PELATIH MASYARAKAT
MODUL
KADER PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DESA
LANJUTAN
KATA PENGANTAR
Menempatkan rakyat sebagai subyek pembangunan, pemangku kedaulatan, penentu arah dan
manfaat pembangunan adalah sebuah perjuangan. Ini harus diperjuangkan karena proses eksploitasi
terhadap berbagai sumber daya masyarakat telah menempatkan mereka pada posisi marginal.
Rakyat perdesaan, secara keseluruhan, butuh penguatan kembali, re‐empowerment, dalam berbagai
dimensi. Pelatihan adalah salah satu pilihan pendekatan untuk keperluan tersebut. Peserta pelatihan
dibekali pemahaman yang komprehensif tentang pembangunan yang berpihak kepada kepentingan
rakyat.
Pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri perdesaan maju ke tahap selanjutnya. Kita menyebutnya tahap
Integrasi. Tahap ini merupakan pilihan strategis. Bila bertekad menempatkan pembangunan
partisipatif sebagai esensi pembangunan perdesaan maka ia harus diintegrasikan ke dalam
pembangunan reguler.Program program kegiatannya harus menjadi begian integral dalam
pembangunan perdesaan. Ini tidak mudah ,mengingat pola dan corak pembangunan politis
tehnokratis yang selama ini berjalan sudah sedemikian mengilhami pelaku dan penentu
pembangunan pada semua level.
Tapi, itulah tantangannya. Itu pula dasarnya pokok bahasan mengenai Kaderisasi dan kemampuan
“Merencanakan Pembangunan” disatukan dalam modul pelatihan yang sama ini. Rakyat harus
menjadi pelaku, bukan sekedar penyerta apalagi penderita akibat utama ataupun akibat sampingan
proses pembangunan yang elitis.
Untuk mampu merebut kembali hak nya dalam merumuskan permasalahan, merencanakan,
melaksanakan dan memantau seluruh proses dan hasil pembangunan kita harus melakukan
kegiatan yang secara prinsipiil terencana dan bertujuan me ningkatkan kapasitas masyarakat
perdesaan. Peningkatan kapasitasnya mulai dari aspek pengetahuan, sikap dan ideologi kerakyatan
yang mendasarinya.Kelompok antara yang menjadi terget kita adalah para kader atau peserta
pelatihan. Melalui pelatihan mereka diharapkan memiliki kesadaran kritis, bersimpati dan berempati
terhadap penderitaan sesamanya. Pada gilirannya akan menjadi penggerak komunitas perdesaan
secara lebih luas.
Buku panduan pelatihan yang diajukan ini merupakan bagian dari serial modul pelatihan. Pencapaian
hasil pengetrapannya selama pelatihan sangat tergantung juga pada kreativitas pelatih untuk
menggunakannya sebagai media dalam pendidikan orang dewasa. Kritikan dan saran untuk semakin
menyempurnakan kualitas buku panduan pelatihan ini akan selalu diterima dengan lapang dada.
Jakarta
PNPM Mandiri Perdesaan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................
URAIAN MODUL..............................................................................................................................
ALUR PELATIHAN KPMD LANJUTAN.................................................................................................
A. KONSEP INTEGRASI..........................................................................................................
1. Konsep IntegrasI
B. REVIEW RPJM‐DESA.........................................................................................................
1. Review RPJM‐Desa
C. KADER DAN KADERISASI UNTUK INTEGRASI....................................................................
1. Kader dan Kaderisasi untuk Integrasi
D. KONSEP RPJMDesa............................................................................................................
1. Konsep RPJMDesa
E. PANDUAN BAGI DESA DALAM MEMPERSIAPKAN PENYUSUNAN RPJMDesa.....................
1. Panduan Bagi desa untuk Mempersiapkan Penyusunan RPJMDesa
F. SOSIALISASI PENYUSUNAN RPJMDesa..............................................................................
1. Sosialisasi Penyusunan RPJMDesa
G. MUSYAWARAH DESA PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN.....................................................
1. Ketentuan Pembentukan Tim penyusun
2. Proses Pembentukan Tim Penyusun
H. RAPAT PERSIAPAN TUGAS TIM PENYUSUN.....................................................................
1. Proses Pelaksanaan Rapat Persiapan
2. Materi Pembahasan Rapat
I. PENGKAJIAN KEADAAN DESA..............................................................................................
1. Mekanisme Pelaksaan PKD
2. Sketsa Desa
3. Kalender Musim
4. Diagram Kelembagaan
J. PENYUSUNAN DRAF RPJMDesa...........................................................................................
1. Mekanisme Penyusunan Draf RPJMDesa
2. Penetapan Masalah dan Potensi
3. Penetapan Tindakan Pemecahan Masalah
4. Penyusunan Draf Dokumen RPJM‐Desa
K. MUSRENBANG PEMBAHASAN DRAF RPJMDesa...............................................................
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Rencana Kerja Tindak Lanjut
L.PERBAIKAN/FINALISA RPJMDesa........................................................................................
1. Perbaikan/Finalisasi RPJMDesa
M. RAPAT PENETAPAN RPJMDesa DI FORUM BPD.................................................................
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
N. SOSIALISASI PERDES RPJMDesa........................................................................................
1. Sosialisasi Perdes RPJM‐Desa
O. PELAPORAN PELAKSANAAN PENYUSUNAN
RPJMDesa........................................................................................................................
1. Pelaporan Pelaksanaan Penyusunan RPJMDesa
URAIAN MODUL PELATIHAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
(KPMD)
LANJUTAN
(i) Tujuan:
Pelatihan bagi KPM‐D/K dimaksudkan untuk memberikan pembekalan dan peningkatan
kemampuan serta ketrampilan KPM‐D/K dalam memfasilitasi masyarakat untuk mampu
mengawal proses pengintegrasian, pembentukan kader dimasyarakat dan pembangunan
partisipatif yang diujudkan dengan pengawalan penyusunan RPJMDesa.
(ii) Peserta :
Seluruh KPM‐D/K sekecamatan
(iii) Pemandu/ pelatih:
Fasilitator Kecamatan, Setrawan dan PjOK, dapat dibantu Fasilitator Kabupaten
(iv) Hasil yang diharapkan:
1) KPM‐D/K mengetahui dan memahami tentang pengintegrasian PNPM Mandiri
Perdesaan kedalam sistim pembangunan reguler
2) KPM‐D/K memiliki kemempuan untuk menemukan dan memfasilitasi terbentunya
kader di masyarakat.
3) KPM‐D/K memiliki kemampuan dalam memfasilitasi penyusunan RPJM Desa
4) KPM‐D/K memiliki kemampuan memfasilitasi PKD dimasyaranat
(v) Materi Pelatihan
P. KONSEP INTEGRASI
2. Konsep IntegrasI
Q. REVIEW RPJM‐DESA
1. Review RPJM‐Desa
R. KADER DAN KADERISASI UNTUK INTEGRASI
1. Kader dan Kaderisasi untuk Integrasi
S. KONSEP RPJMDesa
2. Konsep RPJMDesa
T. PANDUAN BAGI DESA DALAM MEMPERSIAPKAN PENYUSUNAN RPJMDesa
2. Panduan Bagi desa untuk Mempersiapkan Penyusunan RPJMDesa
U. SOSIALISASI PENYUSUNAN RPJMDesa
2. Sosialisasi Penyusunan RPJMDesa
V. MUSYAWARAH DESA PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN
3. Ketentuan Pembentukan Tim penyusun
4. Proses Pembentukan Tim Penyusun
W. RAPAT PERSIAPAN TUGAS TIM PENYUSUN
3. Proses Pelaksanaan Rapat Persiapan
4. Materi Pembahasan Rapat
X. PENGKAJIAN KEADAAN DESA
5. Mekanisme Pelaksaan PKD
6. Sketsa Desa
7. Kalender Musim
8. Diagram Kelembagaan
Y. PENYUSUNAN DRAF RPJMDesa
5. Mekanisme Penyusunan Draf RPJMDesa
6. Penetapan Masalah dan Potensi
7. Penetapan Tindakan Pemecahan Masalah
8. Penyusunan Draf Dokumen RPJM‐Desa
Z. MUSRENBANG PEMBAHASAN DRAF RPJMDesa
4. Persiapan
5. Pelaksanaan
6. Rencana Kerja Tindak Lanjut
AA. PERBAIKAN/FINALISA RPJMDesa
2. Perbaikan/Finalisasi RPJMDesa
BB. RAPAT PENETAPAN RPJMDesa DI FORUM BPD
3. Persiapan
4. Pelaksanaan
CC. SOSIALISASI PERDES RPJMDesa
2. Sosialisasi Perdes RPJM‐Desa
DD. PELAPORAN PELAKSANAAN PENYUSUNAN RPJMDesa
2. Pelaporan Pelaksanaan Penyusunan RPJMDesa
ALUR PELATIHAN KPMD LANJUTAN
A. KONSEP INTEGRASI
1. Konsep IntegrasI
B. KADER DAN KADERISASI
UNTUK INTEGRASI
1. Kader dan Kaderisasi untuk
integrasi
E. FASILITASI PENYUSUNAN
RPJMDesa
C. KONSEP RPJMDesa
1. Sosialisasi Penyusunan
RPJMDesa
2. Musyawarah desa
1. Konsep RPJMDesa Pembentukan Tim Penyusun
3. Rapat Persiapan Tugas Tim
Penyusun
4. PKD
5. Penyususnan Draf RPJMDesa
6. Musrenbang Pembahasan Draf
D. PANDUAN BAGI DESA DALAM RPJMDesa
7. Perbaikan Finalisasi RPJMDesa
MEMPERSIAPKAN PENYUSUNAN
RPJMDesa 8. Rapat Penetapan RPJM Desa di
Forum BPD
9. Sosialisasi Perdes RPJMDesa
10. Laporan Pelaksanaan
1. Panduan Bagi desa Dalam
penyusunan RPJMDesa
Mempersiapkan Penyusunan
RPJMDesa
MATRIK KURIKULUM PELATIHAN KPMD LANJUTAN
POKOK /SUB ASUMSI
NO. TUJUAN METODE / MEDIA LANGKAH FASILITASI
POKOK BAHASAN WAKTU
A KONSEP INTEGRASI
A.1 KONSEP INTEGRASI Peserta mengetahui dasar Metode : • Buka sesi dengan 120
pemikiran • Ceramah mengucapkan salam, Menit
pengintegrasian • Tanya Jawab jelaskan mengenai
tujuan pokok bahasan.
Dampak positif integrasi • Penugasan
terhadap PNPM • Berikan pertanyaan
kelompok
pada peserta “
Peserta mengetahui mengapa ada
konsep integrasi baik Media : pemikiran integrasi
secara horisontal maupun • PTO PNPM PNPM MPd ke dalam
vertikal. Mandiri pembangunan
Peserta mengetahui dan Perdesaan reguler?” beri
paham tentang tugas • Buku Panduan kesempatan 3 peserta
desa dalam integrasi Pengintegrasia menjawab.
n • Fasilitator memberikan
kesimpulan atas
• Powerpoint
jawaban peserta, beri
“Panduan
penegasan kenapa ada
Pengintegrasia integrasi PPNPM MPd
n” ke dalam
pembangunan reguler
• Lakukan curah
pendapat pada peserta
latih tentang
manfaat/dampak
positif integrasi
terhadap PNPM
Mandiri Perdesaan,
hasil curah pendapat di
rekap dan dijadikan
kesimpulan, fasilitator
memberikan
penegasan.
• Jelaskan mengenai
pedoman
pengintegrasian
dengan menayangkan
“Powerpoint “ panduan
pengintegrasian.
• Bagilah peserta
menjadi beberapa
kelompok sesuai
jumlah peserta. Tiap‐
tiap kelompok
membahas tentang
tugas desa dan
perannya dalam
pengintegrasian
• Tiap‐tiap kelompok
diminta untuk
menempelkan hasil
diskusi di dinding,
Semua kelompok
berkeliling untuk
mengoreksi dan
menambahkan hasil
diskusi kelompok lain.
• Salah satu kelompok
mempresentasikan
hasil diskusi kelompok
yang sudah dikoreksi
dan ditambahkan oleh
kelompok lain
• Fasilitator
menyimpulkan dan
memberi penegasan
tentang tugas desa
dalam pengintegrasian
B REVIEW RPJM‐DESA
B.1 REVIEW RPJM‐DESA Peserta mengetahui Metode : • Buka sesi dengan 120
manfaat dilakukannya • Ceramah mengucapkan salam, Menit
review RPJM‐Desa • Tanya jawab jelaskan mengenai
tujuan pokok bahasan.
Peserta mengetahui • Curah
aspek aspek melakukan • Penjelasan oleh
pendapat
fasilitator tentang
review RPJM‐Desa • Penugasan manfaat dilakukan
Peserta dapat kelompok review RPJM‐Desa.
menerapkan langkah • Berikan kesempatan
review kelayakan RPJM‐ Media : pada peserta untuk
Desa • PTO PNPM bertanya tentang
Mandiri manfaat dilakukan
Perdesaan review RPJM‐Desa
• Juknis PPD • Lakukan curah
pendapat bagi peserta
• Formulir
yang pernah
khusus
melakukan review
penilaian RPJM‐Desa
RPJM‐Desa • Jelaskan oleh fasilitator
• PTO Integrasi tahapan dalam
melakukan review
RPJM‐Desa
• Peserta latih
melakukan simulasi
review RPJM‐Desa
• Berikan penegasan
untuk materi ini dan
kemungkinan kendala
yang ada dilapangan
dalam melakukan
review i RPJM‐Desa
C. KADER DAN KADERISASI UNTUK INTEGRASI
C.1. KADER DAN Peserta memahami / dapat Metode : • Buka sessi dengan 120
KADERISASI UNTUK menjelaskan perlunya kader • Ceramah mengucapkan salam, Menit
INTEGRASI dan integrasi. • Diskusi dan jelaskan tujuan
Peserta memahami / dapat pertemuan kali ini.
Kelompok
menjelaskan tugas kader. • Jelaskan seputar
Peserta memahami / dapat • Presentasi strategi
menjelaskan karakter kader. • Curah Pengintegrasian
Peserta memahami / dapat Pendapat Perencanaan
menjelaskan cara pembangunan PNPM
• Tanya Jawab
membangun kader MP
(kaderisasi). • Lakukan tanya jawab
Peserta dapat melaksanakan Media : seputar strategi
kaderisasi. • Bahan bacaan Pengintegrasian
kader dan Perencanaan
kaderisasi Pembangunan PNPM
• Panduan MP ke dalam
Integrasi Perencanaan
Pembangunan Reguler
• Lakukan diskusi tentang
:
‐ Identifikasi nilai‐nilai
yang melekat pada
kader pemberdayaan
masyarakat
‐ Gambaran ruang kerja
sebagai ruang
pembelajaran bagi
kader.
‐ Proses‐proses
pembentukan dirinya
sebagai kader
pemberdayaan
masyarakat
• Lakukan pembahasan
dan tanya jawab
tentang tiga hal
tersebut di atas.
• Lakukan Penyimpulan
dan Penegasan.
D KONSEP RPJM DESA
D.1 KONSEP RPJM DESA Peserta mengetahui Metode : • Buka sesi ini dengan 120
Peraturan perundangan • Ceramah salam dan jeleskan Menit
sebagai dasar RPJM Desa • Tanya Jawab mengenai tujuan pokok
Peserta mengetahui tentang bahasan.
• Penugasan
hirarki pembangunan • Fasilitator menjelaskan
nasional kelompok
mengenai perundang
Peserta mengetahui undangan yang
manfaat dari RPJM Desa Media : mendasari pembuatan
Peserta tahu tentang kisi • UU No 25 RPJM Desa
kisi/format dokumen tahun 2004 • Fasilitator menjelaskan
RPJMDesa • Buku tentang hirarki
Peserta mengetahui Perencanaan pembangunan
mekanisme tahapan Pembangunan nasional, penugasan
penyusunan RPJMDesa kepada peserta untuk
Desa
Peserta mengetahui pelaku membaca UU no 25
pelaku yang terlibat dalam
• Permendagri
tahun 2004 tetang
penyusunan RPJMDesa No 66 Tahun
sistem perencanaan
2007 pembangunan
nasional.
• Bagi menjadi beberapa
kelompok tiap
kelompok 5 s/d 7 orang
peserta, masing masing
kelompok untuk
membahas tentang
manfaat dari RPJMDesa
• Hasil diskusi ditembel
pada dinding, tiap
kelompok berputar
untuk menambahkan
dan mengoreksi hasil
diskusi dari kelompok
lain, fasilitator
menunjuk kelompok
yang paling lengkap
dan benar hasil
diskusinya untuk
memaparkan kedepan,
hasil masih bisa
ditambahkan dan
dikoreksi kelompok lain
• Fasilitator
menyimpulkan hasil
diskusi dan memberi
penegasan tentang
manfaaf dari RPJMDesa
• Fasilitator menjelaskan
kisi kisi RPJM Desa yang
berkualitas, dengan
mengacu pada Buku
Perencanaan
Pembangunan Desa
(PPD) dan Permendafri
no 66 tahun 2007
• Penugasan pada
peserta untuk
membaca Buku PPD
dan Per Men Dagri 66
tahun 2007, kemudian
dibagi menjadi
beberapa kelompok,
tiap kelompok 5 s/d 7
peserta, tiap‐tiap
kelompok
mendiskusikan tentang
mekanisme
penyusunan RPJMDesa,
bagi peserta yang
sudah faham dan
pernah terlibat dalam
penyusunan untuk tiap
tiap kelompok
• Tanyakan pada peserta
unsur apa saja yang
terlibat dalam
penyusunan RPJM Desa
, jawaban peserta
ditulis dan diberi
penyipulan dan
penegasan oleh
fasilitator tentang siapa
saja yang terlibat dalam
penyusunan RPJMDesa
• Akhiri pokok bahasan
ini dengan membesikan
kesimpulan dan
penegasan pokok
bahasan.
E PANDUAN BAGI DESA DALAM MEMPERSIAPKAN RPJMDESA
E.1 PANDUAN BAGI Peserta mengetahui Metode : • Buka sesi ini dengan 120
DESA DALAM persyaratan‐persyaratan • Ceramah salam dan jelaskan Menit
MEMPERSIAPKAN yang perlu disediakan dalam • Tanya Jawab mengenai tujuan dari
RPJMDESA persiapan pembuatan RPJM pokok bahasan
• Penugasan
Desa • Bagi peserta manjadi 3
Peserta mengetahui kelompok
kelompok,
dinamika masyarakat yang 9 kelompok satu
perlu dibangun untuk Media : membahas tentang
pelaksanaan penyusunan • UU No 25 hal hal apa saja
RPJMDesa tahun 2004 yang perlu
Peserta mengetahui kendala • Buku disediakan dalam
yang perlu diantisipasi/titik Perencanaan persiapan
kritis dalam mempersiapkan Pembangunan pembuatan
penyusunan RPJMDesa RPJMDesa
Desa
9 Kelompok dua
• Permendagri
membahas
No 66 Tahun dinamika
2007 masyarakat yang
perlu dibangun
untuk pelaksanaan
penyususnan
RPJMDesa
9 Kelompok tiga
membahas tentang
titik kritis dalam
mempersiapkan
penyusunan
RPJMDesa
• Presentasi hasil
pembahasan dari
kelompok satu,
kelompok dua dan tiga
memberi masukan
untuk memperkaya
hasil diskusi kelompok
satu, fasilitator
menyimpulkan dan
memberi penegasan
tentang hal hal apa
saja yang perlu
disediakan dalam
persiapan penyusunan
RPJMDesa
• Presentasi hasil
pembahasan dari
kelompok dua,
kelompok satu dan
tiga memberi masukan
untuk memperkaya
hasil diskusi kelompok
dua, fasilitator
menyimpulkan dan
memberi penegasan
tentang dinamika
masyarakat yang perlu
dibangun dalam
persiapan penyusunan
RPJMDes
• Presentasi hasil
pembahasan dari
kelompok tiga,
kelompok satu dan
dua memberi masukan
untuk memperkaya
hasil diskusi kelompok
tiga, fasilitator
menyimpulkan dan
memberi penegasan
tentang titik kritis
dalam persiapan
penyusunan
RPJMDesa
• Fasilitator
memberikan
penegasan sekali lagi
tentang pokok
bahasan ini, tutup sesi
ini dengan salam
F SOSIALISASI PENYUSUNAN RPJMDESA
F.1 SOSIALISASI Peserta mengetahui Standar Metode : • Fasilitator membuka
PENYUSUNAN Informasi yang perlu di • Ceramah sesi dengan salam
RPJMDESA sosialisasikan • Tanya Jawab jelaskan tujuan dari
Peserta mengetahui cara pokok bahasan.
• Penugasan
cara sosialisasi penyusunan • Penugasan peserta
RPJMDesa Peserta
untuk membaca buku
Peserta mengetahui • Penugasan perencanaan
pembagian tugas para kelompok pembangunan desa
pelaku sosialisasi rencana dan permendagri 66
penyusunan RPJMDesa Media : tahun 2007
• UU No 25 • Bagi peserta manjadi 3
tahun 2004 kelompok,
• Buku 9 kelompok satu
Perencanaan membahas tentang
standar informasi
Pembangunan
yang perlu
Desa
disosialisasikan
• Permendagri dalam sosialisasi
No 66 Tahun penyusunan
2007 RPJMDesa
9 Kelompok dua
membahas cara‐
cara
mensosialisasikan
penyusunan
RPJMDesa
9 Kelompok tiga
membahas tentang
pembagian tugas
para pelaku
sosialisasi
penyusunan
RPJMDesa
• Presentasi hasil
pembahasan dari
kelompok satu,
kelompok dua dan tiga
memberimasukan
untuk memperkaya
hasil diskusi kelompok
satu, fasilitator
menyimpulkan dan
memberi penegasan
tentang standar
informasi yang perlu
disosialisasikan dalam
sosialisasi penyusunan
RPJMDesa
• Presentasi hasil
pembahasan dari
kelompok dua,
kelompok satu dan
tiga memberi masukan
untuk memperkaya
hasil diskusi kelompok
dua, fasilitator
menyimpulkan dan
memberi penegasan
tentang cara cara
mensosialisasikan
penyusunan RPJMDes
• Presentasi hasil
pembahasan dari
kelompok tiga,
kelompok satu dan
dua memberi masukan
untuk memperkaya
hasil diskusi kelompok
tiga, fasilitator
menyimpulkan dan
memberi penegasan
tentang pembagian
tugas para pelaku
sosialisasi penyusunan
RPJMDesa
• Fasilitator
memberikan
penegasan sekali lagi
tentang pokok
bahasan, tutup pokok
bahasan ini dengan
salam
G MUSYAWARAH DESA PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN
G.1 KETENTUAN Peserta mengetahui unsur Metode : • Fasilitator membuka 120
PEMBENTUKAN unsur anggota yang masuk • Ceramah sesi dengan salam menit
TIM PENYUSUN dalam tim penyususun • Tanya Jawab jelaskan tujuan dari
Peserta mengetahui tugas pokok bahasan.
• Penugasan
tim penyusun • Penugasan peserta
Peserta mengetahui Peserta
untuk membaca Buku
mekanisme pembentukan • Penugasan Perencanaan
tim penyusun kelompok Pembangunan Desa
Peserta mengetahui kriteria dan Permendagri 66
tim penyusun Media : tahun 2007.
• UU No 25 • Bagi peserta manjadi 4
tahun 2004 kelompok,
• Buku 9 kelompok satu
Perencanaan membahas tentang
unsur unsur
Pembangunan
anggota yang
Desa
masuk dalam tim
• Permendagri penyususun
No 66 Tahun penyusunan
2007 RPJMDesa
9 Kelompok dua
membahas tugas
tim penyususun
penyusunan
RPJMDesa
9 Kelompok tiga
membahas tentang
mekanisme
pembentukan tim
penyusun
penyusunan
RPJMDesa
9 Kelompok empat
membahas tentang
kriteria tim
penyususn
penyusunan
RPJMDesa
• Presentasi hasil
pembahasan dari
kelompok satu,
kelompok dua, tiga
dan empat memberi
masukan untuk
memperkaya hasil
diskusi kelompok satu,
fasilitator
menyimpulkan dan
memberi penegasan
tentang unsur unsur
anggota tim penyusun
penyusunan
RPJMDesa
• Presentasi hasil
pembahasan dari
kelompok dua,
kelompok satu, tiga
dan empat memberi
masukan untuk
memperkaya hasil
diskusi kelompok dua,
fasilitator
menyimpulkan dan
memberi penegasan
tentang tugas tim
penyusun penyusunan
RPJMDes
• Presentasi hasil
pembahasan dari
kelompok tiga,
kelompok satu,dua
dan empat memberi
masukan untuk
memperkaya hasil
diskusi kelompok tiga,
fasilitator
menyimpulkan dan
memberi penegasan
tentang mekanisme
pembentukan tim
penyusun penyusunan
RPJMDesa
• Presentasi hasil
pembahasan dari
kelompok empat,
kelompok satu,dua
dan tiga memberi
masukan untuk
memperkaya hasil
diskusi kelompok
empat, fasilitator
menyimpulkan dan
memberi penegasan
tentang kriteria tim
penyusun penyusunan
RPJMDesa
• Fasilitator
memberikan
penegasan sekali lagi
tentang pokok
bahasan, tutup pokok
bahasan ini dengan
salam
G.2 PROSES Peserta mengetahui Metode : • Buka sesi dengan 120
PEMBENTUKAN persiapan pembentukan tim • Ceramah penjelasan singkat Menit
TIM PENYUSUN penyusun • Tanya Jawab tentang tujuan pokok
Peserta mengetahui proses bahasan.
• Penugasan
pelaksanaan musdes • Lakukan brainstorming.
Peserta
pembentukan tim penyusun Pertanyaan penggerak:
Peserta mengetahui hasil • Penugasan apa saja yang perlu
musdes pembentukan tim kelompok dipersiapkan untuk
penyusun dan tindak pembentukan tim
lanjutnya Media : penyusun? (bisa dicari
• UU No 25 peserta yang sudah
tahun 2004 pernah terlibat untuk
• Buku menjawab)
Perencanaan • Jawaban‐jawaban
Pembangunan peserta ditulis pada
kertas plano, dibahas
Desa
dan dibuat suatu
• Permendagri rumusan tentang
No 66 Tahun persiapan
2007 pembentukan tim
penyusun.
• Fasilitasi peserta untuk
membahas proses
pelaksanaan musdes.
Sambil diselingi dengan
tanya jawab, fasilitator
menjelaskan proses
pelaksanaan musdes
pembentukan tim
penyusun
• Lakukan diskusi
kelompok untuk
membahas hasil
musdes pembentukan
tim penyusun serta
tindak lanjutnya
• Salah satu kelompok
diminta untuk
mempresentasikan
hasil diskusi, kelompok
lain untuk memberi
masukan untuk
memperkaya hasil
diskusi.
• Pada akhir sesi,
ingatkan kembali
semua proses
pembentukan tim
penyusun harus
dikuasai oleh peserta
dan Output musdes
pembentukan tim
penyusun RPJMDesa
H RAPAT PERSIAPAN TUGAS TIM PENYUSUN
H.1 RAPAT PERSIAPAN Peserta mengetahui apa saja Metode : • Buka sesi dengan 120
TUGAS TIM yang dipersiapkan dalam • Ceramah salam dan penjelasan menit
PENYUSUN rapat persiapan tim • Tanya Jawab singkat tentang tujuan
penyusun • Simulasi pokok bahasan.
Peserta mengetahui daftar • Penugasan • Penjelasan dari
agenda rapat persiapan tim kelompok fasilitator tentang
penyusun input‐proses‐output
Peserta mengetahui dari rapat persiapan
Media :
pimpinan rapat dan tim penyusun
• UU No 25
pembagian tugas masing • Diadakan simulasi
masing anggota yang tahun 2004 rapat persiapan tugas
mengikuti rapat persiapan • Buku tim penyusun,peserta
tim penyusun Perencanaan mempersiapkan hal
Peserta mengetahui Pembangunan hal yang harus
mekanisme pembahasan Desa diadakan sebelum
materi rapat • Permendagri simulasi.
Peserta mengetahui
No 66 Tahun 9 Agenda rapat
penulisan hasil rapat dan 9 Blanko berita acara
2007
berita acara rapat persiapan 9 Undangan
tim penyusun 9 Personil untuk
penulisan hasil
rapat.
9 Mengkonfirmasi
pimpinan rapat
dan pembagian
tugas masing‐
masing anggota
rapat
9 Mempersiapkan
materi rapat (tugas
dan tanggung
jawab tim
penyusun,
penjelasan tugas
dan
tanggungjawab tim
penyusun,
pengumuman hasil
pendaftaran calon
anggota tim
penyusun,
penjelasan
ketentuan
pembentukan tim
penyusun)
mekanisme
pembahasan
materi rapat harus
jelas dan detail
• Bermain peran
dilakukan oleh
peserta tentang rapat
persiapan tugas tim
penyusun, pembagian
peran dalam simulasi,
simulasi mekanisme
pembahasan materi
rapat.
• Evaluasi terhadap
simulasi yang
dilakukan oleh
peserta, fasilitator
memberikan masukan
tentang kekurangan
simulasi, dengan
memberikan
pertanyaan
pertanyaan ulangan
• Fasilitator
memberikan
penegasan ulang
tentang pokok
bahasan, dan juga
output rapat berupa
notulen dan berita
acara rapat serta
ditutup dengan salam
H.2 MATERI RAPAT Peserta mengetahui materi Metode : • Buka sesi dengan 120
PERSIAPAN TUGAS rapat persiapan tim • Ceramah memberi salam dan menit
TIM PENYUSUN penyusun • Tanya Jawab berikan penjelasan
Peserta mengetahui output singkat tentang tujuan
• Penugasan
rapat persiapan tim pokok bahasan
perorangan
penyusun • Penjelasan singkat
Peserta mengetahui materi • Brainstorming tentang materi rapat
rapat lingkup tugas tim persiapan tim
penyusun Media : penyusun oleh
Peserta mengetahui materi • UU No 25 fasilitator, buka tanya
rapat pembagian tugas tim tahun 2004 jawab tentang
penyusun • Buku maksimal dua penanya,
Peserta mengetahui materi Perencanaan fasilitator memberi
rapat pembahasan tahapan penegasan
Pembangunan
pelaksanaan tugas • Lakukan brainstorming.
Desa
Pertanyaan penggerak:
• Permendagri Output/hasil rapat
No 66 Tahun persiapan?
2007 • Jawaban‐jawaban
peserta ditulis pada
kertas plano, dibahas
dan dibuat suatu
rumusan pernyataan
yang menggambarkan
output rapat persiapan.
• Fasilitasi peserta untuk
membahas Tugas dan
Tanggung Jawab tim
penyusun. Sambil
diselingi dengan tanya
jawab, fasilitator
menjelaskan pointers‐
pointers tugas dan
tanggung jawab tim
penyusun.
• Penjelasan singkat
tentang materi rapat
pembahasan tahapan
pelaksanaan tugas tim
penyusun oleh
fasilitator, buka tanya
jawab tentang
maksimal dua penanya,
fasilitator memberi
penegasan
• Tutup sesi ini dengan
salam
I PENGKAJIAAN KEADAAN DESA
I.1 MEKANISME Peserta mengetahui output Metode : • Buka sesi dengan 120
PELAKSANAAN PKD dari proses PKD • Ceramah memberi salam dan menit
Pesera mengetahui urutan • Tanya Jawab memberi penjelasan
langkah PKD singkat tentang tujuan
• Penugasan
Peserta mengetahui siapa pokok bahasan
perorangan
saja yang memfasilitasi • Penjelasan singkat
proses PKD • Brainstorming tentang output dari
Peserta mengetahui proses PKD, buka tanya
kelompok sasaran proses Media : jawab tentang
PKD yang dilakukan • UU No 25 maksimal dua penanya,
Peserta mengetahui waktu tahun 2004 fasilitator memberi
yang tepat untuk melakukan • Buku penegasan.
proses PKD Perencanaan • Penjelasan singkat
Peserta mengetahui tempat tentang urutan langkah
Pembangunan
yang ideal untuk melakukan PKD, buka tanya jawab
proses PKD
Desa
tentang maksimal dua
Pesera mengetahui • Permendagri penanya, fasilitator
peeralatan dan proses No 66 Tahun memberi penegasan.
persiapan yang dilakukan 2007 • Lakukan brainstorming.
untuk melakukan proses Pertanyaan penggerak:
PKD Siapa saja yang
memfasilitasi proses
PKD?
• Jawaban‐jawaban
peserta ditulis pada
kertas plano, dibahas
dan dibuat suatu
penegasan siapa yang
memfasilitasi proses
PKD.
• Lakukan brainstorming.
Pertanyaan penggerak:
Siapa saja yang menjadi
sasaran proses PKD
yang dilakukan?
• Jawaban‐jawaban
peserta ditulis pada
kertas plano, dibahas
dan dibuat suatu
rumusan menjadi
kelompok sasaran
proses PKD.
• Setelah mengetahui
kelompok sasaran
lakukan brainstorming.
Pertanyaan penggerak:
kapan waktu yang
tepat proses PKD yang
dilakukan?
• Jawaban‐jawaban
peserta ditulis pada
kertas plano, dibahas
dan dibuat suatu
rumusan waktu yang
tepat proses PKD.
• Setelah mengetahui
kelompok sasaran
lakukan brainstorming.
Pertanyaan penggerak:
tempat yang tepat
proses PKD yang
dilakukan?
• Jawaban‐jawaban
peserta ditulis pada
kertas plano, dibahas
dan dibuat suatu
rumusan tempat yang
tepat proses PKD
• Tutup sesi ini dengan
salam
I.2 SKETSA DESA Peserta mengetahui tahapan Metode : • Buka dengan salam 120
menyusun sketsa desa • Ceramah jelaskan tentang menit
Peserta mampu • Tanya Jawab tujuan pokok bahasan
merumuskan masalah • Fasilitator menjelaskan
• Penugasan
dengan media sketsa desa tentang langkah‐
Peserta mampu perorangan
langkah pembuatan
merumuskan potensi • Penugasan sketsa dusun/desa.
berdasarkan masalah yang kelompok • Bagi peserta dalam
sudah dirumuskan dengan • Simulasi beberapa kelompok,
sketsa desa tiap kelompok antara
Media : 5 s/d 7 peserta, tiap
• UU No 25 kelompok membuat
tahun 2004 sketsa desa sesuai
• Buku dengan langkah‐
langkah yang sudah
Perencanaan
dijelaskan, fasilitator
Pembangunan dan pendamping meja
Desa memastikan langkah
• Permendagri langkah pembuatan
No 66 Tahun sketsa desa benar
2007 yang dilakukan oleh
• Contoh Sketsa peserta
Dusun/Desa • Jelaskan oleh
fasilitator cara
menggali masalah dan
potensi yang dimiliki
desa mengacu pada
masalah yang ada
berdasarkan sketsa
dusun/desa
• Tunjuk dengan
sukarela satu atau dua
orang peserta untuk
memsimulasikan cara
menggali masalah dan
potensi yang dimiliki
desa mengacu pada
masalah yang muncul
berdasarkan sketsa
desa/dusun
• Tutup sesi ini dengan
salam
I.3 KALENDER MUSIM Peserta mengetahui tahapan Metode : • Buka dengan salam 120
menyusun kalender musim • Ceramah jelaskan tentang menit
Peserta mampu • Tanya Jawab tujuan pokok bahasan
merumuskan masalah • Fasilitator menjelaskan
• Penugasan
dengan media kalender tentang langkah‐
musim perorangan
langkah pembuatan
Peserta mampu • Penugasan kalender musim
merumuskan potensi kelompok • Bagi peserta dalam
berdasarkan masalah yang beberapa kelompok,
sudah dirumuskan dengan Media : tiap kelompok antara
kalender musim • UU No 25 5 s/d 7 peserta, tiap
tahun 2004 kelompok membuat
• Buku kalender musim sesuai
Perencanaan dengan langkah‐
langkah yang sudah
Pembangunan
dijelaskan. Fasilitator
Desa
dan pendamping meja
• Permendagri memastikan langkah‐
No 66 Tahun langkah benar
2007 pembuatan kalender
• Contoh musim yang dilakukan
Kalender oleh peserta
Musim • Jelaskan oleh
fasilitator cara
menggali masalah dan
potensi yang dimiliki
desa/dusun mengacu
pada masalah yang
ada berdasarkan
kalender musim
• Tunjuk dengan
sukarela satu atau dua
orang peserta untuk
memsimulasikan cara
menggali masalah dan
potensi yang dimiliki
desa/dusun mengacu
pada masalah yang
muncul berdasarkan
kalender musim
• Tutup sesi ini dengan
salam
I.4 DIAGRAM Peserta mengetahui tahapan Metode : • Buka dengan salam, 120
KELEMBAGAAN menyusun diagram • Ceramah jelaskan tentang menit
kelembagaan • Tanya Jawab tujuan pokok bahasan
Peserta mampu • Penugasan • Fasilitator menjelaskan
merumuskan masalah perorangan tentang langkah‐
dengan media diagaram langkah pembuatan
• Penugasan
kelembagaan Diagram Ven
Peserta mampu kelompok Kelembagaan
merumuskan potensi • Simulasi • Bagi peserta dalam
berdasarkan masalah yang beberapa kelompok,
sudah dirumuskan dengan Media : tiap kelompok antara
diagram kelembagaan • UU No 25 5 s/d 7 peserta, tiap
tahun 2004 kelompok membuat
• Buku kalender musim sesuai
Perencanaan dengan langkah‐
Pembangunan langkah yang sudah
dijelaskan, fasilitator
Desa
dan pendamping meja
• Permendagri memastikan langkah
No 66 Tahun langkah pembuatan
2007 Diagram Ven
• Contoh Kelembagaan benar
Diagram Ven yang dilakukan oleh
Kelembagaan peserta
• Jelaskan oleh
fasilitator cara
menggali masalah dan
potensi yang dimiliki
desa mengacu
masalah yang ada
berdasarkan Diagram
Ven Kelembagaan
• Tunjuk dengan
sukarela satu atau dua
orang peserta untuk
memsimulasikan cara
menggali masalah dan
potensi yang dimiliki
desa mengacu pada
masalah yang muncul
berdasarkan Diagram
Ven Kelembagaan
• Tutup sesi ini dengan
salam
J. PENYUSUNAN DRAFT RPJM DESA
J.1. MEKANISME Peserta memahami / dapat Metode : • Buka sesi ini dengan 60 Menit
PENYUSUNAN menjelaskan urutan kerja TP • Ceramah mengucapkan salam,
DRAFT RPJM DESA mulai dari pengelompokan • Presentasi dan jelaskan apa yang
masalah sampai draft RPJM menjadi tujuan dan
• Curah
Desa. target dari materi ini.
Pendapat
Peserta memahami / dapat • Jelaskan tentang
menjelaskan penjadwalan • Tanya Jawab mekanisme
pelaksanaan penyusunan penyusunan draft RPJM
draft RPJM Desa. Media : Desa
Peserta dapat melaksanakan • Bahan bacaan • Lakukan curah
mekanisme penyusunan • PPD, pendapat tentang
draft RPJM Desa. Permendagri mekanismepenyusunan
66 Thn 2007, draft RPJM Desa
Permendagri • Menguji daya ingat
37 Thn 2007 • Tanyakan kepada
mereka yang dapat
sempurna membuat
alur mekanisme
penyusunan draft RPJM
Desa. Kepada yang
belum sempurna
menuliskan alur
kegiatannya minta
mengingat kembali.
• Speed reading.
• Penegasan &
pembulatan
J.2. PENETAPAN Peserta memahami / dapat Metode : • Buka dengan salam dan 120
MASALAH DAN menjelaskan • Ceramah jelaskan tujuan PB. Menit
POTENSI pengelompokan masalah • Diskusi • Jelaskan tentang
beserta potensinya. pengertian penetapan
Kelompok
Peserta memahami / dapat masalah beserta
menjelaskan pemeringkatan • Presentasi
potensinya.
masalah beserta potensinya. • Curah • Curah pendapat
Peserta dapat melaksanakan Pendapat tentang manfaat dari
penetapan masalah dan • Tanya Jawab kegiatan penetapan
potensi. masalah beserta
Media : potensinya.
• Bahan bacaan • Dibagi kelompok untuk
• PPD, membahas dan
Permendagri membuat kegiatan
penetapan masalah
66 Thn 2007,
beserta potensinya.
Permendagri
• Masing‐masing
37 Thn 2007 kelompok
mempresentasikan,
saling melengkapi hasil
pembahasan di
kelompok, fasilitator
memberikan
penegasan kegiatan
penetapan masalah
beserta potensinya.
• Lakukan Penyimpulan
dan Penegasan
J.3. PENETAPAN Peserta memahami / dapat Metode : • Buka dengan salam dan 120
TINDAKAN menjelaskan rangkuman • Ceramah jelaskan tujuan PB. Menit
PEMECAHAN sejarah desa. • Diskusi • Jelaskan tentang
MASALAH Peserta memahami / dapat pengertian penetapan
Kelompok
menjelaskan pelaksanaan tindakan pemecahan
revive visi / misi desa dan • Presentasi
masalah beserta
sinergi dengan visi • Curah potensinya.
kabupaten. Pendapat • Curah pendapat
Peserta memahami / dapat • Tanya Jawab tentang manfaat dari
menjelaskan pengkajian kegiatan penetapan
tindakan pemecahan Media : tindakan pemecahan
masalah. • Bahan bacaan masalah beserta
Peserta memahami / dapat • PPD, potensinya.
menjelaskan pemeringkatan Permendagri • Peserta dibagi dalam
tindakan pemecahan 66 Thn 2007, kelompok‐kelompok
masalah. untuk membahas dan
Permendagri
Peserta dapat melaksanakan membuat penetapan
37 Thn 2007
penetapan tindakan tindakan pemecahan
pemecahan masalah. masalah beserta
potensinya.
• Masing‐masing
kelompok
mempresentasikan dan
saling melengkapi hasil
pembahasan di
kelompok, fasilitator
memberikan
penegasan kegiatan
penetapan tindakan
pemecahan masalah
beserta potensinya.
• Lakukan Penyimpulan
dan Penegasan
J.4. PENYUSUNAN Peserta memahami / dapat Metode : • Buka dengan salam dan 120
DRAFT DOKUMEN menjelaskan outline • Ceramah jelaskan tujuan PB. Menit
RPJM DESA dokumen RPJM Desa. • Diskusi • Jelaskan tentang
Peserta memahami / dapat pengertian penyusunan
Kelompok
menjelaskan pengisian draft dokumen RPJM
matrik rencana tindakan. • Presentasi
Desa.
Peserta memahami / dapat • Curah • Curah pendapat
menjelaskan penjadualan Pendapat tentang manfaat dari
pertahun. • Tanya Jawab kegiatan penyusunan
Peserta memahami / dapat draft dokumen RPJM
menjelaskan prediksi Media : Desa.
pendanaan. • Bahan bacaan • Peserta dibagi
Peserta dapat melaksanakan
• PPD, kelompok untuk
penyusunan dokumen RPJM membahas penyusunan
Permendagri
Desa. draf dokumen RPJM
66 Thn 2007,
Desa mulai dari
Permendagri
pengisian matrik
37 Thn 2007 rencana tindakan,
penjadwalan pertahun,
prediksi pendanaan
serta dokumen lain
yang mendukung
penyusunan draf
dokumen RPJM Desa.
• Masing‐masing
kelompok
mempresentasikan,
saling melengkapi hasil
pembahasan di
kelompok, fasilitator
memberikan
penegasan kegiatan
penyusunan draf
dokumen RPJM Desa.
• Lakukan Penyimpulan
dan Penegasan
K. MUSRENBANG PEMBAHASAN DRAFT RPJM DESA
K.1. PERSIAPAN Peserta memahami / dapat Metode : • Buka dengan salam dan 60 Menit
menjelaskan persiapan yang • Ceramah jelaskan tujuan PB.
perlu dilakukan dalam • Diskusi • Jelaskan tentang hal‐
pembahasan draf pada hal yang perlu
Kelompok
Musrenbang Desa. dipersiapkan dalam
Peserta dapat melaksanakan • Presentasi
Musrenbang
persiapan yang perlu • Curah pembahasan draf RPJM
dilakukan dalam Pendapat Desa.
pembahasan draf pada • Tanya Jawab • Jelaskan tentang pelaku
Musrenbang Desa. dalam persiapan
Media : Musrenbang
• Bahan bacaan pembahasan draf RPJM
• PPD, Desa.
Permendagri • Lakukan curah
pendapat tentang
66 Thn 2007,
persiapan Musrenbang
Permendagri
pembahasan draf RPJM
37 Thn 2007 Desa terkait hal‐hal apa
saja yang perlu
diperbaiki dan
disempurnakan
terutama terkait
dengan tradisi, kondisi
dan karakteristik di
lokasi peserta.
• Lakukan Penyimpulan
dan Penegasan
K.2. PELAKSANAAN Peserta memahami / dapat Metode : • Buka dengan salam dan 120
menjelaskan pelaksanaan • Ceramah jelaskan tujuan PB. Menit
dalam pembahasan draf • Diskusi • Jelaskan tentang
pada Musrenbang Desa. pelaksanaan
Kelompok
Peserta dapat berpartisipasi Musrenbang
secara aktif dalam • Presentasi
pembahasan draf RPJM
pembahasan draf pada • Curah Desa.
Musrenbang Desa. Pendapat • Jelaskan tentang
• Tanya Jawab pelaku, pemandu,
materi, metode dan
Media : media dalam
• Bahan bacaan pelaksanaan
• PPD, Musrenbang
Permendagri pembahasan draf RPJM
Desa.
66 Thn 2007,
• Lakukan curah
Permendagri
pendapat tentang
37 Thn 2007 pelaksanaan
Musrenbang
pembahasan draf RPJM
Desa.
• Minta peserta untuk
menjadi sukarelawan
dalam proses
pelaksanaan
Musrenbang
pembahasan draf RPJM
Desa, baik yang
berperan sebagai
pemandu maupun
peserta. Proses
pelaksanaan
Musrenbang
pembahasan draf RPJM
Desa tetap ditayangkan
di depan sebagai
panduan peserta dalam
memainkan peran
sesuai dengan yang dia
dapatkan.
• Lakukan curah
pendapat dalam
mencermati proses
pelaksanaan
Musrenbang
pembahasan draf RPJM
Desa yang telah
dilakukan sebelumnya
terkait hal‐hal apa saja
yang perlu diperbaiki
dan disempurnakan
terutama terkait
dengan tradisi, kondisi
dan karakteristik di
lokasi peserta.
• Lakukan Penyimpulan
dan Penegasan
K.3. RENCANA KERJA Peserta memahami / dapat Metode : • Buka sesi dengan 120
TINDAK LANJUT menjelaskan perumusan • Ceramah mengucapkan salam, Menit
rencana kerja tindak lanjut. • Diskusi dan jelaskan tujuan
Peserta mampu membuat pertemuan kali ini.
Kelompok
rencana kerja sebagai tindak • Tanyakan, tentang apa
lanjut kegiatan • Presentasi
yang mereka pahami,
Peserta memiliki komitmen • Curah mengapa perlu ada
melaksanakan RKTL yang Pendapat RKTL ?
disusunnya • Tanya Jawab • Jelaskan tentang
maksud dan tujuan
Media : RKTL
• Bahan bacaan • Buatlah peserta
• PPD, menjadi 4 kelompok,
Permendagri mintalah setiap
kelompok untuk
66 Thn 2007,
membuat RKTL yang
Permendagri
mereka inginkan..
37 Thn 2007 • Selama kelompok
berdiskusi, fasilitator
mengajukan
pertanyaan pemancing
kepada kelompok :
‐ Sudahkah tujuannya
spesifik?
‐ Apakah kita dapat
mengukur secara jelas
hasil yang mau
dicapai?
‐ Bagaimana kita tahu
bahwa tujuan sudah
tercapai?
‐ Apakah tujuan sudah
realistis dan bisa
dicapai?
‐ Kapan waktu
pelaksanaannya,
berapa lama?
‐ Apakah sudah ditulis
dalam kalimat positif
(apa yang diinginkan,
bukan apa yang tidak
diinginkan)?
‐ Apakah mereka bisa
membayangkan proses
dan hasilnya (apa yang
terlihat, terdengar,
terasa, dan lain‐lain)
• Setiap kelompok
mempresentasikan
hasil kelompoknya, dan
peserta lain
menanggapinya untuk
penyempurnaan.
• Berikan penegasan,
bahwa perlu
diperhatikan aspek
yang menjadi dasar
dalam menyusun RKTL
L. FINALISASI RPJM DESA
L.1. FINALISASI RPJM Peserta memahami / dapat Metode : • Buka dengan salam dan 60 Menit
DESA menjelaskan pembahasan • Ceramah jelaskan tujuan PB.
hasil Musrenbang sebelum • Diskusi • Jelaskan tentang
finalisasi RPJM Desa. finalisasi RPJM Desa.
Kelompok
Peserta memahami / dapat • Curah pendapat
menjelaskan finalisasi • Presentasi
manfaat dari kegiatan
dokumen RPJM Desa. • Curah finalisasi RPJM Desa.
Peserta memahami / dapat Pendapat • Lakukan diskusi tentang
menjelaskan proses asistensi • Tanya Jawab pelaksanaan finalisasi
ke BPD setelah finalisasi RPJM Desa mulai dari
RPJM Desa. Media : proses awal finalisasi
• Bahan bacaan sampai asistensi ke
• PPD, BPD, gali juga hal hal
Permendagri apa saja yang perlu
diperbaiki dan
66 Thn 2007,
disempurnakan
Permendagri
terutama terkait
37 Thn 2007 dengan tradisi, kondisi
dan karakteristik di
lokasi peserta.
• Lakukan Penyimpulan
dan Penegasan
M. RAPAT PENETAPAN RPJM DESA DI FORUM BPD
M.1. PERSIAPAN Peserta memahami / dapat Metode : • Buka dengan salam dan 60 Menit
menjelaskan persiapan yang • Ceramah jelaskan tujuan PB.
perlu dilakukan dalam rapat • Diskusi • Jelaskan tentang hal‐
penetapan RPJM Desa di hal yang perlu
Kelompok
Forum BPD. dipersiapkan dalam
Peserta dapat melaksanakan • Presentasi
rapat penetapan RPJM
persiapan yang perlu • Curah di Forum BPD.
dilakukan dalam rapat Pendapat • Jelaskan tentang pelaku
penetapan RPJM Desa di • Tanya Jawab dalam persiapan rapat
Forum BPD. penetapan RPJM di
Media : Forum BPD.
• Bahan bacaan • Lakukan curah
• PPD, pendapat tentang
Permendagri persiapan rapat
penetapan RPJM di
66 Thn 2007,
Forum BPD terkait hal
Permendagri
hal apa saja yang perlu
37 Thn 2007 diperbaiki dan
disempurnakan
terutama terkait
dengan tradisi, kondisi
dan karakteristik di
lokasi peserta.
• Lakukan Penyimpulan
dan Penegasan
M.2. PELAKSANAAN Peserta memahami / dapat Metode : • Buka dengan salam dan 120
menjelaskan pelaksanaan • Ceramah jelaskan tujuan PB. Menit
dalam rapat penetapan • Diskusi • Jelaskan tentang
RPJM Desa di Forum BPD. pelaksanaan rapat
Kelompok
Peserta dapat berpartisipasi penetapan RPJM di
secara aktif dalam rapat • Presentasi
Forum BPD.
penetapan RPJM Desa di • Curah • Jelaskan tentang
Forum BPD. Pendapat pelaku, pemandu,
• Tanya Jawab materi, metode dan
media dalam
Media : pelaksanaan rapat
• Bahan bacaan penetapan RPJM di
• PPD, Forum BPD.
Permendagri • Lakukan curah
pendapat tentang
66 Thn 2007,
pelaksanaan rapat
Permendagri
penetapan RPJM di
37 Thn 2007 Forum BPD.
• Minta peserta untuk
menjadi sukarelawan
dalam proses
pelaksanaan rapat
penetapan RPJM di
Forum BPD, baik yang
berperan sebagai
pemandu maupun
peserta. Proses
pelaksanaan rapat
penetapan RPJM di
Forum BPD tetap
ditayangkan didepan
sebagai panduan
peserta dalam
memainkan peran
sesuai dengan yang dia
dapatkan.
• Lakukan curah
pendapat dalam
mencermati proses
pelaksanaan rapat
penetapan RPJM di
Forum BPD yang telah
dilakukan sebelumnya
terkait hal hal apa saja
yang perlu diperbaiki
dan disempurnakan
terutama terkait
dengan tradisi, kondisi
dan karakteristik di
lokasi peserta.
• Lakukan Penyimpulan
dan Penegasan
M.3. RENCANA KERJA Peserta memahami / dapat Metode : • Buka sessi dengan 120
TINDAK LANJUT menjelaskan perumusan • Ceramah mengucapkan salam, Menit
rencana kerja tindak lanjut. • Diskusi dan jelaskan tujuan
Peserta mampu membuat pertemuan kali ini.
Kelompok
rencana kerja sebagai tindak • Tanyakan tentang apa
lanjut kegiatan • Presentasi
yang mereka pahami,
Peserta memiliki komitmen • Curah mengapa perlu ada
melaksanakan RKTL yang Pendapat RKTL ?
disusunnya • Tanya Jawab • Jelaskan tentang
maksud dan tujuan
Media : RKTL
• Bahan bacaan • Bagilah peserta
• PPD, menjadi 4 kelompok,
Permendagri mintalah setiap
kelompok untuk
66 Thn 2007,
membuat RKTL yang
Permendagri
mereka inginkan..
37 Thn 2007 • Selama kelompok
berdiskusi, fasilitator
mengajukan
pertanyaan pemancing
kepada kelompok :
‐ Sudahkah tujuannya
spesifik?
‐ Apakah kita dapat
mengukur secara jelas
hasil yang mau
dicapai?
‐ Bagaimana kita tahu
bahwa tujuan sudah
tercapai?
‐ Apakah tujuan sudah
realistis dan bisa
dicapai?
‐ Kapan waktu
pelaksanaannya,
berapa lama?
‐ Apakah sudah ditulis
dalam kalimat positif
(apa yang diinginkan,
bukan apa yang tidak
diinginkan)?
‐ Apakah mereka bisa
membayangkan proses
dan hasilnya (apa yang
terlihat, terdengar,
terasa, dan lain‐lain)
• Setiap kelompok
mempresentasikan
hasil kelompoknya, dan
peserta lain
menanggapinya untuk
penyempurnaan.
• Berikan penegasan,
bahwa perlu
diperhatikan aspek
yang menjadi dasar
dalam menyusun RKTL
N. SOSIALISASI PERDES RPJM DESA
N.1. SOSIALISASI Peserta memahami / dapat Metode : • Buka dengan salam dan 90 Menit
PERDES RPJM DESA menjelaskan penyusunan • Ceramah jelaskan tujuan PB.
Perdes RPJM Desa. • Presentasi • Jelaskan penyusunan
Peserta memahami / dapat Perdes RPJM Desa.
• Curah
menjelaskan isi sosialisasi • Curah pendapat dan
Perdes RPJM Desa. Pendapat
buat penegasan
Peserta memahami / dapat • Tanya Jawab manfaat sosialisasi
menjelaskan cara‐cara Perdes RPJM Desa di
sosilisasi Perdes RPJM Desa. Media : desa.
Peserta memahami / dapat • Bahan bacaan • Jelaskan pelaku
menjelaskan pembagian • PPD, sosialisasi Perdes RPJM
peran pelaksanaan Permendagri Desa.
sosialisasi Perdes RPJM 66 Thn 2007, • Lakukan curah
Desa. pendapat cara‐cara
Permendagri
Peserta mampu melakukan sosialisasi
melaksanakan sosialisasi
37 Thn 2007
Perdes RPJM Desa di
Perdes RPJM Desa.
desa.
• Bahas isi dari sosialisasi
Perdes RPJM Desa
• Lakukan pembahasan
media yang digunakan
untuk sosialisasi dan
cara menggunakannya.
• Lakukan Penyimpulan
dan Penegasan
O. PELAPORAN PELAKSANAAN PENYUSUNAN RPJM DESA
O.1. PELAPORAN Peserta memahami / Metode : • Buka dengan salam, 120
PELAKSANAAN dapat menjelaskan • Ceramah jelaskan tujuan dari Menit
PENYUSUNAN format laporan • Diskusi pokok bahasan.
RPJM DESA pelaksanaan penyusunan Kelompok • Jelaskan tentang
mekanisme pelaporan
RPJM Desa. • Presentasi
pelaksanaan
Peserta memahami / • Curah penyusunan RPJM
dapat menjelaskan Pendapat Desa.
mekanisme pelaporan • Tanya Jawab • Tanyakan pada peserta
pelaksanaan penyusunan mengapa diperlukan
RPJM Desa. Media : laporan pelaksanaan
Peserta memahami / • Bahan bacaan penyusunan RPJM
dapat menjelaskan cara • PPD, Desa.
mengisi laporan Permendagri • Mintalah satu orang
pelaksanaan penyusunan 66 Thn 2007, peserta (sukarela)
RPJM Desa. memberikan
Permendagri
Peserta mampu membuat kesimpulan atas
37 Thn 2007 jawaban‐jawaban dari
dan mengisi laporan peserta lain.
pelaksanaan penyusunan
• Fasilitator memberikan
RPJM Desa. penegasan tentang
pentingnya pelaporan
pelaksanaan
penyusunan RPJM
Desa.
• Bentuk kelompok dan
bagikan form isian
laporan pelaksanaan
penyusunan RPJM
Desa.
• Hasil kerja kelompok
dipresentasikan untuk
mendapat tanggapan
dari kelompok lain.
Buatlah catatan‐
catatan penting
tentang hasi presentasi
tersebut.
• Bahas bersama peserta
catatan‐catatan
penting hasil presentasi
da berikan kesempatan
pada peserta untuk
bertanya.
• Berikan penegasan
tentang pelaporan
pelaksanaan
penyusunan RPJM
Desa.
POKOK BAHASAN : A.KONSEPSI INTEGRASI
SUB POKOK BAHASAN : A.1. KONSEPSI INTEGRASI
TUJUAN :
• Peserta mengetahui dasar pemikiran pengintegrasian
• Peserta mengetahui dampak positif pengintegrasian terhadap
PNPM Mandiri Perdesaan
• Peserta mengetahui konsep integrasi baik secara horisontal
maupun vertikal.
• Peserta mengetahui dan paham tentang tugas desa dalam
integrasi
DURASI : 120 menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • PTO PNPM Mandiri Perdesaan
• Buku Panduan Pengintegrasian
• Powerpoint “Panduan Pengintegrasian”
PENGANTAR:
Integrasi Program adalah penyatupaduan perencanaan partisipatif yang dikembangkan dalam PNPM Mandiri
Perdesaan dengan perencanaan pembangunan desa maupun pengintergasian perencanaan partisipatif
dengan perencanaan teknokratis dan politis melalui mekanisme Musrenbang.
PANDUAN FASILITASI:
• Buka sesi dengan mengucapkan salam, jelaskan mengenai tujuan pokok bahasan.
• Berikan pertanyaan pada peserta “ mengapa ada pemikiran integrasi PNPM MPd ke dalam pembangunan
reguler?” beri kesempatan 3 peserta menjawab.
• Fasilitator memberikan kesimpulan atas jawaban peserta, beri penegasan kenapa ada integrasi PPNPM
MPd ke dalam pembangunan reguler
• Jelaskan mengenai pedoman pengintegrasian dengan menayangkan “powerpoint “ panduan
pengintegrasian.
• Bagi peserta menjadi beberapa kelompok sesuaikan jumlah peserta, tiap‐tiap kelompok membahas tentang
tugas desa dan perannya dalam pengintegrasian
• Tiap‐tiap kelompok untuk menempelkan hasil diskusi di dinding, kelompok berkeliling untuk mengoreksi
dan menambahkan hasil diskusi kelompok lain.
• Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang sudah d koreksi dan ditambahkan oleh
kelompok lain
• Fasilitator menyimpulkan dan memberi penegasan tentang tugas desa dalam pengintegrasian
PENJELASAN MATERI:
TUJUAN UMUM
Meningkatkan Efektivitas Perencanaan Pembangunan Desa Melalui Integrasi Program
TUJUAN KHUSUS
1. Meningkatkan kualitas proses dan hasil perencanaan pembangunan desa.
2. Menyelaraskan perencanaan teknokratis, politis dengan perencanaan partisipatif.
3. Mendorong terwujudnya pembagian wewenang dan penyerahan urusan pemerintah kabupaten
kepada pemerintah desa.
MANFAAT :
1. Tidak terjadi pengulangan terhadap perencanaan di desa
2. Penyelarasan perencanaan kegiatan yang ada di desa dengan anggaran yang masuk di desa
3. Keberlanjutan kegiatan yang ada di desa lebih terjamin
4. Pertanggungjawaban pelaksanaan kegitan hanya dilakukan oleh kepala desa satu kali dalam satu
tahun dalam forum BPD
SASARAN :
1. SASARAN STRATEGIS
2. SASARAN OPERATIF
3. SASARAN PRAKTIS
SASARAN STRATEGIS
a. Peningkatan posisi tawar rakyat dalam proses perumusan kebijakan publik dan pengelolaan
pembangunan
b. Peningkatan kapasitas dan peran lembaga kemasyarakatan desa dan antar desa.
c. Peningkatan fungsi lembaga pemerintahan desa.
d. Peningkatan kapasitas dan fungsi Pemerintah Daerah
SYARAT DAN KETENTUAN
Pengintegrasian adalah agenda wajib bagi desa partisipan PNPM‐MP yang memenuhi syarat‐syarat sebagai
berikut:
1. Memiliki sarana/kantor/sekretariat pemerintah desa yang dianggap layak.
2. Perangkat Pemerintah Desa sekurang‐kurangnya terdiri atas: Sekretaris Desa, dan
Sekurang‐kurangnya dua Kepala Urusan (Kaur).
3. Sudah terbentuk Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Langkah‐langkah Integrasi :
1. Sosialisasi
2. Pelatihan Pelaku
3. Penyusunan RPJM Desa
a. Bagi Desa yang sudah mempunyai RPJM Desa harus melakukan peninjauan ulang dan
penyempurnaan sesuai petunjuk teknis perencanaan pembangunan desa, dimana musyawarah
yang dilakukan sesuai dengan ketentuan dan prinsip‐prinsip PNPM‐MP
b. Bagi Desa yang belum mempunyai RPJMDesa harus menyusun RPJMDesa.
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silakan identifikasi /
ditambahkan:
POKOK BAHASAN : B.REVIEW RPJM‐DESA
SUB POKOK BAHASAN : B.1. REVIEW RPJM‐DESA
TUJUAN :
• Peserta mengetahui tujuan dilakukannya review RPJM‐Desa
• Peserta mengetahui tahapan melakukan review RPJM‐Desa
• Peserta mampu melakukan penilaian kelayakan RPJM‐Desa
DURASI : 120 menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • PTO PNPM Mandiri Perdesaan
• Juknis PPD
• Formulir penilaian dan evaluasi RPJM‐DESA
PENGANTAR:
Kegiatan penilaian dan Evaluasi RPJM‐Desa yang dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa
penyusunan RPJM‐Desa benar dilakukan dengan proses sesuai Junis yang ada, telah dilakukan pengkajian
keadaan di desa dengan benar dan menghasilkan dokumen yang baik
PANDUAN FASILITASI:
• Buka sesi dengan mengucapkan salam, jelaskan mengenai tujuan pokok bahasan.
• Penjelasan oleh fasilitator tentang manfaat dilakukan review RPJM‐Desa.
• Berikan kesempatan pada peserta untuk bertanya tentang manfaat dilakukan review RPJM‐Desa
• Lakukan curah pendapat bagi peserta yang pernah melakukan review RPJM‐Desa
• Jelaskan oleh fasilitator tahapan dalam melakukan review RPJM‐Desa
• Peserta latih melakukan simulasi review RPJM‐Desa
• Berikan penegasan untuk materi ini dan kemungkinan kendala yang ada dilapangan dalam melakukan
review i RPJM‐Desa
PENJELASAN MATERI:
Tahapan Review RPJM‐Desa
a. SK Kepala Desa untuk tim perumus/review
b. Melakukan penilaian terhadap RPJM Desa yang ada
c. Menyusun hasil penilaian
d. Pelaksanaan hasil penilaian aspek yang perlu diperbaiki
e. Memperdeskan kembali RPJM‐Desa
Manfaat
Manfaat dari review RPJM‐Desa:
a. Menetapkan masalah di desa secara tepat
b. Menetapkan potensi yang ada di desa secara tepat
c. Merumuskan Visi dan Misi desa yang realistis
d. Menyusun jenis kegiatan yang bisa menyelesaikan masalah
e. Susunan kegiatan tiap tahun yang sesuai dengan prioritas dan kemampuan
Ruang Lingkup
Ruang lingkup review mencakup:
a. Kualitas proses penyusunan RPJM‐Desa
‐ Pemilihan tim penyusun
‐ Pelaksanaan PKD
‐ Sosilalisasi ke masyarakat
‐ Musdes pembuatan rancangan RPJM‐Desa
‐ Penetapan RPJM‐Desa
‐ Sosialisasi perdes RPJM‐desa
b. Kualitas dokumen
‐ Profil desa
i. Pemetaan masalah
ii. Pemetaan potensi
‐ Perumusan visi dan misi
‐ Pemilihan kegiatan strategis
‐ Penyusunan prioritaskegitan dalam RKP tahunan
Tata Cara Penilaian
A. Yang terlibat dalam melakukan review adalan tim penyusun/review
a. Kepala desa
b. Sekertaris desa
c. LPMD
d. Tokoh masyarakat
e. Wakil perempuan dan
f. KPMD
B. Persiapan Review
a. Menyiapkan RPJM‐Desa yang telah dibuat
b. Menyususn tugas tim penyusun/review
c. Menyiapakan form penilaian kualitas RPJM‐Desa
A. Teknik review
a. Setiap "Aspek" memiliki bobot yang telah ditetapkan
b. Setiap "Indikator" memiliki sub bobot yang telah ditetapkan
c. Rentang nilai Skor untuk setiap indikator adalah 1 s/d 100.
d. Nilai Skor Tertimbang dari setiap indikator dari satu aspek/Sub aspek tertentu,
dihitung berdasarkan Sub‐bobot (Indikator) kali Skor kali Bobot (Aspek)
e. Total Nilai perolehan dengan menjumlahkan nilai skor tertimbang dari semua
indikator.
f. Kesimpulan/Hasil penilaian akhir berdasarkan skala nilai berikut:
55: Tidak layak
• 56‐59: Kurang
• 60‐65: Cukup
• 66‐74: Layak
• 75‐90: Memuaskan
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silakan identifikasi /
ditambahkan:
POKOK BAHASAN : C. KADER DAN KADERISASI UNTUK INTEGRASI
SUB POKOK BAHASAN : C.1. KADER DAN KADERISASI UNTUK INTEGRASI
TUJUAN : • Peserta memahami / dapat menjelaskan perlunya kader dan
integrasi.
• Peserta memahami / dapat menjelaskan tugas kader.
• Peserta memahami / dapat menjelaskan karakter kekaderan.
• Peserta memahami / dapat menjelaskan cara membangun kader
(kaderisasi).
• Peserta dapat melaksanakan kaderisasi.
DURASI : 120 Menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • Bahan bacaan kader dan kaderisasi
• Panduan Integrasi
PENGANTAR:
KPMD yang berperan sebagai kader utama diharapkan mampu menemukan calon kader yang dapat
diharapkan untuk memiliki karakter, keikhlasan, kerelaan dan menjadikan kader pemberdayaan masyarakat
sebagai pilihan tentu menjadi syarat utama (?). Situasi kondusif diharapkan memunculkan para calon kader
sehingga keteladanan dalam pelaksanaan PNPM MP perlu dihadirkan. Tak dapat dipungkiri bahwa perluasan
wawasan penanaman kesadaran kritis bagi para calon kader adalah agenda penting kaderisasi. Stimulasi dan
pengujian‐pengujian yang terus‐menerus dibutuhkan untuk membentuk para penerus yang dapat diandalkan.
Untuk itu pembekalan melalui pengalaman adalah bagian tak terpisahkan dari pembekalan melalui olah pikir
dan mental yang direncanakan.
PANDUAN FASILITASI:
• Buka sessi dengan mengucapkan salam, dan jelaskan tujuan pertemuan kali ini.
• Jelaskan seputar strategi Pengintegrasian Perencanaan pembangunan PNPM MP
• Lakukan tanya‐jawab seputar strategi Pengintegrasian Perencanaan Pembangunan PNPM MP ke
dalam Perencanaan Pembangunan Reguler
• Lakukan diskusi tentang :
‐ Identifikasi nilai‐nilai yang melekat pada kader pemberdayaan masyarakat
‐ Gambaran ruang kerja sebagai ruang pembelajaran bagi kader.
‐ Proses‐proses pembentukan dirinya sebagai kader pemberdayaan masyarakat
• Lakukan pembahasan dan tanya jawab tiga hal tersebut di atas.
• Lakukan Penyimpulan dan Penegasan.
PENJELASAN MATERI:
lntelektualitas dan kemampuan teknis sebagai hasil pendidikan formal nampaknya tidak serta merta menjamin
muncul dan berkembangnya integritas sosial dan integritas nasional.
Analisis kritis tentu akan sangat membantu menjelaskan fenomena‐fenomena dan dapat menjelaskan
hubungan kausal (tentang apa?). Walau demikianl pengambilan kesimpulan tentang benar‐salah (rasio) baik‐
buruk (etika), pantas‐tidak pantas (estetika) akan sangat ditentukan oleh nilai‐nilai dan perspektif yang dianut
seseorang. Dengan kata lain nilai yang diyakini sebagai ideologi akan menentukan kesimpulan, tidak terlepas
dari pemihakan secara ideologis, walau tidak serta merta melahirkan manusia‐manusia bertindak.
Manusia bertindak hanya akan lahir bila nilai‐nilai yang diyakini kebenarannya diperjuangkan ke dalam ranah
realitas.
Kiranya dapat ditierima secara umum bahwa analisis kritis dapat memicu tumbuhnya kesadaran kritis dan
kesadaran kritis dapat mendorong munculnya tindakan. Akan tetapi munculnya tindakan nyata dan disadari
hanya akan terjadi bila ada rasa tanggung jawab, rasa malu dan rasa bersalah. Selain itu, juga akan muncul bila
memiliki keyakinan bahwa tindakan yang dilakukan adalah sebuah kewajiban dan tindakan bernilai yang
terlepas dari kepentingan‐kepentingan pribadi. Posisi ini menempatkan seseorang atau kelompok memiliki
predikat kader yang selalu berupaya mewujudkan hal ideal dalam kenyataan, memecah kebekuan, pelopor
pembaharuan dan mencegah penyimpangan amanah.
PNPM MP telah meluncurkan pembangunan partisipatif yang diharapkan dapat melahirkan kebijakan
pembangunan yang pro rakyat miskin. Dalam rangka itu pula perencanaan partisipatif diintegrasikan ke dalam
sistem pembangunan reguler. Integrasi tentunya tidaklah dapat diartikan hanya sebagai penyamaan jadual,
kebersamaan dalam forum Musrenbang. lntegrasi hendaknya dipahami sebagai meletakkan dan
memfungsikan perencanaan berbasis rakyat desa ke dalam ranah perencanaan publik. Tidak saja dituntut
kompetensi untuk mencapai tujuan ini. Pemusatan sasaran dan perluasan dukungan lingkungan strategis
diperlukan; yang di dalamnya akan mencakup penyamaan tujuan, persepsi, pemikiran dan tindakan di tengah
kelompok‐kelompok sosial yang berbeda.
Pengorganisiran kelompok‐kelompok sosial menuju terbangunnya norma‐norma yang selaras dengan nilai,
tujuan dan norma‐norma yang membuka lahirnya tata aturan (rules) permanen bagi pembangunan partisipatif
sejati menjadi agenda dan sebuah tantangan khusus. Fasilitator sebagai garda terdepan dan yang dipersepsi
sebagai kader pemberdayaan masyarakat akan berada pada posisi dan situasi ini; yang dalam saat yang sama
berperan sebagai pemberdaya masyarakat desa.
Adalah layak kiranya untuk mempersepsi desa adalah sebuah "Negara" kecil. Dengan pemahaman ini maka
dalam rangka menegakkan kemandirian desa dan otonomi desa maka setiap kelompok sosial di desa atau
pihak‐pihak yang berpengaruh dalam perubahan sosial dalam masyarakat desa perlu dipandang sebagai
sebuah potensi. Perbedaanperbedaan kepentingan dan pemahaman dalam masyarakat desa dengan demikian
harus dapat dikelola dan dikondisikan hingga dapat dikelola oleh masyarakat sendiri. Rakyat desa sesuai
konstitusi harus dipandang dan diperlakukan sebagai subyek yang memiliki otoritas yang bertanggung jawab
dan berdaulat secara nyata sehingga keputusan‐keputusan pembangunan, pengelolaan, pemanfaatan dan
pengawasan berbasis rakyat dapat diwujudkan.
Norma‐norma yang adil yang menyangkut hak‐hak rakyat desa secara menyeluruh patut dibangun. Hak atas
kesehatan, hak atas pendidikan, hak atas kehidupan yang layak, hak atas perlakuan yang adil termasuk
relasinya dengan desa‐desa lain dalam "Negara" ini perlu dibangun. Upaya pembangunan yang di antaranya
menyangkut pembangunan kecerdasan umum, kesamaan derajat tanpa membedakan status sosial atau jenis
kelamin, pembangunan martabat dan harga diri yang akan dapat berhadapan dengan berbagai kepentingan,
pandangan dan kebiasaan atau bahkan tradisi yang telah mengakar.
KADERISASI
Upaya pencapaian cita‐cita sebagaimana yang diutarakan di atas tidaklah akan terwujud dalam waktu singkat.
Upaya terus menerus dapat saja tanpa mengenal batas waktu. Hal ini tidak berarti bahwa upaya intervensi
sosial tidak memberikan hasil akan tetapi setiap perkembangan akan juga akan disertai oleh permasalahannya
sendiri. Oleh karena itu estafet dari satu angkatan atau bahkan regenerasi perlu dirancang.
Untuk itu pilihan‐pilihan yang dianggap tepat dan strategis perlu diputuskan. Akankah diperlukan kader yang
bersifat massif ataukah kader yang lebih kualitatif dan efisien ?
Perlukah penjenjangan secara kualitatif ataukah penjenjangan menurut kebutuhan wilayah administrasi
tingkat kabupaten, kecamatan dan desa dsb. Keputusan‐keputusan ini sangat ditentukan oleh kondisi dan
situasi nyata.
Kiranya tidak perlu diulas lanjut bahwa para penerus harus tetap dalam koridor tujuan dan cita‐cita yang
selaras dengan sifat‐sifat dan kiprah PNPM MP. Namun kiranya perlu kiranya dicamkan bersama bahwa kader
dan kader penerus yang dibangun dalam PNPM MP sama sekali tidak diarahkan untuk gerakan massa atau aksi
massa. Kaderisasi kader pemberdayaan masyarakat diarahkan untuk menjadi manusia pembangun yang
mencerahkan dan membangun kesadaran kritis masyarakat dalam rangka membangun kecerdasan umum
yang akan menggunakan kelembagaan masyarakat sebagai alat pengembangan norma‐norma dalam koridor
konstitusi dalam rangka menegakkan keadilan bagi masyarakat perdesaan.
PERAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Fungsi utama yang metekat datam diri seorang Kader minimal mencakup 3 (tiga) bagian yaitu :
a. Sebagai pendobrak kebekuan atau kemandegan
Kebekuan atau kemandegan akan terkait dengan aspek pemikiran, stagnasi atau tidak dapat
berjatannya sebuah kebijakan, kebiasaan atau tradisi yang menghambat dan sudut dan cara
pandang atau pemahaman yang menghambat pencapaian cita‐cita.
b. Pelopor pembaharuan atau perubahan
Seorang kader menjadi garda terdepan datam upaya mewujudkan perubahan‐perubahan
yang dipertukan datam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai. Untuk metakukan fungsi ini
maka kader pertu metakukan analisa lingkungan, aspek momen, penggatangan potensi dan
pemitihan tangkah strategis.
c. Meneruskan cita‐cita atau ideotogi.
Pencapaian sebuah cita‐cita atau ideotogi dapat merupakan sebuah jatan panjang yang didalamnya akan
memiliki dinamika yang membutuhkan jawaban dan antisipasi setalas dengan perubahan dan
perkembangan. Regenerasi pertu dilakukan agar tujuan‐tujuan dasar tetap lestari dan perubahan‐
perubahan taktis dapat disetaraskan dengan perkembangan.
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silakan identifikasi /
ditambahkan:
Note: Apa tidak lebih baik kalau penjelasan materi di atas dibuat lebih ringkas, atau dibuat dalam bentuk
pointers ?
POKOK BAHASAN : D.KONSEP RPJM‐DESA
SUB POKOK BAHASAN : D.1. KONSEP RPJM‐DESA
TUJUAN :
• Peserta mengetahui Peraturan perundangan sebagai dasar RPJM Desa
• Peserta mengetahui tentang hirarki pembangunan nasional
• Peserta mengetahui manfaat dari RPJM Desa
• Peserta tahu tentang kisi kisi/format dokumen RPJMDesa
• Peserta mengetahui mekanisme tahapan penyusunan RPJMDesa
• Peserta mengetahui pelaku pelaku yang terlibat dalam penyusunan
RPJMDesa
DURASI : 120 menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • UU No 25 tahun 2004
• Buku Perencanaan Pembangunan Desa
• Permendagri No 66 Tahun 2007
PENGANTAR:
Efektivitas pembangunan dalam mengatasi berbagai permasalahan, untuk merespon kebutuhan dan
menjawab tantangan perkembangan masyarakat, ditentukan sejauh mana proses pembangunan dapat
meningkatkan kapasitas desa (atau sebutan lain, selanjutnya ditulis desa) mencapai kemandirian dan
kesejahteraan, karena sebagian besar penduduk berada di daerah perdesaan. Dengan demikian, keberhasilan
membangun desa akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap keberhasilan pembangunan nasional
secara makro. Dari cara pandang di atas, menjadi sangat penting untuk memacu peningkatan kapasitas
masyarakat dan aparatur Pemerintahan Desa dengan meningkatkan daya dukung (support system) dalam
pengelolaan pembangunan, yang mencakup, antara lain:
a. Mutu, kesesuaian dan ketepatan perangkat lunak pembangunan desa (peraturan perundangan.
pedoman, petunjuk pelaksanaan dan teknis lain terkait).
b. Efektivitas sistem pengelolaan pembangunan desa.
c. Kemampuan desa atau sebutan lain dalam menyelenggarakan pembangunan.
d. Kemampuan dan keberdayaan masyarakat maupun aparatur Pemerintahan Desa.
Salah satu persoalan mendasar dalam penyelenggaraan pembangunan desa adalah terkait elemen
perencanaan pembangunan desa (RPJM‐Desa). Karena RPJM‐Desa merupakan dokumen yang menunjukkan
arah, tujuan dan kebijakan pembangunan desa, maka kualitas RPJM‐Desa menjadi sangat penting untuk
diperhatikan, baik dari segi proses penyusunan, kualitas dokumen mau pun kesesuaiannya dengan Peraturan
Perundangan yang berlaku. Penyusunan RPJM‐Desa berdasar pada Peraturan Menteri Dalam Negeri
(Permendagri) Nomor 66 Tahun 2007 adalah untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan Permendagri
dimaksud serta mendorong dan memfasilitasi Pemerintah Desa menyusun RPJM‐Desa. Untuk mengakomodasi
kepentingan tersebut perlu disediakan Petunjuk Teknis Penyusunan RPJM‐Desa, yang merupakan
turunan dari serta penjabaran secara rinci Permendagri No. 66 Tahun 2007.
.
PANDUAN FASILITASI:
• Buka sesi ini dengan salam dan jeleskan mengenai tujuan pokok bahasan.
• Fasilitator menjelaskan mengenai perundang undangan yang mendasari pembuatan RPJM Desa
• Fasilitator menjelaskan tentang hirarki pembangunan nasional, penugasan kepada peserta untuk membaca
UU no 25 tahun 2004 tetang sistem perencanaan pembangunan nasional.
• Bagi peserta menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok 5 s/d 7 orang peserta, dan masing masing
kelompok diminta untuk membahas tentang manfaat dari RPJMDesa
• Hasil diskusi ditempel pada dinding, tiap kelompok berkeliling untuk menambahkan dan mengoreksi hasil
diskusi dari kelompok lain. Fasilitator menunjuk kelompok yang paling lengkap dan benar hasil diskusinya
untuk memaparkan di depan, hasil masih bisa ditambahkan dan dikoreksi kelompok lain
• Fasilitator menyimpulkan hasil diskusi dan memberi penegasan tentang manfaaf dari RPJMDesa
• Fasilitator menjelaskan kisi‐kisi RPJM Desa yang berkualitas, dengan mengacu pada Buku Perencanaan
Pembangunan Desa (PPD) dan Permendafri no 66 tahun 2007
• Penugasan pada peserta untuk membaca Buku PPD dan Permendagri 66 tahun 2007, kemudian dibagi
menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok 5 s/d 7 peserta, tiap‐tiap kelompok mendiskusikan tentang
mekanisme penyusunan RPJMDesa. Bagi peserta yang sudah faham dan pernah terlibat dalam penyusunan
untuk ada di tiap‐tiap kelompok
• Tanyakan pada peserta unsur apa saja yang terlibat dalam penyusunan RPJM Desa , jawaban peserta ditulis
dan diberi penyimpulan dan penegasan oleh fasilitator tentang siapa saja yang terlibat dalam penyusunan
RPJMDesa
• Akhiri pokok bahasan ini dengan memberikan kesimpulan dan penegasan pokok bahasan.
PENJELASAN MATERI:
A. Peraturan Perundangan
Peraturan perundangan yang dijadikan dasar dan acuan penyusunan RPJM Desa antara lain:
1. Undang‐Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);
2. Undang‐Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang‐
undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4309);
3. Undang‐Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4421):
4. Undang‐Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125. Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan
Desa.
B. Pengertian
1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat (APBDesa) adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh
pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa, dan ditetapkan dengan Peraturan
Desa.
2. Desa, atau yang disebut dengan nama lain, yang selanjutnya disebut desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas‐batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk
kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut.
4. Lembaga Kemasyarakatan Desa atau disebut dengan nama lain adalah lembaga yang
dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa
dalam memberdayakan masyarakat.
5. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa yang selanjutnya disebut (Musrenbang Desa)
adalah forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para
pemangku kepentingan desa (pihak berkepentingan untuk mengatasi permasalahan desa
dan pihak akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk menyepakati rencana kegiatan di
desa 1 (satu) tahunan.
6. Pembangunan desa adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja,
lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan keputusan, maupun indeks pembangunan
manusia.
7. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat,
melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
8. Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan tahapan
kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan guna pemanfaatan dan
pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial
dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.
9. Perencanaan Pembangunan Desa dimaksud adalah suatu proses penyusunan tahapan
tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di desa guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan sosial dalam suatu desa dalam jangka waktu tertentu. Wujud Perencanaan
Pembangunan Desa adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana
Kerja Pembangunan Desa.
10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa selanjutnya disingkat (RPJM‐Desa) adalah
dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat arah kebijakan
pembangunan desa, arah kebijakan keuangan desa, kebijakan umum, dan program, dan
program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program prioritas
kewilayahan, disertai dengan rencana kerja.
11. Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat (RKP‐Desa) adalah dokumen
perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun yang merupakan penjabaran dari RPJM‐Desa
yang memuat rancangan kerangka ekonomi desa, dengan mempertimbangkan kerangka
pendanaan yang dimutakhirkan, program prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan
pendanaan serta perkiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah desa
maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada
Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan RPJM‐Desa.
12. Peraturan Desa (yang selanjutnya disingkat Perdes) adalah peraturan perundang undangan
yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa.
C. Tujuan
Tujuan penyusunan Petunjuk Teknis Perencanaan Pembangunan Desa adalah:
1. Menyediakan acuan yang dapat digunakan berbagai pihak yang terlibat dalam proses
penyusunan RPJM Desa — RKP Desa;
2. Menyediakan instrumen yang dapat digunakan berbagai pihak untuk menilai kualitas proses
penyusunan dan dokumen RPJM‐Desa — RKPDesa;
3. Menyediakan acuan yang dapat digunakan berbagai pihak yang berkompeten untuk
mengevaluasi dan menemukenali kekuatan dan kelemahan berbagai aspek perencanaan
pembangunan desa:
4. Mendorong Pemerintah Desa meningkatkan kualitas proses penyusunan dan dokumen RPJM
Desa — RKP‐Desa, dan
5. Mendorong terwujudnya RPJM‐Desa — RKP‐Desa sebagai dokumen perencanaan yang
penting dan berfungsi secara efektif dalam pelaksanaan pembangunan desa.
D. SISTEMATIKA RANCANGAN RPJM‐Desa
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Dasar Hukum
1.3. Pengertian
BAB II : PROFIL DESA
2.1. Kondisi Desa
2.1.1. Sejarah Desa
2.1.2. Demografi
2.1.3. Keadaan Sosial
2.1.4. Keadaan Ekonomi
2.2. Kondisi Pemerintahan Desa
2.2.1. Pembagian wilayah desa
2.2.2. Struktur Organisasi Pemerintah Desa
BAB III : POTENSI DAN MASALAH
3.1. Potensi
3.2. Masalah
BAB IV : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DESA
4.1. Visi dan Misi
4.1.1. Visi
4.1.2. Misi
4.2. Kebijakan Pembangunan
4.2.1. Arah Kebijakan Pembangunan Desa
4.2.2. Potensi dan Masalah
4.2.3. Program Pembangunan Desa
4.2.4. Strategi Pencapaian
BAB. V : PENUTUP
Lampiran:
1. Peta Sosial Desa
2. Tabel data potensi, masalah, dan tindakan pemecahan masalah
3. Tabel Rencana Pembangunan Desa
E. Tahapan Kegiatan Penyusunan RPJM‐Desa
I. Persiapan
Pada tahap ini kegiatan yang harus dilakukan adalah:
1. Memastikan kesiapan KPMD dan LPMD.
2. Memastikan penugasan KPMD dan LPMD melakukan fasilitasi pengkajian keadaan desa.
3. Memastikan penerbitan Surat Keputusan Penetapan Tim Penyusun RPJM‐Desa.
4. Memastikan tersedianya hasil‐hasil MMDD dan Penggalian Gagasan tahun sebelumnya
sebagai informasi dan bahan pendukung pelaksanaan pengkajian keadaan desa.
5. Menetapkan jadwal dan agenda pelaksanaan kegiatan penyusunan RPJM‐Desa.
6. Menyiapkan sarana, alat dan kebutuhan lainnya untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan kegiatan penyusunan RPJM‐Desa.
II. Pengkajian Keadaan Desa
II.1 Pengertian
Pengkajian keadaan desa adalah proses penggalian dan pengumpulan data mengenai
keadaan masyarakat, masalah, potensi dan berbagai informasi terkait, yang
menggambarkan secara jelas dan lengkap kondisi dan dinamika masyarakat desa.
II.2 Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk menggali secara objektif, lengkap dan cermat:
a. Potensi desa.
b. Permasalahan yang dihadapi.
c. Kebutuhan masyarakat.
II.3 Fasilitator
Kegiatan pengkajian keadaan desa difasilitasi oleh KPMD dan LPMD.
II.4 Pendekatan dan Metode
Pengkajian keadaan desa dilakukan secara partisipatif dengan menggunakan metode
P3MD (Perencanaan Partisipatif Pembangunan Masyarakat dan Desa).
II.5 AIat Kaji dan Instrumen
Alat kaji yang digunakan adalah Peta Sosial Desa, Kalender Musim dan Bagan Hubungan
Antar Lembaga/Kelembagaan. Instrumen yang digunakan adalah Form‐form B
(Masukan) dan C (Proses) sesuai lampiran Permendagri No. 66 Tahun 2007.
III. Proses
1. Memfasilitasi masyarakat dalam pertemuan di tingkat kelompok atau dusun untuk
menemukenali potensi, masalah dan kebutuhan masyarakat dengan menggunakan alat
kaji tersebut di atas.
2. Memfasilitasi masyarakat dimaksud melaku kan pengelompokan dan penentuan
peringkat masalah.
3. Memfasilitasi masyarakat dimaksud melakukan pengkajian Tindakan Pemecahan
Masalah.
4. Memfasilitasi masyarakat dimaksud melakukan Penentuan Peringkat Tindakan.
IV. Waktu Pelaksanaan
Durasi (lamanya) waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengkajian keadaan desa
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan desa yang bersangkutan.
V. Hasil
Hasil dari kegiatan ini adalah:
a. Data Potensi Desa.
b. Data Permasalahan.
c. Data Kebutuhan/Peringkat Tindakan sesuai matrik lampiran Permendagri No. 66 Tahun
2007.
F. Tim Penyusun RPJM‐Desa
Jumlah anggota Tim Penyusun sekurang‐kurangnya 11 (sebelas) orang, yang terdiri atas:
1. Kepala Desa.
2. Sekretaris Desa.
3. Sekurang‐kurangnya 2 (dua) orang Pengurus LPMD. Bila belum terbentuk LPMD, maka
digantikan oleh wakil dari pengurus Ormas dan/atau LSM yang ada di desa yang
bersangkutan.
4. Sekurang‐kurangnya 2 (dua) orang KPMD, yang salah satunya adalah perempuan.
5. Sekurang‐kurangnya 2 (dua) orang Kepala dusun,dan
6. Sekurang‐kurangnya 3 (tiga) orang wakil masyarakat yang sekurang‐kurangnya satu di
antaranya adalah perempuan.
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silakan
identifikasi / ditambahkan:
POKOK BAHASAN : E. PANDUAN BAGI DESA DALAM MEMPERSIAPKAN RPJM‐DESA
SUB POKOK BAHASAN : E.1.PANDUAN BAGI DESA DALAM MEMPERSIAPKAN RPJM‐DESA
TUJUAN :
• Peserta mengetahui persyaratan‐persyaratan yang perlu
disediakan dalam persiapan pembuatan RPJM Desa
• Peserta mengetahui dinamika masyarakat yang perlu dibangun
untuk pelaksanaan penyusunan RPJMDesa
• Peserta mengetahui kendala yang perlu diantisipasi/titik kritis
dalam mempersiapkan penyusunan RPJMDes.
DURASI : 120 menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • UU No 25 tahun 2004
• Buku Perencanaan Pembangunan Desa
• Permendagri No 66 Tahun 2007
PENGANTAR:
Pembuatan RPJMDesa perlu persiapan pembuatannya agar berjalan sesuai dengan yang diharapkan
dari segi kualitas. Kondisi masyarakat yang dinamis menerima peubahan dan partisipatif sangat
membantu.
PANDUAN FASILITASI:
• Buka sesi ini dengan salam dan jelaskan mengenai tujuan dari pokok bahasan
• Bagi peserta manjadi 3 kelompok,
9 kelompok satu membahas tentang hal‐hal apa saja yang perlu disediakan dalam persiapan
pembuatan RPJMDesa
9 Kelompok dua membahas dinamika masyarakat yang perlu dibangun untuk pelaksanaan
penyususnan RPJMDesa
9 Kelompok tiga membahas tentang titik kritis dalam mempersiapkan penyusunan RPJMDesa
• Presentasi hasil pembahasan kelompok satu.Kelompok dua dan tiga memberi masukan untuk
memperkaya hasil diskusi kelompok satu. Fasilitator menyimpulkan dan memberi penegasan
tentang hal‐hal apa saja yang perlu disediakan dalam persiapan penyusunan RPJMDesa
• Presentasi hasil pembahasan kelompok dua. Kelompok satu dan tiga memberi masukan untuk
memperkaya hasil diskusi kelompok dua. Fasilitator menyimpulkan dan memberi penegasan
tentang dinamika masyarakat yang perlu dibangun dalam persiapan penyusunan RPJMDes
• Presentasi hasil pembahasan kelompok tiga. Kelompok satu dan dua memberi masukan untuk
memperkaya hasil diskusi kelompok tiga. Fasilitator menyimpulkan dan memberi penegasan
tentang titik kritis dalam persiapan penyusunan RPJMDesa
• Fasilitator memberikan penegasan sekali lagi tentang pokok bahasan ini, kemudian tutup sesi ini
dengan salam
PENJELASAN MATERI:
I. PERSIAPAN YANG PERLU DISEDIAKAN DALAM PEMBUATAN RPJMDesa
1. Kelembagaan didesa telah terbentuk dengan berfungsi dengan baik
2. Hubungan antar lenbaga sudah berjalan dengan baik
3. Fungsi pemerintahan di desa sudah berjalan dengan baik
4. Adanya KPMD yang menguasai/mengerti tahapan pelaksanaan kegiatan penyususnan
RPJMDesa
II. DINAMIKA MASYARAKAT YANG PERLU DIBANGUN DALAM PERSIAPAN PEMBUATAN
RPJMDesa
1. Kontrol sosial yang dilakukan oleh masyarakat sudah berjalan dengan baik.
2. Rasa tanggungjawab masyarakat terhadap kegiatan dan progran yang ada di desa telah
berjalan dengan baik
3. Peran serta masyarakat dalam pembangunan sudah baik.
4. Kepala desa yang telah melaksanakan fungsi dan tanggungjawabnya dengan baik dan benar
5. Pemerintahan desa yang transparan dan akuntabel dalam melaksanakan kegiatan
pembangunan di desa
6. Kelembagaan desa yang berfungsi sesuai dengan tugas pokoknya
III. TITIK KRITIS YANG HARUS MENJADI PERHATIAN DALAM PERSIAPAN PENYUSUNAN RPJMDesa
1. Pemerinta desa belum mempunyai perangkat sesuai dengan ketentuan minimal
2. Belum terbentuk Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
3. Masyarakat apatis terhadap pembangunan yang ada di desanya
4. Kelembagaan desa lainya belum terbentuk, kalau pun sudah terbentuk belum berfungsi
secara optimal
5. Kepala desa hanya berorientasi membuat dokumen RPJMDesa yang bagus tetapi tidak
memperhatikan proses, sehingga banyak kepala desa yang menyerahkan begitu saja
pembuatan dokumen RPJMDesa kepada organisasi atau perorangan.
6. Kepala desa menyusun RPJM Desa hanya dengan elit desa
7. Fasilitasi pegas dilakukan oleh KPMD tanpa melibatkan LPMD
8. Penggalian gagasan dilakukan di desa/dusun ketika dibawa ke Musrengbang tingkat
kabupaten tidak relevan dengan program yang dibuat SKPD.
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silakan
identifikasi / ditambahkan:
POKOK BAHASAN : F.SOSIALISASI PENYUSUNAN RPJM‐DESA
SUB POKOK BAHASAN : F.1.SOSIALISASI PENYUSUNAN RPJM‐DESA
TUJUAN :
• Peserta mengetahui Standar Informasi yang perlu
disosialisasikan
• Peserta mengetahui cara‐cara sosialisasi penyusunan RPJMDesa
• Peserta mengetahui pembagian tugas para pelaku sosialisasi
rencana penyusunan RPJMDesa
DURASI : 120 menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • UU No 25 tahun 2004
• Buku Perencanaan Pembangunan Desa
• Permendagri No 66 Tahun 2007
PENGANTAR:
Kegiatan penyusunan RPJM‐Desa di atas disosialisasikan di berbagai kegiatan organisasi dan
kelompok masyarakat di Desa
PANDUAN FASILITASI:
• Fasilitator membuka sesi dengan salam kemudian jelaskan tujuan dari pokok bahasan.
• Penugasan peserta untuk membaca buku perencanaan pembangunan desa dan Permendagri 66
tahun 2007
• Bagi peserta manjadi 3 kelompok,
9 kelompok satu membahas tentang standar informasi yang perlu disosialisasikan dalam
sosialisasi penyusunan RPJMDesa
9 Kelompok dua membahas cara‐cara mensosialisasikan penyusunan RPJMDesa
9 Kelompok tiga membahas tentang pembagian tugas para pelaku sosialisasi penyusunan
RPJMDesa
• Presentasi hasil pembahasan dari kelompok satu. Kelompok dua dan tiga memberi masukan
untuk memperkaya hasil diskusi kelompok satu. Fasilitator menyimpulkan dan memberi
penegasan tentang standar informasi yang perlu disosialisasikan dalam sosialisasi penyusunan
RPJMDesa
• Presentasi hasil pembahasan dari kelompok dua. Kelompok satu dan tiga memberi masukan
untuk memperkaya hasil diskusi kelompok dua. Fasilitator menyimpulkan dan memberi
penegasan tentang cara cara mensosialisasikan penyusunan RPJMDes
• Presentasi hasil pembahasan dari kelompok tiga. Kelompok satu dan dua memberi masukan
untuk memperkaya hasil diskusi kelompok tiga. Fasilitator menyimpulkan dan memberi
penegasan tentang pembagian tugas para pelaku sosialisasi penyusunan RPJMDesa
• Fasilitator memberikan penegasan sekali lagi tentang pokok bahasan dan menutup pokok
bahasan ini dengan salam
PENJELASAN MATERI:
I. Sosialisasi
Pemerintah Desa berkewajiban menyebarluaskan informasi dan menjelaskan tentang
1. Rencana penyusunan RPJM‐Desa
2. Proses dan tahapan kegiatan penyusunan RPJM‐Desa
3. Pembentukan Tim Penyusun RPJM‐Desa
4. Jumlah. unsur dan tatacara pemilihan anggota Tim Penyusun
5. Tugas dan tanggung jawab Tim Penyusun RPJM‐Desa.
II. Pendaftaran/perekrutan calon anggota Tim Penyusun Kegiatan dilakukan oleh Pemerintah
Desa, meliputi :
1. Mengumumkan pendaftaran/perekrutan calon anggota Tim Penyusun RPJM‐Desa
Memproses pendaftaran calon anggota Tim Penyusun
2. Mengumumkan daftar calon anggota Tim Penyusun
3. Menampung aspirasi dan masukan warga terhadap calon‐calon anggota Tim Penyusun.
III. Penyusunan RPJM‐Desa dilakukan melalui kegiatan:
1. persiapan;
2. pelaksanaan; dan
3. pelembagaan.
IV. Kegiatan penyusunan RPJM‐Desa dimaksud disosialisasikan di berbagai kegiatan organisasi dan
kelompok masyarakat di Desa.
V. Kegiatan penyusunan RPJM‐desa yang perlu disosialisasikan kepada masyarakat
1) Kegiatan persiapan sebagaimana dimaksud meliputi:
a. menyusun jadual dan agenda;
b. mengumumkan secara terbuka kepada masyarakat mengenai agenda Musrenbang desa;
c. membuka pendaftaran/mengundang calon peserta; dan
d. menyiapkan peralatan, bahan materi dan notulen.
2) Kegiatan pelaksanaan sebagaimana dimaksud meliputi:
a. pendaftaran peserta;
b. pemaparan Kepala Desa atas prioritas kegiatan pembangunan di desa;
c. pemaparan Kepala Desa atas hasil evaluasi pembangunan 5 (lima) tahun sebelumnya;
d. pemaparan Kepala Desa atas prioritas program kegiatan untuk 5 (lima) tahun berikutnya
yang bersumber dari RPJM‐Desa;
e. penjelasan Kepala Desa mengenai informasi perkiraan jumlah Pembiayaan Kegiatan
Pembangunan 5 (lima) tahunan di Desa;
f. penjelasan koordinator Musrenbang yaitu Ketua LKMD/LPM atau sebutan lain mengenai
tata cara pelaksanaan musyawarah;
g. pemaparan masalah utama yang dihadapi oleh masyarakat desa oleh beberapa
perwakilan dari masyarakat, antara lain Ketua Kelompok Tani, Komite Sekolah, Kepala
Dusun;
h. pemisahan kegiatan berdasarkan kegiatan yang akan diselesaikan sendiri di tingkat Desa
dan kegiatan yang menjadi tanggungjawab satuan Kerja Perangkat Daerah yang akan
dibahas dalam Musrenbang Tahunan Kecamatan.
i. perumusan para peserta mengenai prioritas untuk menyeleksi usulan kegiatan sebagai
cara mengatasi masalah oleh peserta
j. penempatan prioritas kegiatan pembangunan yang akan datang sesuai dengan potensi
serta permasalahan desa, dan
k. penetapan daftar nama 3‐5 orang (anggota masyarakat yang komposisinya ada
perwakilan perempuan) delegasi dari peserta Musrenbang desa untuk menghadiri
Musrenbang Kecamatan.
3) Kegiatan pelembagaan sebagaimana dimaksud melalui pemasyarakatan hasil musyawarah
perencanaan pembangunan di desa.
4) Pemasyarakatan hasil musyawarah sebagaimana dimaksud, sosialisasinya dilakukan melalui
forum/pertemuan warga (formal/informal), papan pengumuman, surat edaran, dan lain‐lain.
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silakan
identifikasi / ditambahkan:
POKOK BAHASAN : G. MUSYAWARAH DESA PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN
SUB POKOK BAHASAN : G.1. KETENTUAN PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN
TUJUAN :
• Peserta mengetahui unsur unsur anggota yang masuk dalam tim
penyususun
• Peserta mengetahui tugas tim penyusun
• Peserta mengetahui mekanisme pembentukan tim penyusun
• Peserta mengetahui kriteria tim penyusun
DURASI : 120 menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • UU No 25 tahun 2004
• Buku Perencanaan Pembangunan Desa
• Permendagri No 66 Tahun 2007
PENGANTAR:
Ada beberapa hal yang menjadi ketentuan dari pembentukan tim penyusun, antara lain adalah
unsur‐unsur yang terlibat dalam tim penyusun, tugas tim penyusun, mekanisme dan kriteria dari tim
penyusun RPJM‐Desa
PANDUAN FASILITASI:
• Fasilitator membuka sesi dengan salam kemudian menjelaskan tujuan dari pokok bahasan.
• Penugasan peserta untuk membaca Buku Perencanaan Pembangunan Desa dan Permendagri 66
tahun 2007.
• Bagi peserta manjadi 4 kelompok,
9 kelompok satu membahas tentang unsur‐unsur anggota yang masuk dalam tim penyusun
RPJM‐Desa
9 Kelompok dua membahas tugas tim penyusun RPJM‐Desa
9 Kelompok tiga membahas tentang mekanisme pembentukan tim penyusun RPJM‐Desa
9 Kelompok empat membahas tentang kriteria tim penyusun RPJM‐Desa
• Presentasi hasil pembahasan dari kelompok satu. Kelompok dua, tiga dan empat memberi
masukan untuk memperkaya hasil diskusi kelompok satu. Fasilitator menyimpulkan dan memberi
penegasan tentang unsur‐unsur anggota tim penyusun RPJM‐Desa
• Presentasi hasil pembahasan dari kelompok dua. Kelompok satu, tiga dan empat memberi
masukan untuk memperkaya hasil diskusi kelompok dua. Fasilitator menyimpulkan dan memberi
penegasan tentang tugas tim penyusun RPJM‐Des
• Presentasi hasil pembahasan dari kelompok tiga. Kelompok satu,dua dan empat memberi
masukan untuk memperkaya hasil diskusi kelompok tiga. Fasilitator menyimpulkan dan memberi
penegasan tentang mekanisme pembentukan tim penyusun penyusunan RPJMDesa
• Presentasi hasil pembahasan dari kelompok empat. Kelompok satu,dua dan tiga memberi
masukan untuk memperkaya hasil diskusi kelompok empat. Fasilitator menyimpulkan dan
memberi penegasan tentang kriteria tim penyusun RPJM‐Desa
• Fasilitator memberikan penegasan sekali lagi tentang pokok bahasan, kemudian tutup pokok
bahasan ini dengan salam
PENJELASAN MATERI:
I. Tim Penyusun RPJM‐Desa
Jumlah anggota Tim Penyusun sekurang‐kurangnya 11 (sebelas) orang, yang terdiri atas:
7. Kepala Desa.
8. Sekretaris Desa.
9. Sekurang‐kurangnya 2 (dua) orang Pengurus LPMD. Bila belum terbentuk LPMD, maka
digantikan oleh wakil dari pengurus Ormas dan/atau LSM yang ada di desa bersangkutan.
10. Sekurang‐kurangnya 2 (dua) orang KPMD, yang salah satunya adalah perempuan.
11. Sekurang‐kurangnya 2 (dua) orang Kepala Dusun,dan
Sekurang‐kurangnya 3 (tiga) orang wakil masyarakat yang sekurang‐kurangnya satu di antaranya
adalah perempuan
II. Kedudukan,Tugas dan Tanggung Jawab
Tim Penyusun
a. Kepala Desa karena jabatannya adalah Penanggungjawab dan Koordinator Tim Penyusun,
bertugas dan bertanggungjawab untuk:
• Memastikan tersosialisasinya agenda penyusunan RPJM‐Desa.
• Memastikan tersosialisasinya agenda pembentukan Tim Penyusun RPJM‐Desa.
• Melaksanakan rekrutmen calon anggota Tim Penyusun RPJM‐Desa.
• Menyelenggarakan rapat pembentukan Tim Penyusun RPJM‐Desa.
• Mengundang anggota Tim Penyusun.
• Memimpin Rapat Tim Penyusun.
• Menerbitkan Surat Keputusan penetapan anggota Tim Penyusun.
• Menugaskan KPMD dan LPMD memfasilitasi pengkajian keadaan desa.
• Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan RPJM‐Desa.
• Memastikan tersusunnya Rancangan RPJM‐Desa.
b. Sekretaris Desa karena jabatannya adalah Sekretaris Tim Penyusun, bertugas dan bertanggung
jawab untuk:
• Mencatat hasil pembahasan dan keputusan rapat.
• Membantu Kepala Desa mengelola Rapat Tim Penyusun.
• Memastikan tersedianya Berita Acara Rapat Pembentukan Tim Penyusun RPJM‐Desa.
• Memastikan tersedianya dokumen Rancangan RPJM‐Desa.
c. Pengurus LPMD, KPMD, Kepala Dusun dan Wakil Masyarakat tersebut di atas adalah sebagai
anggota Tim Penyusun, bertugas dan bertanggung jawab untuk:
• Menghadiri rapat Tim Penyusun.
• Membahas dan merumuskan Rancangan RPJM‐Desa.
III. Asistensi
Tim Penyusun dalam melaksanakan kegiatan penyusunan Rancangan RPJMDesa dibimbing dan
dibantu oleh aparat pemerintah (kecamatan dan/ atau kabupaten) yang berkompetensi,
Setrawan (kecamatan dan/atau kabupaten), dan pihak lain yang berkompetensi.
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silakan
identifikasi / ditambahkan:
POKOK BAHSAN : G.MUSYARWARAH DESA PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN
SUB POKOK BAHASAN : G.2. PROSES PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN
TUJUAN :
• Peserta mengetahui persiapan pembentukan tim penyusun
• Peserta mengetahui proses pelaksanaan Musdes pembentukan
tim penyusun
• Peserta mengetahui hasil Musdes pembentukan tim penyusun
dan tindak lanjutnya
DURASI : 120 menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • UU No 25 tahun 2004
• Buku Perencanaan Pembangunan Desa
• Permendagri No 66 Tahun 2007
PENGANTAR:
Tim penyusun RPJM‐ Desa dibentuk melalua proses musyawarah di tingkat desa, proses musyawarah
itu sendiri meliputi tiga tahapan yaitu tahapan persiapan, tahapan proses/pelaksanaan dan output
tahapan
PANDUAN FASILITASI:
• Buka sesi dengan penjelasan singkat tentang tujuan pokok bahasan.
• Lakukan brainstorming. Pertanyaan penggerak: apa saja yang perlu dipersiapkan untuk
pembentukan tim penyusun? (bisa dicari peserta yang sudah pernah terlibat untuk menjawab)
• Jawaban‐jawaban peserta ditulis pada kertas plano, dibahas dan membuat suatu rumusan
tentang persiapan pembentukan tim penyusun.
• Fasilitasi peserta untuk membahas proses pelaksanaan Musdes. Sambil diselingi dengan tanya
jawab, fasilitator menjelaskan proses pelaksanaan Musdes pembentukan tim penyusun
• Lakukan diskusi kelompok untuk membahas hasil Musdes pembentukan tim penyusun serta
tindak lanjutnya
• Minta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok lain memberi
masukan untuk memperkaya hasil diskusi. Pada akhir sesi, ingatkan kembali semua proses
pembentukan tim penyusun harus dikuasai oleh peserta dan output Musdes pembentukan tim
penyusun RPJM‐Desa
PENJELASAN MATERI:
I. Pembentukan Tim Penyusun
a. Tim Penyusun RPJM Desa dibentuk dalam forum Rapat Pembentukan Tim Penyusun RPJM‐
Desa.
b. Pembentukan Tim dimaksud dilakukan melalui kegiatan:
1). Sosialisasi, yang menjadi kewajiban Pemerintah Desa untuk menyebarluaskan informasi
dan menjelaskan tentang:
• Rencana penyusunan RPJM‐Desa.
• Proses dan tahapan kegiatan penyusunan RPJM‐Desa
• Pembentukan Tim Penyusun RPJM‐Desa
• Jumlah unsur dan tatacara pemilihan anggota Tim Penyusun
• Tugas dan tanggungjawab Tim Penyusun RPJM‐Desa.
2). Pendaftaran/perekrutan calon anggota Tim Penyusun Kegiatan yang harus dilakukan oleh
Pemerintah Desa adalah
• Mengumumkan pendaftaran/perekrutan calon anggota Tim Penyusun RPJM‐Desa.
• Memproses pendaftaran calon anggota Tim Penyusun.
• Mengumumkan daftar calon anggota Tim Penyusun.
• Menampung aspirasi dan masukan warga terhadap calon‐calon anggota Tim Penyusun.
3) . Pemilihan anggota Tim Penyusun Proses pemilihan anggota Tim Penyusun dilakukan
dalam Rapat Pembentukan Tim Penyusun RPJM‐Desa.
II. Rapat Pembentukan Tim Penyusun RPJM‐Desa
a. Rapat Pembentukan Tim dimaksud diselenggarakan oleh Pemerintah Desa.
b. Penyelenggaraan Rapat Pembentukan Tim dimaksud mencakup kegiatan:
1). Persiapan
Kegiatan yang harus dilakukan oleh Pemerintah Desa untuk mempersiapkan pelaksanaan
rapat Tim Penyusun RPJM‐Desa adalah:
• Menetapkan jadual pelaksanaan Rapat Pembentukan Tim Penyusun RPJM‐Desa
• Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan
• Menyampaikan surat undangan rapat kepada para calon anggota Tim Penyusun.
2) Pelaksanaan/Proses rapat
• Rapat dipimpin oleh Kepala Desa Pembahasan susunan acara rapat. Susunan acara dimaksud
sekurangkurangnya mencakup:
(1) Pembukaan
(2) Penjelasan materi rapat. Materi rapat dimaksud, mencakup: (a) Penjelasan proses
penyusunan RPJM‐Desa; (b) Penjelasan tugas dan tanggung jawab Tim Penyusun RPJM‐
Desa; (c) Penyampaian hasil pendaftaran/perekrutan calon anggota Tim Penyusun; (d)
Penjelasan ketentuan pembentukan Tim Penyusun RPJM‐Desa; (e) Dapat ditambahkan
materi lain sesuai kebutuhan.
(3) Proses pemilihan anggota Tim Penyusun RPJM‐Desa. Proses pemilihan anggota Tim
Penyusun RPJM‐Desa dilakukan secara musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila
musyawarah dimaksud tidak berhasil, maka dilakukan pemungutan suara secara tertutup
sesuai aturan yang disepakati forum.
(4) Penetapan anggota Tim Penyusun RPJM‐Desa. Anggota Tim Penyusun RPJM‐Desa
ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Desa.
(5) Proses dan hasil rapat dituangkan dalam Berita Acara Rapat Pembentukan Tim Penyusun
RPJM‐Desa dan ditandatangani oleh semua peserta yang hadir.
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silakan
identifikasi / ditambahkan:
POKOK BAHASAN : H. RAPAT PERSIAPAN TUGAS TIM PENYUSUN
SUB POKOK BAHASAN : H.1.PROSES PELAKSANAAN RAPAT PERSIAPAN
TUJUAN :
• Peserta mengetahui apa saja yang dipersiapkan dalam rapat
persiapan tim penyusun
• Peserta mengetahui daftar agenda rapat persiapan tim penyusun
• Peserta mengetahui pimpinan rapat dan pembagian tugas
masing‐masing anggota yang mengikuti rapat persiapan tim
penyusun
• Peserta mengetahui mekanisme pembahasan materi rapat
• Peserta mengetahui penulisan hasil rapat dan berita acara rapat
persiapan tim penyusun
DURASI : 120 menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • UU No 25 tahun 2004
• Buku Perencanaan Pembangunan Desa
• Permendagri No 66 Tahun 2007
PENGANTAR:
Tim penyusun RPJM‐Desa dibentuk melalui proses musyawarah di tingkat desa. Proses musyawarah
itu sendiri meliputi tiga tahapan yakni tahapan persiapan, tahapan proses/pelaksanaan dan output
tahapan
PANDUAN FASILITASI:
• Buka sesi dengan salam dan penjelasan singkat tentang tujuan pokok bahasan.
• Penjelasan dari fasilitator tentang input‐proses‐output dari rapat persiapan tim penyusun
• Diadakan simulasi rapat persiapan tugas tim penyusun dan para peserta mempersiapkan hal‐hal
yang harus diadakan sebelum simulasi.
9 Agenda rapat
9 Blanko berita acara
9 Undangan
9 Personil untuk penulisan hasil rapat.
9 Mengkonfirmasi pimpinan rapat dan pembagian tugas masing masing anggota rapat
9 Mempersiapkan materi rapat (tugas dan tanggung jawab tim penyusun, penjelasan tugas dan
tanggungjawab tim penyusun, pengumuman hasil pendaftaran calon anggota tim penyusun,
penjelasan ketentuan pembentukan tim penyusun) mekanisme pembahasan materi rapat
harus jelas dan detail
• Bermain peran dilakukan oleh peserta tentang rapat persiapan tugas tim penyusun, pembagian
peran dalam simulasi, simulasi mekanisme pembahasan materi rapat.
• Evaluasi terhadap simulasi yang dilakukan oleh peserta. Fasilitator memberikan masukan tentang
kekurangan simulasi, dengan memberikan pertanyaan pertanyaan ulangan
• Fasilitator memberikan penegasan ulang tentang pokok bahasan, dan juga output rapat berupa
notulen dan berita acara rapat kemudian ditutup dengan salam
PENJELASAN MATERI:
I. Rapat Pembentukan Tim Penyusun RPJM‐Desa
a. Rapat Pembentukan Tim dimaksud diselenggarakan oleh Pemerintah Desa.
b. Penyelenggaraan Rapat Pembentukan Tim dimaksud mencakup kegiatan:
1) Persiapan
Kegiatan yang harus dilakukan oleh Pemerintah Desa untuk mempersiapkan pelaksanaan
rapat Tim Penyusun RPJM‐Desa adalah:
• Menetapkan jadual pelaksanaan Rapat Pembentukan Tim Penyusun RPJM‐Desa
• Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan
• Menyampaikan surat undangan rapat kepada para calon anggota Tim Penyusun.
2) Pelaksanaan/Proses rapat
Rapat dipimpin oleh Kepala Desa dengan pembahasan susunan acara rapat. Susunan
acara dimaksud sekurang‐kurangnya mencakup:
a) Pembukaan
b) Penjelasan materi rapat. Materi rapat dimaksud, mencakup: (a) Penjelasan proses
penyusunan RPJM‐Desa; (b) Penjelasan tugas dan tanggung jawab Tim Penyusun
RPJM‐Desa; (c) Penyampaian hasil pendaftaran/perekrutan calon anggota Tim
Penyusun; (d) Penjelasan ketentuan pembentukan Tim Penyusun RPJM‐Desa; (e)
Dapat ditambahkan materi lain sesuai kebutuhan.
c) Proses pemilihan anggota Tim Penyusun RPJM‐Desa. Proses pemilihan anggota Tim
Penyusun RPJM‐Desa dilakukan secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
Apabila musyawarah dimaksud tidak berhasil, maka dilakukan pemungutan suara
secara tertutup sesuai aturan yang disepakati forum.
d) Penetapan anggota Tim Penyusun RPJM‐Desa. Anggota Tim Penyusun RPJM‐Desa
ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Desa.
3) Proses dan hasil rapat dituangkan dalam Berita Acara Rapat Pembentukan Tim Penyusun
RPJM‐Desa dan ditandatangani oleh semua peserta yang hadir.
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silakan
identifikasi / ditambahkan:
POKOK BAHASAN : H. RAPAT PERSIAPAN TUGAS TIM PENYUSUN
SUB POKOK BAHASAN : H.2.MATERI RAPAT PERSIAPAN TUGAS TIM PENYUSUN
TUJUAN :
• Peserta mengetahui materi rapat persiapan tim penyusun
• Peserta mengetahui output rapat persiapan tim penyusun
• Peserta mengetahui materi rapat lingkup tugas tim penyusun
• Peserta mengetahui materi rapat pembagian tugas tim penyusun
• Peserta mengetahui materi rapat pembahasan tahapan
pelaksanaan tugas
DURASI : 120 menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • UU No 25 tahun 2004
• Buku Perencanaan Pembangunan Desa
• Permendagri No 66 Tahun 2007
PENGANTAR:
PANDUAN FASILITASI:
• Buka sesi dengan memberi salam dan berikan penjelasan singkat tentang tujuan pokok bahasan
• Penjelasan singkat tentang materi rapat persiapan tim penyusun oleh fasilitator, buka tanya
jawab untuk maksimal dua penanya dan fasilitator memberi penegasan
• Lakukan brainstorming. Pertanyaan penggerak: Output/hasil rapat persiapan?
• Jawaban‐jawaban peserta ditulis pada kertas plano, dibahas dan dibuat suatu rumusan
pernyataan yang menggambarkan output rapat persiapan.
• Fasilitasi peserta untuk membahas Tugas dan Tanggungjawab tim penyusun. Sambil diselingi
dengan tanya jawab, fasilitator menjelaskan pointers‐pointers tugas dan tanggungjawab tim
penyusun.
• Fasilitator memberikan penjelasan singkat tentang materi rapat pembahasan tahapan
pelaksanaan tugas tim penyusun. Buka tanya jawab tentang maksimal dua penanya, fasilitator
memberi penegasan
• Tutup sesi ini dengan salam
PENJELASAN MATERI:
I. Rapat Pembentukan Tim Penyusun RPJM‐Desa
a. Rapat Pembentukan Tim dimaksud diselenggarakan oleh Pemerintah Desa.
b. Penyelenggaraan Rapat Pembentukan Tim dimaksud mencakup kegiatan:
1). Persiapan
Kegiatan yang harus dilakukan oleh Pemerintah Desa untuk mempersiapkan pelaksanaan
rapat Tim Penyusun RPJM‐Desa adalah:
• Menetapkan jadual pelaksanaan Rapat Pembentukan Tim Penyusun RPJM‐Desa
• Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan
• Menyampaikan surat undangan rapat kepada para calon anggota Tim Penyusun.
2) Pelaksanaan/Proses rapat
Rapat dipimpin oleh Kepala Desa Pembahasan susunan acara rapat. Susunan acara dimaksud
sekurangkurangnya mencakup:
e) Pembukaan
f) Penjelasan materi rapat. Materi rapat dimaksud, mencakup: (a) Penjelasan proses
penyusunan RPJM‐Desa; (b) Penjelasan tugas dan tanggungjawab Tim Penyusun RPJM‐
Desa; (c) Penyampaian hasil pendaftaran/perekrutan calon anggota Tim Penyusun; (d)
Penjelasan ketentuan pembentukan Tim Penyusun RPJM‐Desa; (e) Dapat ditambahkan
materi lain sesuai kebutuhan.
g) Proses pemilihan anggota Tim Penyusun RPJM‐Desa Proses pemilihan anggota Tim
Penyusun RPJM‐Desa dilakukan secara musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila
musyawarah dimaksud tidak berhasil, maka dilakukan pemungutan suara secara
tertutup sesuai aturan yang disepakati forum.
h) Penetapan anggota Tim Penyusun RPJM‐Desa. Anggota Tim Penyusun RPJM‐Desa
ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Desa.
3) Proses dan hasil rapat dituangkan dalam Berita Acara Rapat Pembentukan Tim Penyusun
RPJM‐Desa dan ditandatangani oleh semua peserta yang hadir.
II. Kedudukan,Tugas dan Tanggungjawab Tim Penyusun
a. Kepala Desa karena jabatannya adalah Penanggungjawab dan Koordinator Tim Penyusun,
bertugas dan bertanggungjawab untuk:
• Memastikan tersosialisasinya agenda penyusunan RPJM‐Desa.
• Memastikan tersosialisasinya agenda pembentukan Tim Penyusun RPJM‐Desa.
• Melaksanakan rekrutmen calon anggota Tim Penyusun RPJM‐Desa.
• Menyelenggarakan rapat pembentukan Tim Penyusun RPJM‐Desa.
• Mengundang anggota Tim Penyusun.
• Memimpin Rapat Tim Penyusun.
• Menerbitkan Surat Keputusan penetapan anggota Tim Penyusun.
• Menugaskan KPMD dan LPMD memfasilitasi pengkajian keadaan desa.
• Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan penyusunan RPJM‐Desa.
• Memastikan tersusunnya Rancangan RPJMDesa.
b. Sekretaris Desa karena jabatannya adalah Sekretaris Tim Penyusun, bertugas dan
bertanggung jawab untuk:
• Mencatat hasil pembahasan dan keputusan rapat.
• Membantu Kepala Desa mengelola Rapat Tim Penyusun.
• Memastikan tersedianya Berita Acara Rapat Pembentukan Tim Penyusun RPJM‐Desa.
• Memastikan tersedianya dokumen Rancangan RPJM‐Desa.
c. Pengurus LPMD, KPMD, Kepala Dusun dan Wakil Masyarakat tersebut di atas adalah sebagai
anggota Tim Penyusun, bertugas dan bertanggungjawab untuk:
• Menghadiri rapat Tim Penyusun.
• Membahas dan merumuskan Rancangan RPJM‐Desa.
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silakan
identifikasi / ditambahkan:
POKOK BAHASAN : I. PENGKAJIAN KEADAAN DESA (PKD)
SUB POKOK BAHASAN : I.1 MEKANISME PELAKSANAAN PKD
TUJUAN :
• Peserta mengetahui output dari proses PKD
• Pesera mengetahui urutan langkah PKD
• Peserta mengetahui siapa saja yang memfasilitasi proses PKD
• Peserta mengetahui kelompok sasaran proses PKD yang dilakukan
• Peserta mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan proses
PKD
• Peserta mengetahui tempat yang ideal untuk melakukan proses
PKD
• Pesera mengetahui peeralatan dan proses persiapan yang
dilakukan untuk melakukan proses PKD
DURASI : 120 menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • UU No 25 tahun 2004
• Buku Perencanaan Pembangunan Desa
• Permendagri No 66 Tahun 2007
PENGANTAR:
Proses PKD dilakukan di desa merupakan salah satu perencanaan partisipatif yang ada di desa,
dalam PNPM Mandiri Perdesaan perencanaan ini dikenal dengan Menggagas Masa Depan Desa
(MMDD) banyak cara lain digunakan untuk perencanaan partisipatif seperti PRA, RRA dll
PANDUAN FASILITASI:
• Buka sesi dengan memberi salam dan memberikan penjelasan singkat tentang tujuan pokok
bahasan
• Berikan penjelasan singkat tentang output dari proses PKD, buka tanyajawab untuk maksimal dua
penanya, fasilitator memberi penegasan.
• Penjelasan singkat tentang urutan langkah PKD, buka tanyajawab untuk maksimal dua penanya,
kemudian fasilitator memberi penegasan.
• Lakukan brainstorming. Pertanyaan penggerak: Siapa saja yang memfasilitasi proses PKD?
• Jawaban‐jawaban peserta ditulis pada kertas plano, dibahas dan dibuat suatu penegasan siapa
yang memfasilitasi proses PKD.
• Lakukan brainstorming. Pertanyaan penggerak: Siapa saja yang menjadi sasaran proses PKD yang
dilakukan?
• Jawaban‐jawaban peserta ditulis pada kertas plano, dibahas dan dibuat suatu rumusan menjadi
kelompok sasaran proses PKD.
