a. Astronomi
Di bidang astronomi, sarjana Islam al-Khawarizmi banyak sekali memberikan
sumbangannya dengan karya-karyanya dan mempunyai pengaruh terbesar
terhadap kontribusi ilmu pasti diantara semua penulis di abad pertengahan. Ia
menulis buku al Jabr wa al-Muqabalah, yang memuat daftar astronomi yang
tertua dan al-Khwarizmi merupakan orang pertama yang menyusun buku ilmu
berhitung dan aljabar.
Namun disamping itu, tokoh yang paling terkenal dalam ilmu astronomi adalah
Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana
matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat
teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan
bintang.[8]. Ada pula Al-majiriyah dari Cordova, al-Zarqali dari Toledo dan Ibn
Aflah dari Seville, merupakan para pakar ilmu perbintangan yang sangat
terkenal saat itu. .
b. Matematika
Ilmu eksakta yakni matematika mulai berkembang karena didorong dengan
adanya perkembangan filsafat. Ilmu pasti dikembangkan orang Arab berasal
dari buku India yaitu Sinbad, yang diterjemahkan dalam bahasa Arab oleh
Ibrahim al-fazari (154 H/ 771 M).[9] Dengan perantara buku ini, kemudian
Nasawi seorang pakar matematika memperkenalkan angka-angka India seperti
0,1, 2, hingga 9), sehingga angka-angka India di Eropa lebih dikenal dengan
angka Arab.
c. Filsafat
Sumbangan Islam dalam filsafat tak kurang pula terhadap dunia Barat. Minat
filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M di masa
Khilafah Bani Umayyah, Muhammad ibn Abd al-Rahman (832-886
M).[10]Karya-karya ilmiah dan filosofis dalam jumlah besar diimpor dari Timur,
sehingga Cordova menjadi perpustakaan dan universitas besar yang dapat
menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan didunia Islam.
Dalam keadaan ini, maka Spanyol banyak melahirkan filosof-filosof besar.
Tokoh pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr
Muhammad ibn al- Sayigh (Ibn Bajjah). Ia lahir di Saragosa, lalu pindah ke
Sevilla dan Granada. Ia bersifat etis dan eskatologi dalam masalah yang
dikemukakannya seperti al-Farabi dan Ibn Sina. Magnum opusnya adalah
tadbir al-Mutawahhid.Tokoh kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli
Wadi Asy (sebuah dusun kecil disebelah timur Granada. Karya filsafatnya yang
sangat terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan.
Ahli kedokteran yang terkenal pada saat itu antara lain adalah Abu al-Qasim al-
Zahrawi. Di Eropa ia dikenal dengan nama Abulcassis. Beliau adalah seorang
ahli bedah terkenal dan menjadi dokter istana. Ia wafat pada tahun 1013 M. Di
antara karyanya yang terkenal adalah al-tasrif terdiri dari 30 jilid. Selain al-
Qasim, terdapat seorang filosuf besar bernama Ibn Rusyd yang juga ahli dalam
bidang kedokteran. Di antara karya besarnya adalah Kulliyat al-Thib.
Keruntuhan Kekuasaan Islam di Andalusia
Dalam masa kekuasaan Islam di Spanyol yang begitu lama tentu memberikan
catatan besar dalam mengembangkan dan memberikan sumbangan yang
sangat berharga bagi peradaban dunia. Namun, sejarah panjang yang telah
diukir kaum muslim menuai kemunduran dan kehancuran. Kemunduran dan
kehancuran disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
1. Konflik Islam dengan Kristen
Keadaan ini berawal dari kurang maksimalnya para penguasa muslim di
Andalusia dalam melakukan proses Islamisasi. Hal ini mulai terlihat ketika masa
kekuasaan setelah al-Hakam II yang dinilai tidak secakap dari khalifah
sebelumnya. Bagi para penguasa, dengan ketundukan kerajaan-kerajaan
kristen dibawah kekuasaan kristen hanya dengan membayar upeti saja, sudah
cukup puas bagi mereka.
Namun, kehadiran Arab Islam tetap dianggap sebagai penjajah sehingga malah
memperkuat nasionalisme masyarakat Spanyol Kristen. Hal ini menjadi salah
satu penyebab kehidupan negara Islam di Andalusia tidak pernah berhenti dari
pertentangan antara Islam dan Kristen. Akhirnya pada abad ke-11, umat Islam
Andalusia mengalami kemunduran, sedang umat Kristen memperoleh
kemajuan pesat dalam bidang IPTEK dan strategi perang.
3. Kesulitan Ekonomi
Dalam catatan sejarah, pada paruh kedua masa Islam di Andalusia, para
penguasa begitu aktif mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban
Islam, sehingga mengabaikan pengembangan perekonomian. Akibatnya timbul
kesulitan ekonomi yang memberatkan dan berpengaruh bagi perkembangan
politik dan militer. Kenyataan ini diperparah lagi dengan datangnya musim
paceklik dan membuat para petani tidak mampu membayar pajak. Selain itu,
penggunaan keuangan negara tidak terkendali oleh para penguasa muslim.
Sejarah Islam di Turki
Masa awal
Pada awalnya wilayah Turki dikuasai oleh Kekaisaran Romawi Timur, sebuah
kerajaan pada masa awal abad Masehi. Kerajaan Bizantium ini dikuasai oleh
kerajaan Romawi selama kurang lebih 4 abad.
Pada tahun 395 Kekaisaran Romawi terpecah dua, Romawi Barat dan Romawi
Timur. Kemudian di tangan kerajaan Romawi timur, Bizantium itu kemudian
dirubah namanya menjadi Konstantinopel dan dijadikan ibu kota. Sebaliknya
Romawi Barat kala itu jatuh ke kekuasaan barbar (Goth) sekitar tahun 476 M.
Kemudian pada abad ke dua belas, wilayah Konstantinopel ini kemudian
dikuasai oleh Kesultanan Utsmaniyah. Yang pada saat penaklukannya itu
dipimpin oleh Muhammad al-Fatih. dan menurut sejarah pada masa raja inilah
masa keemasan Kerajaan Turki Ottoman karena ditopang oleh rasa keagamaan
Islam yang kental. Istanbul kemudian menjadi ibu kota Turki Usmani.
Era Utsmaniyah
Pada tahun 1453 saat Kesultanan Utsmaniyah mulai berkusa di Turki, Islam
makin dominan di Turki. Gereja-gereja di Turki yang merupakan peningalan
Bizantium termasuk Hagia Sophia banyak diubah menjadi masjid. Islam
menjadi sangat dominan hingga tahun 1920an.
Era Modern
Atatürk (presiden pertama Turki) dan Abdurrahman Kâmil Yetkin (mufti
Amasya) pada tahun 1930
Saat Kesultanan Utsmaniyah runtuh dan diteruskan oleh Republik Turki pada
1923, Islam menjadi sedikit mundur karena perubahan Turki dari kesultanan
menjadi negera sekuler.
Kesadaran mempelajari Islam mulai menyebar di New Delhi sejak tahun 2000,
ditandai dengan munculnya taman pengajian Quran (TPA) yang sangat efektif.
Bukti nyata dari pesatnya perkembangan Islam di New Delhi adalah kehadiran
Taj Mahal, yang dibangun pada 1632-1654.
Salah satu keajaiban dunia ini merupakan sumbangan peradaban umat Islam di
India, sekaligus menunjukkan kepada dunia bahwa perkembangan Islam di
India sudah sangat maju.
Taj Mahal ini adalah lambang kejayaan Dinasti Mogul. Meski beragama Islam,
Dinasti Mogul tetap bertoleransi terhadap berbagai agama dan keyakinan lain.