Anda di halaman 1dari 23

REFERAT

Massa Skrotum

Dokter Pembimbing:
dr. Christian Ronald Tanggo, Sp.U

Disusun Oleh:
Polikarpus Arifin
11.2018.145

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
RUMAH SAKIT BAYUKARTA KARAWANG-JAWA BARAT
PERIODE 25 NOPEMBER-1 FEBRUARI 2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Massa pada skrotum merupakan berbagai macam penyakit dari bagian urologi.
Massa skrotum adalah masalah pada isi skrotum yang bermanifestasi pada pembengkakan
skrotum. Masalah pada isi skrotum bermacam-macam mulai dari infeksi, tumor, hingga
cairan. Masalah ini sering dijumpai pada laki-laki disamping masalah urologi lainnya.
Massa skrotum ini menjadi penting karena seorang laki-laki bisa menjadi infertile apabila
massa skrotum ini tidak tertangani dengan baik dan cepat.
Prevalensi massa skrotum juga cukup banyak. Sebagai contoh pada torsio testis
mempengaruhi 3,8 dari 100.000 laki-laki dibawah usia 18 tahun per tahun. Tentu ini
menjadi perhatian agar segera ditangani dengan cepat dan tepat agar komplikasi seperti
infertilitas tidak terjadi.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi

Testis terdiri dari dua organ kelenjar berbentuk oval yang mensekresikan semen.
Testis digantung oleh funikulus spermatikus dan terbungkus di dalam skrotum. Ukuran
volume normal dari testis orang dewasa kurang lebih 25 ml. Saat awal perkembangan
kehidupan janin, testis terdapat di dalam rongga perut, di belakang peritoneum. Sebelum
kelahiran testis turun melewati kanalis inguinalis, bersamaan dengan funikulus
spermatikus melewati annulus inguinalis dan menempati rongga skrotum dan dilapisi oleh
lapisan serosa, muskularis, dan fibrosa dari skrotum itu sendiri. Pembungkus testis sendiri
di antaranya adalah kulit, muskulus kremaster, tunika dartos, fascia infundibuliform, fascia
intercrural, dan tunika vaginalis.1
Arteri yang mendarahi kedua testis berasal dari anastomosis tiga arteri, yaitu arteri
testikularis yang dicabangkan dari Aorta abdominalis, arteri deferentialis merupakan
cabang dari arteri vesikularis inferior, dan arteri cremasterica yang merupakan cabang dari
arteri epegastrika inferior. Arteri testikularis berjalan menyilangi ureter dan bagian inferior
dari arteri illiaka eksterna lalu ke dalam annulus inguinalis. Pada akhirnya menjadi satu
kompartmen dengan cabang arteri yang lain dalam funikulus spermatikus. Sedangkan
aliran vena yang membawa darah dari testis berasal dari formasi beberapa vena yang
disebut pleksus venosus pampiniformis dan mengelilingi arteri testikularis di funikulus
spermatikus. Drainase limfe yang berasal dari testis mengikuti aliran arteri dan vena
testikularis menuju ke nodus limfatikus Aorta kanan dan kiri serta para aorta.1
Innervasi dari testis berupa anyaman saraf yang berjalan bersama arteri testikularis.
Sistem saraf tersebut berupa sistem saraf otonom yang terdiri dari sistem saraf
parasimpatis, berasal dari nervus dan sistem saraf simpatis yang berasal dari segmen T7
medulla spinalis. Testis memiliki dua fungsi penting yakni fungsi steroidogenesis dan
spermatogenesis. Steroidogenesis adalah proses pembentukan hormon testosterone yang
terjadi di kompartmen intersisial testis. Hormon ini disintesis dari kolesterol di sel-sel
leydig dan korteks adrenal. Sekresi testosteron berada di bawah kontrol LH.2

3
Sedangkan spermatogenesis terjadi di kompartmen tubular testis. Dimana pada
kompartmen ini terdapat Sel Leydig dan Sertoli yang ikut berperan dalam proses
pematangan spermatozoa. Secara umum volume dari testis dipengaruhi oleh kompartmen
tubular dan interstitial.1,2

Gambar 1. Anatomi testis.

Massa Pada Skrotum

Definisi

Massa Skrotum adalah suatu benjolan atau pembengkakan yang bisa dirasakan di
dalam skrotum (kantung zakar).2
Massa skrotum antara lain:
1. Hidrokel
2. Varikokel
3. Spermatokel
4. Hematokel
5. Epididimitis
6. Torsio Testis
7. Inflamasi
8. Hernia skrotalis
9. Ca testis

4
Penyebab

Penyebab terbentuknya massa di dalam skrotum bervariasi dan bisa merupakan


sesuatu yang jinak maupun keganasan. Penyebab dari pembentukan massa skrotum bisa
berupa:2
1. Peradangan maupun infeksi (misalnya epididimitis)
2. Cedera fisik pada skrotum
3. Herniasi
4. Tumor.
Angka kejadian dan faktor resikonya bervariasi, tergantung kepada penyebabnya.

Gejala Klinis

Secara umum, massa skrotum menimbulkan gejala sebagai berikut:1,2


1. Benjolan/pembengkakan di dalam skrotum, dengan ataupun tanpa rasa nyeri.
2. Bisa terjadi kemandulan.
3. Skrotum membesar.

 Hidrokel

Definisi

Hidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan tunika


vaginalis, lamina parietalis dan tunika vaginalis, lamina viseralis. Dalam keadaan
normal, cairan yang berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam
keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya.3,4

Etiologi

Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena: (1) belum
sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum
ke prosesus vaginalis (hidrokel komunikans) atau, (2) belum sempurnanya sistem
limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel.3
Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan
sekunder. Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau
epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di
kantong hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi, atau trauma
pada testis/epididimis.3

5
Gambaran Klinis

Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan konsistensi
kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya transiluminasi. Pada
hidrokel yang terinfeksi atau kulit skrotum yang sangat tebal kadang-kadang sulit
melakukan pemeriksaan ini, sehingga harus dibantu dengan pemeriksaan
ultrasonografi. Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis dibedakan
beberapa macam hidrokel, dimana pembagian ini penting karena berhubungan dengan
metode operasi yang akan dilakukan pada saat melakukan koreksi hidrokel.3
 Hidrokel testis
Pada hidrokel testis, kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga
testis tak dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah
sepanjang hari.3
 Hidrokel funikulus
Pada hidrokel funikulus, kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di
sebelah kranial dari testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada di
luar kantong hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang
hari.3
 Hidrokel komunikan
Pada hidrokel komunikan terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan
rongga peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritonium. Pada
anamnesis, kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah besar
pada saat anak menangis. Pada palpasi, kantong hidrokel terpisah dari testis dan
dapat dimasukkan ke dalam rongga abdomen.3

Gambar 2. Hidrokel Testis, Hidrokel Funikuli, Hidrokel Komunikan.

6
Terapi

Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun
dengan harapan setelah prosesus vaginalis tertutup, hidrokel akan sembuh sendiri,
tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu difikirkan untuk
dilakukan koreksi.3
Tindakan untuk mengatasi cairan hidrokel adalah dengan pungsi dan operasi.
Pungsi cairan hidrokel tidak dianjurkan karena selain angka kekambuhannya tinggi,
kadang kala dapat menimbulkan penyulit berupa infeksi. Pada operasi sebagian
dinding dikeluarkan. Kadang hidrokel ditemukan terbatas di funikulus spermatikus
yang berasal dari sisa tunika vaginalis di dalam funikulus, benjolan tersebut jelas
terbatas dan bersifat diafan pada transiluminasi. Pada pungsi didapatkan cairan
jernih.4
Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah: (1)
hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah, (2) indikasi kosmetik,
dan (3) hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien
dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.3
Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal karena seringkali
hidrokel ini disertai dengan hernia inguinalis sehingga pada saat operasi hidrokel,
sekaligus melakukan herniorafi. Pada hidrokel testis dewasa dilakukan pendekatan
skrotal dengan melakukan eksisi dan marsupialisasi kantong hidrokel sesuai cara
Winkelman atau plikasi kantong hidrokel sesuai cara Lord. Pada hidrokel funikulus
dilakukan ekstirpasi hidrokel secara in toto.3

 Varikokel

Defenisi

Varikokel adalah dilatasi abnormal dari vena pada pleksus pampiniformis


akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika interna. Kelainan ini terdapat pada
15% pria. Varikokel merupakan salah satu penyebab infertilitas pada pria. Dari
beberapa penelitian didapatkan bahwa 21-24% pria yang mandul menderita varikokel.3

Etiologi

Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab varikokel, tetapi
dari pengamatan membuktikan bahwa varikokel sebelah kiri lebih sering dijumpai dari

7
pada sebelah kanan (varikokel sebelah kiri 70-93%). Hal ini disebabkan karena vena
spermatika interna kiri bermuara pada vena renalis kiri dengan arah tegak lurus,
sedangkan yang kanan bermuara pada vena kava dengan arah miring. Disamping itu
vena spermatika interna kiri lebih panjang dari pada yang kanan dan katupnya lebih
sedikit dan inkompeten.3
Jika terdapat varikokel di sebelah kanan atau varikokel bilateral patut dicurigai
adanya kelainan pada rongga retroperitoneal (terdapat obstruksi vena karena tumor),
muara vena spermatika kanan pada vena renalis kanan, atau adanya situs inversus.3

Patogenesis

Varikokel dapat menimbulkan gangguan proses spermatogenesis melalui


beberapa cara, antara lain:3

1. Terjadi stagnasi darah balik pada sirkulasi testis sehingga testis mengalami
hipoksia karena kekurangan oksigen.
2. Refluks hasil metabolit ginjal dan adrenal (antara lain katekolamin dan
protaglandin) melalui vena spermatika interna ke testis.
3. Peningkatan suhu testis.
4. Adanya anostomosis antara pleksus pampiniformis kiri dan kanan, memungkinkan
zat-zat hasil metabolit tadi dapat dialirkan dari testis kiri ke testis kanan sehingga
menyebabkan gangguan spermatogenensis testis kanan dan pada akhirnya terjadi
infertilitas.

Gambar 3. Varikokel.

8
Gambaran Klinis

Pasien datang ke dokter biasanya mengeluh belum mempunyai anak setelah


beberapa tahun menikah, atau kadang-kadang mengeluh adanya benjolan di atas
testis yang terasa nyeri. Varikokel dapat menyebabkan keluhan testis terasa berat,
dan ini terjadi akibat tekanan meninggi di dalam vena testis yang tidak berkatup dari
muara di vena kava inferior atau vena renalis sampai di testis. Pemeriksaan
dilakukan dalam posisi berdiri, dengan memperhatikan keadaan skrotum, kemudian
dilakukan palpasi. Jika diperlukan, pasien diminta untuk melakukan maneuver
valsava atau mengedan. Jika terdapat varikokel, pada inspeksi dan palpasi terdapat
bentukan seperti kumpulan cacing-cacing di dalam kantung yang berada di sebelah
kranial testis. Secara klinis varikokel dibedakan dalam 3 tingkatan/derajat:3
1. Derajat I : adalah varikokel yang dapat dipalpasi setelah pasien melakukan
manuver valsava.
2. Derajat II : adalah varikokel yang dapat dipalpasi tanpa melakukan manuver
valsava.
3. Derajat III : adalah varikokel yang sudah dapat dilihat bentuknya tanpa
melakukan manuver valsava.

Gambar 4. Varikokel derajat III.

9
Terapi

Masih terjadi silang pendapat di antara para ahli tentang perlu tidaknya
melakukan operasi pada varikokel. Di antara mereka berpendapat bahwa varikokel
yang telah menimbulkan gangguan fertilitas atau gangguan spermatogenesis
merupakan indikasi untuk mendapatkan suatu terapi. Tindakan yang dikerjakan
adalah:3
1. Ligasi tinggi vena spermatika interna secara Palomo melalui operasi terbuka atau
bedah laparoskopi.
2. Varikokelektomi cara Ivanisevich
3. Secara perkutan dengan memasukkan bahan sklerosing ke dalam vena
spermatika interna.
Indikasi pembedahan, antara lain:3
1. Kualitas sperma yang terganggu
2. Nyeri yang teramat menganggu
3. Indikasi kosmetik
4. Kegagalan testis untuk tumbuh (pada pasien muda).

 Spermatokel
Definisi
Spermatokel adalah kista retensi bagian kepala epididimis atau tubulus rete
testis. Meskipun sering membingungkan untuk pasien ketika melihat, lesi ini bersifat
jinak. Spermatokel dapat berkembang di berbagai lokasi, mulai dari testis sendiri
sampai lokasi di sepanjang jalannya vas deferens.5

Gambar 5. Spermatokel pada caput epididymis.

10
Etiologi

Idiopatik. Belum ada penyebab yang jelas untuk kelainan ini.5

Gejala Klinis

Gejala yang muncul pada spermatokel bersifat asimptomatik. Bila membesar


dapat dirasakan rasa tidak nyaman pada bagian skrotum hingga rasa berat pada
skrotum.5

Pemeriksaan Fisik

Pada palpasi spermatokel teraba kenyal, berbentuk bulat atau lonjong dan pada
umumnya tidak sakit. Selain itu bersifat fluktuatif dan berbatas tegas. Spermatokel
dapat meneruskan cahaya pada pemeriksaan transiluminasi. Hal yang penting untuk
diagnosis adalah terabanya spermatokel yang dapat dengan mudah dibedakan dengan
testis.5

Pemeriksaan Penunjang

Pada USG testis, tampak lesi kistik dengan gambaran hipoechoic. Pada
pemeriksaan mikroskopis, tampak dinding fibromuskular yang dilapisi epitel kuboid.5

Terapi

Bila spermatokel masih kecil tidak memerlukan terapi khusus. Tetapi bila
spermatokel membesar atau menimbulkan rasa sakit memerlukan tindakan operasi
pengangkatan berupa spermatocelectomy via transscrotal adalah tindakan operatif yang
utama pada kasus spermatokel. Hindari aktivitas berat selama 2 minggu setelah
operasi. Pada spermatocelectomy perlu diperhatikan terjadinya gross injury pada
epididimis.5

 Hematokel

Definsi

Hematokel adalah penimbunan darah yang biasanya terjadi setelah skrotum


mengalami cedera. Darah berada pada tunika vaginalis. Darah biasanya berasal akibat
dari trauma tumpul, namun beberapa dapat berasal dari trauma penetrasi.6

11
Etiologi

Hematokel dapat terjadi pada sport injury (pada pesepakbola, baseball, gulat,
dll). Kecelakaan sepeda motor (testis terbentur motor atau jatuh terduduk), skrotum
tertendang (saat berkelahi atau bercanda), gunshot.6

Gejala Klinis

Gejala klinis yang dapat timbul pada hematokel adalah nyeri pada skrotum,
mual dan muntah.6

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik hematokel dapat dilihat pembengkakan pada skrotum,


Tender testicles dengan hematoma yang terlihat, dan dapat juga terjadi Scrotal atau
peineal ekimosis.6

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada hematokel yaitu USG doppler skrotum.


Perdarahan akut akan menunjukkan gambaran hiperechoic sedangkan perdarahan lama
akan menunjukkan gambaran hipoechoic.6

Terapi

Jika hanya sedikit, biasanya darah akan kembali diserap; tetapi jika banyak,
perlu dilakukan eksplorasi pada testis untuk membuang perdarahan.6

Komplikasi

Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh hematokel adalah terjadinya


infertilitas, selain itu dapat juga menyebabkan infark pada testis.6

 Torsio Testis

Definisi

Torsio Testis adalah terpuntir/melilitnya korda spermatika, yang menyebabkan


terputusnya aliran darah ke testis (buah zakar) dan struktur jaringan di dalam skrotum
(kantung zakar).3,4

12
Gambar 6. Toriso testis

Penyebab

Torsio testis terjadi akibat perkembangan abnormal dari korda spermatika atau
selaput yang membungkus testis. Biasanya hal ini terjadi pada masa pubertas dan
sekitar 25 tahun, tetapi bisa terjadi pada usia berapapun. Torsio testis bisa terjadi
setelah testis mengalami trauma, seorang pria melakukan aktivitas yang sangat berat
atau bisa juga terjadi tanpa alasan yang jelas.3,4

Patogenesis

Secara fisiologis otot kremaster berfungsi menggerakkan testis mendekati dan


menjauhi rongga abdomen guna mempertahankan suhu ideal untuk testis. Adanya kelainan
sistem penyanggah testis menyebabkan testis dapat mengalami torsio jika bergerak secara
berlebihan. Beberapa keadaan yang menyebabkan pergerakan yang berlebihan itu, antara lain
adalah perubahan suhu yang mendadak (seperti pada saat berenang), ketakutan, latihan yang
berlebihan, batuk, celana yang terlalu ketat, defekasi, atau trauma yang mengenai skrotum.
Terpluntirnya funikulus spermatikus menyebabkan obstruksi aliran darah testis
sehingga testis mengalami hipoksia, edema testis, dan iskemia. Pada akhirnya testis akan
mengalami nekrosis.
Gejala klinik

Segera terjadi nyeri yang hebat dan pembengkakan di dalam skrotum disertai
mual dan muntah. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah pusing atau pingsan,
benjolan di testis, dan darah di dalam semen.3

13
Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Daerah


testis jika diraba sangat nyeri dan tampak membesar, lebih sering terjadi pada testis
kanan. Testis yang terkena letaknya tampak lebih tinggi. Pemeriksaan lainnya yang
biasa dilakukan adalah radinukleotida dan USG.3

Terapi

Korda yang terpuntir menyebabkan terputusnya aliran darah ke testis. Karena


itu satu-satunya cara untuk menyelamatkan testis adalah pembedahan untuk
melepaskan puntiran. Pembedahan harus dilakukan sesegera mungkin.3

 Orkitis

Definisi

Orkitis adalah suatu peradangan pada salah satu atau kedua testis (buah zakar).7

Gambar 7. Orkitis.

Etiologi

Orkitis bisa disebabkan oleh sejumlah bakteri dan virus. Virus yang paling
sering menyebabkan orkitis adalah virus gondongan (mumps). Hampir 15-25% pria
yang menderita gondongan setelah masa pubertasnya akan menderita orkitis. Orkitis
juga ditemukan pada 2-20% pria yang menderita bruselosis. Orkitis sering
dihubungkan dengan infeksi prostat atau epididimis, serta merupakan manifestasi dari

14
penyakit menular seksual (misalnya gonore atau klamidia).7 Faktor resiko untuk orkitis
yang tidak berhubungan dengan penyakit menular seksual adalah: 7
1. Immunisasi gondongan yang tidak adekuat
2. Usia lanjut (lebih dari 45 tahun)
3. Infeksi saluran kemih berulang
4. Kelainan saluran kemih.
Faktor resiko untuk orkitis yang berhubungan dengan penyakit menular seksual
adalah:7
1. Berganti-ganti pasangan
2. Riwayat penyakit menular seksual pada pasangan
3. Riwayat gonore atau penyakit menular seksual lainnya.

Gejala Klinis

Gejalanya berupa:7
1. Pembengkakan skrotum
2. Testis yang terkena terasa berat, membengkak dan teraba lunak
3. Pembengkakan selangkangan pada sisi testis yang terkena
4. Demam
5. Dari penis keluar nanah
6. Nyeri ketika berkemih (disuria)
7. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual atau ketika ejakulasi
8. Nyeri selangkangan
9. Nyeri testis, bisa terjadi ketika buang air besar atau mengedan
10. Semen mengandung darah.

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Terjadi


pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan dan pembengkakan testis yang
terkena.7
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan adalah:7
1. Analisa air kemih
2. Pembiakan air kemih
3. Tes penyaringan untuk klamidia dan gonore

15
4. Pemeriksaan darah lengkap
5. Pemeriksaan kimia darah

Terapi

Jika penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik. Selain itu juga diberikan
obat pereda nyeri dan anti peradangan. Jika penyebabnya adalah virus, hanya diberikan
obat pereda nyeri. Penderita sebaiknya menjalani tirah baring, skrotumnya diangkat
dan dikompres dengan air es.7

Pencegahan

Immunisasi gondongan bisa mencegah terjadinya orkitis akibat gondongan.


Perilaku seksual yang aman dan terlindung (misalnya tidak berganti-ganti pasangan
dan menggunakan kondom) bisa mengurangi resiko terjadinya orkitis akibat penyakit
menular seksual.7

 Epididimitis

Definisi

Epididimitis adalah peradangan pada epididimis. Epididimis adalah sebuah


struktur yang terletak di atas dan di sekeliling testis (buah zakar). Fungsinya adalah
sebagai pengangkut, tempat penyimpanan dan tempat pematangan sel sperma yang
berasal dari testis. Epididimis akut bisanya lebih berat daripada epididimis kronis.
Epididimis kronis berlangsung selama lebih dari 6 minggu.3

Gambar 8. Epidimitis.

16
Patogenesis

Diduga reakis inflamasi ini berasal dari bakteri yang berada di dalam buli-
buli, prostat, atau uretra yang secara ascending menjalar ke epididimis. Dapat pula
terjadi refluks urine melalui duktus ejakulatorius atau penyebaran bakteri secara
hematogen atau langsung ke epididymitis seperti pada penyebaran kuman
tuberculosis. Mikroba penyebab infeksi pada pria dewasa muda (<35 tahun) yang
tersering adalah Chlamidia trachomatis atau Neiserria gonorhoika, sedangkan pada
anak-anak dan orang tua yang tersering adalah E.Coli atau Ureoplasma ureolitikum.

Etiologi

Epididimitis biasanya disebabkan oleh bakteri yang berhubungan dengan:3


1. Infeksi saluran kemih
2. Penyakit menular seksual (misalnya klamidia dan gonore)
3. Prostatitis (infeksi prostat).
Epididimitis juga bisa merupakan komplikasi dari:3
1. Pemasangan kateter
2. Prostatektomi (pengangkatan prostat).
Resiko yang lebih besar ditemukan pada pria yang berganti-ganti pasangan
seksual dan tidak menggunakan kondom.

Gejala Klinis

Gejalanya berupa nyeri dan pembengkakan skrotum (kantung zakar), yang


sifatnya bisa ringan atau berat. Peradangan yang sangat hebat bisa menyebabkan
penderita tidak dapat berjalan karena sangat nyeri. Infeksi juga bisa menjadi sangat
berat dan menyebar ke testis yang berdekatan. Infeksi hebat bisa menyebabkan
demam dan kadang pembentukan abses (pernanahan).3
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah:3
1. Benjolan di testis
2. Pembengkakan testis pada sisi epididimis yang terkena
3. Pembengkakan selangkangan pada sisi yang terkena
4. Nyeri testis ketika buang air besar
5. Demam
6. Keluar nanah dari uretra (lubang di ujung penis)

17
7. Nyeri ketika berkemih
8. Nyeri ketika berhubungan seksual atau ejakulasi
9. Darah di dalam semen
10. Nyeri selangkangan.

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Testis


pada sisi yang terkena kadang membengkak. Nyeri tekan biasanya terbatas pada
daerah tertentu (tempat melekatnya epididimis). Bisa ditemukan adanya pembesaran
kelenjar getah bening di selangkangan.3
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan: 3
1. Analisa dan pembiakan air kemih
2. Tes penyaringan untuk klamidia dan gonore
3. Pemeriksaan darah lengkap
4. Pemeriksaan kimia darah.

Terapi

Untuk mengatasi infeksi, diberikan antibiotik. Selain itu juga diberikan obat
pereda nyeri dan anti peradangan. Penderita sebaiknya menjalani tirah baring dengan
skrotum diangkat dan dikompres dingin.3

Pencegahan

Pada saat menjalani pembedahan, seringkali diberikan antibiotik profilaktik


(sebagai tindakan pencegahan) kepada orang-orang yang memiliki resiko menderita
epididimitis. Epididimitis akibat penyakit menular seksual bisa dicegah dengan cara
melakukan hubungan seksual yang aman dan terlindungi (misalnya tidak berganti-
ganti pasangan dan menggunakan kondom).3

 Hernia Inguinalis Lateral

Definisi

Hernia Inguinalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk melalui
sebuah lubang (annulus inguinalis) pada dinding perut ke dalam kanalis inguinalis.
Kanalis inguinalis adalah saluran berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat

18
turunnya testis (buah zakar) dari perut ke dalam skrotum (kantung zakar) sesaat
sebelum bayi dilahirkan.4

Gambar 9. Hernia Inguinalis lateralis.

Etiologi

Biasanya tidak ditemukan penyebab yang pasti, meskipun kadang


dihubungkan dengan angkat berat. Hernia terjadi jika bagian dari organ perut
(biasanya usus) menonjol melalui suatu titik yang lemah atau robekan pada dinding
otot yang tipis, yang menahan organ perut pada tempatnya. Pada pria, hernia bisa
terjadi di selangkangan, yaitu pada titik dimana korda spermatika keluar dari perut
dan masuk ke dalam skrotum. Hernia inguinalis direk menyebabkan terbentuknya
benjolan di selangkangan, sedangkan hernia indirek turun ke dalam skrotum.4

Gejala Klinis

Biasanya hernia inguinalis menyebabkan terbentuknya benjolan di


selangkangan dan skrotum, tanpa rasa nyeri. Jika penderita berdiri, benjolan bisa
membesar dan jika penderita berbaring, benjolan akan mengecil karena isinya keluar
dan masuk dibawah pengaruh gaya tarik bumi.4

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.


Benjolan akan membesar jika penderita batuk, membungkuk, mengangkat beban
berat atau mengedan.4

19
Terapi

Hernia inguinalis seringkali dapat didorong kembali ke dalam rongga perut.


Tetapi jika tidak dapat didorong kembali melalui dinding perut, maka usus bisa
terperangkap di dalam kanalis inguinalis (inkarserasi) dan aliran darahnya terputus
(strangulasi). Jika tidak ditangani, bagian usus yang mengalami strangulasi bisa mati
karena kekurangan darah. Biasanya dilakukan pembedahan untuk mengembalikan
usus ke tempat asalnya dan untuk menutup lubang pada dinding perut agar hernia
tidak berulang. Obat-obatan biasanya diberikan untuk mengatasi nyeri setelah
penderita menjalani pembedahan. Kadang setelah menjalani pembedahan penderita
dianjurkan untuk memakai korset untuk menyokong otot yang lemah selama masa
pemulihan.4

Pencegahan

Hernia lebih sering terjadi pada seseorang yang mengalami kelebihan berat
badan, menderita batuk menahun, sembelit menahun atau BPH yang menyebabkan
dia harus mengedan ketika berkemih. Pengobatan terhadap berbagai keadaan diatas
bisa mengurangi resiko terjadinya hernia.4

 Ca Testis

Definisi

Kanker Testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar),
yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam
skrotum (kantung zakar).3

Etiologi

Kebanyakan kanker testis terjadi pada usia di bawah 40 tahun. Penyebabnya


yang pasti tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang menunjang terjadinya kanker
testis:3
1. Testis undesensus (testis yang tidak turun ke dalam skrotum)
2. Perkembangan testis yang abnormal
3. Sindroma Klinefelter (suatu kelainan kromosom seksual yang ditandai dengan
rendahnya kadar hormon pria, kemandulan, pembesaran payudara (ginekomastia)
dan testis yang kecil).

20
Faktor lainnya yang kemungkinan menjadi penyebab dari kanker testis tetapi
masih dalam taraf penelitian adalah pemaparan bahan kimia tertentu dan infeksi oleh
HIV. Jika di dalam keluarga ada riwayat kanker testis, maka resikonya akan meningkat.
1% dari semua kanker pada pria merupakan kanker testis. Kanker testis merupakan
kanker yang paling sering ditemukan pada pria berusia 15-40 tahun.3

Gejala Klinis

Gejala klinis dari ca testis adalah:3


- Testis membesar atau teraba aneh (tidak seperti biasanya)
- Benjolan atau pembengkakan pada salah satu atau kedua testis
- Nyeri tumpul di punggung atau perut bagian bawah-ginekomastia
- Rasa tidak nyaman/rasa nyeri di testis atau skrotum terasa berat
- Tetapi mungkin juga tidak ditemukan gejala sama sekali.

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.


Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:3
1. USG skrotum
2. Pemeriksaan darah untuk petanda tumor AFP (alfa fetoprotein), HCG (human
chorionic gonadotrophin) dan LDH (lactic dehydrogenase). Hampir 85% kanker
non-seminoma menunjukkan peningkatan kadar AFP atau beta HCG. Rontgen
dada (untuk mengetahui penyebaran kanker ke paru-paru)
3. CT scan perut (untuk mengetahui penyebaran kanker ke organ perut)
4. Biopsi jaringan.

Terapi

Terapi dari ca testis bergantung kepada jenis, stadium dan beratnya penyakit.
Setelah kanker ditemukan, langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan jenis
sel kankernya. Selanjutnya ditentukan stadiumnya:3
 Stadium I : kanker belum menyebar keluar testis
 Stadium II : kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di perut
 Stadium III : kanker telah menyebar ke luar kelenjar getah bening, bisa sampai
ke hati atau paru-paru.

21
Ada 4 macam pengobatan yang bisa digunakan:3
1. Pembedahan
Pengangkatan testis (orkiektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening
(limfadenektomi)
2. Terapi penyinaran
Menggunakan sinar X dosis tinggi atau sinar energi tinggi lainnya, seringkali
dilakukan setelah limfadenektomi pada tumor non-seminoma. Juga digunakan
sebagai pengobatan utama pada seminoma, terutama pada stadium awal.
3. Kemoterapi
Digunakan obat-obatan (misalnya cisplastin, bleomycin dan etoposid) untuk
membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi telah meningkatkan angka harapan hidup
penderita tumor non-seminoma.
4. Pencangkokan sumsum tulang
Dilakukan jika kemoterapi telah menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang
penderita.
5. Tumor seminoma
- Stadium I: diobati dengan orkiektomi dan penyinaran kelenjar getah bening
perut
- Stadium II: diobati dengan orkiektomi, penyinaran kelenjar getah bening dan
kemoterapi dengan sisplasti
- Stadium III: diobati dengan orkiektomi dan kemoterapi multi-obat.
Tumor non-seminoma
- Stadium I: diobati dengan orkiektomi dan kemungkinan dilakukan
limfadenektomi perut
- Stadium II: diobati dengan orkiektomi dan limfadenektomi perut, kemungkinan
diikuti dengan kemoterapi
- Stadium III: diobati dengan kemoterapi dan orkiektomi.
Jika kankernya merupakan kekambuhan dari kanker testis sebelumnya, diberikan
kemoterapi beberapa obat (ifosfamide, cisplastin dan etoposid atau vinblastin).3

22
Kesimpulan

Massa pada skrotum memiliki berbagai macam penjelasan penyakitnya bergantung


pada letak massa pada skrotumnya. Anamnesis yang lengkap dan pemeriksaan fisik yang
tepat dapat membantu untuk diagnosis pada massa di skrotum. Pemeriksaan penunjang
merupakan salah satu pendukung untuk menegakkan diagnosis pada massa di skrotum.
Pemberian terapi yang tepat serta diagnosis yang tepat sedini mungkin dapat mencegah
terjadinya perburukan pada penyakit pada skrotum.

Daftar Pustaka

1. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama; 2013. h.326-7.
2. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Erlangga; 2013. h.57.
3. Purnomo B. Dasar-dasar urologi. Jakarta: Sagung Seto; 2014. h.65-6, 232-37, 269-
76, 315-18.
4. Sjamsuhidajat R. Buku ajar ilmu bedah Sjamsuhidajat-de Jong. Ed. 4. Jakarta:
EGC; 2017. h.640-50, 936-40.
5. Pais VM. Spermatocele. Department of Surgery, Section of Urology. United States:
Dartmouth Medical School; 2015. h.10-25
6. Terlecki RP. Testicular Trauma. United States. 2015. h.121-24.
7. Street EJ, Portman MD, Kopa Z, Brendish NJ, Skerlev M, et al. 2012 European
Guideline On The Management of Epididymo-orchitis. IUSTI EO Guideline vol 1.
2012.

23

Anda mungkin juga menyukai

  • Slide 5
    Slide 5
    Dokumen4 halaman
    Slide 5
    AriefFiqarMof
    Belum ada peringkat
  • Attachment 1706 5ef4784090e66
    Attachment 1706 5ef4784090e66
    Dokumen2 halaman
    Attachment 1706 5ef4784090e66
    AriefFiqarMof
    Belum ada peringkat
  • Tumor Otak
    Tumor Otak
    Dokumen34 halaman
    Tumor Otak
    AriefFiqarMof
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 7
    Kelompok 7
    Dokumen12 halaman
    Kelompok 7
    AriefFiqarMof
    Belum ada peringkat
  • Makalah Arif
    Makalah Arif
    Dokumen55 halaman
    Makalah Arif
    AriefFiqarMof
    Belum ada peringkat
  • Presentasi
    Presentasi
    Dokumen1 halaman
    Presentasi
    AriefFiqarMof
    Belum ada peringkat
  • Makalah Arif
    Makalah Arif
    Dokumen55 halaman
    Makalah Arif
    AriefFiqarMof
    Belum ada peringkat
  • PR Ujian
    PR Ujian
    Dokumen39 halaman
    PR Ujian
    Arief Parera
    Belum ada peringkat
  • Kasus Fraktur Anak
    Kasus Fraktur Anak
    Dokumen35 halaman
    Kasus Fraktur Anak
    AriefFiqarMof
    Belum ada peringkat
  • A7 Sken 6
    A7 Sken 6
    Dokumen11 halaman
    A7 Sken 6
    AriefFiqarMof
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kimia Organik 2
    Tugas Kimia Organik 2
    Dokumen4 halaman
    Tugas Kimia Organik 2
    AriefFiqarMof
    Belum ada peringkat
  • Partograf Memantau Kemajuan Persalinan
    Partograf Memantau Kemajuan Persalinan
    Dokumen23 halaman
    Partograf Memantau Kemajuan Persalinan
    Arief Parera
    Belum ada peringkat
  • A7 Sken 4
    A7 Sken 4
    Dokumen21 halaman
    A7 Sken 4
    AriefFiqarMof
    Belum ada peringkat
  • A7 Sken 8
    A7 Sken 8
    Dokumen19 halaman
    A7 Sken 8
    AriefFiqarMof
    Belum ada peringkat
  • A7 Sken 12
    A7 Sken 12
    Dokumen22 halaman
    A7 Sken 12
    AriefFiqarMof
    Belum ada peringkat
  • Refrat Skrotal Mass Dito
    Refrat Skrotal Mass Dito
    Dokumen15 halaman
    Refrat Skrotal Mass Dito
    username
    Belum ada peringkat
  • A7 Sken 1
    A7 Sken 1
    Dokumen22 halaman
    A7 Sken 1
    AriefFiqarMof
    Belum ada peringkat
  • Case Lipoma
    Case Lipoma
    Dokumen20 halaman
    Case Lipoma
    AriefFiqarMof
    Belum ada peringkat
  • SP 17
    SP 17
    Dokumen24 halaman
    SP 17
    AriefFiqarMof
    Belum ada peringkat
  • Case Appendisitis Perforasi
    Case Appendisitis Perforasi
    Dokumen35 halaman
    Case Appendisitis Perforasi
    R Ifan Arief Fahrurozi
    Belum ada peringkat
  • Referat Massa Skrotum - Arif
    Referat Massa Skrotum - Arif
    Dokumen23 halaman
    Referat Massa Skrotum - Arif
    AriefFiqarMof
    Belum ada peringkat
  • Makalah 10 Arif
    Makalah 10 Arif
    Dokumen14 halaman
    Makalah 10 Arif
    AriefFiqarMof
    Belum ada peringkat
  • Hepatitis A Pada Anak
    Hepatitis A Pada Anak
    Dokumen13 halaman
    Hepatitis A Pada Anak
    AriefFiqarMof
    Belum ada peringkat
  • Kasus Fraktur Anak
    Kasus Fraktur Anak
    Dokumen35 halaman
    Kasus Fraktur Anak
    AriefFiqarMof
    Belum ada peringkat
  • HERNIA INGUINALIS
    HERNIA INGUINALIS
    Dokumen29 halaman
    HERNIA INGUINALIS
    Aizat Azher
    50% (2)
  • HERNIA INGUINALIS
    HERNIA INGUINALIS
    Dokumen29 halaman
    HERNIA INGUINALIS
    Aizat Azher
    50% (2)
  • Sken 6-C3
    Sken 6-C3
    Dokumen17 halaman
    Sken 6-C3
    AriefFiqarMof
    Belum ada peringkat
  • Sken 1 - Arif
    Sken 1 - Arif
    Dokumen20 halaman
    Sken 1 - Arif
    AriefFiqarMof
    Belum ada peringkat
  • 10 Arif
    10 Arif
    Dokumen20 halaman
    10 Arif
    AriefFiqarMof
    Belum ada peringkat