Anda di halaman 1dari 35

Laporan Penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP KOPI
(Studi Kasus: Rumah Tangga di Kelurahan Saribudolok,
Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun)

Oleh:
Drs. Badhu Nadapdap, M.S.

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
MEDAN
2007
Pengesahan Laporan Penelitian
_________________________________________________________________________
1. a. Judul Penelitian : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Rumah
Tangga Terhadap Kopi (Studi Kasus: Rumah Tangga di
Kelurahan Saribudolok, Kecamatan Silimakuta,
Kabupaten Simalungun)
b. Bidang Ilmu : Ekonomi
c. Kategori : Penelitian untuk mengembangkan fungsi kelembagaan
perguruan tinggi
_________________________________________________________________________
2. Peneliti
a. Nama Lengkap : Drs. Badhu Nadapdap, M.S.
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. GolonganPangkat : IV/b
d. Jabatan Fungsional : Lektor
e. Jabatan Struktural : Kepala Laboratorium Komputasi
f. Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Ekonomi Pembangunan
g.Pusat Penelitian : Sosial Ekonomi
__________________________________________________________________________
3. Susunan Penelitian : Ketua: Drs. Badhu Nadapdap. M.S.
__________________________________________________________________________
4. Lokasi Penelitian : Kelurahan Saribudolok, Kecamatan Silimakuta,
Kabupaten Simalungun
__________________________________________________________________________
5. Bila penelitian merupakan kerjasama dengan instansi lain sebutkan:
a. Nama Institusi : ---
b. Alamat : ---
__________________________________________________________________________
6. Lama Penelitian : 4 bulan (Maret – Juni 2007)
__________________________________________________________________________
7. Biaya Penelitian : Rp 2.300.000,- (dua juta tiga ratus ribu rupiah)
___________________________________________________________________________

Medan, Juni 2007


Mengetahui Menyetujui
Dekan Fakultas Ekonomi, Lembaga Penelitian,
Ketua, Peneliti,

Drs. Oloan Simanjuntak,M.M. Dr. Ir. Ferisman Tindaon, M.S. Drs. Badhu Nadapdap, M.S.
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Mulia atas segala berkat dan

kebaikannya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Penelitian ini dengan judul:

”Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Rumah Tangga Terhadap Kopi (Studi Kasus:

Rumah Tangga di Kelurahan Saribudolok, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun)”

merupakan satu dharma dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kami sadari bahwa

laporan penelitian ini masih banyak kekurangan, antara lain kedalaman pembahasan dan cara

penyajian. Karena itu dengan senang hati kami menerima jika ada masukan berupa tanggapan

dan kritik yang sifatnya membangun.

Terima kasih kepada Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan, Dekan Fakultas

Ekonomi, da Ketua Lembaga Penelitian atas bantuan mereka selama ini sehingga laporan

penelitian ini dapat diselesaikan. Juga kepada mahasiswa Ekonomi Pembangunan, khususnya

Mey Hendika Girsang.

Akhir kata , kiranya Laporan Penelitian ini memberikan manfaat bagi pembaca sebagai salah

satu kontribusi kami dalam mewujudkan salah satu dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan

Tinggi di Universitas HKBP Nommensen.

Medan, Juni 2007

Peneliti,

Drs. Badhu Nadapdap, M.S.


DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ………………………………………………………… i

Daftar Isi ………………………………………………………………… iii

Daftar Tabel ……………………………………………………………. v

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….. vi

Abstraksi ……………………………………….………………………. vii

BAB 1. PENDAHULUAN …………………………………………….. 1

1.1. Latar Belakang …………………………………………… 2

1.2. Perumusan Masalah ……………………………………… 3

1.3. Tujuan Penelitian ………………………………………… 3

1.4. Manfaat Penelitian ………………………………………. 3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………..………. 5

2.1. Pengertian Permintaan ………………………………………. 5

2.2. Teori Perilaku Konsumen …………………………………… 6

2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Permintaan ……………… 7

2.4. Konsumsi Kopi ………………………………………………. 10

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ……………………………… 12

3.1. Daerah Penelitian …………………………………………….. 12

3.2. Sumber Data ………………………………………………… 12

3.3. Metode Analisis ……………………………………………… 13

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………… 22


4.1. Analisis Pengaruh Pendapatan, Harga Kopi, dan Harga Gula

Terhadap Permintaan Kopi ……………………………………. 22

4.2. Analisis Pelanggaran Terhadap Asumsi Klasik ………………. 24

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………… 28

5.1. Kesimpulan ……………………………………………………. 28

5.2. Saran ………………………………………………………….. 28

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 29

LAMPIRAN ……………………………………………………………… 30
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

3.1. Penarikan Sampel Acak Berlapis Berdasarkan Tingkat Pendapatan …… 12

3.2. Tampilan Linear Regression Plot ……………………………………… 18

3.3. Tampilan Linear Regression: Save ……………………….…………… 20

4.1. Hasil Regresi Model dengan Program SPSS ………………………….. 23

4.2. Tabel Analisis Ragam (Anova) ……………………………………….. 24

4.3. Statistik Kolinearitas ………………………………………………….. 25

4.4. Hasil Regresi ln𝑢𝑖2 Sebagai Variabel Bebas …………………………… 27


DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar

4.1. Diagram Pencar Hasil Grafik Plot …………………………………… 26


ABSTRAKSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PERMINTAAN RUMAH TANGGA TERHADAP KOPI
(Studi Kasus: Rumah Tangga di Kelurahan Saribudolok,
Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor pendapatan konsumen rumah
tangga, harga kopi, dan harga gula akan permintaan rumah tangga terhadap kopi di Kelurahan
Saribudolok, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data diperoleh hasil bahwa pendapatan konsumen
rumah tangga yang dijadikan responden memberikan tanda yang benar, yaitu pengaruh yang
positif terhadap permintaan rumah tangga terhadap kopi. Sedangkan harga kopi dan harga gula
masing-masing memberikan tanda yang benar, yaitu pengaruh negatip terhadap permintaan
rumah tangga terhadap kopi. Berdasarkan uji t, faktor pendapatan konsumen rumah tangga
memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap permintaan kopi. Sedangkan harga kopi dan
harga gula tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap permintaan kopi.
Koefisien detreminasi R2 = 0,846 dan nilai uji f = 47,713 (sangat nyata) menunjukkan bahwa
model regresi yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel respon dan variabel-
variabel bebas sudah baik dan sudah sesuai.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kopi merupakan salah satu komoditi yang mempunyai arti cukup penting bagi bangsa

Indonesia, khususnya sebagai barang ekspor ke luar negeri. Kopi tidak hanya sekedar

minuman segar yang berkhasiat bagi tubuh, tetapi mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.

Indonesia termasuk negara eksportir kopi ke beberapa Negara di eropa, Jepang, AS, dan

lain-lain. Selain komoditi ekspor, kopi juga di konsumsi di dalam negeri.

Pada masa sekarang, kopi banyak diperdagangkan di pasar domestik maupun di pasar

internasional untuk meningkatkan pendapatan. Kondisi ini memungkinkan terjadinya

persaingan di pasar domestik maupun di pasar internasional. Masing-masing daerah

maupun negara mempunyai kebanggaan menawarkan kualitas/mutu yang dimilikinya.

Dalam negeri, minuman kopi merupakan kegemaran sebagian besar masyarakat yang

dapat dinikmati di rumah, kantor, rumah makan, dan di warung-warung makanan dan

minuman. Minuman kopi digemari masyarakat di kota maupun di pedesaan dengan

berbagai macam cara penyajian seperti di minum dengan gula merah, dengan gula putih,

dengan atau tanpa susu, dan dengan jahe.

Banyak usaha dilakukan masyarakat untuk meningkatkan penggunaan kopi di samping

minuman. Untuk meningkatkan citarasa kue-kue basah, es krim dan makanan kecil lainnya

masyarakat sering menambahkan kopi ke dalamnya. Bahkan permen juga dibuat dengan

bahan sebagian besar dari kopi.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen dengan daya beli yang beragam,

ada banyak variasi mutu kopi yang disajikan di pasar, toko-toko dan supermarket.
Beberapa merek produk kopi yang ditawarkan kepada masyarakat, seperti: Kopi Kapal

Api, Kopi Torabika, Kopi Bubuk dalam kemasan, Kopi Serbuk dan yang lainnya.

Sekarang, tersedia minuman kopi manis dengan susu dalam kemasan tetrapak yang siap

untuk diminum. Di beberapa supermarket tersedia bubuk kopi serbuk eks impor dengan

harga yang lebih mahal dibandingkan dengan kopi produk pabrik dan industeri lokal.

Bagi sebagian masyarakat, kopi merupakan bahan minuman yang dikonsumsi sehari-

hari. Sehubungan dengan dengan itu judul penelitian ini adalah: Faktor- Faktor Yang

Mempengaruhi Permintaan Rumah Tangga Terhadap Kopi (Studi Kasus: Rumah Tangga di

Kelurahan Saribudolok, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun).

1.2 Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang, masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana hubungan dan pengaruh tingkat pendapatan, harga

kopi dan harga gula terhadap permintaan (konsumsi) rumah tangga di Kelurahan

Saribudolok Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun Kabupaten Simalungun

terhadap kopi?

1.3. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka hipotesis dinyatakan sebagai berikut:

Tingkat pendapatan berhubungan positif dan berpengaruh nyata terhadap permintaan

(konsumsi) rumah tangga terhadap kopi, sedangkan harga kopi dan harga gula

berhubungan negatif dan berpengaruh nyata terhadap permintaan (konsumsi) rumah tangga

terhadap kopi.
1.4. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan rumah tangga terhadap kopi dan secara rinci tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendapatan, harga kopi dan gula terhadap

permintaan (konsumsi) rumah tangga terhadap kopi.

1.5. Manfaat Penelitian Penelitian

Hasil peneltian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan akademis berupa

menambah referensi bagi peneliti lain yang ingin mempelajari berbagai aspek, terutama

aspek ekonomi, yang berkaitan dengan permintaan (konsumsi) rumah tangga terhadap

kopi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Permintaan

Berdasarkan pengertian sehari-hari, permintaan adalah jumlah barang yang diminta

oleh konsumen. Pengertian ini berangkat dari titik tolak bahwa manusia mempunyai

kebutuhan. Atas dasar kebutuhan ini manusia mempunyai permintaan akan barang dan jasa.

Menurut Prathama Raharja dan Mandala Manurung (2002) bahwa permintaan adalah

keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode

waktu tertentu. Permintaan dipergunakan untuk mengetahui hubungan jumlah barang yang

dibeli oleh konsumen dengan harga alternatif untuk membeli barang yang bersangkutan

dengan anggapan harga barang lain tetap.

Menurut Sadono Sukirno (2001) bahwa di dalam menganalisis permintaan perlulah

disadari perbedaan diantara dua istilah ini: permintaan dan jumlah barang yang diminta.

Permintaan menggambarkan keadaan keseluruhan daripada hubungan di antara harga dan

jumlah permintaan. Sedangkan jumlah barang yang diminta dimaksudkan sebagai

banyaknya permintaan pada suatu tingkat harga tertentu.

Pada umumnya apabila harga suatu barang semakin menurun maka jumlah barang yang

diminta atau dibeli bertambah banyak. Sebaliknya apa bila harga suatu barang naik maka

jumlah barang yang diminta akan menurun.

2.2. Teori Perilaku Konsumen

Suatu komoditi dihasilkan oleh produsen karena dibutuhkan oleh konsumen dan

konsumen bersedia membelinya. Konsumen mau membeli komoditi-komoditi yang mereka


perlukan apabila harganya sesuai dengan keinginan mereka dan komoditi tersebut berguna

baginya.

Menurut Sadono Sukirno, 2001, teori perilaku konsumen dapat dibedakan atas dua

pendekatan, yaitu pendekatan nilai guna (utiliti) kardinal dan pendekatan nilai guna ordinal.

Dalam pendekatan nilai guna kardinal dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh

seorang kosumen dapat dinyatakan secara kuantitaif dan pendekatan ordinal adalah

manfaat atau kenikmatan yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsi barang-barang

tidak kuantifiser. Di dalam teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh

seseorang dari mengkonsumsikan barang-barang dinamakan nilaiguna (utiliti). Kalau

kepuasan itu semakin tinggi maka makin tinggilah nilaigunanya atau utilitinya.

Teori kardinal menyatakan kegunaan dapat dihitung secara nominal, sebagaimana kita

menghitung berat dengan gram atau kilogram, panjang dengan centimeter atau meter.

Sedangkan satuan ukuran kegunaan (utiliti) adalah util. Kepuasan untuk mengkonsumsi

suatu barang berdasarkan perbadingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang

dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU).

Tambahan kegunan dari penambahan satu unit barang yang dikonsumsi yang disebut

utilitas marginal (MU). Total uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah

unit barang dikalikan harga per unit. Untuk setiap unit tambahan konsumsi, tambahan biaya

yang harus dikeluarkan sama dengan harga barang per unit.

Menurut Sadono Sukirno, bahwa secara historis teori nilai guna atau utiliti adalah teori

yang terlebih dahulu dikembangkan didalam menerangkan kelakuan individu didalam

melakukan pemilihan barang-barang yang akan dibeli dan dikonsumsinya. Satu pemisalan

penting dalam teori ekonomi adalah setiap orang akan berusaha untuk memaksimumkan
kepuasan yang dapat dinikmatinya. Apabila barang yang dikonsumsikannya hanya satu

barang saja tidak sukar untuk menentukan pada tingkat mana nilaiguna dari menggunakan

barang itu akan mencapai tingkat yang maksimum.

Menurut Mankiw, 2000, bahwa kita menyantap makanan, mengenakan pakaia, atau

pergi ke bioskop, kita mengkonsumsi sebagian output perekonomian. Seluruh bentuk

konsumsi bersama-sama membentuk dua pertigadari GDP.

2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan

Menurut Prathama Raharja dan Mandala manurung, 2002, bahwa permintaan seseorang

atau sesuatu masyarakat terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi suatu barang,

yaitu:

1. Harga barang itu sendiri

2. Harga barang lain yang terkait

3. Tingkat pendapatan perkapita

4. Selera atau kebiasaan

5. Jumlah penduduk

6. Perkiraan harga di masa mendatang

7. Distribusi pendapatan

8. Usaha-usaha produsen meningkatkan pendapatan.

Menurut Sadono Sukirno, bahwa permintaan seseorang atau sesuatu masyarakat ke

atas suatu barang ditentukan banyak faktor. Di antara faktor tersebut yang terpenting

adalah:

1. Harga barang itu sendiri


2. Harga barang-barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut

3. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat

4. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat

5. Citarasa masyarakat

6. Jumlah penduduk

7. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang

2.3.1. Harga Barang itu Sendiri

Jika harga suatu barang turun orang akan menambah permintaan pada barang tersebut

dan mengurangi permintaan terhadap barang yang lain. Penurunan harga komoditi

menyebabkan pendapatan riil para pembeli meningkat yang mendorong konsumen

menaikkan pembelian komoditi. Sebaliknya, jika harga suatu barang naik, maka

pendapatan riil konsumen akan berkurang sehingga para pembeli akan mengurangi

pembelian barang yang mengalami kenaikan harga itu dan membeli barang yang lain yang

dapat digunakan sebagai pengganti barang yang mengalami kenaikan harga itu.

2.3.2. Harga Barang Lain

Jika harga suatu barang yang dibutuhkan konsumen mengalami kenaikan harga maka

konsumen akan mencari barang pengganti

2.3.3. Pendapatan Konsumen

Pendapatan konsumen adalah faktor yang penting dalam menentukan permintaan

konsumen terhadap berbagai jenis barang. Perubahan tingkat pendapatan konsumen akan

mempengaruhi banyaknya barang yang diminta. Jika pendapatan konsumen bertambah

maka permintaan konsumen akan bertambah dan sebaliknya, dengan asumsi ceteris

paribus.
2.3.4. Citarasa Masyarakat

Setelah teknologi sedemikian berkembang, maka teknologi pengolahan kopi juga

mengalami kemajuan sehingga dihasilkan produk kopi yang sangat harum dan enak

diminum. Hal ini mempengaruhi citarasa masyarakat untuk mengkonsumsi kopi sehingga

permintaan kopi dari waktu ke waktu semakin meningkat.

2.3.5. Jumlah Penduduk

Pertambahan jumlah penduduk dari suatu negara, secara umum akan mempengaruhi

permintaan kopi dalam negara tersebut. Jika disertai dengan pertumbuhan ekonomi,

kesempatan kerja, dan daya beli masyarakat yang semakin meningkat maka permintaan

kopi pun akan semakin bertambah.

2.3.6. Ramalan Mengenai Masa yang akan Datang

Perkiraan masyarakat khususnya keadaan ekonomi pada masa mendatang dapat

mempengaruhi permintaan masyarakat terhadap barang-barang. Jika masyarakat

memperkirakan bahwa harga-harga barang akan naik di masa yang akan datang maka

konsumen akan membeli lebih banyak barang-barang yang dibutuhkan pada masa

sekarang. Sebaliknya jika ada ramalan bahwa akan terjadi resesi ekonomi pada masa yang

akan datang maka masyarakat akan berusaha untuk berhemat dan mengurangi permintaan

akan barang-barang konsumsi.


2.3.7. Selera atau Preferensi

Selera adalah juga salah satu faktor yang menentukan bagi konsumen untuk membeli

sejenis barang. Jika konsumen memiliki selera yang tinggi terhadap sejenis barang maka

konsumen akan berusaha untuk membeli barang tersebut.

2.4. Konsumsi Kopi

Bagi sebagian masyarakat, kopi sudah merupakan kegemaran minuman sehari-hari di

rumah, kantor, rumah makan, dan di café-café. Minuman kopi digemari dengan macam cara

penyajian seperti diminum dengan gula merah atau gula putih, diminum dengan jahe atau

dengan susu.

Menurut Siswoputranto, 1993, bahwa pada umumnya konsumen kopi adalah orang-orang

dewasa. Umumnya konsumen menikmati satu cangkir kopi sehari, sebagian cukup 2 sampai

3 cangkir sehari dan hanya beberapa orang yang minum 4 cangkir sehari.

Aspek kegemaran, selera, dan harga amat menentukan seseorang dalam membeli kopi.

Secara umum pria lebih banyak minum kopi dibanding wanita. Ada yang meminum kopi

secara teratur dan ada yang kadang-kadang saja. Kopi diminum pada waktu sarapan, di

tempat kerja, sore dan malam hari di rumuah. Kopi digemari karena pengaruhnya yang

menyegarkan tubuh dan menambah kekuatan.

Menurut James (1990) bahwa kopi mempunyai rasa pahit-pahit sedap menyegarkan

karena kandungan zat kafeina 1 % sampai 2,5 %, minyak atsiri 10 % sampai 16 %, asam

clorogen 6 % sampai 10 %, zat gula 4 % sampai 12 %, dan selulaso 22 % sampai 27%.


BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Daerah Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian dalam bagian pendahuluan di

atas, maka daerah penelitian adalah Kelurahan Saribudolok Kecamatan Silimakuta

Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara sekitar 65 km dari ibukota kabupaten

Pematang Siantar dan 192 km dari Medan ibukota propinsi.

3.2. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data tersebut dikumpulkan

dari penduduk Kelurahan Saribudolok, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun.

Penarikan sampel dilakukan dengan Penarikan Sampel Acak Berlapis berdasarkan tingkat

pendapatan dengan Alokasi Sebanding.

Tabel 3.1. Penarikan Sampel Acak Berlapis Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Strata Pendapatan Populasi Sampel


(per Bulan) (Kepala Keluarga)
I > Rp 2000.000,- 263 4

II Rp 1.000.000-Rp 2.000.000,- 681 9

III < Rp 1.000.000,- 1263 17

Jumlah 2207 30

3.3. Metode Analisis

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka alat analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Analisis Regresi Linear Berganda. Model

regresi linear berganda tersebut adalah sebagai berikut:


Yi   0  1 X 1i   2 X 2i   3 X 3i  ui , i  1,2,3,..., N
Y = jumlah konsumsi kopi (kg/bulan)

X1 = tingkat pendapatan (rp/bulan)

X2 = Harga kopi (Rp/kg)

X3 = Harga gula (Rp/kg)

β0, β1, β2, β3 = parameter, dan ui = unsur galat.

Selanjutnya untuk menduga persamaan regresi, dilakukan pendugaan model dengan

metode kuadrat terkecil (OLS, Ordinary Least Square). Setelah dilakukan pendugaan model

dilanjutkan dengan pengujian hipotesis dan uji pelanggaran terhadap asumsi klasik.

1. Uji Individu (Uji t)

a. Pengaruh tingkat pendapatan terhadap permintaan kopi rumah tangga: Pendapatan

berpengaruh positif terhadap permintaan kopi rumah tangga dan nyata.

H0: β1 = 0

H1: β1 > 0

Dengan uji statistic:


ˆ1
t ˆ 
1
sˆ
1

ˆ1 = statistik koefisien regresi peubah tingkat pendapatan ,


s̂ = simpangan baku.
1

Kriteria pengambilan keputusan: jika thitung > ttabel maka H1 diterima, berarti ada

hubungan yang nyata antara tingkat pendapatan dengan dengan konsumsi kopi.

b. Pengaruh harga kopi dan harga gula terhadap permintaan kopi rumah tangga: Harga kopi

dan gula masing-masing berpengaruh negatif terhadap permintaan kopi rumah tangga.

H0: βi = 0, i = 2,3
H1: βi < 0

Dengan uji statistic: ˆi


t ˆi 
sˆi

Kriteria pengambilan keputusan: jika thitung < ttabel maka H1 diterima, yaitu ada hubungan

negatif antara harga kopi dan harga gula dan nyata dengan permintaan kopi rumah

tangga.

2. Uji Kebaikan Suai: Koefisien Determinasi R2.

Untuk mengukur apakah model regresi sudah sesuai untuk menjelaskan hubungan

antara peubah bebas dengan variabel takbebas digunakan koefisien determinasi R2, yaitu:

JKR dengan JKR = Jumlah Kuadrat Regresi


R2 
JKT
JKT = Jumlah Kuadrat Total

3. Uji f (Uji Simultan)

Untuk menguji secara serentak apakah ketiga peubah bebas (tingkat pendapatan,

harga kopi, dan harga gula) berpengaruh nyata terhadap peubah takbebas jumlah

permintaan kopi rumah tangga dilakukan uji statistic f, yaitu sebagai berikut.

H0 : β1 = β2 = β3 = 0

H1 : Tidak semua βi nol, i = 1, 2, 3.


JKR / k
Statistik uji: f hitung 
JKG / n  k  1
dengan: JKR = Jumlah Kuadrat Regresi

JKG = Jumlah Kuadrat Galat

k = banyaknya Variabel bebas

n = ukuran data
Kriteria pengambilan keputusan: Jika fhitung > ftabel maka H1 diterima, yaitu bahwa secara

bersama-sama semua peubah bebas berpengaruh nyata terhadap peubah takbebas

(variabel respon).

4. Uji Pelanggaran Terhadap Asumsi Klasik Tidak Ada Multikolinearitas

a. Matriks Koefisien Korelasi

b. Nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF)

Menurut W.H. Greene (2000) dan J.M. Wooldridge (2000) bahwa Variation

Inflation Factor (VIF) dan Tolerance adalah dua ukuran yang dapat digunakan untuk

menyelidiki multikolinearitas. Dengan pendugaan OLS maka diperoleh bahwa Var

𝜎2
(𝛽̂𝑖 ) = 𝑆 2 dengan 𝑆𝑖𝑖 = ∑𝑛𝑗=1(𝑋𝑖𝑗 − 𝑋̅𝑖 )2 dan 𝑅𝑖2 adalah koefisien determinasi.
𝑖𝑖 (1−𝑅𝑖 )

Misalkan tidak ada korelasi linier sesama variabel bebas dalam model, maka

koefisien determinasi parsial sesama variabel bebas 𝑅𝑖2 akan menjadi nol, maka

𝜎2
ragam (variance) dari (𝛽̂𝑖 ) akan menjadi . Dibagikan terhadap Var (𝛽̂𝑖 ) maka
𝑆𝑖𝑖

diperoleh Variation Inflation Factor dan Tolerance masing-masing sebagai berikut:


1
VIF (𝛽̂𝑖 ) = 1−𝑅2 dan Tolerance (𝛽̂𝑖 ) = 1/VIF = 1 - 𝑅𝑖2 .
𝑖

Kriteria pengambilan kesimpulan:

a). Jika nilai Tolerance kurang dari 0,10 berarti ada korelasi antar variabel bebas.

b). Jika hasil perhitungan nilai VIF lebih dari 10, berarti ada korelasi antar variabel

bebas.

c. Koefisien Determinasi R2 Parsial

Cara lain mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dapat juga digunakan cara

regresi parsial dengan prosedur sebagai berikut:


a). Pertama, dilakukan pendugaan model regresi awal Y = f(X1, X2, X3) dan

didapatkan koefisien determinasi R2, dengan Y = jumlah konsumsi kopi

(kg/bulan), X1 = tingkat pendapatan (rp/bulan), X2 = Harga kopi (Rp/kg), dan X3

= Harga gula (Rp/kg).

b). Kedua, dengan SPSS dilakukan regresi antar peubahl bebas:

X1 = g(X2, X3) diperoleh koefisien determinasi parsial 𝑅12

X2 = g(X1, X3) diperoleh koefisien determinasi parsial 𝑅22

X3 = g(X1, X2) diperoleh koefisien determinasi parsial 𝑅32

c). Ketiga, kriteria pengambilan keputusan: nilai R2 parsial pada prosedur b) di atas

dibandingkan dengan nilai koefisien detreminasi R2 model utama [awal, prosedur

a) di atas]. Jika nilai R2 parsial lebih tinggi dibandingkan dengan R2 model awal,

maka di dalam model regresi terdapat multikolinearitas.

5. Uji Pelanggaran Terhadap Asumsi Tidak Ada Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan ragam dari galat satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam

penelitian ini ada dua cara digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas.

a. Dengan Grafik Plot

Grafik Plot antara nilai prediksi peubah takbebas yaitu ZPRED dengan galat

(residu)nya SRESID. Untuk menggambarkan hal ini, dengan SPSS dilakukan

langkah-langkah sebagai berikut:

1). Dilakukan regresi dengan persamaan Y = f(X1, X2, X3).


2). Dilanjutkan dengan menekan tombol Plots hingga di layar tampak tampilan seperti

Tabel 3.2.

3). Masukkan variabel SRESID (residu 𝑌̂ − 𝑌 yang telah di-studentized ) pada kotak

pilihan Y

4). Masukkan variabel ZPRED (nilai 𝑌̂) pada kotak pilihan X

Tabel 3.2. Tampilan Linear Regression Plot

Kriteria pengambilan keputusan:

a). Jika hasil diagram pencar (Scatter Plot) ada pola tertentu, seperti titik-titik yang

ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindekasikan telah terjadi

telah terjadi heteroskedastisitas.

b). Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak tejadi heteroskedastisitas.


b. Uji Park

Park mengemukakan metode bahwa ragam (𝜎 2 ) merupakan fungsi dari peubah-

peubah bebas yang dinyatakan dalam persamaan berikut:

𝛽
𝜎𝑖2 = 𝛼𝑋𝑖 𝑒 𝑢𝑖

Persamaan ini dijadikan linier dalam bentuk persamaan logaritma sehingga menjadi:

ln𝜎𝑖2 = 𝑙𝑛𝛼 + 𝛽𝑙𝑛𝑋𝑖 + 𝑣𝑖

Karena 𝑢𝑖2 umumnya tidak diketahui, maka dapat diduga dengan menggunakan

galat ui sebagai pendekatan, sehingga persmaan menjadi:

ln𝑢𝑖2 = 𝑙𝑛 ∝ + 𝛽𝑙𝑛𝑋𝑖 + 𝑣𝑖

Prosedur melakukan uji Park dengan SPSS adalah sebagai berikut:

a). Dillakukan regresi awal dengan persamaan Y = f(X1, X2, X3)

b). Memperoleh peubah galat ui dilakukan dengan cara memilih tombol Save pada

tampilan windows Linear Regression dan diaktifkan unstandardized residual.

Lihat Tabel 3.3.

c). Kuadratkan nilai galat (𝑢𝑖2 ) dengan menu Transform dan Compute

d). Hitung logaritma natural dari 𝑢𝑖2 , yaitu ln𝑢𝑖2 dengan menu Transform dan

Compute

e). Regresikan variabel ln𝑢𝑖2 sebagai peubah takbebas dan variabel bebas masing-

masing pendapatan, harga kopi, dan harga gula sehingga persamaan menjadi:
ln𝑢𝑖2 = 𝛽0 + 𝛽1 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 + 𝛽2 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑘𝑜𝑝𝑖 + 𝛽3 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑔𝑢𝑙𝑎 + 𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡

Tabel 3.3. Tampilan Linear Regression: Save

Kriteria pengambilan keputusan:

Apabila koefisien regresi dari persamaan regresi signifikan secara statistik berarti

dalam data model empiris yang diduga terdapat heteroskedastisitas. Sebaliknya jika

tidak signifikan secara statistik, maka asumsi homoskedastisitas pada data model

tersebut tidak dapat ditolak.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Pengaruh Pendapatan, Harga Kopi, dan Harga Gula Terhadap Permintaan

Kopi

4.1.1. Pengaruh pendapatan, harga kopi dan gula terhadap permintaan kopi rumah tangga

Dari hasil pendugaan model regresi Tabel 4.1. maka diperoleh bahwa nilai β1 adalah

0,214 dan nilai 𝑡𝛽1 adalah 11,564. Dengan demikian peubah pendapatan berpengaruh

positif dan sangat nyata mempengaruhi permintaan kopi. Sedangkan peubah-peubah harga

kopi dan gula benar masing-masing berpengaruh negatif terhadap permintaan konsumsi

kopi rumah tangga masing-masing dengan nilai koefisien regresi 𝛽2 = - 0, 036 dan 𝛽3 = -

0, 012 meskipun tidak nyata, masing-masing dengan nilai 𝑡𝛽2 = -0,540 dan 𝑡𝛽3 = - 0,195.

Tabel 4.1. Hasil Regresi Model dengan Program SPSS

Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.

1(Constant) 1135.163 636.188 1.784 .086

Pendapatan (dalam ribuan rp) .214 .019 .910 11.564 .000

Harga Kopi (RP/kg) -.036 .066 -.046 -.540 .594

Harga Gula (RP/kg) -.012 .060 -.016 -.195 .847

a. Dependent Variable: Konsomsi kopi (dalam gram)

4.1.2. Uji Kebaikan Suai: Koefisien Determinasi R2

Dari hasil pendugaan pada Lampiran 1, koefisien determinasi R2 adalah 0, 846 artinya

84,6 % keragaman peubah respon permintaan kopi Y dapat dijelaskan oleh keragaman
peubah-peubah bebas. Dengan demikian model dianggap sudah cukup sesuai untuk

menjelaskan hubungan antara peubah respon permintaan kopi rumah tangga dengan

peubah-peubah bebas masing-masing pendapatan masyarakat, harga kopi dan harga gula.

4.1.3. Uji f (Uji Simultan)

Dari hasil pendugaan model regresi Tabel 4.2. diperoleh bahwa nilai f adalah 47,713

dengan demikian semua peubah bebas masing-masing pendapatan masyarakat, harga

kopi, dan harga gula secara bersama-sama sangat nyata mempengaruhi peubah respon

permintaan konsumsi kopi rumah tangga.

Tabel 4.2. Tabel Analisis Ragam (Anova)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 565314.765 3 188438.255 47.713 .000a

Residual 102685.235 26 3949.432

Total 668000.000 29

a. Predictors: (Constant), Harga Gula (RP/kg), Pendapatan (dalam ribuan rp), Harga Kopi
(RP/kg)
b. Dependent Variable: Konsomsi kopi (dalam gram)

444
4.2. Analisis Pelanggaran Terhadap Asumsi Klasik

4.2.1. Uji Pelanggaran Terhadap Asumsi Klasik Tidak Ada Multikolinearitas

a. Matriks Koefisien Korelasi

Dari hasil pendugaan model regresi Lampiran 1 pada Tabel Matriks Korelasi (Tabel

Correlations) diperoleh bahwa hubungan sesama peubah bebas adalah lemah masing-

masing dengan koefisien korelasi peubah bebas Pendapatan-Harga kopi adalah – 0,207,
koefisien korelasi Pendapatan-Harga Gula adalah 0,032, dan koefisien korelasi Harga

Kopi-Harga Gula adalah 0,373. Dengan demikian tidak ada multikolinearitas, yaitu tidak

ada korelasi yang kuat antar sesama peubah bebas.

b. Nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF)

Pada Tabel 4.3. Statistik Kolinearitas, hasil perhitungan nilai Tolerance menunjukkan

bahwa tidak ada peubah bebas yang memiliki nilai Tolerance kuang dari 0,10 yang berarti

tidak ada multikolinearitas. Demikian juga hasil perhitungan nilai Variance Inflation

Factor (VIF).

Tabel 4.3. Statistik Kolinearitas

Model Unstandardized Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error t Sig. Tolerance VIF

(Constant) 1135.163 636.188 1.784 .086

Pendapatan (dalam ribuan rp) .214 .019 11.564 .000 .955 1.047

\Harga Kopi (RP/kg) -.036 .066 -.540 .594 .823 1.215

Harga Gula (RP/kg) -.012 .060 -.195 .847 .859 1.164

c. Koefisien Determinasi R2 Parsial

Berdasarkan hasil regresi model awal (utama) variabel konsumsi kopi sebagai

peubah takbebas Y = f(X1, X2, X3) diperoleh bahwa koefisien determinasi adalah R2 =

0,846.

Koefisien determinasi parsial hasil regresi peubah pendapatan sebagai peubah

takbebas X1 = g(X2, X3) diperoleh koefisien determinasi parsial 𝑅12 = 0,045.

Koefisien determinasi parsial hasil regresi variabel harga kopi sebagai peubah

takbebas X2 = g(X1, X3) diperoleh koefisien determinasi parsial 𝑅22 = 0,177.


Koefisien determinasi parsial hasil regresi peubah harga gula sebagai peubah

takbebas X3 = g(X1, X2) diperoleh koefisien determinasi parsial 𝑅32 = 0,141.

Karena nilai-nilai koefisien determinasi parsial 𝑅12 , 𝑅22 , dan 𝑅32 semuanya lebih kecil

dari nilai koefisien determinasi model awal R2, maka dapat disimpulkan bahwa model

regresi tidak mengandung adanya multikolinearitas.

4.2.2. Uji Pelanggaran Terhadap Asumsi Tidak Ada Heteroskedastisitas

Dengan Grafik Plot pada Gambar 4.1. dapat dilihat bahwa diagram pencar titik-titik

tidak menggambarkan pola tertentu, meskipun ada sebagian data menggambarkan pola

tertentu berupa garis lurus, tetapi secara keseluruhan diagram pencar tidak menunjukkan

pola tertentu. Dengan demikian berdasarkan uji Grafik Plot, data dalam penelitian dapat

dianggap homoskedastis.

Gambar 4.1. Diagram Pencar Hasil Grafik Plot


b. Uji Park

Setelah dilakukan prosedur melakukan uji Park, maka diperoleh hasil pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Hasil Regresi ln𝑢𝑖2 Sebagai Variabel Takbebas

Model Unstandardized Coefficients

B Std. Error t Sig.

(Constant) -23.779 25.223 -.943 .354

Pendapatan (dalam ribuan rp) .001 .001 1.927 .065

Harga Kopi (RP/kg) .001 .003 .246 .807

Harga Gula (RP/kg) .004 .002 1.743 .093

a. Dependent Variable: lnu2

Dari hasil regresi uji Park, ln𝑢𝑖2 sebagai peubah takbebas, dapat dilihat bahwa pada
taraf nyata 𝛼 = 5% tidak satu pun koefisien regresi variabel bebas yang nyata. Dengan demikian
berdasarkan kriteria pengambilan keputusan bagi uji Park dapat disimpulkan juga sesuai dengan
hasil Grafik Plot bahwa tidak ada pelanggaran terhadap asumsi klasik homoskedastis.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Peubah pendapatan berpengaruh positif terhadap permintaan (konsumsi) kopi dan
sangat nyata.
2. Peubah harga kopi berpengaruh negatif terhadap permintaan kopi tetapi tidak nyata.
3. Peubah harga gula berpengaruh negatif terhadap permintaan (konsumsi) kopi tetapi
tidak nyata.
4. Bardasarkan hasil uji f dan koefisien determinasi R2 menunjukkan bahwa model
regresi yang menjelaskan hubungan antara peubah takbebas dan peubah-peubah
bebas sudah sesuai, nilai R2 = 0,846 dan nilai f = 47,713.
5. Dan berdasarkan beberapa hasil pengujian terhadap asumsi klasik, yaitu
multikolineritas ternyata tidak ada multikolinearitas. Demikian juga pengujian
terhadap asumsi klasik homoskedastis, ternyata tidak ada pelanggaran
heteroskedastisitas. Dengan demikian hasil pendugaan model regresi adalah takbias
dan efisien.

5.2 Saran
Harga kopi dan harga gula seharusnya berpengaruh nyata terhadap permintan
(konsumsi) kopi. Dalam penelitian ini, meskipun benar memberi pengaruh negatif
terhadap permintaan kopi tetapi tidak nyata. Untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Greene, W.H., Econometric Analysis, Fourth Edition, Prentic-Hall, Upper Saddle River, New

Jersey, 2000.

Mankiw, Gregory. N., Teori Makroekonomi, Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta, 2000.

Pratama, Raharja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar, Edisi

Revisi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta, 2002.

Siswoputranto, PS, Kopi Internasional dan Indonesia, Yogyakarta: Kanisius, 1993.

Spillane, J. James., Komoditi Kopi Peranannya Dalam Perekonomian Indonesia, Cetakan

pertama, Yogyakarta: Kanisius, 1990.

Sukirno Sadono, Pengantar Teori Mikroekonomi, Edisi Kedua, Cetakan ke-15, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2001.

Wooldridge, J. M., Introductory Econometrics: A Modern Approach, South Western, 2000.


LAMPIRAN

Lampiran 1: Hasil Pendugaan Model Regresi

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Konsomsi kopi (dalam gram) 1080.0000 151.77115 30


Pendapatan (dalam ribuan rp) 1089.3333 644.17782 30
Harga Kopi (RP/kg) 6133.3333 194.01979 30
Harga Gula (RP/kg) 5963.3333 211.29051 30

Correlations
Konsomsi kopi Pendapatan Harga Kopi Harga Gula
(dalam gram) (dalam ribuan rp) (RP/kg) (RP/kg)

Pearson Correlation Konsomsi kopi (dalam gram) 1.000 .919 -.228 .030

Pendapatan (dalam ribuan rp) .919 1.000 -.207 .032

Harga Kopi (RP/kg) -.228 -.207 1.000 -.373

Harga Gula (RP/kg) .030 .032 -.373 1.000


Sig. (1-tailed) Konsomsi kopi (dalam gram) . .000 .112 .437
Pendapatan (dalam ribuan rp) .000 . .136 .433
Harga Kopi (RP/kg) .112 .136 . .021
Harga Gula (RP/kg) .437 .433 .021 .
N Konsomsi kopi (dalam gram) 30 30 30 30

Pendapatan (dalam ribuan rp) 30 30 30 30

Harga Kopi (RP/kg) 30 30 30 30

Harga Gula (RP/kg) 30 30 30 30


Model Summary

Model Adjusted R Std. Error of the


R R Square Square Estimate

d
1 .920a .846 .829 62.84451
i

a. Predictors: (Constant), Harga Gula (RP/kg), Pendapatan (dalam


ribuan rp), Harga Kopi (RP/kg)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 565314.765 3 188438.255 47.713 .000a

Residual 102685.235 26 3949.432

Total 668000.000 29

a. Predictors: (Constant), Harga Gula (RP/kg), Pendapatan (dalam ribuan rp), Harga Kopi (RP/kg)
b. Dependent Variable: Konsomsi kopi (dalam gram)

Coefficientsa

Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1135.163 636.188 1.784 .086

Pendapatan (dalam ribuan .214 .019 .910 11.564 .000


rp)

Harga Kopi (RP/kg) -.036 .066 -.046 -.540 .594

Harga Gula (RP/kg) -.012 .060 -.016 -.195 .847

a. Dependent Variable: Konsomsi kopi (dalam gram)

Anda mungkin juga menyukai