Anda di halaman 1dari 11

PENCEGAHAN KEBAKARAN

Untuk menghindari terjadinya kebakaran pada suatu bangunan, diperlukan suatu cara
/ sistem pencegahan kebakaran karena kebakaran dapat menimbulkan kerugian berupa korban
manusia, harta benda, terganggunya proses produksi barang dan jasa, kerusakan lingkungan
dan terganggunya masyarakat.
Peran arsitek dalam perancangan sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya
kebakaran:
1. Merencanakan / menentukan lokasi area isolasi pada perencanaan denah bangunan
seperti area core bangunan, tangga kebakaran, ruangan-ruangan khusus, dan lain-lain.
2. Menentukan bahan-bahan / finishing bangunan yang bersifat tahan api (fireproof),
tidak mudah terbakar (non-combustible), dan tidak menghasilkan asap apabila
terbakar.
3. Merencanakan letak dan jenis tangga kebakaran.

4. Menentukan letak alat-alat pemadam kebakaran seperti:


a. Di dalam bangunan : - sprinkler
- detector
- hydrant
- fire extinghuiser
-gas (mis: halon)
- lift kebakaran
b.Di luar gedung -hydrant taman
- pompa kebakaran

SISTEM PENCEGAHAN KEBAKARAN


Sistem pencegahan kebakaran dapat berfungsi dengan baik asalkan sebelumnya
dilakukan suatu persyaratan pada bangunan atau komplek perumahannya.
Syarat-syarat untuk mencegah bahaya kebakaran pada bangunan atau komplek
perumahan:
1. Mempunyai bahan struktur utama dan finishing yang tahan api

2. Mempunyai jarak bebas dengan bangunan-bangunan di sebelahnya atau


terhadap lingkungannya
3. Melakukan penempatan tangga kebakaran sesuai dengan persyaratan-
persyaratannya
4. Mempunyai pencegahan terhadap sistem elektrikal

5. Mempunyai pencegahan terhadap sistem penangkal petir

6. Mempunyai alat kontrol untuk ducting pada sistem pengkondisian udara

7. Mempunyai sistem pendeteksian dengan sistem alarm, sistem automatic


smoke, dan heat ventilating
8. Mempunyai alat kontrol terhadap lift
9. Melakukan komunikasi dengan stasiun komando

PENGAMAN TERHADAP API

NO. BAHAN-BAHAN STRUKTUR PENGAMANAN TERHADAP API


1 BATU : Tidak perlu dilindungi → tahan sampai 1100°

- Alam C
2 KAYU Perlu dilindungi (misalnya dengan cat tahan
- Buatan : bata, bataco, dll.
3 BAJA : api) dilindungi, karena walaupun sukar
Perlu

- Utama terbakar, tetapi kalau terkena api / panas


MUDAH MEMUAI → berkurang daya
- Pendukung (misalkan tulangan pada dukungnya pada ±10-15 menit setelah terbakar
beton)
4 BETON Terbaik dalam ketahanan terhadap api. Akan

lebih baik lagi kalau terlindungi oleh bahan


finishing seperti marmer, keramik, dll.
HIDRAN KEBAKARAN

Selain mengusahakan peralatan, penggunaan bahan, dan persyaratan-


persyaratannya, perlu direncanakan alat-alat lainnya seperti hidran. Hidran kebakaran
adalah satu alat untuk memadamkan kebakaran yang sudah terjadi dengan alat baku air.
Hidran dibagi menjadi:

1. Hidran kebakaran dalam gedung

2. Hidran kebakaran di halaman

Untuk memasang peralatan hidran diperlukan syarat-syarat sebagai berikut:

1. Sumber persediaan air hidran kebakaran harus diperhitungkan pemakaian


selama 30-60 menit dengan daya pancar 200 galon/menit.
2. Pompa-pompa kebakaran dan peralatan listrik lainnya harus mempunyai aliran
listrik tersendiri dari sumber daya listrik darurat
3. Selang kebakaran dengan diameter antara 1,5” – 2” harus terbuat dari bahan

yang tahan panas, dengan panjang selang 20-30 m


4. Harus disediakan kopling penyambungan yang sama dengan kopling dari unit
pemadam kebakaran

5. Penempatan hidran harus terlihat jelas, mudah dibuka, mudah dijangkau, dan
tidak terhalang oleh benda-benda / barang-barang lain.
6. Hidran di halaman harus menggunakan katup pembuka dengan diameter 4”
untuk 2 kopling, diameter 6” untuk 3 kopling, dan mampu mengalirkan 250
galon/menit atau 950 liter/menit untuk setiap kopling.
SPRINKLER

