Di Susun Oleh :
Kelompok 2
1
Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah
Pokok Bahasan : Perawatan Di Rumah pada Pasien Stroke
Hari / Tanggal : Jumat , 06-12-2019
Waktu : 20 Menit
Sasaran : Keluarga Pasien Stroke
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab
Materi : Terlampir
A. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan proses penyuluhan keluarga klien dapat mengetahui tentang
bagaimana perawatan dirumah pada pasien yang mengalami stroke
B. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan proses penyuluhan :
1. Mendefinisikan tentang Stroke
2. Menjelaskan karakteristik modifikasi lingkungan pada pasien Stroke
3. Menjelaskan hal-hal yang harus diketahui keluarga dalam penanganan pasien stroke
4. Mejelaskan hal-hal yag perlu dilakukan untuk keamanan pasien di dalam rumah
5. Mejelaskan kepada keluarga tindakan rutin yang perlu dilakaukan untuk merawat
pasien stroke saat dirumah.
C. Karakteristik Sasaran
Keluarga pasien yang berada diruang stroke center RSUD Abdoel Wahab Sjahranie
Samarinda
D. Metode
1. Ceramah.
2. Tanya Jawab.
2
E. Media
1. Media: LCD, leaflet, Power Point
F. Kegiatan
3
tentang
penanganan
stroke saat
dirumah
3. Penutup : 3 Mendengarkan Kecakapan
Memberi penjelasan menginformasikan
evaluasi secara dengan secara lisan dan
lisan seksama. tertulis materi yang
Menyimpulkan Menjawab telah disampaikan
materi. salam.
Menyampaikan
salam penutup.
G. Evaluasi
1. Apakah klien mengerti apa yang apa yang telah dijelaskan
2. Meminta klien untuk menyakan apa yang masih belum jelas.
3. Meminta klien menjelaskan materi atau meriview kembali materi yang telah di
berikan
4
A. MATERI STROKE
1. Latar Belakang
Stroke merupakan penyakit neurolis yang sering dijumpai dan harus ditangani
secara cepat dan tepat. Stroke merupakan penyakit yang paling sering
menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses
berfikir, daya ingat dan bentuk kecacatan lainnya sebagai akibat gangguan fungsi
otak (Muttaqin,2011). Berdasarkan riset kesehatan dasar (2013) di Indonesia
prevalensi stroke mencapai angka 12,1 per 1.000 penduduk. Angka ini ak
dibandingkan Riskesdas 2007 yang sebesar 8,3 persen per 1.000 penduduk. Daerah
yang memiliki prevalensi stroke adalah Sulawesi Utara (10,1 per 1.000 penduduk)
dan yang terendah adalah jambi (3,6 per 1.000 penduduk) sedangkan prevalensi
stroke di Kalimantan Timur menapai 5,2 per 1.000 penduduk.
Pasien stroke memerlukan perawatan jangka panjang di rumah dan kualitas
hidup mereka akan menjadi lebih baik jika mendapat informasi tentang bagaimana
cara melakukan perawatan yang dibutuhkan serta dukungan yang tepat dari orang
yang terdekat.Dalam program-program kesehatan, agar diperoleh perubahan
perilaku kesehatan yang sesuai dengan norma-norma kesehatan, sangat diperlukan
usaha-usaha konkrit dan positif. Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan
perilaku tersebut dikelompokkan menjadi tiga, menurut WHO (2013) dalam
Notoatmodjo (2011) :
1) Menggunakan kekuatan/kekuasaan atau dorongan
Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan pada sasaran atau masyarakat
sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang diharapkan. Cara ini
akan menghasilkan perubahan perilaku tersebut belum aku yang cepat, akan
tetapi perubahan tersebut belum tentu akan
berlangsung lama, karna perubahan perubahan perilaku yang terjadi tidak atau
belum berdasarkan kesadaran sendiri.
2) Diskusi dan pemberian informasi
Cara ini adalah sebagian peningkatan cara kedua. Dimana dalam memberikan
informasi informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah tetapi dua arah. Hal
ini berarti masyarakat tidak hanya pasif menerima informasi tetapi juga harus
aktif berpartisipasi melalui diskusidiskusi tentang informasi yang diterimanya.
Diskusi partisipasi adalah salah satu cara yang baik dalam rangka memberikan
informasi-informasi dan pesan-pesan kesehatan
5
3) Pemberian informasi
Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara mencapai hidup
sehat, cara pemeliharaan kesehatan, cara menghindari penyakit dan
meningkatkan pengetahuan masyarakat. Selanjutnya dengan pengetahuan-
pengetahuan itu akan menimbulkan kesandaran mereka, dan akhirnya akan
menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Hasil atau perubahan perilaku dengan cara ini akan memakan waktu lama,
tetapi perubahan yang dicapai akan bersifat langeng karna didasari pada
kesadaran mereka sendiri (bukan karna paksaan)
Edukasi dalam arti informal adalah suatu proses penyampain bahan atau materi
pendidikan
oleh pendidik kepada sasaran pendidikan guna mencapai perubahan perilaku
(tujuan).
Promosi kesehatan sangat penting untuk menunjang program-program
kesehatan lain. Promosi kesehatan merupakan suatu upaya agar masyarakat
mengetahui bagaimana cara memelihara suatu penyakit yang telah diderita
demi mencegah hal- hal yang dapat merugikan diri (Notoadmodjo, 2007)
Menurut Potter & Perry (2009) edukasi merupakan salah satu peran
keperawatan yang penting. Masa rawat inap yang semakin pendek, peningkatan
tuntutan waktu bagi perawat, peningkatan jumlah klien dengan penyakit seperti
stroke, dan kebutuhan untuk memberikan informasi yang tepat bagi klien dan
keluarga dengan penyakit dtroke, semakin menekankan kepentinagn kualitas
edukasi. Perawat memberikan informasi kepada klien yang membutuhkan
perawatan dirumah untuk memastikan kontinuitas pelayanan dari rumah sakit
kerumah.
2. Perawatan Di Rumah Pasien Pasca Stroke
a. Pentingnya perawatan dirumah
Pasien stroke membutuhkan penanganan yang komprehensif, termasuk
upaya pemulihan dan rehabilitasi dalam jangka lama, bahkan sepanjang sisa
hidup pasien. Keluarga sangat berperan dalam fase pemulihan ini, sehingga
sejak awal perawatan keluarga diharapkan terlibat penanganan
pasien.Perencanaan pulang atau discharge planning dilakukan oleh dokter,
perawat dan anggota tim stroke yang lain, dengan melibatkan pasien stroke dan
keluarga jika memungkinkan. Proses perencanaan pulang dimulai sejak pasien
6
masuk rumah sakit, termasuk edukasi kepada pasien dan keluarga. Peran
keluarga dalam merawat pasien pasca stroke di rumah berperan penting dalam
upaya meningkatkan kemampuan pasien untuk mandiri, meningkatkan rasa
percaya diri pasien, meminimalkan kecacatan menjadi seringan mungkin, serta
mencegah terjadinya serangan ulang stroke. Keluarga dan pasien dapat
menggunakan sumber-sumber informasi yang ada seperti dari tenaga kesehatan
untuk membantu pasien pasca stroke beradaptasi dengan keadaan dirinya,
Masalah kesehatan pasien pasca stroke di rumah antara lain: kelumpuhan /
kelemahan separo badan atau hemiparese, gangguan sensibilitas atau pasien
mengalami rasa kebas atau baal, gangguan keseimbangan duduk atau berdiri,
gangguan berbicara dan gangguan berkomunikasi, gangguan menelan,
gangguan penglihatan, gangguan buang air kecil atau inkontinensia, gangguan
buang air besar atau konstipasi, kesulitan mengenakan pakaian, gangguan
memori atau daya ingat, perubahan kepribadian dan emosi, sehingga
membutuhkan prinsip-prinsip merawat pasien stroke dirumah seperti berikut :
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan setelah pasien pulang kerumah
1) Mendampingi pasien dalam melakukan aktifitas kegiatan sehari-hari
2) Memberikan dukungan dan juga perhatian untuk pemulihan kesehatan
pasien
3) Memberikan motivasi dan pengertian selalu mendokung proses pemulihan
kondisi pasien dengan bantuan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
c. Peran keluarga pada pasien stroke
Keluarga sebagai pemberi perawatan dalam pemenuhan kebutuhannya
sehari-hari seperti makan, minum berpakaian, berpindah, dan berjalan;
Keluarga memberi dukungan agar pasien mempunyai motivasi yang kuat untuk
dapat segera memperoleh pemulihan kesehatan dengan sebaik-baiknya.
Keluarga mengadakan komunikasi efektif dengan pasien, dan perawat,
sehingga terjalin hubungan kerja sama yang baik dan tercipta suasana saling
percaya serta keterbukaan antara pasien dengan keluarga dan perawat,
Keluarga sebagai pendidik; Keluarga sebagai pengambil keputusan; dan
Keluarga berperan mencari sumber dan untuk biaya perawatan dan pengobatan
pasien.
7
d. Prinsip merawat pasien stroke dirumah
1) Menjaga kesehatan punggung pengasuh atau keluarga saat membantu
mobilisasi keluarga yang terkena stroke
2) Mencegah terjadinya luka di kulit pasien akibat tekanan.
3) Mencegah kekurangan cairan atau dehidrasi
4) Mencegah aspirasi atau terselak oleh makanan ketika saat makan
5) Mencegah terjadinya kekakuan otot dan sendi.
6) Mencegah terjadinya nyeri bahu ( shoulder pain)
7) Memulai latihan dengan mengaktifkan batang tubuh atau torso
3. Materi promkes yang akan diberikan
a. Memandikan Pasien Pasca Stroke
Memandikan pasien stroke merupakan bagian perawatan hygiene total.
Mandi dapat dikategorikan sebagai pembersihan atau terapetik. Mandi adalah
salah satu cara mempertahankan kebersihan kulit. Mandi akan membantu
menciptakansuasana rileks, menstimulasi sirkulas pada kulit, meningkatkan
citra diri dan menstmulasi kecepatan maupun kedalaman respirasi. Ketika
klien tidak mampu mandi atau melakukan perawatan kulit ribadi maka orang
terdekatlah yang memberikan memberikan bantuan hygiene dengan cara dan
pada waktu yang tepat. Memandikan pasien dengan stroke atau yang berada di
tempat tidur adalah tindakan yang harus dilakukan pada pasien yang tidak
mampu mandi secara sendiri. Memandikan pasien stroke di tempat tidur
merupakan suatu tindakan membersihkan seluruh bagian tubuh pasien dengan
posisi berbaring di tempat tidur dengan menggunakan air bersih, sabun dan
atau larutan antiseptic.
b. ROM
Pelatihan ROM (Range of Motion) adalah latihan gerak sendi yang
memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien
menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara
aktif ataupun pasif. (Potter and Perry, 2005). Range of motion juga dipengaruhi
oleh lamanya waktu pemulihan dan upaya yang dilakukan untuk
memulihkan atau menormalkan kembali anggota tubuhnya yang mengalami
kelemahan karena stroke. ROM sangat penting diberikan pada pasien stroke
karena manfaat yang didapat cukup besar,selain mengatur gerakan pada pasien
8
juga ROM berguna pada meningkatkan kemampuan gerak pasien yang
mengalami stroke
c. Menilai gangguan menelan dan memberikan makan pada pasien stroke
Kesulitan menelan atau Disfagia merupakan komplikasi yang sering pada
stroke akut. Pada stroke akut, disfagia ditemukan 50,0% dari pasien
stroke. Gejala disfagia kebanyakan muncul pada minggu pertama sampai 1
bulan onset dan menetap sampai 6 bulan pada sebagian kecil pasien. Disfagia
berhubungan dengan tingginya komplikasi respiratory dan meningkatnya
aspirasi pneumonia, dehidrasi, dan gangguan nutrisi maka penting sekali
menilai apakah pasien mengalami gangguan menelan apa tidak, dengan
melakukan cara sebagai berikut :
1) Tentukan kesiapan pasien untuk makan dan dalam keadaan sadar
(waspada), mampu mengikuti instruksi, kepala tegak, dan mampu
menggerakkan lidah dalam mulut. Jika salah satu faktor yang hilang,
mungkin disarankan untuk tidak memberikan makan melalui mulut
2) Amati tanda-tanda yang berhubungan dengan masalah menelan (misalnya,
batuk, tersedak, meludah atau mengeluarkan sisa makanan/ air liur,
kesulitan membuang air liur yang penurunan kemampuan untuk
menggerakkan lidah dan bibir, penurunan pengunyahan makanan,
penurunan kemampuan untuk memindahkan makanan ke belakang lidah
3) Periksa rongga mulut pasien untuk pengosongan makanan tepat setelah
menelan dan setelah makan selesai. Membersihkan sisa makanan dari
mulut menjaga kebersihan gigi klien. Makanan yang tidak tertelan akan
tertinggal di mulut, biasanya tertinggal pada sisi yang mengalami
kelemahan dan dapat menyebabkan stomatitis, kerusakan gigi, dan
kemungkinan aspirasi.
Jika terdapat masalah maka sudah dipastikan pasien tidak dapat makan secara
mandiri melainkan memerlukan bantuan pemasangan NGT yaitu alat yang
digunakan untuk memasukkan nutsrisi cair dengan selang plastik yang
dipasang melalui hidung sampai lambung.
9
1) 2 Washlap
2) 2 Handuk mandi
3) Sabun dan tempatnya
4) 2 Baskom
5) Handbody, bedak dan wewangian
6) Selimut
7) Air hangat
8) Pakaian bersih
9) Seprai sempat tidur dan handuk (jika perlu)
10) Pispot
11) Sarung tangan
b. Lingkungan yang disiapkan :
Jaga privasi pada pasien
c. Langkah-langkah memandikan ditempat tidur :
1) Posisikan tempat tidur dan posisikan klien secara tepat
a) Posisikan tempat tidur pada posisi yang tinggi (posisi yang nyaman pada
klien)
b) Ganti linen atas dengan handuk mandi
c) Bantu klien untuk mendekat kearah perawat
d) Buka pakaian klien
2) Bersihkan wajah klien
a) Tempatkan handuk didada klien
b) Pertama-tama usap mata klien dengan air saja dan keringkan, selanjutnya
bersihkan seluruh wajah
3) Bersihkan tangan dan lengan
a) Tempatkan handuk dibawah lengan
b) Bersihkan lengan dengan sabun, bilas dan keringkan
c) Bersihkan ketiak dengan baik
d) Cuci tangan dan jari-jari klien
4) Bersihkan dada dan abdomen
a) Lipat selimut sampai daerah pusat dan tempatkan handuk di dada dan
abdomen
b) Bersihkan dengan sabun, bilas dan keringkan dada dan abdomen
c) Ganti selimut mandi ketika area tersebut dikeringkan
5) Cuci kaki dan ujung kaki
a) Tempatkan handuk dibawah kaki
b) Bersihkan dengan sabun mulai dari tungkai abgian atas ke bawah, bilas
dan keringkan
c) Cuci mulai dari pergelangan kaki dan jari kaki dalam baskom, keringkan
6) Bersihkan punggung dan perineum
a) Bantu klien dalm posisi telungkup
b) Bersihkan dengan sabun, bilas dan keringkan punggung bokong dan paha
atas
c) Bantu klien kembali keposisi telentang
7) Bantu klien berdandan dengan bedak. Lotion atau wangian. Dalam baskom
cuci sehingga aliran air diarahkan menjauh dari linen.
10
8) Posisikan kaleng sampah berlapis plastik langsung diabwah papan sampo
atau dengan ujung kantong plastik mengarah ke baskom cuci.
9) Isi teko dengan air hangat; tes suhunya dengan bagian dalam pergelangan
anda untuk kenyamanan
10) Tempatkan tempat tidur datar jika klien dapat mentoleransi, tempatkan
semua bahan pada area yang mudah dijangkau
11) Tuangkan sedikit air hangat diatas rambut, pastikan air mengalir kedalam
tempat sampah
12) Tuangkan air hangat diatas rambut dan lembabkan secara seksama
13) Gunakan sarung tangan dan tuangkan sedikit sampo ditelapak tangan;
masase sampo kerambut dari depan kebelakang kepala, gosok sampo
hingga berbusa.
14) Masase busa diatas seluruh kepala dengan gerakan perlahan
15) Bilas rambut dengan mengalirkan air hangat diatas kepala beberapa kali
16) Jika klien dapat mentoleransi , ulangi penggunaan sampo dan masase
rambut dan kulit kepala dengan kuat menggunakan jari tangan untuk
periode waktu yang lama
17) Bilas secara seksama dengan menggunakan teko air
18) Sokong kepala klien dan singkirkan papan sampo atau baskom cuci dari
tempat tidur.
19) Letakkan kepala klien pada handuk bersih dan tutup kepala, masase kapala
dengan mantap menggunakan handuk
20) Gantikan handuk basah dengan yang kering lanjutkan untuk menggosok
rambut
21) Biarkan rambut tertutup handuk sampai siap untuk dikeringkan dengan
pengering rambut
22) Periksa tempat tidur dan pakaian tidur. Ganti jika basah, singkirkan kaleng
sampah air, papan sampo dari area pastikan bahwa area kerja kering dank
lien nyaman.
23) Tinggikan kepala
24) Keringkan rambut dengan menggunakan handuk atau mesin pengering
rambut.
25) Sisir rambut untuk menghilangkan kekusutan, bentuk sesuai keinginan
klien.
26) Bersihkan ruangan, kumpulkan handuk yang tealah digunakan dan
tempatkan pada area pencucian, keringkan dan simpan
11
Tidak ada peralatan yang diperlukan kecuali sarung tangan, jika kontak dengan
cairan tubuh sering terjadi.
2. Cara melakukanlatihan rentang gerak
a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur pada klien dan keluarga
c. Berikan privasi
d. Sesuaikan tempat tidur pada ketinggian yang nyaman untuk kerja jika
mungkin
e. Pindahkan klien dari satu sisi tempat tidur mendekat pada anda
f. Mulailah pada bagian atas dan bergerak kebawah pada satu sisi tubuh
sekaligus, lakukan latihan rentang
Gerak pasif terhadap sendi pada area berikut, sesuaikan kondisi klien :
a. Kepala dan leher
b. Bahu
c. Siku
d. Lengan bawah
e. Pergelangan
f. Jari-jari
g. Panggul
h. Lutut
i. Jari kaki
j. Pergelangan kaki
1. Pada saat melakukan maneuver, sokong area tubuh yang dilatih dengan
memegang bagian berikut dalam telapak tangan anda : Lengan pada siku dan
pergelangan. Kaki pada lutut dan pergelangan kaki. Kepala pada area oksipital
dan dagu.
2. Dengan perlahan gerakan setiap ekstremitas melalui rentang posisi penuh 3
sampai 10 kali atau sesuai toleransi klien
3. Observasi klien terhadap tanda latihandan ketidaknyamanan saat melakukan
latihan rentang gerak
4. Singkirkan selimut dan posisikan klien dengan nyaman dan kesejajaran tubuh
yang tepat
5. Kaji tanda vital
6. Cuci tangan prosedur pemberian obat melalui mulut
a. Persiapan obat
1) Kartu obat
2) Cangkir obat
3) Segelas air atau sari buah
4) Sedotan untuk minum
5) Baki
b. Langkah-langkah pemberian obat melalui mulut :
1) Kaji terhadap setiap kontraindikasi untuk pemberian obat oral
2) Tentukan kesukaan dan toleransi klien terhadap cairan untuk diminum
dengan obat-obatan
12
3) Periksa keakuratan dan kelengkapan kartu obat : nama klien, nama obat,
dosis obat yang diberikan
4) Mencuci tangan
5) Siapkan obat-obatan untuk satu pasien pada satu kesempatan
6) Hitung dosis yang tepat
7) Untuk memeberikan tablet dari botol, tuangkan jumlah yang dibutuhkan
kedalam tutup botol dan pindahkan kecangkir obat. Jangan obat dengan
tangan anda
8) Untuk menyiapkan dosis obat kapsul dan tablet, letakkan kapsul yang telah
dikemas kedalam cangkir obat, jangan buka pembungkusnya.
9) Jika klien mempunyai kesulitan menelan, haluskan tablet
10) Untuk menuangkan obat dalam bentuk cair, buka penutupnya dan letakkan
dalam posisi terbalik
11) Bawa obat ke klien pada waktu yang tepat
12) Identifikasi klien dengan membandingkan nama pada kartu obat
13) Jelaskan tujuan pengobatan kepada klien
14) Bantu klien untuk duduk/posisi miring
15) Berikan obat dengan tepat. Tawarkan klien pilihan air atau sari buah dengan
obat yang akan diminum
16) Tetap bersama klien sampai ia telah selesai menelan setiap obat yang
didapatnya
17) Mencuci tangan
13
10. Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan
14
c) Jangan membiarkan spuit kosong sampai pemberian makan dan
penginfusan air selesai
9. Klem NGT atau slang gastromi dan tempatkan klien pada posisi semi
fowler
10. Ajarkan klien dan pemberi asuhan cara memantau bising usus, defekasi dan
residu
11. Klien /pemberi asuhan harus memeriksa penempatan slang NGT dan residu
sebelum pemberian makan perslang
15
DAFTAR PUSTAKA
16