Oleh:
Drs. Badhu Nadapdap, M.S.
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
MEDAN
2007
Pengesahan Laporan Penelitian
_________________________________________________________________________
1. a. Judul Penelitian : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Rumah
Tangga Terhadap Kopi (Studi Kasus: Rumah Tangga di
Kelurahan Saribudolok, Kecamatan Silimakuta,
Kabupaten Simalungun)
b. Bidang Ilmu : Ekonomi
c. Kategori : Penelitian untuk mengembangkan fungsi kelembagaan
perguruan tinggi
_________________________________________________________________________
2. Peneliti
a. Nama Lengkap : Drs. Badhu Nadapdap, M.S.
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. GolonganPangkat : IV/b
d. Jabatan Fungsional : Lektor
e. Jabatan Struktural : Kepala Laboratorium Komputasi
f. Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Ekonomi Pembangunan
g.Pusat Penelitian : Sosial Ekonomi
__________________________________________________________________________
3. Susunan Penelitian : Ketua: Drs. Badhu Nadapdap. M.S.
__________________________________________________________________________
4. Lokasi Penelitian : Kelurahan Saribudolok, Kecamatan Silimakuta,
Kabupaten Simalungun
__________________________________________________________________________
5. Bila penelitian merupakan kerjasama dengan instansi lain sebutkan:
a. Nama Institusi : ---
b. Alamat : ---
__________________________________________________________________________
6. Lama Penelitian : 4 bulan (Maret – Juni 2007)
__________________________________________________________________________
7. Biaya Penelitian : Rp 2.300.000,- (dua juta tiga ratus ribu rupiah)
___________________________________________________________________________
Drs. Oloan Simanjuntak,M.M. Dr. Ir. Ferisman Tindaon, M.S. Drs. Badhu Nadapdap, M.S.
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Mulia atas segala berkat dan
kebaikannya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. Penelitian ini dengan judul:
”Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Rumah Tangga Terhadap Kopi (Studi Kasus:
merupakan satu dharma dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kami sadari bahwa
laporan penelitian ini masih banyak kekurangan, antara lain kedalaman pembahasan dan cara
penyajian. Karena itu dengan senang hati kami menerima jika ada masukan berupa tanggapan
Terima kasih kepada Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan, Dekan Fakultas
Ekonomi, da Ketua Lembaga Penelitian atas bantuan mereka selama ini sehingga laporan
penelitian ini dapat diselesaikan. Juga kepada mahasiswa Ekonomi Pembangunan, khususnya
Akhir kata , kiranya Laporan Penelitian ini memberikan manfaat bagi pembaca sebagai salah
satu kontribusi kami dalam mewujudkan salah satu dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan
Peneliti,
Halaman
LAMPIRAN ……………………………………………………………… 30
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
Halaman
Gambar
PENDAHULUAN
Kopi merupakan salah satu komoditi yang mempunyai arti cukup penting bagi bangsa
Indonesia, khususnya sebagai barang ekspor ke luar negeri. Kopi tidak hanya sekedar
minuman segar yang berkhasiat bagi tubuh, tetapi mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Indonesia termasuk negara eksportir kopi ke beberapa Negara di eropa, Jepang, AS, dan
Pada masa sekarang, kopi banyak diperdagangkan di pasar domestik maupun di pasar
Dalam negeri, minuman kopi merupakan kegemaran sebagian besar masyarakat yang
dapat dinikmati di rumah, kantor, rumah makan, dan di warung-warung makanan dan
berbagai macam cara penyajian seperti di minum dengan gula merah, dengan gula putih,
minuman. Untuk meningkatkan citarasa kue-kue basah, es krim dan makanan kecil lainnya
masyarakat sering menambahkan kopi ke dalamnya. Bahkan permen juga dibuat dengan
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen dengan daya beli yang beragam,
ada banyak variasi mutu kopi yang disajikan di pasar, toko-toko dan supermarket.
Beberapa merek produk kopi yang ditawarkan kepada masyarakat, seperti: Kopi Kapal
Api, Kopi Torabika, Kopi Bubuk dalam kemasan, Kopi Serbuk dan yang lainnya.
Sekarang, tersedia minuman kopi manis dengan susu dalam kemasan tetrapak yang siap
untuk diminum. Di beberapa supermarket tersedia bubuk kopi serbuk eks impor dengan
harga yang lebih mahal dibandingkan dengan kopi produk pabrik dan industeri lokal.
Bagi sebagian masyarakat, kopi merupakan bahan minuman yang dikonsumsi sehari-
hari. Sehubungan dengan dengan itu judul penelitian ini adalah: Faktor- Faktor Yang
Mempengaruhi Permintaan Rumah Tangga Terhadap Kopi (Studi Kasus: Rumah Tangga di
Sesuai dengan latar belakang, masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana hubungan dan pengaruh tingkat pendapatan, harga
kopi dan harga gula terhadap permintaan (konsumsi) rumah tangga di Kelurahan
terhadap kopi?
1.3. Hipotesis
(konsumsi) rumah tangga terhadap kopi, sedangkan harga kopi dan harga gula
berhubungan negatif dan berpengaruh nyata terhadap permintaan (konsumsi) rumah tangga
terhadap kopi.
1.4. Tujuan Penelitian
mempengaruhi permintaan rumah tangga terhadap kopi dan secara rinci tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendapatan, harga kopi dan gula terhadap
Hasil peneltian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan akademis berupa
menambah referensi bagi peneliti lain yang ingin mempelajari berbagai aspek, terutama
aspek ekonomi, yang berkaitan dengan permintaan (konsumsi) rumah tangga terhadap
kopi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
oleh konsumen. Pengertian ini berangkat dari titik tolak bahwa manusia mempunyai
kebutuhan. Atas dasar kebutuhan ini manusia mempunyai permintaan akan barang dan jasa.
Menurut Prathama Raharja dan Mandala Manurung (2002) bahwa permintaan adalah
keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode
waktu tertentu. Permintaan dipergunakan untuk mengetahui hubungan jumlah barang yang
dibeli oleh konsumen dengan harga alternatif untuk membeli barang yang bersangkutan
disadari perbedaan diantara dua istilah ini: permintaan dan jumlah barang yang diminta.
Pada umumnya apabila harga suatu barang semakin menurun maka jumlah barang yang
diminta atau dibeli bertambah banyak. Sebaliknya apa bila harga suatu barang naik maka
Suatu komoditi dihasilkan oleh produsen karena dibutuhkan oleh konsumen dan
baginya.
Menurut Sadono Sukirno, 2001, teori perilaku konsumen dapat dibedakan atas dua
pendekatan, yaitu pendekatan nilai guna (utiliti) kardinal dan pendekatan nilai guna ordinal.
Dalam pendekatan nilai guna kardinal dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh
seorang kosumen dapat dinyatakan secara kuantitaif dan pendekatan ordinal adalah
tidak kuantifiser. Di dalam teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh
kepuasan itu semakin tinggi maka makin tinggilah nilaigunanya atau utilitinya.
Teori kardinal menyatakan kegunaan dapat dihitung secara nominal, sebagaimana kita
menghitung berat dengan gram atau kilogram, panjang dengan centimeter atau meter.
Sedangkan satuan ukuran kegunaan (utiliti) adalah util. Kepuasan untuk mengkonsumsi
suatu barang berdasarkan perbadingan antara manfaat yang diperoleh dengan biaya yang
dikeluarkan. Nilai kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU).
Tambahan kegunan dari penambahan satu unit barang yang dikonsumsi yang disebut
utilitas marginal (MU). Total uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah
unit barang dikalikan harga per unit. Untuk setiap unit tambahan konsumsi, tambahan biaya
Menurut Sadono Sukirno, bahwa secara historis teori nilai guna atau utiliti adalah teori
melakukan pemilihan barang-barang yang akan dibeli dan dikonsumsinya. Satu pemisalan
penting dalam teori ekonomi adalah setiap orang akan berusaha untuk memaksimumkan
kepuasan yang dapat dinikmatinya. Apabila barang yang dikonsumsikannya hanya satu
barang saja tidak sukar untuk menentukan pada tingkat mana nilaiguna dari menggunakan
Menurut Mankiw, 2000, bahwa kita menyantap makanan, mengenakan pakaia, atau
Menurut Prathama Raharja dan Mandala manurung, 2002, bahwa permintaan seseorang
atau sesuatu masyarakat terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi suatu barang,
yaitu:
5. Jumlah penduduk
7. Distribusi pendapatan
atas suatu barang ditentukan banyak faktor. Di antara faktor tersebut yang terpenting
adalah:
5. Citarasa masyarakat
6. Jumlah penduduk
Jika harga suatu barang turun orang akan menambah permintaan pada barang tersebut
dan mengurangi permintaan terhadap barang yang lain. Penurunan harga komoditi
menaikkan pembelian komoditi. Sebaliknya, jika harga suatu barang naik, maka
pendapatan riil konsumen akan berkurang sehingga para pembeli akan mengurangi
pembelian barang yang mengalami kenaikan harga itu dan membeli barang yang lain yang
dapat digunakan sebagai pengganti barang yang mengalami kenaikan harga itu.
Jika harga suatu barang yang dibutuhkan konsumen mengalami kenaikan harga maka
konsumen terhadap berbagai jenis barang. Perubahan tingkat pendapatan konsumen akan
maka permintaan konsumen akan bertambah dan sebaliknya, dengan asumsi ceteris
paribus.
2.3.4. Citarasa Masyarakat
mengalami kemajuan sehingga dihasilkan produk kopi yang sangat harum dan enak
diminum. Hal ini mempengaruhi citarasa masyarakat untuk mengkonsumsi kopi sehingga
Pertambahan jumlah penduduk dari suatu negara, secara umum akan mempengaruhi
permintaan kopi dalam negara tersebut. Jika disertai dengan pertumbuhan ekonomi,
kesempatan kerja, dan daya beli masyarakat yang semakin meningkat maka permintaan
memperkirakan bahwa harga-harga barang akan naik di masa yang akan datang maka
konsumen akan membeli lebih banyak barang-barang yang dibutuhkan pada masa
sekarang. Sebaliknya jika ada ramalan bahwa akan terjadi resesi ekonomi pada masa yang
akan datang maka masyarakat akan berusaha untuk berhemat dan mengurangi permintaan
Selera adalah juga salah satu faktor yang menentukan bagi konsumen untuk membeli
sejenis barang. Jika konsumen memiliki selera yang tinggi terhadap sejenis barang maka
rumah, kantor, rumah makan, dan di café-café. Minuman kopi digemari dengan macam cara
penyajian seperti diminum dengan gula merah atau gula putih, diminum dengan jahe atau
dengan susu.
Menurut Siswoputranto, 1993, bahwa pada umumnya konsumen kopi adalah orang-orang
dewasa. Umumnya konsumen menikmati satu cangkir kopi sehari, sebagian cukup 2 sampai
3 cangkir sehari dan hanya beberapa orang yang minum 4 cangkir sehari.
Aspek kegemaran, selera, dan harga amat menentukan seseorang dalam membeli kopi.
Secara umum pria lebih banyak minum kopi dibanding wanita. Ada yang meminum kopi
secara teratur dan ada yang kadang-kadang saja. Kopi diminum pada waktu sarapan, di
tempat kerja, sore dan malam hari di rumuah. Kopi digemari karena pengaruhnya yang
Menurut James (1990) bahwa kopi mempunyai rasa pahit-pahit sedap menyegarkan
karena kandungan zat kafeina 1 % sampai 2,5 %, minyak atsiri 10 % sampai 16 %, asam
METODOLOGI PENELITIAN
Sehubungan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian dalam bagian pendahuluan di
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data tersebut dikumpulkan
Penarikan sampel dilakukan dengan Penarikan Sampel Acak Berlapis berdasarkan tingkat
Jumlah 2207 30
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka alat analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Analisis Regresi Linear Berganda. Model
metode kuadrat terkecil (OLS, Ordinary Least Square). Setelah dilakukan pendugaan model
dilanjutkan dengan pengujian hipotesis dan uji pelanggaran terhadap asumsi klasik.
H0: β1 = 0
H1: β1 > 0
Kriteria pengambilan keputusan: jika thitung > ttabel maka H1 diterima, berarti ada
hubungan yang nyata antara tingkat pendapatan dengan dengan konsumsi kopi.
b. Pengaruh harga kopi dan harga gula terhadap permintaan kopi rumah tangga: Harga kopi
dan gula masing-masing berpengaruh negatif terhadap permintaan kopi rumah tangga.
H0: βi = 0, i = 2,3
H1: βi < 0
Kriteria pengambilan keputusan: jika thitung < ttabel maka H1 diterima, yaitu ada hubungan
negatif antara harga kopi dan harga gula dan nyata dengan permintaan kopi rumah
tangga.
Untuk mengukur apakah model regresi sudah sesuai untuk menjelaskan hubungan
antara peubah bebas dengan variabel takbebas digunakan koefisien determinasi R2, yaitu:
Untuk menguji secara serentak apakah ketiga peubah bebas (tingkat pendapatan,
harga kopi, dan harga gula) berpengaruh nyata terhadap peubah takbebas jumlah
permintaan kopi rumah tangga dilakukan uji statistic f, yaitu sebagai berikut.
H0 : β1 = β2 = β3 = 0
n = ukuran data
Kriteria pengambilan keputusan: Jika fhitung > ftabel maka H1 diterima, yaitu bahwa secara
(variabel respon).
Menurut W.H. Greene (2000) dan J.M. Wooldridge (2000) bahwa Variation
Inflation Factor (VIF) dan Tolerance adalah dua ukuran yang dapat digunakan untuk
𝜎2
(𝛽̂𝑖 ) = 𝑆 2 dengan 𝑆𝑖𝑖 = ∑𝑛𝑗=1(𝑋𝑖𝑗 − 𝑋̅𝑖 )2 dan 𝑅𝑖2 adalah koefisien determinasi.
𝑖𝑖 (1−𝑅𝑖 )
Misalkan tidak ada korelasi linier sesama variabel bebas dalam model, maka
koefisien determinasi parsial sesama variabel bebas 𝑅𝑖2 akan menjadi nol, maka
𝜎2
ragam (variance) dari (𝛽̂𝑖 ) akan menjadi . Dibagikan terhadap Var (𝛽̂𝑖 ) maka
𝑆𝑖𝑖
a). Jika nilai Tolerance kurang dari 0,10 berarti ada korelasi antar variabel bebas.
b). Jika hasil perhitungan nilai VIF lebih dari 10, berarti ada korelasi antar variabel
bebas.
Cara lain mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dapat juga digunakan cara
c). Ketiga, kriteria pengambilan keputusan: nilai R2 parsial pada prosedur b) di atas
a) di atas]. Jika nilai R2 parsial lebih tinggi dibandingkan dengan R2 model awal,
ketidaksamaan ragam dari galat satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam
penelitian ini ada dua cara digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas.
Grafik Plot antara nilai prediksi peubah takbebas yaitu ZPRED dengan galat
Tabel 3.2.
3). Masukkan variabel SRESID (residu 𝑌̂ − 𝑌 yang telah di-studentized ) pada kotak
pilihan Y
a). Jika hasil diagram pencar (Scatter Plot) ada pola tertentu, seperti titik-titik yang
ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindekasikan telah terjadi
b). Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
𝛽
𝜎𝑖2 = 𝛼𝑋𝑖 𝑒 𝑢𝑖
Persamaan ini dijadikan linier dalam bentuk persamaan logaritma sehingga menjadi:
Karena 𝑢𝑖2 umumnya tidak diketahui, maka dapat diduga dengan menggunakan
ln𝑢𝑖2 = 𝑙𝑛 ∝ + 𝛽𝑙𝑛𝑋𝑖 + 𝑣𝑖
b). Memperoleh peubah galat ui dilakukan dengan cara memilih tombol Save pada
c). Kuadratkan nilai galat (𝑢𝑖2 ) dengan menu Transform dan Compute
d). Hitung logaritma natural dari 𝑢𝑖2 , yaitu ln𝑢𝑖2 dengan menu Transform dan
Compute
e). Regresikan variabel ln𝑢𝑖2 sebagai peubah takbebas dan variabel bebas masing-
masing pendapatan, harga kopi, dan harga gula sehingga persamaan menjadi:
ln𝑢𝑖2 = 𝛽0 + 𝛽1 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 + 𝛽2 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑘𝑜𝑝𝑖 + 𝛽3 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑔𝑢𝑙𝑎 + 𝑔𝑎𝑙𝑎𝑡
Apabila koefisien regresi dari persamaan regresi signifikan secara statistik berarti
dalam data model empiris yang diduga terdapat heteroskedastisitas. Sebaliknya jika
tidak signifikan secara statistik, maka asumsi homoskedastisitas pada data model
4.1. Analisis Pengaruh Pendapatan, Harga Kopi, dan Harga Gula Terhadap Permintaan
Kopi
4.1.1. Pengaruh pendapatan, harga kopi dan gula terhadap permintaan kopi rumah tangga
Dari hasil pendugaan model regresi Tabel 4.1. maka diperoleh bahwa nilai β1 adalah
0,214 dan nilai 𝑡𝛽1 adalah 11,564. Dengan demikian peubah pendapatan berpengaruh
positif dan sangat nyata mempengaruhi permintaan kopi. Sedangkan peubah-peubah harga
kopi dan gula benar masing-masing berpengaruh negatif terhadap permintaan konsumsi
kopi rumah tangga masing-masing dengan nilai koefisien regresi 𝛽2 = - 0, 036 dan 𝛽3 = -
0, 012 meskipun tidak nyata, masing-masing dengan nilai 𝑡𝛽2 = -0,540 dan 𝑡𝛽3 = - 0,195.
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
Dari hasil pendugaan pada Lampiran 1, koefisien determinasi R2 adalah 0, 846 artinya
84,6 % keragaman peubah respon permintaan kopi Y dapat dijelaskan oleh keragaman
peubah-peubah bebas. Dengan demikian model dianggap sudah cukup sesuai untuk
menjelaskan hubungan antara peubah respon permintaan kopi rumah tangga dengan
peubah-peubah bebas masing-masing pendapatan masyarakat, harga kopi dan harga gula.
Dari hasil pendugaan model regresi Tabel 4.2. diperoleh bahwa nilai f adalah 47,713
kopi, dan harga gula secara bersama-sama sangat nyata mempengaruhi peubah respon
Total 668000.000 29
a. Predictors: (Constant), Harga Gula (RP/kg), Pendapatan (dalam ribuan rp), Harga Kopi
(RP/kg)
b. Dependent Variable: Konsomsi kopi (dalam gram)
444
4.2. Analisis Pelanggaran Terhadap Asumsi Klasik
Dari hasil pendugaan model regresi Lampiran 1 pada Tabel Matriks Korelasi (Tabel
Correlations) diperoleh bahwa hubungan sesama peubah bebas adalah lemah masing-
masing dengan koefisien korelasi peubah bebas Pendapatan-Harga kopi adalah – 0,207,
koefisien korelasi Pendapatan-Harga Gula adalah 0,032, dan koefisien korelasi Harga
Kopi-Harga Gula adalah 0,373. Dengan demikian tidak ada multikolinearitas, yaitu tidak
Pada Tabel 4.3. Statistik Kolinearitas, hasil perhitungan nilai Tolerance menunjukkan
bahwa tidak ada peubah bebas yang memiliki nilai Tolerance kuang dari 0,10 yang berarti
tidak ada multikolinearitas. Demikian juga hasil perhitungan nilai Variance Inflation
Factor (VIF).
Pendapatan (dalam ribuan rp) .214 .019 11.564 .000 .955 1.047
Berdasarkan hasil regresi model awal (utama) variabel konsumsi kopi sebagai
peubah takbebas Y = f(X1, X2, X3) diperoleh bahwa koefisien determinasi adalah R2 =
0,846.
Koefisien determinasi parsial hasil regresi variabel harga kopi sebagai peubah
Karena nilai-nilai koefisien determinasi parsial 𝑅12 , 𝑅22 , dan 𝑅32 semuanya lebih kecil
dari nilai koefisien determinasi model awal R2, maka dapat disimpulkan bahwa model
Dengan Grafik Plot pada Gambar 4.1. dapat dilihat bahwa diagram pencar titik-titik
tidak menggambarkan pola tertentu, meskipun ada sebagian data menggambarkan pola
tertentu berupa garis lurus, tetapi secara keseluruhan diagram pencar tidak menunjukkan
pola tertentu. Dengan demikian berdasarkan uji Grafik Plot, data dalam penelitian dapat
dianggap homoskedastis.
Setelah dilakukan prosedur melakukan uji Park, maka diperoleh hasil pada Tabel 4.4.
Dari hasil regresi uji Park, ln𝑢𝑖2 sebagai peubah takbebas, dapat dilihat bahwa pada
taraf nyata 𝛼 = 5% tidak satu pun koefisien regresi variabel bebas yang nyata. Dengan demikian
berdasarkan kriteria pengambilan keputusan bagi uji Park dapat disimpulkan juga sesuai dengan
hasil Grafik Plot bahwa tidak ada pelanggaran terhadap asumsi klasik homoskedastis.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Peubah pendapatan berpengaruh positif terhadap permintaan (konsumsi) kopi dan
sangat nyata.
2. Peubah harga kopi berpengaruh negatif terhadap permintaan kopi tetapi tidak nyata.
3. Peubah harga gula berpengaruh negatif terhadap permintaan (konsumsi) kopi tetapi
tidak nyata.
4. Bardasarkan hasil uji f dan koefisien determinasi R2 menunjukkan bahwa model
regresi yang menjelaskan hubungan antara peubah takbebas dan peubah-peubah
bebas sudah sesuai, nilai R2 = 0,846 dan nilai f = 47,713.
5. Dan berdasarkan beberapa hasil pengujian terhadap asumsi klasik, yaitu
multikolineritas ternyata tidak ada multikolinearitas. Demikian juga pengujian
terhadap asumsi klasik homoskedastis, ternyata tidak ada pelanggaran
heteroskedastisitas. Dengan demikian hasil pendugaan model regresi adalah takbias
dan efisien.
5.2 Saran
Harga kopi dan harga gula seharusnya berpengaruh nyata terhadap permintan
(konsumsi) kopi. Dalam penelitian ini, meskipun benar memberi pengaruh negatif
terhadap permintaan kopi tetapi tidak nyata. Untuk itu diperlukan penelitian lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Greene, W.H., Econometric Analysis, Fourth Edition, Prentic-Hall, Upper Saddle River, New
Jersey, 2000.
Mankiw, Gregory. N., Teori Makroekonomi, Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta, 2000.
Pratama, Raharja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar, Edisi
Sukirno Sadono, Pengantar Teori Mikroekonomi, Edisi Kedua, Cetakan ke-15, Jakarta: Raja
Descriptive Statistics
Correlations
Konsomsi kopi Pendapatan Harga Kopi Harga Gula
(dalam gram) (dalam ribuan rp) (RP/kg) (RP/kg)
Pearson Correlation Konsomsi kopi (dalam gram) 1.000 .919 -.228 .030
d
1 .920a .846 .829 62.84451
i
ANOVAb
Total 668000.000 29
a. Predictors: (Constant), Harga Gula (RP/kg), Pendapatan (dalam ribuan rp), Harga Kopi (RP/kg)
b. Dependent Variable: Konsomsi kopi (dalam gram)
Coefficientsa
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients