Anda di halaman 1dari 26

ANGKA MORDIBITAS dan MORTALITAS ANAK dan PENYAKIT INFEKSI

(MAKALAH KEPERAWATAN ANAK)

DOSEN : Dr. Anita Bustami, S.Kep., M.Kep., Sp. Mat

DI SUSUN OLEH :

TINGKAT 2 REGULER 3 (KELOMPOK 9)

1. IRNI SAVERA (1814401121)


2. ZAQIA KHOIRUNNISA (1814401122)
3. ENDANG NATALIA S (1814401126)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNGKARANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TANJUNGKARANG

TAHUN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas anugerah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan makalah dari mata kuliah Keperawatan Anak ini dengan judul “Angka
Morbiditas dan Mortalitas Anak dan Penyakit Infeksi”.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya
penulis.

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun penulis menyadari
bahwa memiliki keterbatasan dan kekurangan sebagai manusia biasa. Oleh karena itu, jika didapati
adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan maupun dari isi makalah, maka penulis
memohon maaf dan kritik serta saran dari Dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan
oleh penulis untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.
Harapan ini dapat bermanfaat bagi kita sekalian. Terimakasih.

Bandar Lampung, 13 Januari 2020

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 3
C. Tujuan ......................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 4

A. Pengertian Mortalitas dan Morbiditas ....................................................................... 4


B. Faktor Penyebab Mortalitas, Mordibitas, dan Kejadian ............................................. 5
C. Penyakit penyebab Mortalitas dan Mordibitas di Indonesia ..................................... 7
D. Sumber data Mortalitas dan Morbiditas .................................................................. 11
E. Indicator Mortalitas dan Morbiditas ........................................................................ 13
F. Penyakit Infeksi ......................................................................................................... 19
G. Jenis dan Penyebab Penyakit Infeksi ........................................................................ 19
H. Pengobatan Penyakit Infeksi ..................................................................................... 20
I. Pencegahan Penyakit Infeksi .................................................................................... 20

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………………………………20

A. Kesimpulan................................................................................................................ 21
B. Saran ........................................................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 23

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen demografi yang
dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Dua komponen demografi lainnya adalah fertilitas
(kelahiran) dan migrasi. Informasi tentang kematian penting, tidak saja bagi pemerintah
melainkan juga bagi pihak swasta, yang terutama berkecimpung dalam bidang ekonomi dan
kesehatan.
Data kematian sangat diperlukan antara lain untuk proyeksi penduduk guna perencanaan
pembangunan. Misalnya, perencanaan fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan, dan jasa-jasa
lainnya untuk kepentingan masyarakat.Data kematian juga diperlukan untuk kepentingan
evaluasi terhadap program-program kebijaksanaan penduduk.
Konsep mati perlu diketahui guna mendapatkan data kematian yang benar.Dengan
kemajuan ilmu kedokteran, kadang-kadang sulit untuk membedakan keadaan mati dan
keadaan hidup secara klinik.Apabila pengertian mati tidak dikonsepkan, dikhawatirkan bisa
terjadi perbedaan penafsiran antara berbagai orang tentang kapan seseorang dikatakan mati.
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan
yang saat ini terjadi di negara Indonesia (kompas 2006). Derajat kesehatan anak mencerminkan
derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan
yang dapat di kembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan
tersebut, masalah kesehatan anak diprioritaskan dalam perencanaan atau penataan
pembangunan bangsa (kompas 2006).
Dalam menentukan derajat kesehatan di Indonesia, terdapat beberapa indikator yang dapat
digunakan antara lain angka kematian bayi, angka kesakitan bayi, status gizi, dan angka harapan
hidup waktu lahir. Angka kematian bayi menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat
kesehatan anak (WHO, 2002) karena merupakan cerminan dari status kesehatan anak saat ini.
Angka kematian bayi dan balita di Indonesia adalah tertinggi di negara ASEAN. Sedangkan angka
kesakitan bayi menjadi indikator ke dua dalam menentukan derajat kesehatan anak, karena
nilai kesakitan merupakan cerminan dari lemahnya daya tahan tubuh bayi dan anak balita.

1
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong tinggi, jika dibandingkan dengan
negara lain di kawasan ASEAN. Berdasarkan Human Development Report 2010, AKB di
Indonesia mencapai 31 per 1.000 kelahiran. Angka itu, 5,2 kali lebih tinggi dibandingkan
Malaysia. Juga, 1,2 kali lebih tinggi dibandingkan Filipina dan 2,4 kali lebih tinggi jika
dibandingkan dengan Thailand.
Departemen Kesehatan (Depkes) mengungkapkan rata-rata per tahun terdapat 401 bayi
baru lahir di Indonesia meninggal dunia sebelum umurnya genap 1 tahun. Data bersumber dari
survei terakhir pemerintah, yaitu dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI).
Selaras dengan target pencapaian Millenium Development Goals (MDGs), Depkes telah
mematok target penurunan AKB di Indonesia dari rata-rata 36 meninggal per 1.000 kelahiran
hidup menjadi 23 per 1.000 kelahiran hidup pada 2015. Berdasarkan SDKI telah terjadi
penurunan AKB secara signifikan selama 4 tahun survei dari 66 per 100 kelahiran hidup pada
tahun 1994 menjadi 39 per 100 kelahiran hidup pada tahun 2007. Provinsi Jawa Barat tercatat
sebagai daerah paling tinggi angka kematian bayi dan balita setelah NTT (Nusa Tenggara Timur)
dan Papua.
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, angka kematian ibu (AKI) melonjak
drastis 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sebelumnya, AKI dapat ditekan dari 390 per 100.000
kelahiran hidup (1991) menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2007). Selain AKI, angka
kematian bayi (AKB) juga masih tinggi, 32 per 1.000 kelahiran hidup. Angka itu hanya turun
sedikit dari AKB SDKI 2007 yang 34 per 1.000 kelahiran hidup.
Hasil pengumpulan data profil kesehatan oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota di sulawesi selatan
tahun 2011 menunjukkan bahwa jumlah kematian bayi mengalami peningkatan menjadi 868
bayi atau 5.90 per 1000 kelahiran hidup dibandingkan 2010 yang hanya 824 kasus Sementara,
untuk angka kematian ibu pada 2011 tercatat 116 kasus. Jumlah kematian balita yang
dilaporkan oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota di Sulawesi selatan pada tahun 2012 sebanyak 25
bayi setiap 1000 kelahiran hidup.

2
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dari Mortalitas dan Mordibilitas!
2. Jelaskan Faktor Penyebab Mortalitas, Mordibilitas, dan Kejadian!
3. Jelaskan penyakit penyebab Mortalitas dan Mordibitas di Indonesia!
4. Jelaskan sumber data Mortalitas dan Mordibitas!
5. Jelaskan indicator Mortalitas dan Mordibitas!
6. Jelaskan Penyakit Infeksi!
7. Jelaskan jenis dan penyebab Penyakit Infeksi!
8. Jelaskan pengobatan Penyakit Infeksi!
9. Jelaskan pencegahan Penyakit Infeksi!

C. Tujuan :
1. Mahasiswa mampu memahami tentang pengertian angka mortalitas dan morbiditas anak.
2. Mahasiswa mampu Faktor Penyebab Mortalitas, Mordibilitas, dan Kejadian.
3. Mahasiswa mengetahui penyakit penyebab Mortalitas dan Mordibitas di Indonesia.
4. Mahasiswa mampu memahami sumber data Mortalitas dan Mordibitas.
5. Mahasiswa mampu memahami indicator Mortalitas dan Mordibitas.
6. Mahasiswa mampu memahami Penyakit Infeksi.
7. Mahasiswa mampu memahami jenis dan penyebab Penyakit Infeksi.
8. Mahasiswa mampu memahami pengobatan Penyakit Infeksi.
9. Mahasiswa mampu memahami pencegahan Penyakit Infeksi.

3
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Mortalitas dan Mordibitas

Menurut PBB dan WHO, kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda kehidupan
secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Still birth dan keguguran
tidak termasuk dalam pengertian kematian. Perubahan jumlah kematian (naik turunnya) di tiap
daerah tidaklah sama, tergantung pada berbagai macam faktor keadaan. Besar kecilnya tingkat
kematian ini dapat merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat
kehidupan penduduk di suatu wilayah.
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik)
pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus
mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata
mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun.
Morbiditas dalam arti sempit dimaksudkan sebagai peristiwa sakit atau kesakitan,
sedangkan dalam arti luas morbiditas mempunyai pengertian yang jauh lebih kompleks, tidak
saja terbatas pada statistic atau ukuran tentang peristiwa-peristiwa tersebut, tetapi juga factor
yang mempengaruhinnya (determinant factors), seperti factor sosial, ekonomi, dan budaya.
Ukuran kematian merupakan angka atau indeks, yang di pakai sebagai dasar untuk menentukan
tinggi rendahnya tingkat kematian suatu penduduk.Ada berbagai macam ukuran kematian,
mulai dari yang paling sederhana sampai yang cukup kompleks.Namun demikian perlu di catat
bahwa keadaan kematian suatu penduduk tidaklah dapat diwakili oleh hanya suatu angka
tunggal saja.Biasanya berbagai macam ukuran kematian di pakai sekaligus guna mencerminkan
keadaan kematian penduduk secara keseluruhan.
Angka kesakitan (Morbiditas) digunakan untuk menggambarkan pola penyakit yang
terjadi di masyarakat. Kegunaan dari mengetahui angka kesakitan dan kematian ini adalah
sebagai indikator yang digunakan sebagai ukuran derajat kesehatan untuk melihat status
kesehatan penduduk dan keberhasilan pelayanan kesehatan serta upaya pengobatan yang
dilakukan.

4
Data kematian yang terdapat pada komunitas dapat diperoleh melalui survei, karena
sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian pada fasilitaspelayanan
kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Konsep-konsep lain yang terkait dengan
pengertian mortalitas adalah:
1. Neo-natal death adalah kematian yang terjadi pada bayi yang belum berumur satu
bulan.
2. Lahir mati (still birth) atau yang sering disebut kematian janin (fetal death) adalah
kematian sebelum dikeluarkannya secara lengkap bayi dari ibunya pada saat dilahirkan
tanpa melihat lamanya dalam kandungan.
3. Post neo-natal adalah kematian anak yang berumur antara satu bulan sampai dengan
kurang dari satu tahun.
4. Infant death (kematian bayi) adalah kematian anak sebelum mencapai umur satu tahun.

B. Faktor Penyebab Mortalitas dan Morbiditas :


Angka kematian bayi dan balita di Indonesia adalah tertinggi di negara ASEAN. Tiap
tahun 12,9 juta anak meninggal, 28% kematian di sebabkan karna pneumania, 23% karena
penyakit diare, dan 16% karena penyakit tidak memperoleh vaksinasi. Penyebab angka
kesakitan dan kematian anak terbanyak saat ini masih diakibatkan oleh pneumonia dan diarre.
Pencegahan sederhana dan dapat di peroleh seperti vaksin, antibiotik, terapi rehidrasi oral,
kontrasepsi, dapat mencegah 25-90% kematian karena penyebab spesifik. Secara keseluruhan
65% kematian anak bisa di cegah dengan biaya murah.
Penyebab-penyebab kematian Ibu dan Bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
1. Pendidikan
Angka Kematian Ibu yang begitu tinggi salah satunya karena tingkat pendidikan para ibu di
Indonesia yang masih sangat rendah. Jika kita melihat dari jenjang pendidikan, data Badan
Pusat Statistik tahun 2010 menyatakan bahwa mayoritas ibu di Indonesia tidak memiliki ijazah
SD, yakni sebesar 33,34 persen. Selanjutnya sebanyak 30,16% ibu hanya memiliki ijazah SD atau
sederajat. Dan hanya terdapat 16,78% ibu yang berpendidikan setara SMA. Hanya 7,07% ibu
yang berpendidikan perguruan tinggi. Penyerapan informasi yang beragam dan berbeda sangat

5
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan seorang ibu. Latar pendidikan formal serta informal akan
sangat berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan para ibu mulai dari segi pikiran, perasaan
maupun tindakannya. Dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi calon ayah dan calon ibu
akan mampu merencanakan kehamilan dengan baik sehingga bisa terhindar dari 4 Terlalu yaitu
melahirkan terlalu muda (dibawah 20 tahun), terlalu tua (diatas 35 tahun), terlalu dekat (jarak
melahirkan kurang dari 2 tahun) dan terlalu banyak (lebih dari 4 kali). Dalam penanganan
kehamilan dan persalinan pun pendidikan akan sangat penting agar bisa terhindar dari faktor
risiko 3 Terlambat yaitu terlambat mengambil keputusan di tingkat keluarga, terlambat
merujuk/ transportasi dan terlambat menangani dan Terlambat mendapat pelayanan. Semakin
tinggi tingkat pendidikan seorang ibu, maka akan semakin tinggi pula kesadaran mereka
terhadap proses pra kehamilan dan pasca kehamilannya, sehingga untuk menjaga agar dirinya
sehat dalam masa kehamilan maka ibu tersebut pasti akan melaporkan dan memeriksakan
dirinya kepada tenaga medis yang ahli dibidangnya. Dan sebaliknya, jika pendidikan seorang ibu
rendah seperti yang banyak terjadi di Indonesia, maka kesehatannya selama masa kehamilan
tidak begitu diperhatikan. Oleh sebab itu banyak terjadi kematian pada ibu melahirkan yang
disebabkan kesadaran akan kesehatan yang rendah.
2. Lingkungan
Lingkungan juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi KIA. Banyak aspek yang
mempengaruhi KIA yang dapat dilihat dalam suatu lingkungan. Dalam hubungannya dengan
meningkatnya kasus kematian ibu (hamil, melahirkan dan nifas), lingkungan yang dibahas
adalah aspek geografis. Kondisi geografis suatu lingkungan mempengaruhi kondisi kesehatan
masyarakat di lingkungan itu sendiri. Kondisi lingkungan yang tidak mendukung, seperti sulit
terjangkau oleh sarana transportasi tentu saja mengakibatkan sulitnya sarana dan tenaga
kesehatan untuk menjangkau daerah tersebut. Imbasnya, kondisi kesehatan masyarakat di
lingkungan tersebut akan terbengkalai, masyarakat akan minim dalam sarana kesehatan, dan
banyak ibu yang mengalami kesulitan selama masa kehamilan, melahirkan dan juga nifas,
sehingga angka kematian ibu (hamil, melahirkan dan nifas) akan terus bertambah besar.

6
3. Ekonomi
Kondisi keuangan yang tidak mencukupi tentu menyulitkan para ibu (hamil, melahirkan dan
nifas) untuk memperoleh fasilitas kesehatan yang memadai. Oleh sebab itu, mereka cenderung
tidak memeriksakan kesehatan dirinya pra kehamilan hingga pasca kehamilan. Akibatnya,
banyak ibu yang meninggal saat melahirkan karena penyakit yang baru diketahui ketika akan
melahirkan.
4. Minimnya Tenaga Medis
Salah satu faktor tingginya AKI di Indonesia adalah disebabkan karena relatif masih
rendahnya cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan. Departemen Kesehatan menetapkan
target 90 persen persalinan ditolong oleh tenaga medis pada tahun 2010. Perbandingan dengan
hasil survei SDKI bahwa persalinan yang ditolong oleh tenaga medis profesional meningkat dari
66 persen dalam SDKI 2002-2003 menjadi 73 persen dalam SDKI 2007. Angka ini relatif rendah
apabila dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand.
Dengan cukupnya tenaga medis diharapkan persoalan berupa kevalidtan data dan kasus yang
tidak tersentuh dapat dikurangi sehingga dapat mengurangi angka AKI.
5. Adat Istiadat
Pada kasus kematian ibu akibat perdarahan faktor budaya yang berpengaruh terhadap
tingginya angka kematian ibu adalah kecenderungan bagi ibu di perdesaan dan keluarga miskin
untuk melahirkan dengan bantuan dukun beranak, bukan dengan bantuan petugas medis yang
telah disediakan. Ada pula tradisi suku tertentu yang mengharuskan ibu nifas ditempatkan
dalam suatu tempat yang dapat dikatakan kurang higienis.

C. Penyakit Penyebab Morbiditas Dan Mortalitas Di Indonesia :


A. ISPA dan Pneumonia
Di Indonesia, angka kejadian pneumonia pada balita adalah sekitar 10-20% per tahun.
Angka kematian pneumonia pada balita di Indonesia adalah 6 per 1000 balita. Ini berarti dari
setiap 1000 balita setiap tahun ada 6 orang diantaranya yang meninggal akibat pneumonia. Jika
dihitung, jumlah balita yang meninggal akibat pneumonia di indonesia dapat mencapai 150.000
orang per tahun, 12.500 per bulan, 416 per hari, 17 orang per jam atau 1 orang balita tiap

7
menit. Usia yang rawan adalah usia bayi (dibawah 1 tahun), karena sekitar 60-80% kematian
pneumonia terjadi pada bayi. Secara umum, ada 3 faktor resiko ISPA, yaitu keadaan sosial
ekonomi dan cara mengasuh atau mengurus anak, keadaan gizi dan cara pemberian makan,
serta kebiasaan merokok dan pencemaran udara. Pencegahan ISPA dan Pneumonia yaitu
dengan cara pemberian imunisasi campak dan pertusis (DPT). Dengan imunisasi campak yang
efektif, sekitar 11% kematian pneumonia balita dapat dicegah dan dengan imunisasi DPT, 6%
kematian pneumonia dapat dicegah. Secara umum dapat dikatakan bahwa pencegahan ISPA
adalah dengan hidup sehat, cukup gizi, menghindari polusi udara dan pemberian imunisasi
lengkap.
B. Diare
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara berkembang, termasuk
indonesia. Di Indonesia, penyakit diare adalah salah satu penyebab kematian utama setelah
infeksi saluran pernafasan. Angka kematian akibat diare di Indonesia masih sekitar 7,4%.
Sedangkan angka kematian akibat diare persisten lebih tinggi yaitu 45% (solaiman, EJ, 2001).
Sementara itu, pada survei morbiditas yang dilakukan oleh depkes tahun 2001, menemukan
angka kejadian diare di indonesia adalah berkisar 200-374 per 1000 penduduk. Sedangkan
menurut SKRT 2004, angka kematian akibat diare 23 per 100 ribu penduduk dan angka
kematian akibat diare pada balita adalah 75 per 100.000 balita. Insiden penyakit diare yang
berkisar antara 200-374 dalam 1000 penduduk, dimana 60-70% diantaranya anak-anak usia
dibawah 5 tahun. Penyakit diare ini adalah penyakit yang multi faktoral, dimana dapat muncul
karena akibat tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang kurang serta akibat kebiasaan atau
budaya masyarakat yang salah. Oleh karena itu, keberhasilan menurunkan serangan diare
sangat tergantung dari sikap setiap anggota masyarakat, terutama membudayakan pemakaian
larutan oralit dan cairan rumah tanggapada anak yang menderita diare. Saat ini sedang
digalakkan dan dikembangkan pada masyarakat luas untuk menanggulangi diare dengan upaya
rehidrasi oral (oralit) dan ternyata dapat menurunkan angka kematian dan kesakitan karena
diare.

8
C. Berat Badan Rendah (BBLR)
Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama
yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan atas 2 kategori
yaitu BBLR karena premature dan BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu
bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di negara berkembang banyak BBLR
karena IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemia, malaria dan menderita penyakit menular
seksual(PMS) sebelum konsepsi atau saat kehamilan.
D. Afiksia (Kesulitan Bernafas saat Lahir)
Afiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara
sepontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan
hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan, atau
segera setelah bayi lahir. Pernafasan spotan BBL tergantung pada kondisi janin pada masa
kehamilan dan persalinan. Bila terdapat gangguan dan pertukaran gas tau pengangkutan O2
selama kehamilan atau persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan
mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian.
E. Masalah nutrisi dan infeksi
Infeksi neonatus sering dijumpai sebagai gangguan neonatus dimana di Indonesia
merupakan masalah yang gawat. Infeksi neonatus adalah penyakit pada bayi baru lahir dengan
umur kurang dari 1 bulan, bayi-bayi yang terkena infeksi menunjukan dengan kriteria-kriteria
diagnosis. Infeksi neonatus merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada bayi-
bayi baru lahir. Infeksi pada neonatus merupakan salah satu penyebab tertinggi terhadap
terjadinya morbiditas dan mortalitas selama periode ini. Lebih kurang 2% janin dapat terinfeksi
in utero dan 10% bayi baru lahir terinfeksi selama persalinan atau dalam bulan pertama
kehidupan.
F. DHF
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang termasuk golongan
Arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina. Gejala klinis DHF (dengue hemoragic
fever) dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu derajat I ditandai adanya panas 2-7 hari dengan
gejala umumnya tidak khas, tetapi uji tourniquet positif; derajat II sama seperti derajat I, tetapi

9
sudah ada tanda-tanda perdarahan spontan, seperti petekie, ekimosa, epitaksis, hematemesis,
melena, perdarahan gusi, telinga, dan lain-lain; derajat III ditandai adanya kegagalan dalam
peredaran darah, seperti adanya nadi lemah dan cepat serta tekanan darah menurun; dan
derajat IV ditandai adanya nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur, akral dingin,
berkeringat, dan adanya sianosis. Kadang-kadang dijumpai gejala seperti pembesaran hati,
adanya nyeri, asites, dan tanda-taanda ensefalopati, seperti kejang, gelisah, sopor, dan koma.
G. Bronkitis Bronkitis
adalah infeksi pada bronkus yang berasal dari hidung dan tenggorokan. Bronkus
merupakan suatu pipa sempit yang berawal pada trakea, yang menghubungkan saluran
pernafasan atas, hidung, tenggorokan, dan sinus ke paru. Gejala bronkitis umumnya diawali
dengan batuk pilek, akan tetapi jika infeksi ini telah menyebar ke bronkus, maka batuknya akan
bertambah parah dan bertambah sifatnya.
H. Kejang demam
Merupakan bangkitan kejang yang dapat terjadi karena peningkatan suhu akibat proses
ekstrakranium dengan ciri terjadi antara usia 6 bulan – 4 tahun, lamanya kurang dari 15 menit
dapat bersifat umum dan dapat terjadi 16 jam setelah timbulnya demam. Pada kejang demam,
wajah anak akan menjadi biru, matanya berputar-putar, dan anggota badannya akan brgetar
dengan hebat. Kejang demam sering terjadi pada anak di bawah usia satu tahun samai awal
kelompok usia dua sampai lima tahun, karena pada usia ini otak anak sangat rentan terhadap
peningkatan mendadak suhu badan. Sekitar sepuluh persen anak mengalami sekurang-
kurangnya 1 kali kejang. Pada usia lima tahun, sebagian besar anak telah dapat mengatasi
kerentanannya terhadap kejang demam i. Hiperbilirubinemia Merupakan suatu kondisi bayi
baru lahir dengan kadar bilirubin serum total lebih dari 10 mg% pada minggu pertama yang
ditandai dengan ikterus, yang dikenal dengan ikterus neonatorum patologis.
I. Hiperbilirubinemia
merupakan suatu keadaan meningkatnya kadar bilirubin di dalam jaringan
ekstravaskular, sehingga konjungtiva kulit dan mukosa akan berwarna kuning. Keadaan
tersebut juga berpotensi besar terjadi ikterus, yaitu kerusakan otak akibat perlengketan
bilirubin indirek pada otak. Bayi yang mengalami bilirubinemia memiliki ciri sebagai berikut:

