a) Epidemiologi deskripitif
Di dalam epidemiologi deskriptif dipelajari bagaimana fekuensi penyakit berubah menurut
perubahan variable-variabel epidemiologi yang terdiri dari orang (person), waktu (time),
tempat (place)
Orang (person)
Umur
Umur adalah variable yang selalu dipehatikan di dalam penyelidikan
epidemilogi. Angka kematian dan kesakitan di dalam hamper semua keadaan
menunjukkan hubungan dengan umur
interval 5 tahun
kurang dari 1 tahun
1-4
5-9,
10-14 dsb
5-10 bulan
11-23 bulan
2-4 tahun
5-9 tahun
9-14 tahun
Jenis kelamin
Yang pertama diduga meliputi factor keturunan yang terkait dangan jenis
kelamin, atau perbedaan hormonal, sedangkan yang kedua disuga oleh karena
perannya factor-faktor lingkungan
Kelas social
Kelas social dalah variable yang sering pula dilihat hubungannya dengan angka
kesakitan atau kematian, variabel ini menggambarkan tingakt kehidupan
seseorang. Kelas social ditentukan oleh unsure-unsur seperti pendidikan,
pekerjaan, penghasilan, dan banyak contoh ditentukan pula tempat tinggal
Jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan yang dapat berperan timbulmya penyakit:
Penghasilan
Yang sering dilskukan menilai hubungan natra tingkat penghasilan dan
pemanfatan pelayanan kesehtan mapun pencegahan
Golongan etnik
Berbagai golongan etnik dapat berbeda di dalam kebiasaan makan, susunan
genetika, gaya hidup, dan sebagainya yang dapat engakibatkan paebedaan-
perbadaan di dalam angka kasakitan atau kematian
Status perkawinan
Dari penelitian telah ditunjukkan bahwa terdapat hubungan anatra angka
kesakitan maupuan kematian engan status kawin, tidak kawin, cerai dan janda,
angka kematian karena penyakit-penyakit tertentu mupuan kematian kerena semua
bab makin meninggi dalan uraian tertentu
Diduga bahwa sebab-sebab angka kematian lebih tinggi pada yang tidak kawin
dibandingkan dengan yang kawin ilaha karena ada kecenderungan orang-orang
yang tidak kawin kurang sehat.Kecenderungan orang-orang yang tidak kawin lebih
sering berhadapan dengan penyakit, ataukarena adanya perbedaan-perbedaan
dalam gaya hidup yang berhubungan secara kausal dengan penyebab penyakit
etrtentu
Besarnya keluarga
Di daam keluarga besar atau miskin,anak-anak dapat menderita oleh karean
penghasilan keluarga harus digunakan oleh banyak orang
Status keluarga
Struktur keluarga dapat mepuanyai pengaruh terhadap kesakitan (seperti
penyakit menular dan ganggguan gizi) dan pemanfatan pelayanan kesehatan
Paritas
Tingkat paritas telah menarik perhatian perhatian para peneliti dalam hubungan
kesehatan si ibi dan si anak
Tempat (place)
linhkungan fisis,kemis, biologis, sosial, dan ekonomi yang berbeda-beda dari suatu
tempat lainnya
konstitusi genetis dan etnis dari penduduk yang berbeda, bervariasi, seperti
karakteristik geiografi
variasi kultural terjadi dalam kebiasaan, pekerjaan, keluarga, praktek, higiene
perorangan, dan bahkan persepsi tenang sakit dan sehat
variasi administrasi
waktu (time)
b) Epidemiologi analitik
Pendekatan atau studi ini dipergunakan untk menguji data serta informasi2 yang
diperoleh studi epidemiologi deskriptif. Ada tiga studi tentang epidmiologi:
studi kohort
dalam studi kelompok ini sekelompok orang dipaparkan pada suatu penyabab
penyakit (agent). Kemudian diambil sekelompok orang yang lagi yang mempunyai
cirri-ciri yang sama dengan kelompok pertama, tetapi tidak dipaprkan atau
dikenakan pada penyebab penyakit.
c) Epidemiologi eksperimen
Studi ini dilakukan dengan mengadakan eksperimen (percobaan) kepada kelompok
subyek subyek, kemudian dibandinkan dengan kelompok kontrol (yang tidak dikenakan
percobaan)
o Orang (person) :
- Umur
- Jenis kelamin
- Kelas social
- Jenis pekerjaan
- Penghasilan
- Golongan etnik
- Status perkawinan
- Besarnya keluarga
- Struktur keluarga
- Paritas
o Tempat (place) :
Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna
untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan
mengenai etiologi penyakit.
o Waktu (time) :
Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan
dasar didalam analisis epidemiologis, oleh karena perubahan-perubahan
penyakit menurut waktu menunujukkan adanya perubahan factor-faktor
etiologis.
c. Epidemiologi eksperimen :
Dilakukan dengan mengadakan eksperimen kepada kelompok subjek, kemudian
dibandingkan dengan kelompok control.
a. Incidence Rate
Incidence rate dari suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus baru yg terjadi di
kalangan penduduk selama periode waktu tertentu.
b. Attack Rate
c. Prevalence Rate
Prevalence rate mengukur jumlah orang di kalangan penduduk yang menderita
suatu penyakit pd satu titik waktu tertentu.
d. Period Prevalensi
jumlah kasus penyakit yg selama periode
Period prevalence 1000
penduduk rata rata dari periode tersebut
Tujuan
o Untuk menjelaskan etiologi suatu penyakit,
kondisi, gangguan, defek, ketidakmampuan, sindrom atau kematian melalui analisis
terhadap data medis dan epidemiologi dengan menggunakan manajemen informasi
sekaligus informasi yang berasal dari setiap bidang ilmu yang tepat, termasuk ilmu
sosial /prilaku
o Menentukan apakah data epidemiologi yang ada
memang konsisten dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan,
ilmu prilaku dan ilmu biomedis
o Memberikan dasar bagi pengembangan
langkah-langkah pengendalian dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan populasi
yang berisiko, dan untuk pengembangan langkah-langkah serta kegiatan kesehatan
masyarakat yang diperlukan, yang kesemuanya itu akan digunakan untuk
mengevaluasi keberhasilan langkah-langkah, kegiatan dan program intervensi
Apa saja klasifikasi dari jenis-jenis wabah? Endemi (awalan en- berarti “dalam atau di
dalam”) adalah berlangsungnya suatu penyakit pada tingkatan yang sama atau
keberadaan suatu penyakit yang terus menerus di dalam populasi atau wilayah tertentu –
prevalensi suatu penyakit yang biasa berlangsung di satu wilayah atau kelompok tertentu.
Pandemi (awalan pan- berarti “semua atau melintasi”) adalah epidemi yang menyebar
luas melintasi negara, benua, atau populasi yang besar, kemungkinan seluruh dunia.
AIDS merupakan penyakit pandemi.
Epidemi adalah wabah atau munculnya penyakit tertentu yang berasal dari satu sumber
tunggal, dalam satu kelompok, populasi, masyarakat, atau wilayah, yang melebihi
tingkatan kebiasaan yang diperkirakan. Epidemi terjadi jika kasus baru melebihi
prevalensi suatu penyakit. Kejadian luar biasa (KLB) akut – peningkatan secara tajam
dari kasus baru yang memengaruhi kelompok tertentu – biasanya juga disebut sebagai
epidemi. Keparahan dan keseriusan penyakit juga memengaruhi definisi suatu epidemi.
Jika penyakit sifatnya mengancam kehidupan, hanya diperlukan sedikit kasus (seperti
pada rabies) untuk menyebabkan terjadinya epidemi.
Hiperendemi (awalan hyper- berarti “di atas”) adalah istilah yang dihubungkan dengan
endemi, tetapi jarang digunakan. Istilah ini menyatakan aktivitas yang terus-menerus
melebihi prevalensi yang diperkirakan, sering dihubungkan dengan populasi tertentu,
populasi yang kecil, atau populasi yang jarang seperti yang ditemukan di rumah sakit,
klinik bidan, atau institusi lain. Istilah ini juga menunjukkan keberadaan penyakit
menular dengan tingkat insidensi yang tinggi dan terus-menerus melebihi angka
prevalensi normal dalam populasi dan ternyata menyebar merata pada semua usia dan
kelompok. Kejadian endemi penyakit yang berhubungan tetapi dengan tipe yang berbeda,
disebut holoendemi.
Holoendemi (awalan holo- berarti “keseluruhan atau semua”) menggambarkan suatu
penyakit yang kejadiannya dalam populasi sangat banyak dan umumnya didapat di awal
kehidupan pada sebagian besar anak dalam populasi. Prevalensi penyakit menurun
sejalan dengan pertambahan usia kelompok sehingga penyakit lebih sedikit muncul pada
orang dewasa dibandingkan pada anak-anak. Penyakit yang sesuai untuk kategori ini
adalah chickenpox, dan pada iklim negara tropis, malaria.
(Timmreck, Thomas C., 2004, Epidemiologi Suatu Pengantar, Jakarta, EGC)
PENCEGAHAN
Pengertian pencegahan secara umum adalah mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum
kejadian. Pada dasarnya ada tiga tingkatan pencegahan penyakit secara umum yakni:
a. Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) yang meliputi promosi kesehatan
dan pencegahan khusus.
b. Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) yang meliputi diagnosis dini serta
pengobatan yang tepat.
c. Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) yang meliputi pencegahan terhadap
cacat dan rehabilitasi.
Ketiga tingkat pencegahan tersebut saling berhubungan erat sehingga dalam
pelaksanaannya sering dijumpai keadaan yang tumpang tindih.
1. Pencegahan Tingkat Pertama
Dapat ditujukan pada faktor penyebab, lingkungan serta faktor pejamu.
a. Sasaran yang ditujukan pada faktor penyebab yang bertujuan untuk mengurangi
penyebab atau menurunkan pengaruh penyebab serendah mungkin dengan usaha
antara lain:
o Desinfektan
o Pasteurisasi
o Sterilisasi, bertujuan untuk menghilangkan mikro-organisme penyebab penyakit,
o Penyemprotan insektisida dalam rangka menurunkan dan menghilangkan sumber
penularan maupun memutuskan rantai penularan.
Selain itu usaha untuk mengurangi/menghilangkan sumber penularan dapat
dilakukan melalui pengobatan penderita serta pemusnahan sumber yang ada
(biasanya pada binatang yang menderita), serta mengurangi/menghindari perilaku
yang dapat meningkatkan risiko perorangan dan masyarakat.
b. Mengatasi/modifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan fisik seperti
o peningkatan air bersih
o peningkatan sanitasi lingkungan dan perumahan serta bentuk pemukiman lainnya
o perbaikan dan peningkatan lingkungan biologis seperti pemberantasan serangga
dan binatang pengerat
o peningkatan lingkungan sosial seperti kepadatan rumah tangga, hubungan antar
individu dan kehidupan sosial masyarakat.
c. Meningkatkan daya tahan penjamu meliputi :
o perbaikan status gizi, status kesehatan umum dan kualitas hidup penduduk
o pemberian imunisasi serta berbagai bentuk pencegahan khusus lainnya
o peningkatan status psikologis, persiapan perkawinan serta usaha menghindari
pengaruh faktor keturunan
o peningkatan ketahanan fisik melalui peningkatan kualitas gizi, serta olahraga
kesehatan.
