Anda di halaman 1dari 4

Judul

Urothelial Carcinoma Buli Grade II Dengan Gross Hematuria

Abstrak
Nama : Ny. X
Umur : 79 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : gemah, jawa tengah
Masuk Rumah Sakit : 28-09-2016
Pukul : 22.28 WIB
Asuransi : BPJS

Isi
Pasien datang ke IGD RSUD Salatiga dalam keadaan umum lemah, kesadaran somnolen
dengan GCS E4V2M3 dengan hasil aloanamesis tidak bisa buang air besar sudah 6 hari
disertai kencing berdarah. Pasien mengalami BAK berwarna merah sejak tanggal 21
September post biopsi buli. Semenjak saat itu, pasien mengalami kencing kemerahan dan
muncul jika pasien aktif bergerak. Jika pasien hanya berbaring, urin berwarna jernih. Pasien
juga mengalami sulit BAK dan kadang terasa nyeri. Keluhan nyeri saat kencing mulai terasa
sejak Agustus 2016 namun tidak ditemukan kemerahan di urin dan rutin kontrol ke dokter
penyakit dalam. Pasien juga mengeluhkan terasa sesak, perut kembung dan disertai mual dan
muntah. Pasien tidak dapat mengkonsumsi makanan karena selalu di muntahkan kembali.
Pasien sudah pernah melakukan CT scan pada tanggal 16 September di dapatkan hasil
mengarah gambaran massa buli, suspect maligna disertai gambaran cystitis. Sudah menjalani
biopsi pada tanggal 21 September pada bagian kandung kemih dan diapatkan hasil carsinoma
buli tipe urothelial dengan derajat II. Dari program BPJS di jadwalkan terapi operatif
cystektomi tanggal 16 Desember 2016 karena menunggu antrian. Pasien diketahui memiliki
riwayat hipertensi tidak terkontrol. Pada bulan Mei tahun 2015 pasien menjalani operasi
polip gaster dan dilakukan polipektomi di salah satu rumah sakit di Semarang. Dari
pemeriksaan tanda vital pasien di dapatkan TD 109/57 mmhg, Nadi 222x/menit, suhu
37,3oC, Nafas 28x/menit. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan conjungtiva anemis dan
pemeriksaan pada abdomen di dapatkan inspeksi abdomen tampak distended tanpa caput
medusa dengan auskultasi bising usus menurun, pada perkusi di dapatkan hepar dalam bats
normal turgor kulit tak ada kelainan dan tidak diapatkan tanda-tanda ascites. Hasil palpasi di
dapatkan nyeri tekan di seluruh lapang perut. Pada regio suprapubik di dapatkan bulging
dengan nyeri tekan superficial dan dalam. Pasien dilakukan pemeriksaan laboratorium
didapatkan hasil leukosit 14,82 103/UL, eritrosit 3,59 106/UL, Hb 10,5 g/dl, creatinin 1,5
mg/dl dan GDS 150 mg/dl. Dan hasil pemeriksaan analisis produk urin di dapatkan eritosit
dan jaringan urothelial dalam urin dengan hasil gross hematuria. Pasien kemudian di lakukan
pemeriksaaan rongent abdomen 3 posisi didapatkan hasil ileus letak tinggi dengan gambaran
massa di Vesica urinari. Penanganan awal dilakukan pemasangan IV line Ringer laktat dan
pemasangan DC dan NGT. Dari hasil evaluasi DC didapatkan air kencing kemerahan. Pasien
dilakukan EKG dan didapatkan hasil gambaran SVT . Pasien selanjutnya di rawat di rungan
ICU.

Diagnosis
Suspek small bowel obstruction disertai Urothelial Carcinoma Buli Grade II Dengan Gross
Hematuria
Terapi
Inf RL kaen 3B 30tpm
Inj ceftriaxone 1 gr
Inj metronidazole 500 mg
Inj omeprazole 40 mg
Inj asam tranexamat 500 g
Inj dicynone 125mg/ml
Sups dulcolac 10mg
Pantau tanda vital - stabilisasi
Pantau ouput urin
Bed rest

Diskusi

Penegakan diagnosis carsinoma buli didapatkan dari hasil patologi anatomi dari jaringan
tersebut. Pemeriksaan penunjang yang disarankan berupa laboratorium, USG dan CT scan
abdomen dengan kontras. Seorang pasien wanita berumur 79 tahun dengan diagnosis
karsinoma buli multiple grade II dengan hematuria diperoleh dari hasil anamnesis berupa
riwayat kencing kemerahan dan nyeri saat miksi. Diperkuat dengan hasil pemeriksaan
penunjang berupa hasil CT scan menunjukan masa solid di intravesikel multiple yang
mengarah ke keganasan. Di dukung oleh hasil PA terdapat karsinoma buli papiler yang
multiple dengan kesimpulan karsinoma buli multiple grade II. Nyeri saat miksi dapat terjadi
karena Bulging pada regio supra pubik dapat terjadi karena urin yang menumpuk di vesika
urinari dan terjadinya penebalan lapisan mukosa dna musculus detrusor. Sehingga tampak
bulging pada regio tersebut. Hematuria pada pasien dapat terjadi karena post biopsi yang
mengambil sedikit jaringan untuk dilakukan pemeriksaan patologi anatomi, dari hasil sayatan
tersebut mengenai neovaskularisari yang terdapat dalam tumor tersebut hingga menyebabkan
gross hematuri. Hal ini dapat ditangani dengan menangani penyebabnya. Pasien tidak dapat
mengkonsumsi makanan karena selalu di muntahkan kembali. Disertai bisisng usus yang
menurun merupakan gambaran dari ileus. Di dukung dengan hasil foto abdomen 3 posisi
hasilnya ileus letak tinggi dengan disertai massa di Vesica urinari, muntah pasien dapat
disebabkan karena terjadinya sumbatan pada usus halus pasien, hal ini juga menyebabkan
nyeri seluruh lapang perut dan keluhan utama pasien yaitu tidak dapat buang air besar sejak 6
hari yang lalu. Penyebab dari ileus pasien dapat ditegakan dengan pembedahan. Apakah yang
menyebkan obstruksi adalah berupa massa intra lumen atau ekstra lumen. Dapat dinilai juga
apakah hasil metastase dari carsinoma buli atau bukan. Sesak yang dialami pasien dapat
disebabkan penekanan sistema usus yang berdilatasi dan menekan diafragma sehingga pasien
sesak. Terapi terbaik untuk pasien adalah external beam radio therapy. Karena melihat usia
pasien yang tergolong kriteria unfit for surgery yaitu usia lebih dari 65 tahun dan pasien
termasuk kontraindikasi untuk dilakukannya partial cystectomy karena terdapat tumor
multiple. Pasien termasuk dalam kriteria indikasi dilakukannya radical cyctectomy. Radical
cystectomy masih menjadi gold standar untuk karsinoma buli invasif. Namun terapi ini
dilarang bagi pasien yang memiliki faktor komorbid yang berat. Prognosis pasien
berdasarkan america cancer society untuk 5 years survival rate tanpa melihat grade adalah
sebesar 77%. Atinya dari 100 orang yang mengalami karsinoma bladder 77 orang masih
survive seteelah 5 tahun didiagnosis. Sedangkan jika dilihat berdasarkan grade 5 years
survival rate pasien adalah sebesar 63%. Ini berarti sebanyak 63 orang dengan karsinoma
stage II survive setelah 5 tahun yang lalu didiagnosis karsinoma grade II. Jika mengacu pada
survival rate dari penelitian di inggris pasien memiliki 5 years survival rate sebesar 30%.
Namun survival rate ini hanya digunakan sebagai gambaran jika pasien mengambil terapi
untuk menangani karsinoma bladder. Hasilnya sendiri masih dipengaruhi berbagai faktor
seperti faktro komorbid dan usia.

Kesimpulan
Dapat disimpulkan penegakan diagnosis pada pasien Ny. X adalah berdasarkan dari
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang mengarahkan diagnosis karsinoma
buli grade II dengan hematuria. Karsinoma buli sendiri memiliki tanda awal berupa
hematuria yang tidak nyeri. Kadang disertai dengan disuria, urgency dan frekuensi. Untuk
prognosis dari karsinoma buli tergantung pada grade penyakit tersebut dan pengobatan dini
yang adequate. Berdasarkan america cancer society untuk 5 years survival rate tanpa melihat
grade adalah sebesar 77%, Sedangkan jika dilihat berdasarkan grade 5 years survival rate
pasien adalah sebesar 63%. Jika mengacu pada survival rate dari penelitian di inggris pasien
memiliki 5 years survival rate sebesar 30% dengan grade 2 karsinoma buli. Bila tanpa
melihat grade memiliki 5 years survival rate sebesar 45,6%. Bila pasien memilih untuk
melakukan radical cyctectomy prognosis untuk rekuren masih dapat terjadi. Sedangkan jika
pasien memilih untuk melaksanakan (external beam radiotherapy) EBRT simptomp pasien
akan teratasi dengan cepat namun memiliki efek samping jangka panjang yang berat.

Referensi
1. american cancer society (2016), [Online], Available:
http://www.cancer.org/cancer/bladdercancer/detailedguide/bladder-cancer-staging [3
oktober 2016].
2. Bickley, L.S. (2003) BATES- Buku Ajar Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan,
8th edition, Jakarta: EGC.
3. bladder cancer survival rates (2016), [Online], Available:
http://www.cancer.org/cancer/bladdercancer/detailedguide/bladder-cancer-survival-
rates [3 oktober 2016].
4. cancer search UK (2013), 30 mei, [Online], Available:
http://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/type/bladder-
cancer/treatment/bladder-cancer-statistics-and-outlook [3 oktober 2016].
5. Desen, W. (2008) Buku Ajar Onkologi Klinis, 2nd edition, jakarta: FKUI.
6. Dorland, W.A.N. (2002) Kamus Kedokteran Dorland, 29th edition, Jakarta: EGC.
7. Lumbantobing, M. (2009) Buku Ajar Boedhi Darmojo geriatri, jakarta: FKUI.
8. Michaelle, A. (2006) 'Sistem Muskuloskeletal', in A, s. (ed.) patofisiologi, konsep
klinis proses-proses penyakit, 6th edition, Jakarta: EGC.
9. National Cancer Institute, [Online], Available:
http://www.cancer.gov/cancertopics/types/bladder [1 oktober 2016].
10. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (2014) Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, Jakarta.
11. Sherwood, L. (2011) Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem, 6th edition, Jakarta:
EGC.
12. Sjamsuhidajat and jong, d. (2007) Buku Ajar Ilmu Bedah , 3rd edition, JAkarta: EGC.

Penulis
Arnis Kharunisa. NIM 20120310079, Bagian Ilmu Bedah RSUD Kota Salatiga, Jawa Tengah
Dokter Pembimbing Klnik : dr. Ahmad Daenuri Sp.B
Suspek small bowel obstruction disertai Urothelial Carcinoma Buli Grade II dengan Gross
Hematuria

Nama : Ny. X
Umur : 79 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : gemah, jawa tengah
Masuk Rumah Sakit : 28-09-2016
Pukul : 22.28 WIB
Asuransi : BPJS

Anda mungkin juga menyukai