Oleh:
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Penulis
Risa Jeni Wardila/ NIM : 1713411027
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Penulis
Risa Jeni Wardila/ NIM : 1713411027
Diterima dan disahkan oleh tim Penguji Ujian Akhir Program Diploma III
Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Kementrian Kesehatan RI
sebagai Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Diploma III
Tim Penguji
-
Penguji Utama
Mengetahui
Ketua Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang
iii
LEMBAR PENYATAAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah SWT atas berkah rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penyusunan Proposal Tugas Akhir ini, dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Proposal Tugas Akhir yang berjudul “Gambaran Tingkat
Pengetahuan dan Sikap Calon Pengantin (Wanita) Tentang Anemia Gizi dan
KEK di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsdewu Tahun 2020” yang
disusun sebagai syarat kelulusan di Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Jurusan
Gizi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal Tugas Akhir ini,
masih jauh dari sempurna serta terdapat kekurangan ataupun kesalahan. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih
baik. Dalam penyusunan Proposal Tugas Akhir penulis mendapatkan banyak
bantuan dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Warjidin Aliyanto, SKM., M.Kes, selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang.
2. Ibu Bertalina, SKM., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang sekaligus sebagai pembimbing akademik yang
telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, arahan, dan
bantuan dalam pembuatan Proposal Tugas Akhir ini.
3. Bapak Sutrio, SKM., M.Kes, selaku pembimbing I yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan masukan, dukungan dan motivasi dalam
pembuatan Proposal Tugas Akhir ini.
4. Ibu Dewi Sri Sumardilah SKM., M.Kes, selaku pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan masukan, dukungan dan
motivasi dalam pembuatan Proposal Tugas Akhir ini.
5. Ayah, ibuku, dan keluarga besar serta seluruh sahabat dan teman-teman
yang selalu memberikan dukungan, do’a, semangat dan motivasi.
Penulis berharap Proposal Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua
yang membacanya, serta bagi perkembangan ilmu dibidang gizi khususnya dan
umumnya bagi perkembangan ilmu kesehatan dan pendidikan.
Bandar Lampung, November 2019
v
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
E. Ruang Lingkungan ............................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Gizi Wanita Usia Subur (WUS) dan Masa Prakonsepsi .................. 11
B. Anemia dan KEK ............................................................................. 12
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Anemia dan KEK pada WUS..13
D. Kerangka Teori................................................................................. 22
E. Kerangka Konsep ............................................................................. 23
F. Definisi Operasional......................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ....................................................................... 27
B. Subjek Penelitian.............................................................................. 27
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 28
D. Pengumpulan Data ........................................................................... 28
E. Pengolahan dan Analisis Data .......................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 33
LAMPIRAN..................................................................................................35
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan global yang banyak
ditemukan di masyarakat terutama pada ibu hamil. World Health
Organization (WHO) menyebutkan bahwa secara global prevalensi anemia
pada ibu hamil sebesar 83,2% sedangkan di negara-negara Asia Tenggara
mencapai 97,8%. Hal ini menunjukan bahwa prevalensi anemia pada ibu
hamil di Asia Tenggara melebihi angka global. Setengah dari kejadian anemia
tersebut disebabkan karena defisensi besi (WHO, 2015). Keadaan anemia
ditandai dengan penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit dan jumlah
eritrosit dibawah nilai normal yaitu <11 ml/dl, sedangkan KEK (kekurangan
energi kronik) keadaan kekurangan energi dalam waktu yang panjang dan
dapat menggambarkan keadaan gizi masa lampau, ditandai dengan lingkar
lengan atas ≤ 23,5 cm (Supariasa et al, 2012).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018) menunjukan
bahwa angka nasional prevalensi wanita usia subur risiko KEK sebesar 14,5%
sedangkan hasil (Riskesdas, 2013) menunjukkan persentase anemia pada
WUS umur 15-49 tahun sebesar 35,3 persen. Berdasarkan laporan Dinas
Kesehatan Kabupaten Pringsewu Tahun 2017 terdapat kejadian anemia pada
ibu hamil sebesar 15,03% dan KEK sebesar 7,84%. Pada tahun 2018 terjadi
penurunan kejadian anemia pada Ibu hamil sebesar 3,82% dan KEK 1,59%.
Angka anemia ibu hamil di Kecamatan Pagelaran menurun dari 25,8%
menjadi 0% dan KEK dari 57,9% menjadi 0,34%.
Masalah pra nikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena
setelah menikah akan segera menjalani proses konsepsi. Kualitas seorang
generasi penerus akan ditentukan oleh kondisi sejak sebelum hamil dan
selama kehamilan. Kesehatan prakonsepsi menjadi sangat penting untuk
diperhatikan termasuk status gizinya, terutama dalam upaya mempersiapkan
kehamilan karena akan berkaitan erat dengan outcome kehamilan
(Paratmanitya & Hadi, 2012).
1
2
telah mengakibatkan wanita yang berusia 20-40 tahun sebesar 17,2% nya
memiliki berat badan kurang, dan indeks massa tubuh 18,5 kg/m2 (Ahsan et
al., 2010).
Pendidikan kesehatan tentang masalah gizi di Indonesia dalam
beberapa program gizi belum memprioritaskan calon pengantin menjelang
pernikahan. Beberapa sasaran pendidikan kesehatan program gizi di
Indonesia banyak dituju pada balita, ibu hamil, ibu menyusui, remaja serta
pencegahan penyakit tertentu. Sedangkan pendidikan kesehatan pada
kelompok pranikah belum menjadi perhatian yang serius (Ulvie et al., 2012).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat
dirumuskan Bagaimana Gambaran Pengetahuan dan Sikap Calon Pengantin
Wanita Tentang Anemia Gizi dan KEK Pada Kehamilan di Kec. Pagelaran
Tahun 2020”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap calon pengantin
wanita tentang anemia gizi dan KEK di Kec. Pagelaran tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu untuk :
a. Untuk mengetahui karakteristik responden (Umur, Pendidikan,
Pekerjaan)
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan calon pengantin wanita
tentang anemia gizi dan KEK.
c. Untuk mengetahui sikap calon pengantin wanita tentang anemia gizi
dan KEK.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas dan KUA
Hasil penelitian ini dapat sebagai informasi di Puskesmas dan KUA di
Kec. Pagelaran, sehingga dapat menjadi masukan-masukan dalam
memberikan pendidikan gizi bagi calon pengantin wanita serta upaya
pencegahan dan penanggulangannya
2. Bagi Calon Pengantin
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dalam bidang
pencegahan anemia gizi dan KEK pada ibu hamil
11
12
disimpulkan bahwa gizi merupakan suatu proses dimana semua makhluk hidup
memanfaatkan makanan untuk keperluannya dalam memberi energi,
pertumbuhan serta pemelihara fungsi organ tubuh, dan sebagai pengatur proses
tubuh.
Berbicara tentang gizi, maka diperlukan adanya susunan pangan sehari-
hari yang mengandung gizi seimbang. Dalam hal ini yaitu Pedoman Gizi
Seimbang yang diyakini mampu mengatasi masalah gizi terutama dalam hal
beban gizi ganda, baik kekurangan maupun kelebihan gizi. Pedoman Gizi
Seimbang merupakan pedoman untuk konsumsi makan sehari-hari yang harus
mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah (porsi) yang sesuai dengan
kebutuhan setiap orang atau kelompok umur, mengandung berbagai zat gizi
(energi, protein, vitamin dan mineral), serta dapat dijadikan sebagai pedoman
makan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat badan
ideal/normal (Kemenkes, 2014).
Secara umum terdapat pesan khusus gizi seimbang yang perlu
diperhatikan bagi calon pengantin adalah mengonsumsi aneka ragam
makanan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Hal tersebut meliputi konsumsi
zat gizi makro dan mikro (karbohidrat, protein, vitamin dan mineral) yang akan
digunakan sebagai proses pertumbuhan tubuh yang cepat, peningkatan volume
darah dan peningkatan hemoglobin dalam darah yang berguna untuk mencegah
anemia yang disebabkan karena kehilangan zat besi selama proses menstruasi
(Kemenkes, 2014).
Sesuai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan gizi yang
diperlukan bagi wanita prakonsepsi benar harus mengandung berbagai zat gizi
dan juga harus sesuai dengan anjuran (Kemenkes, 2014).
ambang batas (referensi) yang disebabkan oleh rendahnya produksi sel darah
merah (eritrosit) dan Hb, meningkatnya kerusakan eritrosit (hemolisis), atau
kehilangan darah yang berlebihan.
Wanita memiliki peran penting dalam menentukan kualitas sumber daya
manusia karena wanita memiliki peran dalam kehamilan dan melahirkan
keturunan. Angka terjadinya masalah gizi pada wanita di Indonesia masih tinggi.
Masalah yang terjadi adalah anemia gizi. Apabila wanita sudah mengalami
anemia makan akan memiliki resiko keguguran, kematian janin, kelahiran
prematur, perdarahan, serta kematian ibu dan bayi. Anemia merupakan keadaan
jumlah eritrosit atau kadar Hb dalam darah kurang dari normal (12g/dl). Berbeda
pada kondisi kehamilan, ibu hamil dinyatakan anemia jika memiliki hemoglobin
<11 g/dl.
2. KEK (Kurang Energi Kronik)
Kekurangan Energi Kronik (KEK) didefinisikan sebagai keadaan ketika
wanita mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama
datau menahun. Kekurangan Energi Kronik (KEK) ditandai dengan lingkar
lengan atas <23,5 cm. Kurang energi kronis pada Wanita Usia Subur (WUS)
yang berlangsung sevara terus-menerus dan dalam waktu yang lama dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan. Selain lingkar lengan, terdapat batasan lain
untuk mendefinisikan kekurangan energi kronis, yaitu jika Indeks Masa Tubuh
(IMT) <18,5 kg/m2. IMT dikategorikan dalam tiga tingkatan, yaitu underweight
ringan (mild), underweight sedang (moderate), dan underweight berat (serve)
Kekurangan Energi Kronik sering terjadi pada pada wanita usia subur
(WUS) dan pada ibu hamil (Arisman, 2010). Faktor–faktor yang memengaruhi
KEK pada ibu hamil terbagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal (individu/keluarga) yaitu genetik, obstetrik, dan seks. Sedangkan
faktor eksternal adalah gizi, obat–obatan, lingkungan, dan penyakit (Supariasa,
Bakri dan Fajar, 2013).
rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga (Notoatmodjo, 2014).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Tingkat pengetahuan di
dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan (Notoatmodjo, 2014), yaitu:
2) Tingkatan Pengetahuan
a) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkatan
pengetahuan yang paling rendah.
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat mengintrepretasikan
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atas materi
dapat mnejelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan
sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.
c) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di
sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau pengguanaan hukum-hukum, metode,
prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau yang lain.
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu bentuk kemampuan menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang baru
18
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justfikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan menggunakan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin
kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan- tingkatan di
atas.
3) Cara Memperoleh Pengetahuan
a) Cara Tradisonal
Meliputi: Cara coba-coba (Trail and Error), berdasarkan kekuasaan atau
otoritas, melalui pengalaman pribadi, melalui jalan pikiran.
b) Cara Modern
Pengetahuan yang diperoleh dengan cara metode penelitian ilmiah, yang
bersifat sistematis, logis dan ilmiah (Notoatmodjo, 2005).
4) Pengukuran pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang berisi pertanyaan sesuai materi yang diukur dari subjek penelitian atau
responden yang disesuaikan dengan tingkat pengetahuan yang diukur.
5) Kategori Pengetahuan
Menurut Arikunto (2013) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan
diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:
a) Baik, bila subyek menjawab benar >16 (>80%) seluruh pertanyaan.
b) Cukup, bila subyek menjawab benar 12-16 (60%-80%) seluruh
pertanyaan.
c) Kurang, bila subyek menjawab benar <12 (60%) seluruh pertanyaan.
f. Sikap
1) Pengertian sikap
Sikap yang ada pada seseorang memerlukan unsur respons dan stimulus.
Misalnya sikap yang berhubungan dengan kepuasan pelayanan kesehatan.
19
Seseorang akan merasa puas jika pelayanan kesehatan yang diterima berkualitas.
Kepuasan merupakan respons dari stimulus yang diterima yaitu pelayanan
kesehatan. Ouput sikap pada seseorang dapat berbeda, jika suka maka seseorang
akan mendekat, mencari tahu, dan bergabung, sebaliknya jika tidak suka maka
seseorang akan menghindar atau menjauh (Budiman, 2013).
Menurut Azwar (2011) pembentukan sikap dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu; pendidikan, pengalaman pribadi, pengaruh dari orang lain,
sumber informasi, pengaruh kebudayaan dan faktor emosional.