Jika kebakaran terjadi pada bangunan-bangunan tinggi yang kesulitan dalam


mengadakan pemadaman harus menggunakan alat pemadam kebakaran tambahan yang
bersifat otomatis, tidak dilakukan secara manual atau dengan tenaga manusia.
Selain itu, apabila unit pemadam kebakaran setempat belum memiliki tangga
pemadam kebakaran setinggi 40 m, maka ketentuan mulai dipakainya instalasi sprinkler
harus disesuaikan dengan tangga maksimum 1 unit pemadam kebakaran yang dimiliki
daerah tersebut.
Penyediaan air sprinkler dapat diusahakan melalui:

1. Tangki gravitasi, harus diletakkan sedemikian rupa sehingga air dapat


menghasilkan aliran dan tekanan cukup pas setiap kepala sprinkler
2. Tangki bertekanan, harus selalu berisi 2/3 dari volume dan diberi tekanan
5 kg/cm²
3. Jaringan air bersih khusus untuk pipa sprinkler

Kepala sprinkler adalah bagian dari sprinkler yang berada pada ujung jaringan pipa,
diletakkan sedemikian rupa sehingga perubahan suhu tertentu akan memecahkan kepala
sprinkler tersebut dan akan memancarkan air secara otomatis.
Kepala sprinkler ada beberapa jenis yang dibedakan dengan warna untuk
menentukkan tingkat kepekaannya terhadap suhu:
1. Jingga, tabung pecah pada suhu 57º C
2. Merah, tabung pecah pada suhu 68º C
3. Kuning, tabung pecah pada suhu 79º C
4. Hijau, tabung pecah pada suhu 93º C
5. Biru, tabung pecah pada suhu 141º C

HALON

Pada daerah yang penanggulangan pemadam kebakarannya tidak diperbolehkan


menggunakan air, seperti pada ruangan penuh dengan peralatan-peralatan atau ruangan
arsip. Ruangan tersebut harus dilengkapi dengan sistem pemadam kebakaran, yaitu sistem
halon.
Tabung gas halon diletakkan dan dihubungkan dengan instalasi ke arah sprinkler.
Kalau terjadi kebakaran, kepala sprinkler akan pecah dan secara otomatis gas halon akan
mengalir keluar untuk memadamkan kebakaran. Selain gas halon yang sudah tidak boleh
dipergunakan, terdapat sistem lain yaitu alat pemadam yang menggunakan busa (foam),
Dry Chemical CO2, atau bahan lainnya.
FIRE DAMPER

Fire damper adalah satu alat yang diletakkan pada ujung-ujung ducting yang
terdapat diatas plafon, yang dapat menutup secara otomatis ketika terdeteksi adanya asap.
Tahan terhadap api, minimal selama satu setengah jam.

SMOKE AND HEAT VENTILATING


Alat ini dipasang pada daerah-daerah yang menghubungkan udara luar. Kalau
terjadi kebakaran, asap yang timbul segera dapat mengalir ke luar, sehingga para petugas
pemadam kebakaran akan terhindar dari asap-asap tersebut.

VENT AND EXHAUST


Alat ini dipasang pada tempat-tempat khusus seperti di tangga kebakaran:
1. Dipasang di depan tangga kebakaran yang akan berfungsi mengisap asap yang akan
masuk pada tangga yang dibuka pintunya.
2. Dipasang di dalam tangga, secara otomatis berfungsi memasukkan udara untuk
memberikan tekanan pada udara di dalam ruangan tangga. Tekanan tersebut akan
mengatur tekanan udara di dalam bangunan khususnya yang sedang terjadi kebakaran,
sehingga kalau pintu kebakaran terbuka, udara di dalam tangga akan menekan ke dalam
ruangan dan asap tidak akan masuk ruangan tangga.
3. Untuk bangunan dengan sistem atrium (ruangan lantai yang terbuka menerus), dipakai
alat exhaust yang secara otomatis terbuka pada saat terjadi kebakaran sehingga asap
dapat keluar ke atas melewati alat tersebut.

TANGGA KEBAKARAN
Tangga adalah satu tempat untuk menghubungkan ruangan bawah dengan ruangan
diatasnya. Selain untuk menghubungkan ruangan-ruangan tersebut, tangga berfungsi juga
sebagai tempat untuk melarikan diri dari gangguan kebakaran, sehingga disebut tangga
kebakaran.
Tangga kebakaran ini mempunyai syarat-syarat tertentu, yaitu:
1. Tangga terbuat dari konstruksi beton atau baja yang punya ketahanan kebakaran
selama 2 jam
2. Tangga dipisahkan dari ruangan-ruangan lain dengan dinding beton yang
tebalnya minimum 15 cm atau tebal tembok 30 cm yang memiliki ketahanan
kebakaran selama 2 jam.
3. Bahan-bahan finishing, seperti lantai dari bahan yang tidak mudah terbakar dan
tidak licin, susuran tangan terbuat dari besi
4. Lebar tangga minimum 120 cm (untuk lalu lintas 2 orang)
5. Pintu tangga terbuat dari bahan yang tahan kebakarannya 2 jam (pintu tahan
api)
6. Pintu paling atas membuka ke arah luar (atap bangunan) dan semua pintu
lainnya membuka ke arah ruangan tangga, kecuali pintu paling bawah membuka
ke luar dan langsung berhubungan dengan ruang luar
7. Daun pintu yang terbuat dari pintu tahan api dilengkapi dengan engsel, kunci,
dan pegangan yang juga tahan api. Pintu tak dapat dibuka secara otomatis dari
ruangan tangga, kecuali pintu paling atas atau paling bawah.

TATA UDARA ATAU PENGHAWAAN


Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan, dan kesegaran hidup dalam rumah tinggal atau
bangunan-bangunan bertingkat, khususnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada daerah yang
beriklim tropis dengan udaranya yang panas dan kelembaban udaranya yang tinggi, maka
diperlukan usaha untuk mendapatkan udara segar dari aliran udara alam dan aliran udara buatan
Udara yang nyaman mempunyai kecepatan tidak lebih dari 5 km/jam dengan suhu
temperature
< 30°C dan banyak mengandung O2. Dengan memenuhi persyaratan tersebut, kenyamanan
akan dinikmati sehingga semua kegiatan di bangunan dapat berjalan dengan baik.
Peran arsitek dalam perancangan sistem tata udara (AC)
1. Bersama-sama Mechanical Engineering memilih / menentukan sistem / jenis AC yang
akan digunakan
2. Merencanakan tata letak peralatan / perlengkapan AC bangunan:
a. Di dalam ruangan / bangunan:
i. Plafon : - Sistem sentral:
Grille / exhaust grille
FCU (Fan Coil Unit)

- Sistem split / multi split:


Indoors unit (ceiling
type)
- Sistem package unit:
Grille / exhaust
grille
ii. Dinding : - Kotak window unit
- Sistem split / multi
split: Indoors unit
(wall type)
- Sistem package unit:
Grille / exhaust
grille
iii. Lantai : - Sistem split:
Indoors unit (floor type)
- Sistem
sentral:
Ruang AHU (Air Handling Unit)
b. Di luar ruangan / bangunan:
i. Lantai / atap : - Sistem split / multi
split: Outdoors
unit
Mesin multi
split
- Sistem package
unit: Mesin
package unit
- Sistem
sentral:
Mesin
chiller
ii. Atap : - Cooling tower
3. Menentukan ketinggian plafon (floor to ceiling) dan lantai ke lantai (floor to
floor), berdasarkan kebutuhan ketinggian ruang diatas plafon karena adanya
jaringan pipa / ducting AC, dimensi struktur, dan lain-lain
Tujuan dari sistem tata udara (air conditioning) adalah untuk memberikan kenyamanan
kepada penghuni bangunan / gedung. Sistem tata udara meliputi pendinginan (cooling) dan
pemanasan (heating).
Unsur-unsur sistem tata udara:
1. Mengatur temperatur udara
2. Mengatur kelembaban udara
3. Mengatur sirkulasi udara
4. Menjaga kualitas udara

Anda mungkin juga menyukai