadi dalam pikiran siswa ketika
keterampilan itu diterapkan.

D. Model Desain Pembelajaran IPS


Desain pembelajaran merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh
pendidik untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar dikelas sehingga
nantinya akan dapat mewujudkan tujuan yang telah direncanakan. Dengan
adanya desain ini ataupun rancangan dalam pembelajaran pendidika akan lebih
mudah dalam menguraikan kesulitan, mengorganisasikan peserta didik sehingga
dapat mengurangi kekurangan-kekurangan dalam proses pengembangan
pembelajaran dan pelaksanaannya di kelas.
Dengan desain pembelajaran dapat diciptakan pengembangan
pembelajaran, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, penilaian terhadap proses
belajar mengajar , serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan
pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada
berbagai tingkatan kompleksitas. Tanpa adanya desain pembelajaran seorang
guru akan kesulitan untuk mewujudkan apa yang telah direncanakan.
Proses belajar mengajar tidak bisa dipisahkan dari desain pembelajaran
karena dalam proses belajar mengajar kita memerlukan yang namanya suatu
perencanaan, suatu proses, suatu evaluasi yang nantinya disesuaikan dengan
sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar.
Desain pembelajaran merupakan suatu yang harus ada dalam pembelajaran
ibarat orang mau membangun rumah mereka harus mengukur dulu,
rancangannya bagaimana, sarana dan prasarananya bagaimana, objeknya seperti
apa, dan juga dananya bagaimana. Jadi, desain pembelajaran merukan suatu
yang memang harus ada dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga nantinya akan
meningkatkan kualitas pendidikan. Tetapi itupun juga harus didukung oleh
semua pihak mulai dari yang berada di lingkungan sekolah maupun yang berada

10
dilingkungan rumah, dari sinilah kita akan bisa menjajarkan kualitas pendidikan
kita dengan negara-negara lain.
Sejak tadi kita telah mengenal dan memahami tiga model desain
pembelajaran yakni inkuiri, keterampilan berpikir, dan model pembelajaran
problem solving untuk IPS. Pada uraian berikut ini, akan di bahas model desain
pengambilan keputusan (decision making) yang dikhususkan untuk
pembelajaran IPS. Untuk menguasai materi pembahasan model pembelajaran
pengambilan keputusan, maka penguasaan terhadap model desain pembelajaran
inkuiri, keterampilan berpikir, dan problem solving akan sangat membantu.
Ada perbedaan antara model pembelajaran, inkuiri dan model
pembelajaran pengambilan keputusan. Banks (1990) menyatakan bahwa tujuan
dasar dari inkuiri social adalah untuk menghasilkan pengetahuan dalam bentuk
fakta, konsep, generalisasi dan teori. Tujuan tersebut adalah untuk
mengakumulasikan pengetahuan sebanyak mungkin.
Banks mengatakan bahwa kemampuan seseorang dalam pengambilan
keputusan tidaklah muncul dengan sendirinya. Pengambilan keputusan adalah
suatu keterampilan yang harus di bina dan di latihkan. Apabila seseorang selalu
membina kemampuan dalam membuat keputusan maka orang tersebut akan
memiliki kemampuan bertindak secara cerdas. Kemampuan ini sangat diperlukan
dalam rangka menuju masyarakat madani yang demokratis sebagai masyarakat
harapan bangsa Indonesia di masa depan.
Savage dan arrmstrong (1996) mengemukakan langkah langkah proses
pembelajaran pengambilan keputusan sebagai alternative model pembelajaran
dalam IPS sebagai berikut:
a. Mengindentifikasi persoalan dasar atau masalah
b. Mengemukakan jawaban jawaban alternative
c. Menggambarkan bukti yang mendukung setiap alternative
d. Mengindentifikasi nilai nilai yang di nyatakan dalam setiap alternative
e. Menggambarkan kemungkinan akibat setiap pilihan alternative
f. Membuat pilihan dari berbagai alternative
g. Menggambarkan bukti dan nilai yang dipertimbangkan dalam membuat
pilihan.5
Setelah memperoleh pengetahuan dan tahu bangai mana memperoleh
pengethuan tersebut ada baiknya anda pun menganal model pembelajaran

5
Dr. Sapriya, M.Ed. Pendidikan IPS, 2012, hlm : 155

11
pengambilan ke putusan menurut banks. Langkah-langkah yang d anjurkan
dalam melakukan proses pengambilan ke putusan secara sekuensi, sebagai
berikut:
1. mengenal masalah yang perlu di ambil keputusan
2. perolehan ke putusan melalui inkuiri ilmu sosial
3. mengorganisir masalah dan pengetahuan untuk bahan pembelajaran :
4. inkuiri nilai
5. pengambilan ke putusan dan tindakan untuk warga nwgara
6. menentukan urutan tindakan
7. memberi kesempatan kepada warga negara untuk bertindak dan
berpartisipasi (di lingkungan masyarakat dan sekolah)

BAB III
PENUTUP

12
A. Kesimpulan
Secara umum pengertian pembelajaran adalah proses interaksi antara
peserta didik/siswa dengan pendidik/guru dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Ada dua fokus model desain pembelajaran untuk keterampilan berpikir
ialah keterampilan berpikir kritis (critical thinking) dan keterampilan berpikir
kreatif (Creative thinking skill).
Pembelajaran problem solving merupakan alternatif model yang dapat
digunakan dalam proses belajar mengajar IPS. Pembelajaran ini secara khusus
memfokuskan pada pelatihan kemampuan dalam memecahkan masalah.
Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah baik masalah pribadi maupun
masalah sosial sangat diperlukan karena pada hakikatnya siswa hidup di tengah
lingkungan masyarakat yang penuh dengan benih-benih munculnya masalah.
Makna konsep “Pengambilan Keputusan” (decision-making) berkaitan
dengan kemampuan berpikir tentang alternatif pilihan yang tersedia, menimbang
fakta dan bukti yang ada, mempertimbangkan tentang nilai pribadi dan
masyarakat.

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu para pembaca
dalam memecahkan masalah pembelajaran IPS dan dapat Mengembangkan
disain pembelajaran IPS yang lebih Baik. Makalah ini masih jauh dari kata
layak, oleh karna itu poleh karena itu penyusun berharap masukan dari pembaca
agar bisa memperbaiki pembuatan makalah selanjutnya.

13
Daftar pustaka

Kustandi, Cecep dan Sutjipto, Bambang. 2013. Media Pembelajaran.


Bogor:Ghalia Indonesia
Pengertian_Pembelajaran_Menurut_Para_Ahli_Pendidikan[1].mhtml 19:30 27 oktober
2019
https://gudangartikels.blogspot.com/2013/01/hakikat-pembelajaran-ips.html 19:30 27
oktober 2019
Sapriya, M.Ed. 2012. Pendidikan IPS. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
http://yulisnurmayanti.blogspot.com/2013/02/makalah-model-pembelajaran-
konsep-dasar.html 19:30 27 oktober 2019

14

Anda mungkin juga menyukai