Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT


PATENT DUKTUS AERTERIOSUS (PDA)

OLEH :

AVILA VIOLEN C. MAT


17091110037

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ADVAITA MEDIKA TABANAN

2019
LAPORAN PENDAHULUAN
VENTRIKULAR SEPTAL DEFECT ( VSD )

I. KONSEP DASAR VENTRIKLUAR SEPTAL DEFECT (VSD)


A. DEFINISI
VSD adalah kelainan jantung bawaan berupa tidak sempurnanya penutupan
dinding pemisah antar ventrikel. Kelainan ini paling sering ditemukan pada anak-
anak dan bayi dan dapat terjadi secara congenital dan traumatic (I wadyan Sudarta,
2013: 32).
VSD merupakan gangguan atau lubang pada septum atau sekat diantara rongga
ventrikel akibat kegagalan fusi atau penyambungan sekat interventrikel (kasron,
2012: 137).
Penelitian lain mengemukakan bahwa VSD adalah kelainan pada 30-60% PJB
dan pada 2-6 per 10000 kelahiran. Sebuah studi prospektif menunjukkan 80-90%
defect trabecular dapat menutup secara spontan setelah lahir. VSD dapat muncul
sendiri atau muncul sebagai bagian dari tetralogy of fallot dan transposisi arteri besar.
VSD bersama dengan penyakit vascular pulmonal dan sianosis sering disebut
sindroma eisenmenger.
Mayoritas defek berada di pars membranosa septum ventrikel. Defek pada
region midportion atau apical septum ventricular merupakan defek muscular. Defek
diantara Krista supra ventricular dan otot papilaris conus arteriosus dapat
diasosiasikan dengan stenosis pulmonal dan tetralogy fallot. Defek suprakrista
(superior terhadap Krista supraventrikular) jarang terjadi, namun berada di bawah
katup pulmonal dan mengenai sinus aorta sehingga menyebabkan insufisiensi aorta.
Kadangkala VSD dapat menutup sendiri, jika VSD besar biasanya selalu harus
dioperasi. VSD ini tergolong penyakit jantung bawaan (PJB) non sianotik dengan
vaskularisasi paru bertambah. VSD ini memiliki sifat khusus, yaitu shunt pada daerah
vantrikel , aliran darah pada arteri pulmonalis lebih banyak, tidak ada sianosis. Defek
septum ventrikel biasa sebagai defek terisolasi dan sebagai komponen anomaly
gabungan. Lubangan biasanya tunggal dan terletak pada bagian membranosaseptum.
Gangguan fungsional lebih tergantung pada ukurannya dan keadaan bantalan vaskuler
paru, dari pada lokasi defek.
Besarnya defek bervariasi mulai dari ukuran millimeter (mm) sampai dengan
centimeter (cm):
1. VSD kecil : diameter sekitar 1-5 mm, pertumbuhan anak dengan keadaan ini
masih normal walaupun ada kecenderungan terjadi infeksi saluran
pernafasan.
2. VSD sedang-sangat besar : diameter lebih dari setengah ostium aorta,
tekanan ventrikel kanan biasanya meninggi.
B. Etiologi
Kelainan ini merupakan kelainan terbanyak terbanyak, yaitu 25% dari seluruh
kelainan jantung. Dinding pemisah antara kedua ventrikel tidak tertutup sempurna.
Kelainan ini umumnya congenital tetapi dapat pula terjadi karena trauma. VSD lebih
sering ditemukan pada anak-anak dan seringkali merupakan kelainan jantung bawaan.
Pada anak-anak, lubangnya sangat kecil, tidak menimbulkan gejala dan seringkali
menutup dengan sendirinya sebelum anak berumur 18 tahun. Pada kasus yang lebih
berat, bisa terjadi kelainan fungsi ventrikel dan gagal jantung. VSD bisa ditemukan
bersamaan dengan kelainan jantung lainnya. Faktor-faktor tersebut diantaranya :
1. Faktor Prenatal (faktor eksogen)
1) Rubella atau infeksi virus lainnya pada ibu hamil.
2) Gizi ibu hamil yang buruk.
3) Ibu yang alkoholik
4) Usia ibu >40 tahun
5) Ibu menderita diabetes
2. Faktor genetic (faktor endogen)
1) Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
2) Ayah/ibu menderita PJB
3) Kelainan kromosom misalnya sindrom down
4) Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.
Kelainan ini merupakan kelainan terbanyak, yaitu sekitar 25%
dari seluruh kelainan jantung. Dinding pemisah antara kedua ventrikel
tidak tertutup sempurna. Kelainan ini umumnya congenital, tetapi
dapat pula terjadi karena trauma. Kelainan VSD ini sering bersama-
sama dengan kelainan lain misalnya trunkus arteriosus, Tetralogi
Fallot.
C. Manifestasi Klinis
1. Tanda gejala umum
1) Murmur
2) Dipsnea (sesak napas)
3) Anoreksia
4) Takipnea (napas cepat)
5) Ujung-ujung jari hiperemik () dan diameter dada bertambah
6) Pada anak yang kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinamik
7) Pada palpasi dan auskultasi tekanan arteri pulmonalis yang tinggi dan
penutupan katup pulmonal teraba jelas pada sela iga ketiga kiri dekat
sternum, dan mungkin teraba getaran bising pada dinding dada.
2. Tanda gejala berdasarkan lubangnya
1) Pada VSD kecil: biasanya tidak ada gejala-gejala. Bising pada VSD
tipe ini bukan pansistolik, tapi biasanya berupa bising akhir sistolik
tepat sebelum S2.
2) Pada VSD sedang: biasanya juga tidak begitu ada gejala-gejala, hanya
kadang-kadang penderita mengeluh lekas lelah, sering mendapat
infeksi pada paru sehingga sering menderita batuk.
3) Pada VSD besar: sering menyebabkan gagal jantung pada umur antara
1-3 bulan, penderita menderita infeksi paru dan radang paru. Kenaikan
berat badan lambat. Kadang-kadang anak kelihatan sedikit sianosis,
gejala-gejala pada anak yang menderitanya, yaitu; nafas cepat,
berkeringat banyak dan tidak kuat menghisap susu. Apabila dibiarkan
pertumbuhan anak akan terganggu dan sering menderita batuk disertai
demam.
D. Patofisiologi
Adanya lubang pada septum interventrikuler memungkinkan terjadinya aliran
dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan, sehingga aliran darah ke paru bertambah.
Presentasi klinis tergantungnya besarnya aliran pirau melewati lubang VSD serta
besarnya tahanan pembuluh darah paru. Bila aliran pirau kecil umumnya tidak
menimbulkan keluhan. Dalam perjalanannya, beberapa tipe VSD dapat menutup
spontan (tipe perimembran dan muskuler), terjadi hipertensi pulmonal, hipertrofi
infundibulum, atau prolaps katup aorta yang dapat disertai regurgitasi (tipe subarterial
dan perimembran)(rianto, 2003; masud 1992).
Defek septum ventricular ditandai dengan adanya hubungan septal yang
memungkinkan darah mengalir langsung antar ventrikel, biasanya dari kiri ke kanan.
Diameter defek ini bervariasi dari 0,5 – 3,0 cm. Perubahan fisiologi yang terjadi dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningkatkan aliran darah kaya
oksigen melalui defek tersebut ke ventrikel kanan.
2. Volume darah yang meningkat dipompa ke dalam paru, yang akhirnya
dipenuhi darah, dan dapat menyebabkan naiknya tahanan vascular pulmoner.
3. Jika tahanan pulmoner ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat,
menyebabkan pirau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari ventrikel
kanan ke kiri, menyebabkan sianosis.
Keseriusan gangguan ini tergantung pada ukuran dan derajat hipertensi
pulmoner. Jika anak asimptomatik, tidak diperlukan pengobatan; tetapi jika timbul
gagal jantung kronik atau anak beresiko mengalami perubahan vascular paru atau
menunjukkan adanya pirau yang hebat diindikasikan untuk penutupan defek tersebut.
Resiko bedah kira-kira 3% dan usia ideal untuk pembedahan adalah 3 sampai 5 tahun.
Setelah kelahiran (dengan VSD), resitensi pulmonal tetap lebih tinggi melebihi
normal dan ukuran pirau kiri ke kanan terbatas setelah resitensi pulmonal turun pada
minggu-minggu pertama kelahiran, maka terjadi peningkatan pirau kiri ke kanan.
Ketika terjadi pirau yang besar maka gejala dapat terlihat dengan jelas. Pada
kebanyakan kasus, resistensi pulmonal sedikit meningkat dan penyebab utama
hipertensi pulmonal adalah aliran darah pulmonal yang besar. Pada sebagian paien
dengan VSD besar, arteriol pulmonal menebal hal ini dapat menyebabkan penyakit
vaskular paru obstruktif. Ketika rasio resistensi pulmonal dan sistemik adalah 1:1,
maka pirau menjadi bidireksional (dua arah), tanda-tanda gagal jantung menghilang
dan pasien menjadi sianotik. Namun hal ini sudah jarang terlihat karena adanya
perkembangan intervensi secara bedah
PTHWAYS VSD

