Anda di halaman 1dari 17

DAMPAK UKURAN PERUSAHAAN, PERENCANAAN PAJAK DAN

KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA

Pada Perusahaan Manufaktur

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun oleh :

Nama : ARISKA WIJAYANTI

NPM : 2017030087

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM BATIK (UNIBA)

SURAKARTA

2019
Dampak Ukuran Perusahaan Perencanaan Pajak dan Kualitas Audit

terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur

LATAR BELAKANG MASALAH

Manajemen laba adalah suatu masalah serius yang dihadapi oleh para praktisi,

akademisi akutansi dan keuangan selama dasawarsa terakhir. Menurut Davidson,

Stickney dam Weil dalam sulistiyanto (2008) Manajemenn laba merupakan proses

untuk mengambil langkah tertentu yang disengaja dalam batas - batas prinsip

akutansi yang diterima umum untuk menghasilkan tingkat yang diingin kan dari

laba yang di laporkan. Masalah Manajemen laba tidak hanya terjadi di negara -

negara maju, tetapi juga di negara - negara berkembang seperti indonesia. Ada

beberapa perusahaan yang terjerat dalam kasus manajemen laba antara lain PT.

Kimia Farma Tbk (2001), PT.Indofarma Tbk(2001), PT.Katarina Utama

Tbk(2010), PT.Inofisi Infracom Tbk(2014), PT.Agung Podomoro Land Tbk(2015)

dan yang terbaru dikutip dari laman CNN Indonesia.com(31/05/2019), kini

masyarakat dibuat terkesima dengan laporan keuangan PT. Garuda Indonesia

(persero) Tbk, PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN dan PT.

Pertamina (Persero), ketiga BUMN tersebut berhasil membukukan kinerja yang

kinclong pada akhir 2019, meski terseok-seok hingga kuartil III 2018. Mereka

mempercantik laporan keuangan (melakukan manajemen laba) karena mereka

diharuskan mendapatkan keuntungan padahal di satu sisi beban mereka tinggi.

Laba yaitu suatu ukuran paling sederhana untuk menilai kinarja suatu

perusahaan. Laba (profit) merupakan alat ukur keberhasilan manajemen


perusahaan dalam menjalankan usahanya dimana indikatornya pendapatan dan

biaya. Dalam karakteristiknya penentuan laba membutuhkan pengukuran mengenai

biaya dalam bentuk biaya historis untuk menegntahui pendapatan tertentudan juga

pendapatan laba didasarkan pada perbandingan antara pendapatan dan biaya yang

relefan dengan biaya tersebut. Menurut Abdul Halim dan Bambang Supomo

(2005):139 pengertian laba adalah pusat pertanggung jawaban dimna masukan dan

keluarannya diukur dengan menghitung selisih antara pendapatan dan biaya.

Selain itu di era jaman sekarang perusahaan dihadapkan dengan persaingan

yang keras untuk mendapatkan eksistensi dalam pasar global, khususnya untuk

perusahaan industri manufaktur di indonesia. Untuk memperkuat persaingan

perusahaan di tuntut untuk memiliki keunggulan kompetitif dari perusahaan

lainnya.

Perusahaan tidak hanya dituntut untuk menghasilkan suatu produk yang

bermutu tetapi juga mampu mengelola keuangannya dengan baik, itu artinya

kebijakan dalam pengelolaan keuangan harus dapat menjamin keberlangsungan

usaha perusahaan dalam hal tersebut ditunjukan dengan besarnya laba yang dicapai

suatu perusahaan. Dalam situasi ini yang biasanya mendorong manager untuk

melakukan praktek penyimpangan dalam menyajikan dan melaporkan informasi

laba tersebut yang biasanya di kenal dengan praktek manajemen laba.

Perencanaan pajak suatu langkah awal dalam manajemen pajak. Manajemen

pajak sendiri merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan

benar, tetapi jumlah pajak yang dibayarkan ditekan seminimal mungkin untuk
memeperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan. Pada umumnya perencanaan

pajak mengacu kepada proses usaha dan transaksi wajib pajak agar utang pajak

berada dalam jumlah yang minimal, tetapi masih dalam bingkai peraturan

perpajakan (Handri Rori, 2013).

Dalam penelitian Eva Rafika Dewi, Elva Nur Aina dan Nik Amah (2017)

mengenai pengaruh perencanaan pajak dan ukuran perusahaan terhadap manajemen

laba dengan menggunakan metode analisis Statistik Deskriptif disertai dengan uji

asumsi dasar dan klasik. Hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa perencanaan

pajak berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sementara ukuran perusahaan tidak berpengaruh

terhadap manajemen laba perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

Leverage adalah penggunaan assets dan sumber dana (sources of funds) oleh

perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar

meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Leverage merupakan rasio

yang mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan utang. Penelitian yang

dilakukan oleh Diana dan Denies (2019) menghasilkan kesimpulan bahwa

Leverage berpengaruh negatif terhadap Manajemen Laba pada perusahaan

manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di BEI tahun 2013-2016. Hasil

penelitian tersebut mengindikasikan bahwa tingginya Leverage suatu perusahaan

yang ditandai dengan tingginya tingkat hutang mengakibatkan pihak manajemen

menjadi lebih sulit untuk memprediksi masa depan perusahaan. Kreditor akan

melakukan pengawasan yang lebih ketat ketika perusahaan memiliki hutang yang
tinggi. Hal tersebut mengakibatkan berkurangnya fleksibelitas pihak manajemen

untuk melakukan Manajemen Laba

Kualitas audit dapat menekan tindakan manajemn laba dan dilakukan oleh

manajemen. Dengan adanya auditor diharapkan dapat membantu dalam mengatasi

masalah perbedaan kepentingan antara pemilih dan mendeteksi praktik manajemen

laba yang dilakukan oleh pihak peurahasan atau entitas. Kemampuan manajemen

dalam mendeteksi laba tergantung pada kualitas dan independensi dari auditor

tersebut. Studi sebelumnya telah memberi bukti praktis empiris manajemen laba.

Sebuah studi yang dilakukan Schiper (1989) menyebutkan sebagai awalnya

menganggap aktifitas nyata manipulasi sebagai bagian dari praktik manajemen

laba. Kemudian Roychowdury (2006) mengungkapkan bahwa perusahaan

melaporkan laba positif kecil dengan menggunakan beberapa teknik seperti

memberikan diskon harga untuk mendorong penjualan, mencoba kelebihan

pdofuksi untuk mengurangi biaya tetap dari setiap unit yang mengakibatkan

beberapa penurunan COGS dan mengurangi pengeluran diskresioner untuk

menghindari kerugian yang dilaporkan dalam laporan keuangan serta kerugian

dalam laporan keuangan dan perubahan laba negatif. Gunny (2005) memberikan

bukti empris untuk membuktikan bahwa aktifitas nyata manajemen memiliki

konsekuensi ekonomi yang signifikan bagi kinerja suatu perusahanan di masa

mendatang.

Namun, penelitian sebelumnya hanya meninjau fokus pada bagian manager

melakukan manajem laba dan apa konsekuensi ekonomi yang di hasilkan dari

praktek tesebut. Oleh sebab itu studi yang berfokus pada bagaimana mengurangi
praktik - praktik semacam itu belum cukup tersedia. Dengan demikian, audit

pelaporan keuangan oleh auditor eksternal dan independen dapat menjadi salah satu

dari beberapa cara yang harus di lakukan.

BATASAN MASALAH

Berdasarkan indetifikasi yang diperoroleh maka didapat batasan masalah yang

menitik beratkan kepada dampak ukuran perusahaan, perencanaan pajak,dan

kualitas audit, terhadap manajemen laba dengan kriteria meliputi :

1. Perusahaan Manufaktur yang telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

dan mempublikasikan laporan keuangan auditan per 31 Desember secara konsisten

pada tahun 2016-2018

2. Data yang diambil merupakan laporan laba rugi perusahaan yang telah diaudit di

Bursa Efek Indonesia yang bergerak pada bidang manufaktur.

3. Perusahaan yang mengalami keuntungan dalam laporan keuangan komersial dan

laporan keuangan fiskal selama tahun pengamatan

4. Laporan tersebut terdapat informasi lengkap terkait semua variabel yang diteliti

RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari penelitian Dampak Ukuran Perusahaan, perencanaan pajak

dan kualitas audit terhadap manajemen pajak adalah :

1. Bagaimana pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba ?

2. Bagaimana pengaruh Leverage terhadap Manajemen Laba ?


3. Bagaimana pengaruh Perencanaan Pajak terhadap Manajemen Laba ?

4. Bagaimana pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba ?

5. Bagaimana pengaruh Komposisi Dewan Komisaris terhadap Manajemen Laba?

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan masalah dari penelitian Dampak Ukuran Perusahaan, perencanaan pajak

dan kualitas audit terhadap manajemen pajak adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap

Manajemen Laba.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Leverage terhadap Manajemen

Laba.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Perencanaan Pajak terhadap

Manajemen Laba

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kualitas Audit terhadap

Manajemen Laba

5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Komposisi dewan komisaris

terhadap Manajemen Laba.

MANFAAT PENELITIAN

Secara akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan

kontribusi ilmiah terhadap manajemen laba. Dapat memberikan referensi untuk

penelitian selanjutnya. Untuk menambah wawasan mengenai beberapa faktor-

faktor yang mempengaruhi manajemen laba. Selain itu juga dapat menambah ilmu
pengetahuan akademisi mengenai salah satu fokus pembelajaran dalam bidang

Akuntansi yaitu Manajemen Laba

Secara institusi sebagai acuan bagi institusi terkait dalam informasi tentang

Manajemen Laba.

Selain itu juga penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menyebarkan

pengetahuan kepada masyarakat bahwa peningkatan nilai perusahaan ditentukan

oleh beberapa faktor.

TINJAUAN TEORI

Manajemen Laba

Manajemen Laba adalah suatu cara yang ditempuh manajemen dalam mengelola

laporan keuangan perusahaan melalui pemilihan kebijakan akuntansi tertentu

dengan tujuan meningkatkan laba bersih dan nilai perusahaan sesuai dengan

harapan manajemen (Badruzzaman dalam Diana dan Denies:2019).

Subramanyam (2010, 131) meng-uraikan bahwa terdapat tiga jenis strategi

manajemen laba. (1) Manajer mening-katkan laba (increasing income) periode kini,

(2) Manajer melakukan “mandi besar” (big bath) melalui pemngurangan laba

periode ini, (3) Manajer mengurangi fluktuasi laba dengan perataan laba (income

smoothing). Sering kali manajer melakukan satu atau kombinasi dari tiga strategi

ini pada waktu yang berbeda untuk mencapai tujuan manajemen laba jangka

panjang.

Ukuran Perusahaan
Ukuran secara umum dapat diartikan sebagai suatu perbandingan besar atau

kecilnya suatu objek. Dalam jurnal Ayu Sri Mahatma Dewi, Dkk (2013) didalam

Kamus Besar Indonesia Ukuran diartikan sebagai alat untuk mengukur, sesuatu

yang dipakai untuk menentukan, pendapatan mengukur dan panjangnya sesuatu.

Menurut Butar dan Sudarsi (2012) pengertian Ukuran Perusahaan adalah ukuran

Perusahaan merupakan nilai yang menunjukan besar atau kecilnya perusahaan.

Menurut Bambang Riyanto (2008:313) pengertian ukuran perusahaan adalah

sebagai “besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai quity, nilai penjualan

atau nilai aktiva.”

Menurut Machfoedz (1994) dalam Widayanti (2009) menyatakan Ukuran

Perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklarifikasikan besar kecil perusahaan

menurut bebargai cara. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3

kategori yaitu perusahaan besar (large firm),perusahaan menengah (medium-size)

dan perusahaan kecil (small firm). Penentuan pada ukuran perusahaan didasarkan

pasa aset perusahaan itu sendiri.

Selanjutnya ukuran perusahaan menurut Agus Sartono (2010:249) Perusahaan

besar yang sudah well estabilished akan lebih mudah memperoleh modal di pasar

modal dibanding dengan perusahaan kecil,karena kemudahan akses tersebut berarti

perusahaan besar memiliki fleksibelitas yang lebih besar.

Ukururan perusahaan pada dasarnya adalah pengelompokan perusahaan kedalam

beberapa kelompok diantaranya yaitu perusahaan besar, sedang dan kecil. Skala

perusahaan merupakan ukuran yang dipakai untuk mencerminkan besar kecilnya


perusahaan yang didasarkan kepada total aset perusahaan (Suwito dan Herawaty,

2005).

Maka dapat disimpulkan dari beberapa pengertian diatas bahwa ukuran perusahaan

adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut

berbagai cara (total aktiva, log size, nilai pasar saham,dll). (jurnal Ayu Mahatma

Dewi, Dkk(2013) kamus Besar Indonesia Butar dan Sudarsi (2012), Kieso

(2011:192), Bambang Riyanto (2008:313), Machfoedz (1994) dalam Widaryanti

(2009), Agus Sartono (2010:249), Suwito dan Herawati (2005).

Leverage

Leverage adalah penggunaan assets dan sumber dana (sources of funds) oleh

perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar

meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Leverage merupakan rasio

yang mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan utang. Leverage

menggambarkan hubungan antara total asets dengan modal saham biasa atau

menunjukkan penggunaan utang untuk meningkatkan laba (Husnan & Pudjiastuti,

2002).

Sartono (dalam Diana dan Denies:2019) mengungkapkan bahwa financial Leverage

menunjukan proporsi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasinya.

Semakin besar rasio Leverage berarti semakin tinggi hutang perusahaan. Firth &

Smith (dalam Diana dan Denies:2019) menyatakan bahwa semakin besar hutang

yang dimiliki oleh perusahaan maka pengawasan yang dilakukan oleh kreditor akan

semakin ketat. Perusahaan menggunakan leverage dengan tujuan agar keuntungan


yang diperoleh lebih besar daripada biaya assets dan sumber dananya, dengan

demikian dapat meningkatkan keuntungan pemegang saham.

Perencanaan Pajak

Menurut Drs.Muhammad Zain (2003:67) perencanaan pajak adalah merupakan

tindakan penstrukturan yang terkenal dengan konsekuensi potensi pajaknya, yang

tekanannya kepada pengndalian setiap transaksi yang ada konsekuensi pajaknya.

Tujuannya yaitu bagaimana pengndalian tersebut dapat mengefisiensikan jumlah

pajak yang akan ditransfer ke pemerintah, dari apa yang di sebut sebagai

penghindaran pajak dan bukan penyelundupan pajak yang merukan tindak pidana

fiskal yang tidak di toleransi.

Menurut Erly Suwandy (2011:6) perencanaan pajak adalah lamgkah awal dalam

manajemen pajak. Pada tahap ini di lakukan pengumpulan dan penelitian terhadap

peraturan perpajakan agar dapat di seleksi jenis tindakan penghematan pajak yang

meminimumkan kewajiban pajak.

Menurut Ompusumbu (2011:3) dalam jurnal Denny, Dwi(2016:56) perencanaan

pajak didefinisikan sebagai “Taq Planning adalah suatu kapasitas wajib pajak untuk

mengatur aktifitas keuangan yang dapat meminimalkan pembayaran pajak”.

Dalam jurnal priska Febriani sahilatua,Dkk (2013) perencaan pajak adalah langkah

awal dalam manajemen pajak. Perencanaan pajak perlu dilakukan agar pajak yang

di bayar proposional dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perencaan pajak

adalah salah satu contoh memanfaatkan celah peraturan yang memungkinkan

perusahaan dengan relatif struktur pajak yang tidak efisien untuk memperbaiki

masalahnya hingga mampu bersaing dengan struktur pajak yang lebih efisien.
Dari beberapa definisi di atas dapat di simpulkan bahwa perencanaan pajak adalah

langkah awal dalam manajemen pajak, yang tekanannya kepada pengendalian

setiap transaksi yang ada konsekuensi pajaknya. Pada tahap ini dilakukan

pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan akan dapat di seleksi

jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan untuk mengefisiensikan

jumlah pajak yang akan di bayar ke pemerintah, melalui penghindaran pajak dan

bukan penyelundupan pajak yang merupakan tindakan pidana fiskal yang tidak

akan di toleransi. (Drs.Muhammad Zain (2003:67), Erly Suwandy (2011:6),

Ompusumbu (2011:3) dalam jurnal Denny, Dwi (2016:56)).

Kualitas Audit

Menurut Watkins et al (2004), kualitas audit adalah kemungkinan dimana auditor

akan menemukan dan melaporkan salah saji material dalam laporan keuangan

klien. Berdasarkan Standar Profesi Akuntansi Publik (PSAP) audit yang

dilaksanakan auditor dikatakn berkualitas bauk, jika memenuhi ketentuan atau

standar pengauditan.

Menurut Simanjutak (2008), kualitas audit adalah pemeriksaan yang sistematis dan

independensi untuk menentukan aktivitas,mulu dan hasilnya sesuai dengan

pengaturan yang telah direncanakan dan apakah pengaturan tersebut

diimplemenasikan secara efektif dan sesuai dengan tujuan.

DeAngelo (1981) menganggap kualitas audit sebagai bersama probabilitas dimana

auditor mampu mendeteksi kesalahan dan kecurangan.


Jensen dan Meckling (1976) menguraikan hubungan badan sebagai “a contract

under which one or more person (the principals)engage another person (the agent)

to perform some service on their behalf which involves delegating some decision

making authority to the agent”. Oleh karena itu, auditor diperlukan

untukmelakukan layanan yang mencakup pemeriksaan laporan keuangan

perusahaan yang berusaha memediasi antara prinsipal dan agen.

Komposisi dewan komisaris

Fama dan Jensen dalam (Ujiyantho dan Pramuka dalam Tri dkk:2016), menyatakan

bahwa non executive director (komisaris independen) dapat bertindak sebagai

penengah dalam perselisihan yang terjadi antara para manajer internal dan

mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada manajemen.

Komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi

monitoring agar tercipta perusahaan yang good corporate governance.

Fungsi monitoring yang dilakukan oleh dewan komisaris juga dipengaruhi oleh

ukuran atau jumlah dewan komisaris tersebut yang didalamnya terdapat komisaris

utama, komisaris independen. Menurut Xie et al., (2003) yang dikutip oleh

Boediono (dalam Tri dkk:2016), perusahaan yang memiliki anggota dewan

komisaris yang berasal dari luar perusahaan atau outside director dapat

mempengaruhi tindakan manajemen laba.

Daniri (dalam Gunawan: 2016) mengatakan bahwa Dewan Komisaris dipilih oleh

dan bertanggung jawab kepada RUPS. Sebagai salah satu organ perusahaan, Dewan

Komisaris harus memiliki tanggung jawab dan wewenang dalam mengawasi

tindakan Direksi. Bukan hanya itu, Dewan Komisaris juga berhak


memberi nasehat kepada Direksi, baik diminta maupun tidak diminta. Dewan

Komisaris mengawasi Direksi demi kepentingan perusahaan dalam melaksanakan

tanggung jawab sosialnya, dan memantau efektiditas penerapan GCG yang

dilaksanakan Perusahaan.

KERANGKA PEMIKIRAN
UKURAN PERUSAHAAN

LEVERAGE

MANAJEMEN LABA PERENCANAAN PAJAK

KUALITAS AUDIT

KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS

Gambar 1.1

HIPOTESIS

Berdasarkan indetifikasi masalah, tujuan penelitian dan kerangka pemikiran di atas

maka diajukan hipotesa sebagai berikut :

H1 : Terdapat Pengaruh antara Ukuran Perusahaa Terhadap Manajemen Laba

H2 : Terdapat Pengaruh antara Leverage Terhadap Manajemen Laba

H3 : Terdapat Pengaruh antara Perencanaan Pajak Terhadap Manajemn Laba

H4 : Terdapat Pengaruh antara Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba

H5 :Terdapat Pengaruh antara komposisi dewan komisaris Terhadap Manajemen

Laba
METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupaka penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian. Metode penelitian

deskriptif berusaha menggambarkan fenomena atau kejadian dari objek yang diteliti

berdasatrkan fakta - fakta dalam data yang diperoleh dan mengolah data tersebut

sehingga dapat ditarik kesimpulan secara umum..

Dalam penelitian ini, objek penelitiannya adalah ukuran perusahaan, leverage,

perencanaan pajak, kualias audit, komposisi dewan komisaris terhadap manajemen

laba. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan pada

perusahaan Manufaktur pada sektor Cunsumer Goods Industry dengan papan

Utama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018 yang bersumber

dari data laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit tahun 2016-2018 yang

diperoleh dri situs http://www.idx.co.id.

Sugiono (2017:137) menemukankan sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik

yang dimiliki oleh dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan

penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya

karena keterbatasan data, waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang

diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpuluannya akan

dapat di berlakukan untuk populasi untuk itu sampel yang di ambil dari populasi

harus betul- betul representative (mewakili).“sampling purposive adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.”Model regresi linier berganda

dalam penelitian ini ditunjukan oleh persamaan berikut:


Y= a+b1X1+b2X2+b3X3+ b4X4+ b5X5+e

Keterangan :

a : Konstanta

Y : Manajemen laba

X1 :Ukuran Perusahaan

X2 : Leverage

X3 :Perencanaan Pajak

X4 : Kualitas Audit

X5 : Komposisi dewan Komisaris

b1,b2,b3, b4, b5 : koefesien regresi

e : standar error
DAFTAR PUSTAKA

Diana dan Denies. 2019. Pengaruh Leverage Terhadap Manajemen Laba Dengan
Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan
Manufaktur Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di BEI Periode 2013-
2016. Jurnal Nominal. Volume VIII No. 2 : 179-193.

Tri dkk:2016. Analisis Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris, Karakteristik


Komite Audit, Dan Struktur Kepemilikan Manajerial Terhadap Praktik
Real Earning Management. Jurnal Al-Iqtishad, Edisi 12 Volume I: 55-70.

Gunawan dan Elona. 2016. Pengaruh Dewan Komisaris, Kepemilikan Manajerial


dan Komite Audit terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Bumn di
Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2015. Jurnal Ekonomi,
Manajemen dan Perbankan, Vol. 2 No. 2: 55-62.

https://dokumen.tips/documents/alk-modified-jones.html

https://m.liputan6.com/bisnis/read/810873/ini-perbedaan-emiten-di-papan-utama-
dan-pengembangan-bursa

Anda mungkin juga menyukai