Anda di halaman 1dari 7

MENILAI BUKU FIKSI DAN NON FIKSI

A. Identitas Buku

Fiksi Non Fiksi

Judul Filosofi Kopi Pemenang di Atas Pemenang

Penulis Dewi “ Dee “ Lestari Ahmad Saiful Islam

Penerbit Penerbit bentang, Truedee books dan Elex Media Komputindo


Gagas media

Tahun 2014 2013


terbit
Jumlah 142 halaman 202 Halaman
Halaman

B. Sinopsis

1. Buku Fiksi

Buku Filosofi Kopi merupakan Buku cerpen fiksi. Melalui buku ini Dewi atau yang biasa dikenal Dee
menceritakan tentang dua orang lelaki yaitu Ben dan Jody yang membangun sebuah usaha kedai kopi
mulai dari nol. Ben merupakan barista yang sangat antusias dengan kopi juga handal dalam meramu
sebuah kopi. Dengan kegigihannya dalam membangun kedai kopi itu, Ben pergi berkeliling dunia
mencari koresponden di mana-mana demi mendapatkan kopi-kopi terbaik dari seluruh negeri. Dia
berkonsultasi dengan dengan pakar-pakar peramu kopi dari Roma, Paris, Amsterdam, London, New
York, dan Moskow. Ben, dengan kemampuan berbahasa pas-pasan, mengemis-ngemis agar bisa
menyelusup masuk dapur, menyelinap ke bar saji, mengorek-ngorek rahasia ramuan kopi dari barista-
barista demi mengetahui takaran paling pas untuk membuat cafe latte, cappucino, espresso, russian
coffe, irish coffe, macchiato, dan lain – lain. Kopi yang dibuatnya selalu dimaknai dengan berbagai
filosofi-filosofi menurut pendapatnya. Itulah yang menjadi daya Tarik dari kedai kopi mereka
sehingga banyak sekali pelanggan yang ramai berkunjung ke kedai mereka. Sampai pada suatu saat
kedai mereka kedatangan seorang pria perlente berusia 30 tahun-an. Dihadapan mereka, ia bertanya
pada Ben tepatnya, mengumumkan keras-keras: “Di kedai ini, ada tidak kopi yang punya arti:
Kesuksesan adalah wujud kesempurnaan hidup!” Ia menantang Ben untuk membuat kopi yang
rasanya sesempurna mungkin dan tidak ada tandingannya di dunia. “Kopi yang apabila diminum akan
membuat kita menahan napas saking takjubnya, dan cuma bisa berkata: hidup ini sempurna.” Pria itu
juga menawarkan imbalan sebesar 50 juta.

Ben yang ambisius tentu saja menerima tantangan tersebut. Kerja kerasnya selama beberapa minggu
membuahkan hasil. Kemudian Ben menamai kopi tersebut “Ben’s Perfecto”. Pagi-pagi sekali Ben
menelepon penantangnya dan akhirnya ia datang pada sore hari. Disaksikan semua pelanggan, Ben
menyuguhkan secangkir Ben’s Perfecto. Pria itu menyeruput perlahan, setelah beberapa saat, ia
berkata, “hidup ini sempurna”. Kedai kopi tersebut pun dipenuhi tepuk tangan pelanggan yang lain.
Kemudian pria itu mengeluarkan selembar cek kepada Ben dan berkata, “Selamat. Kopi ini perfect.
Sempurna.” Minuman itu menjadi menu favorit semua langganan sekaligus menjadi daya pikat yang
menarik orang – orang baru untuk datang. Hingga seorang pria setengah baya datang dan mengatakan
bahwa rasa kopi tersebut hanya “lumayan enak” dibandingkan kopi yang pernah dicicipinya di suatu
lokasi di Jawa Tengah.

Ben yang penasaran langsung mengajak Jody untuk menemani menyusuri jalan menuju pedesaan di
Jawa Tengah. Tepat di penghujung jalan, sebuah warung reot dari gubuk berdiri di atas bukit kecil,
ternaungi pepohonan besar. Di halamannya terdapat tampi-tampi berisi biji kopi yang baru dipetik.
Kemudian mereka memesan secangkir kopi tiwus kepada pemilik warung gubuk tersebut. Ben dan
Jody meminum kopi tersebut tanpa berbicara sedikitpun. Kopi tersebut memiliki rasa yang sempurna
dan ada cerita serta filosofi yang menarik dari kopi tersebut. Ben yang merasa gagal kembali ke
Jakarta dengan putus asa. Sampai pada akhirnya Ben menyadari bahwa sesempurna apa pun kopi
yang ia buat, kopi tetap kopi, mempunyai sisi pahit yang tak mungkin orang sembunyikan, dan di
sanalah kehebatan kopi tiwus, yang memberikan sisi pahit yang membuatmu melangkah mundur, dan
berpikir, dan Ben kini melanjutkan perjuangannya di kedai Filosofi Kopi.

2. Buku Non Fiksi

Buku ini membahas tentang bagaimana seorang pemenang berpikir, bagaimana cara seorang
pemenang beraksi, bagaimana cara seorang pemenang menyikapi keadaan di lingkungan
sekitar.Dimana masyarakat harus dapat merubah mind set, tidak hanya yang kaya yang dapat berkuasa
yang mempunyai harta dapat bebas membeli segalanya.

Namun masyarakat biasa bahkan kalangan bawah juga dapat menjadi penguasa yang mempunyai
tahta dan harta. Karena dengan tekad dan usaha, kita dapat mencapai apa yang kita inginkan.Kita juga
harus berfikir think out of the box . Jika seseorang ingin meraih kesuksesan penting untuknya keluar
dari zona nyaman atau kebiasaan yang selalu dilakukan.Dan tidak semua hal dipandang ketika telah
menjadi sebuah hasil, kita juga memerlukan latihan. Latihan itu berupa proses menuju kesuksesan,
tidak ada manusia yang secara tiba-tiba bisa menjadi sukses tanpa adanya proses perjalanan panjang
kecuali mereka yang berlatar belakang mempunyai kekayaan berlebih. Bayangkan saja jika seorang
David Beckam yang sekarang telah sangat sukses dalam bidang olah raga sepak bola. Namun dia
selalu melakukan Free Kick 700 kali per hari, proses itulah yang membuat dia menjadi pemain sepak
bola hebat.Untuk menuju kesuksesan seseorang dirasa memerlukan penasihat untuk dirinya, namun
tidak semua nasihat baik dan harus kita ikuti.Kita sendiri juga harus pandai menyikapi hal ini. Apakah
nasehatyang diberikan orang lain itu baik untuk diri kita sendiri atau malah lebih baik memilih
keputusan terbaik sendiri tanpa nasehat orang lain?
Di zaman teknologi yang semakin menjamur ini mengharuskan kita untuk berpikir lebih cerdas dan
kreatif. Bagaimana cara menyikapi persaingan teknologi yang ada di lingkungan sekitar.Tidak hanya
kreativitas yang dapat dituntut dalam menyikapi hal tersebut namun sikap ikhlas membuat kreativitas
semakin meningkat.Ketika seseorang memulai sebuah perbuatan dengan ikhlas pasti akan ada
penyelesaiannya. Di saat itu kita telah dapat menyikapi pertumbuhan dan perkembangan teknologi
pada lingkungan sekitar.Kita pasti tahu kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk lingkungan sekitar.
Setelah kita tahu apa kebutuhan tersebut tinggal bagaimana cara kita menyikapi hal tersebut dan
mengembangkan ide untuk mengimplementasikannya.

Secara umum, buku ini membahas tentang dasar-dasar dari cara seseorang menjadi sukses. Mulai dari
cara menyelesaikan permasalahan real pada kehidupan.Cakupan yang ada di dalam buku ini dapat
diimplementasikan oleh semua kalangan mulai dari kalangan menengah kebawah, mahsiswa. Di
Dunia ini ada banyak para pemenang namun masih banyak yang menjadi pemenang di atas para
pemenang.

Pada bab tujuh ini anggaplah yang menjadi sebagai pemenang di atas pemenang itu ialah diri kita,

“Kalau Kita terlahir miskin bukan salah Kita, tapi kalau Kita mati miskin, itulah salah Kita”. So,
Don’t give to live this life, there’s a will there’s a way .ingatlah bahwa Allah berfirman dalam QS.13;
AL-RA’AD ayat 11:

“sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah
apa apa yang pada diri mereka.”

Saya yakin dan percaya dengan adanya buku ini mampu menyadarkan para pembaca untuk selalu
berusaha menjadi pemenang di atas pemenang, dengan membaca buku ini, kita dapat berpikir ulang
mengenai masa depan.

C. Kelebihan dan Kekurangan

1. Buku Fiksi

Kelebihan Kekurangan

 Buku ini menjadikan siapa saja  Sebagian dari cerita buku ini terdapat kata
yang membacanya akan merasakan atau kalimat yang memang sebagian orang
penasaran, dan hal ini terbukti untuk susah di mengerti. Jadi, untuk beberapa
dengan adanya beberapa kali pembaca yang masih baru sangat di anjurkan
cetakan dari buku filososi ini. untuk tidak memilih buku ini sebagai buku
pertama sebagai bacaan.
 Buku ini juga menuliskan beberapa  Buku ini juga terlalu segmented, hal ini di
pesan moral dan arti persahabatan karenakan adanya gagasan dari penulis yang
tidak semua pembaca dapat mengerti.

 Memberikan pengaruh positif  Sampul yang di gunakan kurang menarik jika


seperti penuh perjuangan. target sasaran adalah remaja.

2. Buku Non Fiksi

Kelebihan Kekurangan

 Dapat memberikan motivasi  Ada beberapa penggunaan kata yang kurang


kepada para pembaca, banyak tepat contoh “saat saya usia 21 tahun”
gambar di dalam buku ini, sebaiknya menjadi “ saat saya berusia 21
covernya juga menarik minat tahun atau saat usia saya 21 tahun”, ada juga
pembaca, kertas dan cetakannya beberapa bahasa yang kurang dimengerti dan
bagus dan menarik. tidak ada footnote/catatan kaki.

 Terkandung Nilai – Nilai yang  Tidak disertakan gambar sehingga kurang


memotivasi pembaca menarik

 Memiliki gaya huruf yang indah

 Bahwa mudah dipahami karena


menggunakan bahasa sehari – hari.

 Cover menarik karena disertakan


warna yang cerah

D. Perbedaan

Buku Fiksi Buku Non Fiksi

 tulisan yang hanya berdasarkan  tulisan tulisan yang isinya bukanlah fiktif,
imajinasi. Dia hanya rekaan si bukan hasil imajinasi/rekaan si penulisnya
penulisnya
 Tidak membutuhkan pengamatan  membutuhan pengamatan dan data dalam
dalam pembuatannya dan tidak pembuatannya, sehingga dapat
tidak perlu dipertanggungjawabkan isinya Bahasa yang
dipertanggungjawabkan, karena digunakan biasanya bahasa denotatif atau
ide ceritanya berasal dari bahasa sebenarnya, jadi pembaca dapat
khayalan atau imajinasi penulis. langsung memahami maksud dari isi buku.

 buku ini sifatnya imajinatif.  buku yang berisi kejadian sebenarnya dan
bersifat informatif.

 Bahasa yang digunakan biasanya


bahasa kiasan atau konotatif.

E. Persamaan

Dalam buku fiksi tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu memotivasi. Dalam buku ini
diceritakan pengalaman kedua bersahabat yang mau berusaha atau bekerja keras dan terus berjuang
untuk mendapatkan mimpi yang diinginkan.

Dalam buku non fiksi,penulis menceritakan tentang pengalaman pribadinya dari awal dia
menginkan kemenangan. Kalimat – Kalimat yang memotivasi mudah di jumpai dalam buku ini. Si
penulis memotivasi para pembaca yang ingin berusaha dan berjuang ingin mendapatkan mimpi
yang di inginkan walaupun awalnya susah tetapi usaha tidak pernah menghianati hasil.

F. Nilai – Nilai yang Terkandung Didalam Buku Fiksi

- Nilai Perjuangan

Bukti : Ben yang ambisius tentu saja menerima tantangan tersebut. Kerja kerasnya
selama beberapa minggu membuahkan hasil. Kemudian Ben menamai kopi
tersebut “Ben’s Perfecto”.

- Nilai Filosofi
Bukti : Kopi tersebut memiliki rasa yang sempurna dan ada cerita serta filosofi yang
menarik dari kopi tersebut. Sampai pada akhirnya Ben menyadari bahwa
sesempurna apa pun kopi yang ia buat, kopi tetap kopi, mempunyai sisi pahit
yang tak mungkin orang sembunyikan, dan di sanalah kehebatan kopi tiwus,
yang memberikan sisi pahit yang membuatmu melangkah mundur.
- Nilai Psiklogi
Bukti : Ben yang merasa gagal kembali ke Jakarta dengan putus asa.
- Nilai Sosial

Bukti : “Di kedai ini, ada tidak kopi yang punya arti: Kesuksesan adalah wujud
kesempurnaan hidup!” Ia menantang Ben untuk membuat kopi yang rasanya
sesempurna mungkin dan tidak ada tandingannya di dunia. “Kopi yang apabila
diminum akan membuat kita menahan napas saking takjubnya, dan cuma bisa
berkata: hidup ini sempurna.” Pria itu juga menawarkan imbalan sebesar 50
juta.

Ben yang ambisius tentu saja menerima tantangan tersebut.


G. Nilai – Nilai yang Terkandung Dalam Buku Non Fiksi

- Nilai Perjuangan
Bukti : Bayangkan saja jika seorang David Beckam yang sekarang telah sangat
sukses dalam bidang olah raga sepak bola. Namun dia selalu melakukan Free
Kick 700 kali per hari, proses itulah yang membuat dia menjadi pemain sepak
bola hebat.

- Nilai Moral
Bukti : Ketika seseorang memulai sebuah perbuatan dengan ikhlas pasti akan ada
penyelesaiannya.
- Nilai Budaya
Bukti : Jika seseorang ingin meraih kesuksesan penting untuknya keluar dari zona
nyaman atau kebiasaan yang selalu dilakukan.

- Nilai Religius

Bukti : ingatlah bahwa Allah berfirman dalam QS.13; AL-RA’AD ayat 11:

“sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu
sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka.”
H. Kesimpulan

Buku Fiksi merupakan Buku Yang berisi cerita yang bersumber dari Imajinasi / khayalan si penulis
yang dituangkan dalam bentuk cerpen maupun novel dan didalamnya terdapat banyak pesan moral.
Ditulis dengan menggunakan gaya bahasa tertentu dan menggunakan kata – kata yang bersifat
konotatif

Buku Non Fiksi merupakan buku yang berisi informasi – informasi factual yang ditulis berdasarkan
pengamatan / penelitian / pengalaman pribadi yang disusun dengan menggunakan kata – kata yang
bersifat denotative dan tanpa menggunakan gaya bahasa tertentu.

Anda mungkin juga menyukai