Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN FIELDTRIP

KE MUSEUM SATRIA MANDALA JAKARTA

Disusun Oleh :
Nama : Krisna Aryasena Permana
Kelas : VII
NIS : 141507018
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM DAARUL MU’MIN
SMP ISLAM AL-MU’MIN
CIKARANG
2014

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis sederhana ini telah diperiksa dan di setujui oleh :

Cikarang, November 2014


Mengetahui,
Kepala SMPI Al-Mu’min Pembimbing/Wali Kelas

(Hj. Titin Suprihatin, SE) (P a r s o n o, S.Pd)


Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. dengan limpahan karunia-Nya Karya Tulis Ilmiah
sederhana ini dapat terselesaikan secara maksimal dan didukung oleh keluarga saya, bapak dan
ibu guru serta Bapak Parsono S,Pd. selaku pembimbing, telah memberikan banyak inspirasi untuk
penulisan karya tulis ilmiah ini.
Fieldtrip ini memberikan banyak sekali tambahan wawasan dan pengetahuan kepada siswa
siswi SMPI Al-Mu’min, khususnya bagi saya selaku penulis. Didalam karya tulis ini saya selaku
penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa saya sajikan, sebagai tuntutan tugas dengan topik
“FIELDTRIP KE MUSEUM SATRIA MANDALA JAKARTA ”. Dimana di dalam topik tersebut
ada beberapa hal yang bisa kita pelajari khususnya sejarah dan koleksi Museum Satria Mandala
serta pengalaman saya selama mengikuti Fieldtrip.
Saya menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman saya tentang Museum
Satria Mandala, menjadikan keterbatasan saya pula untuk memberikan penjabaran yang lebih
dalam tentang masalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Harapan saya, semoga karya tulis ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk
sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang Museum Satria Mandala. Saya juga berharap
Karya tulis ini bermanfaat dan memberikan kesan positif terhadap pembaca. Untuk menumbuhkan
daya nalar, kreativitas, dan pola berpikir, saya sajikan aktivitas yang menuntut peran aktif dalam
melakukan suatu kegiatan.
Cikarang, 15 November 2014
Penulis,

Parsono

DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................... i
Lembar Pengesahan............................................................................................. ii
Kata Pengantar.................................................................................................... iii
Daftar Isi............................................................................................................. iv
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................. 1
Bab II LAPORAN PERJALANAN
A. Persiapan............................................................................................. 3
B. Isi........................................................................................................ 3
C. Museum Satria Mandala
1. Sejarah didirikannya Museum Satria Mandala............................. 8
2. Letak Geografis Museum Satria Mandala.................................... 9
3. Tujuan didirikannya Museum Satria Mandala.............................. 9
4. Benda-benda Koleksi Museum Satria Mandala............................ 9
Bab III PENUTUP
A. Kesan.................................................................................................. 14
B. Pesan................................................................................................... 14
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fieldtrip adalah kegiatan wisata yang dilakukan dengan tujuan untuk menambah pengetahuan
siswa serta menambah pengalaman. Setelah fieldtrip kami laksanakan, siswa diwajibkan untuk
membuat karya tulis. Karya tulis adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dilaksanakan.

Laporan karya tulis ini merupakan tugas bagi semua SMP Islam Al-Mu’min. Dalam penyusunan
karya tulis ini, siswa diharapkan dapat melaporkan segala pengetahuan dan pengalamannya yang
diperoleh selama menjalankan fieldtrip.

Pengalaman dan pengetahuan selama mengikuti fieldtrip ke “Museum Satria Mandala” diharapkan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam laporan karya tulis ini membahas tentang
sejarah didirikanya museum dan benda – benda koleksi Museum Satria Mandala serta pengalaman
penulis selama mengikuti fieldtrip.

B. Tujuan
Tujuan yang hendak kami capai dalam pembuatan laporan perjalanan ini serta dalam pelaksanaan
fieldtrip adalah sebagai berikut:
1. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa.

2. Untuk mengembangkan potensi, etika, estetika, dan pratika.

3. Untuk memupuk rasa cinta terhadap tanah air.

4. Menghargai jasa para pahlawan yang telah mendahului kita

5. Dapat menerapkan ilmu dan pengetahuan yang telah didapat sehingga dapat
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

6. Bermanfaat bagi pembaca dalam menambah pengetahuan mengenai seputar


objek wisata pendidikan.
BAB II
LAPORAN PERJALANAN

A. Persiapan
Pada hari Jum’at malam, Pukul 19.00 tanggal 7 November 2014, aku mempersiapkan
perlengkapan dan peralatan yang akan aku bawa saat mengikuti fieldtrip ke Museum Satria
Mandala. Persiapan yang aku lakukan diantaranya : menyiapkan baju seragam yang akan aku pakai
besok, menyiapkan obat yang biasa aku minum untuk jaga-jaga kalau aku pusing atau mual di bis,
menyiapkan papan jalan dan beberapa lelmbar kertas untuk catatan, tak lupa aku juga membeli
camilan untuk aku makan bersama teman-teman di bis. Setelah semua persiapan selesai aku pun
bergegas tidur agar besok tidak bangun kesiangan.

Pagi-pagi pukul 05.00, aku bangun dari tidurku. Lalu aku menunaikan kewajibanku kepada Allah
SWT. tak lupa aku berdoa agar perjalanan fieldtrip kami ke Planetarium dan Museum Satria
Mandala diberi kelancaran oleh Allah SWT. Setelah itu aku bergegas mandi dan berganti pakaian
dengan seragam kaos olahraga hijau kebanggaanku. Pukul 06.00, aku sudah rapi. Lalu ibuku yang
cantik dan baik hati memanggilku, “nak ayo sarapan dulu”. “iya bu”, kataku. Dengan lahap aku
menikmati sarapan buatan ibuku tercinta. Setelah selesai sarapan aku, mengambil tas rangselku
dan berpamitan kepada Ayah dan Ibu untuk berangkat menuju tempat berkumpul kami.

B. Isi
Kurang lebih pukul 07.00, aku sampai di depan “Spring Garden School” tempat kami berkumpul.
Ternyata di sana sudah banyak teman-temanku yang telah dating lebih awal daripada aku. Tanpa
ragu aku ikut berkumpul dengan mereka, saling mengobrol dan bercanda ria. Tak lupa aku
menyalami Bapak dan Ibu Guru yang sudah ada di tempat.
Tidak berapa lama semua teman dan guru sudah berkumpul, lalu kita naik bis sesuai dengan daftar
tempat duduk yang telah ditentukan. Kami masuk dengan tertib dan penuh rasa gembira. Sebelum
perjalanan dimulai kami semua berdoa terlebih dahulu agar kami diberi keselamatan saat
perjalanan.

Pukul 07.30, Abang Supir menginjak gasnya, dan perjlanan kami pun dimulai. Ternyata Abang
Supir memilih jalan melalui jalan tol baru yang ada di kota kami, yaitu akses tol Cibatu. Setelah
bis masuk tol, pemandangan dikanan kiri jalan adalah pepohonan dan juga kawasan industri.

Tidak butuh waktu lama, kami memasuki Kota Tujuan kami yaitu Jakarta. Sampai di Jakarta
seketika pemandangan berubah menjadi gedung-gedung bertingkat dan lalu lintas padat.
Beruntung kami tidak terjebak macet di Kota Metropolitan yang sudah akrab dengan kemacetan
setiap hari.

Kami asik berncanda dengan teman sambil memainkan handphone kami masing-masing, sehingga
membuat perjalanan kami terasa mengasikan dan terasa lebih cepat. Tiba-tiba abang supir
membelokkan kemudinya, ternyata kami telah sampai di gedung Planetarium Jakarta. Kami
tersenyum lebar membayangkan betapa indahnya melihat benda-benda langit saat kami berada di
dalam gedung planetarium nanti. Kami pun segera turun dari bis dengan penuh rasa gembira.
Sambil menunggu ibu Kepala Sekolah yang sedang membeli tiket masuk, kami duduk-duduk di
bawah pohon sambil berfoto-foto bersama teman-teman.

Beberapa saat kemudian terlihat Ibu Kepala Sekolah dating dengan wajah muram. Dalam hatiku
bertanya, “ada apakah gerangan”?. Dengan penuh rasa sesal dan kecewa Ibu Kepala Sekolah
menyampaikan kepada kami bahwa kami tidak bisa masuk ke gedung Planetarium untuk
menyaksikan pertunjukan benda-benda langit. “Kenapa”? kataku, tiba-tiba melontarkan
pertanyaan. Lalu Ibu Kepala Sekolah menjelaskan bahwa antrian tiket masuk ke Gedung
Planetarium sudah penuh, jadi kita tidak bisa masuk. Ada kesempatan untuk masuk pada pukul
13.00, itupun kami harus antri terlebih dahulu. Setelah bermusyawarah dengan guru-guru,
diputuskan bahwa kami akan mengunjungi Museum Satria Mandala terlebih dahulu.
Dengan penuh rasa kecewa kami masuk kembali ke bis dan melalukan perjalanan ke Museum
Satria Mandala. Tidak perlu waktu lama, sekitar 30 menit kami sampai di halaman Museum Satria
Mandala. Lalu kami keluar dari bis dan menuju Gedung Museum Satria Mandala. Di depan
Museum Satria Mandala kami berbaris rapid an di sambut oleh dua orang pemandu. Satu orang
pemandu untuk regu putra dan satu orang pemandu untuk regu putri. Tanpa berlama-lama kami
mengikuti arahan pemandu untuk masuk ke dalam Museum. Di dalam museum pemandu
menjelaskan berbagai hal tentang Museum Satria Mandala. Dimulai dari sejarah berdirinya, alamat
lengkap, pendiri museum dan juga benda-benda koleksi yang ada di Museum.

Sekitar 20 menit, Bapak pemandu menjelaskan kepada kami tentang Museum Satria Mandala.
Lalu kegiatan kami dilanjutkan dengan melihat dan mengamati benda-benda koleksi Museum
Satria Mandala. Dimulai dengan ruang diorama yang di buat oleh Edhi Sunarso, pematung asal
Salatiga. Di ruang diorama digambarkan tentang suasana jaman dahulu, seperti kondisi pada saat
perjuangan kemerdekaan, kondisi perang pada tanggal 10 November yang sekarang diperingati
sebagai hari pahlawan dan masih banyak lagi.

Setelah dari ruang diorama kami menuju ruangan berikutnya yang berisi Meja kerja Bung Karno
sang Proklamator Kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang juga Presiden Indonesia yang
pertama. Di ruangan tersebut juga terdapat kursi tandu yang digunakan untuk mengangkat Jendral
Sudirman yang sedang sakit ketika perang gerilya melawan penjajah. Kursi tandu tersebut menjadi
saksi betapa gigihnya perjuangan Jendral Sudirman, walaupun dalam keadaan sakit namun beliau
tetap berjuang untuk melawan penjajah. Bergeser ke ruangan berikutnya aku menemui patung
Jendral Soeharto yang terlihat gagah dan penuh wibawa, ingin rasanya aku berfoto di sampingnya.
Namun niat itu aku urungkan, karena melihat sorot matanya pun aku merinding. Aku tidak
bisa membayangkan jika aku benar-benar bertemu dengan sosok asli Jendral Soeharto yang
menjadi Presiden ke-2 Indonesia. Beliau sempat memimpin Indonesia selama 6 periode lebih yaitu
selama kurang lebih 32 tahun. Sungguh suatu prestasi yang sangat luar biasa.
Ruangan berikutnya yang kami kunjungi adalah ruangan senjata. Di sana ada berbagai macam
senjata yang pernah digunakan para pejuang untuk berperang melawan penjajah. Di ruangan
senjata sambil mengamati berbagai senjata yang ada, aku sempatkan untuk berfoto bersama senjata
dan juga patung pahlawan yang ada di ruangan tersebut. Setelah puas berada di ruang senjata, kami
mmelanjutkan pengamatan di halaman belakang museum, di sana ada berbagai macam dan model
peralatan tempur TNI. Di antaranya ada pesawat, tank amfibi, tank baja dan lain-lain.

Setelah puas kami berjalan-jalan sambil mengamati benda-benda koleksi museum, kami
beristirahat di bawah pohon dekat kolam di belakang museum. Tak berapa lama muncul ibu kepala
sekolah mengajak kami untuk makan siang bersama. Dengan perasaan senang kami pun
menyambut ajakan ibu kepala sekolah. Kami berkumpul di halaman depan museum, tepatnya
dibawah sebuah pohon rindang kami makan siang bersama-sama. Setelah makan selesai kami
menyempatkan diri untuk menuanaikan kewajiban kepada Allah SWT. yaitu sholat dhuhur. Sholat
dhuhur kami lakukan secara berjamaah di sebuah masjid dekat museum.

Selesai sholat kami bergegas menuju ke bis untuk melanjutkan perjalanan menuju kebun
binanatang Ragunan. Sebagai pengganti kunjungan ke Planetarium yang gagal. Dengan perasaan
yang tidak begitu gembira sebenarnya, kami menuju kebun binatang Ragunan. Ditengah
perjalanan langit terlihat mendung, pertanda hujan akan turun. Kami sudah resah, jika hujan
tentunya kami tidak bisa melakukan kunjungan ke kebun binatang Ragunan, karena
tempatnya outdoor. Sampai di pintu gerbang kebun binatang Ragunan kekhawatiran kami terbukti,
rintik-rintik hujan pun mulai turun. Kami berharap hanya gerimis dan cepat reda. Setelah bisa
masuk ke parkiran kebun binatang Ragunan, harapan kami untuk bercanda ria dengan biantang-
binatang yang ada di dalam kebun binatang pun sirna karena hujan semakin lebat. Kami tunggu
hingga pukul 14.00, hujan tak kunjung reda. Kami pun memutuskan untuk pulang.

