PENDAHULUAN
1
Namun berhubungan kegiatan penulis dalam pelaksanaan lebih banyak dalam
pemeliharaan transformator pada PLTU Nagan Raya.
maka penulis hanya membahas mengenai pemeliharaan transformator
PLTU Nagan Raya Dalam hal ini penulis melakukan pengaplikasian terhadap ilmu
yang telah peroleh selama perkuliahan. Selain itu praktek kerja ini juga
dimaksudkan agar penulis mampu bersosialisasi dan mengenali dunia kerja yang
akan dihadapi.
2. Tujuan Khusus
2
1.3 Jadwal, Waktu, dan Tempat Pelaksanaan
3
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
4
II.2 Visi, Misi dan Ketenagakerjaan
Visi
Diakui sebagai pengelola listrik CFB terbaik di Indonesia dengan
tatakelola ekselen yang berwawasan lingkungan dan bertumpu pada
potensi Insani.
Misi
1. Menjalankan usaha pembangkitan energi listrik yang efesiensi, andal,
dan berwawasan lingkungan.
2. Menerapkan tata kelolapembangkitan dengan mengimplementasikan
EAM dan OPI.
3. Mengembangkan SDM dengan budaya saling percaya, intregritas,
peduli dan pembelajar dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.
Ketenagakerjaan
Tenaga kerja produktif sementara ini yang di miliki PT.PLN
(Persero) Unit Pelaksana PembangkitanNagan Raya sejumlah 201 orang
pegawai dan 383 orang tenaga alih daya.
5
II.3 Struktur Organisasi Ketenagakerjaan PT.PLN (Persero) Unit
Pembangkitan Nagan Raya
MANAGER
SUPERVISOR SUPERVISOR
SUPERVISOR SUPERVISOR HAR.
PENGELOLA SUPERVISOR KEUANGAN
OPERASI A COAL & ASH MANAGER ULPL COT
SISTEM PEMELIHARAAN PEJABAT PELAKSANA
HANDLING TRUENG
TURBIN LINGKUNGAN
SUPERVISOR SUPERVISOR
OPERASI B SUPERVISOR
PENGELOLAAN
PEMELIHARAAN
BAHAN BAKAR
BOILER
SUPERVISOR
OPERASI C SUPERVISOR
PEMELIHARAAN
LISTRIK
SUPERVISOR
OPERASI D SUPERVISOR
PEMELIHARAAN
KONTROL
INTRUMEN
SUPERVISOR
ANALISA KIMIA
SUPERVISOR
LOGISTIK
6
Gambar II.2 Proses konversi energi pada PLTU
II.5 Sirkulasi Fluida Kerja Sederhana Pada PLTU
PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup
berarti menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang, Urutan sirkulasinya
secara singkat adalah sebagai berikut :
1. Air diisikan ke boiler hingga memenuhi seluruh permukaan pemindah
panas. Didalam boiler air dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran
bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
2. Uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan suhu tertentu diarahkan
untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa
putaran.
3. Generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan
energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam
kumparan, sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari
terminal outputgenerator.
4. Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air
pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air kondensat.
Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air
pengisi boiler.
5. Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.
7
Gambar II.3 Siklus fluida kerja sederhana pada PLTU
II.6 Bagian Utama PLTU
Bagian utama yang terdapat pada suatu PLTU yaitu :
1. Kondensor, berfungsi untuk mengkondensasikan uap panas yang keluar
dari turbin menjadi air dan kemudian digunakan kembali.
2. Boiler, berfungsi untuk mengubah air menjadi uap panas bertemperatur
dan bertekanan tinggi yang digunakan untuk memutar turbin uap.
3. Turbin uap, berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang dikandung
oleh uap menjadi energi putar yang kemudian digunakan untuk memutar
generator.
4. Generator, berfungsi untuk mengubah energi mekanik yang dihasilkan
oleh turbin menjadi energi listrik.
8
2. Reverse Osmosis (RO) Mempunyai fungsi yang sama seperti desalination
plant namun metode yang digunakan berbeda. Pada peralatan ini
digunakan membran semi permeable yang dapat menyaring garam-garam
yang terkandung pada air laut, sehingga dapat dihasilkan air tawar seperti
pada desalination plant.
