Anda di halaman 1dari 16

TUGAS ELEMEN MESIN

PASAK DAN POROS

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

1. Deko Rahmadi Agustino ( 0617 30200789 )

2. Erlangga Prihandani ( 061730200790 )

3. Fernando Simanullang (061730200791)

4. Hafidz Fahrezi ( 061730200792)

Kelas : 3Me

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan hidayahnya
sehingga, Alhamdulillah makalah ini dapat penulis selesaikan dengan judul materi “pasak
dan poros” .
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen selaku dosen
mata kuliah yang telah memberikan dan mentrasferkan ilmunya kepada penulis dan teman-
teman. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena adanya keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami miliki. Namun, demikian kami
berharap semoga isi tugas ini dapat benar-benar bermanfaat bagi penulis khususnya, serta
para pembaca umumnya. Selain itu juga kami berharap adanya kritik dan saran dari para
pembaca demi terwujudnya kesempurnaan tugas ini.

Palembang, 6 Desember 2018


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................

DAFTAR ISI..............................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................


1.2 Rumusan Masalah................................................................

1.3 Tujuan...................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sambungan pasak..............................................................

2.3 Pengertian poros.................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.......................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Dalam suatu proses perencanaan, kegiatan rekayasa merupakan kegiatan untuk


mendapatkan produk yang lebih baik. Dalam evaluasi biasanya hanya berdasarkan beban
statis dalam analisa kegagalan dan hal ini sudah kurang sesuai, minimal juga harus sudah
memperhitungkan beban dinamis ( fatigue ) dan pengaruh lingkungan jika perlu.
Analisa perambatan retak merupakan salah satu analisa kegagalan terhadap beban fatigue,
terutama pada struktur sambungan yang banyak digunakan untuk konstruksi dibidang
kelautan dan penerbangan. Dengan berkembangnya teknologi, jumlah angkutan udara di
Indonesia semakin meningkat, dari seluruh angkutan udara yang didominasi oleh pesawat
terbang, penggunaan sambungan pada struktur pesawat ini masih memegang peranan penting,
terutama sambungan keling banyak dijumpai dibagian perut (fuselage), sayap (wing) dan
ekor (tail unit) dari pesawat terbang. Beban dinamis yang terjadi pada fuselage paling kritis
disebabkan adanya tabrakan turbulensi campuran gas dengan partikel udara terhadap pesawat
dan adanya perbedaan tekanan udara di dalam kabin terhadap tekanan udara di luar kabin
kapal.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian dari sambungan pasak
2. Apa saja Macam-macam sambungan pasak
3. Apakah Pengertian poros

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian sambungan pasak
2. Cara pemasangannya, pasak
3. Mengetahui cara membadakan secara garis besarnya poros

BAB II
PEMBAHASAN
 SAMBUNGAN PASAK

Pasak digunakan untuk menyambung dua bagian batang (poros) atau memasang roda, roda
gigi, roda rantai dan lain-lain pada poros sehingga terjamin tidak berputar pada poros.
Pemilihan jenis pasak tergantung pada besar kecilnya daya yang bekerja dan kestabilan
bagian-bagian yang disambung.
Untuk daya yang kecil, antara naf roda dan poros cukup diajamin dengan baut tanam (set
screw).
Dilihat dari cara pemasangannya, pasak dapat dibedakan menjadi :
1. Pasak Memanjang
Jenis pasak memanjang yang banyak digunakan ada bermacam-macam yaitu :
a. Pasak benam segi empat (Rectangular Sunk Key)

b. Pasak bujur sangkar (Square Key)


Bentuknya sama seperti Rectangular Sunk Key, tapi lebar dan tebalnya sama yaitu :

c. Parallel Sunk Key (Pasak Benam Sejajar)


Bentuknya sama seperti di atas, tapi penggunaannya bila pemakaian di atas belum mampu
memindahkan daya, maka pasak tersebut dipasang sejajar

d. Pasak Berkepala (Gib Head Key)


Pasak ini digunakan untuk poros berputar bolak-balik

e. Pasak Tembereng (Woodruf Key)


