Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

DENGAN PENYAKIT
JANTUNG KORONER(PJK)
Posted on Oktober 4, 2013 by mikimikiku
Standar

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah praktik klinik keperawatan dewasa

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Penyakit kardiovaskuler merupakan ancaman paling serius pada kehidupan dan


keselamatan manusia. Penyakit kardiovaskuler saat ini menempati urutan pertama sebagai
penyebab kematian di Indonesia. Survey kesehatan rumah tangga yang dilakukan secara berkala
oleh Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskuler memberikan
kontribusi sebesar 19,8% dari seluruh penyebab kematian pada tahun 1993dan meningkat
menjadi 24,4% pada tahun 1998.

Salah satu penyakit kardiovaskuler yang paling sering terjadi adalah infark miokard akut
(IMA). Sebagian besar kematian pada infark miokard akut terjadi dalam waktu yang tidak terlalu
lama setelah muncul gejala. Setiap tahun 1.500.000 orang mengalami infark miokard yang
mengakibatkan 540.000 kematian 2/3 dari semua kematian kardiovaskuler dihubungkan dengan
arteriosclerosis dan ½ kematian terjadi dalam 2 jam dari gejala awitan dan sebelum dirawat di
Rumah Sakit .

Miokard infar disebabkan oleh iskemik yang lama akibat ketidak seimbangan antara
suplay O2 dengan kebutuhan. Iskemik yang lama ini menyebabkan kerusakan sel yang tidak
dapat diperbaiki lagi sehingga menyebabkan kematian otot. Banyak faktor yang dapat
berkontribusi terhadap ketidak seimbangan antara kebutuhan dan suplay O2, penyebab paling
sering adalah trombosis pada arteri koroner.

Berdasarkan hasil penelitian Dewood dan teman-temannya bahwa 87% pasien yang mengalami
onset gejala miokard infark dalam 4 jam I, sudahterbentuk sumbatan thrombus dan insiden
sumbatan oleh thrombus dapat menurun sampai dengan 655 dalam 12-24 jam jika mendapat
penanganan yang tepat.
Untuk menurunkan angka kematian akibat ini, kesadaran masyarakatdalam mengenali gejala-
gejala infark miokard akut dan kesigapan untuk segera membawa penderita ke fasilitas kesehatan
terdekat perlu ditingkatkan. Selain itu petugas kesehatan juga dituntut untuk terlatih menangani
penderitasesuai dengan strategi penatalaksanaan yang baik.

2. Tujuan Penulisan

Tujuan Umum

Dapat memahami tentang asuhan keperawatan pada klien dengangangguan system


kardiovaskuler.

Tujuan Khusus

Dapat melakukan pengkajian, mendiagnosa, merencanakan danmengmplementasikan rencana


asuhan yang sudah dibuat serta dapatmelakukan evaluasi pada pasien dengan coronary arteri
disease (CAD).

3. Tujuan Penulisan

Memberikan informasi tentang penanganan CAD, sehingga akan mempermudah pemberian


asuhan keperawatan dan evaluasi terhadap pasienCAD secara komprehensif.
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. definisi

Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit yang dapat di cegah dengan mengendalikan
factor resiko yang sebagian besar merupakan prilaku gaya hidup. (Kapita Selekta Jilid 2 hal 223)

Penyakit Jantung Koroner adalah disebabkan oleh aterosklerosis yang merupakan suatu kelainan
degeneratif yang dipengaruhi oleh adanya faktor resiko.(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I)

Penyakit Jantung Koroner(PJK) adalah suatu penyakit pada jantung yang terjadi karena adanya
kelainan pada pembuluh koroner,berupa penyempitan pembuluh darah sebagai akibat dari
pengerasan dinding pembuluh darah oleh adanya penimbunan lemak berlebih
(www.Promosi Kesehatan.Com).

2. anatomi-fisiologi jantung

Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari ronggadada(toraks), diantara kedua paru.
Selaput yang mengitari jantung disebut pericardium, yang terdiri atas 2 lapisan :

-Perikardium parietalis, yaitu lapisan luar yang melkat pada tulang dadadan selaput paru.

-Perikardium viselaris, yaitu lapisan permukaan dan jantung itu sendiri,yang juga disebut

epikadrium.

Diantara kedua lapisan tersebut, terdapat sedikit cairan pelumas yangberfungsi mengurangi
gesekan yang timbul akibat gerak jantung saatmemompa. Cairan ini disebut cairan
pericardium.

STRUKTUR JANTUNG
Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan, yakni:

1. lapisan luar disebutepikadrium atau perikadrium viselaris.

2. lapisan tengah merupakan lapisan berotot, disebutmiokardium.

3. lapisan dalam disebut pericardium.

Ruang-ruang jantung

Jantung terdiri atas 4 ruang, yaitu 2 ruang yang berdinding tipis disebut

atrium (serambi), dan 2 ruang yang berdinding tebal disebutventrikel (bilik).

1. Atrium

a. Atrium kanan berfungsi sebagai penampungan (reservoir) darahyang rendah oksigen dari
seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui vena dan kava superior, vena kava inferior. Serta
sinuskoronarius yang berasal dari jantung sendiri. Kemudian darahdipompakan ke ventrikel
kanan dan selanjutnya ke paru.

b. Atrium kiri menerima darah yang kaya oksige kedua paru melalui4 buah vena pulmonalis.
Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri,dan selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta.
Kedua atrium tersebut dipisahkan oleh sekat, yang disebut septum atrium.

2.Ventrikel

Permukaan dalam ventrikel memperlihatkan alur-alur otot yangdisebut

trabekula. Beberapa alur tampak menonjol, yang disebut muskuluspapilaris dihubungkan dengan
tepi daun katup atrioventikuler oleh serat-serat yang disebut korda tendinae.

a. Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dandipompakan ke paru-paru melalui
arteri pulmonalis.

b.Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan keseluruh tubuh melalui aorta.

Katup-katup Jantung
1. Katup artrio ventikuler

Oleh karena letaknya antara atrium dan ventrikel, maka disebut katupatrio-ventrikuler.

Katup yang terletak diantara atrium kanan dan ventrikelkanan mempunyai tiga buah daun
katup, disebut katup tricuspid. Sedangkan katup yang letaknya diantara atrium kiri dan
ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup, disebut katup mitral. Katup artrio ventikuler
memungkinkan darah mengalir dari masing-masing atrium ke ventrikel pada fase diastole
fentrikel, dan mencegah aliran balik pada saat sistol ventrikel (kontraksi).

3. manifestasi klinis

– Sesak napas mulai dengan napas yang terasa pendek sewaktu melakukan aktivitas yang cukup
berat, yang biasanya tak menimbulkan keluhan. Makin lama sesak makin bertambah, sekalipun
melakukan aktivitas ringan.

– Klaudikasio intermiten, suatu perasaan nyeri dan keram di ekstremitas bawah, terjadi selama
atau setelah olah raga Peka terhadap rasa dingin

– Perubahan warna kulit.

– Nyeri dada kiri seperti ditusuk-tusuk atau diiris-iris menjalar ke lengan kiri.

– Keringat dingindan berdebar-debar

– Dada rasa tertekan seperti ditindih benda berat, leher rasa tercekik.

– Denyut jantung lebih cepat

– Mual dan muntah


– kelemahan yang luar biasa

4. Etiologi

Penyakit Jantung Koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding
dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner),dan hal ini lama kelamaan diikuti oleh
berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat, perkapuran, pembekuan darah,dan lain-
lain yang kesemuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut.Hal ini
akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan
dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius,dariAngina Pectoris (nyeri dada)
sampai Infark Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang dapat
menyebabkan kematian mendadak.

Beberapa faktor resiko terpenting Penyakit Jantung Koroner :

 Kadar Kolesterol Total dan LDL tinggi

 Kadar Kolesterol HDL rendah

 Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)

 Merokok

 Diabetes Mellitus

 Kegemukan

 Riwayat keturunan penyakit jantung dalam keluarga

 Kurang olah raga

 Stress

Pria dan wanita dapat terkena penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner dapat
diturunkan secara turun temurun (keturunan).Anda bisa terkena penyakit jantung koroner jika
anda mepunyai berat badan yang berlebihan (overweight) atau seseorang dengan tekanan darah
tinggi dan diabetes. Kolesterol tinggi bisa juga menjadi penyakit jantung koroner. Penyakit
jantung koroner bersumber dari aneka pilihan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok,
kebiasaan makan dengan tinggi lemak dan kurangnya olah raga.
Faktor resiko yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner dapat di golongkan secara logis
sebagai berikut:

1.Sifat pribadi Aterogenik.


Sifat aterogenik mencakup lipid darah, tekanan darah dan diabetes melitus. Faktor ini bersama-
sama berperan besar dalam menentuak kecepatan artero- genensis (Kaplan & Stamler, 1991).

2. Kebiasaan hidup atau faktor lingkungan yang tak di tentukan semaunya.


Gaya hidup yang mempredisposisi individu ke penyakit jantung koroner adalah diet yang terlalu
kaya dengan kalori, lemak jenuh, kolesterol, garam serta oleh kelambanan fisik, penambahan
berat badan yang tak terkendalikan, merokok sigaret dan penyalah gunaan alkohol (Kaplan &
Stamler, 1991).

3. Faktor resiko kecil dan lainnya.


Karena faktor resiko yang di tetapkan akhir-akhir ini tidak tampak menjelaskan keseluruhan
perbedaan dalam kematian karena penyakit jantung koroner, maka ada kecurigaan ada faktor
resiko utama yang tak diketahui bernar-benar ada.
Berbagai faktor resiko yang ada antara lain kontrasepsi oral, kerentanan hospes, umur dan jenis
kelamin (Kaplan & Stamler, 1991).

5. patofisiologi

Manifestasi PJK disebabkan karena ketidak seimbangan antara kebutuhan O2 sel otot jantung
dengan masukannya. Masukan O2 untuk sel otot jantung tergantung dari O2 dalam darah dan
pembuluh darah arteri koroner. Penyaluran O2 yang kurang dari a. Koroner akan menyebabkan
kerusakan sel otot jantung. Hal ini terutama disebabkan karena proses pembentukan plak
aterosklerosis (sumbatan di pembuluh darah koroner). Sebab lainnya dapat berupa spasme
(kontraksi) pembuluh darah atau kelainan kongenital (bawaan).

Iskemia (kerusakan) yang berat dan mendadak akan menimbulkan kematian sel otot jantung,
yaitu disebut dengan infark jantung akut yang ireversibel (tidak dapat sembuh kembali). Hasil
dari kerusakan ini juga akan menyebabkan gangguan metabolik yang akan berefek gangguan
fungsi jantung dengan manifestasi gejala diantaranya adalah nyeri dada.

7. komplikasi

 Serangan jantung yang mengancam jiwa menyebabkan infark myocardium(kematian otot


jantung) karena persediaan darah tidak cukup

 Angina pectoris yang tidak stabil,syok dan aritmia


 Gagal jantung kongestif

 Tekanan Darah Tinggi (hipertensi)

 Diabetes

8. penatalaksanaan

Penatalaksanaan dibagi menjadi dua macam,yaitu:

A.Umum

1.Penjelasan mengenai penyakitnya; pasien biasanya tertekan, khawatir terutama untuk


melakukan aktivitas.

2.Pasien harus menyesuaikan aktivitas fisik dan psikis dengan keadaan sekarang

3.Pengendalian faktor risiko

4.Pencegahansekunder.

Karena umumnya sudah terjadi arteriosklerosis di pem-buluh darah lain, yang akan berlangsung
terus, obat pencegahan diberikan untuk menghambat proses yang ada. Yang sering dipakai
adalah aspirin dengan dosis 375 mg,160 mg,80mg.

5.Penunjang yang dimaksud adalah untuk mengatasi iskemia akut, agar tak terjadi iskemia yang
lebih berat sampai infark miokardium.Misalnya diberi O2.

B.Mengatasi PJK,yang terdiri dari dari :

 Medikamentosa

1.Nitrat (N),yang dapat di berikan parenteral,sublingual,buccal,oral,trans dermal dan ada


yang dibuat lepas lambat.Yang terdiri dari Gliseral Trinitrat(GTN) dan Isosorbid 5 Mononitrat
(ISMN).

2.Berbagai jenis penyekat beta untuk mengurangi kebutuhan oksigen. Ada yang bekerja cepat
seperti pindolol dan pro-panolol. Ada yang bekerja lambat seperti sotalol dan nadolol. Ada beta 1
selektif seperti asebutolol, metoprolol dan atenolol.
3.Antagonis Calsium (Ca A),juga terdiri dari beberapa jenis baik dgunakan secara oral maupun
parenteral.Umumnya obat-obatan ini mengurangi kebutuhan O2 dan menambah masuk (dilatasi
koroner),ada yang menurunkan HR seperti Verapamil dan diltiazem.Efek samping Utamanya
seperti sakit kepala,edema kaki,bradikardia sampai blokade jantung dan lain-lain.Obat-obat
tersebut dapat diberikan sendiri-sendiri atau kombinasi (2 atau 3 macam) bila diperlukan.

 Revaskularisasi

1.Pemakaian trombolitik,biasanya pada PJK akut seperti IJA.Rekanalisasi dengan tromobolitik


paling sering dilakukan pada PJK aktif terutama IJA

2. Prosedur invasif non operatif, yaitu melebarkan aa coronaria dengan balon.

3.Oprasi (Coronary Artery Surgery CAS).

Beberapa macam Oprasi adalah sebagai berikut.

A.Oprasi Pintas Koroner (CABG)

1.Vena Saphena (Saphenous Vein)

2.arteria mammaria internal

3.A.Radialis

4.a.Gastroepiploika

B.Transmyocardial (laser) recanalization (TMR)

3.Transplantasi jantung untuk kardiomopati iskemi

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian Keperawatan
a. Aktivitas dan istirahat
Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan Tachycardia dan
dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas).

b. Sirkulasi
– Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah tinggi, diabetes
melitus.
– Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau terlambatnya
capilary refill time, disritmia.
– Suara jantung, suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan terjadinya
kegagalan jantung/ ventrikel kehilangan kontraktilitasnya.
– Murmur jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris yang tidak
berfungsi.
– Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan (tachy atau bradi cardia).
Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal.
– Edema: Jugular vena distension, odema anasarka, crackles mungkin juga timbul dengan gagal
jantung.
– Warna kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.

c. Eliminasi
Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.

d. Nutrisi
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah dan
perubahan berat badan.

e. Hygiene perseorangan
Dispnea atau nyeri dada atau dada berdebar-debar pada saat melakukan aktivitas.

f. Neoru sensori
Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.

g. Kenyamanan
– Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau dengan
nitrogliserin.
– Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang mungkin menyebar sampai ke lengan, rahang
dan wajah.
– Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang sangat yang pernah di alami.
Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan pustur
tubuh, menangis, penurunan kontak mata, perubahan irama jantung, ECG, tekanan darah,
respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran.

h. Respirasi
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit
pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau
cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga merah
muda/ pink tinged.

i. Interaksi sosial
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol.

j. Pengetahuan
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke,

hipertensi, perokok.

1. Diagnose keperawatan

1. Nyeri berhubungan denganpenumpukan asam laknat ischemia miokardium.


2. Gangguan rasa aman : Cemas b.d kurangnya pengetahuan tentang penyakit.
3. Curah jantung menurun b.d Perubahan kontraktilitas miokardial atau perubahan
inotropik, perubahan frekuensi, irama, konduksi jantung, perubahan struktural. (mis:
kelainan katup, aneurisma ventrikel)

2. Intervensi

No Diagnose tujuan intervensi Rasional


keperawatan
Nyeri berhubungan Setelah dulakukan 1. kaji dokumentasi 1. data tersebut dapat
tindakan dan laporakan : membantu menentukan
Denganpenumpukan keperawatan penyebab dan efek nyeri dada
asam laknat selama 1X24 jam a. keluhan pasien serta merupakan garis dasar
ischemia pasien tidak mengenai nyeri dada untuk membandingkan gejala
mengalami nyeri meliputi lokasi, pasca terapi :
miokardium dengan keriteria: radiasi durasi nyeri
dan factor yang a. terapi terdapat berbagai
– Pasien tidak memmpengaruhi kondisi yang berhubungan
mengeluh nyeri nyeri dengan nyari dada terdapat
temuan klinik yang khas pada
dada b. efek nyeri dada nyeri dada iskhemik
pada perfusi
– Pasien hemodinamik b. infark mikard menurunkan
tampak tenang kardiovaskuler kontraktilitas jantung dan
dan dapat terhadap komplience ventrikel dan
beristirahat jantung,otak,ginjal. dapat menimbulkan disritmia
(curah jantung menurun)
– TTV dalam mengakibatkan tekanan darah
batas normal dan perkusi jaringan menurun
frekuensi jantung dapat
– Tekanan meningkat sebagai
darah: 110- mekanisme kompensasi untuk
120/60-80 mm Hg mempertahankan curah
jantung.
– RR: 16 -20
X /menit

– HR : 60 - 2. monitoring EKG 2. mengetahui adanya


100X . menit perubahan gambaran EKG
dan adanya komplikasi AMI.
– T: 36,5-37,5
c 3. peningkatan TD HR,RR,
menandakan nyeri yang
Keluaran urin 3. monitoring TTV sangat di rasakan oleh pasien.
baik yaitu 1-2 cc
/kg bb /jam 4.terapi O2 dapat
meningkatkan suplay O2 ke
jantung ,

4. Berikan O2 sesuia
kondisi pasien
5. membantu memaksimalkan
komplience paru.

5. berikan posisi 6. menurunkan konsumsi O2.


semifowler .

6. Anjurkan pasien
untuk bedrest total
selama nyeri dada
timbul.

7. berikan 7. menurunkan rangsang


lingkungan yang eksternal.
tenang aktifitas
perlahan dan
tindakan yang
nyaman .

8. berikan terapi
sesuai program

8. untuk proses penyembuhan


pasien.

2. Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. berikan penjelasan 1. dengan mengetahui faktor


aman : Cemas b.d tindakan tentang factor-faktor resiko , pasien dan keluarga
kurangnya keperawatan resiko timbulnya dapat mencegah dan
pengetahuan tentang selama 2X24 jam CAD : merokok, diet memodifikasi gaya hidup
penyakit pasien tinggi kolesterol , yang lebih sehat.
menunjukan: DM , Hipertensi ,
stress.
-Pasien ataupun
kel;uarga tenang 2. berikan dukungan
emosional: sikap
-pasien dan hangat dan empati
keluarga dapat
mengetahui dan 3. jelaskan setiap 2. pasien akan meraas
menyebutkan prosedur yang akan dihargai.
kembali tentang dilakukan pada
penyakit yang di pasien dan keluarga.
derita pasien cara
pencegahan dan
perawatannya.
3. dengan mengetahui
prosedur pasien dan keluarga
4. berikan penjelasan akan berpartisipasi dalam
tentang perawatan melakukan tindakan
pasien dirumah : disamping itu juga dapat
menurunkan tingkat cemas
-Pengaruh CAD pasien.

-Proses
penyembuhan
4. meningkatklan
-Jenis-jenis pengetahuan pasien
pengobatan Dan keluarga sehingga
keluarga dapat mengantisipasi
-Pengaruh obat- serangan ulang.
obatan

-pembatasan diet :
rendah kolesterol

-olahraga 3/
seminggu : jogging ,
aerobic

-stop merokok

-manajement stress

-saat BAB tidak


mengejan

5. kaji ulang tingkat


cemas

5. untuk mengetahui dan


mengevaluasi tingkat
keberhasilan dari intervensi
yang telah dilakukan.
3 Curah jantung setalah dilakukan 1. Auskultasi nadi 1. Biasanya terjadi
menurun b.d tindakan apical, kaji frekuensi, tachycardia untuk
Perubahan keperawatan, irama jantung. mengkompensasi penurunan
kontraktilitas klien kontraktilitas jantung.
miokardial atau menunjukkan 2. Catat bunyi
perubahan adanya penurunan jantung.
inotropik, curah jantung.
perubahan 2. S1 dan s2 lemah, karena
frekuensi, irama, Kriteria Hasil: menurunnya kerja pompa S3
konduksi jantung, sebagai aliran ke dalam
perubahan – Frekuensi serambi yaitu distensi. S4
struktural. (mis: jantung menunjukkan inkopetensi
kelainan katup, meningkat atau stenosis katup.
aneurisma ventrikel)
– Status
Hemodinamik
stabil 3. Palpasi nadi 3.Untuk mengetahui fungsi
perifer. pompa jantung yang sangat
– Haluaran dipengaruhi oleh CO dan
Urin adekuat pengisisan jantung.

– Tidak
terjadi dispnu
4. Pantau tekanan 4.Untuk mengetahui fungsi
– Akral darah. pompa jantung yang sangat
Hangat dipengaruhi oleh CO dan
pengisisan jantung.

5. Pantau keluaran
urine, catat
penurunan keluaran, 5.Dengan menurunnya CO
dan kepekatan atau mempengaruhi suplai darah
konsentrasi urine. ke ginjal yang juga
mempengaruhi pengeluaran
hormone aldosteron yang
berfungsi pada proses
6. Kaji perubahan pengeluaran urine.
pada sensori contoh:
letargi, bingung,
disorientasi, cemas
dan depresi. 6.Menunjukkan tidak
adekuatnya perfusi serebral
7. Berikan sekunder terhadap penurunan
istirahat semi curah jantung.
recumbent (semi-
fowler) pada tempat
tidur.

8. Kolaborasi
dengan dokter untuk
terapi, oksigen, obat
jantung, obat diuretic 7.Memperbaiki insufisiensi
dan cairan. kontraksi jantung dan
menurunkan kebutuhan
oksigen dan penurunan
venous return.

8.Membantu dalam proses


kimia dalam tubuh

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Barbara C long. (1996). Perawatan Medical Bedah. Pajajaran Bandung.

Carpenito J.L. (1997). Nursing Diagnosis. J.B Lippincott. Philadelpia.

Carpenito J.L. (1998.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8 EGC. Jakarta.

Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3 EGC.
Jakarta.

Hudack & Galo. (1996). Perawatan Kritis. Pendekatan Holistik. Edisi VI, volume I EGC.
Jakarta.

Kaplan, Norman M. (1991). Pencegahan Penyakit Jantung Koroner. EGC Jakarta.

Lewis T. (1993). Disease of The Heart. Macmillan. New York.

Marini L. Paul. (1991). ICU Book. Lea & Febriger. Philadelpia.

Morris D. C. et.al, The Recognation and treatment of Myocardial Infarction and


It’sComplication.

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. (1993). Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Sistem Krdiovaskuler. Departemen Kesehatan. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai