Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. BAHASAN
1. Topik : Bencana kebakaran dan kesiapsiagaan bila terjadi
kebakaran
2. Waktu : 30 Menit
3. Hari/ Tanggal : Minggu, 6 November 2016 pukul 09.00 WIB
4. Tempat : Mesjid
5. Sasaran : Keompok lansia RW 08 Kelurahan Cikundul
6. Penyuluh : Ria Nurfajria

B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan simulasi selama 30
menit diharapkan sasaran dapat memahami tentang bencana kebakaran dan
kesiapsiagaan bila terjadi kebakaran
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan simulasi selama 30 menit,
diharapkan sasaran dapat :
a. Menyebutkan kembali pengertian bencana kebakaran
b. Menyebutkan kembali faktor penyebab bencana kebakaran
c. Dapat mempraktikan dan memahami, tentang kesiapsiagaan bila terjadi
kebakaran
d. Dapat mempraktikan isyarat kentongan untuk tanda bahaya kebakaran
e. Dapat mengetahui bahaya dari dampak kebakaran

C. MATERI
1. Apa itu kebakaran ?
2. Faktor penyebab umum kebakaran ?
3. Kesiapsiagaan yang harus dilakukan bila terjadi kebakaran ?
4. Upaya penanggulangan bencana kebakaran ?
5. Isyarat kentongan sebagai tanda kebakaran?

D. METODE DAN MEDIA


1. Metode : Ceramah, Tanya Jawab dan Simulasi
2. Media : Leaflet, Lembar Balik

E. KEGIATAN
Tahap Kegiatan
Waktu
Kegiatan
Penyuluhan Sasaran
2 menit Pendahuluan 1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam
2. Menyampaikan topik dan tujuan 2. Mendengarkan
pendidikan kesehatan penyuluhan
menyampaikan topik dan
tujuan
3. Kontrak waktu untuk 3. Menyetujui kesepakatan
kesepakatan pelaksanaan waktu pelaksanaan
pendidikan kesehatan pendidikan kesehatan

25 menit Kegiatan Inti 1. Mengkaji ulang pengetahuan 1. Menyampaikan


sasaran tentang materi pengetahuannya tentang
penyuluhan materi penyuluhan
2. Menjelaskan materi penyuluhan 2. Mendengarkan penyuluh
kepada sasaran dengan menyampaikan materi
menggunakan leaflet dan
lembar balik, dan melakukan
simulasi tentang kesiapsiagaan
bila terjadi kebakaran dan
isyarat kentongan sebagai tanda 3. Menanyakan hal-hal yang
kebakaran. tidak dimengerti dari
3. Memberikan kesempatan materi penyuluhan
kepada sasaran untuk
menanyakan hal-hal yang belum
dimengerti dari materi yang
dijelaskan penyuluh.

3 menit Evaluasi/ 1. Memberikan pertanyaan kepada 1. Menjawab pertanyaan


Penutupan sasaran tentang materi yang yang diajukan penyuluh
sudah disampaikan penyuluh.
2. Meminta mendemonstrasikan 2. Mendemonstrasikan
kembali tentang simulasi yang kesiapsiagaan bila terjadi
telah diajarkan oleh penyuluh. kebakaran.
3. Menyimpulkan materi 3. Mendengarkan
penyuluhan yang telah penyampaian kesimpulan
disampaikan kepada sasaran
4. Menutup acara dan 4. Mendengarkan penyuluh
mengucapkan salam serta menutup acara dan
terima kasih kepada sasaran. menjawab salam.

F. EVALUASI
1. Sebutkan pengertian bencana kebakaran?
2. Sebutkan faktor penyebab terjadinya bencana kebakaran?
3. Sebutkan bahaya dari dampak yang terjadi akibat kebakaran?
4. Dapat mempraktikan dan memahami, tentang kesiapsiagaan bila terjadi
kebakaran.
Materi Penyuluhan

KEBAKARAN
A. Definisi
Kebakaran adalah api yang tidak dikehendaki, boleh jadi api itu kecil
tetapi tidak dikehendaki adalah termasuk kebakaran.

B. Penyebab Kebakaran
1. Terdapat bahan mudah terbakar
2. Membuang puntung rokok sembarangan
3. Bahaya Listrik

Akibat penangganan listrik yang salah dapat menimbulkan panas


dan kebakaran, seperti misalnya :
a. Stop kontak bertumpuk-tumpuk.
b. Penggantian sekering secara sembarangan atau tidak sesuai
ukurannya.
c. Sambungan kabel atau stop kontak yang tidak baik atau kendor.
d. Pemakaian kabel yang ukurannya tidak sesuai dengan bebannya
e. Hubungan pendek
f. Penggunaan arus listrik tidak sesuai dengan ketentuan pada
peralatannya
4. Gas Elpiji (LPG)
Kondisi yang jelekdari peralatan kompor yang menggunakan
gas elpiji dapat membahayakan,dapat mengakibatkan kebakaran.

 Kebakaran karena sifat kelalaian manusia, seperti : kurangnya


pengertian pengetahuan penanggulangan bahaya kebakaran; kurang
hati menggunakan alat dan bahan yang dapat menimbulkan api;
kurangnya kesadaran pribadi atau tidak disiplin.
 Kebakaran karena peristiwa alam, terutama berkenaan dengan
cuaca, sinar matahari, letusan gunung berapi, gempa bumi, petir,
angin dan topan.
 Kebakaran karena penyalaan sendiri, sering terjadi pada gudang
bahan kimia di mana bahan bereaksi dengan udara, air dan juga
dengan bahan-bahan lainnya yang mudah meledak atau terbakar.
 Kebakaran karena kesengajaan untuk tujuan tertentu, misalnya
sabotase, mencari keuntungan ganti rugi klaim asuransi, hilangkan
jejak kejahatan.
C. Klasifikasi Kebakaran
Berdasarkan Permenaker Nomor : 04/MEN/1980 penggolongan
atau pengelompokan jenis kebakaran yaitu :

 Kebakaran kelas (tipe) A, yaitu kebakaran bahan padat kecuali logam,


seperti : kertas, kayu, tekstil, plastik, karet, busa dll. yang sejenis
dengan itu.
 Kebakaran kelas (tipe) B, yaitu kebakaran bahan cair atau gas yang
mudah terbakar, seperti : bensin, aspal,gemuk, minyak, alkohol, LPG
dll. yang sejenis dengan itu.
 Kebakaran kelas (tipe) C, yaitu kebakaran listrik yang bertegangan
 Kebakaran kelas (tipe) D, yaitu kebakaran bahan logam, seperti :
aluminium, magnesium, kalium, dll. yang sejenis dengan itu

D. Peralatan Pemadam Kebakaran


Untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran perlu disediakan peralatan
pemadam kebakaran yang sesuai dan cocok untuk bahan yang mungkin
terbakar di tempat yang bersangkutan.
1. Perlengkapan dan alat pemadam kebakaran sederhana
 Air, bahan alam yang melimpah, murah dan tidak ada akibat ikutan
(side effect), sehingga air paling banyak dipakai untuk
memadamkan kebakaran. Persedian air dilakukan dengan cadangan
bak-bak air dekat daerah bahaya, alat yang diperlukan berupa
ember atau slang/pipa karet/plastik.
 Pasir, bahan yang dapat menutup benda terbakar sehingga udara
tidak masuk sehingga api padam. Caranya dengan menimbunkan
pada benda yang terbakar menggunakan sekop atau ember.
2. APAR adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk
memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran. Tabung APAR harus
diisi ulang sesuai dengan jenis dan konstruksinya. Jenis APAR meliputi :
jenis air (water), busa (foam), serbuk kering (dry chemical) gas halon dan
gas CO2, yang berfungsi untuk menyelimuti benda terbakar dari oksigen
di sekitar bahan terbakar sehingga suplai oksigen terhenti. Zat keluar dari
tabung karena dorongan gas bertekanan.
E. Tindakan Yang Harus Kita Lakukan Jika terjadi Kebakaran
 Tetap tenang saat menghadapi kebakaran.
 Jika kebakaran kecil dan masih bisa diatasi, segera padamkan dengan
alat pemadam yang ada seperti APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
atau dengan karung goni yang dibasahi air.
 Jika kebakaran disebabkan oleh korsleting listrik segera matikan listrik
di rumah atau gedung.
 Tutup ruangan yang terjadi kebakaran agar tidak menjalar ke ruang
lain tetapi jangan dikunci, untuk memudahkan jika akan memadamkan
kobaran api.
 Jika kebakaran besar, segera keluar rumah dan ajak semua keluarga
meninggalkan rumah segera. Jangan sibukkan sendiri untuk
mengumpulkan barang di dalam rumah.
F. Kesiapsiagaan Saat Terjadi kebakaran
1. Periksa Pintu
Api dapat timbul dari balik pintu yang tertutup tanpa terlihat.
Maka, hati – hatilah dalam melewati pintu untuk menyelamatkan
diri. Pastikan untuk memeriksa setiap pintu sebelum membukanya,
caranya dengan menempatkan punggung tangan Anda pada permukaan
pintu dan gagang pintu. Jika Anda merasa panas, jangan buka pintu.
Sebaliknya, temukan rute alternatif untuk melarikan diri, seperti
jendela atau melewati ruangan lainnya. Jika pintu ruangan tak terasa
panas, buka pintu secara perlahan-lahan dan pastikan tidak ada awan
tebal asap sepanjang rute Anda melarikan diri.

2. Beritahu Orang Lain


Segera beritahu orang lain di rumah jika tanda – tanda kebakaran
terlihat di rumah Anda, misalnya ada percikan api yang membersar.
Jangan tunggu hingga alarm pada detektor asap berbunyi. Saat api
mulai membesar, usahakan untuk bergerak keluar dan bukan mencoba
untuk lari ke kamar atau ruangan lain dalam rumah yang dipenuhi asap
atau api.

3. Menelepon Pemadam Kebakaran


Jika Anda berhasil melarikan diri keluar rumah, mintalah tolong
pada tetangga Anda untuk menelepon pusat pemadam kebakaran.
Nomor pemadam kebakaran biasanya berbeda di beberapa wilayah di
Indonesia. Pastikan Anda melakukan panggilan darurat ke pemadam
kebakaran ini saat Anda sudah berada di luar rumah, dan bukan di
dalam rumah. Untuk itu, penting untuk mengetahui nomer telepon
penting yang bisa dihubungi saat keadaan darurat melanda di rumah,
seperti kebakaran ini.

4. Biarkan hewan peliharaan dan barang-barang berharga


tertinggal dan fokuslah untuk menyelamatkan diri Anda
Jangan pernah menunda melarikan diri dari rumah yang terbakar
demi mencari dan mengambil barang-barang berharga atau hewan
peliharaan yang Anda tidak tahu pasti di mana lokasinya. Hal ini
justru akan membahayakan keselamatan jiwa Anda. Sebaiknya,
segera keluar dari rumah tersebut, dan beritahukan pada petugas
pemadam kebakaran bahwa ada hewan peliharaan yang tertinggal
dan perlu diselamatkan.

5. Berhenti dan berguling saat pakaian terkena api


Jika pakaian Anda terbakar, jangan berusaha berlari. Bila
mungkin, lepas pakaian Anda. Jika tidak mungkin untuk
melepaskannya, segera padamkan apai dengan berguling – guling di
lantai untuk memadamkan api.

6. Berjalan merangkak atau merunduk, tidak berdiri


Asap dan panas bisa naik dengan cepat dan memasuki seluruh
area dalam kamar. Oleh karena itu, tetap berjalan dengan rendah
dan sedikit merunduk atau bahkan merangkan di tanah. Hal ini
adalah cara paling aman untuk menjauhkan diri kebakaran di
rumah, terutama dari suhu tinggi api serta asap. Tetaplah berjalan
merunduk atau merangkak sampai Anda sukses melarikan diri dari
rumah yang terbakar.

7. Menutup wajah Anda


Menutup wajah dengan baju yang Anda kenakan atau dengan
handuk basah selama terjadi kebakaran rumah perlu dilakukan
guna menghalau asap yang pekat agar tak terhirup hidung.
Dengan menutup rongga hidung dengan kain tersebut, hal ini
membantu mencegah asap memasuki paru-paru Anda. Sembari
menutup wajah atau hidup dengan kain, perlahan berjalanlah
keluar.
8. Menutup pintu
Setelah Anda berhasil menerobos keluar dari ruangan, tutup
pintu di belakang Anda. Menutup pintu dapat mencegah api
menyebar ke ruangan lain.

9. Tetap berada di luar


Setelah Anda berhasil keluar dari rumah, tetaplah menunggu
di luar hingga api benar – benar padam. Bahkan jika Anda
meninggalkan hewan peliharaan atau barang-barang di rumah,
jangan pernah mencoba kembali masuk ke rumah. Beritahu
petugas kebakaran jika masih ada hewan peliharaan yang masih
di rumah. Cukup beritahu mereka di mana posisi hewan
peliharaan Anda.

10. Berlindung di tempat pengungsian


Paska kebakaran, petugas setempat biasanya akan
mempersiapkan tempat pengungsian yang bisa digunakan untuk
tempat tinggal sementara korban kebakaran. Tetap di sana hingga
semua anggota kelarga telah tiba dan dinyatakan kondisinya
dalam keadaan baik.

G. Isyarat Kentongan
1. Pembunuhan ( ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●)
Jika si penjaga pos ronda mendapat kabar kasus pembunuhan, penjaga
pos ronda akan memukul kentongan untuk memberi pesan kepada
warga sekitar bahwa telah terjadi pembunuhan di wilayahnya.
Kentongan akan dipukul dengan irama satu kali pukul secara terus
menerus.
2. Pencurian (●● ●● ●● ●● ●●)
Pada saat terjadi pencurian terhadap rumah warga, penjaga pos ronda
akan memukul kentongan dengan irama dua kali secara terus menerus.
3. Kebakaran (●●● ●●● ●●● ●●● ●●●)
Kasus kebakaran memang kerap kali terjadi pada malam hari. Entah itu
karena korsleting aliran listrik ataupun karena kelalaian manusia akibat
membuang puntung rokok sembarangan sebelum dipadamkan atau pun
menaruh obat nyamuk bakar berdekatan dengan benda mudah terbakar.
Fungsi kentongan inilah yang mungkin menjadi alat komunikasi yang
paling efektif untuk memberitahu warga sekitar bahwa telah terjadi
kebakaran. Dengan begitu warga kampung akan sadar dan segera
berkumpul untuk membantu memadamkan api. Pada kasus kebakaran
biasanya kentongan akan dibunyikan dengan irama tiga kali secara
terus menerus.
4. Bencana alam (●●● ● ●●● ● ●●● ● )
Bencana alam bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Sebab itulah warga
harus selalu siap menghadapi bencana alam yang tak pasti kapan
datangnya. Kadang-kadang pula warga kampung tak menyadari bahwa
di wilayahnya sedang terjadi bencana alam semacam tanah longsor,
gempa atau pun bencana alam lainnya. Guna menyadarkan warga,
kentongan harus dibunyikan dengan irama tiga ditambah satu kali
pukul secara terus menerus.
5. Kecelakaan lalu lintas (● ●●● ● ●●● ● ●●●)
Korban kecelakaan lalu lintas yang terjadi di siang hari masih mungkin
untuk diberi pertolongan oleh warga. Namun, jika kecelakaan terjadi di
malam hari tentu petugas pos ronda yang menyaksikan kecelakaan
akan kesulitan dan membutuhkan bantuan warga lain untuk memberi
pertolongan kepada korban kecelakaan. Untuk itu petugas pos ronda
dapat membunyikan kentongan dengan irama satu dan ditambah tiga
kali pukul secara terus menerus
6. Keributan (●● ●●● ●● ●●● ●● ●●●)
Pada kasus keributan, pemukul kentongan akan memukul kentongan
dengan irama dua dan ditambah tiga kali pukul secara terus menerus.
7. Tanda aman (● ● ● ● ●)
Bunyi kentongan sebagai tanda aman sudah lazim kita dengarkan.
Biasanya petugas pos ronda berkeliling membawa kentongan sambil
memukulnya dengan irama satu kali terus menerus secara perlahan-
lahan. Itu mengisyaratkan bahwa lingkungan kita dalam kondisi yang
aman.
H. Bahaya Dampak Kebakaran
Peristiwa kebakaran memberikan efek bahaya antara lain:
a. Asap
Asap adalah kumpulan partikel zat carbon ukuran kurang dari 0,5
micron sebagai hasil dari pembakaran tak sempurna dan bahan yang
mengandung karbon. Efeknya iritasi/rangsangan pada mata, selaput
lendir pada hidung dan kerongkongan.
b. Panas
Panas adalah suatu bentuk energi yang pada 300oF dapat dikatakan
sebagai temperatur tertinggi di mana manusia dapat bertahan /bernafas
hanya dalam waktu yang singkat.
Efeknya tubuh kehilangan cairan dan tenaga, luka bakar/terbakar
pada kulit dan pernafasan, mematikan jantung.
c. Nyala/Flame
Nyala/Flame biasa timbul pada proses pembakaran sempurna dan
membentuk cahaya berkilauan
d. Gas Beracun
Gas beracun antara lain:
1) Karbon Monoksida ridak berasa, tidak berbau, tidak berasa NAB
50ppm
2) Sulfur Dioksida (SO2) sangat beracun, menyebabakna gejala
lambat diri, kerusakan sistem pernafasan seperti bronchitis
3) Hidrogen Sulfida (H2S) >NAB 10ppm
4) Ammonia (MH3) >NAB 25ppm
5) Hydrogen Sianida (HCN) >NAB 10ppm
6) Acrolein (C3H4O) >NAB 0,1ppm
7) Gas hasil pembakaran zat sellulosa (kertas, kayu, kain) seperti
karbon monoksida, formaldehida, asam formiat, asam karboksitat,
metilalkohol, asam asetat, dll
8) Gas hasil pembakaran plastik seperti karbon monoksida, asam
klorida dan sianida, nitrogen eksida, dll
9) Gas hasil pembakaran karet seperti karbon monoksida, sulfur
dioksida, dan asap tebal
10) Gas hasil pembakaran scilena seperti hidrogen sianida, gas
amonia.
11) Gas hasil pembakaran wool seperti karbon monoksida, hidrogen
sulfida, sulfur dioksida, dan hidrogen sianida
12) Gas hasil pembakaran hasil minyak bumi seperti karbon
monoksida, karbon dioksida, axcolin, dan asap tebal.

I. Tips Mencegah Kebakaran

 Hindari meninggalkan puntung rokok


 Jangan merokok sambil tiduran
 Tidak membakar sampah di sembarang tempat
 Memasang lampu dan lilin tempel di tempat yang aman
 Menyalakan obat nyamuk di tempat aman
 Bersihkan kompor minyak secara berkala
 Tidak mengisi minyak saat kompor menyala
 Dilarang menyimpan benda mudah terbakar dengan sumber api
 Jangan tinggalkan kompor saat menyala
 Periksa instalasi listrok secara berkala
 Sambungan steker listrik tidak boleh menumpuk

Anda mungkin juga menyukai