Foto 1 Dewa PDF
Foto 1 Dewa PDF
5. Gambar pergerakan bayangan pada satu foto akibat perubahan ke-enam elemen orientasi :
y Variasi skala
x
z
x kappa
z
Rotasi terhadap
y sumbu X
Rotasi terhadap
sumbu X,Y& Z
x omega
Rotasi terhadap
y sumbu Y Rotasi terhadap
sumbu X & Y
x phi
r un 2
si d el a
p
ov er
l ap r un 1
a. Overlap adalah pertampalan foto ke arah strip dinamakan juga forward overlap.
b. Sidelap adalah pertampalan foto antar dua strip disebut juga sebagai side overlap.
c. Triple Overlap adalah pertampalan foto dari 3 buah foto (yang diambil dari eksposure yang berbeda).
d. Model Overlap adalah model yang dibentuk dari 2 buah foto yang overlap.
14. Pertimbangan yang digunakan dalam penentuan sidelap dan overlap :
a. Luas area yang akan dipetakan
b. Keadaan topografi area
c. Rintangan (obstacle)
15. Overlap harus lebih dari 50% karena :
Untuk menghilangkan pengaruh relief topografi dan menghindari adanya single coverage serta gap pada pemotretan
daerah berbukit. Diperlukan juga untuk pengamatan stereoskopis (3D).
Teknik Geodesi & Geomatika ITB |4
GD3131 Fotogrametri I
Syainal Abidin 15105061
16. Gambar adanya single coverage (liputan tunggal) dan gap :
a. Crab adalah penyimpangan orientasi kamera akibat angin samping yang menyebabkan arah badan pesawat (heading)
tidak sama dengan arah jelajah(course). Crab dapat dihindari atau dieliminir dengan mengatur orientasi kamera pada
saat pemotretan.
b. Drift terjadi bila heading dan course dari pesawat menyimpang dari strip atau jalur. Awal dari jalur arahnya benar
namun kemudian setelah beberapa foto, pesawat mulai berbelok. Hal ini juga dapat terjadi karena angin dari samping.
20. Informasi yang terdapat pada foto udara format besar metrik :
JAM ALTIMETER NIVEAU PJ.FOKUS
FIDUCIAL
MARK
21. Pengertian skala foto udara :
Skala foto udara merupakan perbandingan antara panjang fokus kamera dengan tinggi terbang pesawat terhadap bidang
rata-rata tanah. Atau merupakan jarak antara dua titik di foto dengan jaraknya di tanah.
22. Pertimbangan yang digunakan untuk penentuan skala foto udara :
a. Ketelitian kontur yang diinginkan
b. Kebutuhan user
c. Ketersediaan dana. Area yang sama akan relatif lebih murah bila dipetakan dengan skala kecil dibandingkan dengan
skala besar, karena jumlah pemotretan (berkorelasi dengan waktu) dan jumlah foto akan lebih sedikit.
23. Cara rektifikasi yang diterapkan untuk daerah yang relatif datar dan untuk berbukit :
Rektifikasi yang digunakan adalah rektifikasi foto tunggal.
Cara rektifikasi foto tunggal (rektifikasi perspektif ) secara analog dengan menggunakan alat rektifikasi analog (easle) :
Strip
Strip Model Berkas
a. Strip strip dan pengamatan koordinat
Model dilakukan di alat plotter yang mempunyai kemampuan “base-in dan base-
out (multipleks, Balplex, A9, dlsb.). Perataan dilakukan bila seluruh strip sudah terbentuk. Saat ini TU dengan unit
dasar strip sudah tidak dilakukan lagi karena ketelitian paling buruk dan alat yang dapat digunakan sudah tidak
diproduksi lagi.
b. Model model dan pengamatan koordinat dilakukan pada alat plotter yang dilengkapi dengan perekam koordinat
model. Perataan dilakukan dengan menggabungkan dan sekaligus meratakan hubungan antar model melalui titik-
titik ikat model (tie point) dan titik pusat proyeksi (untuk M34 & M7). Setiap model memiliki sistem koordinat yang
independent.Berkas
Berkas
c. Berkas berkas dan pengamatan koordinat foto dilakukan pada alat plotter yang dilengkapi dengan perekam
koordinat foto atau digitizer. Perataan dilakukan dengan menggabungkan dan sekaligus meratakan hubungan antar
berkas melalui titik-titik ikat (tie point).
30. Penjelasan M-4, M-43 dan M-7 :
M-7 dan M-43 adalah triangulasi model bebas untuk memperbanyak titik dalam sistem koordinat 3D (X,Y,Z) yang
menggunakan persamaan simultan sebangun 3D (3 Dimensional Conformal Transformation).
Transformasi sebangun 3D :
7 parameter = ,X0,Y0,Z0
R () R tidak linier, jadi harus dilinierisasi
a. IMT M-7 adalah persamaan simultan sebangun 3D dipecahkan secara sekaligus.
Untuk M-7 jenis titik yang ada pada masing model dapat terdiri dari :
- Titik kontrol tanah (GCP)
- Titik kontrol minor (minor control)/ titik ikat model (tie point)
- Titik pusat proyeksi (projection center)
b. IMT M-43 adalah dengan cara melakukan perataan terpisah antara planimetrik dan tinggi secara bergantian (iteratif)
yang dikenal dengan istilah alternating plan and height solution.
Kelompok planimetri ( , Xo,Yo )
X cos A sin A 0 x X 0
Y sin A cos A 0 y Y0 Parameter : , A,Xo,Yo
Z 0 1
0 z 0
Teknik Geodesi & Geomatika ITB |7
GD3131 Fotogrametri I
Syainal Abidin 15105061
Kelompok tinggi ( Zo )
X 1 0 x 0
Y 0 1 y 0 ( Z z ) y x 1
Z 1 Z
z Z 0 0
c. IMT M-4 adalah triangulasi model bebas untuk memperbanyak titik dalam sistem koordinat 2D (X,Y) yang
menggunakan persamaan simultan sebangun 2D (2 Dimensional Conformal Transformation) atau Helmert.
a X ax by c
X x y 1 0 b Y bx ay d
dengan
Y y x 0 1 c a sin
d b cos
31. Matriks persamaan pengamatan M-4 untuk model yang berjumlah 4 sebagaimana pada gambar berikut : (konfigurasi
titik kontrol tanah dapat berbeda)
Model I : Model II :
X A a1 x A b1 y A c1 X 1 a2 x21 b2 y21 c2
YA b1 x A a1 y A d1 Y1 b2 x21 a2 y21 d 2
X 1 a1 x11 b1 y11 c1 X 3 a2 x23 b2 y23 c2
Y1 b1 x11 a1 y11 d1 Y3 b2 x23 a2 y23 d 2
X 2 a1 x12 b1 y12 c1 X 4 a2 x24 b2 y24 c2
Y2 b1 x12 a1 y12 d1 Y4 b2 x24 a2 y24 d 2
X 3 a1 x13 b1 y13 c1
Y3 b1 x13 a1 y13 d1
32. Dari hasil penyusunan persamaan pengamatan pada pertanyaan no. 31, berikut ini urutan proses hitungan untuk
mendapatkan koordinat titik ikat model dan titik singular :
a. Jumlah persamaan melebihi jumlah anu yang akan dipecahkan, berarti ada ukuran lebih = diselesaikan dengan
kuadrat terkecil.
AP=C
ATA P = ATC
P = (ATA)-1 ATC
dimana :
A = matrik persamaan pengamatan
P = anu koordinat dan koefisien transformasi
C = konstanta
AT = A transpose
(ATA)-1 = invers dari perkalian matrik ATA
b. Dari hasil pemecahan persamaan normal langsung diperoleh koordinat titik ikat dalam sistem tanah/ definitif.
Penyelesaian persamaan simultan dapat dilakukan dengan berbagai cara al. cara inversi, cholesky, hyper-cholesky,
dlsb.
c. Hitungan koordinat definitif untuk titik lain yang bukan titik ikat (titik singular) :
Setelah koefisien/ parameter transformasi diperoleh untuk setiap modelnya (a i, bi, ci, di), selanjutnya dapat dilakukan
hitungan koordinat definitif dari setiap titik lain dalam model yang akan ditentukan koordinat definitifnya (X,Y).
Dengan cara memasukan koordinat titik dalam sistem model (x,y) ke dalam persamaan transformasi menggunakan
koefisien transformasi (a, b, c, d) untuk masing-masing model.
33. Cara menentukan ukuran suatu premark di lapangan :
Premark adalah suatu tanda lapangan yang dipasang pada titik di tanah sehingga dapat
terlihat pada foto udara.
Premark termasuk dalam lingkup perencanaan pemotretan adalah pemasangan tanda
lapangan atau premark pada titik-titik kontrol untuk triangulasi udara. Tergantung dari jenis
permukaan tanahnya premark dapat dibuat dari bahan plastik, kain atau cat. Bentuknya
dapat berupa tanda silang dengan tiga atau empat lengan. Sedang ukurannya disesuaikan
d
dengan skala foto udara yang akan diambil. Bentuk premark yang paling banyak digunakan,
d = 30 s/d 50 m pada skala foto.
5d
36. Struktur proyek untuk pembuatan peta foto dengan kontur secara fotogrametris dan jelaskan setiap komponen proses/
proyeknya : Jawaban ada di no.35
37. Struktur proyek untuk pembuatan peta garis planimetrik secara fotogrametris dan jelaskan setiap komponen proses/
proyeknya : Jawabannya sama dengan no.35
38. Pengertian C faktor dari suatu alat restitusi/ plotter fotogrametri :
C faktor adalah salah satu komponen untuk menentukan tinggi terbang pada sejumlah alat restitusi.
C faktor = H/IK dimana H = tinggi terbang pesawat terhadap permukaan tanah rata-rata dan IK = interval kontur dari peta
yang akan diturunkan.
C faktor dari alat sukar ditentukan sehingga untuk aplikasi pemetaan dengan menggunakan alat restitusi analog atau
analitik banyak kalangan praktisi menerapkan besaran skala maksimal 1/5 X skala peta akhir sedangkan bila digunakan
alat restitusi softcopy, skala foto dapat digunakan lebih kecil sampai dengan 1/8 bahkan lebih.
39. Faktor-faktor lapangan yang harus diperhitungkan pada perencanaan pemotretan :
a. Lokasi pemotretan terhadap lapangan terbang terdekat,
b. Kondisi topografi,
c. Kondisi cuaca : angin, awan, turbulensi,
d. Halangan-halangan (obstacle),
e. Jalur penerbangan sipil,
f. Daerah larangan (restricted area)
40. Pengertian perencanaan dengan menggunakan pola blok model, beserta penjelasan urutan tahapannya :
Perencanaan misi pemotretan dapat dilakukan sekaligus dengan perencanaan penempatan titik kontrol dan mengestimasi
komponen-komponen biaya dan waktu dengan menggunakan bantuan blok model.
Yang dapat diestimasi antara lain :
a. Line km = untuk menghitung jam terbang yang diperlukan,
b. Jumlah model untuk AT dan plotting,
c. Jumlah titik kontrol yang diperlukan, dan
d. Panjang jalur pengukuran polygon/ traverse & levelling (bila cara ini yang digunakan)
Teknik Geodesi & Geomatika ITB |10
GD3131 Fotogrametri I
Syainal Abidin 15105061
Tahapan :
1) Batasi area yang akan difoto/ dipetakan pada peta kerja (topografi)
2) Buat pola blok model berdasarkan ukuran model (b x 2b) pada skala peta kerja pada kertas transparan atau kalkir,
B
100 ol % lf bsf dimana bspk = bilangan skala peta kerja
bspk
3) Overlaykan pola blok model diatas area pemotretan yang telah dibatasi pada peta kerja,
4) Batasi model-model yang masuk pada blok efektif,
5) Buat rencana jalur-jalur terbang (R1, R2,…..Rn) sesuai dengan panduan blok model,
6) Tempatkan titik-titik kontrol planimetrik dan tinggi sesuai dengan aturan AT (pada contoh ini untuk jarak antar titik
kontrol planimetrik pada perimeter dan rangkaian titik kontrol tinggi masing-masing 4 basis), dan
7) Hitung panjang total jalur, jumlah model efektif, jumlah titik kontrol (panjang jalur pengukuran yang diperlukan)
Keterangan Urutan Proses :
1) Pemotretan dilakukan setelah pemasangan premark
2) Pengukuran GCP dapat dilakukan paralel dengan pemotretan
3) Triangulasi udara dapat dilakukan setelah pemotretan selesai dan untuk perataan blok setelah ada koordinat GCP
4) Plotting/ restitusi hanya dapat dilakukan setelah ada foto dan titik kontrol model/ foto.
5) Penyempurnaan lapangan setelah ada sebagian hasil plotting
6) Kartografi dilakukan setelah ada hasil plotting dan penyempurnaan lapangan
7) Reproduksi dapat dilakukan setelah ada sebagian hasil kartografi
41. Macam pola pemotretan udara ada 2 yaitu :