Anda di halaman 1dari 7

INSTRUMENTASI PENGUKURAN

KALIBRASI INSTRUMEN PENGENDALI LEVEL

LAPORAN

Disusun untuk memenuhi tugas Praktikum Instrumentasi Pengukuran

Pembimbing :
Tifa Paramita, S.T., M.T.

Oleh :
Kelompok 7P

Muhamad Ikhsan Al Farizi (181424015)


Muhammad Hafizh Musyaffa (181424016)

PROGAM STUDI DIV-TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH


JURUSAN TEKNIK KIMA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2019
1. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat
 melakukan kalibrasi level,
 menentukan ketidakpastian Tipe-A dan Tipe-B

2. ALAT DAN BAHAN

Kalibrasi level memakai alat pengendalian level. Bahan yang digunakan udara tekan dan air.

Gambar 1. Susunan peralatan.

Keterangan Gambar 2:
(1) Bak berisi air (8) Pengendali luar
(2) Pompa (9) Panel kendali
(3) Control valve (10) Komputer
(4) I/P Transducer (11) Tangki Penampung
(5) Udara instrumen (12) Katup buang utama
(6) Manometer (13) Sensor dan transmiter level
(7) Regulator aliran udara (14) Katup solenoida
(15) Katup buang gangguan

3. PROSEDUR
 Persiapan
1. Pastikan penampung air telah terisi paling sedikit tiga perempat penuh.
2. Pastikan peralatan kontrol CRL bekerja.
 Pengoperasian Perangkat Keras
1) Pastikan udara instrumen telah mengalir pada tekanan masuk 140 kPa (1,4 bar) atau
maksimum 200 kPa (2 bar). Jika perlu atur regulator tekanan udara instrumen agar
memenuhi tekanan tersebut.
2) Nyalakan peralatan CRL dengan menekan tombol daya
3) Ubah saklar pemilih ke posisi manual.

 Kalibrasi Level
1) Tutup kedua katup buang bagian bawah kolom air (nomor 12 dan 15)
2) Atur level dengan mengatur kontrol manual (diputar) hingga level 0%
3) Catat level dan penunjukkan digital di panel kontrol CRL.
4) Ulangi dengan mengatur level ke 25, 50, 75, dan 100%
5) Ulangi untuk mengukuran turun dari 100, 75, 50, 25, dan 0%

4. KESELAMATAN KERJA
 Sebelum pemasangan, percobaan atau pengoperasian peralatan, semua petunjuk
pelaksanaan yang sesuai dan aturan khusus harus dimengerti dan diterapkan.
 Mahasiswa tidak diperkenankan mengoperasikan alat sebelum mendapat penjelasan
atau izin dari pembimbing.
 Selama bekerja di laboratorium peralatan tidak boleh ditinggalkan dalam keadaan
beroperasi tanpa diawasi.
 Listrik merupakan penyebab utama bahaya yang paling umum terjadi di laboratorium
Instrumentasi dan Pengendalian Proses. Air dan listrik merupakan penyebab
kecelakaan yang serius bila keduanya bertemu.

5. DATA PENGAMATAN

Buat data pengamatan sebagai berikut :


NILAI TAMPILAN
NILAI
NILAI LEVEL (%)
STANDAR RERATA
NOMINAL RUN - RUN – RUN -
LEVEL (%)
1 2 3
0% 0.00 14.00 13.90 13.90 13.93
25% 25.00 38.00 38.40 38.10 38.17
50% 50.00 62.80 63.00 63.10 62.97
75% 75.00 87.40 88.00 88.10 87.83
100% 100.00 110.40 110.40 110.40 110.40
75% 75.00 87.90 88.10 88.20 88.07
50% 50.00 63.30 63.20 63.20 63.23
25% 25.00 38.40 38.40 38.20 38.33
0% 0.00 13.90 13.90 13.90 13.90
6. PENGOLAHAN DATA

A. Grafik data pengamatan

GRAFIK ANTARA NILAI TERUKUR TERHADAP


STANDAR
120.00

100.00
NILAI TERUKUR

80.00

60.00 y = 0.9756x + 14.068


40.00 R² = 0.9997
20.00

0.00
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00
NILAI STANDAR

Persamaan Regresi Naik Maupun Turun.


y = 0,9756x + 14.068
R2 = 0.9997

B. Akurasi, Presisi, Histeresis, dan Ketidakpastian tipe-B


NILAI TAMPILAN
NILAI ERROR
LEVEL (%) RERATA
STANDAR
RUN - RUN - RUN - RUN - RUN - RUN - ERROR
LEVEL (%)
1 2 3 1 2 3
0.00 14.00 13.90 13.90 14.00 13.90 13.90 13.93
25.00 38.00 38.40 38.10 13.00 13.40 13.10 13.17
50.00 62.80 63.00 63.10 12.80 13.00 13.10 12.97
75.00 87.40 88.00 88.10 12.40 13.00 13.10 12.83
100.00 110.40 110.40 110.40 10.40 10.40 10.40 10.40
75.00 87.90 88.10 88.20 12.90 13.10 13.20 13.07
50.00 63.30 63.20 63.20 13.30 13.20 13.20 13.23
25.00 38.40 38.40 38.20 13.40 13.40 13.20 13.33
0.00 13.90 13.90 13.90 13.90 13.90 13.90 13.90

 Akurasi, diambil dari nilai rerata error yang palimg besar yaitu +13.93
 Presisi, Repeatability (Presisi) ditentukan dengan melihat selisih maksimum
antara pembacaan dari tiga run dalam satu titik pengukuran. Ini terjadi pada nilai
0 dalam pengukuran naik. Run-1 adalah 14.00 dan run-3 adalah 13.90.
Perbedaannya adalah 0,10 ini adalah keterulangan atau ketelitian (presisis)
pengukuran.

 Histeresis, ditentukan dengan melihat selisih terbesar antara penyimpangan saat


pengukuran naik dan turun. Dari Tabel diatas selisih terbesar terjadi pada nilai
25 yaitu penyimpangan maksimum sebesar 13.00 dalam run-1 saat pengukuran
naik dan 13.40 dalam run-1 saat pengukuran turun. Jadi nilai histeresis sebesar
0.40.

 Ketidakpastian tipe-B = ± 14.00

C. Ketidakpastian tipe-A
Nilai Standar Nilai Tampilan Level (%) Rerata
(𝑦 − 𝑦𝑐 ) (𝑦 − 𝑦𝑐 )2
Level (%) RUN – 1 RUN - 2 RUN – 3 (𝑦𝑐 )
0.00 14.00 13.90 13.90 13.93 -13.93 194.14
25.00 38.00 38.40 38.10 38.17 -13.17 173.36
50.00 62.80 63.00 63.10 62.97 -12.97 168.13
75.00 87.40 88.00 88.10 87.83 -12.83 164.69
100.00 110.40 110.40 110.40 110.40 -10.40 108.16
75.00 87.90 88.10 88.20 88.07 -13.07 170.74
50.00 63.30 63.20 63.20 63.23 -13.23 175.12
25.00 38.40 38.40 38.20 38.33 -13.33 177.78
0.00 13.90 13.90 13.90 13.90 -13.90 193.21

∑(𝑦−𝑦𝑐 )2 1525.33
Ketidakpastian tipe-A = √ =√ = 14.76
𝑛−2 9−2
7. PEMBAHASAN
Oleh : Muhamad Ikhsan Al Farizi (181424015)
Pada praktikum ini seperti biasanya yang akan dilakukan adalah proses kalibrasi dari
suatu insumen, kali ini instrumen yang dialibrasi adalah instrumen pengendali level dengan
standar berupa kolom yang menunjukkan tinggi levelnya itu sendiri dan kalibrasi dilakukan
pada nilai yang ditunjukkan oleh monitor pada instrumen pengdali aliran tersebut.
Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan didapat hasil sebagai berikut :

NILAI NILAI TAMPILAN LEVEL (%)


NILAI
STANDAR
NOMINAL RUN - 1 RUN - 2 RUN – 3
LEVEL (%)
0% 0.00 14.00 13.90 13.90
25% 25.00 38.00 38.40 38.10
50% 50.00 62.80 63.00 63.10
75% 75.00 87.40 88.00 88.10
100% 100.00 110.40 110.40 110.40
75% 75.00 87.90 88.10 88.20
50% 50.00 63.30 63.20 63.20
25% 25.00 38.40 38.40 38.20
0% 0.00 13.90 13.90 13.90

Nilai yang ditunjukkan pada hasil pengukuran memiliki perbedaan yang cukup besar
dengan standarnya tersendiri, bahkan penyimpangan yang terjadi mencapai +14.00 terlihat
pada pengukurn naik dalam run-1 hal ini membuktikan bahwa alat memiliki akurasi yang
kurang baik, namun begitu hasil pengukurannya memiliki tingkat kepresisian yang cukup
tinggi, terlihat dariketiga run pengukuran memiliki nilai yang berekatan dan cenderung
berulang. Kesimpuan ini pun didukung dengan nilai perhitungannya yang menunjukkan niali
akurasi ± 13,93, dan nilai presisinya 0.10.
Keterulangan hasil pengukuran pun bisa dilihat dari grafk yang disajikan sebelumnya
terlihat bahwa alat memang meiliki kepresisian yang cukup tinggi dengan kurva yang
berbentuk garis lurus dengan nilai R2 sebesar 0.9997.

Oleh: Muhammad Hafizh Musyaffa (181424016)


Tujuan dari praktikum ini adalah melakukan kalibrasi level dan menentukan
ketidakpastian Tipe-A dan Tipe-B. Kalibrasi dilakukan untuk memastikan bahwa instrumen
yang digunakan memiliki hasil pengukuran yang valid. Percobaan dilakukan dengan cara
menyalakan pompa sampai air pada tabung level terisi. Setelah itu catat nilai yang
ditampilkan pada layar CRL. Pada tabung level, level divariasikan sebesar 0, 25, 50 75 dan
100%. Standar yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung lebel. Percobaan dilakukan
sebanyak 3 kali run. Perbedaan nilai antara hasil baca instrumen dan standar digunakan
sebagai error. Dari nilai error, diperoleh nilai akurasi dan presisi instrumen.
Setelah dilakukan percobaan, didapatkan hasil Akurasi alat sebesar ± 13.93. Nilai ini
cukp besar sehingga membuat hasil pengukuran menjadi cukup jauh dari nilai sebenarnya.
Meskipun memiliki akurasi yang rendah, alat instrumen memilki nilai presisi yang cukup
tinggi, yaitu sebesar 0.10. Dengan nilai ini, hasil pengukuran level oleh instrumen saling
berdekatan.
Nilai ketidakpastian menunjukan seberapa benar nilai pembacaan pada instrument.
Semakin besar nilai ketidakpastian suatu instrumen, maka hasil pengukuran semakin tidak
valid. Dari perhitungan yang dilakukan, didapatkan nilai ketidakpastian tipe-A adalah
± 14.00 ketidakpastian tipe-B adalah 14.76.

8. KESIMPULAN
Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan didapt hasil sebagai berikut
 Akurasi alat adallah dilaah ± 13.93
 Prsesisi alat adalah 0.10
 Histeresis alat adalah 0.40
 Ketidakpastian tipe-A adalah ± 14.00
 Ketidakpastian tipe-B adalah 14.76
9. DAFTAR PUSTAKA
Heriyanto. 2017. Modul Instrumentasi Pengukuran. Bandung : Politeknik Negeri
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai