Anda di halaman 1dari 16

SKENARIO 2

DASAR KETRAMPILAN PRAKTIKUM KEBIDANAN

WINANDA ARSIH HERAWATI (


SITI ASMANA (1910105037)
1910105030 )
DEVI WIDIANINGSIH (1910105038)
NUR NILAM (1910105032 )
DWI ASTUTI (1910105039)
FAIZZA TUNISA (1910105033)
AMELIA PUTRI PRASETYANINGTYAS
SURA ANJELYNA (1910105034)
(1910105040)
SRI ASTUTI AMBARWATI (1910105035)
BERLIANA MITA ENDARTI (1910105041)
SELVI NOVITA SARI (1910105036)
RINA FIBRANI (1910105042)

DIII KEBIDANAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR
Alhamdulilahirobbil allamin puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT
karena atas rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelasikan tugas ini tepat waktu. Sholawat
serta salam selalu kita sanjungkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, semoga di hari
kiamat kelak kita bisa mendapat syafaatnya dan bisa bertemu denganya.
makalah ini penulis buat sebagai salah satu pemenuhan tugas dari dosen pengampu mata kuliah
Dasar Ketrampilan Praktik Kebidanan dan juga sebagai wadah pembelajaran untuk penulis
sendiri. penulis sangat berharap jika makalah yang penulis buat ini mampu memberikan
pengetahuan bagi semua orang yang membaca makalah ini. Makalah ini di buat berdasar data –
data dan jurnal – jurnal yang sudah penulis kumpulkan.
Penulis juga dengan senang hati menerima segala saran dan kritikan dari para pembaca. Sebagai
manusia penulis juga pasti melakukan kesalahan dalam pembuatan makalah ini, jadi jika para
para pembaca ingin meluruskan atau memberikan masukan penulis akan sangat berterima kasih.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iii

BAB I .............................................................................................................................................. 1

PEDAHULUAN ............................................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ......................................................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................... 1

C. TUJUAN .............................................................................................................................. 2

BAB II............................................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 3

A. PENGERTIAN .................................................................................................................... 3

B. Fisiologi Menstruasi............................................................................................................. 3

C. PATOLOGI MENSTRUASI ............................................................................................... 5

D. KADAR HEMOGLOBIN ................................................................................................. 11

BAB III ......................................................................................................................................... 12

KESIMPULAN ............................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 13

iii
BAB I
PEDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Haid merupakan proses kematangan seksual bagi seorang wanita (LK lee dkk, 2006). Haid
adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi)
endometrium (Wiknjosastro, 2008). Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai
suatu siklus yang klasik adalah 28 hari , tetapi cukup bervariasi tidak sama untuk setiap wanita
(Guyton, 2006). Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-
sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari. Jumlah darah normal yang keluar rata-rata 33,2 ± 16 cc.
Rata-rata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada wanita usia 43 tahun
27,1 hari dan pada wanita usia 55 tahun ialah 51,9 hari (Wiknjosastro, 2008).

Siklus haid yang terjadi diluar keadaan normal, atau dengan kata lain tidak berada pada interval
pola haid pada rentang waktu kurang dari 21 atau lebih dari 35 hari dengan interval pendarahan
uterus normal kurang dari 3 atau lebih dari7 hari disebut siklus menstruasi/haid yang tidak teratur
(Berek, 2002). Gangguan Haid digolongkan atas 4 bagian yaitu kelainan banyaknya darah dan
lamanya pendarahan pada haid, kelainan siklus, perdarahan di luar haid, gangguan haid yang ada
hubungannya dengan haid (Wiknjosastro, 2008).Menurut Berek (2002) ada enam jenis gangguan
menstruasi yang termasuk kedalam siklus menstruasi yang tidak teratur adalah oligomenorea,
polimenorea, menoragia, metroragia, menometroragia, hipomenorea. Perubahan pola haid
dipengaruhi usia seseorang (Wiknjosastro, 2008), pemakaian kontrasepsi (Llewellyn, 2005),
penyakit pada ovarium.

B. RUMUSAN MASALAH
 peran bidan masa menstruasi ?
 masa menstruasi !
 kelainan siklus menstruasi ?
 factor penyebab menoragia ?
 cara pengobatan menoragia ?
 kadar hemoglobin?

1
C. TUJUAN
 memahami siklus mestruasi.
 memahami masalah – masalah yang di hadapi pada saat menstruasi.
 mengetahui kadar hemoglobin yang ada pada tubuh manusia.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Menstruasi atau yang kita kenal dengan haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik pada
uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi disertai dengan deskuamasi (pelepasan) dari
endometrium.

Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid yang
baru. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus haid yang normal
atau siklus dianggap sebagai siklus yang klasik ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan
saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Juga pada kakak beradik bahkan
saudara kembar, siklusnya selalu tidak sama. Lebih dari 90% wanita mempunyai siklus
menstruasi antara 24 sampai 35 hari.

Lama haid biasanya antara 3 – 6 hari, ada yang 1 – 2 hari dan diikuti darah sedikit sedikit
kemudian, dan ada yang sampai 7 – 8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid itu tetap.
Kurang lebih 50% darah menstruasi dikeluarkan dalam 24 jam pertama. Cairan menstruasi terdiri
dari autolisis fungsional, exudat inflamasi, sel darah merah, dan enzym proteolitik dan dengan
banyaknya darah haid 20-80 ml. Jumlah darah haid lebih dari 80 cc dianggap patologik. Darah
haid tidak membeku; ini mungkin disebabkan fibrinolisin.

B. Fisiologi Menstruasi
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan
folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang
namun dapat berkembang menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel
de graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis
mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di
bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH
dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon
gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang
mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah
pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi,
dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH

3
dan LRH, Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan
mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini
menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut
menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut
dipertahankan (Novaks Gynecology, 1996)

Menurut Novaks Gynecology (1996), dapat dibedakan 4 fase endometrium dalam siklus haid,
yaitu :

1. Fase menstruasi atau deskuamasi


Dalam fase endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan dan hormon-
hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah. Hanya stratum basale yang tinggal utuh.
Darah haid mengandung darah vena dan arteri dengan sel-sel darah merah dalam hemolisis
atau aglutinasi, sel-sel epitel dan stroma yang mengalami disintegrasi dan otolisis, dan sekret
dari uterus, serviks, dan kelenjar-kelenjar vulva. Fase ini berlangsung 3-4 hari.

2. Fase pasca haid atau fase regenerasi


Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsur- angsur sembuh
dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang tumbuh dari sel-sel epitel endometrium.
Pada waktu ini tebal endometrium + 0,5 mm. Fase ini telah mulai sejak fase menstruasi
berlangsung + 4 hari. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14.
4
Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari
desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini
endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur
dari indung telur (disebut ovulasi).
3. Fase intermenstruum atau fase proliferasi
Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal + 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari
ke-5 sampai hari ke-4 dari siklus haid. Fase profilerasi dapat dibagi atau 3 subfase, yaitu :
Fase proliferasi dini (early proliferation phase); Fase proliferasi madya (midproliferation
phase); Fase proliferasi akhir (late proliferation phase).
4. Fase prahaid atau fase sekresi
Fase ini sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Pada fase ini
endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang,
berkeluk-keluk, dan mengeluarkan getah, yang makin lama makin nyata. Dalam endometrium
telah tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang
dibuahi. Memang tujuan perubahan ini adalah untuk mempersiapkan endometrium menerima
telur yang dibuahi.
Fase sekresi dibagi atas: 1) fase sekresi dini; dan 2) fase sekresi lanjut.

C. PATOLOGI MENSTRUASI
Gangguan haid dan siklusnya dapat digolongkan menjadi :
1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid
Hipermenorea atau menoragia
Menoragia merupakan perdarahan menstruasi dengan jumlah darah haid > 80 cc atau
lamanya > 7 hari pada siklus yang teratur. Bila perdarahannya terjadi > 12 hari harus
dipertimbangkan termasuk dalam perdarahan ireguler.9
Penderita menoragia dapat mengalami beberapa gejala seperti:
pasien perlu mengganti pembalut hampir setiap jam selama beberapa hari berturut-turut
perlunya mengganti pembalut di malam hari atau pembalut ganda di malam hari
menstruasi berlangsung lebih dari 7 hari
darah menstruasi dapat berupa gumpalan-gumpalan darah
terdapat tanda-tanda anemia, seperti napas lebih pendek, mudah lelah, pucat, kurang
konsentrasi.

5
Etiologi :
Timbulnya perdarahan yang berlebihan saat terjadinya menstruasi (menorragia) dapat
terjadi akibat beberapa hal, diantaranya:
a. adanya kelainan organik :
infeksi saluran reporduksi
kelainan koagulasi, misal : akibat von willebrand disease, kekurangan protrombin,
idiopatik trombositopenia purpura (ITP), dll
Disfungsi organ yang menyebabkan terjadinya menoragia seperti gagal hepar atau gagal
ginjal. Penyakit hati kronik dapat menyebabkan gangguan dalam menghasilkan faktor
pembekuan darah dan menurunkan hormon estrogen.
b. Kelainan hormon endokrin misal akibat kelainan kelenjar tiroid dan kelenjar
adrenal, tumor pituitari, siklus anovulasi, Sindrome Polikistik Ovarium (PCOS),
kegemukan, dll
c. Kelainan anatomi rahim seperti adanya mioma uteri, polip endometrium,
hiperplasia endometrium, kanker dinding rahim dan lain sebagainya.
d. Iatrogenik : misal akibat pemakaian IUD, hormon steroid, obat-obatan
kemoterapi, obat-obatan anti-inflamasidan obat-obatan antikoagulan.

6
. Pengobatan menoragia.

e. Kontraindikasi PKK
f. Tromboplebitis atau tromboemboli.
g. Sebelumnya dengan tromboplebitis atau tromboemboli
h. Kelainan serebrovaskuler atau penyakit jantung koroner.
i. Diketahui atau diduga karsinoma mammae.
j. Diketahui atau diduga karsinoma endometrium.
k. Diketahui atau diduga neoplasma yang tergantung estrogen.
l. Perdarahan abnormal genitalia yang tidak diketahui penyebabnya.
m. Adenoma hepar, karsinoma atau tumor-tumor jinak hepar.

7
n. Diketahui atau diduga hamil.
o. Gangguan fungsi hati.
p. Tumor hati yang ada sebelum pemakaian pil kontrasepsi atau produk lain yang
mengandung estrogen.

2. Hipomenorea
Hipomenore adalah perdarahan haid dalam jumlah sedikit, ganti pembalut 1-2 kali/hari
dengan jangka waktu < 3 hari. Etiologi kekurangan estrogen maupun progesterone,
stenosis hymen, stenosis serviks uteri, sinekia uteri ( sindrom asherman).
Kelainan siklus Polimenorea adalah siklus haid lebih pendek dari biasanya (kurang dari
21 hari) dengan perdarahan yang kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid biasanya.
Siklus seperti ini akan menyebabkan menstruasi yang lebih sering dan siklus yang lebih
banyak dalam setiap tahunnya. Dengan kata lain waktu antara ovulasi dan siklus
menstruasi berikutnya lebih pendek (pemendekan fase luteal).
Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang menyebabkan gangguan
ovulasi atau menyebabkan pemendekan fase luteal (sarwono,1982). Selain itu dapat
disebabkan :
 Stress
Satu dari penyebab paling sering adalah stress. Dalam hal ini stress baik emosi
maupun lingkungan serta physical dapat menyebabkan imbalance normal
hormonal di tubuh yang menyebabkan iregulernya menstruasi.
 Menopause
Fase mendekati menopause dapat kita sebut perimenopause yang akan mulai
terjadi adanya ketidakseimbangan hormonal.
 Endometriosis
Sexual transmitted disease

Treatment
Tidak ada treatment secara langsung untuk menangani polimenorea. Terapi ditujukan
setelah diketahui penyebab terjadinya polimenorea. Beberapa terapi spesifik seperti
penggunaan PKK, management stress. Dan terapi terbaik bagi orang dengan polimenorea

8
dengan atau tidak disertai dengan penyakit lainnya adalah relax, modifikasi gaya hidup
dan exercise secara teratur.
3. Oligomenorea
Haid jarang, siklus panjang.Oligomenorrhoe terjadi kalau siklus lebih dari 35 hari. Sering
terdapat pada wanita yang asthenis. Oligomenore yang menetap dapat terjadi akibat dari
perpanjangan stadium follikuler, perpanjangan stadium luteal, kedua stadium di atas
menjadi panjang. Kalau siklus sekonyong-konyong menjadi panjang maka dapat
disebabkan oleh : pengaruh psikis, pengaruh penyakit : tbc. Pada umumnya oligomenore
yang ovulatoar tidak memerlukan terapi. Kalau mendekati amenore maka dapat
diusahakan mengadakan ovulasi.

Pada oligomenorea dasar dari terjadinya perdarahan ini adalah fase proliferasi yang
memanjang atau fase sekresi yang memanjang. Pada fase proliferasi yang memanjang
diberikan progesterone selama 10 hari, mulai hari ke 15 hingga hari ke 25 siklus haid.
Sedangkan pada fase sekresi yang memanjang progesterone diberikan mulai hari ke 17
sampai hari ke 25.

4. Amenorea
Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya menstruasi pada seorang wanita. Hal tersebut
normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah
menopause.
Amenorea dapat dibagi dalam dua bentuk, yaitu:
a) Amenorea fisiologik
Amenorea yang terdapat pada masa sebelum pubertas, masa kehamilan, masa
laktasi dan sesudah menopause.
b) Amenorea patologik
Lazimnya diadakan pembagian antara amenorea primer dan amenorea sekunder.
Amenorea primer, apabila seorang wanita berumur 16 tahun ke atas belum pernah
dapat haid; sedang pada amenorea sekunder penderita pernah mendapat haid,
tetapi kemudian tidak dapat lagi.
Amenorea primer merupakan suatu keadaan dimana tidak terjadi menstruasi pada
wanita yang berusia 16 tahun ke atas dengan karaktersitik seksual sekunder
normal, atau umur 14 tahun ke atas tanpa adanya perkembangan karakteristik

9
seksual sekunder. Amenorea primer terjadi pada 0.1 – 2.5% wanita usia
reproduksi.
Sedangkan Amenorea sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 siklus
padaoligomenorea atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus
menstruasi biasa. Angka kejadian berkisar antara 1 – 5%.

Pembagian amenorea berdasarkan kompartemen.

penyebab amenorea dalam 4 kompartemen, yaitu:

- Kompartemen I : kelainan pada sistem syaraf pusat (hipotalamus).

- Kompartemen II : kelainan pada pituitri anterior

- Kompartemen III : kelainan pada ovarium.

- Kompartemen IV : kelainan terletak pada organ target uterus atau outflow tract.

10
D. KADAR HEMOGLOBIN
Hemoglobin (Hb atau Hgb) adalah protein dalam sel darah merah yang juga berisi zat
besi. Darah berwarna merah karena adanya kandungan protein hemoglobin. Fungsi Hb
adalah mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, terutama paru-paru. Kadar Hb dapat
diketahui dengan melakukan tes darah. Kisaran normal Hb bervariasi bergantung pada
usia dan jenis kelamin. Kisaran rata-ratanya adalah 14 hingga 18 gram/dl untuk pria dan
12 hingga 16 gram/dl untuk wanita.Kadar Hb yang normal bagi pria umumnya sekitar
13,8 sampai 17,2 g/dL.

11
BAB III
KESIMPULAN

 Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik pada uterus yang dimulai

sekitar 14 hari setelah ovulasi disertai dengan deskuamasi (pelepasan) dari

endometrium

 Ovarium dan uterus adalah organ organ yang berperan dalam siklus menstruasi

 Dalam siklus menstruasi ada dua siklus yaitu siklus ovarium (fase folikuler dan fase

luteal) serta siklus ovarium(fase menstruasi, fase post menstruasi, fase proliferasi dan

fase sekresi) yang dipengaruhi oleh hormon hormon dari siklus hipotalamus-hipofisis-

ovarium

 Gangguan haid dapat dibagi kedalam 4 golongan besar yaitu Kelainan dalam

banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid, gangguan siklus haid, perdarahan

diluar haid serta gangguan lain yang berhubungan dengan haid

 Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid dapat dibagi

menjadi hipermenorea dan hipomenorea

 Gangguan siklus haid dapat dibagi menjadi oligomenorea,polimenorea dan amenorea

 Amenorea dapat dibagi berdasarkan etiologi pada organ yang terlibat yaitu

ovarium,hipotalamus, hipofisis dan uterus

 Perdarahan diluar haid dikenal juga dengan istilah metroragia dan menometroragia

 Gangguan lain yang berhubungan dengan haid dapat termasuk didalamnya dismenorea

yang dapat dibagi menjadi dismenorea primer, sekunder dan membranous dismenorea.

12
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


UNSRI.2006. Perubahan Endometrium dalam Siklus Menstruasi. www.digilib.unsri.ac.id
Eurasiahealth. Disorders of Menstruation. Artikel. www.eurasiahealth.org
Suhargo, Listijani.2007. Histologi Reproduksi Wanita. Handout.
www. biologi.fst.unair.ac.id

Anonim. 2009. Obat Haid Tidak teratur. Gambar. http://femona.wordpress.com/category/4-


tentang-menstruasi/

California State University. 1998. Mentsrual Cycle. Jurnal.


www.csun.edu/studenthealthcenter

Anonim. 2011. Gametogenesis, Mentsruasi dan Ovulasi. Blog. http://e-


learningreproduksimanusia.blogspot.com/2011/07/gametogenesis-menstruasi-
ovulasi.html

Hestoantoro,Andon.2010. Kelainan Haid. Artikel. www.scribd.com

13

Anda mungkin juga menyukai