Pasak jenis ini digunakan untuk poros dengan punter/daya tidak terlalu besar
f. Pasak Pelana (Saddle Key)
Jenis pasak ini pemakaian umum untuk menjamin hubungan anatara naf roda dengan poros.

g. Tangent Key
Pemakaiannya sama seperti pasak pelana, tetapi pasaknya dipasang dua buah berimpit.

h. Pasak Bulat (Round Keys)


Jenis pasak ini bisanya digunakan untuk memindahkan daya yang relative kecil.

i. Pasak Gigi (Splines)


Jenis pasak ini bahannya dibuat satu bahan dengan poros dan biasanya digunakan untuk
memindahkan daya serta putaran yang cukup besar dan arah kerja putarannya bolak-balik.
Jenis-jenis Pasak Memanjang

Pasak atau key merupakan elemen mesin yang berbentuk balok kecil, tirus
atau setengah lingkaran, yang berfungsi sebagai pengikat komponen mesin seperti puli
(pulley), roda gigi, kopling dan lain-lain pada porosnya.
Secara garis besar pasak dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pasak memanjang
dan pasak melintang.

Pasak memanjang sering disebut juga sebagai spie merupakan pasak yang
pada pemakaiannya dipasang secara memanjang pada poros.
Contoh pasak memanjang adalah pasak persegi panjang, pasak tirus, pasak setengah
lingkaran (pasak wood ruff) dan pasak poros bintang atau spline.

Gbr. 1 Jenis-jenis pasak

Pasak persegi panjang (pasak lurus) dipasang pada alur pasak (key way)
yang berbentuk persegi panjang pula yang tetdapat pada permukaan poros dan pada
lubang hub (lubang poros) dari komponen mesin yang diikatnya.

Ada juga pasak persegi panjang yang kedua ujung berbentuk setengah lingkaran.
Gbr. 2 Pasak persegi panjang Gbr. 3 Pasak dan alur pasak

Gb. 4 Pasak ujung bulat

Pasak woodruff dipasang pada alur pasak yang berbentuk setengah lingkaran yang
terdapat pada permukaan poros dan alur yang berbentuk persegi panjang yang terdapat
pada lubang poros atau lubang hub dari elemen mesin pasangannya.

Gbr. 5 Pasak woodruff

Pasak tirus atau pasak konis memiliki dua bentuk, yaitu pasak tirus tanpa kepala dan
pasak tirus dengan kepala. Pasak tirus berkepala dimaksudkan agar pemasangan dan
pelepasan pasak dapat dilakukan dengan lebih mudah.

Gbr. 6 Pasak tirus tanpa kepala dan pasak tirus berkepala

Pasak poros bintang mempunyai bentuk yang agak berbeda dengan pasak lainnya.
Pasak poros bintang yang sering juga disebut sebagai spline memiliki bentuk gerigi
atau alur-alur pada permukaan porosnya. Pasak poros bintang dipasang dengan roda
gigi atau elemen mesin lainnya yang mempunyai alur-alur pada permukaan lubang
porosnya. Dengan demikian poros pasak bintang dan elemen mesin
pasangannya akan terikat dan dapat berputar bersama-sama.

Gbr. 7 Pasak poros bintang

Pada beberapa pasak poros bintang, pasaknya memiliki suaian longgar,


sehingga elemen mesin pasangannya dapat meluncur dengan bebas
sepanjang porosnya ketika dalam keadaan diam maupun dalam keadaan
berputar. Alur atau gerigi dari pasak poros bintang ini ada yang berbentuk
lurus atau berbentuk segi tiga.
 Perhitungan Kekuatan Pasak Memanjang

Bila direncanakan poros tersebut mampu memindahkan daya sebesar P (KW) dengan putaran
(n) rpm, maka sudah barang tentu pasak yang akan direncanakan tersebut juga harus mampu
meneruskan daya dan putaran, sehingga besar torsi (T) yang bekerja pada poros yaitu :

Dalam perencanaan pasak, besar torsi yang terjadi lebih besar dari torsi yang harus
dipindahkan yaitu :

Bila diameter poros serta Torsi untuk perencanaan pasak yang diketahui, maka gaya keliling
yang bekerja pada pasak dapat dicari dengan :

Dalam perencanaan pasak, ada dua kemungkinan pasak tersebut rusak atau putus :
a. Putus akibat gaya geser
b. Putus akibat tekanan bidang
Bila pasak tersebut diperhitungkan putus akibat gaya geser maka :

Dari persamaan 1 dan 2 diperoleh :

Bila diperhitungkan kemungkinan rusak akibat tekanan bidang :

Bila pasak harus mampu menahan gaya geser dan gaya tekan, maka dari persamaan 3 dan 4
diperoleh :

Untuk ukuran lebar dan tebal pasak biasanya sudah distandarisasi maka hasil perhitungan
harus dipilih ukuran yang ada pada standariasasi. Bila hasil perhitungan ukurannya tidak ada
yang cocok dalam table pasak, maka ukuran pasak yang diambil adalah ukuran yang lebih
besar.
Dibawah ini dicantumkan ukuran lebar dan tebal pasak, sesuai dengan standar yang di
pasaran.
POROS

Menurut Elemen Mesin Sularso,1987:hal 1, Poros adalah salah satu bagian terpenting
dari mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan
dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros. Secara garis besarnya poros dibedakan
menjadi:

1. Poros transmisi

Poros ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur. Daya ditransmisikan
kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk dan sproket rantai.

2. Spindel
Spindel adalah poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin
perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran. Syarat yang harus dipenuhi oleh poros ini
adalah depormasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
3. Gandar
Gandar adalah poros yang dipasang diantara roda-roda kereta barang dimana, tidak
mendapat beban puntir. Gandar ini hanya mendapat beban lentur.

Dalam merencanakan sebuah poros hal-hal penting yang diperhatikan adalah sebagai berikut
1. Kekuatan poros
Kekuatan poros adalah kekuatan poros untuk menerima beban puntir atau lentur atau
gabungannya. Perlu juga diperhatikan jika poros mendapat alur pasak atau mengalami
pengecilan diameter (poros bertingkat). Jadi poros harus kuat dan mampu untuk menerima
semua beban tersebut.
2. Kekakuan poros
Meskipun poros sudah kuat tetapi jika lenturan atau defleksi puntirannya harus besar,
misalnya pada kotak roda gigi. Oleh karena itu disamping kekuatannya harus diperhatikan
dan disesuaikan dengan mesin yang akan dilayani.
3. Putaran kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada harga tertentu akan menimbulkan
getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran kristis. Jika mungkin poros
harus direncanakan dengan putaran kerja dibawah putaran kristisnya.

4. Bahan
Bahan untuk poros hendaknya bahan yang tahan terhadap korosi, terutama untuk
poros yang bersinggungan langsung dengan fluida yang korosif dan poros mesin yang sering
berhenti dalam jangka waktu yang lama. Tetapi pada batas-batas tertentu dapat dilakukan
perlindungan terhadap korosi.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Pasak digunakan untuk menyambung dua bagian batang (poros) atau memasang roda, roda
gigi, roda rantai dan lain-lain pada poros sehingga terjamin tidak berputar pada poros.
Pemilihan jenis pasak tergantung pada besar kecilnya daya yang bekerja dan kestabilan
bagian-bagian yang disambung.
Untuk daya yang kecil, antara naf roda dan poros cukup diajamin dengan baut tanam (set
screw).
DAFTAR PUSTAKA

1. Gunawan, T. Dan Margaret, S. (1991). Teori Soal Dan Penyelesaian Konstruksi


Baja I Jilid I. Jakarta : Delta Teknik Group
2. Pasaribu, Patar M. (1996).Konstruksi Baja. Medan: Percetakan Bin Harun. Peraturan
Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983. Bandung Yayasan Lembaga
Penyelidikan Masalah Bangunan
3. STRUKTUR BAJA I / 3 SKS / MODUL 3/ Drs. Nathanael Sitanggang, S.T., M.Pd.
4. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Dadang S.Permana
5. buku ajar diktat elemen mesin 1oleh: Drs. Lagiyono, MPd, MT
https://plus.google.com/103544668433675570498/posts/U2cso9txqHJ

Anda mungkin juga menyukai