Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas berkat dan rahmatnya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang bertemakan “ Penyebab dan Dampak
Kerusakan Jalan “ di JL. MT. Haryono (di sekitar jembatan pasar baru).Makalah ini dibuat
bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca agar mengetahui faktor-faktor
penyebab terjadinya kerusakan jalan baik dari faktor alam maupun faktor manusia sehingga
suatu ketika jalan telah diperbaiki dapat dijaga dan dirawat agar dapat mencapai batas umur
jalan yang telah ditentukan.
Penyusun juga ingin mengucapkan banyak trimakasih kepada Dosen Tata Tulis
Laporan Ilmiah yang telah membimbing penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Semogah makalah ini dapat memberikan wawasan kepada pembaca.Walaupun
penulis mengetahui adanya kelebihan dan kekurangan, penulis mengharapkan kritik dan
saran agar makalah yang dibuat penulis kedepan semakin baik.
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang digunakan
intuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batu pecah atau batu belah
atau batu kali ataupun bahan lainnya. Bahan ikat yang dipakai adalah aspal, semen ataupun
tanah liat. (Wikipedia, https://id.wikipedia.org/wiki/Perkerasan_jalan)
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang digunakan
untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batuan pecah atau batu belah
ataupun bahan lainnya. Bahan ikat ang dipakai adalah aspal, semen ataupun tanah liat.
Apapun jenis perkerasan lalu lintas, harus dapat memfasilitasi sejumlah pergerakan lalu
lintas, apakah berupa jasa angkutan lalu lintas, berupa jasa angkutan manusia, atau berupa
jasa angkutan barang berupa seluruh komoditas yang diijinkan untuk berlalu lalang disitu.
Dengan beragam jenis kendaraan dengan angkutan barangnya, akan memberikan variasi
beban ringan, sedang sampai berat. Jenis kendaraan penumpang akan memberikan pula
sejumlah variasi. (Klim, Hanzo, 2010)
Persyaratan umum dari suatu jalan adalah dapatnya menyediakan lapisan permukaan
yang selalu rata dan kuat, serta menjamin keamanan yang tinggi untuk masa hidup yang
cukup lama, dan yang memerlukan pemeliharaan yang sekecil-kecilnya dalam berbagai
cuaca. Tingkatan sampai dimana kita akan memenuhi persyaratan tersebut tergantung dari
imbangan antara tingkat kebutuhan lalu lintas, keadaan tanah serta iklim yang
bersangkutan. Sebagaimana telah dipahami bahwa yang dimaksud dengan perkerasan
adalah lapisan atas dari badan jalan yang dibuat dari bahan-bahan khusus yang bersifat
baik/konstruktif dari badan jalannya sendiri. (Klim, Hanzo, 2010, Makalah Kerusakan
Perkerasan Jalan, http://climcivil.blogspot.co.id/2012/10/makalah-kerusakan-perkerasan-
jalan.html, diakses tanggal 29 April 2017)
Kemungkinan penyebab:
1. Bahan dibawah retak pinggir kurang baik atau perubahan volume akibat jenis
ekspansif clay pada tanah dasar .
2. Sokongan bahu samping kurang baik.
3. Drainase kurang baik.
4. Akar tanaman yang tumbuh di tepi perkerasan dapat pula menjadi sebab
terjadinya retak tepi.
Akibat lanjutan:
1. Kerusakan menyeluruh atau setempat pada perkerasan jalan sehingga
mengganggu kenyamanan berkendaraan.
2. Retak akan berkembang menjadi besar yang diikuti oleh pelepasan butir pada
tepi retak.
Pengertian :
Bentuk retak ini adalah retak memanjang (longitudinal cracks) yang akan terjadi
pada sambungan antara perkerasan lama dengan perkerasan pelebaran. Retak ini dapat
terdiri atas beberapa celah yang saling sejajar dan akan meresapkan air pada lapisan
perkerasan.
Kemungkinan penyebab:
- Ikatan sambungan yang kurang baik.
- Perbedaan kekuatan/ daya dukung perkerasan pada jalan pelebaran dengan jalan
lama.
Akibat lanjutan:
- Ikatan sambungan kedua jalur yang kurang baik.
- Kerusakan menyeluruh atau setempat pada perkerasan jalan dan akan
mengganggu kenyamanan berkendaraan.
- Lepasnya butir pada tepi retak dan bertambah lebar.
c. Sungkur (shoving)
e. Jembul (upheaval)
Pengertian :
Jenis kerusakan Jembul terjadi setempat dengan atau tanpa retak. Hal ini terjadi
akibat adanya pengembangan tanah dasar ekspansip.
Dapat terjadi secara meluas dan mempunyai efek serta disebabkan oleh halyang
sama dengan lubang.
Gambar 1.20 Penurunan pada bekas penanaman utilitas (utility cut depression)
Sumber : (Internet, 2017)
Terjadi di sepanjang bekas penanaman utilitas. Hal ini terjadi karena pemadatan yang tidak
memenuhi syarat.
2. Distorsi (distortion)
a. Alur (ruts)
Penanganan :
Perbaikan dapat dilakukan dengan memberi lapisan tambahan yang sesuai.
b. Keriting (corrugation)
Penanganan :
Jika lapisan memiliki pondasi agregat, digaruk kembali, dicampur dengan lapis
pondasi, dipadatkan dan diberi lapis perkerasan baru. Bahan pcngikat mempunyai
kctebalan > 5 cm, lapis tersebut diangkat dan diberi lapisan baru.
c. Sungkur (shoving)
Penanganan :
Perbaikan dilakukan dengan dibongkar dan dilakukan pelapisan kembali.
e. Jembul (upheaval)
Penanganan:
Perbaikan dilakukan dengan membongkar bagian yang rusak dan melapisinya
kembali.
3. Cacat permukaan (disintegration)
a. Lubang (potholes)
Penanganan :
Untuk perbaikan maka lubang-lubang tersebut harus dibongkar dan dilapis
kembali dimana pembongkaran berfungsi untuk meningkatkan daya cengkram
antar sambungan perkerasan yang baru dan perkerasan yang lama.