Anda di halaman 1dari 6

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Judul : Stimulasi persepsi dengan permainan botol keliling, berjalan sambil


membawa buku didada, dan berebut 1 tisu pada tiap kelompok di
ruang tenang pria RSJD Sambang Lihum
Hari/Tanggal : Sabtu, 17 Desember 2016
Jam : 10.00
Tempat : Ruang Tenang Pria
Sasaran : Semua pasien ruang tenang pria
I. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien mampu bekerjasama dan berinteraksi dengan klien yang lain
2. Tujuan Khusus
- Klien mampu memahami perintah dari leader
- Klien mampu berkoordinasi dengan yang lain untuk melaksanakan perintah
leader
- Klien mampu mengenal nama dan usia klien lain
- Klien mampu mempertahankan kontak mata saat berinteraksi dengan klien
yang lain
- Klien mampu mengikuti aturan selama permainan
- Klien mampu mengemukakan pendapat tentang permainan yang telah
dilakukan

II. TINJAUAN TEORI TAK


1. Definisi TAK
Terapi Aktivitas Kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang
dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang
telah terlatih (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental RSJ Di Indonesia). Terapi
kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk
memberikan stimulasi bagi klien dengan gangguan interpersonal (Yosep, 2007).
Keuntungan yang diperoleh individu melalui terapi aktivitas kelompok ini adalah
dukungan (support), pendidikan, meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah, meningkatkan kemampuan hubungan interpersonal dan meningkatkan
uji realitas (Birckhend, 2006) sehingga terapi aktivitas kelompok ini dapat
dilakukan pada karakteristik gangguan seperti : gangguan konsep diri, harga diri
rendah, perubahan persepsi sensori halusinasi, klien dengan perilaku kekerasan
atau agresif dan amuk serta menarik diri/isolasi sosial. Selain itu, dapat
mengobati klien dalam jumlah banyak, dapat mendiskusikan masalah-masalah
secara kelompok, menggali gaya berkomunikasi, belajar bermacam cara dalam
memecahkan masalah, dan belajar peran di dalam kelompok. Namun, pada terapi
ini juga terdapat kekurangan yaitu : kehidupan pribadi klien tidak terlindungi,
klien kesulitan mengungkapkan masalahnya, terapis harus dalam jumlah banyak.
Dengan sharingexperience pada klien dengan resiko prilaku kekerasan
diharapkan klien mampu mengontrol dirinya untuk berinteraksi dengan orang
lain sehingga keterampilan hubungan sosial dapat ditingkatkan untuk diterapkan
sehari-hari.
Terapi aktivitas kelompok salah satunya dapat menggunakan musik
(nyanyian/lagu). Dengan terapi musik klien dapat mengekspresikan perasaannya.
2. Jenis-jenis TAK
Terapi Aktivitas Kelompok dibagi empat, yaitu :
a. Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas sebagai stimuus terkait dengan pengalaman dan atau
kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok (Keliat, 2012). Fokus terapi
aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah membantu klien yang mengalami
kemunduran oreintasi dengan karakteristik: klien dengan gangguan persepsi;
halusinasi, menarik diri dari realitas, kurang inisiatf atau ide, kooperatif, sehat
fisik, dan dapat berkomunikasi verbal (Yosep, 2007).
b. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori
TAK stimulasi sensori adalah TAK yang diadakan dengan memberikan stimulus
tertentu kepada klien sehingga terjadi perubahan perilaku.
c. Terapi aktivitas kelompok Orientasi Realita
Orientasi realita adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada
klien yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/tempat dan waktu.
Klien dengan gangguan jiwa psikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas
(reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat,waktu, dan orang-
orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi
pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka
perlu ada aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang
realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas
lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.
d. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) sosialisasi adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial.
Aktivitas kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai relasi atau
hubungan satu dengan yang lain saling tekait dan dapat bersama-sama mengikti
norma yang sama.

III. PENGORGANISASIAN KELOMPOK


1. Leader 1 & 2 :
Menyiapkan proposal TAK, menyampaikan tujuan dan peraturan TAK sebelum
kegiatan dimulai. Menjelaskan kegiatan, mampu memotivasi anggota untuk
aktif dalam proses kegiatan TAK dengan baik dan tertib, serta menetralisir bila
ada masalah yang timbul dalam kelompok.
2. Fasilitator :
Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung, memotivasi klien yang
kurang aktif, membantu leader mefasilitasi anggota untuk berperan aktif dan
memfasilitasi anggota kelompok.
3. Observer :
Mengoservasi jalannya proses kegiatan, mencatat perilaku verbal dan non verbal
kelompok selama kegiatan berlangsung serta membantu dalam mengoperasikan
media TAK.

IV. METODE
Metode yang digunakan adalah dengan dinamika kelompok

V. SETTING TEMPAT
1. Terafis dan klien duduk bersama dalam setengah lingkaran menghadap leader.
2. Tempat tenang dan nyaman.

2
1

Keterangan :

: leader 1 dan 2 : observer

: fasilitator : klien / pasien

VI. MEDIA DAN ALAT


1. Botol Plastik
2. Buku
3. Tisu
4. Handphone
5. Pulpen
6. Buku
7. Speaker
VII. LANGKAH KEGIATAN
Waktu Kegiatan Isi Acara Peserta
5 Tahap a. Membuat kontrak dengan peserta
Menit persiapan b. Menyiapkan alat dan tempat yang akan
dipergunakan
c. Menyiapkan personel yang akan melakukan TAK
10 Tahap a. Salam terapeutik  Menjawab
Menit orientasi 1) Salam dari terapis pada peserta salam
2) Terapis dan peserta memperkenalkan nama  Mendengarkan
b. Evaluasi/Validasi  Memperhatikan
1) Menanyakan perasaan peserta saat ini
2) Menanyakan aktivitas apa yang dilakukan hari
ini
c. Kontrak
1) Terapi menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara
berkenalan dengan orang lain, menumbuhkan
sikap kerjasama dan menumbuhkan kegigihan
dalam mencapai sesuatu dan kerja keras
2) Terapis menjelaskan aturan main sebagai
berikut :
 Jika ada peserta yang ingin meninggalkan
kelompok, harus minta ijin ke terapis
 Lama kegiatan 35 menit
 Setiap peserta mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai

20 Tahap Sesi 1 ( Leader : )  Memainkan


Menit Kerja a) Leader 1  Menjelaskan
menjelaskan permainan yang akan dilakukan, yaitu
klien memutar botol yang diberikan pada saat musik
diputar, klien yang memegang botol pada saat music
berhenti akan berdiri dan memperkenalkan
diri.untuk permainan menmpel buku pada dada
peserta terapi dibagi menjadi 2 kelompok dan
berbaris menghadap 1 arah, lalu ditempelkan buku
didada peserta dalam kelompok, pada hitungan
ketiga setiap kelompok harus berjalan sampai batas
yang ditentukan, apabila dalam kelompok ada buku
yang jatuh maka harus ditempelkan kedada lagi dan  Memperhatikan
baru boleh jalan lagi, untuk permainan berebut tisu dan
peserta di bagi dalam kelompok kecil yaitu terdiri menjelaskan
dari 3 atau 4 orang dalam kelompok, setiap peserta
dalam kelompok menghadap saling berbelakangan
dan tiap kelompok diberikan 1 tisu yang ditaruh
diantara kaki peserta dalam kelompok, pada saat
hitungan ketiga para peserta saling berebut tisu, dan
apabila peserta yang tidak mendapatkan tisu akan
mendapat hukuman

b) Leader 1, memberikan pujian dan mengajak semua


pesrta bertepuk tangan setiap klien selesai
menceritakan pengalaman marah
c) Leader 1, menyerahkan sesi ke dua pada leader 2

Sesi 2 ( Leader ) :

a) Leader 2, menjelaskan permainan yang ke dua yang


akan dilakukan

b) Leader 2
menjelaskan terapi aktivitas kelompok yang akan
dilakukan yaitu permainan menempel buku pada
dada peserta terapi dibagi menjadi 2 kelompok dan
berbaris menghadap 1 arah, lalu ditempelkan buku
didada peserta dalam kelompok, pada hitungan
ketiga setiap kelompok harus berjalan sampai batas
yang ditentukan, apabila dalam kelompok ada buku
yang jatuh maka harus ditempelkan kedada lagi dan
baru boleh jalan lagi, untuk permainan berebut tisu
peserta di bagi dalam kelompok kecil yaitu terdiri
dari 3 atau 4 orang dalam kelompok, setiap peserta
dalam kelompok menghadap saling berbelakangan
dan tiap kelompok diberikan 1 tisu yang ditaruh
diantara kaki peserta dalam kelompok, pada saat
hitungan ketiga para peserta saling berebut tisu, dan
apabila peserta yang tidak mendapatkan tisu akan
mendapat hukuman

c) Leader 2, memberikan pujian dan mengajak semua


klien bertepuk tangan saat setiap peserta yang
memenangkan ataupun yang mendapat hukuman
5 Terminasi a) Evaluasi
Menit  Leader menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
 Leader memberikan pujian atas keberhasilan
kelompok

b) Tindak lanjut
Menanyakan pada peserta penyebab apasaja yang
menyebabkan dia masuk rumah sakit jiwa, misalnya
pada pasien halusinasi menanyakan bagaimana cara
dia untuk menghilangkan halusinasi yang timbul
pada dirinya

c) Kontrak yang akan datang


 Menyepakati TAK yang akan datang
 Menyepakati waktu dan tempat
VIII. EVALUASI
1. Evaluasi Struktural
a. Membuat proposal TAK
Proposal TAK dibuat sebagai panduan atau cara terapi sesuai dengan tujuan
yang telah ditentukan.
b. Kontrak waktu
Kontrak waktu pada peserta di beritahukan satu hari sebelum pelaksanaan dan
saat akan dilaksanakan TAK.
c. Menyiapkan peralatan
Peralatan yang digunakan adalah peralatan yang diperlukan sesuai dengan
yang ada dalam proposal TAK.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta
Peserta berjumlah 20 orang, dan dapat mengikuti TAK dari awal sampai
dengan selesai.
b. Terapi
Leader memandu TAK dari awal sampai dengan akhir, sambil di bantu oleh
fasilitator dan observer sesuai dengan fungsinya masing-masing.
3. Evaluasi Hasil
Para peserta sangat senang saat mengikuti permainan yang dilakukan, peserta
sudah mulai bisa melakukan cara berkenalan dengan benar, peserta sudah
mengerti pentingnya kerjasama dalam kehidupan sehari-hari

IX. DOKUMENTASI
Peserta berjumlah 20 orang dengan gangguan jiwa yang bermacam-macam, ada 2
orang peserta tidak terlalu bersemangat dalam mengikuti kegiatan yang dilakukan,
masih ada beberapa peserta yang masih malu-malu untuk berkenalan dengan perawat
ataupun teman seruangannya, ada juga peserta dalam permainan menempelkan buku
didada yang tidak mengambil bukunya saat jatuh dan hanya berdiam diri saja, untuk
permainan berebut tisu hanya ada beberapa klien yang semangat dalam melakukan
kegiatan

Banjarmasin, 2016

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(……………………..) (……………………….)

Anda mungkin juga menyukai