Dengan iringan hujan lebat dan perasaan kecewa kami pun melakukan perjalanan pulang. Ditengah
perjalanan ternyata hujan reda, tapi kami tidak mungkin kembali lagi karena waktu sudah sore.
Sesampainya di cikarang ternyata hujan kembali turun. Bahkan angin dan petir pun begitu kencang
hingga menumbangkan sebuah pohon yang ada di pinggir jalan. Sekitar pukul 16.00, bis kami
sampai di tempat kami berangkat tadi pagi. Kami menyiapkan barang-barang bawaan kami dan
segera turun dari bis. Walaupun hujan masih turun kami tetap turun dari bis dan berteduh di
emperan sebuah ruko dan menunggu hujan reda. Setelah di tunggu beberapa saat ternyata hujan
tak juga reda. Ada beberapa teman yang dijemput oleh orang tuanya ada juga yang menerobos
derasnya hujan. Tetapi aku memilih untuk menunggu hingga hujan reda. Dengan sabar aku
menunggu di emperan sebuah ruko bersama beberapa teman-temanku. Tidak berapa lama hujan
pun reda. Aku tak teman-temanku berpamitan kepada Bapak dan Ibu Guru untuk pulang kerumah.
Dengan berjalan kaki aku pulang menuju rumah bersama teman-temanku. Meskipun diiringi
dengan beberapa kekecewaan tetapi aku pulang tidak dengan tangan hampa. Aku pulang dengan
membawa sebuah pengalaman baru yang membuatku lebih tahu betapa beratnya perjuangan para
pahlawan untuk mempejuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Negara Republik Indonesia.
Sehingga membuatku lebih menghargai jasa-jasa mereka. Terimakasih para pahlawan,
perjuangan dan jasa-jasamu akan aku kenang sepanjang hayatku.

C. Museum Satria Mandala


1. Sejarah didirikannya museum satria mandala
Museum Satria Mandala adalah museum sejarah perjuangan Tentara Nasional Indonesia yang

terletak di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Museum yang diresmikan pada tahun 1972 oleh

mantan Presiden Indonesia, Soeharto ini awalnya adalah rumah dari salah satu istri mantan

Presiden Indonesia, Soekarno, yaitu istrinya yang bernama Ratna Sari Dewi Soekarno.

Dalam museum ini dapat ditemui berbagai koleksi peralatan perang di Indonesia, dari masa

lampau sampai modern seperti

koleksi ranjau, rudal, torpedo, tank, meriam bahkan helikopter dan pesawat terbang (satu

diantaranya adalah pesawat Cureng yang pernah diterbangkan oleh Marsekal Udara Agustinus

Adi Sucipto).

2. Letak geografis museum satria mandala


Museum Satria Mandala terletak di ibukota Negara kita yaitu Kota Jakarta. Tepatnya terletak di
Jalan Gatot Subroto No. 14 – 16, Jakarta Selatan. Museum Satria Mandala berdiri di atas tanah
selus 5,6 hektar.

3. Tujuan didirikannya museum


Tujuan didirikannya museum untuk mengabadikan peristiwa-peristiwa bersejarah dari perjuangan bangsa

Indonesia yang berintikan TNI/ABRI sejak Proklamasi 1945 yang berisi sejarah perjuangan bangsa

Indonesia, khususnya sejarah perjuangan TNI dalam merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan,

serta menyimpan dan memamerkan benda-benda peninggalan yang memiliki aspek Hankam/ABRI.

4. Benda-benda koleksi museum satria mandala


Benda – benda koleksi Museum Satria Mandala adalah alat-alat yang digunakan TNI/ABRI untuk
mempertahankan Negara tercinta Kita Indonesia dari para Penjajah. Berikut ini adalah beberapa
benda koleksi yang ada di Museum Satria Mandala, antara lain :
a. Ruang Diorama
Diorama yang berada di dalam gedung Museum Satria Mandala ini merupakan karya Edhi

Sunarso, pematung lulusan ASRI 1955 kelahiran Salatiga. Edhi Sunarso pula yang membuat

diorama di Museum Pengkhianatan PKI Lubang Buaya dan diorama Museum Sejarah Nasional

Indonesia di Monas. Ia juga yang membuat Patung Selamat Datang di Bundaran HI, Patung

Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng, dan Patung Dirgantara.

Diorama Museum Satria Mandala yang menggambarkan badan-badan perjuangan bersenjata

dalam masa perang kemerdekaan. Patung – patung tersebut dibuat semirip mungkin dengan

keadaan sebenarya pada waktu itu. Sehingga kita seolah-olah melihat masa lalu.

Gambar 1.
Diorama Museum Satria Mandala yang menggambarkan pertempuran heroik di Surabaya yang

kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan pada setiap tanggal 10 November.

Gambar 2.

b. Kursi Tandu Jendral Sudirman


Sebuah kursi tandu di Museum Satria Mandala yang digunakan untuk mengangkut Jenderal

Soedirman ketika bergerilya melawan tentara Belanda semasa perang kemerdekaan. Jenderal

Soedirman memimpin gerilya selama delapan bulan antara tahun 1948-1949, dengan menempuh

jarak sekitar 1000 km di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kursi tandu ini masih tersimpan rapi di

Museum Satria Mandala sebagai saksi bisu perjuangan Jendral Sudirman.

Gambar 3.

c. Kendaraan Tempur Darat


Koleksi Museum Satria Mandala berupa senapan mesin, pelontar granat, meriam lapangan, dan

persenjataan lainnya. Beberapa persenjataan berat milik TNI lainnya juga disimpan di Museum

Satria Mandala. Ada juga Tank amfibi dan kendaraan pengangkut pasukan yang pernah

digunakan oleh korps marinir dalam Operasi Trikora dan penumpasan G30S-PKI.

Gambar 4.

Gambar 5.

d. Kendaraan Tempur Udara


Kendaraan tempur udara yang menjadi koleksi Museum Satria Mandala adalah pesawat –

pesawat tempur yang di gunakan TNI untuk mempertahankan kedaulatan Negara Republik

Indonesia. Ada juga yang hanya berupa replika pesawat tempur TNI. Di bawah ini adalah pesawat

Cureng yang pernah diterbangkan oleh Marsekal Udara Agustinus Adi Sucipto yang diletakkan

di bagian samping belakang museum.

Gambar 6

Selain yang telah disebutkan di sebenarnya masih banyak lagi koleksi yang ada di Museum Satria

Mandala. Seperti patung – patung para mantan petinggi TNI, meja kerja Bung Karno juga masih
tersimpan rapid an terjaga dengan baik, kemudian ada juga patung Presiden Indonesia kedua

yaitu Soeharto.

BAB III
PENUTUP

A. Kesan
Kesan yang kami dapatkan selama kami mengikuti fieldtrip banyak sekali. Kami merasa senang
karena kami bisa mengikuti fieldtrip bersama teman – teman dan guru. Selain itu kami juga
mendapatkan banyak sekali ilmu baru. Kami juga mendapatkan pengalaman baru yang tidak akan
pernah kami lupakan. Namun kami juga merasa sedih dan kecewa karena beberapa tempat tujuan
fieldtrip yang seharusnya kami kunjungi yaitu Planetarium Jakarta batal karena kurangnya
persiapan.

B. Pesan
Fieldtrip sebagai sarana pembelajaran siswa di luar sekolah dan untuk menyegarkan Pikiran saat
kebingungan ketika Kegiatan Belajar Mengajar sedang berlangsung. Selain itu Kegiatan fieldtrip
juga berguna untuk menambah wawasan peserta didik . Disana Kami lebih tahu , betapa gigihnya
pahlawan kita dalam berjuang. Betapa kita harus menghargai jasa-jasa mereka. Dari Situlah kami
ingin meninggalkan beberapa pesan yaitu ,
1. Untuk Ibu Kepala Sekolah mohon untuk fieldtrip selanjutnya lebih
dipersiapkan dan direncanakan agar tidak terjadi kegagalan kunjungan.
2. Tempat duduk bis sudah sesuai dengan kelas, walaupun ada beberapa siswa
yang kurang cocok ketika mendapatkan teman duduk yang kurang akrab

3. Untuk fieldtrip berikutnya kami ingin tempatnya yang bersifat alam yang
jarang kami lihat.

4. Waktu yang diberikan pada tiap tempat harap lebih diperlama agar siswa
dapat lebih puas berkeliling objek.

DAFTAR PUSTAKA

http:/www.asosiasimuseumindonesia.org
http://www.dharianto97.blogspot.com/2013/11/museum-satria-mandala-disusun-guna.html.

http://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Satria_Mandala

Anda mungkin juga menyukai