PENDAHULUAN
sejalan dengan itu banyak ditemukan berbagai peralatan mesin., dimana hal ini
tak pernah terpikirkan oleh manusia sebelumnya. Seperti yang telah kita kita
terbuat dari kayu dan disisipi gigi. Roda gigi dibuat dengan tujuan agar
disesuaikan pada kegunaan roda gigi tersebut. Pada konstruksi mekanik yang
tergabung dengan cara menggunakan roda gigi. Oleh karena tak salah jika
1
Dari perkembangan teknologi itu tadi, untuk sekedar mengikuti
jalannya teknologi tersebut, setiap mahasiswa yang lulus Elemen Mesin I dan
salah satu komponen kendaraan yang telah diciptakan / dibuat oleh para ahli
tadi. Rancangan yang kita uraikan adalah kopling, yang merupakan salah satu
Panther Smart. Dengan jenis kopling plat tunggal kering. Adapun penulis
1. Komponennya sedikit.
3. Pada kecepatan tinggi penekanan pegas akan menurun dengan adanya efek
sentrifugal.
untuk membuktikan kebenaran dari data yang diperoleh dan juga untuk
kemajuan dunia otomotif dinegara kita ini. Sedangkan tujuan secara khusus
gambaran yang lebih jelas tentang cara kerja kopling itu sendiri disamping
2
juga sumbangan pikiran dalam penyempurnaan dan pengembangan dunia
1.3 Manfaat.
1. Khusus.
2. Umum.
Agar penulis dapat membuat tugas rancangan kopling dan roda gigi
dengan baik.
3
Bab I Pendahuluan.
Pada bab ini membahas tentang pengertian kopling dan roda gigi,
jenis-jenis kopling dan roda gigi , cara kerja kopling dan roda gigi,
dipakai pada perancangan kopling dalam bab III dan bab IV.
dan roda gigi, pehitungan poros, spline dan naf, plat gesek,
Bab IV Perawatan
Pada bab ini membahas tentang perawatan mesin dari kopling dan
roda gigi. Mulai dari cara merawat, apa saja yang akan di rawat,
kapan waktunya roda gigi akan di ganti, minyak kopling yang akan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bertransformasi menjadi mobil keluarga buatan III Setelah Toyota Kijang dan
Mitsubishi Kuda, dan merupakan kendaraan paling populer untuk kelas MiniBus
di Indonesia. Isuzu Panther hadir di Indonesia sejak tahun 1991 dan saat ini
merupakan salah satu model Isuzu yang sukses secara komersial sampai sekarang.
Sehingga berbagai varian dan generasi mobil ini dapat di temukan dengan mudah
bentuk kotak mendasar. Model ini sering dijuluki “Station Wagon” karena tutup
kap mesinnya yang dapat dibuka sampai ke samping.Jenis mobil keluaran Station
tahun 1993, Isuzu Panther Station Wagon sudah meluncurkan karoseri buatan PT
Deluxe, Deluxe, dan Standard. Isuzu generasi perdana ini di produksi hingga
5
2.1.2 Generasi II (1996 - 2000)
Isuzu Panther generasi II mulai dijual pada tahun 1996. Bentuk model ini
mesin menjadi 2.500 cc (naik 262 cc). Jenis keluaran generasi kedua dari Isuzu ini
ada 9, yaitu : Hi Grade, Hi Sporty, Sporty, Grand Royale, Royale, Deluxe, New
Royale, New Super, Pick – Up. Isuzu generasi kedua ini di produksi hingga awal
Pada tahun 2000, model Isuzu Panther generasi III dilempar ke pasaran.
Panther generasi ini memiliki model yang hampir mirip dengan generasi ke-4
Kijang dimana disebut "Kapsul", sehingga generasi ini disebut "Panther Kapsul".
Pada generasi ini Chevrolet juga menyediakan versi bensin bernama Tavera dan
beredar sampai tahun 2007. . Jenis keluaran generasi ketiga dari Isuzu ini ada 8,
yaitu : Grand Touring, Touring, LS – Hi Grade, LV, SS, SV, LM, SM. Isuzu
generasi ketiga ini di produksi hingga awal tahun 2004 di pasaran Indonesia.
meluncurkan model Pre facelift (2004-2009) = Semua hampir sama dengan New
Panther, tetapi Isuzu melakukan pembenahan pada desain lampu, grill, serta
interior, dan juga versi lain selain Touring (LS) pun telah diberi turbo guna
memenuhi standar EURO. Model ini akrab dipanggil "Facelift". Total varian
6
awalnya mencapai 18 model dengan pilihan sasis (panjang/pendek) dan mesin
yang berbeda (bensin/diesel). Jenis keluaran generasi ketiga ini ada 8, yaitu :
Isuzu generasi keempat ini di produksi dari tahun 2004 hingga sekarang di
pasaran Indonesia.
mobil dan alat-alat berat. Dimana kopling adalah suatu alat bantu elemen
putaran atau daya dari mesin ke roda belakang secara perlahan-lahan atau
sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang
diwaktu mesin hidup dan setelah memasukkan gigi maka kendaraan akan
melompat atau mengakibatkan mesin akan mati. Maka fungsi dari kopling
7
2.3 Jenis-jenis kopling.
Kopling tetap.
daya dan putaran dari poros penggerak keporos yang digerakkan tanpa
terjadi slip, dimana sumbu kedua poros yang digerakkan tersebut terletak
pada suatu garis lurus dan tidak dapat dilepaskan atau dihubungkan bila
a. Kopling kaku.
sumbu akan segaris. Kopling ini banyak dipakai pada poros mesin dan
1. Kopling bus.
8
Gambar 2.1 Kopling Kaku
Syarat kopling kaku adalah sumbu kedua poros harus merupakan suatu
b. Kopling Luwes.
Kopling ini dapat digunakan pada poros yang tidak segaris antar
daya yang halus dan variasi beban diserap oleh karet ban tersebut.
4. kopling gigi
5. kopling rantai.
9
Bus Karet atau
kulit
dan lain-lain. Kelemahan kopling lues ini adalah alat-alat seperti karet
c. Kopling universal.
poros akan membentuk sudut yang cukup besar. Jadi kopling ini dapat
10
Gambar 2.3 Kopling universal
d. Kopling fluida.
dan satu runner turbin yang terpasang pada suatu ruangan yang berisi
yaitu :
minyak.
Kopling fluida merupakan kopling peralihan antara kopling tetap dan tidak
sumbu poros adalah harus merupakan suatu garis lurus yang pasti.
11
tertentu. serta kelemahan yaitu terjadi kehilangan putaran, efisiensi tenaga (v)
hingga 98 %
kopling tetap. Hanya cara kerjanya saja yang berbeda, dimana poros
penggerak dan poros yang digerakkan dengan putaran yang sama dalam
keadaan diam maupun berputar. jenis kopling tidak tetap terbagi atas
A. Kopling cakar
Konstruksi dari jenis kopling tidak tetap ini adalah yang paling
hingga tidak terjadi slip. Kopling ini dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu Kopling cakar persegi dan kopling spiral. Kopling cakar persegi
dapat meneruskan momen dalam dua arah putaran, tetapi tidak dapat
tapi hanya untuk satu arah putaran tertentu. namun demikian akan
12
timbul permukaan yang besar jika dihubungkan dalam keadaan
B. Kopling Plat.
atau lebih yang dipasang antara dua poros serta membuat kontak
plat tunggal dan kopling plat banyak yaitu berdasarkan atas banyak
13
Gambar 2.6 Kopling Plat
C. Kopling Kerucut.
besar. Kopling ini tidak banyak lagi dipakai karena daya yang
14
D. Kopling Friwil
tidak diteruskan. Cara kerjanya dapat berdasarkan efek baji dan bola
atau rol. Kopling ini dilepaskan sendiri bila poros penggerak mulai
berputar lambat atau dalam arah yang berlawanan dari poros yang
E. Kopling Gesek.
15
penyambungan dan pelepasan dapat dilakukan dalam setiap keadaan
F. Kopling Pegas.
G. Kopling Hidrolik.
atau pegas, hanya saja gaya dan tenaga dari manusia tidak disampaikan
pengoperasian mekanik.
Cara kerja kopling dapat dilakukan dengan dua cara yaitu urutan
tutup kopling yang dipasang pada roda penerus akan turut berputar bersama-
sama. Plat penekan dipasang pada penutup kopling dan diantaranya diberi
pegas-pegas, sehingga plat penekan dapat tertekan secara konstant dan kuat
16
terhadap plat kopling, dengan adanya tekanan pegas ini maka gaya gesek
kotak kopling (tutup kopling) sehingga plat gesek terbebas dari jepitan dua
17
Posisi unit kopling pada kendaraan secara skema dapat dilihat
pada gambar 2.8berikut ini.
(kopling hidrolik)
18
Gambar 2.9 Kopling jenis cakra, gesek dan Hidrolik.
19
Berdasarkan skema rangkaian tersebut, kini terlihat fungsi
utama kopling adalah memutus dan menghubungkan jalur tenaga dari
mesin ke roda kendaraan. Proses perpindahan tenaga, poros engkol
(crank shaft) memutar drive disc dalam kopling. Selama piringan/disc
yang lain (driven disc) tidak berhubungan dengan drive disc, maka
tidak ada tenaga/torsi/ gerak yang ditransfer dari mesin ke pemindah
daya. Atau kopling dalam kondisi bebas.
Pada saat drive disc dan driven disc bersinggungan, maka drive
disc akan memutar driven disc yang berhubungan dengan poros input
transmisi. Sebagai hasilnya, torsi/gaya putar dari mesin ditransfer
melalui kopling ke komponen pemindah daya yang lainnya hingga ke
roda penggerak. Saat kedua disc bersinggungan, dan saling berputar
bersama dapat diilustrasikan dalam gambar 2.12 berikut ini.
20
perpindahan tenaga melalaui gesekan plat kopling. Dengan kata lain,
perpindahan tidak terjadi sekaligus.
21
yang pemasangannya di keling. Konstruksinya dapat dilihat
pada gambar 2.14.
22
radial, hingga disebut dengan pegas radial. Konstruksinya
seperti terlihat pada gambar 2.15 berikut ini.
23
Gambar 2.16 Pegas Aksial Plat Kopling
(2) Pressure plate (plat penekan) dan rumahnya, unit ini yang
berfungsi untuk menekan/menjepit kampas kopling hingga terjadi
perpindahan tenaga dari mesin ke poros transmisi.
Untuk kemampuan menjepitnya, plat tekan didukung oleh pegas
kopling. Pegas kopling paling tidak ada dua macam, yaitu dalam
bentuk pegas coil dan diafragma atau orang umum menyebutnya
sebagai matahari. Kontruksinya seperti terlihat pada gambar 2.17
berikut ini.
24
Gambar 2.17 Clutch Asembly dengan pegas diafragma
dan pegas coil.
Gambar2.18Perbandingankemampuan pegasdiafragma
dengan pegas coil.
25
menunjukan posisi pada saat plat kopling sudah aus. Pada posisi
ini terlihat bahwa pegas diafragma memberikan tekanan yang
lebih besar dibandingkan dengan pegas coil. Besarnya tekanan
yang diberikan ini akan menentukan tingkat kemungkinan
terjadinya slip pada kopling. Sehingga saat plat kopling sudah
aus, penggunaan pegaas coil kemungkinan akan terjadi sllip lebih
besar dibandingkan dengan pegas diafragma. Hal ini karena
tekanan yang diberikan oleh pegas coil lebih kecil
Pada saat plat koplingnya masih baru atau tebal keduanya
memberikan kemampuan tekanan yang sama besarnya. Posisi ini
digambarkan pada titik poin b. Pada titik poin c menggambarkan
tekanan pegas saat pedal kopling diinjak penuh. Pegas coil
memberikan tekanan yang lebih besar dibandingkan pegas
diafragma. Hal ini berarti terkait dengan besarnya tenaga
pengemudi untuk membebaskan kopling. Kalau pegasnya coil
berarti tenaga injakan kopling lebih berat dibandingkan bila
menggunakan pegas diafragma.
Pegas diafragma memberikan tekanan lebih merata
dibandingkan pegas coil. Bentuk pegas diafragma bila dilihat dari
depan seperti gambar 2.19 berikut ini.
(3) Clutch release atau throwout bearing, unit ini berfungsi untuk
memberikan tekanan yang bersamaan pada pressure plate Lever
dan menghindarkan terjadinya gesekan antara pengungkit dengan
26
pressure plate Lever untuk pegas coil. Sedangkan yang pakai
pegas difragma langsung keujung pegas.
Bantalan tekan ini ada tiga macam. Seperti terlihat pada
gambar 2.20 berikut ini.
27
Gambar 2.21 Prinsip kerja kopling plat tunggal
28
Gambar 2.22 Kopling Plat Tunggal Dengan Posisi
Terhubung
29
Pada saat tuas pembebas ditekan maka gayanya diteruskan
ke bantalan tekan dan menekan pegas diafragma. Pegas
diafragma mengungkit plat penekan, sehingga plat kopling
terbebas. Dengan kata lain, putaran poros engkol/mesin tidak
tersalurkan ke sistem pemindah tenaga. Kondisi ini diperlukan
saat memindah kecepatan transmisi, saat mengerem kendaraan,
dan saat menghentikan kendaraan.
30
Rasio kecepatan yang teliti berdasarkan jumlah giginya merupakan
keistimewaan dari roda gigi yang mengalahan mekanisme transmisi yang
lain (misal sabuk dan puli). Efisiensinya mendekati 98% sehingga roda
gigi banyak dipakai untuk membuat transmisi motor penggerak ke poros
yang digerakan.
31
Roda Gigi Miring
Mempunyai jalur gigi yang membentuk ulir pada
silinder jarak bagi. Contohnya pada sistem transmisi
persneling pada kendaraan beroda empat, roda gigi
penggerak katupkatup pada mesin motor.
32
Roda Gigi Dalam dan Pinion
Dipakai jika diingini alat transmisi dengan ukuran kecil
dengan perbandingan reduksi besar, karena pinyon terletak
di dalam roda gigi. Contoh penerapannya antara lain pada
lift.
33
dengan satu bidang datar melingkar. Kedua bidang tersebut
bersinggungan dan yang satu menggelinding pada yang lain
dengan sumbu berpotongan. Adapun macam - macam roda gigi
dengan poros berpotongan yaitu :
Roda Gigi Kerucut Lurus
Roda gigi yang paling mudah dibuat dan paling sering
dipakai. Contoh penggunaannya pada grab winch, hand
winch, kerekan.
34
Roda Gigi Kerucut Miring
35
Roda Gigi Miring Silang
Contoh pemakaiannya seperti yang dipakai pada gearbox.
36
Gambar 2.33 Roda Gigi Cacing Globoid
37
2.6.2 Berdasarkan Kecepatan Roda Gigi:
a. Kecepatan rendah
Untuk kecepatan 0,5 m/detik > V > 10 m/detik.
b. Kecepatan sedang
Untuk kecepatan 5 m/detik > V > 20 m/detik.
c. Kecepatan tinggi
Untuk kecepatan 20 m/detik > V > 50m/detik.
38
Gambar 2.37 Internal Gearing
39
d. Roda Gigi Cacing (Worm Gear)
Roda gigi cacing menyerupai screw berbentuk batang yang
dipasangkan dengan roda gigi biasa atau spur. Roda gigi cacing
merupakan salah satu gigi termudah yang digunakan untuk
mendapatkan rasio torsi yang tinggi namun kecepatan putar gigi
rendah. Pada umumnya, pasangan roda gigi spur atau heliks
memiliki rasio maksimum 10:1, sedangkan rasio dari roda gigi
cacing sendiri mampu mencapai 500:1. Namun, kerugian dari
pemakaian roda gigi cacing adalah adanya gesekan pada roda gigi
cacing yang mengakibatkan efisiensi yang rendah sehingga roda
gigi harus diberi pelumas.
40
2.7 Bagian – Bagian Pada Roda Gigi
Keterangan:
Dl = Diameter luar
Dt = Diameter pitch
Dk = Diameter kaki
h = Tinggi gigi
ha = Tinggi kepala gigi
hf = Tinggi kaki gigi
b = Lebar gigi
Ukuran pokok roda gigi adalah jumlah gigi dan modul. Modul ialah
perbandingan antara diameter pitch (Dt) dengan jumlah gigi (z).
Sehingga rumus dasar perhitungan roda gigi lurus ialah:
Dt = Z . m
41
1 M Modul ( modul pisau) M= D/Z
2 Z Jumlah Gigi Z= D/M
3 D Diameter Pitch D=Z.M
4 Da Diameter Luar Da = D + 2.M
Da = (Z + 2)M
5 Df Diameter Kaki Df = D + 2,32.M
Df = (Z + 2,32)M
6 A Adendum Ha = 1.M
7 Hf Defendum Hf = 1,16.M
8 H Kedalaman alur gigi/Tinggi H = 2,16.M
gigi
9 T Lebar Gigi T = π.M
10 B Jarak Pitch B = 10.M
11 Zv Nomor Cutter Modul yang LIHAT TABEL
dipilih
12 Nc Jarak Poros Roda Gigi Nc = I / Z I = 40 : 1
Berpasangan
13 Ha Putaran Tuas Kepala Pembagi A= D1+D2 /Z
= (Z1+Z2)M /Z
42
Gambar 2.41 Bagan Kerja Roda Gigi
Hubungan antara Modul (M) dan Diametral Pitch (DP) adalah persamaan
yang terbalik, sehingga :
43
Cutter Roda Gigi :
Gear Milling Cutter digunakan untuk Roda Gigi di Mesin Frais.
CUTTER MODUL
Cutter Nomor Untuk Pemotongan jumlah gigi
1 12 gigi sampai 13 gigi
2 14 gigi sampai 16 gigi
3 17 gigi sampai 20 gigi
4 21 gigi sampai 25 gigi
5 26 gigi sampai 34 gigi
6 35 gigi sampai 54 gigi
7 55 gigi sampai 134 gigi
8 135 gigi sampai dengan tak terhingga RACK
Cutter DP :
1 set cutter DP juga ada 8 keping terdiri dari nomor 1 sampai nomor 8
CUTTER DIAMETRAL PITCH
Cutter Nomor Untuk Pemotongan Jumlah gigi
8 12 gigi sampai 13 gigi
7 14 gigi sampai 16 gigi
6 17 gigi sampai 20 gigi
5 21 gigi sampai 25 gigi
4 26 gigi sampai 34 gigi
3 35 gigi sampai 54 gigi
44
2 55 gigi sampai 134 gigi
135 gi sampai dengan
1
tak terhingga RACK
45
Roda gigi pada poros input yaitu berasal dari kopling, dipasang
mati. Sedangkan roda gigi yang dipasang pada poros output dipasang
geser/sliding. Roda gigi yang digunakan untuk model ini tentunya
jenis spur.
46
dihubungkan deengan roda gigi yang sebelah kiri, sementara yang
sebelah kanan tidak berhubungan.
47
memungkinkan penggunaan roda gigi yang lebih kuat. Kopling geser
dapat digeser kekanan atau kekiri. Bila kopling ada ditengah maka
berarti transmisi pada posisi netral
48
menyamakan putaran antara roda gigi input dan out put pada
transmisi.
Mekanisme sincromesh (hub assy) berfungsi untuk
menghubungkan dan memindahkan putaran input shaft ke output
shaft melalui counter gear dan gigi percepatan.
49
gigi tingkat dapat dihubungkan ke poros output transmisi melalui
mekanisme sincromesh.
50
2.11 Pertimbangan Dalam Mendesain Roda Gigi
Untuk melakukan pembuatan roda gigi, diperlukan untuk membuat desain
terlebih dahulu. Beberapa pertimbangan dalam mendesain roda gigi
antara lain:
a. Kekuatan yang ditransmisikan.
b. Kecepatan dari roda gigi penggerak.
c. Kecepatan dari roda gigi yang digerakkan atau rasio kecepatan.
d. Jarak titik pusat.
51
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
1. Kopling merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan, yaitu
sistem yang berfungsi memutus dan menghubungkan tenaga dari sumber tenaga (mesin) ke
pengemudi dengan mudah memutus dan menghubungkan kopling sesuai dengan yang
diinginkan.
- Kopling Tidak Tetap ( Kopling Cakar, Kopling Plat, Kopling Kerucut dan
Kopling Friwil )
4. Komponen utama sebuah unit kopling gesek, yaitu : Roda penerus, roda kopling, plat
tekan, unit plat tekan, rumah kopling, plat kopling, pegas penekan, tuas penekan,
Saran
Semoga makalah berikutnya lebih baik dari apa yang telah saya laksanakan
pada tahun ini, dan semoga makalah ini dapat berguna bagi adik-adik yang
52