Factor eksogen Factor endogen

Ventrikel septal defek

Pirau ventrikel ke kiri ke ventrikel kanan

Volume ke paru paru meningkat

Volume sekuncup turun Tekanan ventrikel ke kanan meningkat Hipertropi otot ventrikel kanan

Cop menurun Hipertensi pulmonal Aliran darah ke paru worklood


meningkat

Kebutuhan O2 dan zat Atrium kanan tdk dapat


Takipnoe sesak nafas Fibrotik katup arteri
nutrisi untuk metabolisme
pada saat aktifitas mengimbangi peningkatan
tubuh tidak seimbang polmonal
atau bermain worklood

Aliran darah kembali


Berat badan sukar naik Pembesaran atrium
ke vertikel kiri
kanan
Gangguan tumbang Intolenransi aktifitas
Darah CO2 dan O2
Gejala CHF: mur
bercampur
mur distensi vena
jugularis,edema,
Mengalir keseluruh hepatomelagami
tubuh

Penurunan curah jantung


Sesak nafas pada saat
makan dan minum

Nutrisis kurang terpenuhi


E. Klasifikasi
Klasifikasi VSD berdasarkan lokasi lubang, dibagi menjadi 3 menurut (
Chandrasoma, 2006; Purwaningtyas, 2007)
1. Tipe perimembran (60%)
2. Tipe subarterial (37%)
3. Tipe muskuler (3%)
Berdasarkan lokasi defek, VSD terbagi atas 4 yaitu :
1) Defek subpulmonal, disebabkan oleh kekurangan septum conal.
2) Defek membranous, terletak dibelakang septum dari katup tricuspid.
3) Defek Atrioventrikular (AV), disebabkan karena kekurangan komponen
endokardial dari septum interventrikuler.
4) Defek muscular, dapat terjadi dibagian manapun dari septum otot.
Berdasarkan ukuran defek, VSD terbagi atas 3 yaitu :
1. Defek kecil, tidak didapatkan gejala dan murmur jantung pada
pemeriksaan rutin.
2. Defek sedang, menyebabkan timbul gejala pada bayi ( muncul pada
bulan pertama kehidupan).
3. Defek besar, gejala mulai muncul pada minggu pertama kehidupan.
F. Komplikasi
a) Endokarditis infektif. Penyakit yang disebabkan infeksi mikroba pada
lapisan endotel jantung ditandai oleh vegetasi yang biasanya terdapat pada
katup jantung namun dapat terjadi endokardium di tempat lain.
b) Gagal jantung kronik. Sindrom klinik yang komplek yang disertai keluhan
gagal jantung berupa sesak, fatique, baik dalam keadaan istirahat atau
latihan, edema, dan tanda objektif adanya disfungsi jantung dalam
keadaan istirahat. Tanda-tanda gagal jantung; nafas cepat, sesak nafas,
retraksi, bunyi jantung tambahan (murmur), edema tungkai, hepatomegali.
c) Obstruksi pembuluh darah pulmonal (Adanya hambatan pada PD
pulmonal ).
d) Syndrome eisenmenger (Terjadinya perubahan dari pirau kiri ke kanan
menjadi kanan ke kiri yang dapat menyebabkan sianosis ).
e) Terjadinya insulisiensi aorta atau stenosis pulmonary ( penyempitan
pulmonal ).
f) Penyakit vascular paru progresif sebagai akibat lanjut dari syndrome
eisenmenger.
g) Radang paru-paru (pneumonia/bronkopneumonia) berulang : gejala dan
tanda berupa batuk-batuk dengan sesak nafa disertai panas tinggi.
h) Kerusakan system konduksi ventrikel.
G. Pemeriksaan Penunjang
a. EKG : Gambaran EKG pada pasien VSD dapat menggambarkan besar
kecilnya defek dan hubungannya dengan hemodinamika yang terjadi :
a) Pada pasien VSD kecil : gambaran EKG biasanya normal, namun
kadang-kadang dijumpai gelombang S yang sedikit dalam dihantarkan
pericardial atau peningkatan ringan gelombang R di V5 dan V6.
b) Pada VSD sedang : EKG menunjukkan gambaran hipertrofi kiri. dapat
pula ditemukan hipertrofi ventrikel kanan, jika terjadi peningkatan
arteri pulmonal.
c) Pada VSD besar, hampir selalu ditemukan hipertrofi kombinasi
ventrikel kiri dan kanan. Tidak jarang terjadi hipertrofi ventrikel kiri
dan kanan disertai deviasi aksis ke kanan (RAD). Defek septum
ventrikel membranous inlet sering menunjukkan deviasi aksis ke kiri
(LAD).
b. Gambar Radiologi Thorax :
a) Pada VSD kecil : memperlihatkan bentuk dan ukuran jantung normal
dengan vaskularisasi paru normal atau sedikit meningkat.
b) Pada VSD sedang : menunjukkan kardiomegali sedang dengan konus
pulmonalis yang menonjol, hilus membesar dengan vaskularisasi paru
meningkat.
c) Pada VSD besar disertai hipertrofi pulmonal atau sindroma
eisenmenger tampak konus pulmonal sangat menonjol dengan
vaskularisasi paru yang meningkat di daerah hilus namun berkurang
perifer.
c. Echokardiografi :
a) Pemeriksaan echocardiografi pada VSD meliputi M-Mode, dua
dimensi Doppler. Pada Doppler berwarna dapat ditemukan lokasi,
besar dan arah pirau.
b) Pada defek yang kecil, M-Mode dalam batas normal sedangkan pada
dua dimensi defek kecil sulit dideteksi.
c) Pada defek sedang lokasi dan ukuran dapat ditentukan dengan
echokardiografi dua dimensi, dengan M-Modeterlihat pelebaran
ventrikel kiri atau atrium, kontraktilitas ventrikel masih baik.
d) Pada defe besar, echokardiografi dapat menunjukkan adanya
pembesaran ke empat ruang jantung dan pelebaran arteri pulmonalis.
d. Echo Transesofageal dapat meningkatkan sensitivitas akan adanya
pirau yang kecil dan foramen oval paten.
e. Liran radionuklir menilai besarnya pirau dari kiri ke kanan.
f. MRI untuk menjelaskan anatominya. Memberikan gambaran yang lebih
baik terutama VSD dengan lokasi apical yang sulit dilihat dengan
echocardiologi juga dapat dilakukan besarnya curah jantung, besaran
pirau dan evaluasi kelainan yang menyertai seperti aorta asenden dan
arkus aorta.
g. Katerisasi jantung, masih merupakan diagnosik pasti karena dapat
menunjukkan dengan jelas adanya peningkatan saturasi oksigen antara
vena cava ventrikel kanan akibat bercampurnya darah mengandung
oksigen dari atrium kiri, menilai beratnya pirau mengukur tahanan
vascular darah pulmonary.
h. Angiografi kontras ventrikel kanan dan ventrikel kiri dapat
menunjukkan kelainan katup terkait atau anomaly aliran vena
pulmonalis.
H. Penataklasanaan
a. Umum
a) Tirah baring, posisi setengah duduk.
Pengurangan aktifitas fisik merupakan sandaran utama pengobatan
gagal jantung dewasa, namun sukar pada anak. Olahraga kompetitif,
yang memerlukan banyak tenaga atau isometric harus dihindari,
namun tingkat tingkat kepatuhan anak dalam hal ini sangat rendah.
Jika terjadi gagal jantung berat, aktivitas fisik harus sangat dibatasi.
saat masa tirah seharian, sebaiknya menyibukkan mereka dengan
kegiatan ringan yang mereka ukai yang dapat dikerjakan diatas
tempat tidur ( menghindari anak berteriak-teriak tidak terkendali).
Sedasi kadang diperlukan luminal 2-3 mg/kgBB/dosis tiap 8 jam
selama 1-2 hari.
b. Penggunaan oksigen.
Penggunaan oksigen mungkin sangat membantu untuk penderita
gagal jantung dengan edema paru-paru, terutama jika terdapat pirau
dari kanan ke kiri yang mendasari dengan hipoksemia kronik.
Diberikan oksigen 30-50% dengan kelembaban tinggi supaya jalan
nafas tidak kering dan memudahkan sekresi saluran nafas keluar.
Namun, oksigen tidak mempunyai peran pada pengobatan gagal
jantung kronik.
c. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
Pembatasan cairan dan garam. Dianjurkan pemberian 70-80% (2/3)
dari kebutuhan. Sebelum ada agen diuretic kuat, pembatasan diet
natrium memainkan peran penting dalam penatalaksanaan gagal
jantung. Makanan rendah garam hampir selalu tidak sedap, lebih baik
untuk mempertahankan diet adekuat dengan menambah dosis diuretic
jika diperlukan. Sebaiknya tidak menyarankan untuk membatasi
konsumsi air kecuali pada gagal jantung parah.
d. Diet makanan berkalori tinggi
Bayi yang sedang menderita gagal jantung kongestif banyak
kekurangan kalori karena kebutuhan metabolism bertambah dan
pemasukann kalori berkurang. Oleh karena itu, perlu menambah
kalori harian. Sebaiknya memakan makanan berkalori tinggi, bukan
makanan dengan volume yang besar karena anak ini ususnya
terganggu. Juga sebaiknya makanannya dalam bentuk yang agak cair
untuk membantu ginjal mempertahankan natrium dan keseimbangan
cairan yang cukup.
e. Pemantauan hemodinamik yang ketat.
Pengamatan dan pencacatan secara teratur terhadap denyut jantung,
napas, nadi, tekanan darah, berat badan, hepar, desakan vena
sentralis, kelainan paru, derajat edema, sianosis, kesadaran dan
keseimbangan asam basa.
f. Hilangkan faktor yang memperberat (misalnya demam, anemia,
infeksi) jika ada.Peningkatan temperature, seperti yang terjadi saat
seorang menderita demam, akan sangat meningkatkan denyut
jantung, kadang-kadang dua kali dari frekuensi denyut normal.
Penyebab pengaruh ini kemungkinan karena panas meningkatkan
permeabilitas membrane otot ion yang menghasilkan peningkatkan
perangsangan sendiri. Anemia dapat memperburuk gagal jantung, jika
Hb < 7 gr % berikan tranfusi PRC. Antibiotika sering diberikan
sebagai upaya pencegahan terhadap miokarditis/ endokarditis,
mengingat tingginya frekuensi ISPA (Bronkopneumoni) akibat
odema paru pada bayi/anak yang mengalami gagal jantung kiri.
Pemberian antibiotic boleh dihentikan tersebut boleh dihentikan jika
odema paru sudah teratasi. Selain itu, antibiotika profilaksis tersebut
juga diberikan jika akan dilakukan tindakan-tindakan khusus
misalnya mencabut gigi dan operasi. Jika seorang anak dengan gagal
jantung atau kelainan jantung akan dilakukan operasi, maka 3 hari
sebelumnya diberikan antibiotika profilaksis dan boleh dihentikan
tiga hari setelah operasi.
g. Penatalaksanaan diit pada penderita yang disertai malnutrisi,
memberikan gambaran perbaikan pertumbuhan tanpa memperburuk
gagal jantung bila diberikan makanan pipa yang terus-menerus.
Karena penyebab gagal jantung begitu bervariasi pada anak, maka
sukar untuk membuat generalisasi mengenai penatalaksanaan
medikamentosa. Walaupun demekian, dipegang beberapa prinsip
umum secara farmakologis, pengobatan adalah pendekatan 3 tingkat,
yaitu:
a) Memperbaiki kinerja pompa jantung
b) Mengendalikan retensi garam dan air yang berlebihan
c) Mengurangi beban kerja
Pendekatan pertama adalah memperbaiki kinerja pompa dengan
menggunakan digitalis, jika gagal jantung tetap tidak terkendali maka
digunakan diuretic (pengurangan prabeban) untuk mengendalikan
retensi garam dan air yang berlebihan. Jika kedua cara tersebut tidak
efektif, biasanya dicoba pengurangan beban kerja jantung dengan
vasodilator sistemik (pengurangan beban pasca). Jika pendekatan ini
tidak efektif, upaya lebih lanjut memperbaiki kinerja pompa jantung
dapat dicoba dengan agen simpatomimetik atau agen inotropik positif
lain. Jika tidak ada dari cara-cara tersebut yang efektif, mungkin
diperlukan transplantasi jantung. Untuk menilai hasilnya harus ada
pencatatan yang teliti dan berulangkali terhadap denyut jantung,
nafas, nadi, tekanan darah, berat badan, hepar, desakan vena sentralis,
kelainan paru, derajat edema, sianosis, dan kesadaran.
b. Pembedahan
Pembedahan dengan kasus defek sedang/besar, menutup defek dengan
dijahit melalui cardiopulmonary by pass.
a) Operasi paliatif adalah berupa penyempitan arteri pulmonalis untuk
mengurangi aliran darah ke paru-paru. Dengan demekianmaka gejala
gagal jantung akan berkurang dan kemungkinan timbulnya penyakit
vaskuler paru dapat dikurangi atau dihambat. Penderita yang telang
dilakukan tindakan ini harus diikuti dengan operasi penutupan defek
sekaligus dengan membuka penyempitan arteri pulmonalis.
Tindakan ini hendaknya jangan dilakukan terlalu lama karena
penyempitan arteri pulmonalis dapat menyebabkan kontriksi arteri
pulmonalis yang mungkin memerlukan koreksi bedah tersendiri.
b) Operasi korektif adalah operasi dilakukan dengan sternotomi median
dengan bantuan mesin jantung-paru. Keputusan untuk melakukan
operasi korektif sangat bergantung pada kemampuian tim bedah
dengan segala fasilitas pendukungnya. Di Negara maju terdepat
kecendurungan untuk langsung melakukan operasi penutupan defek
meskipun pada bayi kecil. mortalitas keseluruhan akibat operasi
dilaporkan sekitar 5-15%. Prognosa operasi makin baik bila tahanan
paru-paru rendah dan penderita dalam kondisi baik dengan berat
badan diatas 15 kg.
Pada VSD besar dengan hipertensi yang belum permanen,
biasanya pada keadaan menderita gagal jantung, dalam
pengobatannya menggunakan digitalis. Bila ada anemia diberi
transfuse eritrosit selanjutnya diteruskan dengan terapi besi. Operasi
dapat ditunda sambil menunggu penutupan spontan atau bila ada
gangguan dapat dilakukan setelah berumur 6 bulan.
Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang permanen,
operasi paliatif atau operasi koreksi total sudah tidak mungkin
karena arteri pulmonalis mengalami aterosklerosis. Bila defek
ditutup, ventrikel kanan akan diberi beban yang berat sekali dan
akhirnya akan mengalami dekompensasi. Bila defek tidak ditutup,
kelebihan tekanan pada ventrikel kanan dapat disalurkan ke ventrikel
kiri melalui defek.
1. Antibiotic profilaksis; mencegah endokarditis pada tindakan
tertentu.
2. Penanganan gagal jantung jika terjadi operasi pada umur 2-5
tahun.
3. Prognosis operasi baik jika tahanan vascular paru rendah, pasien
dalam keadaan baik, beratbadan 15 kg.bila sudah terjadi sindrom
eisenmenger maka tidak dapat dioperasi. Sindrom eisenmenger
diderita pada penderita dengan VSD berat, yaitu ketika tekanan
ventrikel kanan sama dengan ventrikel kiri, sehingga shuntnya
sebagian atau seluruhnnya telah menjadi dari kanan ke kiri
sebagai akibat terjadinya penyakit vaskuler pulmonal.
4. Penatalaksanaan bedah; perbaikan defek septum ventrikel.
Perbaikan dini lebih disukai jika defeknya besar. Bayi dengan
gagal jantung kronik mungkin memerlukan pembedahan lengkap
atau paliatif dalam bentuk pengikatan atau penyatuan arteri
pulmonalis jika mereka tidak dapat distabilkan secara medis.
Karena kerusakan yan irreversible akibat penyakit vascular paru,
pembedahan hendaknya tidak ditunda sampai melewati usia pra
sekolah atau jika terapat resisentasi vaskuler pulmoner progresif.
Dilakukan sternotomi median dan bypass kardiopulmoner,
dengan penggunaan hipotermia pada beberapa bayi. Untuk defek
membranosa pada bagian atas septum , insisi atrium kanan
memungkinkan dokter bedahnya memperbaiki defek itu dengan
bekerja melalui katup tricuspid. Jika tidak, diperlukan
ventrikulotomi kanan atau kiri. Umumnya penambalan pericard
diletakkan di atas lesi, meskipun penjahitan langsung juga dapat
digunakan jika defek tersebut minimal. Pengikatan yang
dilakukan tadi diangkat dan setiap deformitas karenanya
diperbaiki.respon bedah harus mencakup jantung yang secara
hemodinamik normal, meskipun kerusakan yang disebabkan
hipertensi pulmoner itu bersifat irreversible.
c. Penatalaksanaan bedah; perbaikan defek septum ventrikel.
1. Vasopresor atau vasodilator adalah obat-obat yang dipakai untuk
anak dengan defek septum ventricular dan gagal jantung kronik
cepat.
2. Dopamine (intropin) memiliki efek inotropik positif pada miokard,
menyebabkan peningkatan curah jantung dan peningkatan tekanan
sistolik serta tekanan nadi, sedikit sekali atau tidak ada efeknya
pada tekanan diastolic, digunakan untuk mengobati gangguan
hemodinamika yang disebabkan bedah jantung terbuka (dosis diatur
untuk mempertahankan tekanan darah dan perfusi ginjal).
3. Isoproternol (isuprel) memiliki efek inotropik positif pada miokard,
menyebabkan peningkatan curah jantung dan kerja jantung.
Menurunkan tekanan diastolic dan
tekanan rata-rata sambil meningkatkan tekanan sistolik.
I. Penatalaksanaan Medis
1. Pada VSD kecil : ditunggu saja, kadang-kadang dapat menutup secara
spontan. Diperlukan operasi untuk mencegah endokarditis infektif.
2. Pada VSD sedang : jika tidak ada gejala-gejala gagal jantung, dapat
ditunggu sampai umur 4-5 tahun karena kadang-kadang kelainan ini
dapat mengecil. Bila terjadi gagal jantung diobati dengan digitalis. Bila
pertumbuhan normal, operasi dapat dilakukan pada umur 4-6 tahun atau
sampai berat badannya 12 kg.
3. Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen:
biasanya pada keadaan menderita gagal jantung sehingga dalam
pengobatannya menggunakan digitalis. Bila ada anemia diberi transfuse
eritrosit terpampat selanjutnya diteruskan terapi besi. Operasi
dapatditunda sambil menunggu penutupan spontan atau bila ada
gangguan dapat dilakukan setelah berumur 6 bulan.
4. Pada VSD dengan hipertensi pulmonal permanen : operasi paliatif atau
operasi total sudah tidak mungkin karena arteri pulmonalis mengalami
arteriosklerosis. Bila defek ditutup, ventrikel kanan akan diberi beban
yang berat sekali dan akhirnya akan mengalami dekompensasi. Bila
defek tidak ditutup, kelebihan tekanan pada ventrikel kanan dapat di
salurkan ke ventrikel kiri melalui defe
II. PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK USIA 0-12 TAHUN

I. IDENTITAS PASIEN
No. Rekam Medis :
Nama klien :
Nama panggilan :
Tempat/Tanggal Lahir :
Umur :
Jenis kelamin :
Bahasa yang dimengerti :
Orang tua/wali :
Nama Ayah/Ibu/Wali :
Pekerjaan Ayah/Ibu/Wali :
Pendidikan :
Alamat Ayah/Ibu/Wali
II. KELUHAN UTAMA
Keluhan orang tua pada waktu membawa anaknya ke dokter tergantung dari
jenis defek yang terjadi baik pada ventrikel maupun atrium, tapi biasanya
terjadi sesak, pembengkakan pada tungkai dan berkeringat banyak
III. RIWAYAT KELUHAN SAAT INI
Biasanya mengalami sesak nafas, berkeringat banyak dan pembengkakan ada
tungkai tapi biasanya tergantung pada derajat dari defek yang terjadi
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
a. Prenatal
Pada saat mengandung berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya, di
periksakan di dokter atau di bidan,berapa kali diperiksakan, melakukan
usg berapa bulan sekali
b. Perinatal dan postnatal
Klien lahir normal atau cesar, diberikan ASI esklusis atau dengan susu
formula
c. Penyakit yang pernah diderita
Sebelumnya klien pernah mengalami penyakit yang sama
d. Hospitalisasi/tindakan operasi
Semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang berupa
perpisahan, kehilangan teman bermain, terhadap tindakan invasive respon
yang ditunjukkan adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.
e. Injuri/kecelakaan pernah mengalami cidera fisik atau kecelakaan
sebelumnya
f. Alergi
Klien memiliki alergi terhadap obat – obatan tertentu atau makanan.
g. Imunisasi dan tes laboratorium
Apakah vaksin pollio, campak, hepatitis BCG, DPT,sudah lengkap di
dapat oleh klien atau imunisasi apa saja yang sudah pernah didapat oleh
klien.
h. Pengobatan
Pengobatan yang diberikan selama dirawat.
V. RIWAYAT PERTUMBUHAN
Kaji TB, BB, LILA, pertumbuhan gigi, erupsi gigi.

VI. RIWAYAT SOSIAL


a) Yang mengasuh Orang tua
b) Hubungan dengan anggota keluarga
Hubungan klien baik dengan semua keluarganya
c) Hubungan dengan teman sebaya
Hubungan baik dengan teman – teman sebayanya atau saudara
kandungnya
d) Pembawaan secara umum
Klien memiliki pembawaan khusus seperti sifat tempramen, emosi,
sering protes, putus asa dll.
VII. RIWAYAT KELUARGA
a. Sosial ekonomi
Klien berada dalam keluarga yang perekonomian tinggi.menengah
atau rendah.
b. Lingkungan rumah
Berada dekat dengan pelayanan kesehatan atau tidak, ventilasinya
yang cukup, tersedia air bersih atau tidak
c. Penyakit keluarga
Tanyakan kepada keluarga klien apakah memiliki penyakit keturan
seperti kencing manis ( DM), tekanan darah tinggi ( hipertensi ),
penyakit asma dll.
d. Genogram
Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
(minimal 3 generasi)
PENGKAJIAN TINGKAT PERKEMBANGAN SAAT INI
(Gunaka format DDST)
A. Personal sosial
Salah satu kategori perkembangan anak toodler yang
berhubungan dengan kemampuan mandiri.
B. Adaptif motorik halus
Gerakan yang melibatkan bagian – bagian tubuh tertentu dan
dilakukan oleh otot – otot kecil (halus) serta memerlukan
koordinasi cermat seperti menggunting, menggaris,
menggambar, meremas dll.
C. Bahasa
Kemampuan klien dalam berkomunikasi, bisa menyebut nama
orang tua, benda dll.
D. Motorik kasar
Gerakan tubuh yang menggunakan otot – otot besar, sebagian
besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh usia,
berat badan dan
perkembangan anak secara fisik contohnya kemampuan duduk,
menendang, berlari atau naik turun tangga.
VIII. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN KLIEN SAAT INI
a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Menggambarkan Persepsi,pemeliharaan dan penanganan
kesehatan.Persepsi terhadap arti kesehatan, dan penatalaksanaan
kesehatan, kemampuan menyusun tujuan, pengetahuan tentang praktek
kesehatan
b. Nutrisi
Menggambarkan Masukan Nutrisi, balance cairan dan elektrolit. Nafsu
makan,pola makan, diet,fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan
menelan, Mual/muntah, Kebutuhan jumlah zat gizi, masalah
penyembuhan kulit,Makanan kesukaan.
c. Cairan
Jumlah cairan input output perhari.
d. Aktivitas
Menggambarkan pola latihan,aktivitas,fungsi pernafasan dan sirkulasi.
Pentingnya latihan/gerak dalam keadaan sehat dan sakit, gerak tubuh
dan kesehatan berhubungan satu sama lain. Kemampuan klien dalam
menata diri apabila tingkat kemampuan : 0: mandiri, 1: dengan alat
bantu, 2: dibantu orang lain, 3 : dibantu orang dan alat 4 : tergantung
dalam melakukan ADL, kekuatan otot dan Range Of Motion, riwayat
penyakit jantung, frekuensi, irama dan kedalaman nafas, bunyi nafas
riwayat, penyakit paru.
e. Tidur dan istirahat
Menggambarkan Pola Tidur,istirahat dan persepasi tentang energi.
Jumlah jam tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur,
insomnia atau mimpi buruk, penggunaan obat, mengeluh letih
f. Eliminasi
Menjelaskan pola Fungsi eksresi,kandung kemih dan Kulit
Kebiasaan defekasi,ada tidaknya masalah defekasi,masalah miksi
(oliguri,disuri, dll),penggunaan kateter, frekuensi defekasi dan miksi,
Karakteristik urin dan feses, pola input cairan, infeksi saluran
kemih,masalah bau badan, perspirasi berlebih, dll
g. Pola hubungan
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap
anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal
klien.Pekerjaan,tempat tinggal, tidak punya rumah, tingkah laku yang
passive atau agresif terhadap orang lain,masalah keuangan dll
h. Koping atau temperamen dan disiplin yang diterapkan
Cara individu dalam menghadapi suatu masalah.
i. Kognitif dan persepsi
Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap
kemampuan. Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga
diri, peran, identitas dan ide diri sendiri. Manusia sebagai system
terbuka dimana keseluruhan bagian manusia akan berinteraksi dengan
lingkungannya. Disamping sebagai system terbuka, manusia juga
sebagai mahkluk bio-psiko-sosio-kultural spriritual dan dalam
pandangan secara holistic. Adanya kecemasan, ketakutan atau
penilaian terhadap diri, dampak sakit terhadap diri, kontak mata, aktif
atau pasif, isyarat non verbal,ekspresi wajah, merasa tak
berdaya,gugup atau relaks.
j. Konsep diri
Citra tubuh : bagaimana klien melihat tubuhnya baik di sadari maupun
tidak di sadari
Ideal diri : bagaimana harapan dan cita-cita seseorang tentang dirinya
sendiri dan bagaimana seharusnya ia berprilaku berdasarkan standar
pribadi terkait dengan cita-cita.
Harga diri : apakah klien sudah mengetahui tentang harga dirinya.
Klien percaya diri atau masih malu.
Peran diri : bagaimana peran diri klien terhadap pola sikap
perilaku,nilai,tujuan yang di harapkan masyarakat terhadap individu
itu sendiri atau apakah klien sudah mengetahui mengenai peran dirinya
di rumah atau di lingkungan sekitar.
Identitas diri : apakah klien sudah mengetahui identitas dirinya
k. Seksual dan menstruasi
Menggambarkan kepuasan atau masalah yang aktual atau dirasakan
dengan seksualitas. Dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat
haid,pemeriksaan mamae sendiri, riwayat penyakit hub
sex,pemeriksaan genital

1. Nilai
Menggambarkan dan Menjelaskan pola nilai,keyakinan termasuk
spiritual. Menerangkan sikap dan keyakinan klien dalam
melaksanakan agama yang dipeluk dan konsekuensinya. Agama,
kegiatan keagamaan dan buadaya,berbagi denga orang lain,bukti
melaksanakan nilai dan kepercayaan, mencari bantuan spiritual dan
pantangan dalam agama selama sakit.
IX. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
Kesadaran umum untuk klien dengan VSD
B. Kulit
Warna kulit pucat tugor kulit menurun sianosis khususnya
membran mukosa, bibir dan lidah.
C. Kepala
I : Bentuk kepala mesocepal, simetris kiri kanan atau tidak,
terdapat benjolan pada kepala atau tidak, kulit kepala besih /
kotor.
Pa : Adakah nyeri tekan.
D. Mata
I :Apakah memakai alat bantu pengheliatan, kelopak mata
simetris kanan kiri atau tidak, adakah lesi, konjungtiva anemis
atau tidak, ukuran pupil isokor kanan kiri atau tidak.
Pa : Adakah nyeri tekan pada kedua mata klien.
E. Telinga
I : Apakah telinga simetris kanan kiri, kulit bersih, apakah ada
benjolan,
apakah menggunakan alat bantu pendengaran.
Pa : Apakah ada nyeri tekan pada kedua telinga klien.
F. Hidung
I : Bentuk hidung besar/kecil, adakah pembengkakan tulang
hidung,
lubang hidung simetris kanan kiri atau tidak, apakah terdapat
secret.
Pa : Apakah ada nyeri tekan pada batang hidung.

G. Mulut
I : umumnya pada klin yang mengalami VSD mukosa bibir
kering
pembesaran tonsil dan permukaan lidah kotor / bersih.
Pa : Apakah ada nyeritekan pada mulut klien.
H. Leher
I : Apakah ada pembesaran kelenjar tiroid, jika digerakkan
fleksi ekstensi apakah terdapat nyeri atau tidak.
Pa : Adakah nyeri tekan, benjolan, dan pembesraan kelenjar
tiroid.
I. Dada
I : bentuk asimetris, irama nafas tidak teratur
Pa : teraba adanya bising pada ics III atau IV kiri
Pe : suara jantung pekak, suara paru sonor
Aus : Bunyi paru vasikuler, terdapat bunyi jantung tambahan
J. Payudara
Tidak ada pembengkakan di kelenjar mammae
K. Paru-paru
I : Apakah bentuk simetris kanan dan kiri, ekspansi dada
simetris atau tidak.
Pa : apakah vocal fertimus fibrasinya lebih terasa disebelah
kanan, apakah terdapat nyeri tekan bagian dada depan maupun
belakang.
Pe : apakah terdengar suara sonor.
Aus : Apakah terdengar suara dasar vesikuler, ronchi atau
wheezing.
L. Jantung
I : bentuk asimetris, irama nafas tidak teratur
Pa : teraba adanya bising pada ICS 111 atau 1V kiri
Pe : suara jantung pekak, suara paru sonor
Aus : bunyi paru vesikuler,terdapat bunyi jantung tambahan
M. Abdomen
I : Apakah perut buncit, bagaimana warna kulit, apakah
umbilicus
mengalami inflamasi.
Pa : Apakah terdapat nyeri tekan.
Pe : Apakah terdengar bunyi timpani.
Aus : Berapakah bising ususnya.
N. Genetalia
I : Apakah terpasang kateter, terdapat luka/ tidak, dan terdapat
radang
pada area genetalia atau tidak.
Pa : Adakah nyeri tekan
O. Anus dan rectum
Tidak tampak kelainan.
P. Musculoskeletal
Klien mampu menggerakkan kedua ekstremitas atas dan bawah
dengan baik, tidak ada gangguan, tidak ada scar.

Q. Neurologi
1. Saraf olfaktorius: klien mampu mencium bau dengan
baik.
2. Saraf optikus: klien mampu melihat dengan baik.
3. Saraf okulomotorius: mampu menggerkan bola mata.
4. Saraf troklearis: mampu menggerakan bola mata
dengan mengikuti jari.
5. Saraf trigeminus: reflex berkedip baik.
6. Saraf abdusen: terdapat pergerakan pada bola mata
kanan dan kiri.
7. Saraf fasialis: pergerakan otot wajah dan kepala baik.
8. Saraf vestikulokoklearis: pendengaran klien baik.
9. Saraf glosotaringeal: pergerakan otot-otot mulut baik.
10. Saraf vagus: reflex muntah klien baik.
11. Saraf aksesorius: klien dapat menggerakan bahu dan
kepala.
12. Saraf hipoglosus: klien dapat menjulurkan lidah .

XI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PENUNJANG


1) Katerisasi jantung untuk mngetahui besaran piraunya yaitu
perbandingan antara sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik
2) EKG dan foto thorak
3) Ecocardiography
4) Informasi lain (mencangkup rangkuman kesehatan klien dari
Gizi, fisioterapis, terapi medis lain, dll)
XII. ANALISA DATA

TGL/JAM DATA FOKUS INTERPRETASI MASALAH


MASALAH
12 september DS : Faktor Eksogen dan Penurunan Curah
Faktor Endogen
2019 - Palpitasi Jantung
10.00 - Lelah
- Dispnea
Ventrikel Septal
- Paroxysmal Defek
nocturnal
dyspnea (PND)
Pirau Ventrikel kiri
- Ortopnea ke Ventrikel Kanan
- batuk
Volume Ke paru-
paru meningkat
DO:
- Bradikardi\
takikardia
- Gambaran Tekanan Ventrikel
EKG aritmia kanan meningkat
atau gangguan
konduksi
Hipertropi otot
- Edema ventrikel kanan
- Distensi vena
jugularis
Worklood
- Central venous
pressure (CVP)
Atrium kanan tidak
meningkat atau dapat mengimbangi
peningkatan
menurun
worklood
- Hepatomegali
- Tekanan darah
Pembesaran Atrium
meningkat\ Kanan
menurun
nadi perifer Gejala CHF : mur-
mur, distensi vena
teraba lemah
jugularis, edema,
- capillary refill hepatomegali
time >3 detik
- oliguria Penurunan Curah
- warna kulit Jantung
pucat dan atau
sianosis
- terdengar suara
jantung S3 dan
S4
- ejection
fraction (EF)
menurun

DS : Faktor Eksogen dan


Faktor Endogen
13 September - Mengeluh Intolerasnsi
2019 lelah aktivitas
11.00 - Dispnea
Ventrikel Septal
saat\setelah
Defek
aktivitas
- Merasa lelah
Pirau Ventrikel kiri
ke Ventrikel Kanan
DO :
- Frekuensi
Volume Ke paru-
jantung paru meningkat
meningkat
>20% dari Tekanan Ventrikel
kanan meningkat
kondisi
istirahat
- Tekanan darah
Hipertensi pulmonal
berubah >20%
dari kondisi
Takipnoe, sesak
istirahat
nafas pada saat
- Gambaran
aktivitas atau
EKG
bermain
menunjukan
aritmia
Intoleransi aktivitas
saat\setelah
aktivitas
- Gambaran
EKG
menunjukan
iskemia

Faktor Eksogen dan


14 september DS: Faktor Endogen
Nutrisi kurang
2019 - cepat kenyang
terpenuhi
11.30 setelah makan
Ventrikel Septal
- kram\ nyeri
Defek
abdomen
- nafsu makan
Pirau Ventrikel kiri
menurun ke Ventrikel Kanan

DO:
Volume Ke paru-
- Berat badan paru meningkat
menurun
minimal 10%
Tekanan Ventrikel
di bawah
kanan meningkat
rentang ideal
- Bising usus
hiperaktif
- Membran elan Aliran darah ke paru
mukosa pucat meningkat
- Otot
pengunyah Finrotk katup arteri
lemah pulmonal
- Otot menelan
lemah Aliran darah balik ke
- sariawan ventrikel kiri

Darah, CO2, dan O2


bercampur

Mengalir ke seluruh
tubuh

Sesak nafas pada


saat makan dan
minum

Nutrisi kurang
terpenuhi

15 september Gangguan
Faktor Eksogen dan
Tumbang
2019 DS: Faktor Endogen
10.30 -
DO: Ventrikel Septal
Defek
- Tidak mampu
melakukan
keterampilan Pirau Ventrikel kiri
ke Ventrikel Kanan
atau perilaku
khas sesuai
Volume Ke paru-
usia ( fisik,
paru meningkat
bahasa,
motorik,
psikososial) Volume Sekuncup
Turun
- Gangguan fisik
terganggu
COP menurun
- Tidak mampu
melakukan
Kebutuhan O2 dan
perawatan diri
zat nutrisi untuk
sesuai usia metabolisme tubuh
tidak seimbang
- Afek datar
- Respon social
Berat badan sukar
lambat
naik
- Kontak mata
terbatas
Gangguan Tumbang
- lesu

XIII. Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan malformasi jantung ditandai


dengan Palpitasi, Lelah, Dispnea, Paroxysmal nocturnal dyspnea ( PND ),
Batuk, Bradikardia/takikardia, Gambaran EKG aritmia atau gangguan
konduksi, Edema, Distensi vena jugularis, Central venous pressure (CVP)
meningkat/menurun, Hepatomegali, Tekanan darah meningkat/menurun,
Nadi perifer teraba lemah, Capillary refill time >3detik, Oliguria, Warna
kulit pucat dan/atau sianosis, Terdengar suara hantung s3 dan/ s4, dan
Ejection fraction ( EF ) menurun.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan
Kelemahan, Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas, Merasa lemah,
Tekanan darah rendah,Kekuatan otot, dan Sianosis.
3. Nutrisi kurang terpenuhi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna
makanan ditandai dengan Cepat keyang setelah makan, Kram/nyeri
abdomen, Nafsu makan menurun, Berat badan menurun minimal 10%
dibawah rentang ideal, Otot menguyah lemah, Otot menelan lemah, dan
Membran mukoa pucat
4. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan efek ketidakmampuan
fisik di tandai dengan Tidak mampu melakukan keterampilan atau perilaku
khas sesuai usia (fisik, bahasa, motorik, psikososial), Nafsu makan
menurun, dan Lesu.
NO Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan
1. Penurunan curah jantung Setelah dilakukan asuhan keperawatan NIC
selama ...x...jam diharapkan penurunan
berhubungan dengan Cardiac Care
curah jantung teratasi dengan kriteria
- Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas, lokasi,
malformasi jantung hasil :
durasi)
NOC
- Catat adanya disritmia jantung
· - Cardiac Pump
- Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac
effectiveness
output
· - Circulation Status
- Monitor status kardiovaskuler
· - Vital Sign Status
- Monitor status pernafasan yang menandakan gagal
jantung
1) Tanda Vital dalam rentang
- Monitor abdomen sebagai indicator penurunan
normal (Tekanan darah, Nadi,
perfusi
respirasi)
- Monitor balance cairan
2) Dapat mentoleransi aktivitas,
- Monitor adanya perubahan tekanan darah
tidak ada kelelahan
- Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan
3) Tidak ada edema paru, perifer,
antiaritmia
dan tidak ada asites
- Atur periode latihan dan istirahat untuk
4) Tidak ada penurunan kesadaran
menghindari kelelahan
- Monitor toleransi aktivitas pasien
- Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan
ortopneu
- Anjurkan untuk menurunkan stress

Vital Sign Monitoring


- Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
- Catat adanya fluktuasi tekanan darah
- Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau
berdiri
- Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
- Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
- Monitor kualitas dari nadi
- Monitor adanya pulsus paradoksus
- Monitor adanya pulsus alterans
- Monitor jumlah dan irama jantung
- Monitor bunyi jantung
- Monitor frekuensi dan irama pernapasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola pernapasan abnormal
- Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
- Monitor sianosis perifer
- Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
- Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

2. Intoleransi aktivitas Setelah diberikan asuhan keperawatan NIC


berhubungan dengan selama ....x.../jam diharapkan pasien Activity therapy
kelemahan fisik
dapat melakukan aktivitas secara - Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medik
mandiri dengan kriteria hasil : dalam merencanakan program terapi yang tepat
- Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang
NOC mampu dilakukan
 Energy conservation - Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang
sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan
 Activity tolerance
social
 Self care : ADLs - Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan
sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
1. Berpartisipasi dalam aktivitas
- Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas
fisik tanpa disertai peningkatan seperti kursi roda, krek
tekanan darah, nadi dan RR - Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang
disukai
2. Mampu melakukan aktivitas
- Bantu klien untuk membuat jadwal latihan
sehari hari secara mandiri diwaktu luang
3. Tanda tanda vital normal - Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam beraktivitas
4. Level kelemahan
- Sediakan penguatan positif bagi yang aktif
5. Mampu berpindah: dengan atau beraktivitas
tanpa bantuan alat - Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri
6. Status kardiopulmunari adekuat dan penguatan
- Monitor respon fisik, emosi, social dan spiritual
7. Sirkulasi status baik
8. Status respirasi: pertukaran gas
dan ventilasi adekuat
Nutrisi kurang terpenuhi Setelah dilakukan asuhan keperawatan NIC
berhubungan dengan selama ...x...jam diharapkan nutrisi
Nutrition Monitoring
ketidakmampuan mencerna kurang terpenuhi teratasi dengan
- BB pasien dengan batas normal
makanan kriteria hasil :
- Monitor adanya penurunan berat badan
NOC
- Monitor tipe dan jumblah aktivitas yang biasa
- Nutritional Status :
dilakukan
- Nutritional Status : food and fluid
intake - Monitor interaksi anak atau orang tua selama
- Nutritional Status : Nutrient intake makan
- Weight control - Monitor lingkungan selama makan
- Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama
1) Adanya peningkatan berat
jam makan
badan sesuai dengan tujuan - Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
2) Berat badan ideal sesuai - Monitor turgor kulit
dengan tinggi badan - Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah
3) Mampu mengidentifikasi patah
kebutuhan nutrisi - Monitor mual dan muntah
4) Tidak ada tanda tanda - Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan
kadar Ht
malnutrisi
- Monitor pertumbuhan dan perkembangan
5) Menunjukan peningkatan - Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
fungsi pengecapan dan jaringan konjungtiva
menelan - Monitor kalori dan intake nutrisi
6) Tidak terjadi penurunan - Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
berat badan yang berarti lidah dan cavitas oral.
- Catat jika lidah berwarna megenta, scrarlet

Gangguan tumbuh kembang NOC


berhubungan dengan efek etelah dilakukan asuhan keperawatan NIC
ketidakmampuan fisik selama ...x...jam diharapkan
Peningkatan perkembangan anak dan remaja
keterlambatan pertumbuhan dan
- Kaji faktor penyebab gangguan perkembangan
perkembangan dapat teratasi dengan
kreteria hasil : anak
- Indentifikasi dan gunakan sumber pendidikan
NOC untuk memfasilitasi perkembangan anak yang
- Growth and Development, Delayed optimal
- Nutrition Imbalance Less Than - Berikan perawatan yang konsisten
Body - Tingkatkan komunikasi verbal dan stimulsi taktil
- Requirements : - Berikan instruksi berulang dan sederhana
- Berikan reinforcement positif atas hasil yang
1) Anak berfungsi optimal sesuai dicapai anak
tingkatannya - Dorong anak melakukan perawatan sendiri
2) Keluarga dan anak mampu - Manajemen perilaku anak yang sulit
menggunakan koping terhadap - Dorong anak melakukan sosialisasi dengan
tantangan karena adanya kelompok
ketidakmampuan - Ciptakan lingkungan yang aman
3) Keluarga mampu mendapatkan
sumber-sumber sarana komunitas Nutritional Management :
4) Kematangan fisik : wanita : - Kaji keadekuatan asupan nutrisi (misainya kalori,
perubahan fisik normal pada zat gizi)
wanita yang terjadi dengan transisi - Tentukan makanan yang disukai anak
dan masa kanak-kanak ke dewasa - Pantau kecenderungan kenaikan dan penurunan
5) Kematangan fisik : pria perubahan berat badan
fisik normal pada wanita yang
terjadi dengan transisi dari masa Nutrition Theraphy :
- MenyeIesaikn penilaian gizi, sesuai
kanak-kanak ke dewasa
- Memantau makanan / cairan tertelan dan
6) Status nutrisi seimbang
menghitung asupan kalori harian, sesuai
7) Berat badan
- Memantau kesesuaian perintah diet untuk
memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari, sesuai
- Kolaborasi dengan ahli gizi, jumlah kalori dan
jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi
persyaratan gizi yang sesuai
- Pilih suplemen gizi, sesuai
- Dorong pasien untuk memilih makanan semisoft,
jika kurangnya air liur menghalangi menelan
- Mendorong asupan makanan tinggi kalsium,
sesuai
- Mendorong asupan makanan dancairan tinggi
kalium, yang sesuai
- Pastikan bahwa diet termasuk makanan tinggi
kandungan serat untuk mencegah konstipasi
- Memberikan pasien dengan tinggi protein, tinggi
kalori, makanan dan minuman bergizi jari yang
dapat mudah dikonsumsi, sesuai
- Administer menyusui enterai, sesuai
XV. IMPLEMENTASI

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan malformasi jantung


- Mengevaluasi adanya nyeri dada ( intensitas, lokasi, durasi)
- Mencatat adanya disritmia jantung
- Mencatat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output
- Memonitoring status kardiovaskuler
- Memonitoring status pernafasan yang menandakan gagal jantung
- Memonitoring abdomen sebagai indicator penurunan perfusi
- Memonitoring balance cairan
- Memonitoring adanya perubahan tekanan darah
- Memonitoring respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia
- Mengatur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
- Memonitoring toleransi aktivitas pasien
- Memonitoring adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan ortopneu
- Menganjurkan untuk menurunkan stress
- Memonitoring TD, nadi, suhu, dan RR
- Mencatat adanya fluktuasi tekanan darah
- Memonitoring VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
- Mengauskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
- Memonitoring TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas
- Memonitoring kualitas dari nadi
- Memonitoring adanya pulsus paradoksus
- Memonitoring adanya pulsus alterans
- Memonitoring jumlah dan irama jantung
- Memonitoring bunyi jantung
- Memonitoring frekuensi dan irama pernapasan
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

- Delegatif dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan program terapi


yang tepat
- membantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
- membantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan
fisik, psikologi dan social
- membantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan
untuk aktivitas yang diinginkan
- membantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek
- membantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
- membantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
- membantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
- menyediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
- mebantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
- Memonitor respon fisik, emosi, social dan spiritual

3. Nutrisi kurang terpenuhi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna


makanan
Memonitor adanya penurunan berat badan
- Memonitor tipe dan jumblah aktivitas yang biasa dilakukan
- Memonitor interaksi anak atau orang tua selama makan
- Memonitor lingkungan selama makan
- menjadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
- Memonitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
- Memonitor turgor kulit
- Memonitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
- Memonitor mual dan muntah
- Memonitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
- Memonitor pertumbuhan dan perkembangan
- Memonitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
- Memonitor kalori dan intake nutrisi
- mencatat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.
- mencatat jika lidah berwarna megenta, scrarlet

4 Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan efek ketidakmampuan fisik


- mengkaji faktor penyebab gangguan perkembangan anak
- mengindentifikasi dan gunakan sumber pendidikan untuk memfasilitasi
perkembangan anak yang optimal
- memberikan perawatan yang konsisten
- meningkatkan komunikasi verbal dan stimulsi taktil
- memberikan instruksi berulang dan sederhana
- memberikan reinforcement positif atas hasil yang dicapai anak
- mendorong anak melakukan perawatan sendiri
- Manajemen perilaku anak yang sulit
- mendorong anak melakukan sosialisasi dengan kelompok
- menciptakan lingkungan yang aman
- mendorong anak melakukan perawatan sendiri
- Manajemen perilaku anak yang sulit
- mendorong anak melakukan sosialisasi dengan kelompok
- menciptakan lingkungan yang aman
- mengaji keadekuatan asupan nutrisi (misainya kalori, zat gizi)
- mententukan makanan yang disukai anak
- memantau kecenderungan kenaikan dan penurunan berat badan
- MenyeIesaikn penilaian gizi, sesuai
- Memantau makanan / cairan tertelan dan menghitung asupan kalori harian, sesuai
- Memantau kesesuaian perintah diet untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari,
sesuai
- delegatif dengan ahli gizi, jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk
memenuhi persyaratan gizi yang sesuai
- memilih suplemen gizi, sesuai
- mendorong pasien untuk memilih makanan semisoft, jika kurangnya air liur
menghalangi menelan
- Mendorong asupan makanan tinggi kalsium, sesuai
- Mendorong asupan makanan dancairan tinggi kalium, yang sesuai
- memastikan bahwa diet termasuk makanan tinggi kandungan serat untuk
mencegah konstipasi
- Memberikan pasien dengan tinggi protein, tinggi kalori, makanan dan minuman
bergizi jari yang dapat mudah dikonsumsi, sesuai
- mengadminister menyusui enterai, sesuai

EVALUASI
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan malformasi jantung
1) Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan darah, Nadi, respirasi)
2) Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
3) Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
4) Tidak ada penurunan kesadaran

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik


1) Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan
darah, nadi dan RR
2) Mampu melakukan aktivitas sehari hari secara mandiri
3) Tanda tanda vital normal
4) Level kelemahan
5) Mampu berpindah: dengan atau tanpa bantuan alat
6) Status kardiopulmunari adekuat
7) Sirkulasi status baik
8) Status respirasi: pertukaran gas dan ventilasi adekuat

3. Nutrisi kurang terpenuhi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna


makanan
1) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
2) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badaN
3) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisI
4) Tidak ada tanda tanda malnutrisi
5) Menunjukan peningkatan fungsi pengecapan dan menelan
6) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
DAFTAR PUSTAKA

Kepevi hatake 2013.Askep Ventrikel Septal Defert


(VSD)htt;//macrofag blogspot.com/2013: 02/askep ventrikel septal desease.vad html
diakses tanggal 23 mei 2013
PPNI 018. Standar luaran keperawatan indinesia Jakarta. Dewan pengurus pusat
PPNI.
PPNI 2018. Standar diagnosa keperawatan Indonesia Jakarta. Dewan pengurus pusat
PPNI
PPNI 2018. Standar intervensi keperawatan Jakarta. Dewan pengurus pusat PPNI

Anda mungkin juga menyukai