Revisi KTI (SOfhi.R)
Revisi KTI (SOfhi.R)
053
PEMODELAN ALAT
AUTOMATIC BLOOD COAGULATION TIMER BERBASIS
MIKROKONTROLER AT89S51
Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Diploma
III Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Depkes Jakarta II
OLEH
SOFHI ROSALI
NIRM : P23138006048
Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Diploma
III Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Depkes Jakarta II
OLEH
SOFHI ROSALI
NIRM : P23138006048
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa buku tugas akhir dengan judul :
Yang dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Ahli Madya Tek nik
Elektromedik pada jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Depkes
Jakarta II, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari
buku tugas akhir yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk
mendapatkan jenjang diplo ma di lingkungan Politeknik Kesehatan Depkes Jakarta
II maupun Perguruan Tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian yang sumber
informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.
Sofhi Rosali
P23138006048
PERSETUJUAN
Nanang Sudjana, ST
Nip. 1971120419960301002
PENGESAHAN
Assalamualaikum, Wr.Wb
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat -NYA serta memberikan
kesehatan, kekuatan dan kesempatan kepada penulis.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat dapat
menyelesaikan pendidikan Diploma III pada Politeknik Kesehatan Depkes Jakarta
II Jurusan Teknik Elektromedik. Adapun judul karya tulis ini adalah:
“PEMODELAN ALAT AUTOMATIC BLOOD COAGULATION TIMER
BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51”
Pada kesempatan kali ini penulis ingin memberi ucapan terima kasih yang
tulus kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan
perhatian selama perjalanan hingga akhir pendidikan ini. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan segalanya kepada penulis.
2. Bapak, Ibu serta Kakak dan adikku yang telah memberika n dorongan serta
do’anya kepada penulis.
3. Ibu Dr. Ir. Hj. Rusmini B, AIM, MM selaku Ketua Jurusan Teknik
Elektromedik Politeknik Kesehatan Depkes Jakarta II.
4. Bapak Nanang Sudjana, ST selaku dosen pembimbing modul.
5. Ibu Suharyati, ST, Msi selaku dosen pembimb ing akademik.
6. Teman-teman semua yang telah banyak memberikan bantuan baik moril
maupun materi serta do’anya kepada penulis.
Demikian ucapan terimakasih ini, penulis juga berharap Karya Tulis Ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua. Amin
Sofhi Rosali “Pemodelan Alat Automatic Blood Coagulation Timer “ di bawah bimbingan Nanang
Sudjana ST, 2009, - halaman + xiii + lampiran
Sesuai dengan judul diatas, alat ini dibuat pada umumnya adalah dengan
tujuan sebagai salah satu referensi untuk tindakan medis bagi pasien yang akan di
operasi. Hal ini dilakukan untuk menghindari hal -hal yang tidak diinginkan
seperti pembekuan darah pada bagian yang di operasi karena kesalahan
memberikan dosis cairan antikoagula n terhadap si pasien.
Fungsi dari alat yang penulis buat adalah dapat menentukan lamanya
waktu pembekuan darah. Agar tujuan tersebut dapat terpenuhi maka penulis
membuat sistem yang dapat mendeteksi, mengolah, serta menampilkan data yang
didapat dari pengujian tersebut. Sistem yang penulis buat adalah menggunakan
mikrokontroller AT89S51 yang ditunjang dengan rangkaian pendukung lainnya
serta program untuk mengendalikan kerja dari seluruh rangkaian. Timer yang
penulis buat memiliki jangkauan 0 -20 menit dengan resolusi 1 detik, suhunya
sendiri harus dapat stabil pada suhu 36 -37 0C.
Perangkat lunak yang diinginkan adalah dapat mengolah data suhu dan
timer kemudian ditampilkan pada display, dapat menggerakan motor untuk
memutar kuvet serta dapat membuyikan buzze r sebagai indikator suara apabila
darah telah membeku. Bahasa pemograman yang penulis pergunakan adalah
bahasa assembly yang kemudian diubah menjadi bahasa heksa lalu di download
ke dalam mikrokontroler.
Pengujian dilakukan dengan bantuan beberapa alat sep erti stopwatch,
thermometer, avometer, dan seperangkat toolset. Pengujian timer yang penulis
lakukan adalah dengan melakukan perbandingan timer pada alat dan timer pada
stopwatch, didapatkan hasil bahwa timer dapat bekerja dengan baik (0 -20 menit,
resolusi alat dengan suhu thermometer, didapatkan hasil cukup baik (dapat stabil
36-370C). Uji sistem yang penulis lakukan adalah dengan menggunakan sampel
darah, didapatkan hasil alat dapat menentukan berapa lama darah dapat membeku.
BIODATA
Sofhi Rosali
P23138006048
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM
PERNYATAAN KEASLIAN BUKU TUGAS AKHIR i
PERSETUJUAN ii
PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
ABSTRAK v
BIODATA vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Penelitian Terapan 2
1.3 Pembatasan Masalah 2
1.4 Metodologi Penelitian Terapan 3
1.5 Sistematika Penulisan 3
BAB 5 KESIMPULAN 55
DAFTAR ACUAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
2.6.2 Fungsi khusus port 3 20
2.8 Fungsi pin pada LCD 27
3.5.4 Rencana input dan output mikrokontroller 40
Halaman
2.1.1 Sel darah merah ( Eritrosit ) 6
2.1.2 Sel darah putih ( Leukosit ) 7
2.1.3 Trombosit 8
2.3 Alat ACT dan tabung pengetes 13
2.4 Komponen sensor magnet 14
2.5 Konfigurasi LM 35 15
2.6.1 Diagram blok arsitektur mikrokontroller AT89S51 17
2.6.2 Konfigurasi kaki pada mik rokontroller AT89S51 18
2.7 Blok diagram ADC ( Analog to Digital Converter ) 22
2.7.1 Konfigurasi pin ADC (Analog to Digital Converter ) 23
2.8 Konfigurasi LCD 2x16 26
2.9 Simbol dan Komponen relay 29
2.10 Skema transistor dan transistor sebagai sakelar 30
2.11 Motor DC gear box 31
3.2 Blok diagram Rangkaian ABCT 33
3.5.1 Rangkaian Data Suhu 38
3.5.2 Rangkaian Pendeteksi Sample Membeku 39
3.5.3 Rangkaian Mikrokontroller 39
3.5.4 Rangkaian Heater 41
3.5.5 Rangkaian Pengendali Motor DC 42
3.5.6 Rangkaian LCD Karakter 2x16 43
3.6 Flowchart ABCT 44
4.3.1 Grafik Sensor suhu LM 35 49
BAB 1
PENDAHULUAN
Misalnya pada saat pasien yang akan operasi jantung. Disini jantung
merupakan salah satu organ yang penting dalam bagian tubuh, maka sebelum
dilakukan operasi harus diadakan pemeriksaan organ -organ di dalam maupun
diluar tubuh dan diperlukan sejumlah tes penting termasuk waktu pembekuan
darahnya, maka semua alat harus disiapkan termasuk alat Automatic Coagulation
Timer yang berfungsi untuk menentukkan lamanya waktu pembekuan darah.
Banyaknya korban pasien meninggal pada saat operasi maupun pasca operasi
disebabkan karena beberapa faktor, antara lain adalah yang disebabkan karena
faktor pembekuan darah. Hal ini dikarenakan adanya kelainan pada proses
pembekuan darah si pasien atau dapat juga disebabkan karena kesalahan dalam
memberikan dosis beberapa banyak cairan anti koagulan yang harus diberikan
pada pasien. Perlu diketahui, bahwa darah dalam tubuh manusia dapat membeku,
dan dalam prosesnya di butuhkan waktu dan faktor -faktor pembekuan. Salah satu
efek dari darah membeku adalah tersumbatnya bagian pembuluh (jaringan) yang
dioperasi. Suatu hal yang tidak diinginkan, karena jika darah pada pembuluh tidak
dapat mengalir maka jaringan -jaringan sekitarnya akan mati.
Atas dasar hal tersebut di atas, melihat betapa penting suatu alat yang dapat
menghitung waktu pembekuan darah yang dianggap menunjang pada dunia
medis, maka penulis tertarik membuat alat pengukur waktu pembekuan darah.
Dimana judul karya tulis ini sebagai berikut :
DAFTAR ACUAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 2
DASAR TEORI
Darah tersusun atas dua bagian utama yaitu : bagian plasma darah, merupakan
bagian yang cair dan bagian korpuskuli yaitu bagian -bagian darah yang terdiri atas
sel darah merah (eritrosit), sel darah puti h (leukosit), dan trombosit.
Anatomi dan fisiologi untuk paramedic, Evelyn C. pearce
2.1.1.1 Plasma darah
Plasma darah adalah cairan berwarna kuning yang terdiri dari cairan,
mengandung 90% air yang berfungsi sebagai medium untuk mengangkut berbagai
bahan dalam darah, karena air memiliki kemampuan menahan panas de ngan
kapasitas tinggi, plasma darah mampu menyerap dan mendistribusikan banyak
panas yang dihasilkan oleh metabolisme di dalam jaringan sementara suhu darah
itu sendiri hanya mengalami sedikit perubahan. Energi panas yang tidak
diperlukan untuk mempertahak an suhu tubuh dikeluarkan ke lingkungan ketika
darah mengalir ke permungkaan kulit. Plasma bekerja sebagai medium (perantara)
untuk penyaluran makanan, mineral, lemak, glucose dan asam amino ke jaringan.
Bentuk khas ini ikut berperan, melalui dua cara, terhad ap efisiensi eritrosit
melakukan fungsi mereka mengangkut O2 dalam darah.
a. Pertama, bentuk bikonkaf menghasilkan luas permukaan yang lebih besar bagi
difusi O2 menembus membran dari pada yang dihasilkan oleh sel bulat
dengan volume yang sama.
b. Kedua, tipisnya sel memungkinkan O2 berdifusi secara lebih cepat antara
bagian paling dalam sel dengan ekseteriornya.
Dalam setiap mililiter darah pada keadaan normal terdapat sekitar 250.000
trombosit (kisarannya 150.000 -350.000/mm). Trombosit tetap berfungsi selama
sekitar sepuluh hari untuk kemudian disingkirkan dari sirkulasi oleh magrofag
jaringan, terutama magrofag yang terdapat di limfa dan hati, dan diganti oleh
trombosit yang baru yang dikeluarkan dari sumsum tulang .
Trombosit tidak keluar dari pembuluh darah seperti yang dilakukan sel darah
putih, tetapi sekitar sepertiga dari trombosit total selalu tersimpan di dalam
rongga-rongga berisi darah di limpa. Simpanan trombosit ini dapat dikeluarkan
dari limpa ke dalam sirkulasi sesuai dengan kebutuhan (misalnya pada saat terjadi
pendarahan) oleh kontraksi limpa yang di induksi oleh stimulasi simpatis.
2.1.2 Fungsi darah secara umum, yaitu :
1. Bekerja sebagai sistem transpor dari tubuh, menghantarkan oksigen dan zat
makanan yang diperlukan untuk tubuh supaya fungsi normalnya dapat
dijalankan dan menyingkirkan karbon dioksida dan hasil buangan lain.
2. Sel darah merah menghantarkan oksigen ke jaringan dan menyingkirkan
sebagian dari karbon dioksida.
3. Sel darah putih menyediakan ba nyak bahan pelindung dan karena gerakan
fagositosis dari beberapa sel maka melindungi tubuh terhadap serangan
bakteri.
4. Plasma membagi protein yang diperlukan untuk pembentukan jaringan dengan
menyegarkan cairan jaringan karena melalui cairan ini semua sel tubuh
menerima makanannya. Dan merupakan kendaraan untuk mengangkut bahan
buangan ke berbagai organ exkretorik untuk dibuang.
5. Mengedarkan hormon, hormon yang dihasilkan oleh kelenjar buntu yang
gunanya untuk menjaga keutuhan dalam proses kehidupan.
6. Mengambil sisa oksidasi dari sel seluruh tubuh untuk dikeluarkan ke alat
pengeluaran (hati, paru-paru, kulit, ginjal).
7. Menutup luka atau mencegah infeksi (benang -benang fibrin).
Anatomi dan fisiologi, Ethel Sloane
Hematology, Dr. Asrori Asnawi, dkk. PUSDIKNAKES
Trombosit dan mempunyai kemampuan untuk merubah protrombin dan menjadi
trombin dan kemudian pembentukan fibrin.
1. Faktor Fibrinogen
2. Faktor Prothrombine
3. Faktor Jaringan
4. Faktor Ion Calcium
5. Faktor Proaccelerine
6. Faktor Accelerine
7. Faktor A.H.G (Anti Haemphilly Globulin)
8. Faktor Christmas Factor
Setelah bekuan terbentuk, kontraksi tro mbosit yang terperangkat di dalam
pembekuan menciutkan jaringan fibrin, menarik tepi -tepi luka di pembuluh saling
mendekat. Selama retraksi bekuan, cairan dilepas dari bekuan. Carian ini, pada
dasarnya adalah plasma dikurangi fibrinogen dan prekursor pembe kuan lainnya
yang telah terpakai selama proses pembekuan disebut serum.
Cara yang dipakai di klinik adalah cara modifikasi dari LEE dan WHITE.
a. Darah harus clean, tidah boleh mengandung cairan jaringan sebab hasil
pemeriksaan clotting time dapat menurun.
b. Sewaktu menghisap darah, tidak boleh ada gelombang udara.
c. Tabung yang dipakai harus bersih, tidak boleh mengandung sabun.
d. Temperatur tempat memeriksa harus pada temperatur kamar yaitu pada
temperatur 36ºC -37ºC.
2. Prinsip operasionalnya dengan menggunakan Automatic clotting time :
Automatic Blood Coagulation Timer adalah suatu alat yang dipakai pada
laboratorium rumah sakit untuk menganalisa/menghitung lamanya waktu
pembekuan darah. Alat ini memiliki satu (1) tempat test sample yang akan
digunakan untuk menaruh tabung pengetes yang berisi sample darah. Pada tempat
test sample, suhu dipertahankan dalam jangkauan 36ºC - 37ºC agar darah tidak
rusak, karena sesuai dengan suhu normal darah dalam tubuh manusia . Lalu pada
display akan menampilka n besaran suhu, dan timer ketika alat mulai dioperasikan.
Alat ini juga memiliki motor yang digunakan untuk memutar tabung pengetes
pada tempat test sample. Pada tabung pengetes ini memiliki sebuah batang magnet
dan plastik penyekat di dalamnya sebagai pen dukung proses kerja dari sample
darah apabila sudah membeku. Saat darah telah telah membeku, buzze r akan
menyala sebagai tanda proses darah telah membeku. Hasil lamanya waktu
pembekuan darah akan ditampilkan pada display berupa LCD dengan satuan
detik.
Sensor suhu yang dipakai dalam perencanaan alat ini adalah IC LM 35. IC ini
mempunyai ketelitian dan ketepatan yang tinggi serta mempunyai jangkauan yang
memadai untuk pengontrolan yang umum.
LM35
1 2
VIN VOUT
GND
3
Gambar 2.5 Konfigurasi LM 35
1. Features 8 Bytes
2. Compatible with MCS-51® Products
3. 4K Bytes of In-System Programmable (ISP) Flash Memory
Endurance: 1000 Write/Erase Cycles *)
4. 4.0V to 5.5V Operating Range
5. Fully Static Operation: 0 Hz to 33 MHz *)
6. Three-level Program Memory Lock
7. 128 x 8-bit Internal RAM
8. 32 Programmable I/O Lines
9. Two 16-bit Timer/Counters
10. Six Interrupt Sources
11. Full Duplex UART Serial Channel
12. Low-power Idle and Power-down Modes
13. Interrupt Recovery from Power -down Mode *)
14. Watchdog Timer *)
15. Dual Data Pointer *)
16. Power-off Flag *)
17. Fast Programming Time *)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarn ya unjuk kerja
mikrokontroler sangatlah bergantung pada urutan instruksi yang
dijalankannya, yaitu program yang ditulis di ROM. Penulisan program
mikrokontroler pada umumnya adalah menggun akan bahasa assembly untuk
meikrokontroler yang bersangkutan. Kemudain dengan bantuan sebuah
computer, bahasa assembly tersebut diubah menjadi bahasa mesin
mikrokontroler, dan disalin ke dalam mikorokontroler.
Pada dasarnya cara kerja dari sistem mikrikontroler dari ATMEL tipe
AT89S51 dapat dilihat secara garis besarnya dari diagram blok dibawah ini, yaitu
sebagai berikut :
Bila dilihat secara diagram blok, jantung dari mikrokontroler AT89S51 adalah
sebuah CPU yang bertugas untuk membaca memori program dan menjalankan
perintah yang tersimpan di dalamnya. CPU ini disusun oleh sebuah unit aritmatika
dan logika (ALU=aritmethic logic unit) yang terhubung den gan SFR yaitu register
A (ACC=accumulator), register B, PSW (program status word) dan stack pointer
(SP), dan 16 bit counter Program (PC) serta DPTR (data pointer). AT89S51
adalah mikrokontroler 8 bit, bus data internal dan register -register yang
dimilikinya juga lebar data 8 bit (walaupun DPTR adalah register 16 bit, namun
pada dasarnya adalah 2 buah register 8 bit yang digabungkan).
ALU, seperti tersirat dari namanya, bisa melakukan operasi -operasi aritmatika dan
logika. Operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan bisa pembagian bisa
dilakukan oleh ALU. Operasi logika yang bisa dilakukan oleh ALU di antaranya
AND, OR, exclusive-OR, putar bit, komplemen dan lain -lain. ALU bisa juga
melakukan instruksi cabang bersyarat, menyediakan jalur data dan sebagai
register untuk pemendahan data di dalam CPU
Berikut adalah penjelasan fungsi tiap -tiap kaki yang biasa ada pada seri
mikrokontroler AT89S51:
1. P0.0 – P0.7 (port 0) pada pin 39 – 32
Port 0 merupakan 8 bit port dua arah (input/output) dengan drain terbuka
(open drain). Port 0 mampu menangani 8 masukan TTL. Seperti halnya port -
port yang lain, ketika data FFH ditulis ke port ini, maka port 0 akan menjadi
masukan dengan impedansi tinggi. Port 0 bisa diakses sebagai port (p0) atau
per bit (P0.0 – P0.7). karena sifatnya drain terbuka, p0 membutuhkan pull up
eksternal pada saat dihubungkan dengan peralatan eksternal. P0 memiliki
fungsi khusus, yaitu sebagai bus data (D0-D7) dan bus alamt orde rendah (A0
– A7) pada proses pembacaan program dari memori program eksternal
maupun pengaksesan data eksternal. Pada mode ini p0 mempunyai pull up
internal.
Selain sebagai port multiguna, p2 juga akan mengeluarkan alamat orde tinggi
(A8-A15) pada saat menjalankan program dari memori data eksternal yang
menggunakan perintah pengalamatan 16 bit (perintah movx@DPTR).
P3.6 -WR, merupakan sinyal tulis (write strobe ) untuk menul is data
ke memory data eksternal (aktif rendah)
8. Koneksi Power
AT89S51 beroperasi pada tegangan 5 volt. Pin Vcc terdapat pada pin 40
sedangkan Vss (ground) terdapat pada pin 20.
2.7 ADC ( Analog to Digital Converter )
Ada beberapa cara untuk mngubah sinyal analog menjadi data digital yang
nilainya proporsional. Jenis ADC yang bisa digunakan dalam perancangan adalah
jenis pendekatan bertingkat yang memiliki waktu konversi jauh lebih singkat d an
tidak tergantung pada nilai masukan analognya atau sinyal yang akan dirubah.
Pada gambar di atas Vref adalah tegangan masukan analog dan D0 -D7 adalah
keluaran digital. Register buffer adalah regi ster tempat penyimpanan data hasil
konversi. Konversi ADC dengan metode pendekatan berturut -turut memiliki
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Jika sinyal mulai di konversi, register SAR akan dikosongkan dan Vout akan
bernilai 0. Jika sinyal di konversi kemb ali, maka pulsa detak pertama akan
menyebabkan rangkaian kendali menset MSB dalam register SAR yang
menberikan keluaran 1000.0000
2. Setelah keluaran digital ini muncul, maka DAC akan mengkonversi menjadi
nilai Vout. Bila nilai ini lebih besar dari Vin, kelua ran dari pembanding akan
menyebabkan rangkaian kendali menset MSB regiser SAR.
3. Pada pulsa berikutnya secara berturut -turut, Bit MSB yang lebih rendah pada
register akan diuji dan diset. Bila suatu bit menyebabkan nilai Vout melebihi
Vin, maka bit yang bersangkutan akan diriset, akan tetapi jika nilai Vout lebih
kecil dari Vin maka bit yang bersangkutan akan diset.
4. Jika konversi telah selesai dilakukan dan tegangan Vout sama dengan Vin
menyebabkan output tegangam sama dengan 0. Maka register buffer mulai
menyimpan hasil akhir berupa nilai digital.
Berikut ini adalah gambar yang menunjukan konfigurasi pada ADC 0804 :
Keterangan :
ADC 0804 memiliki frekuensi clock internal sebesar 640 KHz, sedangkan
frekuensi clock eksternal dapat ditentukan dengan cara menghubungkan
komponenpewaktu pada pin 4 dan pin 19. Nilai resistor dan kapasitor pada
rangkaian pewaktu yang menetukan besarnya frekuensi osilasi ditentukan dengan
rumus :
1
Fclock (2-5)
1,1xRC
Tegangan referensi dapat meng gunakan tegangan acuan (Vref) yang secara
internal terhubung ke Vcc atau dengan memberikan tegangan acuan eksternal
(Vref/2) sesuai dengan kebutuhan jangkauan tegangan dan resolusi yang
diinginkan.
LCD sebagaimana output yang da pat menampilkan tulisan sehingga lebih mudah
dimengerti, dibanding jika menggunakan LED saja. Dalam modul ini
menggunakan LCD karakter untuk menampilkan tulisan atau karakter saja.
Tampilan LCD terdiri dari dua bagian, yakni bagian panel LCD yang terdiri
dari banyak “titik”. LCD dan sebuah mikrokontroller yang menempel di panel dan
berfungsi mengatur ‘titik-titik’ LCD tadi menjadi huruf atau angka yang terbaca.
Huruf atau angka yang akan ditampilkan dikirim ke LCD dalam bentuk kode
ASCII, kode ASCII ini diterima dan diolah oleh mikrokontroller di dalam LCD
menjadi ‘titik-titik’ LCD yang terbaca sebagai huruf atau angka. Dengan demikian
tugas mikrokontroller pemakai tampilan LCD hanyalah mengirimkan kode -kode
ASCII untuk ditampilkan. Berikut langkah menjalank an LCD yaitu langkah 1:
Inisialisasi LCD, langkah 2: tentukan jumlah karakter pada baris dan kolom,
langkah 3: tuliskan teks atau variabel dan tentukan lokasi tampilannya pada LCD,
sesuai dengan aturan perintah penulisannya pada program.
Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan RW:
Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD bahwa
anda sedang mengirimkan sebuah data. Untuk mengirimkan data ke LCD, maka
melalui program EN harus dibuat logika low “0” dan set pada dua jalur kontrol
yang lain RS dan RW. Ketika dua jalur yang lain telah siap, set EN dengan logika
“1” dan tunggu untuk sejumlah waktu tertentu ( sesuai dengan datasheet dari LCD
tersebut ) dan berikutnya set EN ke logika low “0” lagi.
Jalur RS adalah jalur Register Select. Ketika RS berlogika low “0”, data akan
dianggap sebagi sebua perintah atau instruksi khusus (seperti clear screen, posisi
kursor dll). Ketika RS berlogika high “1”, da ta yang dikirim adalah data text yang
akan ditampilkan pada display LCD. Sebagai contoh, untuk menampilkan huruf
“T” pada layar LCD maka RS harus diset logika high “1”.
Jalur RW adalah jalur kontrol Read/ Write. Ketika RW berlogika low (0), maka
informasi pada bus data akan dituliskan pada layar LCD. Ketika RW berlogika
high ”1”, maka program akan melakukan pembacaan memori dari LCD.
Sedangkan pada aplikasi umum pin RW selalu diberi logika low ”0”.
Pada akhirnya, bus data terdiri dari 4 atau 8 jalur (bergan tung pada mode operasi
yang dipilih oleh user). Pada kasus bus data 8 bit, jalur diacukan sebagai DB0 s/d
DB7.
2.9 Relay
RELAY 12vdc
Jenis relay menurut Kemampuan ke rjanya ada dua jenisnya yaitu relay DC
dan relay AC, relay DC dan AC dibedakan pada kumparan dan ukuran kontaktor
penghubung, jenis relay DC memiliki jumlah lilitan lebih sedikit dari relay AC,
pada ukuran kontaktor relay DC memiliki ukuran kontaktor lebih kecil, hal ini di
karenakan daerah yang di hadapi oleh kontaktor berbeda antara kontaktor arus AC
dan kontaktor arus DC, sedangkan dilihat dari kumparannya, pada kumparan dc
dialiri oleh arus dc, pada ac dialiri oleh arus ac. Sehingga yang terpenting dal am
pemilihan relay adalah spesifikasi ukuran kerja arus yang menunjukan ukuran
maksimum arus yang di tangani oleh kontaktor relay.
2.10 Transistor
1. Kaki c = kolektor
2. Kaki e = emitter
3. Kaki b = basis
RC
- +
RB
+ - +
+
+ VC E
+ - VC C
VBE -
VBB -
-
Dengan adanya garis beban dc sepintas kita dapat mengetahui daerah tegangan
vce yang aktif dari transistor, pada Gambar 2.13, dapat di ketahui saat transistor
bekerja dengan baik kecuali pada titik saturasi, atau titik sumbat ( cutoff ), daerah
kerja transistor yang baik pada titik tengah garis Q. Titik saturasi dapat dilihat di
perpotongan garis beban dan kurv a Ib = Ib (saturasi) pada saturasi diode kolektor
tidak lagi di bias terbalik, sehinga kerja transistor tidak normal.
Titik cut off keadan dimana Ib = 0 dan arus kolektor kecil atau dapat
diabaikan, diode emitter tidak lagi dibias maju, sehinggakerja tran sistor tidak
normal, dapat dianggap sebagai saklar terbuka. Sehingga daerah kerja yang
dibutuhkan agar transistor bekerja baik, adalah saat Ib < Ib(satu), atau saat aktif.
2.11 Motor Dc GearBox
Berikut tiga komponen utama motor dc: (1) Kutub medan. Secara sederhana
digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan perputaran
pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo
yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC
sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis
magnetik energi membesar melintasi bukaan diantara kutub -kutub dari utara ke
selatan. Elektromagnet menerima listrik dari su mber daya dari luar sebagai
penyedia struktur medan. (2) Dinamo. Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus
ini akan menjadi elektromagnet. Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke
as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil,
dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub -kutub, sampai
kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya
berbalik untuk merubah kutub -kutub utara dan selatan dinamo. (3) Kommutator.
Komponen ini terutama ditem ukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk
membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Kommutator juga membantu dalam
transmisi arus antara dinamo dan sumber daya.
Pada alat automatic blood coagulation timer ini dibuat dengan tujuan untuk
menghitung berapa lama waktu pembekuan darah. Maka penulis membuat
beberapa perencanaan rangkaian perangkat keras yang meliputi dari beberapa blok
yang diperlukan. Penulis juga mer encanakan spesifikasi alat yang akan dibuat. Di
mana data tersebut adalah sebagai berikut:
5. Frekuensi = 50 HZ
6. Fuse =3A
8. Mikrokontroler = AT89S51
Pada blok ini terdapat rangkaian power supply yang digunakan untuk
memberikan suplly +5vdc dan +12vdc ke rangkaian yang membutuhkan.
Pada blok ini terdapat 3 push button yang terangkai untuk mengendali kan
perintah-perintah yang ditujukan pada mikrokontroler yaitu 1). Start berfungsi
untuk memulai proses kerja dari alat yaitu menghitung lamanya pembekuan darah,
2). Reset berfungsi untuk mengulang kondisi awal atau timer, 3). Silent berfungsi
untuk mematikan bunyi buzzer.
Pada blok ini terdapat sensor suhu LM35 sebagai pendeteksi berapa suhu yang
terdapat pada ruang Sample Test Tube, lalu outputannya masuk ke ADC.
Pada blok ini terdapat rangkaian ADC (Analog to Digital Converter) yang
berfungsi mengubah besaran Analog dari blok sensor suhu menjadi besaran digital
yang akan diteruskan ke mikrokontroler untuk diolah dan ditampilkan pada
display.
Pada blok ini terdapat sebuah sensor magnet yaitu Red Switch y ang berfungsi
mendeteksi adanya suatu magnet yang dapat terdeteksi.
Pada blok ini terdapat rangkaian detector yaitu rangkaian yang mengendalikan
sensor magnet dalam memberikan suatu nilai tegangan ke IC mikrokontroler.
Pada blok ini terdapat rangkaian yang meng aktifkan motor dc dengan
kecepatan konstan, dimana putaran motor dc ini akan dimanfaatkan untuk
memutarkan tabung sample darah sebagai komponen pendukung proses
pembekuan darah.
Pada blok ini terdapat rangkaian control heater untuk mengerjakan sebuah
lampu sebagai heater yang dapat menstabilkan suhu pada ruang Sample Test Tube.
Pada blok ini display yang digunakan adalah berupa LCD, dimana
dikendalikan oleh mikrokontroler. Blok display ini berfungsi menampilkan data -
data yang diperintahkan oleh mikrokontroler seperti tampilan suhu, tampilan timer
dll.
Automatic Blood Coagulation Timer adalah Suatu alat yang dipakai pada
laboratorium rumah sakit untuk menghitung lamanya waktu pembekuan darah.
Automatic Blood Coagulation Timer memiliki tabung sample yang suhunya
dipertahankan sebesar 36 - 370C agar sesuai dengan suhu tubuh manusia.
Pertama lakukan test uji pendeteksi kuvet selama satu menit (60 detik)
befungsi untuk mengetahui adanya kuvet berada pada posisi benar atau salah,
selain itu juga dapat membandingkan ti mer alat dengan timer jam konvensional
apakah sama. Disini pendeteksi kuvet kerjanya diatur oleh output port 3.2 dengan
aktif low pada mikrokontroler. Setelah 1 menit kerja dari mikrokontroler akan
menyalakan alarm. Kemudian reset untuk mengulang kondisi a wal. Langkah
selanjutnya tunggu suhu pada ruang sample sampai mencapai 37 0C, saat ini
rangkaian heater bekerja yang diatur oleh output port 2.0 dengan aktif high.
Apabila suhu sudah mencapai 37 0C, masukan tabung sample yang telah terisi
sample. Lalu pengendali dan indicator detector ON menandakan bahwa sensor
magnet mendeteksi adanya magnet kerjanya diatur oleh output port 3.1 dengan
aktif low untuk indicator dan output port 2.5 dengan aktif low untuk sensor
magnet pada mikrokontroler , lalu tekan fungsi start dan akan terjadi proses
penghitungan timer (detik ke menit) untuk mengetahui lamanya pembekuan
darah, kerjanya diatur oleh output port 2.3 dengan aktif low pada mikrokontroler .
Saat fungsi start aktif, motor dc akan bergerak memutar tabung sample yang
berada pada kontruksi Sample Test Tube, kerjanya diatur oleh output port 2.2
dengan aktif high pada mikrokontroler . Apabila sample sudah membeku, batang
magnet dalam tabung sample akan berputar bersama tabung sample karena terikat
oleh darah yang telah mem beku dan memutuskan kerja sensor magnet. Lalu alarm
bunyi menandakan proses telah selesai, kerjanya output port 2.1 dengan aktif high
pada mikrokontroler, selain itu pada indicator detector akan off, kerja motor mati,
pengendalian dan indicator heater pun mati. Tekan fungsi Silent untuk mematikan
bunyi alarm yang kerjanya diatur oleh output port 2.4 dengan aktif low pada
mikrokontroler dan akan tampil pada display waktu pembekuan untuk sample
darah telah membeku kerjanya display berupa LCD diatur oleh outp ut port 0.0
sampai port 0.7 pada mikrokontroler. Semua tampilan pada LCD diatur oleh
program mikrokontroler.
3. Masukan tabung sample yang telah terisi oleh sample. Tekan fungsi start, saat
inilah pada display menampilkan counter timer dari 0 – waktu pembekuan
sample selesai dalam satuan second.
5. Lihat dan catat berapa lama waktu yang tertera pada display untuk proses
sample membeku. Setelah itu tekan f ungsi reset untuk menolkan timer.
Pada rangkaian data suhu ini, penulis menggabungkan antara rangkaian sensor
suhu dan rangkaian ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengularkan data
suhu yang ada. Adapun rangkaian sensor suhu tersebut menggunakan LM 35,
LM35 langsung dihubungkan dengan Vcc +5Vdc dan ground. Output dari LM35
langsung dimasukan pada inputan pin 6 pada ADC. Lalu ADC akan merubah
sinyal analog menjadi sinyal digital, kemudian outputan ADC akan dikirimkan ke
mikrokontroler pada port (1.0 – 1.7).
U2
LM350
VCC 3 2
VIN VOUT P 1.0 - P1.7
C1
U1 J1
ADJ
570uF
6 18 1
7 +IN DB0 17 2
1
-IN DB1 16 3
9 DB2 15 4
VREF/2 DB3 14 5
C2 150pF 4 DB4 13 6
10uF 19 CLKIN DB5 12 7
10K CLKR DB6 11 8
2 DB7
3 RD 5
1 WR INTR
CS
20 R3
VCC/VREF 1k
10K
ADC0804
VCC
10uF
VCC
1k
100
BZ1
BC559
BUZZER
VCC
10k
J1
1
2
3
output ADC 4
IC MICROCONTROLLER1 5
1 1 6
Reset P1.0
2 2 39 7
3 3 P1.1 P0.0/AD0 38 8
4 4 P1.2 P0.1/AD1 37 9
VCC P1.3 P0.2/AD2
5 5 36 10
6 6 P1.4 P0.3/AD3 35 11
10uf P1.5 P0.4/AD4
7 7 34 12
8 8 P1.6 P0.5/AD5 33 13
10K J8
9 P1.7 P0.6/AD6 32 14
indikator heater 3 10 RST P0.7/AD7 31 15
P3.0/RXD EA/VPP VCC
indikator detector 2 11 30 16
limit switch 1 12 P3.1/TXD ALE/PROG 29 D1
13 P3.2/INT0 PSEN 28
14 P3.3/INT1 P2.7/A15 27 LCD 16x2
CON3 15 P3.4/T0 P2.6/A14 26 6 Sensor Magnet
16 P3.5/T1 P2.5/A13 25 5 Silent
17 P3.6/WR P2.4/A12 24 4 Start
P3.7/RD P2.3/A11
1
18 23 3 Motor DC
19 XTAL2 P2.2/A10 22 2 buzzer
33pF XTAL1 P2.1/A9 21 1 Heater
12 MHz P2.0/A8
AT89S51
2
33pF
Untuk pin RST (reset) diberi rangkaian seperti yang terlihat dalam gambar 3.2
rangkaian reset tersebut akan mereset mikrokontroller kembali keprogram awal.
Untuk kegunaan masing-masing port pada IC mikrokontroller lebih jelasnya
dibuat dalam bentuk tabel 3.5.4 dibawah ini :
No mikrokontroller keterangan
1
2
LAMP
VCC 5
3
4
1
VCC 2
RELAY SPDT
1K
Diatas adalah rangkaian heater dimana prinsip kerjanya adalah diatur oleh
mikrokontroler yaitu ketika port 2.0 mendapat logika 1 akan mentriger basis
transistor, lalu relay bekerja karena telah mendapat suplly ground. Bek erjanya coil
relay akan mengubah kontak NO menjadi NC , dimana kontak NO (normalic
open) inilah yang penulis gunakan sebagai sakelar menghubungkan arus AC 220V
ke lampu sebagai heater.
3.5.5 Rangkaian Pengendali Motor DC
Untuk mendukung kerja dari sensor magnet yang mendeteksi darah membeku,
diperlukan rangkaian motor yang dapat memutar kuvet dimana sample
darah+batang magnet ditempatkan. Pembuatannya sendiri penulis menggunakan 1
buah motor dc. Rangkaiannya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
1
+
MG1
MOTOR GEARBOX
A
-
2
3
VDC
VCC 5
3
4
1
2
VCC
RELAY SPDT
1
1K +
MG1
A MOTOR GEARBOX
Port 10K
BD139
NPN-
2
2.2
VCC 5
3
4
1
2
Gambar 3.5.5 Rangkaian Pengendali Motor DC
RELAY SPDT
1K
BD139
10K NPN
1. Pin 7-14, sebagai input data D0-D7, terhubung ke port 0.0 – port 0.7.
2. Pin 6, sebagai sinyal masukan enable, terhubung ke port 2.6
3. Pin 4, sebagai input interuksi dan data, terhubung ke port 2.7
4. Pin 3, sebagai pengatur tingkat kontras LC D dengan dihubungkan resistor
10K.
Untuk menjalankan modul yang penulis buat tidak cukup merancang bagian
hardwarenya saja tetapi diperlukan adanya perangkat lunak (sofware), yaitu
berupa program-program yang bertujuan untuk mengerakan hardware sesuai
dengan fungsi alat yang diinginkan.
Tujuan utama dari modul yang dibuat penulis adalah agar dapat menghitung
berapa lama waktu pembekuan pada sample. CPU sebagai pengendali utama yaitu
mikrokontroller AT89S51 harus dapat memprose s data pengaturan menghitung
berapa lama waktu pembekuan sample yang kemudian dapat di tampilkan dalam
display.
Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai pengujian analisa modul
pemodelan alat automatic blood coagulation timer. Untuk mendukung pengujian
dan analisa modul ini terlebih dahulu pe nulis akan menguraikan persiapan alat dan
komponen-komponen yang digunakan untuk pembuatan modul ini, serta alat
penunjang yang diperlukan selama proses pengujian dan analisa.
Pengujian modul ini penulis bagi menjadi dua bagian, yaitu pengujian dan
analisa subsistem serta pengujian dan analisa sistem yang meliputi penggabungan
dari rangkaian subsistem secara keseluruhan.
Sebelum pembuatan modul yang akan dijadikan sebagai bahan pendataan pada
penulisan kaya tulis ilmiah ini, terleb ih dahulu dipersiapkan bahan -bahan dan alat-
alat yang diperlukan. Selain itu penulis juga mempelajari buku -buku dari study
pustaka yang berhubungan dengan rangkaian yang akan dijadikan modul,
mempelajari rangkaian dan pembahasannya serta menentukan titik p engukuran
untuk mempermudah pendataan. Komponen -komponen yang dipergunakan untuk
membuat modul alat ini adalah sebagai berikut:
Blok
NO Nama Komponen Type Jumlah Ket
Rangkaian
1 Power Supply - Kabel Power 1
DC (+5 & - Trafo CT 3A 1
+12) - Dioda 4
- Fuse 3 A 1
1
- Saklar On/Off 1
- IC LM7805 1
- IC LM7812 1
- Cap Polar :
4700uF/35v 2
- Cap NP : 104J 1
- Resistor : 1k 1
- LED
2 Tampilan - LM 35 1
Suhu diolah - ADC 0804 1
AT89s51 - IC AT89s51 1
dengan LCD - LCD 16x2 1
- Cap Polar : 570uF, 1,2
10 uF
- Cap NP : 150pF, 1,1,2
10uF, 33uF
- PushButton 2 Kaki 1
- Crystal/XTAL 1
- Resistor : 10K & 1,1
1K 2
- R Var(Multiturn) :
10K 1
- Dioda
3 Driver - GearBox Motor DC 1
GearBox 3v 1
Motor DC 3v - Relay 1
- Resistor : 1K, 10k 1
1
4 Penstabil Suhu - Lampu 5 watt 1
- Resistor : 330 1
1
1
1
5 Sensor Magnet - Red Switch 1
- Transistor BC559 1
- Resistor : 100, 220, 1
1K 1
- Buzzer 1
- LED
6 Switch Control - Push Button 3
Setelah semua persiapan alat dan bahan telah siap kemudian modul juga telah
selesai dibuat, maka langkah selanjutnya adalah menentukan test point (TP) pada
modul dengan tujuan mempermudah penganalisaan. Adapun TP tersebut adalah
sebagai berikut :
Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan pada rangkaian yang telah dibuat
pada titik pengukuran, penulis melakukan pendataan dengan AVOmeter digital.
Dalam pengujian ini alat yang digunakan adalah thermometer yang umum
digunakan dan menggunakan AVOmeter digital untuk melihat besarnya tegangan
keluaran dari sensor suhu. Caranya adalah dengan mencocokkan nilai 0C pada
alat dengan nilai tegangan pada AVOmeter. Hasilnya dicatat pada table yang telah
tersedia.
30 300
31 310
32 320
33 330
34 340
35 350
36 360
37 370
38 379
mV
379
370
360
350
340
330
320
310
300
0
30 31 32 33 34 35 36 37 38 C
Gambar 4.3.1 Grafik Sensor suhu LM35
Dari hasil pengukuran yang disertai dengan grafik, maka dapat disimpulkan
bahwa sensor cukup linear.
Kondisi
TP output
sensor
Tidak
4,91 V
TP2 mendeteksi
Mendeteksi 4,91 V
1. Thermometer
2. Stopwatch
4.4.2 Pengujian
Pada pengujian ini penulis akan menguji suhu pada daerah 36 – 370C apakah
dapat stabil selama waktu yang telah penulis tetapkan.
Adapun hasil uji fungsi dari suhu pada ruangan sample dapat dilihat :
suhu
Lamanya waktu
thermometer Tampilan pada display
1. Tombol start pada alat ditekan bersamaan dengan penekanan tombol start
pada stopwatch.
2. Tekan tombol stop pada alat bersamaan dengan penekanan tombol stop
pada stopwatch.
Adapun hasil uji fungsi dari timer pada pesawat dapat dilihat pada table
Table 4.4.2.2 Data pengujian timer pesawat
0 – 1 menit 01 : 00 00 : 59 Off
0 – 10 menit 10 : 00 09 : 59 Off
0 – 15 menit 15 : 00 14 : 59 Off
0 – 20 menit 20 : 00 19 : 59 On
Setelah melihat table pengujian diatas, dapat disimpulkan bahwa timer pada
alat yang penulis buat dapat bekerja cukup baik.
Selain melakukan pengujian seperti di atas, penulis juga melak ukan pengujian
sample dengan menggunakan darah, apakah alat yang penulis buat dapat bekerja
sesuai dengan yang direncanakan, yaitu dapat menentukan berapa lama waktu
pembekuan darah. Pengujian ini dilakukan dengan urutan kerja sebagai berikut :
3. Tombol start pada alat ditekan bersamaan dengan penekanan tombol start
pada stopwatch.
4. Saat buzzer berbunyi dan indicator sample membeku mati, maka secara
otomatis timer berhenti berjalan.
6. Pada kondisi ini kita dapat menekan tombol silent untuk mematikan bunyi
buzzer, atau menekan langsung tombol reset yang akan menolkan timer
dan mematikan buzzer. Adapun hasil pengujian dari pembekuan sample
dapat dilihat pada table :
Sesuai suhu
Belum
2 Ditekan ruang sample On Off ON - -
0
membeku
36 - 37 C
Sesuai suhu
Setelah OF
3 ruang sample membeku Off On 02 : 28 02 : 28
ditekan 0
F
36 - 37 C
KESIMPULAN
Pada bab ini penulis akan menyampaikan beberapa uraian yang penulis
dapatkan dari hasil pelaksanaan perancangan, pembuatan, pengujian dan
penganalisaan modul, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
2 Ethel Sloane, Anatomi dan Fisiologi untuk pemula, Jakarta:penerbit buku
EGC, 2003
Drs. Yon Rijono, “Dasar Teknik Tenaga Listrik”, Edisi Revisi, Penerbit Andi,
Yogyakarta 1997.
Ethel Sloane, Anatomi dan Fisiologi untuk pemula, Jakarta: penerbit buku
EGC, 2003
DAFTAR LAMPIRAN
2
+ A-
54 R
E
N
G
D
L
B
C
I
M
O
T
U
A t
e
h
S
-+ +3 12 E
R
T
D
P
S
Y
A
L
-
c V
d
v
3 C
BN
9
3
1
DP P S
T
N
A
L
D
O
M
E L
A
IR
H
F
O
t
g
a
rM
o
s
n
e
S E
B
1
5
9
8
L
T
N
O
K
IM
S
A
R
K 12 L
0
1 P
M
A M D
A
D
G
N
R
I
W r W
b
tN
n
e
m
u
c
o 0
2
9
t1
g
u
,A
y
a
s
n
d
e
S
T
A
R S
T
N
E
IL K
1
C
V itle S
T eB D
iz :
te
a
54
1123456789
J 2
x
6
1
D
C
L 8 1
R 0 3 12 R
T
D
P
S
Y
A
L
E
011
1 21
31
41
51
6
9N
3
1
D
BP
k
1 9
5
C
B C
V
C
V C
V
1
D K
0
1
1
Z
B R
E
Z
U
B K
1
K
0
1 C
V C
V
93
3 83 73 63 53 433 23 13 02 92 82 72 62 52 42 321 2
DE PP
/V
A N
E
S
0P 9P
/A
.1
28
/A
.0
2
DP
./A
0
PDP
/A
.1
0 DP
/A
.2
0 DP
/A
.3
0 DP
/A
.4
0 DP
/A
.5
0 DP
/A
.6
0 /A
.7
0 GP
O
R
/P
E
L
A 5P
1
/A
.7
2 4P
1
/A
.6
2 3P
1
/A
.5
2 1P
/A
.4
2 1P
/A
.3
2 1
./A
2
1P
E
L
T
N
O
IR
M
C.0P
1 .P
1 .2P
1 .3P
1 .4P
1 .5P
1 .6P
1 .7R
1 TP
S DP
X
/R
.0
3 DP
X
/T
.1
30P
T
/IN
.2
3 1P
T
./IN
3 0P
/T
.4
3 1P
/T
.5
3 RP
/W
.6
3 DX
/R
.7
3 2X
L
A
T T
A
1 A
L 2
5
S
9
8
T
1234567891 011 21 31 41 51 61 71 81 9 2 F
p
3
h
c
w
S
t
m
i
L
z
H
M
2
1
13
F
p
5
+ d
n
u
o
r
G 2
1
+
r
o
c
t
e
D
.
d
n
I
J
4 J
5 J
6
K
1 123 123 123 C
3
N
O
K1
0
1 f
u
0 C
V 1 D
K 2L
D
E
r
t
a
e
H
.
d
n
I
K
1
T
S
E
R
C
V C
V J
4
0
1
31
Rk 3 3
J
4
0
1
T
U
O T
U
O
11
871
61
51
41
31
21 53 8
4 1IN L
U O
/T
C
5
0
8
7
M 5 1IN L
U 3
O
/T
C
2
1
8
7
M
0D
B
D1D
B2D
B3D
B4D
B5D
B6D
B RW
7 IN
B T DU
RA
N
G2
IN-INV
+ /2 C
F
E
R INC
K
LRR
K
L DC
SV
FA
E
/R
C4
8
0
C
D
67 9 41 9212 0 C 41
f
u
0 V
5
2
F
u
0
7
4
B~ + ~
E
G
ID
R
15
CF
u
0
7 -
K
0
1 C
V
F
p
0
5
1 C
V
K
0
1 568
21
C F
u
0
T1 4
1
C
E
M
O
F
S
N
A
R
T
SS
1 H
C
IT
W
O
U
V
S
V
T
+
1L
UO 3
/T
5
3
M
2
C
V FS
E
S
UI1
V2
2 C
A
V
0
List Program Sofhi
ORG 3H
RETI
ORG 0BH
AJMP TIMERINTERRUPT
ORG 13H
RETI
ORG 23H
RETI
ORG 30H
;===============
;LCD KONSTANTA
;===============
;==========
;PORT LCD
;==========
PLCD EQU P0
;============
;ADC ADDRES
;============
PADC EQU P1
;==========
;========================================
;========================================
TXT_6 : DB 'TEKAN',0
TXT_7 : DB 'ENTER',0
;=================================================
TIMERINTERRUPT:
MOV TL0,#0AFH ;
MOV TH0,#03CH ;
DJNZ PENCACAH20,ENDINTERUPSI ;
MOV PENCACAH20,#20 ;
CALL JAMDIGITAL ;
ENDINTERUPSI: ;
RETI ;
;
INITTIMER: ;
CLR CONTROLBIT ;
MOV PENCACAH20,#20 ;
MOV DETIK,#00 ;
MOV MENIT,#00 ;
CALL UPDATEDISPLAY ;
ANL TMOD,#11110000B ;
ORL TMOD,#00000001B ;
MOV TL0,#0AFH ;
MOV TH0,#03CH ;
SETB ET0 ;
SETB EA ;
SETB TR0 ;
RET ;
KOSONGAN: ;
JMP KABUR ;
JAMDIGITAL: ;
INC DETIK ;
MOV A,#60 ;
CJNE A,DETIK,UPDATEDISPLAY ;
JB LIMIS_S,KOSONGAN ;
MOV DETIK,#00 ;
SATUMENIT: ;
INC MENIT ;
MOV A,#20 ;
CJNE A,MENIT,REUPDATEDISPLAY1 ;
MOV MENIT,#00 ;
JMP ENDPROSES ;
UPDATEDISPLAY: ;
MOV A,DETIK ;
MOV B,#10 ;
DIV AB ;
MOV DETIK1,B ;
MOV DETIK10,A ;
UPDATEDISPLAY1: ;
MOV A,MENIT ;
MOV B,#10 ;
DIV AB ;
MOV MENIT1,B ;
MOV MENIT10,A ;
RET ;
REUPDATEDISPLAY1: ;
MOV DETIK1,#0 ;
MOV DETIK10,#0 ;
JMP UPDATEDISPLAY1 ;
CALL LCDINS ;
CALL DELAY2 ;
CALL DELAY ;
DJNZ R7,ULANG ;
RET ;
;=============
;MAIN PROGRAM
;=============
CALL INITLCD
MOV A,#080H
CALL LCDINS
MOV DPTR,#TXT_1A
CALL LCDSTRING
MOV A,#0C0H
CALL LCDINS
MOV DPTR,#TXT_1B
CALL LCDSTRING
MOV A,#03
CALL DELAY3
CALL INITLCD
MOV A,#080H
CALL LCDINS
MOV DPTR,#TXT_2_1
CALL LCDSTRING
MOV A,#0C0H
CALL LCDINS
MOV DPTR,#TXT_2_2
CALL LCDSTRING
MOV A,#03
CALL DELAY3
CALL INITLCD
MOV A,#080H
CALL LCDINS
MOV DPTR,#TXT_2
CALL LCDSTRING
MOV A,#0C0H
CALL LCDINS
MOV DPTR,#TXT_3
CALL LCDSTRING
MOV A,#03
CALL DELAY3
CALL INITLCD
MOV A,#080H
CALL LCDINS
MOV DPTR,#TXT_10
CALL LCDSTRING
MOV A,#0C0H
CALL LCDINS
MOV DPTR,#TXT_11
CALL LCDSTRING
MOV A,#03
CALL DELAY3
CALL INITLCD
MOV A,#080H
CALL LCDINS
MOV DPTR,#TXT_3A
CALL LCDSTRING
MOV A,#0C0H
CALL LCDINS
MOV DPTR,#TXT_3B
CALL LCDSTRING
MOV A,#03
CALL DELAY3
MOV DETIK1,#00 ;
MOV DETIK10,#00 ;
MOV MENIT1,#00 ;
MOV MENIT10,#00 ;
MOV DETIK,#00 ;
MOV MENIT,#00 ;
JMP SET_MULAI ;
;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;
MOV A,#0CCH ;
CALL LCDINS ;
MOV A,MENIT1 ;
ADD A,#30H ;
CALL LCDDAT ;
MOV A,#0CBH ;
CALL LCDINS ;
MOV A,MENIT10 ;
ADD A,#30H ;
CALL LCDDAT ;
MOV A,#0CFH ;
CALL LCDINS ;
MOV A,DETIK1 ;
ADD A,#30H ;
CALL LCDDAT ;
MOV A,#0CEH ;
CALL LCDINS ;
MOV A,DETIK10 ;
ADD A,#30H ;
CALL LCDDAT ;
RET ;
DEC CONTER ;
MOV A,#02 ;
CALL DELAY3 ;
RET ;
;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;
CALL LCDINS
CALL LCDSTRING
MOV A,#0C0H
CALL LCDINS
CALL LCDSTRING
INSTRUKSI: ;perintah
INTERUPSI2A:
INTERUPSI2:
call normal2 ;
JMP INTERUPSI2
INTERUPSI3:
call normal2
CALL DISPLAYWAKTU
JMP INTERUPSI3
CLR ET0 ;
CLR EA ;
CALL LCDSTRING ;
MOV A,#080H ;
CALL LCDINS ;
CALL LCDSTRING ;
JMP HIP ;
CLR ET0 ;
CLR EA ;
JMP $ ;
PRINTSTRINGLOOP: ;
CALL LCDDAT ;
INC DPTR ;
LCDSTRING: ;
CLR A ;
MOVC A,@A+DPTR ;
JNZ PRINTSTRINGLOOP ;
RET ;
LCDINS: ;
MOV PLCD,A ;
CLR LCDRS ;
SJMP LCDOUT ;
LCDDAT: ;
MOV PLCD,A ;
SETB LCDRS ;
LCDOUT: ;
SETB LCDE ;
CALL DELAY ;
CLR LCDE ;
CALL DELAY ;
RET ;
INITLCD: ;
MOV A,#DISPCLR ;
CALL LCDINS ;
CALL DELAY ;
MOV A,#FUNCSET ;
CALL LCDINS ;
CALL DELAY ;
MOV A,#DISPON ;
CALL LCDINS ;
CALL DELAY ;
MOV A,#ENTRMOD ;
CALL LCDINS ;
CALL DELAY ;
MOV A,#DISPCLR ;
CALL LCDINS ;
CALL DELAY2 ;
RET ;
;=======PROSEDUR DELAY=========
DELAY3: ;
MOV PUTR,A
MUTERZ: ;
CALL DELAY2 ;
DJNZ PUTR,MUTERZ ;
RET ;
DELAY2: ;
MOV R5,#130 ;
MUTERX: ;
MOV R6,#250 ;
CALL DELAY ;
DJNZ R6,$ ;
DJNZ R5,MUTERX ;
RET ;
DELAY: ;
MOV R3,#08 ;
MUTER: ;
MOV R4,#0255 ;
DJNZ R4,$ ;
DJNZ R3,MUTER ;
RET ;
ADC: ;
MOV A,PADC ;
RET ;
READ_TEMP: ;
MOV A,#08AH ;
CALL LCDINS ;
CALL ADC ;
ADD A,#02 ;
MOV dataADC,A ;
MOV B,#0100 ;
DIV AB ;
ADD A,#030H ;
CALL LCDDAT ;
MOV A,B ;
MOV B,#010 ;
DIV AB ;
ADD A,#030H ;
CALL LCDDAT ;
MOV A,B ;
ADD A,#030H ;
CALL LCDDAT ;
RET ;
NORMAL2: ;
MOV A,dataADC ;
SUBB A,H_TEMP ;
CLR RELAY_HEATER
SETB INDIKATOR1
JMP RT21
SETB RELAY_HEATER
CLR INDIKATOR1
MOV H_TEMP,#38
RET
SETB INDIKATOR1
CLR RELAY_HEATER
mov H_TEMP,#36
RET