Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN TAHUNAN

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)


DINAS KESEHATAN KABUPATEN SELUMA
TAHUN 2018

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SELUMA


Jl. Soekarno-Hatta No. 02 Tais Seluma
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT, atas berkat dan

rahmatnya kita masih diberikan kesehatan dan dengan izin-Nya

laporan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan Program Jaminan

Kesehatan Nasional Kabupaten Seluma tahun 2018 dapat

diselesaikan, walaupun masih terdapat banyak kekurangan.

Kepada seluruh tim yang tidak dapat kami sebutkan satu

persatu, yang telah membantu kami untuk terlaksananya kegiatan

tersebut, tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih. Semoga

laporan hasil Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan Program

Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat

Pertama (FKTP) di Kabupaten Seluma tahun 2018 ini dapat menjadi

masukan ataupun bahan pertimbangan bagi Pihak pengambil

keputusan dalam menyusun rencana program Kesehatan

Masyarakat di masa yang akan datang.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak

kekurangan dan ketidaklengkapan, kritik dan saran yang sifatnya

membangun sangat kami harapkan.

Seluma, Desember 2018


Seksi Jaminan Kesehatan Masyarakat
Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

UU SSJN dan UU BPJS memberi arti kata ‘tansformasi’ sebagai

peubahan bentuk BUMN Persero yang menyelenggarakan program

jaminan sosial, menjadi BPJS. Perubahan bentuk bermakna

perubahan karakteristik badan penyelenggara jaminan sosial sebagai

penyesuaian atas perubahan filosofi penyelenggara program jaminan

sosial. Perubahan karakteristik berarti perubahan bentuk badan

hukum yang mencakup pendirian, ruang lingkup kerja dan

kewenangan badan yang selanjutnya diikuti dengan perubahan

struktur organisasi, prosedur kerja dan budaya organisasi.

Transformasi menjadi kosa kata penting sejak tujuh tahun

terakhir di Indonesia, tepatnya sejak UU SJSN pada 19 oktober

2004. Transformasi akan menghadirkan identitas baru dalam

penyelenggaraan program jaminan sosial di Indonesia. Perintah

transformasi kelembagaan badan penyelenggara Jaminan Sosial

diatur dalam UU No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional (UU SJSN). Penjelasan Umum alinea kesepeluh UU SJSN

menjelaskan bahwa, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

yang dibentuk oleh UU SJSN adalah transformasi dari badan

penyelenggara jaminan sosial yang tengah berjalan dan

dimungkinkan membentuk badan penyelenggra baru.

Mulai 1 Januari 2014, program-program jaminan kesehatan

sosial yang telah diselnggarakan oleh pemerintah dialihkan kepada


BPJS Kesehatan dan Kementerian kesehatan tidak lagi

menyelenggarakan program Jamkesmas. Kementerian Pertahanan,

TNI dan POLRI tidak lagi menyelenggarakan program pelayanan

kesehatan bagi pesertanya, kecuali untuk pelayanan kesehatan

tertentu berkaitan dengan kegiatan operasionalnya yang ditentukan

dengan peraturan Pemerintah. PT Jamsostek (Persero) tidak lagi

menyelenggarakn jaminan kesehatan pekerja.

Mencermati ruang lingkup pengatuaran transformasi badan

penyelenggara jaminan sosial yang diatur dalam UU SJSN dan UU

BPJS, keberhasilan transformasi bergantung pada ketersediaan

peraturan pelaksanaan yang harmonis, konsisten dan dilaksanakan

secara efektif. Kemauan politik yang kuat dari pemerintah dan

komitmen pemangku kepentingan untuk melaksanakan

transformasi setidaknya tercermin dari kesungguhan menyelesaikan

agenda-agenda regulasi yang terbengkalai.

Peraturan perundangan jaminan sosial yang efektif akan

berdampak pada kepercayaan dan dukungan politik akan

transformasi badan penyelenggara. Publik hendaknya dapat melihat

dan merasakan bahwa transformasi badan penyelenggara

bermanfaat bagi peningkatan efisiensi dan efektifitas penyelenggara

SJSN, sebagai salah satu pilar untuk mewujudkan kesejahteraan

sosial. Pembangunan dukungan publik diiringi dengan sosialisasinya

yang intensif dan menjangkau segenap lapisan masyarakat.

Sosialisasi diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran pentingnya

penyelenggaraan SJSN dan penataan kembali penyelenggaraan

program Jaminan Sosial agar sesuai dengan prinsip-prinsip jaminan


sosial yang universal, sebagaimana diatur dalam konstitusi dan UU

SJSN.

Badan penyelenggara jaminan Sosial yang selantunya disingkat

BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggrakan

program jaminan sosial (UU No. 24 Tahun 2011). BPJS terdiri dari

BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan adalah

badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program

jaminan kesehatan. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa

perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat

pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi

kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang

yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.

Tim Monitoring Evaluasi, Sosialisasi dan Penanganan keluhan

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Provinsi Bengkulu dibentuk guna

melakukan evaluasi pelayanan jaminan kesehatan yang merupakan

bagian dari sistem kendali mutu dan kendali biaya.

B. LANDASAN HUKUM

1. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 Tentang Jaminan

Kesehatan.

2. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 Tentang

Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan

Kesehatn Nasional pada FKTP Milik Pemerintah.

3. Permenke Nomor 52 Tahun 2016 Tentang Standar Taris

Pelayanan Kesehatan dalam penyelenggaran Program JKN

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 Tentang

Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional.


5. Permenkes Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Penggunaan Dana

Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan

dan Dukungan Operasional Pada FKTP milik Pemerintah,

6. Permenkes Nomor 36 Tahun 2015 Pencegahan Kecurangan

Fraud dalam Penyelenggaraan Program JKN

C. TUJUAN LAPORAN

Tujuan Umum

Melakukan peaporan tentang pengawasan dan pengendalian

terhadap penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional

Tujuan Khusus

1. Monitoring Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN)

2. Mengidentifikasi masalah dan keluhan masyarakat terhadap

pelayanan terkait program Jaminan Kesehatan Nasional

3. Memberi Solusi terhadap permasalahan program JKN


BAB II

GAMBARAN UMUM PROGRAM JKN

DI KABUPATEN SELUMA

Kepesertaan dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional

dijelaskan dalam Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang

Jaminan Kesehatan Kepesertaan Jaminan Kesehatan bersifat wajib

dan mencakup seluruh penduduk Indonesia. Kepesertaan Jaminan

Kesehatan Nasional dilakukan secara bertahap, yaitu tahap pertama

mulai 01 Januari 2014 hingga mencakup seluruh penduduk

Indonesia paling lambat 01 Januari 2019 (Universal Coverage).

Penduduk Kabupaten Seluma berjumlah 210.493 jiwa, sejumlah

123.494 Jiwa (58,67%) sudah terdaftar sebagai peserta dengan

rincian, peserta PBI APBN 79.716 Jiwa, PBI APBD sebanyak 10.944

jiwa dan Non PBI 32.780 Jiwa.

A. Data Kepesertaan JKN

1. Jumlah 210.493 Jiwa


Penduduk RINCIAN PESERTA PBI
2. Jumlah 85.978 Jiwa PBI APBN 79.716
Penduduk
Miskin
3. Jumlah PBI 90.710 PBI APBD/ 10.994
Peserta JKN NON 32.780 Jamkesda
PBI
TOTAL 123.490
4. Jumlah Jamkesda yang 21.874
belum Terintegrasi (BDT)
dalam JKN
B. Data Fasilitas Kesehatan

Kerjasama
No. Jenis Faskes Jumlah Satuan
BPJS
FKTP

1 Puskesmas 22 22 Unit

2. Praktek Dokter 12 3 Orang

3. Praktek Dokter Gigi 3 0 Orang

4. Klinik Pratama/ Setara 2 2 Unit

5. RS Pratama/ Setara 1 1 Unit

FKRTL

1. Klinik Utama 2 2 Unit

2. Rumah Sakit Umum 1 1 Unit

3. Rumah Sakit Khusus 0 0 Unit

C. Data Tenaga Kesehatan

No. Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah Satuan


1. Dokter Spesialis 0 Orang

2. Dokter Umum 12 Orang

3. Dokter Gigi 6 Orang

4. Perawat 153 Orang

5. Bidan 421 Orang

6. Tenaga Kesehatan Masyarakat 8 Orang

7. Tenaga Kesehatan Lingkungan 15 Orang

8. Tenaga Gizi 9 Orang

9. Ahli Teknologi Laboratotium 9 Orang

Medik

10. Tenaga Kefarmasian 26 Orang


11. Tenaga Admnistrasi 42 Orang

12. Perawat Gigi 5 Orang

13. Tenaga Rontgen 0 Orang

14. Fungsional Penyuluh 25 Orang

15. Fungsional Administrator 4 Orang

16. Tenaga Kesehatan Lainnya 0 Orang

(Sebutkan)

TOTAL 735 Orang

D. Data Pelayanan Kesehatan Peserta JKN di FKTP Pemerintah

Jumlah Jumlah
Jumlah
No. Puskesmas Kunjungan Kunjungan
Rujukan
Rawat Jalan Rawat Inap
1. Babatan 5.741 0 465

2. Riak Siabun 588 0 76

3. Cahaya Negeri 4.782 0 985

4. Dermayu 2.118 5 430

5. Air Periukan 5.474 0 331

6. Tumbuan 7.976 0 274

7. Dusun Tengah 1.789 0 591

8. Talang Tinggi 2.657 0 535

9. Kota Tais 2.864 0 1.163

10. Rimbo Kedui 3.416 0 332

11. Puguk 3.647 0 160

12. Seluma Timur 1.445 0 196

13. Masmambang 3.679 26 843

14. Ilir Talo 1.339 0 147


15. Penago II 856 0 229

16. Ulu Talo 338 0 49

17. Sukamerindu 1.679 0 248

18. Pajar Bulan 4.320 52 458

19. Renah Gajah Mati 1.762 0 3

20. Kembang Mumpo 4.644 31 634

21. Gunung Kembang 7.034 0 101

22 Muara Maras 928 0 181

TOTAL 69.071 114 8.431

E. Alokasi Dana Kapitasi di Puskesmas

Sesuai SK Bupati Seluma Nomor 900-177 Tahun 2018

Jasa Pelayanan : 60 %

Jasa Operasional : 40 %

Jumlah Realisasi Jumlah Dana


No. Puskesmas Kapitasi yang dana Silpa
diterima Kapitasi Kapitasi
1. Babatan 289.925.000 283.677.643 50.807.591

2. Riak Siabun 73.452.764 73.452.764 3.183.276

3. Cahaya Negeri 430.710.225 433.217.025 70.256.280

4. Dermayu 335.584.100 335.651.481 21.864.968

5. Air Periukan 276.330.675 276.330.505 20.408.125

6. Tumbuan 210.909.650 187.320.802 38.025.414

7. Dusun Tengah 202.060.000 202.060.000 18.622.063

8. Talang Tinggi 219.448.350 219.448.350 10.161.295

9. Kota Tais 321.146.125 321.146.125 31.066.511


10. Rimbo Kedui 435.306.050 435.212.060 24.632.726

11. Puguk 381.197.875 420.457.506 51.772.217

12. Seluma Timur 268.371.992 268.369.695 30.237.689

13. Masmambang 389.661.179 388.631.175 40.024.748

14. Ilir Talo 147.760.800 147.760.800 7.510.294

15. Penago II 164.997.000 164.997.000 11.995.804

16. Ulu Talo 163.522.934 168.331.922 13.399.513

17. Sukamerindu 213.468.750 213.468.750 8.766.399

18. Pajar Bulan 415.414.912 415.414.912 45.170.855

19. Renah Gajah Mati 126.061.960 126.061.756 10.142.855

20. Kembang Mumpo 433.108.650 433.108.175 29.791.766

21. Gunung Kembang 133.914.000 127.179.350 12.761.400

22 Muara Maras 90.756.000 113.579.998 -

TOTAL 5.723.108.991 5.335.408.815 550.601.788

F. P-Care Puskesmas

Ketersediaan P-Care
Permasalahan
No. Puskesmas (Terpasang/ Tidak
P-Care
Terpasang)

1. Babatan Terpasang Pencarian Diagnosa

Terkendala nomor

kode penyakit

terkadang tidak

sesuai, gangguan

jaringan

2. Riak Siabun Tidak Terpasang P-care BPJS tidak

bisa di laksanakan

di karenakan di

puskesmas Riak
Siabun belum ada

jaringan internet p-

care BPJS di

laksanakan di

rumah

3. Cahaya Negeri Terpasang -

4. Dermayu Terpasang -

5. Air Periukan Terpasang Gangguan Jaringan,

listrik padam

6. Tumbuan Terpasang -

7. Dusun Tengah Terpasang

8. Talang Tinggi Terpasang -

9. Kota Tais Terpasang -

10. Rimbo Kedui Terpasang Gangguan signal

11. Puguk Terpasang Susah Signal

12. Seluma Timur Tidak Terpasang Belum ada jaringan

internet

13. Masmambang Terpasang Susah Signal

14. Ilir Talo Terpasang -

15. Penago II Terpasang Susah Signal

16. Ulu Talo Tidak Terpasang -

17. Sukamerindu Terpasang

18. Pajar Bulan Terpasang Gangguan Jaringan,

listrik padam

19. Renah Gajah Mati Tidak Terpasang Kadang-kadang

aplikasi p-care

gangguan mesti

ganti sandi dalam

jangka waktu 90

hari itu sangat


merepotkan

20. Kembang Mumpo Terpasang Kadang-kadang

aplikasi p-care

gangguan mesti

ganti sandi dalam

jangka waktu 90

hari itu sangat

merepotkan

21. Gunung Kembang Tidak Terpasang Tidak ada jaringan

22 Muara Maras Terpasang -

G. Data 10 Penyakit Terbanyak

10 Penyakit Terbanyak
No.
Nama Penyakit Jumlah Kasus

1. ISPA 8.489

2. HYPERTENSI 4.442

3. GASTRITIS 4.250

4. REMATIK 1.900

5. DERMATITIS 1.594

6. RA 1.377

7. DYSPEPSIA 1.137

8. MYALGIA 809

9. CARIES DENTIS 421

10. CEPALGIA 379

JUMLAH 24.798
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN TIM MONEV DI

KABUPATEN SELUMA

A. Struktur Tim Monev dan Pertimbangan Klinis

1. Penanggung Jawab : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Seluma

2. Ketua Tim : Eselon II yang bertanggunjawab

tentang program dan atau kegiatan

pembayaran dan Jaminan Kesehatan

3. Sekretaris : Eselon IV (Kepala Seksi) yang

bertanggungjawab dalam pelaksanaan

program dan Atau kegiatan

pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

Dalam Pelaksanaannya Tim didukung oleh sejumlah kepala

bidang, meliputi :

1) Bidang Advokasi dan Sosialisasi yaitu 1 (satu) eselon III dan

beserta anggot 1 (satu) orang

2) Bidang Monev dan Pelaporan yaitu 1 (satu) eselon III dan beserta

anggota 1 (satu) orang

B. Tupoksi Tim Monev

Tim Monitoring evaluasi Jaminan Kesehatan Nasional Kabupaten

Seluma bertugas :

1. Melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan Tim Monitoring

evaluasi Pusat;
2. Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap

unit – unit kerja yang terkai dalam penyelenggaraan JKN di

wilayah kerjanya;

3. Memfasilitasi pertemuan secara berkala dengan tim koordinasi

sesuai kebutuhan dalam rangka sinkronasi, harmonisasi,

evaluasi dan penyelesaian masalah lintas sektor yang terkait

dengan penyelengaaraan JKN;

4. Membuat laporan secara berkala atas pelaksanaan JKN di

wilayahnya kepada Tim Monitoring evaluasi JKN;

5. Menangani penyelesaian keluhan dari berbagai pihak;

6. Memonitor pelaksanaan perjanjian kerjasama (PKS) antara BPJS

Kesehatan dengan Fasilitas kesehatan di wilayah kerjanya.

C. Rincian dan Hasil Kegiatan Tim Monev

1. Kegiatan dilaksanakan secara bertahap ke seuruh Puskesmas

2. Sarana dan prasarana Puskesmas untuk mendukung

pelaksanaan program sudah mulai dilengkapi untuk

mewujudkan pelayanan yang Prima

3. Laporan rutin kegiatan Program JKN masih ada yang tidak

mengirimkan secara berkala

4. Belum optimalnya KBK (perber antara kemenkes dan BPJS

Kesehatan Nomor 2 Tahun 2017 tentang Juknis Pelaksanaan

Pemayaran KBPKP pada FKTP) diantaranya masih ada Beberapa

FKTP yang angko kontaknya di bawah rata – rata dan kurangnya

informasi tentang rasio peserta prolanis berkunjung.


5. Distribusi Sarana dan Tenaga Medis yang belum merata terutama

Dokter Gigi

6. Pelaksanaan Kegiatan Promotif dan Preventif yang belum

maksimal

7. Ketersediaan obat yang kurang memadai terutama dukungan

obat bersumber dan kapitasi JKN FKTP

8. Optimalisasi Prolanis belum berjalan hanya terbatas pada

edukasi dan senam saja, belum maksimalnya kegiatan Prolanis

yang lain seperti pemeriksaan GDS dan GDP/GDPP 1 bulan

sekali (HT dan DM)

9. Masih ada yang belum mendaftarkan peserta dengan diagnosa

HT dan DM menjadi peserta Prolanis, Khusus peserta terdiagnosa

DM WAJIB dilakukan pemeriksaan GDP dan GDPP di FKTP

10. Belum optimalnya pelaksanaan Program Rujuk Balik

11. Belum Optimalnya mutu pelayanan di FKTP karena masih ada

FKTP dan hasil WTA-nya dibawah target (skor 85)

D. Analisa Hasil

Pembinaan dan sosialisasi perlu dilakukan secara rutin ke

petugas Puskesmas tentang peraturan-peraturan dan kebijakan-

kebijakan terbaru yang berkaitan dengan Program Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) agar kegiatan berkenaan program

Jaminan Kesehatan Nasional JKN dapat dilaksanakan dengan baik

mulai dari Perencanaan kegiatan, pengaturan sumber daya,

koordinasi dan kelengkapan sarana dan prasarana pendukung

program JKN. Kegiatan Tim Pencegahan Fraud dalam


penyelenggaraan Program JKN di Kabupaten Seluma sudah

dilaksanakan dengan baik.


BAB IV

ANALISA ATAS PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Pelaksanaan kegiatan

Pembinaan dan sosialisasi sudah dilakukan secara rutin ke petugas

Puskesmas tentang peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan

terbaru yang berkaitan dengan Program Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN) agar kegiatan berkenaan program JKN dapat dilaksanakan

dengan baik mulai dari Perencanaan kegiatan, pengaturan sumber

daya, koordinasi dan kelengkapan sarana prasarana pendukung

program JKN.

Pelaporan baik Puskesmas BLUD dan Non BLUD masih harus

dilaporkan ke pengelola Program karena masalah keungan mereka

dapat langsung memanfaatkan dan kapitasi tersebut, akan tetapi

masalah pelaporan kegiatan masih harus dilaporkan ke pengelola

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma melalui seksi Jaminan

Kesehatan bersama Tim Pencegahan Fraud JKN dan Tim Monev JKN

juga sudah melaksanakan Monitoring dan Evaluasi Pencegahan

Fraud Program JKN dengan harapan dana yang sudah ada di FKTP

dapat digunakan sesuai perundang-undangan yang berlaku dan

tidak ada kecurangan dalam program JKN. Kegiatan Tim

Pencegahan Fraud dalam penyelenggaraan Program JKN di

Kabupaten Seluma sudah dilaksanakan dengan baik.


B. Hambatan dan Permasalahan

1. Masih ada puskesmas yang belum melakukan rujukan secara

online dikrenanakan masih ada puskesmas yang belum

mempunyai jaringan internet terutama puskesmas yang

tepencil/sangat terpencil.

2. Penggunaan dana obat yang bersumber dari dana Kapitasi

JKN masih belum dibelanjakan dikarenakan rumitnya proses

pembelanjaan terkait aturan yang berlaku sedangkan

puskesmas masih banyak yang kekurangan obat.

3. Masih ada silpa dana kapitasi yang belum terealisasi.

4. Masih ada masyarakat yang belum maksimal mendapatkan

pelayanan kesehatan dikarenakan akses jalan yang sulit.

5. Masih ada masyarakat yang belum terintegrasi dengan JKN

C. Solusi yang telah dilakukan terhadap hambatan dan


permasalahan
1. Di Tahun 2018 Sudah mengajukan permohonan ke Dinas

Kominfo terkait dengan puskesmas yang belum mendapatkan

jaringan internet dan sudah dilakukan pemasangan wifi ke

sebagian puskesmas.

2. Dana obat yang belum digunakan sudah dilaporkan dengan

harapan bisa direalisasikan dengan aturan yang tidak terlalu

rumit.

3. Silpa masih di rekening puskesmas dan sudah dilaporkan ke

P2JK Kemenkes RI.

4. Melakukan sosialisasi ke Puskesmas untuk melakukan

kegiatan pengobatan ke daerah daerah yang sulit jangkauan

ke fasilitas kesehatan.
5. Adanya peningkatan kepesertaan Jamkesda di Tahun 2019

sebanyak 1000 peserta dari 11.000 tahun 2018 ke 12.000

peserta Tahun 2019.


BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), masih

banyak yang harus dibenahi, masih banyak permasalahan yang

harus diselesaikan, dan perlu pembinaan dan sosialisasi terutama

peraturan-peraturan, kebijakan-kebijakan yang baru serta inovasi

yang dapat berguna bagi pelaksanaan program Jaminan Kesehaan

Nasional (JKN).

2. Kegiatan Tim Pencegahan Fraud dalam penyelenggaraan Program

JKN sudah dilaksanakan dengan baik.

3. Sarana prasarana dan sumber daya manusia di Puskesmas masih

harus terus dilengkapi sehingga program JKN menjadi Optimal.

4. Dukungan lintas Program dan lintas Sektor dalam peningkatan

pelayanan Program JKN yang ada di Kabupaten Seluma terus

ditingkatkan.

B. SARAN

1. Puskesmas lebih aktif untuk melaksanakan pelayanan kesehatan

yang lebih baik

2. Sosialisasi ditingkatkan ke masyarakat terkait pelayanan program

JKN

3. peningkatan koordinasi dengan Lintas Sektor terkait program JKN

4. Dukungan Pemerintah Daerah dalam mewujudkan UHC Tahun 2019.

Anda mungkin juga menyukai