• Setelah mengetahui kelompok sasaran lakukan brainstorming. Pertanyaan penggerak: kapan
waktu yang tepat proses PKD yang dilakukan?
• Jawaban‐jawaban peserta ditulis pada kertas plano, dibahas dan dibuat suatu rumusan waktu
yang tepat proses PKD.
• Setelah mengetahui kelompok sasaran lakukan brainstorming. Pertanyaan penggerak: tempat
yang tepat proses PKD yang dilakukan?
• Jawaban‐jawaban peserta ditulis pada kertas plano, dibahas dan dibuat suatu rumusan tempat
yang tepat proses PKD
• Tutup sesi ini dengan salam
PENJELASAN MATERI:
Pengkajian Keadaan Desa
Pengertian
Pengkajian keadaan desa adalah proses penggalian dan pengumpulan data mengenai keadaan
masyarakat, masalah, potensi dan berbagai informasi terkait, yang menggambarkan secara jelas dan
lengkap kondisi dan dinamika masyarakat desa.
Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk menggali secara obyektif, lengkap dan cermat:
a. Potensi desa.
b. Permasalahan yang dihadapi.
c. Kebutuhan masyarakat.
Fasilitator
Kegiatan pengkajian keadaan desa difasilitasi oleh KPMD dan LPMD.
Pendekatan dan Metode
Pengkajian keadaan desa dilakukan secara partisipatif dengan menggunakan metode P3MD
(Perencanaan Partisipatif Pembangunan Masyarakat dan Desa).
AIat Kaji dan Instrumen
Alat kaji yang digunakan adalah Peta Sosial Desa, Kalender Musim dan Bagan Hubungan Antar
Lembaga/Kelembagaan. Instrumen yang digunakan adalah Form‐form B (Masukan) dan C (Proses)
sesuai lampiran Permendagri No. 66 Tahun 2007.
Proses
a. Memfasilitasi masyarakat dalam pertemuan di tingkat kelompok atau dusun untuk menemukenali
potensi, masalah dan kebutuhan masyarakat dengan menggunakan alat kaji tersebut di atas.
b. Memfasilitasi masyarakat dimaksud melakukan pengelompokan dan penentuan peringkat
masalah.
c. Memfasilitasi masyarakat dimaksud melakukan pengkajian Tindakan Pemecahan Masalah.
d. Memfasilitasi masyarakat dimaksud melakukan Penentuan Peringkat Tindakan.
Waktu Pelaksanaan
Durasi (lamanya) waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengkajian keadaan desa disesuaikan
dengan kondisi dan kebutuhan desa yang bersangkutan.
Sasaran
PKD dilaksanakan langsung di kelompok masyarakat dan sasaran utama adalah kelompok
masyarakat miskin yang akses ke pembangunan dan akses‐akses lainnya tidak cukup terbuka.
Kelompok lain adalah anggota masyarakat atau lembaga lain yang ada di masyarakat. baik yang
formal maupun tidah
Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan PKD dapat dilakukan dimana saja dan dibuat sebisa mungkin tidak terlalu resmi
sehingga masyarakat yang tidak terbisa mengadakan rapat (biasanya masyarakat miskin) mau
datang dalam kegiatan PKD ini, yang merupakan sasaran utama. Bisa saja kegiatan ini dilakukan di
alam terbuka atau tempat‐tempat yang tidak resmi/formal lainnya
Hasil
Hasil dari kegiatan ini adalah:
a. Data Potensi Desa.
b. Data Permasalahan.
c. Data Kebutuhan/Peringkat Tindakan sesuai matrik lampiran Permendagri No. 66 Tahun 2007.
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silakan
identifikasi / ditambahkan:
POKOK BAHASAN : I. PENGKAJIAN KEADAAN DESA (PKD)
SUB POKOK BAHASAN : I.2 SKETSA DESA
TUJUAN :
• Peserta mengetahui tahapan menyusun sketsa desa
• Peserta mampu merumuskan masalah dengan media sketsa desa
• Peserta mampu merumuskan potensi berdasarkan masalah yang
sudah dirumuskan dengan sketsa desa
DURASI : 120 menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • UU No 25 tahun 2004
• Buku Perencanaan Pembangunan Desa
• Permendagri No 66 Tahun 2007
PENGANTAR:
Salah satu tahapan kegiatan PKD adalah pembuatan sketsa desa untuk penggalian masalah dan
potensi yang ada di desa/dusun/RT atau RW, kegiatan pembuatan peta desa ini dilakukan bersama
masyarakat difasilitasi LMD atau lambaga sejenis dan KPMD yang ada di desa tersebut.
Penggalian masalah dan potensi desa ini harus melibatkan masyarakat sebanyak mungkin
PANDUAN FASILITASI:
1. Buka dengan salam dan berikan penjelasan tentang tujuan pokok bahasan
2. Fasilitator menjelaskan tentang langkah‐langkah pembuatan kalender musim
3. Bagi peserta dalam beberapa kelompok, tiap kelompok antara 5 s/d 7 peserta, tiap
kelompok membuat kalender musim sesuai dengan langkah‐langkah yang sudah dijelaskan.
Fasilitator dan Pendamping Meja memastikan langkah‐langkah pembuatan kalender musim
benar yang dilakukan oleh peserta
4. Jelaskan oleh fasilitator cara menggali masalah dan potensi yang dimiliki desa/dusun
mengacu pada masalah yang ada berdasarkan kalender musim
5. Tunjuk dengan sukarela satu atau dua orang peserta untuk memsimulasikan cara menggali
masalah dan potensi yang dimiliki desa/dusun mengacu pada masalah yang muncul
berdasarkan kalender musim
6. Tutup sesi ini dengan salam
PENJELASAN MATERI:
A. Langkah‐langkah Pembuatan Sketsa Desa
o Kumpulkan masyarakat sebanyak mungkin
o Siapkan satu lembar kertas plano/manila
o Tunjuk salah satu wakil masyarakat untuk memulai membuat batas‐batas wilayah
desa
o Membuat fasilitas dan sarana yang ada di desa seperti jalan, irigasi/sungai,
digambarkan di dalam peta, kemudian fasilitas umum seperti Puskesmas, gedung
sekolah, tempat ibadah, balai desa, kantor‐kantor pemerintah
o Beri tanda untuk rumah‐rumah penduduk yang ada di desa
o Gambarkan juga potensi umum, seperti wilayah hutan, danau dll
o Gambarkan juga potensi khusus seperti kebun kelapa, daerah persawahan, wilayah
tambak dan lain‐lain
o Buatlah legenda yang menjelaskan gambar‐gambar yang ada di peta
B. Langkah‐langkah Penggalian Masalah
o Kumpulkan warga masayarakat sebanyak mungkin
o Tempelkan peta pada sebuah dinding atau papan yang sebisa mungkin semua warga
yang hadir bisa melihat sketsa peta desa tersebut
o Jelaskan bahwa itu adalah peta desa, warga diminta untuk melihat dan mengoreksi
jika ada kesalahan pembuatan peta
o Fasilitator memfasilitasi penggalian masalah dengan masalah di bidang kesehatan,
masalah di bidang pendidikan, masalah di bidang sarana prasarana, masalah di
bidang ekonomi masyarakat desa, masalah umum yang ada di desa tersebut
o Gali masalah perwilayah, mulai dari lingkup yang paling kecil yaitu RT/RW
o Catat masalah tersebut ke dalam tabel masalah
C. Langkah‐langkah Penggalian Potensi
o Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari menggalian masalah
o Tempel tabel masalah hasil penggalian‐penggalian masalah yang sudah dilakukan
o Bersama masyarakat fasilitator menggali potensi yang mungkin bisa mengatasi
masalah
Contoh Sketsa Peta Desa
Tabel Masalah dan Potensi Berdasarkan Sketsa Peta Desa
NO MASALAH POTENSI
1 Jalan Desa di RW 2 rusak berat • Batu
• Pasir
• Tenaga Gotong Royong
2 Lingkungan tempat tinggal • PKK
penduduk di wilayah RW 3 • Kader‐kader di desa
sangat tidak sehat • Puskesmas Pembantu
3 Banyak anak balita di RT 5 kena • Puskesmas Pembantu
penyakit campak • Posyandu
• Kader Posyandu
4 Banyak areal tambak di RW 4 • Petani tambak
kurang dimanfaatkan oleh • Tambak
petani • Aliran sungai/irigasi
5 Jembatan di dusun damai • Batu Pasir
longsor • Kayu dan bambu
• Tenaga gotong royong
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silakan
identifikasi / ditambahkan:
POKOK BAHASAN : I. PENGKAJIAN KEADAAN DESA (PKD)
TUJUAN :
• Peserta mengetahui tahapan menyusun kalender musim
• Peserta mampu merumuskan masalah dengan media kalender musim
• Peserta mampu merumuskan potensi berdasarkan masalah yang sudah
dirumuskan dengan kalender musim
DURASI : 120 menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • UU No 25 tahun 2004
• Buku Perencanaan Pembangunan Desa
• Permendagri No 66 Tahun 2007
PENGANTAR:
Salah satu kegiatan PKD yang dilakukan di desa adalah manggali masalah dan potensi yang ada di desa
dengan memakai dasar kalender musim yang ada di desa, membuat kalender musim dilakukan bersama-sama
masyrakat, penggalian gagasan berdasar kalender musim tidak hanya dilakukan untuk bidang pertanian saja,
banyak anggapan yang berkembang selama ini kalender musim hanya cocok untuk penggalian masalah yang
berhubungan dengan pertanian.
PANDUAN FASILITASI:
• Buka dengan salam dan berikan penjelasan tentang tujuan pokok bahasan
• Fasilitator menjelaskan tentang langkah-langkah pembuatan kalender musim
• Bagi peserta dalam beberapa kelompok, tiap kelompok antara 5 s/d 7 peserta, tiap kelompok membuat
kalender musim sesuai dengan langkah langkah yang sudah dijelaskan. Fasilitator dan Pendamping Meja
memastikan langkah-langkah pembuatan kalender musim benar yang dilakukan oleh peserta
• Jelaskan oleh fasilitator cara menggali masalah dan potensi yang dimiliki desa/dusun mengacu pada masalah
yang ada berdasarkan kalender musim
• Tunjuk dengan sukarela satu atau dua orang peserta untuk memsimulasikan cara menggali masalah dan
potensi yang dimiliki desa/dusun mengacu pada masalah yang muncul berdasarkan kalender musim
• Tutup sesi ini dengan salam
PENJELASAN MATERI:
MASALAH Mart Aprl Mei Juni Juli Agts Sept Oktb Nove Desb Jan Pebr
Kekurangan *** ** ** *
Air bersih
Kekurangan ** ** *** *
pangan
Banyak *** ** ** *
pennyakit
menular
Banjir *** ** *
Panen *** **
Tanam *** **
NO MASALAH POTENSI
1 Kekurangan air bersih, pada musim • Sungai
kemarau di dua dusun • Mata air
• Swadaya masyarakat
• Batu pasir
2 Kekurangan pangan, pada musim • Irigasi tersier
kemarau hasil panen merosot • Luas lahan persawahan
• Kelompok tani
• KUD
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silakan identifikasi /
ditambahkan:
POKOK BAHASAN : I. PENGKAJIAN KEADAAN DESA (PKD)
SUB POKOK BAHASAN : I.4 DIAGRAM KELEMBAGAAN
TUJUAN :
• Peserta mengetahui tahapan menyusun Diagram Kelembagaan
• Peserta mampu merumuskan masalah dengan media Diagaram
Kelembagaan
• Peserta mampu merumuskan potensi berdasarkan masalah yang
sudah dirumuskan dengan Diagram Kelembagaan
DURASI : 120 menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • UU No 25 tahun 2004
• Buku Perencanaan Pembangunan Desa
• Permendagri No 66 Tahun 2007
PENGANTAR:
(?)
PANDUAN FASILITASI:
• Buka dengan salam dan berikan jelasan tentang tujuan pokok bahasan
• Fasilitator menjelaskan tentang langkah‐langkah pembuatan Diagram Ven Kelembagaan
• Bagi peserta dalam beberapa kelompok, tiap kelompok antara 5 s/d 7 peserta, tiap kelompok
membuat kalender musim sesuai dengan langkah‐langkah yang sudah dijelaskan. Fasilitator dan
Pendamping Meja memastikan langkah‐langkah pembuatan Diagram Ven Kelembagaan benar
yang dilakukan oleh peserta
• Jelaskan oleh fasilitator cara menggali masalah dan potensi yang dimiliki desa mengacu pada
masalah yang ada berdasarkan Diagram Ven Kelembagaan
• Tunjuk dengan sukarela satu atau dua orang peserta untuk memsimulasikan cara menggali
masalah dan potensi yang dimiliki desa mengacu pada masalah yang muncul berdasarkan
Diagram Ven Kelembagaan
• Tutup sesi ini dengan salam
PENJELASAN MATERI:
D. Lanhkah‐langkah Pembuatan Diagram Kelembagaan
o Kumpulkan masyarakat sebanyak mungkin untuk pembuatan Diagram Kelembagaan
o Identifikasi kelembagaan yang ada di desa
o Identifikasi besar baik secara anggota kelembagaan dan pengaruh kepentingan
masyarakat, buat lingkaran Diagram Kelembagaan sesuai besarnya pengaruh dan
kelembagaan tersebut
o Lingkaran dibuat jarak terhadap masyarakat
o Kelebagaan yang ada di luar desa tetapi mempunyai akses terhadap masyarakat di desa
tersbut dibuat di luar peta desa
o Buat tanda panah terhadap lingkaran masyarakat, jarak panah menggambarkan
hubungan dengan masyarakat
E. Langkah‐langkah Penggalian Masalah Pada Diagaram Kelembagaan
o Dengan mengumpulkan masyarakat, tokoh masyarakat dan pengurus kelembagaan yang
ada di desa
o Tempelkan tabel masalah, tulis lembaga‐lembaga yang ada di masyarakat baik yang
formal maupun tidak
o Identifikasi masalah yang pada masing‐masing lembaga yang ada di desa tersebut
dengan menggali dari masyarakat, tokoh masyarakat dan pengurus kelembagaan yang
ada
o Hasil identifikasi masalah yang ada di lembaga dimasukkan pada tabel masalah dan
potensi
F. Langkah‐langkah Penggalian Potensi Berdasarkan Penggalian Masalah pada Diagram
Kelembagaan
o Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari penggalian masalah yang ada di lembaga di desa
o Berdasarkan tabel masalah dan potensi yang sudah ditempel hasil penggalian penggalian
masalah yang sudah dilakukan bersama masyarakat (?)
o Bersama masyarakat fasilitator menggali potensi yang mungkin bisa mengatasi masalah,
gali potensi dengan menyerap informasi masyarakat terutama pada pengurus lembaga
yang ad
Kel. Tani
DKM RW
Sim.Pei Msya
jan
BPD KUD
RT
Pem.
Desa
Tabel Masalah dan Potensi Berdasarkan Diagram Kelembagaan
NO LEMBAGA MASALAH POTENSI
1 PEMDES & BPD Pemerintah desa kurang • Perangkat lengkap
dalam pelayanan kepada • Sarana tersedia
masyarakat
2 LK DESA Pengurus LK sebagian • Pengurus lengkap
tidak nampak • Tenaga pengurus potensial
kegiatannya
3 KELOMPOK TANI Kegiatan kelompok tadi • Modal usaha besar
di dusun damai macet • Pengurus lengkap
4 SIMPAN PINJAM Pengurus simpan pinjam • Ada program pelatihan
belum pernah • Ada kredit bunga rendah
musyawarah dengan
anggota
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silakan
identifikasi / ditambahkan:
POKOK BAHASAN : J. PENYUSUNAN DRAFT RPJM DESA
SUB POKOK : J.1. MEKANISME PENYUSUNAN DRAFT RPJM DESA
BAHASAN
TUJUAN : • Peserta memahami / dapat menjelaskan urutan kerja TP mulai dari
pengelompokan masalah sampai draft RPJM‐Desa.
• Peserta memahami / dapat menjelaskan penjadualan pelaksanaan
penyusunan draf RPJM‐Desa.
• Peserta dapat melaksanakan mekanisme penyusunan draf RPJM‐
Desa.
DURASI : 60 Menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • Bahan bacaan
• PPD, Permendagri 66 Thn 2007, Permendagri 37 Thn 2007
PENGANTAR:
RPJM‐Desa disusun dengan mekanisme yang telah baku dengan tujuan :
a. Merumuskan rencana pembangunan desa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
keadaan setempat;
b. Merumuskan arah, tujuan. kebijakan dan strategi pembangunan desa;
c. Menyelaraskan rencana kegiatan dan anggaran;
d. Meningkatkan peran serta masyarakat di desa dalam proses pembangunan.
PANDUAN FASILITASI:
• Buka sesi ini dengan mengucapkan salam, dan berikan penjelaskan apa yang menjadi tujuan dan
target dari materi ini.
• Jelaskan tentang mekanisme penyusunan draf RPJM‐Desa
• Lakukan curah pendapat tentang mekanismepenyusunan draf RPJM‐Desa
• Menguji daya ingat
• Tanyakan kepada mereka yang dapat sempurna membuat alur mekanisme penyusunan draf
RPJM‐Desa. Kepada yang belum sempurna menuliskan alur kegiatannya diminta mengingat
kembali.
• Speed reading.
• Penegasan & pembulatan
PENJELASAN MATERI:
Mekanisme Penyusunan Draf RPJM‐Desa :
1. Persiapan
Pada tahap ini kegiatan yang harus dilakukan adalah: Memastikan kesiapan KPMD dan LPMD,
memastikan penugasan KPMD dan LPMD, melakukan fasilitasi pengkajian keadaan desa,
memastikan penerbitan Surat Keputusan Penetapan Tim Penyusun RPJM‐Desa, memastikan
tersedianya hasil‐hasil MMDD dan Penggalian Gagasan tahun sebelumnya sebagai informasi dan
bahan pendukung pelaksanaan pengkajian keadaan desa, menetapkan jadual dan agenda
pelaksanaan kegiatan penyusunan RPJM‐Desa, menyiapkan sarana, alat dan kebutuhan lainnya
untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan penyusunan RPJM‐Desa.
2.Pengkajian Keadaan Desa
Pengkajian keadaan desa adalah proses penggalian dan pengumpulan data mengenai keadaan
masyarakat, masalah, potensi dan berbagai informasi terkait, yang menggambarkan secara jelas dan
lengkap kondisi dan dinamika masyarakat desa.
3. Penyusunan Rancangan RPJM‐Desa
Rancangan RPJM‐Desa dimaksud terdiri atas: Naskah rancangan kebijakan pembangunan desa dan
Rencana kegiatan pembangunan desa.
4. Pembahasan Rancangan RPJM‐Desa
Rancangan (Awal) RPJM‐Desa dibahas bersama masyarakat dalam Forum Musrenbang Desa.
Musrenbang dimaksud adalah Forum Musrenbang Desa yang diselenggarakan khusus, 1(satu) kali
dalam 5 (lima) tahun, untuk membahas rancangan (Awal) RPJM‐Desa.
5. Penetapan Rancangan RPJM‐Desa
Rancangan (Akhir) RPJM‐Desa ditetapkan dalam Forum Rapat BPD, yang diselenggarakan oleh dan
sesuai Peraturan Tata Tertib BPD. Hasil dari pertemuan ini adalah Peraturan Desa (Perdes) tentang
RPJM‐Desa
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silakan
identifikasi / ditambahkan:
POKOK BAHASAN : J. PENYUSUNAN DRAFT RPJM DESA
SUB POKOK : J.2. PENETAPAN MASALAH DAN POTENSI
BAHASAN
TUJUAN : • Peserta memahami / dapat menjelaskan pengelompokan masalah
beserta potensinya.
• Peserta memahami / dapat menjelaskan pemeringkatan masalah
beserta potensinya.
• Peserta dapat melaksanakan penetapan masalah dan potensi.
DURASI : 120 Menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • Bahan bacaan
• PPD, Permendagri 66 Thn 2007, Permendagri 37 Thn 2007
PENGANTAR:
Penetapan masalah dan potensi dilakukan melalui pengelompokan masalah dan potensi yang
merupakan upaya untuk menghimpun, memeriksa kebenaran, mengetahui kualitas, dan
menentukan pilihan masalah yang sesuai dengan aspirasi masyarakat dan kondisi desa. Penentuan
peringkat masalah dan potensi merupakan proses kegiatan mengkaji berat ringannya masalah dan
menyusun urutan sesuai kemampuan dan kondisi masyarakat.
PANDUAN FASILITASI:
• Buka dengan salam dan berikan penjelasan tujuan PB.
• Jelaskan tentang pengertian penetapan masalah beserta potensinya.
• Curah pendapat manfaat dari kegiatan penetapan masalah beserta potensinya.
• Peserta dibagi dalam kelompok untuk membahas dan membuat kegiatan penetapan masalah
beserta potensinya.
• Masing‐masing kelompok mempresentasikan, saling melengkapi hasil pembahasan di kelompok,
fasilitator memberikan penegasan kegiatan penetapan masalah beserta potensinya.
• Lakukan Penyimpulan dan Penegasan
PENJELASAN MATERI:
Tujuan penetapan masalah dan potensi adalah :
• Memperoleh data masalah dan potensi yang dapat dipercaya
• Mengetahui apakah data tersebut sudah mencerminkan aspirasi kebutuhan masyarakat dalam
kehidupan saat ini
• Mendapatkan data yang meyakinkan sebagai hasil tiga alat kajian keadaan desa
• Menghimpun masalah yang sudah diketahui bidangnya atau kelompoknya
• Memperoleh suatu kesatuan data yang benar‐benar aspiratif dan partisipatif sebagai dasar
perencanaan
Dasar‐dasar pengelompokan potensi dan masalah :
9 Obyektif, artinya sesuai dengan kenyataan lapangan. Untuk itu, data yang diperoleh dari tiga
alat kajian masih perlu dibandingkan dengan data sekunder, seperti profil desa dan monografi
desa;
9 Jujur, artinya dalam mengelompokkan masalah tidak dibenarkan memasukkan hal baru sesuai
kepentingan diri sendiri atau pihak tertentu;
9 Faktual dan kekinian, artinya data tersebut harus diperiksa benar‐benar apakah sesuai dengan
kenyataan di masyarakat yang ada pada saat ini atau tidak;
9 Menampung aspirasi kebutuhan masyarakat, bukan perorangan atau pribadi, artinya masalah
tersebut memang benar‐benar masalah yang terjadi di masyarakat, bukan keinginan yang
fantastik;
9 Bahwa mengelompokkan masalah bukan mencari atau menyusun masalah sendiri, tetapi
menata, mengkaji, dan menetapkan kelompoknya terhadap data masalah yang telah dihimpun
melalui tiga alat kajian keadaan desa
9 Faktual dan kekinian, artinya data tersebut harus diperiksa benar‐benar apakah sesuai
kenyataan di masyarakat yang ada pada saat ini atau tidak;
9 Menampung aspirasi kebutuhan masyarakat, bukan perorangan atau pribadi, artinya masalah
tersebut memang benar‐benar masalah yang terjadi di masyarakat, bukan keinginan yang
fantastis;
9 Bahwa mengelompokkan masalah bukan mencari atau menyusun masalah sendiri,
tetapi menata, mengkaji, dan menetapkan kelompoknya terhadap data masalah yang telah
dihimpun melalui tiga alat kajian keadaan desa.
Cara Menyusun dan Menggunakan Alat Ukur (Kriteria) dengan Model Skoring
a. Tentukanlah secara musyawarah kriteria‐kriteria atau dasar‐dasar penilaian yang akan dijadikan
ukuran untuk memilah‐milah tingkat pentingnya (peringkat) masalah‐masalah tersebut untuk
diatasi. Berikut ini contoh kriteria‐kriteria yang dapat digunakan :
Dirasakan oleh orang banyak
Sangat mendesak untuk diatasi
Sangat parah
Menghambat peningkatan pendapatan
Sering terjadi, dan lain sebagainya
b. Tuliskan dasar‐dasar penilaian tersebut pada kartu dan tempelkan di tempat yang telah tersedia.
Cara Menentukan Prioritas Masalah dengan Tabel Skor
¾ Membuat format tabel skor.
¾ Hamparkan di hadapan peserta.
¾ Kajilah setiap masalah dengan indikator yang ada pada tabel skor dengan memberi skor antar 1‐
5.
¾ Tiap satu masalah dijumlahkan skor masing‐masing indikator.
¾ Berilah urutan terhadap jumlah skor terbanyak sampai terendah dengan angka pada setiap
masalah.
¾ Berilah urutan prioritas pada jumlah skor dengan angka romawi, yang terbanyak adalah prioritas
I (pertama) dan diurutkan sampai yang terendah.
¾ Kalau terjadi ada masalah yang memperoleh skor sama, kajilah kembali indikator yang
mempunyai skor sama
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silakan
identifikasi / ditambahkan:
POKOK BAHASAN : J. PENYUSUNAN DRAFT RPJM DESA
SUB POKOK : J.3. PENETAPAN TINDAKAN PEMECAHAN MASALAH
BAHASAN
TUJUAN : • Peserta memahami / dapat menjelaskan rangkuman sejarah desa.