10
adanya ikterus tejadi pada 24 jam pertama, peningkatan konsentrasi bilirubin serum 10 mg%
atau lebih setiap 24 jam, konsentrasi bilirubin serum 10 mg% pada neonatus yang cukup bulan
dan 12,5 mg% pada neonatus yang kurang bulan, ikterus disertai dengan proses hemolisis
kemudian ikterus yang disertai dengan keadaan berat badan lahir kurang dari 2000 gram, masa
gestasi kurang dari 36 minggu, asfiksia, hipoksia, sindrom gangguan pernapasan dan lain-lain.
J. Tetanus neonatorum
Merupakan tetanus yang terjadi pada bayi yang dapat disebabkan oleh adanya infeksi
melalui tali pusat. Penyakit ini disebabkan oleh Clostridium tetani yang bersifat anaerob,
dimana kuman tersebut berkembang pada keadaan tanpa oksigen. Tetanus pada bayi dapat
disebabkan karena tindakan pemotongan tali pusat yang kurang steril. Masa inkubasi penyakit
ini antara 5-14 hari.

D. Sumber Data Mortalitas dan Morbiditas :


1. MORTALITAS
Cara mengetahui sumber data kematian dapat diperoleh dari berbagai macam sumber, antara
lain :
1. Sistem registrasi vital Apabila sistem ini bekerja dengan baik merupakan sumber data
kematian yang ideal. Di sini, kejadian kematian dilaporkan dan dicatat segera setelah peristiwa
kematian tersebut terjadi. Di Indonesia, belum ada sistem registrasi vital yang bersifat nasional,
yang ada hanya sistem registrasi vital yang bersifat bersifat lokal, dan inipun tidak sepenuhnya
meliputi semua kejadian kematian pada kota-kota itu sendiri. Dengan demikian di Indonesia
tidak mungkin memperoleh data kematian yang baik dari sistem registrasi vital.
2. Sensus atau survei penduduk sensus atau survei penduduk merupakan kegiatan sesaat
yang bertujuan untuk mengumpulkan data penduduk, termasuk pula data kematian. Berbeda
dengan sistem registrasi vital, pada sensus atau survei kejadian kematian dicacat setelah sekian
lama peristiwa kejadian itu terjadi. Data ini diperoleh melalui sensus atau survei dapat
digolongkan menjadi dua bagian :
a. Bentuk langsung (Direct Mortality Data) Data kematian bentuk langsung diperoleh
dengan menanyakan kepada responden tentang ada tidaknya kematian selama kurun

11
waktu tertentu.Apabila ada tidaknya kematian tersebut dibatasi selama satu tahun
terakhir menjelang waktu sensus atau survei dilakukan, data kematian yang diperoleh
dikenal sebagai ‘Current mortality Data’.
b. Bentuk tidak langsung (Indirect Mortalilty Data) Data kematian bentuk tidak langsung
diperoleh melalui pertanyaan tentang ‘Survivorship’ golongan penduduk tertentu
misalnya anak, ibu, ayah dan sebagainya.Dalam kenyataan data ini mempunyai kualitas
lebih baik dibandingkan dengan data bentuk langsung. Oleh sebab itu data kematian
yang sering dipakai di Indonesia adalah data kematian bentuk tidak langsung dan
biasanya yaitu data ‘Survivorship’ anak. Selain sumber data di atas, data kematian untuk
penduduk golongan tertentu di suatu tempat, kemungkinan dapat diperoleh dari rumah
sakit, dinas pemakaman, kantor polisi lalu lintas dan sebagainya.
2. MORBIDITAS
Data morbiditas adalah data primer masukan ke sistem informasi mananjemen institusi
pelayanan kesehatan. Informasi morbiditas digunakan untuk kepentingan manajemen
pelayanan pasien, perencanaan pelayanan kesehatan, pengalokasian sumber daya, indentifikasi
kausa penyakit, evaluasi terapi dan pengkajian proyek baru atau program kesehatan
masyarakat. Pada akhir suatu episode asuhan, dokter yang bertanggungjawab terhadap asuhan
pasien harus mendokumentasikan semua kondisi yang tersandang pasiennya berikut semua
prosedur tindakan ke dalam Rekam Medis pasien sesuai episode asuhan dan pelayanan
rawatnya. Rekam Medis – Rekam Kesehatan pasien adalah sumber primer data diagnosis utama
pasien yang harus teridentifikasi dengan nyata, setelah pasien dinyatakan pulang.
Sumber-sumber data morbiditas meliputi:
 Rekam Medis rumah sakit,
 Rekam Medis sekolah,
 Rekam Medis personel alat bersenjata,
 Rekam Medis okupasi, Rekam Medis rawat jalan,
 Rekam Medis surveilan kesehatan,
 Rekam Medis pelayanan kesehatan maternal dan anak,

12
 Rekam Medis cacat lahir, penyakit infeksi menular, kanker dan penyakit kronis lain, dan
juga
 Rekam Medis pelayanan follow-up pasien yang berpenyakit khusus atau cedera, cacat,
dst.

E. Indikator Morbiditas Dan Mortalitas :


• Angka (rate) yang merupakan suatu ukuran yang menunjukkan terjadinya suatu
kejadian, misalnya kematian, kelahiran dan sakit dalam suatu periode tertentu.
• Rasio merupakan suatu ukuran yang menyatakan hasil perbandingan antara dua angka,
sebagai contoh adalah rasio antara bayi lahir mati dan bayi lahir hidup.
1. Harus jelas :
a) KAPAN : waktu berlakunya ukuran tersebut
b) SIAPA : ukuran untuk populasi yang mana
c) APA : ukuran untuk kejadian apa
2. Ukuran dasar Morbiditas, menurut insiden terdiri dari ;
• Insiden suatu penyakit didefinisikan sebagai jumlah kasus baru suatu penyakit selama
suatu kurun waktu tertentu.
• Angka insiden merupakan jumlah peristiwa per penduduk beresiko
• Penduduk beresiko merupakan jumlah lama waktu “sehat” dalam tahun yang dijalani
bersama-sama oleh semua anggota penduduk dari awal sampai akhir suatu kurun waktu
pengamatan.
• Dalam praktiknya, ukuran ini diperkirakan dengan jumlah penduduk tengah periode,
namun pada tidak mudah memperkirakan kapan tepatnya suatu penyakit akan mulai
timbul.
• Sehingga penentuan insiden suatu penyakit umumnya didasarkan pada mulainya gejala
timbul, waktu diagnosis penyakit, tanggal pelaporan, dan tanggal dirawat.X
• Insiden  merupakan frekuensi kejadian selama suatu waktu tertentu

13
3. Ukuran dasar morbiditas , menurut pravelensi ;
-Pravelensi I
• Pravalensi Titik suatu penyakit menyatakan jumlah penduduk yang sakit pada titik waktu
tertentu, tanpa memperhitungkan kapan kasus penyakit dimulai.

-Pravelensi II
• Angka Pravalensi Titik adalah rasio antara pravalensi dengan penduduk atau jumlah
orang beresiko pada suatu titik waktu tertentu.
• Angka pembilang adalah semua orang yang pada saat itu sedang sakit, tanpa
memandang kapan kasus tersebut dimulai
• Angka Penyebut adalah semua penduduk beresiko, baik yang sedang sakit atau tidak
-Pravelensi III
• Angka Pravalensi Periode adalah jumlah penduduk yang sakit, baik sakit lama maupun
baru selama periode tertentu.
• Merupakan jumlah antara pravalensi titik pada awal suatu periode waktu dan insiden
selama periode tertentu.
 Indikator Morbiditas :
 Incidence Rate Incidence rate adalah frekuensi penyakit baru yang berjangkit dalam
masyarakat di suatu tempat / wilayah / negara pada waktu tertentu.
jumlah penyakit baru
IR = xk
jumlah populasi beresiko

 Prevelence Rate Prevalence rate adalah frekuensi penyakit lama dan baru yang berjangkit
dalam masyarakat di suatu tempat/ wilayah/ negara pada waktu tertentu. PR yang
ditentukan pada waktu tertentu (misal pada Juli 2000) disebut Point Prevalence Rate.
PR yang ditentukan pada periode tertentu (misal 1 Januari 2000 s/d 31 Desember 2000)
disebut Periode Prevalence Rate.
jumlah penyakit lama + jumlah penyakit baru
PR = xk
jumlah populasi beresiko

14
 Attack Rate Attack Rate adalah jumlah kasus baru penyakit dalam waktu wabah yang
berjangkit dalam masyarakat di suatu tempat/ wilayah/ negara pada waktu tertentu.
jumlah penyakit baru
AR = jumlah populasi beresiko (dalam waktu wabah berlangsung) x k

 Indikator mortalitas/kematian
 Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate )
adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000 penduduk pada tahun
tertentu, di suatu wilayah tertentu.
D
CDR = 𝑥𝑘
P
Keterangan: D = jumlah kematian pada tahun tertentu
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = bilangan konstan 1000
Secara umum, perhitungan CDR ini sangat kasar karena tidak memperhitungkan pengaruh
struktur umur penduduk.
 Angka Kematian Umur Tertentu ( Age Specific Death Rate )
Adalah jumlah kematian yang terjadi pada kelompok umur tertentu per 1000 penduduk
kelompok umur tersebut, pada tahun tertentu.
Dx
ASDR i = 𝑥𝑘
Px
Keterangan : ASDR = Angka Kematian menurut kelompok usia
DX = jumlah penduduk yang meninggal pada kelompok usia tertentu
PX = jumlah penduduk pada kelompok usia tertentu
K = konstanta. 1000
Dengan menggunakan ukuran ini dapat di lakukan perbandingan tingkat kematian untuk
kelompok umur yang berbeda atau melihat perubahan tingkat kematian pada kelompok
umur yang sama pada waktu yang berbeda.

15
 Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate)
Adalah jumlah kematian bayi dibawah 1 tahun per 1000 kelahiran dalam tahun tertentu.
Do
IMR = 𝑥𝑘
B
Keterangan : IMR = Angka Kematian
Do = jumlah kematian bayi berusia < 1 tahun pada tahun tertentu
B = jumlah kelahiran hidup pada tahun tertentu
K = konstanta. 1000

Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat
kesehatan masyarakat. Angka ini sangat sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat.
 Angka Kematian Baru Lahir (Neo-Natal Death Rate)
Yaitu kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu bulan atau 28 hari per 1000
kelahiran pada periode tertentu.
Jumlah Kematian Bayi berumur < 1 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Rumus = 𝑥𝑘
Banyaknya Kelahiran

 Angka Kematian Lepas Baru Lahir (Post Neo Natal Death Rate)
Yaitu kematian yang tejadi pada bayi yang berumur antara 1 bulan sampai dengan kurang 1
tahun per 1000 kelahirang pada periode tertentu.
Jumlah Kematian Bayi berumur 1 bulan s. d < 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Rumus = 𝑥𝑘
Banyaknya Kelahiran

 Angka Kematian Anak ( Child Mortality Rate )


Yaitu jumlah kematian anak berumur 1-4 tahun selama 1 tahun tertentu per 1000 anak
umur yang sama pada pertengahan tahun itu.
Rumus
Jumlah Kematian anak umur 1 − 4 tahun selama 1 tahun pada tahun tertentu
= 𝑥𝑘
Jumlah Anak umur 1 − 4 tahun pada pertengahan tahun

16
Dibandingkan dengan angka kematian bayi, angka kematian anak lebih mereflesikan kondisi
kesehatan lingkungan yang langsung mempengaruhi tingkat kesehatan anak. Perbedaan
angka kematian anak antara berbagai Negara atau kelompok masyarakat ini menunjukan
adanya perbedaan kondisi lingkungan social ekonomi yang mempengaruhi status
kesehatan, karena sebagian besar kematian tersebut dapat di cegah dengan adanya
perbaikan kondisi social ekonomi
 Angka Kematian Anak Di Bawah Lima Tahun ( Childhood Mortality Rate )
Adalah jumlah anak usia di bawah lima tahun selama satu tahun per 1000 anak usia yang
sama pada pertengahan tahun tersebut.
jumlah kematian anak usia < 5 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
CMR = 𝑥𝑘
jumlah anak berumur < 5 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Angka ini sekaligus mereflesikan tinggi rendahnya angka kematian bayi dan kematian anak.

Berikut data Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian dibawah usia 5 tahun di Provinsi
Lampung:

Angka Kematian
Tahun AKB
dibawah usia 5 tahun
1971 146 218
1980 99 143
1990 69 96
1994 38 58
1997 48 64
1999 - 60
2000 48 -
2002 55 -
2007 43 55
2010 23
2012 30 38
Sumber: BPS

17
 Proporsi Kematian Anak Di Bawah Lima Tahun ( Proportion Of Children Dead Under 5)
Yaitu jumlah kematian anak usia di bawah lima tahun selama 1 tahun tertentu terhadap
jumlah seluruh kematian selama tahun itu.
rumus ∶
jumlah kematian anak umur < 5 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
= 𝑥𝑘
jumlah kematian selama tahun tersebut
Merupakan indikator yang mereflesikan tingginya angka kematian anak, tingginya angka
kelahiran dan rendahnya harapan hidup.
 Angka Kematian Maternal ( Maternal Mortality Rate )
Adalah jumlah kematian wanita yang disebabkan oleh komplikasi kehamilan dan kelahiran
anak per 100.000 kelahiran hidup pada tahun tertentu.
Jumlah Kematian Maternal
MMR = 𝑥𝑘
Jumlah Kelahiran hidup
 Angka Kematian Menurut Penyebab ( Cause Specific Death Rate )
Dinyatakan dalam banyaknya kematian untuk suatu sebab tertentu per 100.000 penduduk.
Jumlah Kematian Kerana Kanker
Contoh = 𝑥𝑘
Jumlah Penduduk
 Case Fatality Rate
Yaitu kematian penderita selama satu periode karena penyakit tertentu per jumlah
penderita penyakit tersebut yang mempunyai risiko mati pada periode yang sama.
Jumlah Kematian Kerana Kanker
Contoh = 𝑥𝑘
Jumlah Penderita Kanker

Angka kematian lebih sering di gunakan untuk mengukur status kesehatan.

 Proporsi Kematian Karena Sebab Tertentu ( Proportion Dying Of A Specific Causes, PDSC )
Adalah jumlah kematian yang disebabkan oleh penyebab / penyakit tertentu di bandingkan
dengan jumlah seluruh kematian.

PDSC = jumlah kematian karena sebab tertentu pada tahun tertentu XK


Jumlah seluruh kematian pada tahun tertentu

18
 Angka Harapan Hidup ( Life Expectancy)
Adalah perkiraan rata-rata tambahan umur seseorang yang di harapkan dapat terus hidup.
Biasanya AHH di buat terpisah menurut jenis kelamin, umur sekarang dan suku/ras.

F. Pengertian Penyakit Infeksi :

Penyakit infeksi adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh organisme seperti virus,
bakteri, jamur, dan parasit. Meski beberapa jenis organisme terdapat di tubuh dan tergolong
tidak berbahaya, pada kondisi tertentu, organisme-organisme tersebut dapat menyerang dan
menimbulkan gangguan kesehatan, yang bahkan berpotensi menyebabkan kematian.

G. Jenis dan Penyebab Penyakit Infeksi :

Infeksi dapat disebabkan oleh 4 organisme berbeda, yakni virus, bakteri, parasit, dan jamur.
Masing-masing organisme dapat menimbulkan masalah kesehatan yang berbeda. Berikut
adalah contoh penyakit berdasarkan organisme yang menyebabkannya:

 Virus. Organisme ini menyerang sel dalam tubuh. Human immunodeficiency virus (HIV)
adalah salah satu contoh jenis virus yang menyebabkan penyakit HIV/AIDS.
 Bakteri. Organisme ini dapat melepaskan racun penyebab penyakit. E. coli adalah salah
satu contoh jenis bakteri yang menyebabkan infeksi saluran kemih.
 Jamur. Dermatophytes adalah salah satu contoh jenis jamur yang juga menjadi
penyebab kutu air. Jamur ini dapat berkembang biak dengan cepat di lingkungan
bersuhu hangat dan lembap.
 Parasit. Parasit hidup dengan bergantung pada organisme lain. Plasmodium adalah
salah satu contoh jenis parasit yang bergantung hidup di nyamuk dan menjadi
penyebab malaria.

Penyebaran organisme penyebab infeksi dapat terjadi dengan berbagai cara, baik secara
kontak langsung, melalui hewan atau benda yang terkontaminasi. Diare, demam, dan badan
terasa lemas adalah gejala umum penyakit infeksi. Jika mengalami gejala tersebut, akan lebih
baik untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

19
H. Pengobatan Infeksi :

Penanganan infeksi disesuaikan dengan organisme yang menyebabkannya dan bagian


tubuh yang terinfeksi. Umumnya penanganan infeksi dilakukan dengan pemberian obat atau
operasi. Beberapa obat yang dapat digunakan untuk menangani infeksi meliputi:

 Antivirus, seperti zanamivir dan acyclovir.


 Antibakteri, seperti amoxicillin dan doxycycline.
 Antijamur, seperti clotrimazole dan fluconazole.
 Antiparasit, seperti albendazole dan artesunate.

Obat untuk menangani infeksi tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari tablet, kaplet, salep,
krim, hingga suntik. Dosis dan jenis masing-masing obat perlu disesuaikan dengan kondisi dan
riwayat pasien. Hindari menggunakan obat tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter.

Selain pemberian obat, beberapa jenis infeksi juga perlu ditangani dengan operasi. Operasi
yang dilakukan akan disesuaikan dengan kondisi yang diderita, organisme penyebab, dan
riwayat kesehatan pasien. Misalnya, pada penyakit katup jantung akibat infeksi, maka perlu
dilakukan operasi untuk mengganti katup jantung.

I. Pencegahan Infeksi :

Semua jenis penyakit infeksi pada dasarnya dapat dicegah. Beberapa upaya yang dapat
dilakukan guna mengurangi risiko terjadinya infeksi adalah:

 Melakukan pemeriksaan secara rutin.


 Menghindari kontak dengan hewan liar.
 Melakukan vaksinasi sesuai jadwal.
 Menerapkan kehidupan seks yang sehat.
 Menjaga kebersihan.
 Tidak berbagi pakai barang pribadi, seperti sikat gigi, handuk, atau sepatu.
 Tidak jajan sembarangan.

20
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Menurut PBB dan WHO, kematian adalah hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara
permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Morbiditas dalam arti
sempit dimaksudkan sebagai peristiwa sakit atau kesakitan, sedangkan dalam arti luas
morbiditas mempunyai pengertian yang jauh lebih kompleks
2. Tiap tahun 12,9 juta anak meninggal, 28% kematian di sebabkan karna pneumania, 23%
karna penyakit diarre, dan 16% karna penyakit tidak memeperoleh vaksinasi. Penyebab
angka kesakitan dan kematian anak terbanyak saat ini masih diakibatkan oleh pneumonia
dan diare.
3. Sumber data kematian dapat diperoleh dari sistem registrasi vital dan sensus atau survei
penduduk.
4. Pengukuran tingkat kesakitan ada 3 yakni insidensi, prevelensi dan attack rate. Sedangkan
pada mortalitas yaitu angka kematian Ibu, angka kematian bayi, angka kematian kasar,
angka kematian karena penyakit tertentu, angka kematian pada golongan umur tertentu,
angka kematian karena penyakit tertentu dan angka kematian neo-natal.
5. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, angka kematian
ibu mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia
masih tergolong tinggi, jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan ASEAN.

Target pencapaian Millenium Development Goals (MDGs), Depkes telah mematok target
penurunan AKB di Indonesia dari rata-rata 36 meninggal per 1.000 kelahiran hidup menjadi 23
per 1.000 kelahiran hidup pada 2015. 7. Upaya pemerintah dalam menurunkan angka kematian
ibu dan anak di dindonesia diantaranya Program Imunisasi, Jaminan Persalinan (JAMPERSAL),
Kebijakan ASI Eksklusif, Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS), Meningkatkan Kualitas
Perawat atau Pelayanan Kesehatan dan Program Sistem Penjaminan Biaya Pelayanan Medik.

21
B. Saran

Di Indonesia masih banyak bayi yang mengalami kesakitan dan kematian karena salah satu
faktor yang mempengaruhinya adalah sosial ekonomi dan di indonesia masih banyak orang
indonesia yang menderita kemiskinan apalagi yang terletak di bagian terpencil, oleh karena itu
untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas pada bayi dan balita seharusnya dilakukan
penambahan lapangan kerja sehingga masyarakat di indonesia mudah dalam mencari lapangan
pekerjaan, dan apabila lapangan pekerjaan sudah dapat maka status ekonomi mereka pun akan
naik sehingga jumlah kemiskinan yang ada di Indonesia akan berkurang. Dengan demikian
mereka akan mampu membiayai kehidupan mereka dan mereka akan mampu memberi gizi
yang baik kepada anggota keluarga mereka atau pada bayi dan balita sehingga bayi dan balita di
Indonesia yang mengalami morbiditas dan mortalitas akan berkurang.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/76059-ID-morbiditas-dan-multi-morbiditas-pada-kel.pdf

https://www.academia.edu/30009396/KELOMPOK_3_MORTALITAS_MORBIDITAS_DAN_PEMBANGUNA
N_EKONOMI.docx

http://oscarianieshapaserang.blogspot.com/2014/07/mortalitas-dan-morbiditas-penduduk.html

23

Anda mungkin juga menyukai