3. Pre Treatment pada unit yang menggunakan pendingin air tanah / sungai
Untuk PLTU yang menggunakan air tanah/air sungai, pretreatment
berfungsi untuk menghilangkan endapan,kotoran dan mineral yang
terkandung di dalam air tersebut.
4. Demineralizer Plant (unit demin) berfungsi untuk menghilangkan kadar
mineral (ion) yang terkandung dalam air tawar. Air sebagai fluida kerja
PLTU harus bebas dari mineral, karena jika air masih mengandung
mineral berarti konduktivitasnya masih tinggi sehingga dapat
menyebabkan terjadinya GGL induksi pada saat air tersebut melewati jalur
perpipaan di dalam PLTU. Hal ini dapat menimbulkan korosi pada
peralatan PLTU.
5. Chlorination Plant (unit chlorin) berfungsi untuk menghasilkan senyawa
natrium hipoclorit (NaOCl) yang digunakan untuk memabukkan/
melemahkan mikro organisme laut pada area water intake.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya pengerakkan (scaling)
pada pipa-pipa kondensor maupun unit desal.
6. Coal Handling (unit pelayanan batubara) merupakan pengolahan batubara
yaitu dari proses bongkar muat kapal (ship unloading) di dermaga,
penyaluran ke stock area sampai penyaluran ke bunker unit.
7. Ash Handling (unit pelayanan abu) Merupakan unit yang melayani
pengolahan abu baik itu abu jatuh (bottom ash) maupun abu terbang (fly
ash) dari Electrostatic Precipitator hopper dan SDCC (Submerged Drag
Chain Conveyor) pada unit utama sampai ke tempat penampungan abu
(ash valley).
9
Gambar II.4 Diagram Alir PLTU Nagan Raya 2x110 MW
10
BAB III
PEMELIHARAAN UNIT AUXILIARY TRANSFORMATOR
….…………………………………………………….(01)
11
Dimana :
N1. N2 = Belitan primer dan sekunder
VI. V2 = Tegangan primer dan sekunder
I1. I2 = arus primer dan sekunder
…….……………………………………………………..(02)
Keterangan:
N = jumlah lilitan
∅∆ = fluks magnetik (weber atau Wb)
∆t = perubahan waktu/selang waktu(sekon)
Ei = ggl induksi (volt)
12
III.2.3 Unit Auxilliary Transformer (UAT)
Unit Auxilliary Transformer (UAT) adalah transformator pemakaian
sendiri yang merupakan transformator step-downyang digunakan untuk melayani
beban-beban motor yang input tegangan 6 kv seperti IDF,PAF,SAF dan lain-lain.
13
III.3 Bagian–bagian Transformator
III.3.1 Inti Besi
Inti besi dingunakan sebagai media mengalirnya fluks yang timbul
akibat induksi arus bolak-balik pada kumparan yang mengelilingi inti besi
sehingga dapat menginduksi kembali ke kumparan yang lain. Dibentuk
dari lempengan – lempengan besi tipis berisolasi dengan maksud untuk
mengurangi eddy current yang merupakan arus sirkulasi pada inti besi
hasil induksi medan magnet, dimana arus tersebut akan mengakibatkan
rugi-rugi (losses).
Gambar III.2 Inti besi dan laminasi yang diikat fiber glas
III.3.2 Belitan
Belitan terdiri dari batang tembaga berisolasi yang mengelilingi inti
besi, dimana saat arus bolak-balik mengalir pada belitan tembaga tersebut,
inti besi akan terinduksi dan menimbulkan fluks magnetik.
14
III.3.3 Bushing
Bushing merupakan sarana penghubung antara belitan dengan
jaringan luar. Bushing terdiri dari sebuah konduktor yang diselubungin
oleh isolator. Isolator tersebut berfungsi sebagai penyekat antara
konduktor bushing dengan bodi tangki transformator.
III.3.4 Pendingin
Suhu pada transformator yang sedang beroperasi akan dipengaruhi
oleh kualitas tegangan jaringan,rugi-rugi pada transformator itu sendiri
dan suhu lingkungan. Suhu operasi yang tinggi akan mengakibatkan
rusaknya isolasi kertas pada transformator. Oleh karena itu pendingin
yang efektif sangat diperlukan. Minyak isolasi transformator selain
merupakan media isolasi juga berfungsi sebagai pendingin. Pada saat
minyak bersirkulasi, panas yang berasal dari belitan akan dibawa oleh
minyak sesuai jalur sirkulasinya dan akan didinginkan pada sirip-sirip
radiator. Adapun proses pendingin ini dapat dibantu oleh adanya kipas dan
pompa sirkulasi guna meningkatkan efisiensi pendingin.
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat
rugi-rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan
15
kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak isolasi (di dalam
transformator). Untuk mengurangi kenaikan suhu transformator yang
berlebihan, maka perlu dilengkapi dengan alat/sistem pendingin untuk
menyalurkan panas keluar transformator.
16
Media yang digunakan pada sistem pendinginan dapat berupa udara
atau gas, minyak dan air. Pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara :
a. ONAN (Oil Natural Air Natural) / OA
Sistem pendingin ini menggunakan sirkulasi minyak dan
udara secara alamiah. Sirkulasi minyak yang terjadi disebabkan
oleh perbedaan berat jenis antara minyak yang dingin dengan
minyak yang panas.
b. ONAF (Oil Natural Air Force)
Sistem pendingin ini menggunakan sirkulasi minyak secara
alami sedangkan sirkulasi udaranya secara buatan, yaitu dengan
menggunakan hembusan kipas angin yang digerakkan oleh motor
listrik. Pada umumnya operasi trafo dimulai dengan ONAN atau
dengan ONAF tetapi hanya sebagian kipas angin yang berputar.
Apabila suhu transformator sudah meningkat maka kipas angin
yang lainnya akan berputar secara bertahap.
c. OFAF (Oil Force Oil Force)
17
III.3.5 Konservator
Kenaikan suhu operasi pada transformator isolasi akan memuai
sehingga volumenya bertambah. Sebaliknya saat terjadi penurunan suhu
operasi, maka minyak akan menyusut dan volume minyak akan turun.
Konservator dingunkan untuk menampung minyak pada saat trafo
mengalami kenaikan suhu. Volume minyak di konservator akan
mengalamin perubahan akibat pemuaian dan penyusutan minyak, ampere
udara didalam konservator pun akan bertambah dan berkurang.
Penambahan atau pembuangan udara di dalam konservator akan
berhubungan dengan udara luar (untuk tipe konservator tanpa rubber bag),
maka udara yang akan masuk kedalam konservator akan difilter melalui
silicalgel sehingga kandungan uap air dapat diminimalkan.
Minyak transformator tidak berhubungan langsung dengan udara
luar, maka saat ini konservator dirancang dengan menggunakan breather
bag/rubber bag, yaitu sejenis balon karet yang dipasang di dalam tangki
ampere.
18
III.3.6 Silical gel
silica gel biasa digunakan pada trafo. Fungsinya untuk menyaring udara
yang masuk ke dalam ruang rubber bag saat terjadi pernapasan pada
konservator. Udara yang akan masuk ke dalam / konservator haruslah
melalui silica gel sehingga kandungan airnya terserap dan udara yang
masuk adalah udara yang kering. Kandungan air yang terdapat dalam
udara apabila bercampur dengan minyak isolasi dalam konservator akan
berpengaruh terhadap nilai isolasi minyak.
19
III.3.7 Isolasi Kertas
Isolasi kertas merupakan bagian dari sistem isolasi trafo. Isolasi
kertas berfungsi sebagai media dielektrik, menyediakan kekuatan mekanik
dan spacing(pemberi jarak). Panas yang berlebih dan by-product dari
oksidasi minyak dapat menurunkan kualitas minyak isolasi.
20
Standar warna isolasi minyak transformator dapat di lihat pada
gambar III.10 Berikut merupakan keterangan dari standar warna isolasi
minyak transformator :
Keterangan:
1. Jernih : Kondisi minyak yang baru
2. Kuning pucat : Kondisi minyak yang baik
3. Kuning : Kondisi minyak operasi
4. Kuning cerah : Kondisi minyak memburuk
5. Kecoklatan : Kondisi minyak buruk
6. Coklat : Kondisi minyak amat buruk
7. Coklat gelap : Kondisi minyak sangat buruk
21
Gambar III.11 Tap Changer
. Prinsip Kerja Load Tap Changer yaitu pengaturan tegangan sekunder
berdasarkan perubahan jumlah belitan primer atau sekunder dengan persamaan :
𝑉1 𝑁1
E . = a…………………………………………...……………..(03)
𝑉2 𝑁2
Di mana:
E1 = GGL induksi di sisi primer (Volt)
E2 = GGL induksi di sisi primer (Volt)
V1 = Tegangan Primer
V2 = Tegangan Sekunder
N1 = Belitan Primer
N2 = Belitan Sekunder
a = Perbandingan transformator
III.3.10 Name Plate Transformator
Tabel III.2 Spesifikasi Transformator
HIGH VOLTAGE
TAP
TAP VOLTAGE CURRENT CONNECTION TAP POSITION
+5 . 0 14490 1155 2-3 1
+2.5 14140 1184 3-4 2
RATED 13800 1213 4-5 3
-2 . 5 13460 1244 5-6 4
-5 .0 13110 1277 6-7 5
L.V
VOLTAGE CARRENT (A)
6300 2658
22
TECHNICAL DATA OF CURRENT TRANSFORMER
CURREN RATED WIRING
ACCURACY
TYPE T RATIO BURDEN TERMINAL
CLASS
A VA MARK
LRB-20 5000/5 5P20 1S1-1S2
LRB-20 5000/5 5P20 50 2S1-2S2
HIGH LRB-20 5000/5 5P20 50 3S1-3S2
VOLTAGE
LRB-20 5000/5 5P20 50 4S1-4S2
LR-20 1500/5 0.2S 50 5S1-5S2
LR-20 1500/5 1 15 1E1-1E2
LOW LRB-10 600/5 5P20 50 6S1-6S3
VOLTAGE
NEUTRAL LRB-10 600/5 5P20 50 7S1-7S3
Type SH-2900/13.8TH
Rated power 29000 KVA
Number of phasa 3
Rated frequency 50 Hz
Service condition OUTDOOR
Rated voltage 13.8/6.3 KV
Short-circuit impedance 12.6 %
No – Load current 0.11 %
No Load Loss 19.2 kw
Load Loss 149.2 kw
Connection symbol Dynl
Type of cooling Onan / onaf (63%/100%
Uppertankk weight 2.8 t
Untanking weight 20.6 t
Weight of insulation oil 7.7 t
transportation weight with oil 30.1 t
Total weigh 38 t
Type of oil DB-25
kks coding/KKs 10BBT01 -
23
NGR adalah untuk mengontrol besarnya arus gangguan yang mengalir dari
sisi neutral ke tanah. Ada 2 jenis NGR (Neutral Grounding Resistor)
Liquid
Resistornya menggunakan larutan air murni yang ditampung didalam bejana
dan ditambahkan garam (NaCl) untuk mendapatkan nilai resistasi yang
diinginkan.
Solid
NGR jenis padat terbuat dari stainless Steel, FeCrAI, Cast Iron, Copper
Nikel atau Nichrome yang diatur sesuai nilai tahanannya.
Di mana :
Rt = tahanan bentang suatu elektrode dalam ohm,
rt = tahanan jenis tanah dalam ohm-meter,
L = panjang elektrode batang dalam m,
d = jari-jari batang elektrode dalam m,
ln = logarithmus (dasar e=2.7182818)
24
III.4 Proteksi pada Unit Auxiliary Transformator
Transformator mengalami gangguan internal yang berdampak kepada
suhu yang sangat tinggi dan pergerakan mekanis didalam transformator, maka
akan timbul tekanan aliran minyak yang besar dan pembentukan gelembung
gas mudah terbakar. Tekanan atau gelembung gas tersebut akan naik ke
konservator melalui pipa penghubung dan rele bucholz. Tekanan minyak
maupun gelembung gas ini akan dideteksi oleh rele bucholz sebagai indikasi
telah terjadinya gangguan internal. Adapun jenis proteksi sebagai berikut :
III.4.1 Rele Bucholz
Rele Bucholz adalah rele untuk mendeteksi dan mengamankan
terhadap gangguan di dalam transformator yang menimbulkan gas.
Gas yang ditimbulkan diakibatkan karena :
hubung singkat antar lilitan/dalam phasa
hubung singkat antar phasa
hubung singkat antar phasa ke tanah
busur api listrik antar laminasi
busur api listrik karena kontak yang kurang baik
25
adalah sebanding dengan faktor pembebanan dan suhu udara luar trafo.
Urutan kerja relai suhu kumparan/ winding ini dibagi 2 tahap:
Mengerjakan alarm (winding temperature alarm)
Mengerjakan perintah trip ke PMT (winding temperature trip)
2. Relai HV/LV Oil temperature bekerja apabila suhu minyak trafo
melebihi setting dari pada relai HV/LV oil. Besarnya kenaikan suhu adalah
sebanding dengan faktor pembebanan dan suhu udara luar trafo. Urutan
kerja relai suhu minyak/ oil ini dibagi 2 tahap:
Mengerjakan alarm (oil temperatur alarm)
Mengerjakan perintah trip ke PMT (oil temperature trip)
26
…………………………………………………(05)
Dengan:
θ : kenaikan temperatur (°C)
Is : arus yang mengalir (A)
ρ : resistivitas (Ωm)
αs : luas penampang konduktor (mm2 )
t : waktu (s)
g : rapat material konduktor (kg/m3 )
h : panas material konduktor (J/kg-°C)
27
III.5 Pengertian Pemeliharaan
28
oleh tim pemeliharaan (HAR). Adapun Standart Pemeliharaan
Transformator seperti berikut :
29
Dengan demikian cakupan overhaul atau isnpection tidak hanya
membongkar dan pasang saja, tetapi termasuk isnpection peralatan –
peralatan lain yang termasuk pekerjaan walaupun tidak ada yang dilakukan
bongkar pasang untuk melakukan isnpection tersebut.
30
Gambar III.15 Nameplate Unit 2 Auxiliary Transformator
31
Tabel III.3 Perawatan Unit Auxiliary Transformator
Peralatan yang di periksa Cara
NO
Trafo Auxiliary Pelaksanaan
Tangki,Radiator,pompa-pompa
minyak,Pipa-Pipa, Katub- periksa apakah anda
1
katub, Sumbat-sumbat Kipas- kebocoran minyak
kipas pendingin
Periksa Kipas -Kipas Apakah
Ada Karat Pada Sirip Dan
2 kipas pendingin
Berputar Dengan Baik Serta
Stabil
terminal utama,rel terminasi periksa dari kotoran /bangkai
3 kabel jumper-wire,lemari binatang atau binatang serta
control benda asing lainnya
periksa tinggi permukaan
4 indikator tinggi minyak minyak pada indikator tangki
Konservator
periksa apakah ada yang
5 Bushing Retak, kotor ,pecah dan
kebocoran minyak
periksa indikator pompa
sirkulasi apakah masih
6 Indikator pompa sikulasi
menunjukkan aliran minyak
dengan sempurna
32
Gas Analysis (DGA), Breakdown Voltage (BDV)dan orang yang ahli
untuk mendeteksi dan menganalisa kerusakan transformator.
Predictive Maintenance pada isolasi minyak transformator dibagi menjadi
2 yaitu:
33
III.8.4 Dampak Pemeliharaan Yang Tidak Tepat
34
terapung dalam minyak transformator. Adapun langkah-langkah pengujian
dan pemeliharan minyak trafo dapat dilihat pada gambar III.17
1. Pengambilan Sampel
35
Gambar III.18 Pengambilan Sampel Minyak DGA
2. Ekstrasi Gas
36
3. Interpretasi dan Analisis Data Pengujian DGA
37
Gambar III.19 Gas terlarut pada oil trafo
Setelah dilukukannya DGA TDCG ternyata masih dalam keadaan
normal standar DGA artinya minyak Trafo masih bisa dipakai tanpa harus
diganti agar kualitas lebih bagus baiknya dilukakan tahap selanjutnya yaitu
purifier dengan tujuan gas-gas yang terlarut dapat berkurang lagi.
38
Tabel III.6 Tabel Breakdown Voltage Sesuai IEC 156
Tegangan
Jarak Gap Nilai Minimum
Operasi Trafo
(mm) (kV)
(kV)
Un ≤ 36 2,5 30
36 < Un ≤ 70 2,5 35
39
Gambar III.20 Megger OTS100AF
40
Dari hasil hasil pengujian minyak trafo UAT Unit 2 di PLTU
Nagan Raya data yang diperoleh hasil rata-rata sebesar 52,5 KV. Hasil
tersebut berada di atas dari nilai yang ditetapkan menurut SPLN’50-1982
dan IEC No.156 tahun 1991, dimana daya tembus Untuk tegangan operasi
≤ 36 maka nilai minimum tegangan tembus 30 (kV) maka kualiats minyak
trafo UAT Unit 2 PLTU Nagan Raya masih dalam keadaan normal dan
baik. Di PLTU Nagan Raya meskipun minyak trafo dalam keadaan normal
dan masih bagus tetap dilakukan tahap selanjutnya yaitu purifier supaya
minyak lebih baik lagi dan antisipasi dari pada ketidak normal.
41
Apabila hasil pengujian tidak memenuhi standar, minyak bisa
ditreatment dengan menggunakan Oil Perification. Peralatan ini
mempunyai beberapa tahap perlakuan (treatment) diantaranya :
III.16.1 Filtering
Menggunakan filter yang berfungsi untuk menyaring material asing
yang ada dalam minyak, misalkan sobekan kertas selulosa, rontokan
cat, bangkai ular, bangkai burung, bangkai biawak, tusuk gigi,
bungkus nasi, buku manual dan lain-lain.
III.16.2 Pemanasan
Menggunakan heater dengan tujuan untuk membuang air yang
terkandung dalam minyak trafo. Minyak trafo dipanaskan sehingga
mencapai suhu 70o – 80oC. Diharapkan air yang terkandung pada
minyak trafo dapat menguap dan terpisah dari minyak trafo. Tetapi
secara teori dan kenyataan lapangan, air baru akan menguap pada
suhu 100oC pada tekanan 1 atm. Menaikkan suhu sampai suhu
mencapai 100oC atau lebih berkemungkinan dapat menyebabkan
minyak atau peralatan oil purification rusak. Untuk itu diperlukan
satu proses lagi yaitu vacuum.
III.16.3 Vacuum
III.16.4 Sentrifugal
42
III.16.5 Fuller Earth
43
Gambar III.23 Gas terlarut dalam minyak trafo
44
Gambar III.24 Print out Megger OTS100AF
45
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan PKL di PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Nagan Raya selama mulai tanggal 1 Agustus 2019 sampai 30
November 2019 (4 bulan) maka penulis dapat menarik kesimpulan mengenai
pokok bahasan pada laporan ini.
1. Jenis-jenis pengujian untuk mendeteksi gangguan pada Unit Auxiliary
Transformator(UAT) PLTU Nagan Raya yang disebabkan oleh isolasi minyak
transformator adalah:
a. Pengujian DGA (Dissolved Gas Analysis)
b. Pengujian BDV (Breakdown Voltage)
2. Analisis pengujian dan pemeliharaan isolasi minyak Unit Auxiliary
a. Pengujian DGA
Untuk mendeteksi kegagalan awal yang mulai terjadi berdasarkan
hasil uji dan pengukuran gas-gas yang terlarut seperti didalam isolasi
minyak transformator daya. Kandungan gas yang terlarut didalam isolasi
minyak transformator adalah Hydrogen (H2), Oksigen (O2), Nitrogen (N2),
Carbon monoxide (CO), Carbon dioxide (CO2), Methane (CH4), Ethane
(C2H6) dan Acetylene (C2H2).
b. Pengujian BDV
Untuk mengetahui nilai tegangan tembus (BDV) isolasi minyak
transformator daya di PLTU Nagan Raya berdasarkan standar IEC 156.
(Pada tegangan operasi < 36 kV = 30 kV), (Pada tegangan operasi 36 > 70
kV = 35 kV), (Pada tegangan operasi 70 > 170 kV = 40 kV) dan (Pada
tegangan operasi > 170 kV = 50 kV). Pengujian BDV dilakukan sebanyak
6 kali untuk mengambil nilai rata-rata dari isolasi minyak.
46
3 Jadwal yang tepat untuk melakukan pengujian dan pemeliharaan isolasi
minyak transformator daya adalah dengan melihat tingkat kondisi dari
TDCG. Kondisi 1 (Per-tahun/Per-tiga bulan), kondisi 2 (Per-tiga bulan/Per-
bulan), Kondisi 3 (Per-bulan/Per-minggu) dan kondisi 4 (Per-minggu/Per-
hari).
IV.2 Saran
IV.2.1 Dalam mengatasi gangguan yang diakibatkan gas terlarut tidak hanya
cukup dengan melakukan purifikasi isolasi minyak karena dengan cara ini
kandungan gas DGA tidak dapat dihilangkan. Mungkin dapat ditambah lagi
mengatasinya dengan cara reklamasi dan regenerasi agar penanganan tidak
berdampak kerusakan yang berkelanjutan.
47