2. Pencegahan Tingkat Kedua
Sasaran pencegahan ini terutama ditujukan pada mereka yang menderita atau dianggap
menderita (suspek) atau yang terancam akan menderita (masa tunas). Meliputi
diagnosis dini dan pengobatan yang tepat agar dapat dicegah meluasnya penyakit atau
untuk mencegah timbulnya wabah, serta untuk segera mencegah proses penyakit lebih
lanjut serta mencegah terjadinya akibat samping atau komplikasi
a. Pencarian penderita secara dini dan aktif melalui peningkatan usaha surveillans
penyakit tertentu, pemeriksaan berkala serta pemeriksaan kelompok tertentu (calon
pegawai, ABRI, mahasiswa, dll), penyaringan (screening) untuk penyakit tertentu
secara umum dalam masyarakat, serta pengobatan dan perawatan yang efektif.
b. Pemberian chemoprophylaxis yang terutama bagi mereka yang dicurigai berada
pada proses prepatogenesis dan patogenesis penyakit tertentu.
Deteksi awal penyakit
Tujuannya untuk mempercepat kesembuhan dg pengobatan yg tepat
Pengobatan yang cepat merupakan pencegahan primer pada orang yang sehat
menghambat progresivitas penyakit
menghindari komplikasi
mengurangi ketidakmampuan
3. Pencegahan Tingkat Ketiga
Sasaran pencegahan tingkat ke tiga adalah penderita penyakit tertentu. Tujuan
mencegah jangan sampai mengalami cacat atau kelainan permanen, mencegah
bertambah parahnya suatu penyakit atau mencegah kematian akibat penyakit tersebut.
Pada tingkat ini juga dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya akibat
samping dari penyembuhan suatu penyakit tertentu. Rehabilitasi adalah usaha
pengembalian fungsi fisik, psikologis dan sosial seoptimal mungkin yang meliputi
rehabilitasi fisik/medis, rehabilitasi mental/psikologis serta rehabilitasi sosial.
Pelayanan suportif dan rehabilitatif
Bertujuan untuk mengurangi ketidakmampuan dg cara:
Memaksimalkan fungsi organ yg cacat
Membuat protesa ekstremitas akibat amputasi
Mendirikan pusat-pusat rehabilitasi medic
Pengantar Epidemiologi.DR.M.N.Bustan.1997
Untuk diagnostic : masa inkubasi dapat dipakai sebagai pedoman penentuan jenis
penyakit, misalnya dalam KLB.
Untuk pencegahan : dengan mengetahui rantai perjalanan penyakit dapat dengan
mudah dicari titik potong yang penting dalam upaya pencegahan penyakit.
Untuk terapi : terapi biasanya diarahkan ke fase paling awal
Pengantar Epidemiologi.DR.M.N.Bustan.1997
a)
- tahap prepatogenesis
individu dlm keadaan normal/sehat
ada interaksi antara pejamu dan bibit penyakit tetapi interaksi masih diluar tubuh
belum ada tanda –tanda sakit
jk pejamu lengah dan bibit penyakit menjadi ganas atau lingkungan memberikan
kodisi yang kurang menguntungkan pejamu maka keadaan dapat segera berubah
memasuki fase patogenesis
- tahap patogenesis
terbagi menjadi 4 tahap
b) Inhalasi (inhalation)
c) lnfeksi
Yakni infeksi yang diperoich melalui placenta dan ibu penderita penyakit
pada waktu menganclung, misalnya syphilis dan toxo plasmosis.
- penyakit yang ditularkan oleh vektor terutama serangga dan binatang lainnya
pemberantasan serangga serta binatang perantara lainnya.
Selain pemberian imunsasi aktif terseut di atas, juga dikenal adanya usaha
perlindungan terhadap beberapa penyakit tertentu dengan pemberian antibodi
pelindung yang berasal dari pejamu lain dalam bentuk serum antibodi yang
memberikan perlindungan sementara dan disebut imunisasi pasif.