• Peserta memahami / dapat menjelaskan pelaksanaan revive visi /
misi desa dan sinergi dengan visi kabupaten.
• Peserta memahami / dapat menjelaskan pengkajian tindakan
pemecahan masalah.
• Peserta memahami / dapat menjelaskan pemeringkatan tindakan
pemecahan masalah.
• Peserta dapat melaksanakan penetapan tindakan pemecahan
masalah.
DURASI : 120 Menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • Bahan bacaan
• PPD, Permendagri 66 Thn 2007, Permendagri 37 Thn 2007
PENGANTAR:
Penetapan Tindakan Pemecahan Masalah merupakan penentuan peringkat tindakan merupakan
suatu kegiatan untuk menetapkan urutan peringkat tindakan melalui skoring. Namun sebelumnya
perlu dilakukan pengkajian terhadap pemecahan masalah. Pengkajian tindakan pemecahan masalah
merupakan kegiatan menganalisis masalah dengan berbagai penyebab yang dibandingkan
dengan potensi pendukungnya.
PANDUAN FASILITASI:
• Buka dengan salam dan jelaskan tujuan PB.
• Jelaskan tentang pengertian penetapan tindakan pemecahan masalah beserta potensinya.
• Curah pendapat tentang manfaat dari kegiatan penetapan tindakan pemecahan masalah beserta
potensinya.
• Peserta dibagi dalam kelompok untuk membahas dan membuat penetapan tindakan
pemecahan masalah beserta potensinya.
• Masing‐masing kelompok mempresentasikan, saling melengkapi hasil pembahasan di kelompok,
fasilitator memberikan penegasan kegiatan penetapan tindakan pemecahan masalah beserta
potensinya.
• Lakukan Penyimpulan dan Penegasan
PENJELASAN MATERI:
Tujuan Penetapan Tindakan Pemecahan Masalah :
• Mengetahui penyebab masalah serta potensi yang dapat memecahkan
penyebab masalah secara tepat.
• Mengkaji lebih lanjut tindakan pemecahan masalah pada kegiatan sebelum
ini.
• Diperolehnya urutan tindakan yang layak (dapat) dilaksanakan di
desa/kelurahan.
• Terpilihnya jenis kegiatan yang akan dijadikan dasar penyusunan rencana pembangunan.
Langkah‐langkah Penentuan Peringkat Tindakan merupakan penentuan penyebab masalah yang
dilakukan dengan cara berikut:
1. Daftar berbagai penyebab langsung
2. Analisis tentang beberapa penyebab yang berakibat langsung terhadap masalah dan mudah
dilakukan di desa.
3. Pilihlah salah satu atau dua penyebab langsung.
Penentuan potensi atau sumber daya yang diperkirakan dapat memecahkan masalah dengan
berbagai penyebabnya dengan cara sebagai berikut :
a. Daftar berbagai potensi yang ada dan diperkirakan dapat memecahkan masalah dan
penyebabnya.
b. Analisis potensi yang paling cocok untuk memecahkan masalah dan mudah diusahakan di desa.
c. Pilihlah salah satu atau dua penyebab langsung.
Ukuran Penentuan Peringkat Tindakan
Untuk menentukan urutan peringkat tindakan tidak cukup dengan kesepakatan–kesepakatan tetapi
perlu didukung dengan kriteria–kriteria/ukuran yang dapat membantu memperkuat kesepakatan
yang partisipatif. Kriteria yang dimunculkan pada formulir penentuan peringkat tindakan haruslah
dirumuskan secara baik, tidak tumpang tindih, jelas ukurannya dan besar pengaruhnya terhadap
tindakan yang diukur. Setelah kriteria penentuan peringkat tindakan disepakati bobot skor masing ‐
masing kriteria.
Contoh :
¾ Pembobotan 1 – 5
¾ Pembobotan 1 – 10
¾ Pembobotan 1 – 20
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silakan
identifikasi / ditambahkan:
POKOK BAHASAN : J. PENYUSUNAN DRAF RPJM‐DESA
SUB POKOK : J.4. PENYUSUNAN DRAFT DOKUMEN RPJM DESA
BAHASAN
TUJUAN : • Peserta memahami / dapat menjelaskan outline dokumen RPJM‐
Desa.
• Peserta memahami / dapat menjelaskan pengisian matrik rencana
tindakan.
• Peserta memahami / dapat menjelaskan penjadualan pertahun.
• Peserta memahami / dapat menjelaskan prediksi pendanaan.
• Peserta dapat melaksanakan penyusunan draf dokumen RPJM‐
Desa.
DURASI : 120 Menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • Bahan bacaan
• PPD, Permendagri 66 Thn 2007, Permendagri 37 Thn 2007
PENGANTAR:
RPJM‐Desa pada hakikatnya adalah dokumen yangmenerjemahkan proses pemikiran strategis
menjadi
kerangka perencanaan pembangunan desa. Dengan demikian, mutu rencana pembangunan desa
ditentukan sejauh mana dokumen tersebut dapat menampilkan rumusan pemikiran strategis.
Pemikiran
strategis dimaksud berkenaan dengan arah dan tujuan pembangunan desa, target pencapaian
selama periode perencanaan serta cara dan langkah‐langkah mencapai tujuan.
Melalui proses pemikiran strategis tersebut diharapkan terumuskan:
a. Tujuan dan sasaran pembangunan desa yang:
• Konsisten dengan visi dan misi Kepala Desa terpilih,
• Sesuai dengan kaidah penyusunan rencana (spesifik, terukur, dapat diterima, realistis dan
jelas kerangka waktunya) dan
• Sesuai dengan kemampuan desa untuk melaksanakannya.
b. Arah pembangunan desa yang dapat dipahami secara jelas oleh masyarakat.
c. Kebijakan pendayagunaan sumber daya dan dana secara terarah dan efisien.
d. Kebijakan untuk menyelaraskan dan memadukan rencana serta sumber daya yang tersedia
e. Cara dan langkah yang jelas dan terarah untuk mencapai tujuan dan
f. Alat ukur untuk menilai sejauh mana pencapaian tujuan pembangunan desa.
PANDUAN FASILITASI:
• Buka dengan salam dan berikan penjelasan tujuan PB.
• Jelaskan tentang pengertian penyusunan draf dokumen RPJM‐Desa.
• Curah pendapat manfaat dari kegiatan penyusunan draf dokumen RPJM‐Desa.
• Dibagi kelompok untuk membahas penyusunan draf dokumen RPJM‐Desa mulai dari pengisian
matrik rencana tindakan, penjadwalan pertahun, prediksi pendanaan serta dokumen lain yang
mendukung penyusunan draf dokumen RPJM‐Desa.
• Masing masing kelompok mempresentasikan, saling melengkapi hasil pembahasan di kelompok,
fasilitator memberikan penegasan kegiatan penyusunan draf dokumen RPJM‐Desa.
• Lakukan Penyimpulan dan Penegasan.
PENJELASAN MATERI:
Penyusunan Rancangan RPJM‐Desa merupakan kegiatan yang mengikuti kaidah sebagai berikut :
1. Rancangan RPJM‐Desa
Rancangan RPJM‐Desa dimaksud terdiri atas: (1)Naskah rancangan kebijakan pembangunan
desa dan (2) Rencana kegiatan pembangunan desa.
2. Sistematika/Tata Susun
Naskah rancangan kebijakan pembangunan desa disusun sesuai sistematika/tata susun
3. Perumusan Rencana Kegiatan Pembangunan Desa
a. Rencana kegiatan dimaksud disusun sesuai tabel rencana.
b. Rencana kegiatan dimaksud disusun berdasarkan `’urusan”
c. Urusan dimaksud dipilah menjadi Urusan Wajib dan Urusan Pilihan
d. Urusan Wajib adalah semua aspek dan kegiatan yang menyangkut hajat hidup orang banyak
dan berhubungan secara langsung dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat/indeks
pembangunan manusia, mencakup bidang dan kegiatan: (1) Pendidikan, (2) Kesehatan, (3)
Sarana‐prasarana. (4) Lingkungan hidup. (5) Sosial‐budaya, (6) Pemerintahan, dan (6)
Koperasi dan usaha masyarakat.
e. Urusan Pilihan adalah aspek dan kegiatan yang sesuai dengan kondisi dan potensi setempat.
mencakup: (1) Pertanian, (2) Kehutanan; (3) Pertambangan, (4) Pariwisata, dan (5) Kelautan.
f. Rencana kegiatan dirumuskan dengan menggunakan bahasa yang lugas dan mudah
dimengerti.
g. Rumusan rencana kegiatan bersifat khusus,terukur. dapat diterima, realistis dan jelas
kerangka waktunya.
4. Rapat Penyusunan
a. Penyusunan Rancangan RPJM‐Desa dilakukan dalam forum Rapat Tim Penyusun
b. Rapat dimaksud dipimpin oleh Pimpinan Rapat yang terdiri atas seorang Ketua atau sebutan
lain, seorang Wakil Ketua atau sebutan lain dan seorang Sekretaris.
c. Kepala Desa dan Sekretaris Desa karena jabatannya adalah Ketua dan Sekretaris Rapat Tim
Penyusun.
d. Wakil Ketua Rapat dipilih dari dan oleh anggota Tim Penyusun secara demokratis.
e. Setiap rapat dimaksudkan untuk membahas agenda yang telah ditetapkan secara jelas.
f. Agenda dan tatacara rapat dibahas dan disepakati pada Rapat Pertama Tim Penyusun.
g. Rapat Tim Penyusun dilakukan beberapa kali sampai tersusun Rancangan RPJM‐Desa yang
lengkap dan layak.
h. Rapat dimaksud dipilah menjadi: (1) Rapat Pleno, dan (2) Rapat Komisi
i. Rapat Pleno dimaksudkan untuk membahas dan merumuskan Naskah Kebijakan
Pembangunan Desa dan membahas hasil Rapat Komisi. Rapat Pleno diikuti oleh semua
anggota Tim Penyusun
j. Rapat Komisi dimaksudkan untuk membahas dan menyusun rencana kegiatan pembangunan
desa. Pembentukan Komisi dilakukan dengan memperhatikan “Urusan” dan disesuaikan
dengan jumlah anggota Tim dan kebutuhan.
k. Rapat Komisi dipimpin oleh Pimpinan Rapat Komisi. Pimpinan Rapat terdiri atas seorang
Ketua atau sebutan lain dan seorang Sekretaris Pimpinan Rapat yang dipilih dari dan oleh
anggota Komisi secara demokratis.
5. Waktu Penyusunan
Penyusunan Rancangan dilakukan setelah Pengkajian Keadaan Desa sampai dengan sebelum
pelaksanaan Musrenbang Pembahasan Rancangan RPJM‐Desa.
6. Hasil
Kegiatan penyusunan menghasilkan Dokumen Rancangan (Awal) RPJM‐Desa
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silakan
identifikasi / ditambahkan:
POKOK BAHASAN : K. MUSRENBANG PEMBAHASAN DRAF
RPJM‐DESA
SUB POKOK : K.1. PERSIAPAN MUSRENGBANG PEMBAHASAN DRAF RPJM‐DESA
BAHASAN
TUJUAN : • Peserta memahami / dapat menjelaskan persiapan yang perlu
dilakukan dalam pembahasan draf pada Musrenbang Desa.
• Peserta dapat melaksanakan persiapan yang perlu dilakukan dalam
pembahasan draf pada Musrenbang Desa.
DURASI : 60 Menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • Bahan bacaan
• PPD, Permendagri 66 Thn 2007, Permendagri 37 Thn 2007
PENGANTAR:
Rancangan (Awal) RPJM‐Desa dibahas bersama masyarakat dalam Forum Musrenbang Desa.
Musrenbang dimaksud adalah Forum Musrenbang Desa yang diselenggarakan khusus, 1(satu) kali
dalam 5 (lima) tahun. Untuk membahas rancangan (Awal) RPJM‐Desa.
PANDUAN FASILITASI:
• Buka dengan salam dan berikan penjelasan tujuan PB.
• Jelaskan tentang hal‐hal yang perlu dipersiapkan dalam musrenbang pembahasan draft RPJM
Desa.
• Jelaskan tentang pelaku dalam persiapan Musrenbang pembahasan draf RPJM‐Desa.
• Lakukan curah pendapat tentang persiapan Musrenbang pembahasan draf RPJM‐Desa terkait
hal‐hal apa saja yang perlu diperbaiki dan disempurnakan terutama terkait dengan tradisi,
kondisi dan karakteristik di lokasi peserta.
• Lakukan Penyimpulan dan Penegasan
PENJELASAN MATERI:
Hal‐hal yang perlu dipersiapkan dalam pembahasan draf RPJM‐Desa dalam forum Musrenbang Desa,
adalah :
1. Kepala Desa beserta aparatnya membuat pertemuan awal guna merencanakan tanggal dan
tempat pertemuannya,
2. Kepala Desa beserta aparatnya mengidentifikasi peserta‐peserta yang akan diundang,
3. Kepala Desa beserta aparatnya membuat surat undangan. Seminggu sebelum pelaksanaan,
undangan sudah disebarluaskan kepada wakil‐wakil desa dan masyarakat umum melalui papan
informasi dan sarana informasi lainnya,
4. Undangan harus memuat: waktu dan tempat pertemuan, tujuan dan agenda pertemuan, serta
dihadiri wakil‐wakil dari tokoh masyarakat desa. Dalam undangan juga disebutkan bahwa
terbuka kesempatan bagi masyarakat lainnya yang berminat untuk menghadiri Musrenbang
Desa,
5. Memastikan bahwa tokoh masyarakat yang akan hadir benar‐benar dapat mewakili masyarakat.
6. Kepala Desa beserta aparatnya memastikan informasi akan diadakannya Musrenbang Desa telah
tersebar dan diketahui oleh masyarakat, baik yang melalui undangan resmi maupun
pengumuman secara lisan dan tertulis. Hal ini dilakukan dengan kunjungan ke desa maupun
menanyakan langsung kepada orang desa yang kebetulan datang ke Kantor Desa,
7. Kepala Desa beserta aparatnya menyiapkan materi yang akan disampaikan, alat dan tempat
yang akan digunakan
8. Kepala Desa beserta aparatnya memastikan anggaran pembiayaan yang dibutuhkan dan notulen
jalannya kegiatan.
9. Kepala Desa beserta aparatnya memberitahukan kepada Camat mengenai tempat dan waktu
akan diselenggarakannya Musrenbang Desa.
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silakan
identifikasi / ditambahkan:
POKOK BAHASAN : K. MUSRENBANG PEMBAHASAN
DRAF RPJM‐DESA
SUB POKOK :
BAHASAN K.2. PELAKSANAAN MUSRENGBANG PEMBAHASAN RPJM‐Desa
TUJUAN : • Peserta memahami / dapat menjelaskan pelaksanaan dalam
pembahasan draf pada Musrenbang Desa.
• Peserta dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembahasan draf
pada Musrenbang Desa.
DURASI : 120 Menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • Bahan bacaan
• PPD, Permendagri 66 Thn 2007, Permendagri 37 Thn 2007
PENGANTAR:
Pihak‐pihak yang wajib diundang sebagai peserta Musrenbang Desa adalah Tim Penyusun, Wakil
kelompok‐kelompok masyarakat, Ormas, dan LSM, Wakil kelompok perempuan, Wakil masyarakat
miskin, Pengurus Lembaga Kemasyarakat Desa, dan dapat juga unsur masyarakat lainnya yang
dipandang perlu.
PANDUAN FASILITASI:
• Buka dengan salam dan berikan penjelasan tujuan PB.
• Jelaskan tentang pelaksanaan Musrenbang pembahasan draf RPJM‐Desa.
• Jelaskan tentang pelaku, pemandu, materi, metode dan media dalam pelaksanaan Musrenbang
pembahasan draf RPJM‐Desa.
• Lakukan curah pendapat tentang pelaksanaan Musrenbang pembahasan draf RPJM‐Desa.
• Minta peserta untuk menjadi sukarelawan dalam proses pelaksanaan Musrenbang pembahasan
draf RPJM‐Desa, baik yang berperan sebagai pemandu maupun peserta. Proses pelaksanaan
Musrenbang pembahasan draf RPJM‐Desa tetap ditayangkan di depan sebagai panduan peserta
dalam memainkan peran sesuai dengan yang dia dapatkan.
• Lakukan curah pendapat dalam mencermati proses pelaksanaan Musrenbang pembahasan draf
RPJM‐Desa yang telah dilakukan sebelumnya terkait hal‐hal apa saja yang perlu diperbaiki dan
disempurnakan terutama terkait dengan tradisi, kondisi dan karakteristik di lokasi peserta.
• Lakukan Penyimpulan dan Penegasan
PENJELASAN MATERI:
Fasilitator
Proses pembahasan Rancangan RPJM‐Desa difasilitasi oleh tim fasilitator yang terdiri atas KPMD
dan LPMD.
Proses Pembahasan
Agenda dan proses pembahasan adalah sebagai berikut:
a. Pembukaan dan pengarahan oleh Camat
b. Pemaparan proses penyusunan Rancangan RPJM‐Desa oleh Kepala Desa
c. Pemaparan pokok‐pokok materi Rancangan (Awal) RPJM‐Desa oleh Tim Penyusun
d. Tanggapan, masukan dan saran dari peserta Musrenbang Desa
e. Tanggapan balik Kepala Desa dan Tim Penyusun
f. Pembahasan oleh peserta
• Pembahasan dimaksud dilakukan dalam kelompok‐kelompok diskusi.
• Jumlah kelompok dimaksud disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
• Kelompok diskusi dimaksud dipimpin oleh pimpinan diskusi, yang terdiri atas seorang Ketua
atau sebutan lain dan seorang sekretaris.
• Pimpinan diskusi dipilih dari dan oleh anggota kelompok diskusi secara demokratis.
g. Penyampaian hasil‐hasil pembahasan dilakukan oleh peserta Musrenbang
h. Penjelasan tindak lanjut hasil pembahasan Rancangan RPJM‐Desa oleh Kepala Desa
i. Penutupan oleh Kepala Desa
Hasil
Hasil proses pembahasan dimaksud adalah Rancangan (Akhir) RPJM‐Desa.
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silakan
identifikasi / ditambahkan:
POKOK BAHASAN : K. MUSRENBANG PEMBAHASAN
DRAF RPJM‐DESA
SUB POKOK : K.3. RENCANA KERJA TINDAK LANJUT
BAHASAN
TUJUAN : • Peserta memahami / dapat menjelaskan perumusan rencana kerja
tindak lanjut.
• Peserta mampu membuat rencana kerja sebagai tindak lanjut
kegiatan
• Peserta memiliki komitmen melaksanakan RKTL yang disusunnya
DURASI : 120 Menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • Bahan bacaan
• PPD, Permendagri 66 Thn 2007, Permendagri 37 Thn 2007
PENGANTAR:
Dalam suatu proses kegiatan, sangat penting memiliki suatu rencana kerja yang dijadikan dasar
dalam melakukan tindakan lanjutan pelaksanaan. Sangat diperlukan pemahaman SMART sebagai
salah satu dasar dalam penyusunan RKTL. Semua itu tentunya akan bermanfaat dan berdampak
guna bila didukung dengan komitmen pelaku yang menyusunnya.
PANDUAN FASILITASI:
• Buka sessi dengan mengucapkan salam, dan memberikan penjelasan tentang tujuan pertemuan
kali ini.
• Tanyakan tentang apa yang mereka pahami dan mengapa perlu ada RKTL ?
• Jelaskan tentang maksud dan tujuan RKTL
• Buatlah peserta menjadi 4 kelompok, mintalah setiap kelompok untuk membuat RKTL yang
mereka inginkan.
• Selama kelompok berdiskusi, fasilitator mengajukan pertanyaan pemancing kepada kelompok :
‐ Sudahkah tujuannya
spesifik?
‐ Apakah kita dapat
mengukur secara jelas hasil yang akan dicapai?
‐ Bagaimana kita tahu bahwa
tujuan sudah tercapai?
‐ Apakah tujuan sudah
realistis dan bisa dicapai?
‐ Kapan waktu
pelaksanaannya, berapa lama?
‐ Apakah sudah ditulis dalam
kalimat positif (apa yang diinginkan, bukan apa yang tidak diinginkan)?
‐ Apakah mereka bisa
membayangkan proses dan hasilnya (apa yang terlihat, terdengar, terasa, dan lain‐lain)
• Setiap kelompok mempresentasikan hasil kelompoknya, dan peserta lain menanggapinya untuk
penyempurnaan.
• Berikan penegasan, bahwa perlu diperhatikan aspek yang menjadi dasar dalam menyusun RKTL
PENJELASAN MATERI:
Mengapa Rencana Kerja Tindak Lanjut (RTKL) Penting?
“Plan is nothing, planning is everything”
(Kredo manajemen modern)
Secara sederhana, proses advokasi dalam pengembangan masyarakat bisa dilihat dari tiga lini
(saluran). Saluran legislatif untuk mendorong lahirnya payung hukum, saluran eksekutif untuk
mengubah budaya pelayanan serta saluran partisipasi masyarakat untuk mengubah perilaku mereka
sesuai sasaran isu strategis.
Kegiatan RTKL dalam sesi ini merupakan perumusan langkah‐langkah dan kegiatan apa saja yang
perlu dilakukan dalam tiga saluran tersebut agar tujuan advokasi tercapai. Sebagai contoh, kegiatan
RTKL antara lain: monitoring tindak lanjut proses legislasi, terus menerus menyuplai informasi bagi
anggota dewan, penguatan kinerja pemerintah, penggalangan isu di masyarakat dan sebagainya.
RKTL
Membuat RKTL adalah suatu upaya future pacing, yakni suatu kegiatan untuk membuat sistem
neurologis mengenali apa yang harus dilakukan di masa yang akan datang. Artinya, suatu
perencanaan harus mampu membuat “calon pelaku”‐nya membayangkan secara jelas apa yang
harus dilakukan.
Suatu perencanaan yang tergambar jelas (gamblang) dalam pikiran, akan menciptakan suatu “sirkuit
neurologis baru” yang membuat otak mengenali dengan jelas apa yang harus dilakukannya
kemudian.
Dalam menyusun suatu rencana pencapaian gol, biasanya digunakan pendekatan SMART (Spesific,
Measurable, Attainable, Realistic dan Time Bound). Pendekatan ini sangat baik, karena membuat
pelaku menjadi jelas terhadap apa yang harus dilakukannya.
Lebih jauh dari itu, NLP menyarankan suatu cara berpikir yang disebut wellformed outcome (WFO =
tujuan yang dirumuskan dengan baik). Ada 2 aspek penting yang perlu dibahas di sini yakni:
1. Dalam membuat suatu gol, pelaku perlu dapat memvisualisasikan proses dan hasil yang akan
dicapai. Proses visualisasi ini seyogyanya melibatkan sebanyak mungkin indra (bisa dilihat,
diraba, didengar, dicium, dirasa). Proses inilah yang akan menciptakan sirkuit neurologis
baru, sehingga pikiran merasa “sudah pernah mengalami” sekalipun sebenarnya baru
mengalami secara visualisasi.
2. Kalimat rumusan tujuan harus berbentuk kalimat positif (apa yang diinginkan, bukan yang
tidak diinginkan) dan present tenses.Apabila tujuan dirumuskan dengan cara demikian, maka
tidak saja tujuan ini menjadi jelas, namun akan memotivasi pelaku untuk mencapainya.
Terutama karena cara perumusan ini menggunakan pendekatan yang sesuai dengan cara
kerja otak manusia.
Saat merumuskan RKTL, kelompok akan mendiskusikan langkah‐langkah konkrit yang harus
dilakukan, sehingga setiap anggota mampu secara jelas memvisualisasikan apa yang harus mereka
lakukan beserta hasilnya.
Fasilitator membantu mengarahkan proses diskusi dengan memberikan pertanyaan‐
pertanyaan stimulan agar proses perencanaan memenuhi SMART dan WFO. Dengan cara ini, peserta
akan mendapatkan gambaran jernih atas apa yang akan mereka lakukan di masa depan sebagai
tindak lanjut proses advokasi yang baru saja dimulai.
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silakan
identifikasi / ditambahkan:
POKOK BAHASAN : L. FINALISASI RPJM‐DESA
SUB POKOK : L.1. FINALISASI RPJM DESA
BAHASAN
TUJUAN : • Peserta memahami / dapat menjelaskan pembahasan hasil
Musrenbang sebelum finalisasi RPJM‐Desa.
• Peserta memahami / dapat menjelaskan finalisasi dokumen RPJM‐
Desa.
• Peserta memahami / dapat menjelaskan proses asistensi ke BPD
setelah finalisasi RPJM‐Desa.
DURASI : 60 Menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • Bahan bacaan
• PPD, Permendagri 66 Thn 2007, Permendagri 37 Thn 2007
PENGANTAR:
Tim Penyusun dalam melaksanakan finalisasi kegiatan penyusunan Rancangan RPJM‐Desa
dibimbing dan dibantu oleh aparat pemerintah (Kecamatan dan/atau Kabupaten) yang
berkompeten, Setrawan (Kecamatan dan/atau Kabupaten), dan pihak lain yang berkompeten
melalui proses asistensi yang dilakukan secara berkesinambungan.
PANDUAN FASILITASI:
• Buka dengan salam dan jelaskan tujuan PB.
• Jelaskan tentang finalisasi RPJM‐Desa.
• Curah pendapat tentang manfaat dari kegiatan finalisasi RPJM‐Desa.
• Lakukan diskusi tentang pelaksanaan finalisasi RPJM‐Desa mulai dari proses awal finalisasi
sampai asistensi ke BPD, gali juga hal‐hal apa saja yang perlu diperbaiki dan disempurnakan
terutama terkait dengan tradisi, kondisi dan karakteristik di lokasi peserta.
• Lakukan Penyimpulan dan Penegasan
PENJELASAN MATERI:
Finalisasi dokumen RPJM ‐Desa harus memperhatikan bahwa RPJM‐Desa sebagai dokumen
perencanaan akan berhasil apabila dilaksanakan dan diperlakukan sebagai proses yang
berkelanjutan. Dengan demikian, penyusunan maupun pelaksanaan RPJM‐Desa harus:
a. Berorientasi pada pemberdayaan Masyarakat dan Aparatur Pemerintahan Desa
b. Dimasyarakatkan dan dikonsultasikan secara berkelanjutan.
c. Dapat disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi.
d. Dilakukan evaluasi secara berkelanjutan.
Penyusunan RPJM‐Desa pada dasarnya adalah proses kegiatan sesuai tahapan secara sistematis.
Tahapan dimaksud adalah :
a. Persiapan.
b. Identifikasi para pihak pemangku kepentingan.
c. Pengkajian keadaan dan kecenderungan perkembangan desa.
d. Pengkajian potensi, masalah dan daya dukung.
e. Perumusan tujuan.
f. Perumusan program dan kegiatan.
g. Penetapan waktu dan penanggungjawab pelaksanaan kegiatan.
h. Perumusan alat ukur pencapaian tujuan.
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silakan
identifikasi / ditambahkan:
POKOK BAHASAN : L. RENCANA KERJA TINDAK
LANJUT
SUB POKOK : L.2. RENCANA KERJA TINDAK LANJUT
BAHASAN
TUJUAN : • Peserta memahami / dapat menjelaskan perumusan rencana kerja
tindak lanjut.
• Peserta mampu membuat rencana kerja sebagai tindak lanjut
kegiatan
• Peserta memiliki komitmen melaksanakan RKTL yang disusunnya
DURASI : 120 Menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • Bahan bacaan
• PPD, Permendagri 66 Thn 2007, Permendagri 37 Thn 2007
PENGANTAR:
Dalam suatu proses kegiatan, sangat penting memiliki suatu rencana kerja yang dijadikan dasar
dalam dalam melakukan tindakan lanjutan pelaksanaan. Sangat diperlukan adanya pemahami
SMART sebagai salah satu dasar dalam penyusunan RKTL. Semua itu tentunya akan bermanfaat dan
berdampak guna bila didukung dengan komitmen pelaku yang menyusunnya.
PANDUAN FASILITASI:
• Buka sesi dengan mengucapkan salam dan menjelaskan tujuan pertemuan kali ini.
• Tanyakan, tentang apa yang mereka pahami, mengapa perlu ada RKTL ?
• Jelaskan tentang maksud dan tujuan RKTL
• Buatlah peserta menjadi 4 kelompok, mintalah setiap kelompok untuk membuat RKTL yang
mereka inginkan.
• Selama kelompok berdiskusi, fasilitator mengajukan pertanyaan pemancing kepada kelompok :
‐ Sudahkah tujuan
dirumuskan secara spesifik?
‐ Apakah kita dapat
mengukur secara jelas hasil yang akan dicapai?
‐ Bagaimana kita tahu bahwa
tujuan sudah tercapai?
‐ Apakah tujuan sudah
realistis dan bisa dicapai?
‐ Kapan waktu
pelaksanaannya, berapa lama?
‐ Apakah sudah ditulis dalam
kalimat positif (apa yang diinginkan, bukan apa yang tidak diinginkan)?
‐ Apakah mereka bisa
membayangkan proses dan hasilnya (apa yang terlihat, terdengar, terasa, dan lain‐lain)
• Setiap kelompok mempresentasikan hasil kelompoknya, dan peserta lain menanggapinya untuk
penyempurnaan.
• Berikan penegasan, bahwa perlu diperhatikan aspek yang menjadi dasar dalam menyusun RKTL
PENJELASAN MATERI:
Mengapa Rencana Kerja Tindak Lanjut (RTKL) Penting?
“Plan is nothing, planning is everything”
(Kredo manajemen modern)
Secara sederhana, proses advokasi dalam pengembangan masyarakat bisa dilihat dari tiga lini
(saluran). Saluran legislatif untuk mendorong lahirnya payung hukum, saluran eksekutif untuk
mengubah budaya pelayanan serta saluran partisipasi masyarakat untuk mengubah perilaku mereka
sesuai sasaran isu strategis.
Kegiatan RTKL dalam sesi ini merupakan perumusan langkah‐langkah dan kegiatan apa saja yang
perlu dilakukan dalam tiga saluran tersebut agar tujuan advokasi tercapai. Sebagai contoh, kegiatan
RTKL antara lain: monitoring tindak lanjut proses legislasi, terus menerus menyuplai informasi bagi
anggota dewan, penguatan kinerja pemerintah, penggalangan isu di masyarakat dan sebagainya.
RKTL
Membuat RKTL adalah suatu upaya future pacing, yakni suatu kegiatan untuk membuat sistem
neurologis mengenali apa yang harus dilakukan di masa yang akan datang. Artinya, suatu
perencanaan harus mampu membuat “calon pelaku”‐nya membayangkan secara jelas apa yang
harus dilakukan.
Suatu perencanaan yang tergambar jelas (gamblang) dalam pikiran, akan menciptakan suatu “sirkuit
neurologis baru” yang membuat otak mengenali dengan jelas apa yang harus dilakukannya
kemudian.
Dalam menyusun suatu rencana pencapaian gol, biasanya digunakan pendekatan SMART (Spesifik,
Measurable, Attainable, Realistic dan Time Bound).Pendekatan ini sangat baik, karena membuat
pelaku menjadi jelas terhadap apa yang harus dilakukannya.
Lebih jauh dari itu, NLP menyarankan suatu cara berpikir yang disebut wellformed outcome (WFO =
tujuan yang dirumuskan dengan baik). Ada 2 aspek penting yang perlu dibahas di sini yakni:
3. Dalam membuat suatu gol, pelaku perlu dapat memvisualisasikan proses dan hasil yang akan
dicapai. Proses visualisasi ini seyogyanya melibatkan sebanyak mungkin indra (bisa dilihat,
diraba, didengar, dicium, dirasa). Proses inilah yang akan menciptakan sirkuit neurologis
baru, sehingga pikiran merasa “sudah pernah mengalami” sekalipun sebenarnya baru
mengalami secara visualisasi.
4. Kalimat rumusan tujuan harus berbentuk kalimat positif (apa yang diinginkan, bukan yang
tidak diinginkan) dan present tenses.Apabila tujuan dirumuskan dengan cara demikian,
maka tidak saja tujuan ini menjadi jelas, namun akan memotivasi pelaku untuk
mencapainya. Terutama karena cara perumusan ini menggunakan pendekatan yang sesuai
dengan cara kerja otak manusia.
Saat merumuskan RKTL, kelompok akan mendiskusikan langkah‐langkah konkrit yang harus
dilakukan, sehingga setiap anggota mampu secara jelas memvisualisasikan apa yang harus mereka
lakukan beserta hasilnya.
Fasilitator membantu mengarahkan proses diskusi dengan memberikan pertanyaan‐pertanyaan
stimulan agar proses perencanaan memenuhi SMART dan WFO. Dengan cara ini, peserta akan
mendapatkan gambaran jernih atas apa yang akan mereka lakukan di masa depan sebagai tindak
lanjut proses advokasi yang baru saja dimulai.
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silahkan
identifikasi / ditambahkan:
POKOK BAHASAN : M. RAPAT PENETAPAN RPJM‐DESA DI
FORUM BPD
SUB POKOK :
BAHASAN M.1. PERSIAPAN RAPAT PENETAPAN RPJM=Desa DI FORUM BPD
TUJUAN : • Peserta memahami / dapat menjelaskan persiapan yang perlu
dilakukan dalam rapat penetapan RPJM‐Desa di Forum BPD.
• Peserta dapat melaksanakan persiapan yang perlu dilakukan dalam
rapat penetapan RPJM‐Desa di Forum BPD.
DURASI : 60 Menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • Bahan bacaan
• PPD, Permendagri 66 Thn 2007, Permendagri 37 Thn 2007
PENGANTAR:
Rancangan (Akhir) RPJM‐Desa ditetapkan dalam Forum Rapat BPD, yang diselenggarakan oleh/dan
sesuai Peraturan Tata Tertib BPD. Rapat dimaksud dipimpin oleh Pimpinan BPD.
PANDUAN FASILITASI:
• Buka dengan salam dan jelaskan tujuan PB.
• Jelaskan tentang hal‐hal yang perlu dipersiapkan dalam rapat penetapan RPJM‐Desa di Forum
BPD.
• Jelaskan tentang pelaku dalam persiapan rapat penetapan RPJM‐Desa di Forum BPD.
• Lakukan curah pendapat tentang persiapan rapat penetapan RPJM‐Desa di Forum BPD terkait
hal‐hal apa saja yang perlu diperbaiki dan disempurnakan terutama terkait dengan tradisi,
kondisi dan karakteristik di lokasi peserta.
• Lakukan Penyimpulan dan Penegasan
PENJELASAN MATERI:
Hal‐hal yang perlu dipersiapkan dalam rapat penetapan RPJM‐Desa di Forum BPD, adalah :
10. BPD membuat pertemuan awal guna merencanakan tanggal dan tempat pertemuannya,
11. BPD mengidentifikasi peserta‐peserta yang akan diundang,
12. BPD membuat surat undangan. Seminggu sebelum pelaksanaan, undangan sudah
disebarluaskan kepada wakil‐wakil desa dan masyarakat umum melalui papan informasi dan
sarana informasi lainnya,
13. Undangan harus memuat: waktu dan tempat pertemuan, tujuan dan agenda pertemuan, serta
wakil‐wakil dari tojoh masyarakat desa. Dalam undangan juga disebutkan bahwa terbuka
kesempatan bagi masyarakat lainnya yang berminat untuk menghadiri rapat penetapan RPJM‐
Desa di Forum BPD,
14. Memastikan bahwa tokoh masyarakat yang akan hadir benar‐benar dapat mewakili masyarakat.
15. BPD memastikan informasi akan diadakannya Musrenbang Desa telah tersebar dan diketahui
oleh masyarakat, baik yang melalui undangan resmi maupun pengumuman secara lisan dan
tertulis. Hal ini dilakukan dengan kunjungan ke desa maupun menanyakan langsung kepada
orang desa yang kebetulan datang ke kantor desa,
16. BPD menyiapkan materi yang akan disampaikan, alat dan tempat yang akan digunakan
17. BPD memastikan anggaran pembiayaan yang dibutuhkan dan notulen jalannya kegiatan.
18. BPD memberitahukan kepada Camat mengenai tempat dan waktu akan diselenggarakannya
rapat penetapan RPJM‐Desa di Forum BPD.
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silakan
identifikasi / ditambahkan:
POKOK BAHASAN : M. RAPAT PENETAPAN RPJM‐DESA DI
FORUM BPD
SUB POKOK : M.2. PELAKSANAAN RAPAT PENETAPAN RPJM‐DESA DI FORUM BPD
BAHASAN
TUJUAN : • Peserta memahami / dapat menjelaskan pelaksanaan dalam rapat
penetapan RPJM‐Desa di Forum BPD.
• Peserta dapat berpartisipasi secara aktif dalam rapat penetapan
RPJM‐Desa di Forum BPD.
DURASI : 120 Menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • Bahan bacaan
• PPD, Permendagri 66 Thn 2007, Permendagri 37 Thn 2007
PENGANTAR:
Peserta Rapat BPD untuk penetapan Rancangan Peraturan Desa tentang RPJM‐Desa adalahSemua
Anggota BPD, Kepala Desa, Sekretaris Desa, Semua Kepala Urusan (Kaur) Pemerintah Desa, Anggota
Tim Penyusun Rancangan RPJMDesa, Wakil masyarakat dengan memperhatikan keterwakilan
kelompok, Perempuan dan masyarakat miskin, Pengurus Ormas dan/atau LSM, Unsur masyarakat
lainnya.
Rapat BPD untuk penetapan Perdes tentang RPJM‐Desa bersifat terbuka untuk umum.
Rancangan (Akhir) RPJM‐Desa ditetapkan dan disahkan dengan Peraturan Desa (Perdes).
PANDUAN FASILITASI:
• Buka dengan salam dan jelaskan tujuan PB.
• Jelaskan tentang pelaksanaan rapat penetapan RPJM‐Desa di Forum BPD.
• Jelaskan tentang pelaku, pemandu, materi, metode dan media dalam pelaksanaan rapat
penetapan RPJM‐Desa di Forum BPD.
• Lakukan curah pendapat tentang pelaksanaan rapat penetapan RPJM‐Desa di Forum BPD.
• Minta peserta untuk menjadi sukarelawan dalam proses pelaksanaan rapat penetapan RPJM‐
Desa di Forum BPD, baik yang berperan sebagai pemandu maupun peserta. Proses pelaksanaan
rapat penetapan RPJM‐Desa di Forum BPD tetap ditayangkan di depan sebagai panduan peserta
dalam memainkan peran sesuai dengan yang dia dapatkan.
• Lakukan curah pendapat dalam mencermati proses pelaksanaan rapat penetapan RPJM‐Desa di
Forum BPD yang telah dilakukan sebelumnya terkait hal hal apa saja yang perlu diperbaiki dan
disempurnakan terutama terkait dengan tradisi, kondisi dan karakteristik di lokasi peserta.
• Lakukan Penyimpulan dan Penegasan
PENJELASAN MATERI:
Pengajuan Rancangan Perdes :
Kepala Desa wajib mengajukan Rancangan Perdes tentang RPJM‐Desa kepada BPD, paling lambat 1
(satu) minggu setelah pelaksanaan Musrenbang Desa Pembahasan Rancangan (Awal) RPJM‐Desa
Penetapan Jadual Pembahasan dan Penetapan oleh BPD
a. Selambat‐lambatnya 1 (satu) minggu setelah Rancangan Perdes dimaksud diterima. BPD
menetapkan jadwal pelaksanaan Rapat Penetapan Rancangan Perdes tentang RPJM‐Desa
b. Rapat Penetapan dimaksud dilaksanakan selambat‐lambatnya 2 (dua) minggu setelah Rancangan
Perdes tentang RPJM‐Desa diterima.
Proses Rapat Penetapan
a. Pembukaan dan Pengantar Rapat oleh pimpinan Rapat
b. Penyampaian Nota Pengantar Rancangan Peraturan Desa tentang RPJM‐Desa oleh Kepala Desa
c. Tanggapan Anggota BPD
d. Jawaban Kepala Desa
e. Pengambilan Keputusan/Penetapan Perdes tentang RPJM‐Desa
f. Penandatanganan naskah Perdes oleh Kepala Desa dan Ketua BPD.
Hasil
Peraturan Desa (Perdes) tentang RPJM‐Desa
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silakan
identifikasi / ditambahkan:
POKOK BAHASAN : N. SOSIALISASI PERDES RPJM‐DESA
SUB POKOK : N.1. SOSIALISASI PERDES RPJM DESA
BAHASAN
TUJUAN : • Peserta memahami / dapat menjelaskan penyusunan Perdes RPJM‐
Desa.
• Peserta memahami / dapat menjelaskan isi sosialisasi Perdes RPJM‐
Desa.
• Peserta memahami / dapat menjelaskan cara‐cara sosilisasi Perdes
RPJM‐Desa.
• Peserta memahami / dapat menjelaskan pembagian peran
pelaksanaan sosialisasi Perdes RPJM‐Desa.
• Peserta mampu melaksanakan sosialisasi Perdes RPJM‐Desa.
DURASI : 90 Menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • Bahan bacaan
• PPD, Permendagri 66 Thn 2007, Permendagri 37 Thn 2007
PENGANTAR:
Sosialisasi dan penyebaran informasi dalam Perdes RPJM‐Desa merupakan upaya untuk
memperkenalkan dan menyebarluaskan informasi mengenai program dan pelaksanaan Perdes
RPJM‐Desa kepada masyarakat. Hasil yang diharapkan dari proses sosialisasi dan penyebaran
informasi adalah dimengerti dan dipahaminya isi Perdes RPJM‐Desa secara utuh, khususnya
masyarakat di desa sebagai pelaku sekaligus sasaran penerima program, masyarakat umum,
instansi atau lembaga lainnya. Dengan demikian, upaya pelembagaan dan pengintegrasian prinsip
serta prosedur program dalam masyarakat dan sistem pemerintahan reguler, dapat berjalan
optimal.
PANDUAN FASILITASI:
• Buka dengan salam dan jelaskan tujuan PB.
• Jelaskan penyusunan Perdes RPJM‐Desa.
• Curah pendapat dan buat penegasan manfaat sosialisasi Perdes RPJM‐Desa di desa.
• Jelaskan pelaku sosialisasi Perdes RPJM‐Desa.
• Lakukan curah pendapat tentang cara‐cara melakukan sosialisasi Perdes RPJM‐Desa di desa.
• Bahas isi dari sosialisasi Perdes RPJM‐Desa
• Lakukan pembahasan media yang digunakan untuk sosialisasi dan cara menggunakannya.
• Lakukan Penyimpulan dan Penegasan
PENJELASAN MATERI:
Pelaksana Sosialisasi di Lapangan
Pelaksana Teknis Sosialisasi dapat terdiri atas unsur‐unsur perangkat Desa, Kader Pemberdayaan
Masyarakat Desa (KPMD), dan didukung oleh Badan Perwakilan Desa (BPD serta tokoh‐tokoh
masyarakat yang ada di wilayah tersebut. Pelaksana teknis sosialisasi di lapangan ini bertugas
melaksanakan kegiatan sosialisasi dan penyebaran informasi kepada masyarakat langsung di desa.
Pelaku sosialisasi di Desa meliputi Kepala Desa, BPD, TPK, TPU, TP, KPMD dan tokoh masyarakat
serta masyarakat desa yang sudah mengerti serta peduli akan keberlangsungan program
pembangunan di desa.Tokoh‐tokoh masyarakat, seperti pemuka agama, tokoh adat atau tokoh
pemuda, yang ada di perdesaan, seringkali merupakan tokoh panutan yang dipercaya dalam ucapan
maupun tindakannya. Oleh sebab itu, keberadaan tokoh‐tokoh tersebut menjadi salah satu
pendukung kegiatan sosialisasi dan penyebarluasan informasi program.
MEDIA SOSIALISASI
Upaya sosialisasi dan penyebaran informasi dapat dilakukan melalui dua cara, yakni:
- Pertemuan Langsung
- Media Informasi, dengan menggunakan media komunikasi/ informasi dan media alternatif lain,
termasuk kegiatan promosi yang sifatnya terbuka untuk umum.
Pertemuan Langsung
Sosialisasi dan penyebaran informasi melalui pertemuan langsung dilakukan di desa, bahkan di
dusun‐dusun/kelompok. Selain dalam pertemuan‐pertemuan formal yang sengaja diadakan dalam
rangka pelaksanaan program pembangunan, sosialisasi dan penyebaran informasi juga dapat
dilakukan inter‐personal/kelompok kecil secara informal atau memanfaatkan forum‐forum
pertemuan yang telah ada sebelumnya di lokasi.
Pertemuan sosialisasi dan penyebaran informasi yang sengaja diadakan (formal) dilakukan melalui
pertemuan‐pertemuan desa yang dilakukan secara formal seperti musyawarah desa.
Pertemuan sosialisasi dan penyebaran informasi yang dilakukan secara interpersonal dan kelompok
kecil (non formal) dapat dilakukan dengan cara :
- Berbincang bincang mengenai perdes RPJM‐Desa, misalnya saat bertemu seseorang di jalan,
di sawah, di pasar atau tempat lain. Bahkan bisa kita lakukan saat kita silaturrahmi ke
tempat saudara atau tetangga kita.
- Melakukan diskusi perdes RPJM‐Desa pd waktu pengajian, arisan RT, atau pertemuan non
formal lainnya.
- Bahkan dapat dilakukan pada waktu ngobrol di pos ronda.
Hal‐hal penting yang perlu diperhatikan ketika melaksanakan kegiatan sosialisasi dan penyebaran
informasi melalui forum‐forum pertemuan, antara lain:
- Tentukan tujuan/ hasil yang ingin dicapai dari sosialisasi yang akan dilakukan
- Pastikan persiapan penyelenggaraan pertemuan (lihat Ceklis Persiapan Penyelenggaraan
Pertemuan Sosialisasi)
- Pastikan ketersediaan materi yang akan diinformasikan atau disampaikan.
- Kesiapan untuk penyampaian materi seperti: metode, media atau alat yang digunakan
- Evaluasi hasil sosialisasi yang dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilanya. Hasil evaluasi ini
dapat dijadikan pegangan bila akan melakukan sosialisasi lanjutan.
Media Informasi
Dewasa ini, cukup banyak media informasi yang berkembang di masyarakat dan dapat digunakan
sebagai media penyebarluasan informasi, baik media informasi tradisional maupun modern.
Beberapa media informasi yang dapat digunakan adalah:
a. Media Visual
- Papan Informasi
- Poster
- Spanduk
- Buletin/Surat Kabar
- Situs Web / Blog
b. Media Audio
Seperti Radio.
Media Alternatif
Guna lebih mendekatkan perdes RPJM Desa kepada masyarakat luas, maka pelaku di lapangan harus
dapat memanfaatkan setiap forum‐forum pertemuan (sekecil apapun) sebagai media untuk
kepentingan sosialisasi dan penyebaran informasi.
a. Pameran dan Bazaar
b. Pentas Seni dan Budaya/ Pekan Olahraga dan Kesenian
c. Perpustakaan
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silakan
identifikasi / ditambahkan:
POKOK BAHASAN : O. PELAPORAN PELAKSANAAN
PENYUSUNAN RPJM‐DESA
SUB POKOK : O.1. PELAPORAN PELAKSANAAN PENYUSUNAN RPJM‐DESA
BAHASAN
TUJUAN : • Peserta memahami / dapat menjelaskan format laporan
pelaksanaan penyusunan RPJM‐Desa.
• Peserta memahami / dapat menjelaskan mekanisme pelaporan
pelaksanaan penyusunan RPJM‐Desa.
• Peserta memahami / dapat menjelaskan cara mengisi laporan
pelaksanaan penyusunan RPJM‐Desa.
• Peserta mampu membuat dan mengisi laporan pelaksanaan
penyusunan RPJM‐Desa.
DURASI : 120 Menit
ALAT/BAHAN/MEDIA : • Bahan bacaan
• PPD, Permendagri 66 Thn 2007, Permendagri 37 Thn 2007
PENGANTAR:
Hal penting dalam proses pemantauan, pengawasan dan evaluasi adalah penyusunan laporan.
Laporan berguna untuk menyusun rencana tindak lanjut dari permasalahan‐permasalahan yang
ditemukan. Laporan di tingkat desa juga menjadi hal yang sangat penting untuk membantu dalam
melakukan review atas hasil yang telah dilakukan. Kepala Desa melaporkan RPJM‐Desa secara
berjenjang. Laporan RPJM‐Desa disampaikan paling lambat satu bulan sejak ditetapkan.
PANDUAN FASILITASI:
• Buka dengan salam, jelaskan tujuan dari pokok bahasan.
• Jelaskan tentang mekanisme pelaporan pelaksanaan penyusunan RPJM‐Desa.
• Tanyakan pada peserta mengapa diperlukan laporan pelaksanaan penyusunan RPJM‐Desa.
• Mintalah satu orang peserta (sukarela) memberikan kesimpulan atas jawaban‐jawaban dari
peserta lain.
• Fasilitator memberikan penegasan tentang pentingnya pelaporan pelaksanaan penyusunan
RPJM‐Desa.
• Bentuk kelompok dan bagikan form isian laporan pelaksanaan penyusunan RPJM‐Desa.
• Hasil kerja kelompok dipresentasikan untuk mendapat tanggapan dari kelompok lain. Buatlah
catatan‐catatan penting tentang hasi presentasi tersebut.
• Bahas bersama peserta catatan‐catatan penting hasil presentasi da berikan kesempatan pada
peserta untuk bertanya.
• Berikan penegasan tentang pelaporan pelaksanaan penyusunan RPJM‐Desa.
PENJELASAN MATERI:
Pelaporan pelaksanaan penyusunan RPJM‐Desa yang dilakukan oleh Kepala Desa adalah form
pelaporan sesuai dengan Permendagri no. 66 Tahun 2007 yang kesemuanya terintegrasi dalam
pelaporan RKP Desa.
Masih terdapat bahan lainnya yang sesuai karakteristik masyarakat & lokasi pelatihan, silakan
identifikasi / ditambahkan: