Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan tidak hanya sekedar mengajar tetapi juga sebagai proses transfer
ilmu, transformasi nilai, dan pembentukan kepribadian. Pendidikan merupakan
proses yang dibutuhkan individu ataupun masyarakat untuk mencapai
keseimbangan dan kesempurnaan. Terkait dengan fungsi pendidikan,
pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas terus diupayakan oleh
pemerintah melalui penyelenggaraan pendidikan dengan kualitas yang diharapkan
akan menjadi lebih baik, salah satunya dengan menerapkan kurikulum baru yaitu
kurikulum 2013. Dengan berubahnya kurikulum menjadi Kurikulum 2013
banyak perubahan mendasar yang bertujuan untuk menyempurnakan pola
pikir peserta didik. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang
mengutamakan pada pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter .
Upaya peningkatan kualitas dan mutu pendidikan dilaksanakan dengan
mengusahakan penyempurnaan proses pembelajaran, antara lain dengan cara
pemilihan model pembelajaran yang tepat sesuai tuntutan Kurikulum 2013 yang
berlaku saat ini. Pada kenyataannya masih banyak guru yang menggunakan
metode ceramah atau teacher centered yang menyebabkan peserta didik pasif
di dalam kelas, hanya duduk mendengarkan, dan membuat peserta didik jenuh
karena pembelajaran berjalan monoton. Hal itu tidak sesuai dengan tuntutan
proses pembelajaran yang diharapkan oleh Kurikulum 2013 yang
menginginkan peserta didik untuk lebih aktif belajar, mencoba memahami
materi sendiri, mendiskusikan meteri dengan kelompok, dan
mempresentasikan hasilnya ke depan kelas, sedangkan guru hanya bertugas
sebagai fasilitator dan motivator.
Penerapan pembelajaran dengan metode ceramah bukan sepenuhnya hal
yang buruk, tetapi jika sepanjang pertemuan selalu hanya menggunakan
metode ceramah, tentu sikap pasif yang dimiliki peserta didik tidak akan
berubah. Padahal hal yang diinginkan Kurikulum 2013 peserta didik harus
aktif dalam perolehan ilmu, tidak hanya tergantung pada guru. Hal ini sejalan
dengan pergeseran paradigma yang ada, yaitu pembelajaran dari teacher
centered ke student centered. Dalam proses pembelajaran juga sering dijumpai
adanya kecenderungan peserta didik yang enggan bertanya kepada guru dan
tidak mau mengulang materi yang telah disampaikan oleh guru ketika di
sekolah
Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
maju, sehingga kebutuhan peserta didik yang relevan dengan eranya tentu
sangat diharapkan. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini perkembangan
teknologi sudah berkembang sangat pesat. Berbagai macam teknologi yang
sering di jumpai antara lain gadget dan internet. Pada saat ini, dapat dikatakan
bahwa gadget merupakan kebutuhan dasar yang harus dimiliki, karena hampir
semua orang menggunakannya untuk keperluan masing-masing. Gadget
menjadi kebutuhan peserta didik karena fungsi dan macam-macam fitur yang
disediakan. Gadget di kalangan mereka juga tidak lepas dari keberadaan sosial
media dan perkembangan internet lainnya. Terutama di kalangan peserta didik,
mereka lebih tertarik belajar menggunakan gadget dibanding belajar di dalam
kelas yang hanya menggunakan textbook.
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, proses
pembelajaran harus menyesuaikan dengan era saat ini. Sebagai contoh,
penggunaan media berbasis komputer atau internet dan media-media lain yang
berbasis teknologi. Pada era ini internet merupakan kebutuhan wajib dalam
dunia pendidikan, karena melalui internet peserta didik dapat memperluas
wawasan ilmu pengetahuan, sehingga ilmu yang dipelajari tidak hanya
didapatkan dari guru. Berkaitan dengan hal itu, jika dalam proses
pembelajaran diterapakan suatu model yang baru (inovatif) tentunya memiliki
tujuan untuk menyesuaikan dengan era yang berlaku dan sekaligus mampu
mengungkap kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan saat ini, seperti rasa
ingi tahu, berfikir kritis, kreatif, dan inovatif.
Model pembelajaran yang mampu menarik minat peserta didik dan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan pengetahuannya
sendiri sehingga peserta didik dapat memahami konsep dengan lebih baik dan
meningkatkan rasa ingin tahu yang tinggi adalah dengan menggunakan model
pembelajaran ICARE (Introduction Connection Application Reflection Extension).
Model ICARE adalah model pembelajaran yang dibuat dalam bentuk powerpoint
(ppt) dengan tujuan agar peserta didik di rumah mau mempelajari ulang materi
yang telah disampaikan yang dituangkan dalam bentuk ppt, kemudian peserta
didik dapat memperluasan wawasan dengan mengerjakan latihan soal yang
terdapat didalamnya. Melalui cara ini diharapkan peserta didik menjadi lebih
memahami materi, membentuk kebiasaan mengulang pembelajaran di rumah dan
memperluas wawasan ilmunya agar mengetahui manfaat atau aplikasi ilmu yang
telah dipelajari dalam kehidupan.
Maka dari itu berdasarkan uraian diatas, peneliti akan melakukan penelitian
dengan mengambil judul penelitian “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Rasa Ingin Tahu Peserta Didik
Kimia Kelas XI Materi Hidrolisis Garam SMA N 2 Wonosari”. Harapannya
apabila penelitian penerapan model ICARE terbukti berpengaruh positif terhadap
keduanya, maka dapat dijadikan alternative model pembelajaraan bagi guru-guru
kimia untuk menerapkan pada materi kimia lainnya.
B. Identifikasi Masalah
1. Pembelajaran yang diterapkan masih menggunakan model pembelajaran
konvensional yaitu menggunakan metode ceramah atau teacher centered.
2. Peserta didik belum terlibat secara optimal dalam pembelajaran sehingga
cenderung pasif.
3. Peserta didik lebih tertarik terhadap Gadget dari pada mendengarkan
penjelasan dari guru.
4. Kecenderungan peserta didik yang enggan mengulang materi pembelajaran
yang sudah dijelaskan oleh guru.
C. Pembatasan Masalah
1. Pengaruh dalam penelitian ini ditinjau dari ada tidaknya perbedaan hasil
belajar dan rasa ingin tahu antara peserta didik yang diberi perlakuan model
pembelajaran ICARE dengan model pembelajaran konvensional
2. Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi
Hidrolisis Garam untuk peserta didik kelas XI
3. Perlakuan yang diterapkan pada kelas eksperimen adalah pembelajaran
dengan menggunakan model ICARE.
D. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah, maka perumusan masalah dalam penilitian ini sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan yang signifikan hasil belajar antara peserta didik yang
diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran ICARE dengan peserta
didik yang diberi perlakuan pembelajaran konvensional.
2. Adakah perbedaan yang signifikan rasa ingin tahu antara peserta didik yang
diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran ICARE dengan peserta
didik yang diberi perlakuan pembelajaran konvensional.
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penerapan model ICARE
terhadap hasil belajar peserta didik.
2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penerapan model ICARE
terhadap rasa ingin tahu peserta didik.
F. Manfaat
1. Bagi peserta didik
Dengan menggunakan model pembelajaran ICARE diharapkan peserta didik
dapat mengatasi kejenuhan dalam pembelajaran, dapat membuat peserta didik
aktif mencari sehingga memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dan dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
2. Bagi Guru
Dapat digunakan sebagai alternatif dalam melakukan proses pembelajaran
dengan menggunakan model ICARE sehingga diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
3. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman dalam melakukan penelitian dan mengetahui pengaruh
penerapan model pembelajaran ICARE untuk meningkatkan hasil belajar dan
rasa ingin tahu peserta didik dalam belajar kimia sehingga menjadi awal dari
pengetahuan pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai