Anda di halaman 1dari 28

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebidanan Komunitas adalah suatu bidang dalam kebidanan yang
merupakan perpaduan antara kebidanan dan kesehatan masyarakat serta
mengutamakan pelayanan promotof, preventif serta berkesinambungan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif serta menyeluruh terpadu,
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok masyarakat sebagai satu
kesatuan yang utuh melalui proses asuhan kebidanan untuk meningkatkan
fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya
kesehatannya. Berdasarkan pengertian diatas, kegiatan Praktik Klinik
Kebidanan Komunitas ini berbentuk kegiatan belajar proyek yang akan
memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk melaksanakan
praktik pada situasi sebenarnya atau tatanan nyata di lapangan. Peserta didik
diberi kesempatan menerapkan semua mata ajaran yang pernah didapat
dibangku kuliah.
Secara umum, dari hasil pengamatan yang kami lakukan di Desa
Hargomulyo Kecamatan Kedewan masih kurang mendapatkan pengetahuan
tentang kesehatan terutama dalam bidang perilaku hidup bersih dan sehat
yang dapat dilihat dari keadaan lingkungan sekitar masih banyak sampah
yang berserakan dan saluran pembuangan air yang tersumbat oleh sampah
serta sebagian warga masih melakukan kebiasaan buang air besar di kali
dikarenakan kondisi ekonomi dan lingkungan yang tidak mendukung untuk
pembuatan jamban. Untuk masalah kebidanan yang kami amati, di Desa
Hargomulyo terdapat warga dengan ibu hamil resiko tinggi dan stunting.
Dalam hal ini mahasiswa berusaha agar pengetahuan masyarakat bisa
meningkat serta mampu berperan aktif dalam menjaga kesehatan individu
maupun keluarga sebagai upaya pencegahan penyakit.
Sehubungan dengan hal tersebut mahasiswa Diploma III Kebidanan
STIKes Insan Cendekia Husada Bojonegoro melaksanakan kegiatan Praktik
Kebidanan Komunitas di Desa Hargomulyo Kecamatan Kedewan Kabupaten

1
2

Bojonegoro dengan tujuan menerapkan dan mengaplikasikan ilmu yang telah


diperoleh saat pembelajaran di Institusi khususnya dalam mata kuliah Asuhan
Kebidanan Komunitas.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan Praktik Kebidanan Komunitas di Desa
Hargomulyo Kecamatan kedewan Kabupaten Bojonegoro diharapkan
mahasiswa mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya kesehatan perempuan (women well being) di wilayah
kerja bidan. Dan mampu mengidentifikasi masalah kebidanan maupun
kesehatan secara umum dalam pengelolaan pelayanan kesehatan
khususnya kebidanan, pemberdayaan peran masyarakat dan
peningkatan pelayanan KIA/KB dalam masyarakat.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai
dengan tanggung jawab bidan
2. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan,
perawatan nifas, dan perinatal secara terpadu
3. Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko
kehamilan, persalinan, nifas, dan perinatal
4. Mendukung program-program pemerintah lainya untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan anak
5. Mengenali wilayah praktik kebidanan komunitas
a. Geografi
b. Demografi
c. Kepala Keluarga (KK)
d. Derajat Kesehatan Lingkungan
6. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan pelayanan di
masyarakat
7. Memusyawarahkan masalah dengan masyarakat
3

8. Melaksanakan kegiatan pelayanan kebidanan di masyarakat


a. Pemeriksaan antenatal di polindes, BPS, dan Puskesmas
b. Pertolongan Persalinan/Asisten penolong persalinan
c. Pelayanan kesehatan ibu nifas
d. Asuhan bayi baru lahir
e. Pelayanan kesehatan pada bayi
f. Pelayanan KB dan kesehatan reproduksi
9. Melaksanakan praktik manajerial kebidanan komunitas
a. Pemantauan wilayah setempat (PWS) KIA
b. Administrasi KIA dan Posyandu
c. Pengabdian Masyarakat
10. Meningkatkan dan menggerakkan peran serta masyarakat
11. Menyampaikan hasil serta evaluasi praktik kebidanan komunitas
a. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) II
b. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) III
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Institusi
Menjadi salah satu sumber referensi bagi institusi dan mahasiswa
yang akan melakukan penelitian dengan masalah asuhan kebidanan
komunitas.
1.3.2 Bagi Mahasiswa
1. Dapat menerapkan teori yang di dapat dari akademi pada
kehidupan masyarakat secara langsung.
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam pengelolaan
pelayanan kebidanan di masyarakat.
1.3.3 Bagi Masyarakat
1. Meningkatkan dan merubah perilaku kehidupan yang sehat dalam
lingkungan masyarakat.
2. Menambah pengetahuan masyarakat di bidang kesehatan
khusunya bidang kebidanan.
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Batasan Keluarga


Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dengan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. ( Depkes,
2010 )
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungandarah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan
didalam perannya masing – masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan.
2.2 Struktur Keluarga
2.2.1 Struktur keluarga dan macam – macam diantaranya :
1. Partilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
2. Martilinial
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disususn melalui
jalur garis ibu.
3. Matriokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
4. Patriokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
5. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian

4
5

keluarga karena adanya hubungan, suami atau istri.


2.2.2 Peran Keluarga
Peran keluarga menggunakan seperangkat Perilaku
Intrapersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu
dalam posisi dan situasi, tertentu. Peran individu dlam keluarga
didasari, oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga kelompok dan
masyarakat.
Berbagai peran yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai
berikut:
1. Peran ayah
Sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anak, pecari nafkah,
pendidik, pelindung, kepala keluarga, anggota dari kelompok
sosialnya, anggota masyarakat dari lingkungannya.
2. Peran ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anak, mengurus rumah tangga,
mengasuh dan pendidik, pelindung dari salah satu kelompok
dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masnyarakat dari
lingkungannya, pencari nafkah tambahan dalam keluarga..
3. Peran Anak
Melaksanakan peranan psikososial sesuai tingkat perkembangan
baik fisik, mental maupun spiritial.
2.3 Konsep Manajemen Asuhan Keluarga
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
menggunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori, penemuan, ketrampilan dalam tahap yang logis
untuk mengambil suatu keputusan yang berfokus pada keluarga.
Langkah-langkah manajemen kebidanan (varney) :
2.3.1 Pengumpulan data
Pada langkah pertama ini di kumpulkan semua data dasar untuk
evaluasi, tahap ini merupakan langkah awal yang menetukan
langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus
yang di hadapi dan menentukan proses interprestasi yang benar /
6

tidak dalam tahap selanjutnya sehingga dalam pendekatan ini harap


komperhensif meliputi data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan
sehingga dapat menggambarkan data yang valid.
2.3.2 Interprestasi data dasar
Data dasar yang sudah di kumpulkan di interprestasikan
sehingga dapat dirumuskan diagnose dan masalah yang spesifik.
2.3.3 Mengantisipasi masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnose potensial yang sudah di interprestasi, bila memungkinkan
di lakukan pencegahan dan waspada serta bersiap – siap mencegah
diagnose atau masalah potensial benar-benar terjadi
2.3.4 Kolaborasi /melakukan evaluasi kebutuhan
Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses
manajemen kebidanan. Dari data yang di kumpulkan dapat
menunjukan suatu situasi yang memerlukan intervensi langsung.
2.3.5 Rencana asuhan
Pada langkah ini di rencanakan asuhan yang menyeluruh
berdasarkan langkah – langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnose yang telah
yang di identifikasi atau di antisipasi.
2.3.6 Penerapan rencana asuhan / tindakan
Pada langkah ini,rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
di uraikan pada rencana tindakan harus di laksanakan secara efisien
dan nyaman.
2.3.7 Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi, keefktifan dari asuhan
yang sudah di berikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar - benar terpenuhi atau sesuai dengan kebutuhan
sebagai mana telah di identifikasi dalam diagnose dan masalah. Ada
kemungkinan bahwa sebagian rencana efektif sedang dalam
managemen asuhan kebidanan pada keluarga ada beberapa bagian
yang memang menjadi pokok dalam keluarga antara lain :
7

1. Lima tugas dalam keluarga dalam bidang kesehatan


a. Mengenal gangguan perkembangan kesehstan setiap
anggotanya
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang
tepat
c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang
sedang mengalami masalah kesehatan seperti sakit
d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
e. balik antara keluarga dan lembaga kesehatan yang
menunjukan pemanfaatan fasilitas dengan baik.
2. Peran bidan dalam asuhan kebidanan keluarga:
a. Pelaksana
Memberikan asuhan kesehatan kepada anggota keluarga
yang sakit
b. Pengelola
Koordinator pelayanan kesehatan keluarga
c. Fasilitator
Menjadikan layanan mudah di jangkau, mudah
menampung permasalahan yang di hadapi dan membantu
mencari jalan penyelesaianya.
d. Pendidik
Merubah perilaku keluarga dari yang tidak sehat menjadi
sehat. Penyuluhan dan konsultasi memberikan petunjuk
tentang asuhan kesehatan dasar pada keluarga disamping
menjadi penasehat dalam mengatasi masalah kesehatan
keluarga.
3. Faktor-faktor yang menghambat dalam proses asuhan keluarga
a. Hambatan dari keluarga
1. Pendidikan rendah
2. sumber daya keluarga ( keuangan sarana,
dan prasarana )
b. Hambatan dari bidan
8

1. Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan


mencukupi
2. Kondisi alam
3. Kesulitan dalam komunikasi
4. Keterbatasan pengetahuan tentang kultur keluarga
c. Prinsip asuhan keluarga :
1. Keluarga merupakan satu unit kesatuan pelayanan
kesehatan
2. Melibatkan peran aktif seluruh keluarga dalam
merumuskan masalah
3. Utamakan kegiatan promotif dan preventif, dengan
tidak mengabaikan kuratif dan rehabilitative
4. Memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal
mungkin
5. Sasaran asuhan adalah keluarga secara keseluruhan
6. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan
pemecahan masalah Kegiatan utama dalam
memberikan askeb adalah penyuluhan kesehatan dan
asuhan kesehatan dasar perawatan di rumah di
utamakan terhadap keluarga inti.
2.3 Kehamilan
2.3.1 Pengertian
Kehamilan adalah proses yang normal, alamiah yang diawali
dengan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin dan
dimulai sejak konsepsi sampai persalinan (Dewi, Sunarsih, 2011)
Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau
9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan
dibagi dalam 3 periode yaitu triwulan pertama dari konsepsi sampai
3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan
ketiga dari bulan ketujuh samapi 9 bulan. Kehamilan melibatkan
perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial
dalam keluarga, pada umumnya kehamilan berkembang dengan
9

normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui


jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan diharapkan
(Prawirohardjo, 2011)
2.3.2 Proses Terjadinya Kehamilan
Proses permulaan kehamilan ketika bersatunya sel telur
(ovum) dan sperma atau disebut fertilisasi. Ovum yang telah dibuahi
ini segera membelah diri sampai stadium morula selama 3 hari dan
bergerak kearah rongga rahim oleh rambut getar tuba (silia) dan
kontraksi tuba, hasil konsepsi tiba dalam kavum uteri pada tingkat
blastula. Hasil konsepsi akan menanamkan dirinya dalam
endometrium (nidasi). Ketika blastula mencapai rongga rahim,
endometrium berada dalam masa sekresi sehingga blastula dengan
bagian yang berisi masa sel dalam akan mudah masuk kedalam
desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan
menutup lagi. Apabila nidasi telah terjadi, maka dimulailah
diferensiasi sel-sel blastula. Kemudian blastula akan berkembang
akan berkembang menjadi janin. Untuk mencukupi kebutuhan janin
maka dibentuk plasenta. Plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan
kurang lebih 16 minggu, dan berfungsi untuk memberikan makanan
pada janin. Respirasi janin, untuk tempat sekresi bagi janin, dan
tempat pembentukkan hormon dan juga tempat menyalurkan segala
kebutuhan janin. Didalam rahim juga diproteksi oleh air ketuban,
volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1000-
1500cc, air ketuban berwarna putih keruh, berbau amis (Pantikawati
& Saryono, 2010)
2.3.3 Tanda–Tanda Kehamilan
1. Tanda yang tidak pasti (probablesign) / tanda mungkin
kehamilan
Indikator mungkin hamil adalah karakteristik-
karakteristik fisik yang bisa di lihat atau sebaliknya diukur oleh
pemeriksa dan lebih spesifik dalam perubahan-perubahan
psikologis yang disebabkan oleh kehamilan. Kedua jenis tanda
10

dan gejala kehailan di atas mungkin ditemukan pada kondisi


yang lain, meskipun tidak dapat dipertimbangkan sebagai
indikator-indikator positif suatu kehamilan. Semakin banyak
tanda tidak pasti ditemukan semakin besar kemungkinan
kehamilan. Tanda-tanda mungkin adalah sebagai berikut :
a. Amenorhea
Bila seorang wanita dalam masa mampu hamil,
apabila sudah nikah mengeluh terlambat haid, maka
pikirkan bahwa dia hamil, meskipun keadaan stress, obat-
obatan, penyakit kronis dapat pula mengakibatkan
terlambat haid
b. Mual dan muntah
Mual dan muntah merupakan gejala umum, mulai
dari rasa tidak enak sampai mudah yang berkepanjangan.
Dalam kedokteran sering dikenal morningsicknesskarena
munculnya sering kali pagi hari. Mual dan muntah
diperberat oleh makanan yang baunya menusuk dan juga
oleh emosi penderita yang tidak stabil. Untuk mengatasi
penderita perlu diberi makanan yang ringan, mudah dicerna
dan jangan lupa menerangkan bahwa keadaan ini dalam
batas normal orang hamil. Bila berlebihan dapat pula
diberikan obat-obatan anti muntah
c. Mastodinia
Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada
payudara disebabkan payudara membesar. Vaskularisasi
bertambah, asimus dan duktus berproliferasi karena
pengaruh estrogen dan progesteron
d. Quickening
Quickening adalah persepsi gerakan janin pertama,
biasanya disadari oleh wanita pada kehamilan 18-20
minggu
e. Keluhan kencing
11

Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing


malam, disebabkan karena desakan uterus yang membesar
dan tarikan uterus ke cranial
f. Konstipasi
Ini terjadi karena efek relaksasi progesteron atau
dapat juga karena perubahan pola makanan
2. Tanda Pasti Kehamilan
Indikator pasti kehamilan adalah penemuan-penemuan
keberadaan janin secara jelas dan hal ini tidak dapat dijelaskan
dengan kondisi kesehatan yang lain.
2.4 Kehamilan Dengan Resiko Tinggi
2.4.1 Pengertian
Kehamilan resiko tinggi adalah ibu hamil dengan berbagai
faktor resiko yang dapat mengganggu proses kehamilan sampai
bersalin atau mengancam jiwa ibu dan janin
Ibu hamil dengan resiko tinggi adalah ibu hamil yang
mengalami risiko atau bahaya yang lebih besar pada waktu
kehamilan maupun persalinan, bila dibandingkan dengan Ibu Hamil
yang normal.
1. Kriteria Ibu Hamil dengan Faktor Resiko, yaitu :
a. Usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
b. Paritas primipara (kehamilan pertama) atau kehamilan
telah lebih dari empat.
c. Jarak persalinan terakhir kurang dari 2 tahun
d. Tinggi badan kurang dari 142 cm
e. Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm pada trimester III
2. Ibu Hamil Yang Tergolong Resiko Tinggi yaitu :
a. Ibu hamil yang sering pusing berat, penglihatan kabur, kaki
bengkak dan kenaikan tekanan darah
b. Ibu hamil dengan kelainan letak (sungsang atau lintang
c. Ibu hamil yang diperkirakan bayinya kembar
d. Riwayat kehamilan jelek
12

e. Ibu dengan riwayat penyakit jantung, ginjal, TBC, liver,


hipertensi dan penyakit berat lainnya.
2.4.2 Masalah Yang sering Terjadi
Ada beberapa masalah yang sering ditemukan pada wanita
hamil dengan usia di atas 35 tahun, seperti diabetes gestational
(diabetes yang muncul pada saat kehamilan), tekanan darah tinggi
dan juga masalah-masalah pada janin. Wanita hamil dengan usia
yang lebih tua juga akan lebih sering mengalami masalah pada
kandung kemih dibandingkan wanita hamil dengan usia yang lebih
muda. Resiko-resiko lainnya adalah resiko keguguran lebih besar,
lebih banyak yang melahirkan melalui operasi Caesar karena kondisi
yang tidak memungkinkan untuk melahirkan secara normal, dan
juga memiliki resiko lebih tinggi melahirkan bayi cacat.
Saat berusia akhir 30-an, wanita cenderung mengalami
kondisi-kondisi medis berkaitan dengan sistem reproduksi, seperti
fibroid uterine dan tumor otot. Fibroid uterine adalah pertumbuhan
sel otot atau jaringan lain di dinding uterus, membentuk tumor.
Fibroid uterine dan tumor otot bisa menimbulkan rasa nyeri atau
perdarahan vagina saat kehamilan berkembang. Jika wanita tersebut
hamil di atas usia 40 tahun, tingkat keparahannya bahkan lebih berat
lagi. Problem-problem tadi bisa bertambah dengan adanya hemoroid
(wasir), inkontinensi (kesulitan menahan keluarnya urin), varises,
problem-problem pembuluh darah, nyeri otot, nyeri punggung, dan
juga proses melahirkan yang lebih sulit dan lebih panjang.
Selain resiko melahirkan bayi dengan Sindroma Down, resiko
keguguran dan melahirkan dengan operasi Caesar, wanita hamil
berusia di atas 35 tahunan juga memiliki resiko bayi meninggal saat
dalam rahim atau saat proses melahirkan. Walaupun resiko ini ada di
setiap usia kehamilan, namun pada wanita dengan usia 35 tahun ke
atas, resiko ini lebih besar, yaitu 7 dari 1000 kehamilan.
Hal lain yang perlu diwaspadai pada kehamilan diusia 35
tahun keatas aalah terjadinya pre-eklamsia. Gejala awalnya adalah
13

tekanan darah yang meningkat secara drastis hingga lebih dari


140/90 mmHg, rin mengandung protein, terjadi pembengkakan pada
pergelangn kaki, tangan dan wajah. Bila terdiagnosis pre-eklamsia
harus diperiksa juga fungsi organ-organ tubuh yang lain seperti
ginjal, jantung, paru, mata, otak dan sistem syaraf.
Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua
mengakibatkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan
merugikan kesehatan ibu. Karena pada ibu yang terlalu muda
(kurang dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi makanan antara janin
dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan adanya
perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan.
Apabila umur ibu diatas 35 tahun diperkirakan terdapat
perubahan hormonal yang dapat menyebabkan “non dijunction”
pada kromosom. Perubahan endokrin seperti meningkatnya sekresi
androgen, menurunnya kadar hidroepiandrosteron, menurunnya
konsentrasi estradiolsistemik, perubahan konsentrasi reseptor
hormon danpeningkatan kadar LH dan FSH secara tiba-tiba sebelum
dan selama menopause. Selain itu kelainan kehamilan juga
berpengaruh.
Adapun bahaya yang dapat ditimbulkan akibat Ibu hamil
dengan risiko tinggi adalah sebagai berikut :
1. Bayi lahir belum cukup bulan.
2. Bayi lahir dengan berat kahir rendah (BBLR).
3. Keguguran (abortus).
4. Persalinan tidak lancar / macet.
5. Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan.
6. Janin mati dalam kandungan.
7. Ibu hamil / bersalin meninggal dunia.
8. Keracunan kehamilan / kejang-kejang.
2.4.3 Pencegahan
Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya
ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan
14

perbaikinya, yaitu dengan cara :


1. Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur
ke Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit, paling sedikit 4 kali
selama masa kehamilan.
2. Dengan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 kali.
3. Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih
sering dan lebih intensif.
4. Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5
sempurna
2.5 Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok
2.5.1 Jenis- jenis perokok
Rokok di buat dari lintingan kertas yang berisi daun tembakau
yang dikeringkan dan dicacah. Rokok mengandung kurang lebih 200
unsur yang berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok
adalah tar, nikotin dan karbon monoksida (CO). Rokok merupakan
pintu gerbang untuk melakukan penyalahgunaan narkoba.
Jenis- jenis perokok
1. Perokok Aktif adalah orang yang menghisap rokok dan
menghisap asap hasil pembakaran rokok tersebut yang
dikeluarkan dari ujung rokok yang di hisap si perokok dan di
sebut utama.
2. Perokok Pasif adalah orang yang berada disekiar perokok aktif
yang turut menghisap rokok.
Dalam jangka waktu tertentu penggunaan rokok dapat
menyebabkan berbagai penyakit atau kelainan pada berbagai organ
tubuh seperti :
1. Paru dan slauran pencernaan (kanker paru-paru)
2. Kanker
3. Resiko sistemkardio vaskuler
4. Sistem syaraf pusat
5. Sistem penceraan
6. Organ reproduksi wanita (mempercepat terjadinya menopouse)
15

7. Bagi ibu hamil dapat menyebabkan BBLR, gangguan tumbang,


kelainan bawaan, dan abortus.
8. Memiliki dampak sosial yang berakibat merusak masa depan.3
2.5.2 Keuntungan berhenti merokok
Keuntungan berhenti merokok yang dapat segera dirasakan
1. 6 jam setelah berhenti,denyut nadi dan tekanan darah kembali
normal
2. Karbon monoksida meningkatkan sistem peredaran darah dan
pernafasan
3. 1 hari, tekanan darah lebih rendah dan kegiatan jantung lebih
kuat
4. 1 hari menurunkan resiko serangan jantung
5. 5-15 tahun, resiko stroke menurun sampai setengah dibanding
perokok aktif
6. 15 tahun, resiko serangan jantung menrun sampai tingkat bukan
perokok jika berhenti sebelum timbul penyakit
7. 10 tahun, resiko kanker paru-paru menurun sampai setengah
dibanding perokok aktif.
2.5.3 Dampak rokok
1. 14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
2. 2x kanker kandung kemih
3. 2x serangan jantung
4. Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bgai penderita
pneumonia dan gagal jantung, serta tekanan darah tinggi.
BAB 3
PEMBAHASAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA


Tn. "Y" DI RT 02 RW 03 DUSUN DANGILO DESA HARGOMULYO
KECECAMATAN KEDEWAN KABUPATEN BOJONEGORO

3.1 PENGKAJIAN KELUARGA


Tanggal : 10 Januari 2020 Pukul : 09.00 WIB
3.1.1 Biodata

Nama KK : Tn. "Y" Nama Istri : Ny. S


Umur : 45 Tahun Umur : 42 Tahun
Suku : Jawa/Indonesia Suku : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani Pekerjaan : IRT
Penghasilan : ± Rp. 3.000.000,-
Alamat : Ds. Hargomulyo RT 02 RW 03 Kec. Kedewan
Kab. Bojonegoro

3.1.2 Daftar Anggota Keluarga


Genogram
3.1.3

Laki-laki hidup

Laki-laki mati

Peremmpuan hidup

Perempuan mati

16
17

3.1.4 Sifat keluarga


1. Tipe keluarga merupakan 2 keluarga inti yang terdiri dari dua
pasang suami istri (Tn. L Ny. L dan Tn. Y Ny. S) dan 1 orang
anak. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami dan
istri
2. Hubungan antar anggota keluarga cukup harmonis
3. Cara mengatasi masalah bila ada perselisihan dalam keluarga
adalah musyawarah dan mencari solusinya
3.1.5 Kebiasaan sehari-hari
1. Pola makan
Rata-rata keluarga Tn. "Y" makan 3 kali/hari, terdiri dari nasi,
lauk dan sayur, minum 7-8 gelas/hari. Keadaan fisik anggota
keluarga tidak ada yang kurang.
2. Istirahat dan tidur
Kebiasaan tidur anggota keluarga baik, tidur siang ± 1 jam/hari,
sedangkan untuk tidur malam ± 6-7 jam/hari.
3. Rekreasi
Keluarga jarang mengadakan rekreasi secara khusus, waktu
senggang digunakan untuk istirahat dan berkumpul dengan
keluarga sambil menonton TV.
4. Pekerjaan sehari-hari
Tn. "Y" bekerja sehari-hari sebagai petani, An. “A” bekerja
sebagai security dan Ny. "S" sebagai ibu rumah tangga seseuai
dengan kemampuannya.
5. Kebersihan diri
Rata-rata keluarga Tn. "Y" mandi 2x/hari, keramas 2x/minggu,
gosok gigi 2x/hari, ganti baju dan pakaian dalam 2x/hari.
3.1.6 Faktor sosial, ekonomi dan budaya
1. Peranan anggota
a. Tn. “Y” : pencari nafkah
b. Ny. “S” : mengatur urusan rumah tangga
c. An. “A” : pencari nafkah
18

2. Penghasilan dan pengeluaran


a. Penghasilan : ± Rp. 200.000,- per hari
b. Pengeluaran : ± Rp. 100.000,- per hari
3. Hubungan keluarga dan masyarakat
Keluarga mempunyai hubungan baik dengan tetangga dan
masyarakat sekitar.
3.1.7 Faktor lingkungan
1. Rumah
a. Keluarga menempati rumah sendiri, dengan bentuk rumah
dari papan kayu, dengan ukuran 15m x 20m.
b. Ventilasi rumah bagus sehingga pertukaran udara keluar
masuk maksimal untuk ruangan rumah
c. Ruangan dalam rumah cukup mendapat cahaya sinar
matahari.
2. Sumber air bersih
a. Sumber air yang didapat dari sumur.
b. Keadaan air jernih, tidak berbau, dan tidak berwarna.
c. Keluarga minum air yang sudah dimasak
3.1.8 Tempat pembuangan
1. Keluarga BAB di jamban milik sendiri
2. Sampah dibuang di belakang rumah dibakar
3.1.9 Fasilitas hiburan
Keluarga menonton TV di rumahnya sendiri sebagai sarana hiburan
dan informasi keluarga.
3.1.10 Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan
1. Bidan Praktek Mandiri (BPM) tidak terlalu dekat dengan rumah
2. Transportasi menggunakan kendaraan roda dua
3. Fasilitas sosial keluarga tersedia di sekitar rumah misalnya
warung dan pasar.
19

3.1.11 Riwayat kesehatan


1. Riwayat kesehatan keluarga sekarang
a. Tn. “L”
Sebagai orang tua dengan kondisi kesehatan dalam keadaan
sehat dan tidak ada keluhan.
Tn. "L" sebagai perokok aktif
b. Ny. “L”
Sebagai orang tua dalam keadaan sehat
c. Tn.”Y”
Sebagai anak dengan kondisi kesehatan dalam keadaan
sehat dan tidak ada keluhan.
d. Ny. "S"
Sebagai menantu dalam keadaan hamil sehat dan tidak ada
keluhan
e. An. “A”
Sebagai cucu dengan kondisi kesehatan dalam keadaan
sehat dan tidak ada keluhan..
2. Keluarga berencana
a. Ny. “L” mengatakan sudah tidak KB dikarenakan sudah
menopause
b. Ny. “S” mengatakan sebelum hamil menggunakan KB
suntik 3 bulan selama 10 tahun
3. Keadaan gizi keluarga
Nutrisi keluarga terpenuhi, nafsu makan baik.
4. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
No Thn UK Jenis Persalinan JK Keadaan bayi Nifas
persalinan Tempat Penolong Mati/ Umur
hidup
1 1999 9 Normal BPM Bidan L Hidup 21 thn ± 40
bln hr
2 2005 9 Normal BPM BidN p Mati 14 thn ± 40
bln hr
20

3 H A M I L I N I

3.1.12 Pengkajian Psikososial


1. Status
Tingkat emosi keluarga baik, bila ada masalah dalam keluarga
diselesaikan dengan baik. Emosi ibu dan kondisi stabil.
2. Konsep diri
Bapak, ibu dan anak baik, bapak, ibu dan anak menjawab
pertanyaan dengan ramah.
3. Pola interaksi / komunikasi
Interaksi antar anggota keluarga cukup baik, bahasa yang
dipakai sehari-hari adalah bahasa jawa.
4. Pola pertahanan dalam keluarga
Sebagai kepala keluarga, suami cukup disegani oleh anaknya.
Apabila ada masalah selalu dimusyawarahkan bersama, dan
hasil akhir selalu diputuskan bersama.
3.1.13 Pengkajian pengetahuan keluarga tentang
1. Keluarga berencana
Ibu sebelum hamil menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan
dan pengetahuan ibu tentang KB cukup.
2. Kesehatan lingkungan
Pengetahuan keluarga tentang kebersihan keluarga kurang.
3.1.14 Harapan keluarga terhadap bidan
Keluarga sangat berharap dapat dibantu dalam mengatasi masalah
kesehatan dalam keluarganya.
3.1.15 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan
Kesadaran Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 110/80 mMhg
Nadi : 82x/menit
Pernafasan : 23x/menit
21

Lila : 30 Cm
BB/TB : 69,2 Kg / 154 Cm
3.2 PRIORITAS MASALAH
Untuk mengatasi masalah keluarga Tn. "Y" perlu dilakukan prioritas
masalah yang mengancam kesehatan keluarga. Prioritas masalah kesehatan
keluarga Tn. "Y" dapat disusun sebagai berikut :
3.2.1 Kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok pada Tn. “L”
3.2.2 Kurangnya pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi pada Ny.
“S”
3.3 DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
3.3.1 Gangguan pernafasan
3.3.2 Sinyal Pre Eklamsi
3.4 TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI
Tindakan segera yang dapat dilakukan keluarga yaitu rajin berkonsultasi
kepada dokter dan bidan secara intensif.
3.5 RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN
3.5.1 Tn. "L" dengan kurangnya pemahaman tentang bahaya merokok.
1. Tujuan :
Tn. "L" bersedia mengurangi jumlah konsumsi rokok.
2. Kriteria :
Tn. "L" dapat mengetahui bahaya merokok dan bersedia
mengurangi konsumsi rokok.
3. Intervensi :
a. Berikan penyuluhan terkait dengan bahaya merokok.
R/ agar Tn. "L" mengetahui bahaya merokok.
b. Anjurkan Tn. "L" untuk mengurangi konsumsi rokok dan
merokok di luar rumah
R/ agar Tn. "L" mengurangi perilaku merokok untuk
menjaga kesehatan keluarga.
3.5.2 Ny. "S" dengan kurangnya pemahaman tentang kehamilan beresiko
tinggi
1. Tujuan :
22

Ny. “S” bersedia berkonsultasi kepada dokter dan bidan secara


intensif
2. Kriteria :
Ny. “S” dapat mengetahui resiko yang mungkin terjadi pada
ibu saat persalinan
3. Intervensi :
a. Berikan KIE tentang resiko tinggi kehamilan dengan usia
lebih dari 35 tahun dan jarak anak terakhir dengan
kehamilan yaitu 14 tahun
R/ agar Ny. “S” mengetahui resiko yang dapat mengancam
kehamilanya
b. Anjurkan Ny. “S” untuk berkonsultasi kepada dokter atau
bidan secara intensif
R/ agar Ny. “S” merasa tenang dan tidak khawatir
menjelang persalinan
3.6 IMPLEMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
3.6.1 Tn. "L" dengan kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok.
1. Memberikan penyuluhan terkait dengan bahaya merokok.
Hasil : Tn. "L" mengerti terkait dengan bahaya merokok.
2. Menganjurkan Tn. "L" untuk mengurangi konsumsi rokok dan
merokok di luar rumah
Hasil : Tn. "L" bersedia mengurangi konsumsi rokok dan
merokok di luar rumah
3.6.2 Ny. "S" dengan kurangnya pengetahuan tentang resiko tinggi
kehamilan ibu usia lebih dari 35 tahun dan jarak anak terakhir
dengan kehamilan yaitu 14 tahun.
1. Memberikan penyuluhan tentang resiko tinggi kehamilan
dengan usia lebih dari 35 tahun dan jarak anak terakhir dengan
kehamilan yaitu 14 tahun
Hasil : Ny. "S" mengerti terkait dengan resiko tinggi pada
kehamilan ibu
2. Menganjurkan Ny “S” untuk konsultasi dengan dokter atau
23

bidan secara intensif


Hasil : Ny. "S" bersedia untuk konsultasi dengan dokter
atau bidan secara Intensif 1 minggu sebelum HPL

3.7 EVALUASI ASUHAN KEBIDANAN


Hari/tanggal : 10 Januari 2020 Pukul : 10.30 WIB
1. Tn. "L" mengerti terkait dengan bahaya merokok
2. Tn. "L" bersedia mengurangi konsumsi rokok dan merokok di luar
rumah
3. Ny. "S" mengerti terkait dengan resiko tinggi pada kehamilan ibu
4. Ny. "S" bersedia untuk konsultasi dengan dokter atau bidan secara
Intensif 1 minggu sebelum HPL
24

FOLLOW UP
Tanggal : 17 Januari 2020 Pukul : 16.00
1. Tn. "L" dengan kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok.
S (Subjektif) :
Tn. "L" sudah mengerti tentang bahaya merokok
O (Objektif) :
Tn.”L” sudah bersedia merokok di luar rumah dan mengurangi jumlah
konsumsi rokok
A (Assesment) :
Kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok
P (Planning) :
a. Meemberikan motivasi kepada Tn. "L" untuk tetap mengurangi
konsumsi rokok dan merokok di luar rumah
Hasil : Tn. "L" bersedia untuk tetap mengurangi konsumsi rokok dan
merokok di luar rumah
b. Mengucapkan terima kasih kepada Tn.”L” atas kerja samanya dalam
melakukan asuhan kebidanan komunitas.
2. Ny “S” dengan kehamilan resiko tinggi
S (Subjektif) :
Ny. “S” sudah memeriksakan kehamilanya pada tanggal 15 Januari 2020
O (Objektif) :
K/U baik
Kesadaran : composmentis
Td : 110/70
Let kep
Djj 129x/menit
A (Assesment) :
GIII PII A0
P (Planning) :
Menjelaskan kepada ibu terkait tanda tanda persalinan dan kembali datang ke
puskesmas jika merasakan tanda-tanda persalinan
Hasil : ibu megerti terkait tanda-tanda persalinan dan ibu bersedia periksa
kepuskesmas
25
26

Tanggal : 20 Januari 2020 Pukul : 10.00


1. Tn. "L" dengan kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok.
S (Subjektif) :
Tn. "L" sudah mengerti tentang bahaya merokok
O (Objektif) :
Tn.”L” sudah bersedia merokok di luar rumah dan mengurangi jumlah
konsumsi rokok
A (Assesment) :
Kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok
P (Planning) :
a. Meemberikan motivasi kepada Tn. "L" untuk tetap mengurangi konsumsi
rokok dan merokok di luar rumah
Hasil : Tn. "L" bersedia untuk tetap mengurangi konsumsi rokok dan
merokok di luar rumah
b. Mengucapkan terima kasih kepada Tn.”L” atas kerja samanya dalam
melakukan asuhan kebidanan komunitas.
2. Ny “S” dengan kehamilan resiko tinggi
S (Subjektif) :
Ny. “S” sudah melahirkan pada tanggal 19 Januari 2020 di RS. PKU Cepu
O (Objektif) :
K/U baik
Kesadaran : composmentis
Td 110/70
By. Ny. “S”
BB/PB : 2400 g/48 cm
A (Assesment) :
PIII A0
P (Planning) :
a. Menjelaskan kepada ibu terkait perawatan bayi baru lahir
Hasil : ibu megerti cara melakukan perawatan bayi baru lahir
b. Menganjurkan ibu untuk tidak tarak
Hasil : ibu bersedia tidak tarak dan ibu mengerti cara melakukan
perawatan bayi baru lahir
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Asuhan kebidanan komunitas memfokoskan pemberian pelayanan
pada setiap keluarga yang berada dalam wilayah kerjanya. Bentuk pemberian
pelayanan yang dilaksanakan adalah menyelesaikan berbagai permasalahan di
bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak. Kegiatan-kegiatan
tersebut tentunya bertujuan akhir untuk menurunkan angka kematian ibu dan
kematian bayi. Dari berbagai penyuluhan yang telah dilakukan diharapkan
akan mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai permasalahan
kesehatan mereka sehingga diharapkan masyarakat akan lebih mandiri dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di lingkungannya. Begitu juga
dengan keluarga Tn. “Y” setelah dilakukan beberapa tindakan untuk
menyelesaikan masalah yang ada, kini keluarga Tn. “Y” sudah lebih
memahami apa dan bagaimana cara mengatasi masalah kesehatannya.
4.2 Saran
1. Bagi petugas kesehatan
a. Peningkatan KIE kepada masyarakat
b. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral dengan bidang terkait
2. Bagi pemerintah desa dan masyarakat
a. Menjaga keaktifan kegiatan kelompok masyarakat, missal : PKK,
pengajian, Posyandu, dll.
b. Meningkatkan kerjasama dengan ikut berperan aktif dalam program
kesehatan.
3. Bagi institusi
a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa kebidanan dalam program-
program komunitas saat pembelajaran.
b. Melanjutkan penggunaan Desa Hargomulyo sebagai lahan praktik dari
kesinambungan pelaksanaan pemecahan masalah yang telah dilakukan

27
DAFTAR PUSTAKA

http://keluargakonsultan.blogspot.com/2015/12/struktur-keluarga.html.diakses
tanggal 14 januari 2020

https://www.nutriclub.co.id/kategori/kehamilan/aktivitas/kenali-tanda-awal-
kehamilan/ diakses tanggal 14 januari 2020

https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/apa-itu-kehamilan-risiko-tinggi/
diakses tanggal 14 januari 2020

28

Anda mungkin juga menyukai