Kecepatan Reaksi Arfian
Kecepatan Reaksi Arfian
KIMIA DASAR
KECEPATAN REAKSI
APPRENTICE PROGRAM
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
2019/2020
DAFTAR ISI
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Kata pengantar
Atas berkat rahmat ALLAH yang maha pengasih dan maha penyayang yang
telah memberikan kita kesehatan dan ilmu sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan benar . saya membuat makalah ini untuk
menyelesaikan tugas praktikum “kecepatan reaksi” yang telah saya lakukan.Saya
mengucapkan syukur ALHAMDULILLAH karena bisa menyelesaikan makalah ini
dan saya juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang membantu saya
menyelesaikan tugas ini yaitu :
i.1 Dr.OKSIL VENRIZA selaku dosen mata kuliah kimia dasar
i.2 Teman-teman kelompok praktikum kimia.
Langit di malam hari, saat perayaan tahun baru atau hari-hari istimewa lainnya,
menjadi lebih indah ketika nyala kembang api mulai kelihatan di angkasa. Tampak
nyalanya gemerlapan menambah terang sinar rembulan. Sekejap kemudian, langit
nampak redup kembali, cahaya gemerlap dari nyala kembang api tidak lagi
kelihatan. Begitu cepatnya nyala itu hilang, berbeda tatkala kita menyalakan kayu
bakar pada api unggun, membutuhkan waktu cukup lama.Cepat dan lambatnya
nyala api ini menunjukkan cepat atau lambatnya reaksi kimia dalam kembang api
maupun dalam kayu bakar. Cepat dan lambatnya proses reaksi kimia yang
berlangsung dinyatakan dengan laju reaksi. Lantas, apakah pengertian laju reaksi
itu? Bagaimana cara men-gukurnya? Apa saja faktor-faktor yang
memengaruhinya? Apa manfaat memelajarinya bagi kehidupan kita? Kalian akan
memperoleh jawabannya setelah mempelajari bab ini
1.2 TUJUAN
3
BAB 2
DASAR TEORI
A B
Beberapa reaksi kimia ada yang berlangsung cepat. Natrium yang di-
masukkan ke dalam air akan menunjukkan reaksi hebat dan sangat cepat, begitu
pula dengan petasan dan kembang api yang disulut. Bensin akan terbakar lebih
cepat daripada minyak tanah. Namun, ada pula reaksi yang berjalan lambat.
Proses pengaratan besi, misalnya, membutuhkan waktu sangat lama sehingga laju
reaksinya lambat. Cepat lambatnya proses reaksi kimia yang berlangsung
dinyatakan dengan laju reaksi.
Dalam mempelajari laju reaksi digunakan besaran konsentrasi tiap satuan waktu
yang dinyatakan dengan molaritas. Apakah yang dimaksud molaritas? Simak
uraian berikut.
1. Molaritas sebagai Satuan Konsentrasi dalam Laju Reaksi
Molaritas menyatakan jumlah mol zat dalam 1 L larutan, sehingga
molaritas yang dinotasikan dengan M, dan dirumuskan sebagai berikut.
M = n/v n = jumlah mol dalam satuan mol atau mmol
V = volume dalam satuan L atau mL
4
5
2. Perumusan Laju Reaksi
Laju reaki kimia bukan hanya sebuah teori, namun dapat
dirumuskan secara matematis untuk memudahkan
pembelajaran. Pada reaksi kimia:
A B, maka laju berubahnya zat A menjadi zat B
ditentukan dari jumlah zat A yang bereaksi atau jumlah
zat B yang terbentuk per satuan waktu. Pada saat pereaksi
(A) berkurang, hasil reaksi (B) akan bertambah.
Perhatikan diagram perubahan konsentrasi pereaksi dan
hasil reaksi pada Gambar 4.4.
Berdasarkan gambar tersebut, maka rumusan laju reaksi
dapat kita definisikan sebagai:
a.berkurangnya jumlah pereaksi (konsentrasi pereaksi)
per satuan waktu, atau: r = −Δ[R] Δt
dengan r = laju reaksi, - d[R] = berkurangnya reaktan
(pereaksi), dan dt = perubahan waktu. Untuk reaksi : A
B, laju berkurangnya zat A adalah: rA = −Δ[A] Δt
b. bertambahnya jumlah produk (konsentrasi produk)
per satuan waktu, atau: r = +Δ[P] Δt
dengan +Δ[P] = bertambahnya konsentrasi produk (hasil
reaksi). Untuk reaksi : A B, laju
bertambahnya zat B adalah: rB = +Δ[B] Δt
Bagaimana untuk reaksi yang lebih kompleks, semisal :
pA + qB rC
[A] Δ[B] Δ[C]
6
rA : rB : rC = p : q :
rHI(g) + HI(g) H2(g) + I2(g)
Secara umum, dituliskan:
AB + AB A2 + B2
7
4. Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi
Partikel-partikel dalam zat selalu bergerak. Jika suhu zat dinaikkan,
maka energi kinetik partikel-partikel akan bertambah sehingga
tumbukan antarpartikel akan mempunyai energi yang cukup untuk
melampaui ener-
gi pengaktifan. Hal ini akan menyebabkan lebih banyak terjadi
tumbukan yang efektif dan menghasilkan reaksi (Gambar 4.12).
8
9
BAB 3
HASIL PRAKTIKUM
10
Jumlah Penambahan (mL)
No Konsentrasi Na2S2O3
Na2S2O3 (a) Akuades (b)
a / (a + b)
1 6 0 1
2 5 1 5/6
3 4 2 2/3
4 3 3 1/2
5 2 4 1/3
6 1 5 1/6
11
5. Kemudian angkat ke dua tabung reaksi dari penangas air dan segera
tuangkan larutan HCl ke dalam tabung yang berisi larutan Na2S2O3.
Catat waktu reaksinya.
6. Selanjutnya lakukan pekerjaan yang sama (langkah 4 dan 5)
terhadap pasangan tabung reaksi No. 2 dengan b sampai dengan No.
6 dengan f, dengan setiap interval kenaikan temperatur penangas air
sebesar 5 oC.
Berdasarkan hasil data data diatas dapat dipastikan bahwa semakin besar suatu
konsentrasi maka semakin cepat kecepatan reaksinya dan sebaliknya. Semakin
encer suatu kelarutan maka semakin lama kecepatan reaksinya dan juga terjadi
perubahan warna sebelum dan sesudah reaksi.
JUMLAH
WARNA
PENAMBAHAN WAKTU
NO SUHU
Na2S2O3( HCL( ml ) REAKSI SEBELUM SESUDAH
ml )
1 5 1 30 7.75 BENING KERUH
KUNING
2 5 1 35 5.98 BENING KERUH
KUNING
3 5 1 40 4.84 BENING KERUH
KUNING
4 5 1 45 3.51 BENING KERUH
KUNING
12
5 5 1 50 2.55 BENING KERUH
KUNING
6 5 1 55 1.96 BENING KERUH
KUNING
Berdasarkan hasil data diatas dapat dipastikan bahwa semakin tinggi suhu
suatu larutan maka kecepatan reaksi juga semakin cepat dan sebaliknya semakin
rendah suhu suatu larutan maka kecepatan reaksinya juga semakin lambat. Dan
setelah reaksi terjadi perubahan warna pada larutan . dan warnanya juga
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suhu.
Dari hasil diatas terlihat bahwa hasil antar larutan tidak konstan .hal itu
disebabkan karena fartor lain yang mempengaruhi yaitu kecepatan
mengocok.kecepatan mengocok juga berpengaruh dan berdampak pada hasil
praktikum. Karena itu dalam pengocokan diperlukan ketelitian dan kepahaman
dalam mereaksikan larutan.
13
BAB IV
4.1 KESIMPULAN
14
Daftar pustaka
1. Modul kimia
2. Buku kelas 11 bab kecepatan reaksi
3. Kimia : SMA/ MA Kelas XI / penulis, Shidiq Premono, Anis
Wardani, Nur Hidayati; editor, Munnal Hani’ah, Desy Wijaya, Isnani
Aziz Zulaikha ; illustrator, Mukti Al. -- Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2009
15