Notoatmodjo (2010) juga menyatakan bahwa sikap memiliki
beberapa tingkatan, diantaranya ialah:
a) Menerima: Diartikan bahwa seseorang mau memperhatikan stimulus
yang diberikan.
b) Merespon: Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
c) Menghargai: Mau mengajak orang lain untuk berdiskusi suatu masalah
yang merupakan indikasi sikap tingkat tiga.
d) Bertanggung jawab: Bertanggung jawab atas segala yang telah dipilih
dengan resiko, yang merupakan indikasi sikap paling tinggi.
Notoatmodjo (2010) juga menyatakan bahwa faktor psikologis yang
sangat besar pengaruhnya terhadap terjadinya perilaku adalah sikap. Sikap
merupakan konsep yang sangat penting dalam komponen sosio-psikologis,
karena sikap merupakan kecenderungan bertindak dan berekspresi. Oleh sebab
itu, sikap memang memiliki hubungan dengan adanya pengetahuan dan perilaku
seseorang.
Didukung oleh penelitian Ervina dkk (2014), menyimpulkan bahwa ada
hubungan antara sikap gizi seimbang dengan perilaku gizi seimbang pada
wanita prakonsepsi.
2) Cara Pengukuran Sikap
Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena
dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah: Menerima (memperhatikan),
Merespons, Menghargai, Mengorganisasi, dan Menghayati. Skala yang digunakan
untuk mengukur ranah afektif seseorang terhadap kegiatan suatu objek di
20
Salah satu skala sikap yang sering digunakan adalah skala Likert. dalam
skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan, baik pernyataan positif
maupun negatif, dinilai oleh subjek dengan sangat setuju, setuju, tidak punya
pendapat, tidak setuju, sangat tidak setuju (Sugiyono, 2012). Skala Likert atau
Likert Scale adalah skala penelitian yang digunakan untuk mengukur sikap dan
pendapat. Dengan skala likert ini, responden diminta untuk melengkapi kuesioner
yang mengharuskan mereka untuk menunjukkan tingkat persetujuannya terhadap
serangkaian pertanyaan.
C. Kerangka Teori
Berdasarkan teori yang telah di bahas diatas maka penulis membuat kerangka
teori sebagai berikut ini :
1. Faktor langsung
a. Asupan makanan
b. Penyakit
c. Usia
2. Faktor tidak langsung Kebutuhan Gizi pada Wanita
a. Sosial ekonomi Usia Subur (WUS) dan
b. Pendapatan keluarga Prakonsepsi
c. Pekerjaan (aktifitas
fisik)
d. Pendidikan
e. Pengetahuan
f. Sikap
Pola konsumsi
pangan
Kekurangan Energi
Kronik dan Anemia
Gambar 2.1
Kerangka Teori
Sumber Modifikasi Teori dari Mahirawati (2014), Almatsier (2010),
Fillah, Ayu, Dewi (2019), Fatimah (2011), Notoadmojo (2014), Sugiyono
(2012).
22
D. Kerangka Konsep
Berdasarkan Kerangka teori maka peneliti mengambil kerangka konsep
sebagai berikut :
1. Karakteristik :
- Umur Kejadian Anemia Gizi dan
- Pendidikan KEK pada Wanita Usia
- Pekerjaan Subur (WUS) dan
2. Pengetahuan Prakonsepsi
3. Sikap
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
23
E. Definisi Operasional
Tabel 1
Definisi Operasioanl
Gambaran Kejadian Anemia dan KEK pada calon pengantin di Wilayah Kec. Pagelaran Kab. Pringsewu Tahun 2020
No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1. Umur Lama hidup calon Wawancara Kuesioner 1. Resiko anemia dan KEK : Nominal
pengantin wanita sejak dan melihat <20 th dan >35th
lahir sampai saat Kartu Tanda 2. Tidak Resiko Anemia dan
penelitian Penduduk KEK: >20th dan <35 th
(KTP)
(Depkes, 2008)
(Skala Likert:
Sugiyono,
2012)
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif desain penelitian
cross sectional, yaitu peneliti mempelajari tentang tingkat pengetahuan dan juga
sikap wanita calon pengantin tentang anemia gizi dan KEK. Desain penelitian
cross sectional merupakan suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi
antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan atau
pengumpulan data sekaligus pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2012).
C. Subjek Penelitian
Adapun subjek pada penelitian ini adalah :
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan sesuatu yang karakteristiknya mungkin
diselidiki atau diteliti (Rachmat, 2017). Populasi dalam penelitian ini merupakan
seluruh calon pengantin wanita yang mendaftarkan pernikahanya di KUA
Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi objek penelitian
(Rachmat, 2017). Sampel adalah kumpulan elemen yang merupakan bagian kecil
dari populasi. Adapun penentu jumlah sampel yang digunakan oleh penulis
dalam penelitian ini adalah dengan metode sensus, berdasarkan pada ketentuan
yang dikemukakan oleh Sugiyono (2002: 61-63), yang menyatakan bahwa : “
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus”. Metode
penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sampel
26
jenuh. Metode sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan menjadi sampel.
Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah wanita calon
pengantin yang sudah mendaftarkan pernikahannya di KUA Kecamatan
Pagelaran pada saat penelitian berlangsung. Cara pengambilan sampel dilakukan
dengan memberikan kuesioner kepada setiap wanita prakonsepsi yang telah
mendaftarkan pernikahannya di KUA Kecamatan Pagelaran dan atau yang
mengahadiri kursus calon pengantin di KUA Kecamatan Pagelaran yang
dilakukan seminggu sekali pada hari selasa pukul 09.00 s.d. selesai. Penelitian
ini dilakukan selama 1 bulan dengan jumlah batas minimal yang harus diambil
oleh peneliti yaitu sebanyak 30 sampel.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang
relatif sama dan dianggap bisa mewakili populasi. Sampel merupakan bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi yang akan
diteliti.
Teknik penentuan sampel dalam penelitian adalah menggunakan teknik
accidental sampling. Accidental sampling yaitu teknik pengambilan sampel
berdasarkan kebetulan, konsumen yang secara kebetulan/incidental bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2009).
Kriteria Inklusi dan Eksklusi pada sampel yang akan digunakan:
a. Inklusi
Semua calon pengantin wanita yang sudah mendaftarkan pernikahannya di
KUA Kecamatan Pagelaran pada saat penelitian berlangsung dengan
rentang umur 15-49 tahun dan bersedia menjadi responden.
b. Eksklusi
Calon pengantin wanita yang pernah menikah, hamil, dan melahirkan
D. Pengumpulan Data
1. Jenis data
b. Data primer
27
Data premier adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden
yaitu karakteristik Calon Pengantin Wanita (Umur, pendidikan, pekerjaan)
terkait dengan pengetahuan dan sikap calon pengantin wanita tentang anemia
gizi dan KEK pada kehamilan.
a. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung atau
data yang dikumpulkan peniliti dari berbagai sumber yang telah ada. Data
sekunder berasal dari Dinas Kesehatan Pringsewu dan KUA Kec. Pagelaran.
2. Cara pengumpulan data
Cara pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti atau mahasiswa gizi
yaitu dengan cara mewawancarai calon pengantin wanita secara langsung.
Wawancara dilakukan untuk mengetahui hasil pengetahuan dan sikap calon
pengantin wanita tentang anemia gizi dan KEK. Pernyataan responden dalam
lembar kuesioner diusahakan bersumber langsung dari responden yang
bersangkutan. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder.
3. Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan
data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
a. Kuesioner berisikan identitas responden.
b. Kuesioner berisikan pertanyaan tentang pengetahuan gizi tentang
anemia dan KEK
Instrumen penelitian ini menggunakan daftar pertanyaan yang berbentuk
kuesioner, responden hanya diminta untuk memberikan tanda centang (√) pada
jawaban yang dianggap sesuai dengan responden. Penilaian pada kuesioner ini
yaitu, “Benar dan Salah”.
Jumlah Soal
28
SS (Sangat Setuju) = 4
S (Setuju) = 3
TS (Tidak Setuju) = 2
S (Setuju) = 2
TS (Tidak Setuju) = 3
Rumus : T x Pn
1. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara:
a. Editing
Editing merupaka kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir
atau kuesioner apakah jawaban yang ada du kuesioner sudah:
30
c. Processing
Pemrosesan data yang dilkukan dengan cara meng-entry data dari
kuesioner ke paket program komputer. Pemrosesan dilakukan agar data yang
sudah di-entry dapat dianalisis.
d. Cleaning
Cleaning atau pembersih data merupakan kegiatan pengecekan kembali
data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak.
31
2. Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat.
Analisis data univariat ini digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi
atau distribusi frekuensi masing-masing variabel penelitian. Variabel yang
diteliti yaitu tingkat pengetahuan dan sikap wanita calon pengantin tentang
anemia gizi dan KEK. Angka hasil pengukuran dapat ditampilkan dalam bentuk
angka, atau sudah diolah menjadi presentase, rasio, prevalensi.
32
DAFTAR PUSTAKA
Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: EGC.
Ausa, Erma Syarifuddin dkk. 2013. Hubungan Pola Makan dan Status
Sosial Ekonomi dengan KEK pada Ibu Hamil di Kabupaten Gowa
Tahun 2013. Skripsi. Program Studi Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat.
Universitas Hasanuddin
Azwar, S. 2011. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Belajar
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS)
Dienny, Fillah Fithra., Rahadiyanti, Ayu., Kurniawati, Dewi Marfu’ah. 2019. Gizi
Prakonsepsi. Jakarta: Bumi Medika.
Fisik dengan Kurang Energi Kronis (KEK) pada Wanita Usia 20-35
Tahun di Desa Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
Skripsi. STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.
33
Sugiyono., Proverawati., Asfuah., 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Nuha
Medika. Yogyakarta.
Sipahutar., Aritonang, E., Siregar. 2013. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. Bogor. IPB.
Press.
World Health Organization. 2015. Prevalensi Anemia Pada Ibu Hamil. Geneva:
WHO.
34
Lampiran 1
Nomor
(Diisi Peneliti)
1. Nama Lengkap
Umur
3. Pekerjaan* 0. PNS
(Lingkari salah satu) 1. Swasta
2. Wiraswasta
3. Tidak Bekerja
…………………….
4. Pernah Menikah* 0. Ya
(Lingkari salah satu) 1. Tidak
5. Pernah Hamil* 0. Ya
(Lingkari salah satu) 1. Tidak
7. No Telp/Hp
8. Alamat Lengkap
35
Lampiran 2
Kuesioner tingkat pengetahuan tentang anemia gizi dan KEK masa prakonsepsi
Berilah tanda (√) pada jawaban yang anda anggap benar
Pertanyaan Jawaban
Benar Salah
1. Anemia sering di alami oleh wanita usia subur.
Dalam pengertian awam istilah anemia adalah
tekanan darah rendah.
2. Tanda dan gejala anemia antara lain mengalami
pusing, badan lemah, cepat lelah, lesu dan
pandangan berkunang-kunang terutama jika
bangkit dari duduk.
3. Salah satu penyebab anemia adalah kurang
mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi
seperti hati ayam dan daging-dagingan.
4. Selain mengkonsumsi makanan sumber zat besi,
wanita usia subur juga harus minum tablet
tambah darah
5. Semua ibu hamil harus minum tablet tambah
darah sebanyak 20 tablet selama kehamilan
6. Semua wanita usia subur harus minum tablet
tambah darah sebanyak 1 tablet/minggu dan
selama mensturuasi 1 tablet/hari.
7. Ibu hamil tidak boleh mengkonsumsi makanan
hewani seperti telur, ikan, dan daging karena
dapat menyebabkan bau amis pada bayi.
8. Calon ibu yang anemia beresiko mengalami
pendarahan pada saat melahirkan
9. Ibu hamil yang mengalami mual dan muntah
tidak perlu meminum tablet tambah darah
10. Anemia pada wanita usia subur ditandai dengan
kadar Hb <10 g/dl
11. Nasi, sayur dan buah termasuk makanan sumbr
energi
12. Ibu hamil yang konsumsi makanan sumber
energinya kurang, cenderung melahirkan Berat
Bayi Lahir Rendah (BBLR)
13. Singkong talas dan sagu bukan termasuk
makanan sumber energi
36
Lampiran 3
Kuesioner Sikap Calon Pengantin Wanita Tentang Anemia Gizi dan KEK Masa
Prakonsepsi
Petunjuk Pengisian
Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan teliti, berikan tanda (√) pada
jawaban yang menurut anda benar
Keterangan :
SS : Sangat Setuju S : Setuju
TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju