Tokoh Roleplay
Tokoh Roleplay
PJ Bagian Materi :
Timbang terima : Siska
Pre-Post Conference : Triana
SBAR : Selma
Ronde Keperawatan : Sandra, Sri, Rati
Supervisi : Yuni
MAKP : Tirta
Kegiatan :
Naskah :
Disebuah ruangan gelatik isolasi, RSUD Bhakti Kencana akan dilakukan ronde keperawatan.
Terdapat pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan adalah pasien Tn. Tirta usia 34 tahun,
dengan diagnose HIV TB (komplikasi) yang telah diberikan terapi OAT.
PP menemui pasien untuk melakukan informed consent ke pasien dan keluarga pasien.
(Di Ruang Pasien)
PP : “Assalamua’laikum, Selamat pagi Tn. Tirta? Perkenalkan saya
perawat Triana yang akan merawat bapak hari ini. Tn. Tirta
bagaimana keadaannya hari ini?”
Tn. Tirta : “Walaikumsalam, saya merasakan nyeri hebat di bagian pinggang.
Sus, saya tidak bisa bisa tidur semalaman”
PP : “Oh begitu ya pak, Nyeri hebat di bagian pinggang ya, Begini Pak,
Bu saya mau meminta persetujuan Bapak dan Ibu”
Keluarga Pasien : “Persetujuan apa ya sus?”
PP : “Begini pak bu, untuk menindak lanjuti masalah penyakit yang
masih dirasakan bapak, maka saya berencana untuk mengadakan
ronde keperawatan. Dimana ronde keperawatan ini adalah suatu
pemecahan masalah keperawatan yang belum tersesaikan yang
nantinya permasalahan ini akan diberikan solusi oleh dokter ahli dan
tim medis lainnya. Tujuan tindakan ronde keperawatan ini adalah
untuk mengatasi masalah keperawatan yang dimiliki oleh Tn. Tirta
saat ini. Untuk itu saya meminta ijin kepada bapak untuk
mengadakan ronde keperawatan besok pagi dan mohon bapak untuk
mengisi formulir persetujuan tindakan ronde keperawatan.
Tn. Tirta : “Oh gitu, terus saya harus menandatangani surat ini sus?”
PP : “Iya bapak harus menandatangani surat ini jika bapak sama ibu
sudah menyetejui dengan di adakannya ronde keperawatan.
Bagaimana bapak bersedia?”
Tn. Tirta : “Oh iya sus, kalo begitu saya bersedia sus”
PP : “Baik, Jika bapak sudah bersedia silahkan bapak atau ibu tanda
tangan di sini. (Sambil memberikan surat ijin persetujuan dan
bolpoin).”
Tn. Tirta : “(Mengambil bolpoin dan langsung menandatangani surat
persetujuan dan menyerahkan ke katim)”
PP : “(Memeriksa surat persetujuan) Surat persetujuan sudah di
tandatangani ya pak, kalo begitu saya permisi ya pak, bu dan besok
saya akan kembali lagi sekitar jam 09:30 untuk melakukan ronde
keperawatan.
Semua : “Iya baik sus.”
PP : “Assalamua’alaikum”
Semua : “Walaikumsalam”
Setelah mendapatkan persetujuan dari pasien, kemudian PP menuju ke ruang perawat
untuk menemui Katim.
(Di Ruang Ners Station)
PP : “Assalamua’alaikum bu, seperti yang sudah di rencanakan, kita
akan melakukan ronde keperawatan dimana pasien yang akan kita
pilih adalah Tn. Tirta umur 34 tahun dengan diagnose B20 dengan
komplikasi TB tulang.”
Katim : “Iya baik ners, saya rasa memang bagus kalau Tn. Tirta menjadi
pasien yang di ronde kan. Apakah sudah ada persetujuan dari pasien
atau keluarga pasien ners?”
PP : “Iya sudah bu, tadi saya sudah melakukan informed consent
terlebih dahulu dan sudah mendapatkan persetujuan dari pasien.”
Katim : “Baik, maka dari itu ners tolong ya kaji lebih lanjut masalah yang
ada pada Tn. Tirta”
PP : “Baik bu.”
Beberapa jam kemudian PP langsung pergi menemui pasien untuk mengkaji lebih lanjut
masalah pada Tn. T dan memeriksa persiapan untuk besok.
(Di ruangan pasien).
Keesokan harinya, PP, Karu, Katim dan tim ronde keperawatan lainnya berkumpul di
ruang perawat (Di ruang Ners Satation).
B. Fase Pelaksanaan
Pembukaan
(Di Ruangan Ners Station)
Karu : “sampai disini apakah sudah paham, atau ada yang ingin di
tambahkan lagi ?”
Semua : “Tidak bu.”
Karu : “Baiklah jika tidak ada yang ingin di tambahkan lagi, kita
langsung saja menuju ke ruangan pasien untuk penyajian
masalah.”
Setelah selesai berdiskusi, semua tim ronde keperawatan langsung menuju ke ruangan
pasien untuk pengkajian masalah kepada Tn. Tirta.
Penyajian masalah
(Di ruangan pasien)
Katim : “Saya akan mebacakan data Tn. T . Tn. Tirta di diagnose B20 dan
saat ini terinfeksi TB tulang, tahun sebelumnya Tn. T juga
terinfeksi TB di paru, tetapi sudah menyelesaikan terapi OAT,
sehingga dinyatakan bersih dari TB. Saat ini Tn. T mendapatkan
perawatan di R. Isolasi. Hasil pengkajian pasien kemarin, pasien
mengeluh Nyeri hebat di bagian pinggang dan untuk hasil TTV
nya pada Tn. T adalah TD 90/70 mmHg, RR 30x/menit, Suhu nya
37 ℃.
Keluarga Pasien :“
Farmasi : “Baik, pak bu, untuk mengatasi nyeri hebat pada pinggang Tn. T
kolaborasi pemberian antibiotic dan analgesic untuk cairan
infusnya akan diberikan cairan RA dan kolaborasi TTV seteiap 3x
sehari.
Gizie : “Untuk asupan nutrisi buat Tn. T juga harus di perhatikan ya bu,
dari ahli gizie akan meberikan makanan yang tinggi serat untuk
Tn. T.
Keluarga Pasien : “Baik bu.”
Katim mencocokan data dan menjelaskan kembali data yang telah disampaikan
dengan wawancara, dan observasi. (Sambil melakukan pemeriksaan kepada pasien
secara langsung dan melihat dokumentasi). Setelah itu, tim ronde keperawatan
mendiskusikan masalah yang dialamai oleh Tn. T sampai akhirnya tim mengambil
keputusan.
Dokter : “Bagaimana jika kolaborasi medis pasien dilanjutkan saja bu?”
Keluarga pasien : “Kolaborasi apa dok?”
Karu : “Baiklah jika Tn. T sudah bersedia, kalau begitu nanti kita
bicarakan lebih lanjut mengenai remncana pemeriksaan lab darah
pada Tn. T. Kalau begitu kita tutup ronde keperawatan hari ini
dengan berdo’a dengan kepercayaannya masing – masing. Kalau
begitu kita permisi ya pak, bu Assalamua’alaikum wr, wb.”
Tn. T dan
Keluarga Pasien : “Iya bu, walaikumsalam wr, wb.”
Setelah selesai melakukan ronde keperawatan pada pasien Tn. T akhirnya seluruh tim
ronde meninggalkan ruangan pasien dan berpamitan pada Tn. T dan Keluarga pasien.