SUBJEK

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

MINI RISET

A. Metode Mini Riset


Mini riset tentang “Person X environment interactions on adolescent
delinquency: sensation seeking, peer devience and parental monitoring” dilakukan
pada hari Sabtu, 30 November 2019, dan 6-7 Desember 2019. Metode yang digunakan
untuk mendapatkan informasi mengenai sensation seeking, peer devience and parental
monitoring adalah melalui observasi dan wawancara.

B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil mini riset mengenai informasi – informasi yang yang telah
diperoleh dilapangan pada saat penelitian terdapat 3 subjek :
A. Subjek 1 :
Nama :D
Usia : 17 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pendidikan : SMA (Sekolah Menengah Atas)
Sumber informasi didapat dari Subjek
1. D sering mabuk – mabukkan bersama teman-temannya dan pulang dalam
keadaan mabuk.
2. Tidak mau melanjutkan sekolah karena tidak dibelikan motor
3. D suka menyendiri saat berada di rumah, bahkan sering tidak pulang ke rumah.
4. Relasi dengan kakak tiri kurang baik, bahkan sering beradu mulut dengan kakak
tirinya karena sifatnya yang kurang baik.
5. Sangat loyal terhadap temannya, walaupun tidak memiliki uang
6. Pernah melakukan percobaa bunuh diri.

D tinggal dirumah bersama kedua orang tuanya dan dua saudara kandungnya,
serta ditambah tiga saudara tirinya yang masih tinggal bersama orang tua. Kondisi
keluarga yang tergolong dalam ekonomi menengah kebawah, dimana sumber dari
pendapatan keluarga ini sebagaian besar masih mengandalkan dari ayah yang setiap
harinya tidak tetap. Jika dilihat dari pendapatan kakak kandung D untuk membantu
kehidupan sehari-hari bisa dibilang keluarga lebih dari cukup, akan tetapi ketika
kakak tiri D yang masih tinggal dengan D yang semuanya laki-laki dan suka
minum-minuman keras. Kebiasaan mabuk kakak tiri D sering dilakukan di depan
rumah (teras rumah). Ayah D sudah mengetahui kebiasaan dari anak-anaknya itu,
tetapi beliau tidak pernah mnegur karena sebelum beliau bertaubat, beliau sering
ikut-ikutan mabuk bersama dengan anaknya.

Ketika saya menanyakan kepada subjek tentang “Apakah subjek dekat dengan
orang tua da saudaranya? Bagaimana juga hubungan subjek dengan orang tua dan
saudaranya saat berada di rumah?” penuturan H sebagai berikut :

“Sebenarnya saya malas mbak cerita tentang orang rumah, sejak kecil saya jarang
berbicara sama ayah saya. ayah juga jarang memperhatikan saya. ayah sibuk sama
kerjaannya. hubungan saya dengan orang tua saya itu sebenarnya baik akan tetapi,
kakak tiri saya yang sering cekcok, dan bertengkar dengan saya membuat mereka
berdiam saja. walaupun mereka tahu tapi ayah dan ibu tidak pernah melerai. ibu
tiri saya yang hanya peduli dengan anak-anaknya dan hanya bisa marah-marah di
rumah. Ketika berbicara dengan saya dan saudara saya ibu sering membentak-
bentak. Mangkanya saya malas berada di rumah lebih enak main sama temen-
temen. Kalau saya lagi stress, saya sering minum-minuman keras dihalaman depan
rumah dengan teman saya (biar fress). Saya dekat dengan kakak kandung saya,
saya sering cerita (okelah kalau masalah komunikasi sama saudara kandung), tapi
kalau sama kakak tiri saya, nggak perlu saya ceritakanlah intinya saya malas kalau
ada mereka di rumah”.

D mudah sekali bergaul dengan siapa saja. Hal ini membuatnya memiliki
banyak teman, baik disekitar tempat tinggalnya maupun di luar tempat tinggalnya.
Tetapi dengan mudahnya dia bergaul dengan siapapun akhirnya D lebih banyak
bergaul dengan orang-orang yang bandel dan keras kepala. Saat ini sebagaian besar
temannya adalah pengamen, anak-anak pank yang dijalan, preman. D mengatakan
bahwa ia lebih nyaman bergaul dengan mereka (pengamen, anak-anak pank,
preman) disbanding dengan teman-teman yang lain. Saat kelas 1-4 SD sekolanya
masih berjalan dengan baik, bahkan dia masuk kedalam 5 besar. Saat memasuki
kelas 5 menjelang kenaikan kelas 6 D mulai membolos sekolah, merokok,
bertengkar disekolah, berpakaian kurang rapi. Pada saat kelas 6 perilkau negative
D semakin menjadi-jadi. Bahkan pada saat itu orang tuanya pernah dipanggil ke
sekolah karena D dipergoki oleh salah seorang guru sedang membolos dengan
teman-temannya. D memiliki relasi yang sangat baik dengan teman-temannya,
bahkan D memiliki banyak teman kakak kelas, karena sifat humble yang dimiliki
oleh subjek. D mempunyai kebiasaan yang terbilang boros. Hal ini dapat dilihat dari
pernyataan D.

“kalau saya ada duit lebih, duitnya saya buat senang-senang sama teman saya.
pokoknya saya senang, mereka senang. Biasanya uangnya saya buat beli miras,
sama pesta-pesta kecil sama temen-temen saya di rumah. Kalau seumpama saya
nggak ada duit saya jual barang (handphone, helm), gengsi aja kalau seumpama
nggak bisa kebeli”

Di lingkungan tempat D tinggal keluarganya memiliki citra buruk yang melekat,


terutama ketika D bertato dan kini bekerja sebagai tukang parkir di warung soto.
Banyak warga sekitar tempat tinggalnya yang malas bergaul dengannya. Mungkin
hanya sebagaian warga kecil yang mau bergaul dengannya. Apalagi kakak tiri D
yang sering keluar masuk penjara membuat D lebih dijauhi oleh lingkungan tempat
D tinggal.

Dibalik segala kekurangan dan kelebihan yang dimiliki, D merupakan anak


yang periang. Sejak kecil D sangat disayang oleh ibunya, seiring dengan
berjalannya waktu sifatnya yang temperament muncul dan menjadikannya menjadi
anak yang keras kepala dan hampir serupa dengan sifat kakak-kakak tirinya. Pada
masa kecil D dikenal sebagai anak yang pemalu dan sering dicemooh oleh teman-
teman sebayanya karena badanya yang hitam dan banyak belang di kakinya. Sampai
menginjak masa remaja D juga masih sering dicemooh oleh teman-temannya dan
ditambah lagi banyak kakaknya yang juga memaki-maki sehingga tak jarang
mereka sering adu mulut bahkan saling pukul-memukul.

Ketika ada masalah dirumah D memutuskan untuk pergi dan sering tidak pulang
kerumahnya. Kejadian yang paling membuat khawatir orang tuanya adalah ketika
D pergi meninggalkan rumah karena tersangkut kasus, ketika muncul permasalahan
itu D hampir mengakhiri nyawanya dengan meminum obat nyamuk cair, akan tetapi
nyawanya masih tertolong karena D dipergoki oleh kakak tirinya yang sedang
kejang-kejang dengan keadaan mulut berbusa dengan menggenggam obat nyamuk
cair. Melihat kejadian itu kakak tiri D langsung menggendongnya dan
meminumkan air kelapa kemudian susu putih sebagai penolong pertama sebelum
membawanya ke rumah sakit.
B. SUBJEK 2 :
Nama :L
Usia : 16
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
L merupakan anak ke- 3 dari 4 bersaudara. L lebih memilih tinggal sendiri saat
orang tuanya bercerai 2 tahun lalu. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya L
bekerja disebuh toko yang tidak jauh dari kos-kosanya sepulang dari sekolah. L dari
segi ekonomi termasuk dari keluarga yang mampu, Ibu L adalah seorang guru dan
ayah L adalah pegawai kantor. Hubungan L dengan ke-2 kakaknya kurang akrab,
tetapi L dekat dengan adiknya.

Ketika saya menanyakan kepada subjek tentang “Apakah subjek dekat dengan
orang tua da saudaranya? Bagaimana juga hubungan subjek dengan orang tua dan
saudaranya saat berada di rumah?” penuturan L sebagai berikut :

“hubungan saya dengan keluarga kurang baik semenjak orang tua saya bercerai
sekitar 2 tahun yang lalu, saya merasa kurang diperhatikan oleh kedua orang tua
saya, bahkan saya harus hidup mandiri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
saya. Saya betul-betul frustasi dan stres melihat kondisi keluarga saya saat ini, saya
merasa tidak punya tempat mengadu, makanya saya menggunakan narkoba untuk
menenangkan fikiran saya. Jadi faktor keluargalah saya menjadi seperti ini”

Keluarga L yang kurang harmonis menyebabkan L melakukan penyalahgunaan


narkoba, keluarga L merupakan keluarga yang broken home karena tidak ada rasa
nyaman di keluarganya membaut L menginsumsi narkoba dengan tujuan ingin
melupakan masalah yang ada dengan mengonsumsi narkoba. Rumah seharusnya
menjadi tempat ternyaman bagi seseorang, tempat untuk mengadu, beristirahat.
Ketika rumah tidak menjadi hunian yang nyaman maka seeorang akan mencari
rumah-rumah baru yang dianggap nyaman dan mampu memberikan hal yang
diinginkan. L merasa rumahnya sudah sangat tidak nyaman, sehingga L mencari
rumah baru bagi mereka para penderita “Broken Home” adalah tempat yang mampu
menerimanya secara bebas. Ditambah dengan pergaulan tertentu maka turut terlibat
dalam pemilihan rumah tersebut seperti Clubbing. L mencari kebahagiaan di luar
rumah bersama dengan teman-temannya dari pada mencari kebahagiaan di rumah
sendiri.

Ketika saya menanyakan kepada subjek tentang “Bagaimana hubungan subjek


dengan teman, baik di sekitar tempat tinggal subjek maupun diluar lingkungan
tempat tinggal anda?” penuturan L sebagai berikut :

“walau pun teman-teman saya banyak yang perempuan tapi teman saya banyak
juga yang mengkonsumsi narkoba, awal pertama saya menggunakan narkoba dari
ajakan teman saya, waktu itu saya lagi ada masalah di keluarga saya, fikiran saya
lagi gak karuan terus teman saya ngajak ke tempat hiburan malam dan mengajak
saya untuk pakai ekstasi katanya sih bisa ngelupain masalah-masalah yang saya
hadapi”

Ketika saya menanyakan kepada subjek tentang Sejak kapan subjek mengenal
alcohol, clubbing, serta narkoba? penuturan L sebagai berikut :

“Saya pakai narkoba pertama kali waktu saya masih duduk di SMA kelas X1,
maklumlah saya kan masih muda jadi masih labil sehingga saya mudah terpengaruh
ajakan teman-teman saya. pada dasarnya saya memakai narkoba karena ajakan teman-
teman saya karena hampir semua teman saya pemakai narkoba, saya tak enak dengan
mereka kalau saya enggak ikut mengkonsumsi narkoba nanti saya dibilang enggak setia
kawan Mungkin karena saya tergolong masih muda jadi belum bisa mengontrol emosi saya,
cara berfikir saya masih terlalu sempit sehingga saya maunya secara instans aja dalam
menghadapi masalah tanpa mempertimbangkan dampak buruknya mengkonsumsi narkoba,
yang ada dalam benak saya pada saat itu hanya ingin melupakan masalah yang ada saja,”.

L menjadi pengonsumsi pada saat itu karena rasa penasaran dan ajakan dari
teman-temannya. Pada saat itu L juga sedang mengalami masalah yang ada di
keluarganya, L merasa ingin menyelesaikan masalahnya dengan cara instan yaitu
dengan melupakan semuanya (narkoba). L pertama kali memakai pada saat di
tempat Clubbing dengan bujuk rayu dari teman-temannya.

C. SUBJEK 3:
Nama :A
Umur :-
Jenis kelamin : laki-laki
Pendidikan :-
A adalah seorang remaja yang dulunya ceria dan mudah bergaul dengan teman-
temannya. A merupakan anak ke 1 dari 2 bersaudara. A memiliki 1 adik perempuan
yang sekarang hidup dengan ibunya. A adalah anak dari keluarga broken home yang
memutuskan untuk tinggal sendiri, karena di rumah A merasa sudah tidak nyaman
melihat pertengkaran yang dilakukan oleh orang tuanya. Sesekali A pulang ke
rumah untuk melihat keadaan rumah serta menjenguk adiknya yang berumur 12
tahun. A merasa tertekan saat berada di dalam rumah. Menurut A dulu keluarganya
baik-baik saja dan sangat bahagia, subjek merasa sangat bangga memiliki keluarga
dan menjadi anak dari orang tuanya. Tetapi awal permasalahanpun terjadi, karena
ayah subjek ketahuan selingkuh dengan teman kantornya. Hari-hari di dalam rumah
mulai sering ada pertengkaran, perdebatan hingga saya memutuskan untuk keluar
dari rumah karena meresa tertekan. A mengatakan bahwa awalnya A keluar dari
rumah hanya ingin memberikan peringatan kepada orang tuanya. Pada saat itu A
keluar dari rumah selama 3 hari kemudian pulang ke rumah. Tetapi saat tiba di
rumah A bukannya malah disambut atau menanyakan keadaannya orang tuanya
justru marah-marah.
“kamu iku gak tahu diuntung wes gede tapi gak ngerti gedene, saiki sak karepmu
kowe metu tekan ngomah monggo sekalian gak moleh yo silahkan, soal e awakmu
wes gede. Ibu ngurus adikmu iki ae wes kesusahan opo maneh tambah dikongkon
ngurusi kowe”.
Subjek merasa ibunya sudah tidak peduli dengan A, setelah ibu A mengatakan
hal tersebut A segera pergi keluar rumah dengan membawa barang yang
dimasukkan ke dalam tas ranselnya. Pertama kali A keluar dari rumah A menginap
di rumah temannya dari rumah satu ke rumah yang lain. Pada akhirnya A merasa
tak enak hati, dan mencari tempat kos-kosan dengan uang yang A simpan dan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya A memilih untuk bekerja di toko (saat ditanya tidak
mau menyebutkan di toko apa subjek bekerja).

Ketika saya menanyakan kepada subjek tentang “Bagaimana hubungan


subjek dengan teman, baik di sekitar tempat tinggal subjek maupun diluar
lingkungan tempat tinggal anda?” penuturan A sebagai berikut :

“kalau masalah teman, teman saya banyak mbak. Tinggal pilih saja saya mau
teman yang baik atau nggak. Saya selama keluar dari rumah orang yang pertama
ya teman-teman saya, untung saya punya teman seperti mereka bisa ada untuk saya
walaupun terkadang mengajak saya ke hal-hal yang merugikan saya”.

Subjek bercerita bahwa hidupnya saat awal ke luar dari rumah sangat bergatung
dengan teman-temannya. A banyak menghabiskan waktu dengan teman-temannya.
A memulai kehidupan malam karena diajak oleh teman-temannya, teman A
mengatakan bahwa A akan tenang dan fress jika pergi ke clubbing dan minum-
minuman keras. A pernah menolak tetapi teman-temannya mengatakan jika A tidak
ikut pergi maka bukan anak masa kini. Anak sekarang banyak menghabiskan waktu
dengan bersenang-senang dan berhura-hura. Teman A mengatakan ini zaman
modern.

Orang tua A mengetahui perilaku anaknya hanya saja orang tua A diam saja
tanpa memperdulikan perilakunya. Menurut orang tua A, A sudah bisa mencari
uang sendiri jadi biarkan saja uangnya mau dibuat apa. Saya hanya mau
membesarkan adiknya biar jadi orang yang benar tidak seperti kakaknya.

KESIMPULAN
Subjek A,D,L sama-sama dari keluarga broken home, yang pada akhirnya mereka
tidak terawat dan banyak yang mengahbiskan waktu dengan teman-teman peer
groupnya. Hingga mereka terjerumus ke jalan yang salah seperti pemakaian
narkoba, pemabuk, dan pergi ke Clubbing. Orang tua D mengetahui jika anak-
anaknya seorang peminum hanya saja mereka diam karena sebelumnya ayahnya
juga seorang pemabuk sbelum bertaubat. Begitu juga dengan kakak tirinya juga
seorang peminum.
A, seorang anak dari keluarga broken home yang diusir oleh ibunya karean
sebelumnya A pernah kabur dari rumah, yang niat awalnya hanya agar memberi
pelajaran terhadap orang tuanya tetapi saat pulang ke rumah justru orang tuanya
malah marah dan menyuruhnya untuk pergi. Setelah A pergi dari rumah A
menginap dirumah teman-temannya sembari mengumpulkan uang untuk menyewa
kos-kosan. Kemudian A diajak oleh teman-temannya untuk pergi ke Clubbing agar
fikirannya fress dan tidak tertekan. Disana A bisa bersenang-senang, awal A
menolak tetapi akhirnya A mengiyakan karena penasaran dengan clubbing.
Akhirnya setiap A tertekan A pergi ke club malam untuk mabuk-mabukkan dan
bersenang-senang menikmati musik DJ.
L, seorang pecandu narkoba, dia awal memakai karena masalah keluarga yang
membuatnya frustasi dan pada akhirnya temannya menawarkan (ekstasi) saat
berada di tempat Clubbing, awal L menolak, pada akhirnya dia mencoba hal yang
dirasakan pertama kali adalah merasa bahagia.
Beberapa hal ditanyakan sebagai berikut :

1. Nama (Inisial)
2. Usia
3. Pendidikan
4. Apakah anda dekat dengan orang tua anda? Bagaimana juga hubungan anda dengan
saudara anda?
5. Bagaimana hubungan anda dengan teman, baik di sekitar tempat tinggal anda maupun
diluar lingkungan tempat tinggal anda?
6. Sejak kapan anda mengenal alcohol, clubbing, serta narkoba?
7. Bagaimana pertama kali anda mengenal alcohol, clubbing, serta narkoba?
8. Apakah faktor keluarga menjadi penyebab anda seperti sekarang?
9. Bagaimana dengan orang tua, apakah mereka mengerti anda melakukan hal tersebut

Anda mungkin juga menyukai